PEREKONOMIAN INDONESIA
Putri Irene Kanny
Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id
SUB POKOK BAHASAN :
Konsep dan pengertian kemiskinan,
Garis kemiskinan,
Penyebab dan dampak kemiskinan,
Pertumbuhan , Kesenjangan dan kemiskinan,
Beberapa Indikator kesenjangan dan kemiskinan,
Kemiskinan di Indonesia,
KEMISKINAN DAN KESENJANGAN
MASALAH
1. Permasalahan Pokok.
Masalah pokok Negara berkembang
Kesenjangan ekonomi atau ketimpangan
distribusi pendapatan atau tingkat
Kesejahteraan:
§Pendapatan perkapita
§Distribusi pendapatan
Meningkat dan merata
• Menurun
• Meningkat dan tidak merata
• Tidak berubah dan tidak
Kebijakan dan perencanaan pembangunan Orde Baru adalah
pembangunan dipusatkan di Jawa (khususnya di Jakarta)
2. Strategi Pembangunan.
Pada awal pemerintah orde baru percaya bahwa
proses pembangunan ekonomi akan
menghasilkan Trikle down effect
Fokus pembangunan ekonomi pemerintah
Mencapai laju pertumbuhan ekonomi yg tinggi dalam waktu yang singkat melalui pembangunan pada:
a. Wilayah yang memiliki fasilitas yang relative lengkap (pelabuhan, telekomunikasi, kereta api, kompleks industri, dll) yakni di P. Jawa khsususnya Jawa Barat.
b. Sektor-sektor tertentu yang memberikan nilai tambah yang tinggi.
3. Hasil strategi pembangunan è Kurang efektif
a. 1980 – 1990è Laju pertumbuhan ekonomi (PDB) tinggi
4. Perubahan strategi pembangunan
Berdasarkan hasil pembangunan tsb, mulai PELITA 3 pemerintah merubah tujuannya menjadi mencapai pertumbuhan dan kesejahteraan masyarakat.
Strategi :
a.Konsentrasi pembangunan diseluruh Indonesia
Konsep dan Difinisi
Pengukuran Kemiskinan
a. Kemiskinan relatif
Konsep yg mengacu pada garis kemiskinan yakni
ukuran kesenjangan dalam distribusi pendapatan.
Kemiskinan relatif
è
proporsi dari tingkat
pendapatan rata-rata.
b. Kemiskinan absolute (ekstrim)
Konsep yg tidak mengacu pada garus kemiskinan
yakni derajat kemiskinan dibawah dimana
Kemiskinan disepakati sebagai masalah yang
bersifat sosial ekonomi, tetapi penyebab dan
cara mengatasinya terkait dengan ideologi
yang melandasinya. Untuk memahami
ideologi tersebut ada tiga pandangan
v
Kaum konservatif memandang kemiskinan bermula dari
karakteristik khas orang miskin itu sendiri. Orang menjadi
miskin karena tidak mau bekerja keras , boros, tidak
mempunyai rencana, kurang memiliki jiwa wiraswasta, fatalis,
dan tidak ada hasrat untuk Menurut Oscar Lewis (1983),
orang-orang miskin adalah kelompok yang mempunyai
budaya kemiskinan sendiri yang mencakup karakteristik
psikologis sosial, dan ekonomi.
v
Kaum liberal
memandang bahwa manusia sebagai makhluk
yang baik tetapi sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Budaya
kemiskinan hanyalah semacam realistic and situational
adaptation pada linkungan yang penuh diskriminasi dan
peluang yang sempit.
Para ahli dan lembaga mendefisinikan kemiskinan sebagai berikut :
• BAPPENAS (1993) mendefisnisikan kemiskinan sebagai situasi serba kekurangan yang terjadi bukan karena
kehendak oleh si miskin, melainkan karena keadaan yang tidak dapat dihindari dengan kekuatan yang ada padanya. • Friedman (1979) mengemukakan kemiskinan adalah
ketidaksamaan kesempatan untuk memformulasikan basis kekuasaan sosial, yang meliptui : asset (tanah, perumahan, peralatan, kesehatan), sumber keuangan
(pendapatan dan kredit yang memadai), organisiasi sosial politik yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai
kepentingan bersama, jaringan sosial untuk memperoleh pekerjaan, barang atau jasa, pengetahuan dan
Ciri-ciri Kebudyaan Kemiskinan:
(1)fatalisme
(2)rendahnya tingkat aspires
(3)rendahnya kemauan mengejar sasaran
(4)kurang melihat kemajuan pribadi
(5)perasaan ketidak berdayaan/ketidak
mampuan
(6)Perasaan untuk selalu gagal
(7)Perasaan menilai diri sendiri negative
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
KEMISKINAN
1. Pendidikan yang Terlampau Rendah
2. Malas Bekerja
3. Keterbatasan Sumber Alam
4. Terbatasnya Lapangan Kerja
5. Keterbatasan Modal
Data 1970 – 1980 menunjukkan ada korelasi positif antara laju pertumbuhan dan tingkat kesenjangan ekonomi.
Semakin tinggi pertumbuhan PDB/pendapatan perkapita, semakin besar perbedaan sikaya dengan simiskin.
Pertumbuhan, Kesenjangan dan
Kemiskinan
Janti (1997) menyimpulkan è semakin besar ketimpangan dalam distribusi pendapatan disebabkan oleh pergeseran demografi, perubahan pasar buruh, dan perubahan kebijakan publik. Perubahan pasar buruh ini disebabkan oleh kesenjangan pendapatan dari kepala keluarga dan semakin besar saham pendapatan istri dalam jumlah pendapatan keluarga.
Hipotesis Kuznets è ada korelasi positif atau negatif yang panjang antara tingkat pendapatan per kapita dengan tingkat pemerataan distribusi pendapatan.
Dengan data cross sectional (antara negara) dan time series, Simon Kuznets menemnukan bahwa relasi
Tingkat Kesenjangan
Periode Tingkat Pendapatan Per Kapita
Hubungan Pertumbuhan dan
Kemiskinan
Hipotesis Kuznets: Pada tahap awal pembangunan
tingkat kemiskinan meningkat dan pada tahap akhir pembangunan tingkat kemiskinan menurun.
Faktor yang berpengaruh pada tingkat kemiskinan: 1)Pertumbuhan
2)Tingkat pendidikan 3)Struktur ekonomi
Log G
kt= α + βLog W
kt+ α
t+ ∑
ktDimana:
G
kt: Indeks gini untuk wilayah k pada periode t
W
kt: Rata-rata konsumsi/pendapatan riil (rasio
kesejahteraan) diwilayah k pada periode t
α
t: Efek lokasi yang tetap
Dalam persamaan tersebut, elastisitas
ketidakmerataan distribusi pendapatan terhadap
pertumbuhan merupakan komponen kunci dari
perbedaan antara efek bruto (ketimpangan konstan)
dan efek neto (efek dari perubahan ketimpangan)
dari pertumbuhan pendapatan terhadap kemiskinan.
g : efek bruto (ketimpangan konstan)
l : efek neto (efek dari perubahan ketimpangan)
b : elatisitas ketimpangan terhadap pertumbuhan
d : elastisitas kemiskinan terhadap ketimpangan
maka, Λ = γ + βδ
Elatisitas ketimpangan terhadap pertumbuhan dan
elastisitas kemiskinan terhadap ketimpangan diperoleh dengan persamaan:
Log Pkt = w + Log Wkt + Log Gkt + wk + vkt Dimana:
Pkt : Kemiskinan diwilayah k pada periode t
Gkt : Indeks gini untuk wilayah k pada periode t Wkt : Rata-rata konsumsi/pendapatan riil (rasio kesejahteraan) diwilayah k pada periode t
Distribusi Pendapatan
vData pengeluaran konsumsi dipakai sebagai pendekatan (proksi) untuk mengukur distribusi pendapatan masyarakat
à kelemahan serius à memberi informasi mengenai
pendapatan yang under estimate à jumlah pengeluaran konsumsi seseorang tidak harus selalu sama dengan
jumlah pendapatan yang diterimanya, bias lebih besar atau lebih kecil
vPengertian pendapatan (income) yang artinya pembayaran yang didapat karena bekerja atau menjual jasa, tidak sama dengan pengertian kekayaan (wealth).
KEBIJAKAN ANTI-KEMISKINAN
STRATEGI DAN INTERVENSI
Ada 3 (tiga) pilar utama strategi pengurangan kemiskinan
Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan pro kemiskinan
Pemerintahan yang baik (good governance)
Pembangunan social
Intervensi lainnya adalah manajemen lingkungan dan SDA. Hancurnya lingkungan dan “habisnya” SDA dengan sendirinya menjadi factor pengerem proses pembangunan
dan pertumbuhan ekonomi, yang berarti juga sumber peningkatan kemiskinan
Intervensi jangka pendek : pembangunan sector
pertanian dan ekonomi pedesaan, pembangunan transportasi, komunikasi, energy dan keuangan, peningkatan peran serta masyarakat sepenuhnya
dalam proses pembangunan dan proteksi social.
Intervensi jangka menengah dan panjang :
1) Pembangunan sector swasta 2) Kerjasama regional
3) Manajemen pengeluaran pemerintah (APBN) dan administrasi
4) Desentralisasi
5) Pendidikan dan kesehatan 6) Penyediaan air bersih dan
Foster (1984) memperkenalkan 3 indkator untuk mengukur kemiskinan:
a)The incidence of poverty (rasio H) yaitu % dari populasi yang hidup adlam keluarga dengan pengeluaran konsumsi perkapita dibawah garis kemiskinan
b)The depth of poverty yaitu menggambarkan dalamnya kemiskinan disuatu wilayah yang diukur dengan Poverty Gap Index / indeks jarak kemiskinan (IJK) yaitu mengestimasi jarak pendapatan orang miskin dari garis kemiskinan sebagai proporsi dari garis tersebut.
World bank (2000) memberikan resep baru dalam memerangi kemiskinan dengan 3 pilar:
a)Pemberdayaan yaitu proses peningkatan kapasitas penduduk miskin untuk mempengaruhi lembaga- lembaga pemerintah yang mempengaruhi kehidupan mereka dengan memperkuat partisipasi mereka dalam proses politik dan pengambilan keputusan tingkat local. b)Keamanan yaitu proteksi bagi orang miskin terhadap
goncangan yang merugikan melalui manajemen yang lebih baik dalam menangani goncangan ekonomi makrodan jaringan pengaman yang lebih komprehensif c) Kesempatan yaitu proses peningkatan akses kaum
Indikator Kesenjangan dan Kemiskinan
v
Distribusi pendapatan
yang dibagi ke dalam
dua kelompok pendekatan, yakni axiomatic dan
stochastic dominance.
1.Pendekatan
axiomatic
:
tiga alat ukur, yaitu
1. the Generalized Entropy(GE),
KOEFISIEN GINI
v
Nilai koefisien gini berada pada selang 0-1.
v
Bila 0 : kemerataan sempurna (setiap orang
mendapat porsi yang sama dari pendapatan)
v
Bila 1 : ketidak merataan yang sempurna dalam
pembagian pendapatan.
v
Ide dasar dari perhitungan koefisien gini berasal
dari Kurva Lorenz. Semakin tinggi nilai rasio gini,
yakni mendekati 1 atau semakin jauh kurva lorenz
dari garis 45 derajat tersebut, semakin besar
vSemakin jauh dengan diagonal semakin tidak merata pendapatan
vSemakin dekat dengan diagonal, 100 semakin merata pendapatan
Indeks/Rasio Gini merupakan koefisien yang berkisar 0 sampai 1, yang menjelaskan kadar ketimpangan distribusi pendapatan nasional.
vSemakin kecil angka ini, semakin merata distribusi pendapatan
2.
Kriteria Bank Dunia.
Bank dunia mengklasifikasikan ketidakmerataan berdasarkan tiga lapisan:
40 % penduduk berpendapatan terendah è Penduduk termiskin 40 % penduduk berpendapatan menengah
20 % penduduk berpendapatan tinggi
KLASIFIKASI DISTRIBUSI PENDAPATAN Ketimpangan
Parah
40 % penduduk berpendapatan rendah menikmati < 12 % pendapatan nasional
Ketimpangan Sedang
40 % penduduk berpendapatan rendah menikmati 12 - 17 % pendapatan nasional
Ketimpangan
Lunak (Distribusi Merata)
KEMISKINAN DAN KESENJANGAN
SOSIAL DI INDONESIA PRA DAN
PASCA RUNTUHNYA ORDE BARU
v
Pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan.
v
selama Orde Baru perekonomian mengalami
kemajuan pesat. Namun, bersamaan dengan itu
ketimpangan sosial atau sekelompok kecil
Menurut Revrisond Baswer (dikutip dalam
Bernes (1995:1) hampir seluruh cabang
produksi dikuasai oleh perusahaan
konglomerat. Perusahaan-perusahaan
besar konglomerat menguasai berbagai
kegiatan produksi murni dari produksi,
eksploitasi hasil hutan, konstruksi, industri
otomotif, transpotasi, perhotelan,
v
Pemerintahan Orde Baru bukan hanyak
menciptakan kemiskinan dan kesenjangan pada
masa itu, melainkan dampak kebijakan tersebut
telah menciptakan kemiskinan dalam berbagai
bentuk baik budaya kemiskinan maupun
kemiskinan struktural hingga pasca runtuhnya
orde baru (masa reformasi).
v
Kebijakan pemerintah pada era tersebut pun telah
menciptakan kesenjangan sosial, baik
kesenjangan antardaerah, antargolongan maupun
antarmasyarakat yang hingga kini belum dapat
NEGARA NEGAR TERMISKIN
DI DUNIA
1. Republik Kongo – $300 (GDP Per Kapita)
Negara ini dulunya dikenal dengan nama Zaire (sejak tahun 1971 hingga 1997). Negara yang menggunakan bahasa
Prancis sebagai bahasa resminya ini kondisinya porak- poranda oleh perang. Perang Kongo kedua pecah pada tahun 1998.
2. Burundi – $300 (GDP Per Kapita)
Perang antarsuku menjadi pemandangan yang selalu
3. Liberia – $500 (GDP Per Kapita)
Liberia adalah salah satu dari sedikit negara di Afrika yang belum pernah dijajah oleh bangsa Eropa. Sebaliknya, Liberia didirikan dan dijajah oleh para budak yang melarikan diri dari Amerika. Budak ini terdiri elite negara dan mereka mendirikan
pemerintahan yang mirip dengan Amerika Serikat. Liberia
memiliki tingkat pengangguran yang mencapai angka 85%.
4. Somalia – $600 (GDP Per Kapita)
Tidak seperti kebanyakan negara Afrika lainnya, Somalia belum pernah secara resmi dijajah oleh negara manapun. Mungkin, karena berlatar belakang Islam, Somalia memiliki salah satu tingkat penderita HIV dan infeksi AIDS terendah. Dalam beberapa tahun terakhir, orang-orang miskin di