No. 54 / 2010 TENTANG
PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
DAFTAR ISI
A. Umum B. Istilah
C. Para Pihak
D. Rencana Umum Pengadaan E. Swakelola
F. Pengadaan Melalui Penyedia Barang/Jasa
G. Pengadaan Secara Elektronik
H. Pengadaan Khusus dan Pengecualian I. Sanksi
3/65
DAFTAR ISI
A. Umum
B. Istilah
C. Para Pihak
D. Rencana Umum Pengadaan E. Swakelola
F. Pengadaan Melalui Penyedia Barang/Jasa
G. Pengadaan Secara Elektronik
H. Pengadaan Khusus dan Pengecualian
I. Sanksi
4/65
A. Umum – 1/4
Ruang lingkup Peraturan Presiden ini meliputi:
1. Pengadaan Barang/Jasa di lingkungan K/ L/D/I yang pembiayaannya baik sebagian atau seluruhnya bersumber dari APBN/APBD.
5/65
A. Umum – 2/4
Pelaksanaan
Pengadaan
Barang/Jasa dilakukan melalui:
1.swakelola; dan/atau
A. Umum – 3/4
Pengadaan
Barang/Jasa
Pemerintah meliputi:
1.Barang;
7/65
A. Umum – 4/4
Pengadaan
Barang/Jasa
menerapkan
prinsip-prinsip
sebagai berikut:
1. efisien;
2. efektif;
3. transparan;
4. terbuka;
5. bersaing;
DAFTAR ISI
A. Umum
B. Istilah
C. Para Pihak
D. Rencana Umum Pengadaan E. Swakelola
F. Pengadaan Melalui Penyedia Barang/Jasa
G. Pengadaan Secara Elektronik
H. Pengadaan Khusus dan Pengecualian
I. Sanksi
9/65
B. Istilah – 1/7
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
yang selanjutnya disebut dengan
Pengadaan
Barang/Jasa
adalah
kegiatan
untuk
memperoleh
Barang/Jasa
oleh
B. Istilah – 2/7
Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/ Institusi lainnya, yang selanjutnya disebut K/L/D/I adalah instansi/institusi yang menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
11/65
B. Istilah – 3/7
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut LKPP adalah lembaga Pemerintah yang bertugas mengembangkan dan merumuskan kebijakan Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
B. Istilah – 4/7
Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN atau ditetapkan oleh Kepala Daerah untuk menggunakan APBD.
13/65
B. Istilah – 5/7
Unit Layanan Pengadaan yang selanjutnya disebut ULP adalah unit organisasi pemerintah yang berfungsi melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa di K/L/D/I yang bersifat permanen, dapat berdiri sendiri atau melekat pada unit yang sudah ada.
14/65
B. Istilah – 6/7
Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang menyediakan Barang/Pekerjaan Konstruksi/ Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya.
Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya.
15/65
B. Istilah – 7/7
DAFTAR ISI
A. Umum B. Istilah
C. Para Pihak
D. Rencana Umum Pengadaan E. Swakelola
F. Pengadaan Melalui Penyedia Barang/Jasa
G. Pengadaan Secara Elektronik
H. Pengadaan Khusus dan Pengecualian
I. Sanksi
17/65
C. Para Pihak – 1/2
Organisasi Pengadaan Barang/Jasa
untuk Pengadaan melalui
Penyedia
Barang/Jasa
terdiri atas:
1. PA/KPA;
2. PPK;
3. ULP/Pejabat Pengadaan; dan
C. Para Pihak – 2/2
Organisasi Pengadaan Barang/Jasa
untuk
Pengadaan
melalui
Swakelola
terdiri atas:
1. PA/KPA;
2. PPK;
19/65
DAFTAR ISI
A. Umum B. Istilah
C. Para Pihak
D. Rencana Umum Pengadaan
E. Swakelola
F. Pengadaan Melalui Penyedia Barang/Jasa
G. Pengadaan Secara Elektronik
H. Pengadaan Khusus dan Pengecualian
I. Sanksi
D1. Rencana Umum Pengadaan – 1/2
Rencana
Umum
Pengadaan
Barang/Jasa
meliputi
kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. mengindentifikasi kebutuhan
Barang/Jasa yang diperlukan
K/L/D/I;
21/65
D1. Rencana Umum Pengadaan – 2/2
3. menetapkan kebijakan umum
tentang:
a. pemaketan pekerjaan;
b. cara
Pengadaan
Barang/Jasa; dan
c. pengorganisasian
Pengadaan Barang/Jasa;
D2. KAK
KAK paling sedikit memuat:
1. uraian kegiatan yang akan
dilaksanakan;
2. waktu
pelaksanaan
yang
diperlukan;
3. spesifikasi teknis Barang/Jasa
yang akan diadakan; dan
23/65
DAFTAR ISI
A. Umum B. Istilah
C. Para Pihak
D. Rencana Umum Pengadaan
E. Swakelola
F. Pengadaan Melalui Penyedia Barang/Jasa
G. Pengadaan Secara Elektronik
H. Pengadaan Khusus dan Pengecualian
I. Sanksi
E. Swakelola – 1/2
25/65
Pengadaan
melalui
Swakelola
dapat dilakukan oleh:
1. K/L/D/I Penanggung Jawab
Anggaran;
2. Instansi
Pemerintah
lain
Pelaksana
Swakelola;
dan/atau
3. Kelompok
Masyarakat
Pelaksana Swakelola.
DAFTAR ISI
A. Umum B. Istilah
C. Para Pihak
D. Rencana Umum Pengadaan E. Swakelola
F. Pengadaan Melalui Penyedia Barang/Jasa
G. Pengadaan Secara Elektronik
H. Pengadaan Khusus dan Pengecualian
I. Sanksi
27/65
Persiapan pemilihan Penyedia Barang/Jasa terdiri atas kegiatan:
1. perencanaan pemilihan Penyedia Barang/Jasa;
2. pemilihan sistem pengadaan;
3. penetapan metode penilaian kualifikasi;
4. penyusunan jadwal pemilihan Penyedia Barang/Jasa;
5. penyusunan Dokumen Pengadaan Barang/Jasa; dan
6. penetapan HPS
Persiapan pemilihan Penyedia Barang/Jasa terdiri atas kegiatan:
1. perencanaan pemilihan Penyedia Barang/Jasa;
2. pemilihan sistem pengadaan;
3. penetapan metode penilaian kualifikasi;
4. penyusunan jadwal pemilihan Penyedia Barang/Jasa;
5. penyusunan Dokumen Pengadaan Barang/Jasa; dan
6. penetapan HPS
29/65
ULP/Pejabat Pengadaan
menyusun dan menetapkan
metode pemilihan
Penyedia
Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya.
Pemilihan Penyedia Barang/Jasa Lainnya dilakukan dengan:
1. pelelangan yang terdiri atas Pelelangan Umum dan Pelelangan Sederhana;
2. Penunjukan Langsung;
3. Pengadaan Langsung; atau 4. Kontes/Sayembara.
31/65
Pemilihan Penyedia Barang/Jasa Lainnya dilakukan dengan:
1. pelelangan yang terdiri atas Pelelangan Umum dan Pelelangan Sederhana;
2. Penunjukan Langsung;
3. Pengadaan Langsung; atau 4. Kontes/Sayembara.
Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi dilakukan dengan:
1. Seleksi yang terdiri atas Seleksi Umum dan Seleksi Sederhana;
2. Penunjukan Langsung;
3. Pengadaan Langsung; atau 4. Sayembara.
33/65
Metode
pemasukan
Dokumen
Penawaran terdiri atas:
1. metode satu sampul;
2. metode dua sampul; atau
3. metode dua tahap.
Metode
pemasukan
Dokumen
Penawaran terdiri atas:
1. metode satu sampul;
2. metode dua sampul; atau
3. metode dua tahap.
35/65
Metode satu sampul digunakan untuk Pengadaan Barang/Jasa yang sederhana dan memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Pengadaan Barang/Jasa yang standar harganya telah ditetapkan pemerintah;
2. Pengadaan Jasa Konsultansi dengan KAK yang sederhana;
atau
3. Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang spesifikasi teknis atau volumenya dapat dinyatakan secara jelas dalam Dokumen Pengadaan.
Metode
pemasukan
Dokumen
Penawaran terdiri atas:
1. metode satu sampul;
2. metode dua sampul; atau
3. metode dua tahap.
37/65
Metode dua sampul digunakan untuk (1/2):
1. Pengadaan Barang/Jasa Lainnya yang menggunakan evaluasi sistem nilai atau sistem biaya selama umur ekonomis.
2. Pengadaan Jasa Konsultansi yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. dibutuhkan penilaian yang terpisah antara persyaratan teknis dengan harga penawaran, agar
penilaian harga tidak
mempengaruhi penilaian teknis; atau
Metode dua sampul digunakan untuk (2/2):
b. pekerjaan bersifat kompleks sehingga diperlukan evaluasi teknis yang lebih mendalam.
39/65
Metode
pemasukan
Dokumen
Penawaran terdiri atas:
1. metode satu sampul;
2. metode dua sampul; atau
3. metode dua tahap.
40/65
Metode dua tahap digunakan untuk
Pengadaan Barang/
Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Pekerjaan bersifat kompleks;
2. memenuhi kriteria kinerja tertentu dari keseluruhan sistem, termasuk pertimbangan kemudahan atau efisiensi pengoperasian dan pemeliharan peralatannya; dan/atau
3. mempunyai beberapa alternatif penggunaan sistem dan desain penerapan teknologi yang berbeda.
41/65
Metode evaluasi penawaran dalam
pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya terdiri atas:
1. sistem gugur;
2. sistem nilai; dan
3. sistem penilaian biaya selama
umur ekonomis.
42/65
Metode evaluasi penawaran untuk
Pengadaan
Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa
Lainnya
pada
prinsipnya
menggunakan
penilaian
sistem gugur.
Dikecualikan pada Pengadaan Barang/
Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang
bersifat
kompleks, dapat menggunakan
metode evaluasi
sistem nilai atau
metode
evaluasi
penilaian
biaya
selama umur ekonomis.
43/65
Sistem nilai dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. besaran bobot biaya antara 70% (tujuh puluh perseratus) sampai dengan 90% (sembilan puluh perseratus) dari total bobot keseluruhan;
2. unsur yang dinilai harus bersifat kuantitatif atau yang dapat dikuantifikasikan; dan
3. tata cara dan kriteria penilaian harus dicantumkan dengan jelas dan rinci dalam Dokumen Pengadaan.
44/65
Metode evaluasi penawaran dalam
Pengadaan Jasa Konsultansi terdiri
atas:
1. metode evaluasi berdasarkan
kualitas;
2. metode evaluasi berdasarkan
kualitas dan biaya;
3. metode evaluasi berdasarkan
Pagu Anggaran; atau
4. metode evaluasi berdasarkan
biaya terendah.
45/65
Metode evaluasi penawaran dalam
Pengadaan Jasa Konsultansi terdiri
atas:
1. metode evaluasi berdasarkan
kualitas;
2. metode evaluasi berdasarkan
kualitas dan biaya;
3. metode evaluasi berdasarkan
Pagu Anggaran; atau
4. metode evaluasi berdasarkan
biaya terendah.
Metode evaluasi berdasarkan kualitas digunakan untuk pekerjaan yang:
1. mengutamakan kualitas penawaran teknis sebagai faktor yang menentukan terhadap hasil/manfaat (outcome) secara keseluruhan; dan/atau
2. lingkup pekerjaan yang sulit ditetapkan dalam KAK.
47/65
Metode evaluasi penawaran dalam
Pengadaan Jasa Konsultansi terdiri
atas:
1. metode evaluasi berdasarkan
kualitas;
2. metode evaluasi berdasarkan
kualitas dan biaya;
3. metode evaluasi berdasarkan
Pagu Anggaran; atau
4. metode evaluasi berdasarkan
biaya terendah.
Metode evaluasi berdasarkan kualitas dan biaya digunakan untuk pekerjaan yang:
1. lingkup, keluaran (output), waktu penugasan dan hal-hal lain dapat diperkirakan dengan baik dalam KAK; dan/atau
2. besarnya biaya dapat ditentukan dengan mudah, jelas dan tepat.
49/65
Metode evaluasi penawaran dalam
Pengadaan Jasa Konsultansi terdiri
atas:
1. metode evaluasi berdasarkan
kualitas;
2. metode evaluasi berdasarkan
kualitas dan biaya;
3. metode evaluasi berdasarkan
Pagu Anggaran; atau
4. metode evaluasi berdasarkan
biaya terendah.
Metode evaluasi berdasarkan Pagu Anggaran digunakan untuk pekerjaan yang:
1. sudah ada aturan yang mengatur (standar);
2. dapat dirinci dengan tepat; atau
3. anggarannya tidak melampaui pagu tertentu.
51/65
Metode evaluasi penawaran dalam
Pengadaan Jasa Konsultansi terdiri
atas:
1. metode evaluasi berdasarkan
kualitas;
2. metode evaluasi berdasarkan
kualitas dan biaya;
3. metode evaluasi berdasarkan
Pagu Anggaran; atau
4. metode evaluasi berdasarkan
biaya terendah.
Metode evaluasi berdasarkan biaya terendah digunakan untuk pekerjaan yang bersifat sederhana dan standar.
53/65
DAFTAR ISI
A. Umum B. Istilah
C. Para Pihak
D. Rencana Umum Pengadaan E. Swakelola
F. Pengadaan Melalui Penyedia Barang/Jasa
G. Pengadaan Secara Elektronik
H. Pengadaan Khusus dan Pengecualian
I. Sanksi
54/65
Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah dapat dilakukan
secara elektronik
.
Pengadaan Barang/Jasa secara
elektronik dilakukan dengan
cara
tendering atau
e-purchasing
.
55/65
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah secara elektronik bertujuan untuk:
1. meningkatkan transparansi dan akuntabilitas;
2. meningkatkan akses pasar dan persaingan usaha yang sehat;
3. memperbaiki tingkat efisiensi proses Pengadaan;
4. mendukung proses monitoring dan audit; dan
5. memenuhi kebutuhan akses informasi yang real time.
Sistem e-tendering wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. mengacu pada standar yang meliputi interoperabilitas dan integrasi dengan sistem Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik;
2. mengacu pada standar proses pengadaan secara elektronik; dan
3. tidak terikat pada lisensi tertentu (free license).
57/65
DAFTAR ISI
A. Umum B. Istilah
C. Para Pihak
D. Rencana Umum Pengadaan E. Swakelola
F. Pengadaan Melalui Penyedia Barang/Jasa
G. Pengadaan Secara Elektronik
H. Pengadaan Khusus dan Pengecualian
I. Sanksi
58/65
Alat utama sistem senjata (alutsista) Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang digunakan untuk kepentingan pertahanan Negara ditetapkan oleh Menteri Pertahanan berdasarkan masukan dari Panglima TNI.
Ketentuan lebih lanjut tentang pedoman dan tata cara Pengadaan alutsista diatur oleh Menteri Pertahanan dengan tetap berpedoman pada tata nilai pengadaan sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden ini.
59/65
Alat material khusus (almatsus) Kepolisian Negara Republik Indonesia yang digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan keamanan dan ketertiban masyarakat ditetapkan oleh Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Ketentuan lebih lanjut tentang pedoman dan tata cara Pengadaan almatsus diatur oleh Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan tetap berpedoman pada tata nilai pengadaan sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden ini.
DAFTAR ISI
A. Umum B. Istilah
C. Para Pihak
D. Rencana Umum Pengadaan E. Swakelola
F. Pengadaan Melalui Penyedia Barang/Jasa
G. Pengadaan Secara Elektronik
H. Pengadaan Khusus dan Pengecualian
I. Sanksi
61/65
Perbuatan atau tindakan Penyedia Barang/Jasa yang dapat dikenakan sanksi adalah (1/3):
1. berusaha mempengaruhi ULP/Pejabat Pengadaan/pihak lain yang berwenang dalam bentuk dan cara apapun, baik langsung maupun tidak langsung guna memenuhi keinginannya yang bertentangan dengan ketentuan dan prosedur yang telah ditetapkan dalam Dokumen
Pengadaan/Kontrak, dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan;
62/65
Perbuatan atau tindakan Penyedia Barang/Jasa yang dapat dikenakan sanksi adalah (2/3):
2. melakukan persekongkolan dengan Penyedia Barang/Jasa lain untuk mengatur Harga Penawaran diluar prosedur pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa, sehingga mengurangi/menghambat/memperkecil dan/ atau meniadakan persaingan yang sehat dan/atau merugikan orang lain;
3. membuat dan/atau menyampaikan dokumen dan/atau keterangan lain yang tidak benar untuk memenuhi persyaratan Pengadaan Barang/Jasa yang ditentukan dalam
63/65
Perbuatan atau tindakan Penyedia Barang/Jasa yang dapat dikenakan sanksi adalah (3/3):
4. mengundurkan diri dari pelaksanaan Kontrak dengan alasan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan dan/atau tidak dapat diterima oleh ULP/Pejabat Pengadaan; 5. tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai
dengan Kontrak secara bertanggung jawab; dan/atau
6. berdasarkan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 99 ayat (3), ditemukan adanya ketidaksesuaian dalam penggunaan Barang/Jasa produksi dalam negeri.
DAFTAR ISI
A. Umum B. Istilah
C. Para Pihak
D. Rencana Umum Pengadaan E. Swakelola
F. Pengadaan Melalui Penyedia Barang/Jasa
G. Pengadaan Secara Elektronik
H. Pengadaan Khusus dan Pengecualian
I. Sanksi
65/65