• Tidak ada hasil yang ditemukan

8.RPP Sistem Koordinasi Manusia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "8.RPP Sistem Koordinasi Manusia"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA Batik 1 Surakarta Mata Pelajaran : Biologi

Kelas / Semester : XI MIPA / Genap

Materi : SISTEM KOORDINASI MANUSIA Alokasi Waktu : 20 x 45 menit (10 JP)

A. Kompetensi Inti (KI)

KI. 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI. 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentangilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

3.10. Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem koordinasi (saraf, hormone dan alat indera) dalam kaitannya dengan mekanisme koordinasi dan regulasi serta gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem koordinasi manusia 3.10.1. Menyebutkan organ penghasil hormone dan hormone yang dihasilkannya 3.10.2. Menjelaskan fungsi hormone

3.10.3. Mengelompokkan sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi

3.10.4. Melakukan percobaan sederhana untuk mempelajar gerak refleks pada kaki 3.10.5. Menjelaskan tiga fungsi sistem saraf

3.10.6. Mengidentifikasikan bagian-bagian dari sel saraf 3.10.7. Menjelaskan proses pengantaran impuls

3.10.8. Menganalisa perbedaan sistem saraf dengan sistem hormon. 3.10.9. Menyebutkan struktur mata dan fungsi indra penglihatan

3.10.10.Menjelaskan mekanisme penghataran impuls pada indra penglihatan 3.10.11.Menyebutkan struktur dan fungsi indra pendengaran.

3.10.12.Menjelaskan mekanisme penghantaran impuls pada indra pendengaran 3.10.13.Menyebutkan struktur dan fungsi indra peraba

3.10.14.Menyebutkan struktur dan fungsi indra perasa 3.10.15.Menyebutkan struktur dan fungsi indra penciuman

3.11. Mengevaluasi bahaya penggunaan senyawa psikotropika dan dampaknya terhadap kesehatan diri, lingkungan, dan masyarakat

3.11.1. Menjelaskan pengaruh obat-obatan terhadap kerja sistem saraf

(2)

3.11.3. Mengumpulkan data informasi berbagai jenis NAPZA melalui browsing di internet

4.10. Menyajikan hasil analisis pengaruh pola hidup terhadap kelainan pada struktur dan fungsi organ sistem koordinasi yang menyebabkan gangguan sistem saraf dan hormon pada manusia berdasarkan studi literatur

4.10.1. membuat laporan pengaruh pola hidup terhadap kelainan pada struktur dan fungsi organ sistem koordinasi yang menyebabkan gangguan sistem saraf dan hormon pada manusia berdasarkan studi literatur

4.11. Melakukan kampanye narkoba di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitar 4.11.1. membuat poster bahaya narkoba dengan berbagai media.

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah diskusi kelompok, pengamatan system koordinasi manusia dan pengamatan bahaya penggunaan senyawa psikotropika dan dampaknya terhadap kesehatan diri, lingkungan, dan masyarakat, siswa mampu:

1) Menyebutkan organ penghasil hormone dan hormone yang dihasilkannya 2) Menjelaskan fungsi hormone

3) Mengelompokkan sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi

4) Melakukan percobaan sederhana untuk mempelajar gerak refleks pada kaki 5) Menjelaskan tiga fungsi sistem saraf

6) Mengidentifikasikan bagian-bagian dari sel saraf 7) Menjelaskan proses pengantaran impuls

8) Menganalisa perbedaan sistem saraf dengan sistem hormon. 9) Menyebutkan struktur mata dan fungsi indra penglihatan

10) Menjelaskan mekanisme penghataran impuls pada indra penglihatan 11) Menyebutkan struktur dan fungsi indra pendengaran.

12) Menjelaskan mekanisme penghantaran impuls pada indra pendengaran 13) Menyebutkan struktur dan fungsi indra peraba

14) Menyebutkan struktur dan fungsi indra perasa 15) Menyebutkan struktur dan fungsi indra penciuman

16) Menjelaskan pengaruh obat-obatan terhadap kerja sistem saraf

17) menganalisis penyebab terjadinya berbagai gangguan yang terjadi pada system regulasi (saraf, endokrin, indra)

18) Mengumpulkan data informasi berbagai jenis NAPZA melalui browsing di internet 19) membuat laporan pengaruh pola hidup terhadap kelainan pada struktur dan fungsi organ

sistem koordinasi yang menyebabkan gangguan sistem saraf dan hormon pada manusia berdasarkan studi literatur

20) membuat poster bahaya narkoba dengan berbagai media. D. Materi Pembelajaran

Hormon adalah getah yang dihasilkan oleh suatu kelenjar dan langsung diedarkan oleh darah. Kelenjar tersebut tidak memiliki saluran, maka disebut sebagai kelenjar buntu. Hormon diperlukan dalam jumlah sedikit tetapi pengaruhnya sangat besar.

1. Macam Kelenjar Endokrin

(3)

a. Kelenjar Hipofise

Letaknya : terdapat dalam lekukan tulang sela tursika dibagian depan tulang baji. Fungsinya terjadi pertumbuhan tulang panjang.

Bagian dari Hipofise (master of gland) yaitu : a. Lobi anterior (bagian depan)

Menghasilkan macam hormon :

(1) Hormon somatotrop (STH : Somatotrop Hormone = GH : Growth Hormone) berfungsi untuk pertumbuhan.

(2) Luteotropic Hormone (LTH) = prolaktin = hormon laktogen, untuk merangsang kelenjar susu

(3) Thyroid Stimulating Hormone (TSH) yang berfungsi merangsang sekresi kelenjar tiroid

(4) Adrenocorticotropic Hormone (ACTH) = hormon adrenotropin , berfungsi mengendalikan kelenjar korteks adrenal

(5) Gonadotropic Hormone = hormon kelenjar kelamin yang berupa :

(a) Folikel Stimulating Hormone (FSH) pada pria berfungsi mempengaruhi spermatogenesis dan pada wanita berfungsi merangsang folikel dalam ovarium.

(b) Luteinizing Hormone (LH) = Interstitial Cell Stimulating Hormone (ICSH), pada pria berfungsi merangsang sel interstitial Leydig dalam testis agar menghasilkan testosteron sedangkan pada wanita berfungsi merangsang ovulasi/pemasakan sel telur.

b. Lobi intermedia (bagian tengah)

Berfungsi mengatur perubahan warna kulit. Pada katak mengandung melanosit stimulating hormone (MSH)

c. Lobi posterior (bagian belakang)

Menghasilkan macam hormon : (a) Hormon vasopresin dan petresin yang mempengaruhi tekanan darah dan (b) Hormon oksitosin berfungsi membantu proses kelahiran (pada wanita)

Gambar ; Lokasi macam-macam kelenjar pada manusia Sumber: www.medicastor.com

b. Kelenjar Tiroid (kelenjar Gondok)

Terletak di kanan-kiri trakea daerah faring, dekat tulang rawan (buah adam = jakun). Menghasilkan beberapa macam hormon, antara lain : Hormon tiroksin, hormon triidiotironin dan hormon kalsitonin. Fungsinya mempengaruhi metabolisme sel, mempengaruhi pertumbuhan, mempengaruhi pengubahan tiroksin.

(4)

Terletak di sebelah dorsal kelenjar toriod. Menghasilkan hormon Parathormon yang berfungsi mengatur pertukaran zat kapur dan fosfor dalam darah.

d. Kelenjar Epifise

Sampai sekarang peranan kelenjar epifise pada manusia belum diketahui. Tetapi kelenjar epifise pada katak berfungsi untuk pengaturan pigmen melanin. Peranannya adalah saat katak dalam kondisi yang tidak menguntungkan pigmen melanin akan mengumpul dan berakibat kulit katak menjadi pucat.

e. Kelenjar Thymus (kelenjar kacangan)

Fungsinya : menimbun hormon somatotrop (=hormon pertumbuhan) dalam masa pertumbuhan.

f. Kelenjar Suprarenalis (=kelenjar anak ginjal= kelenjar adrenal) Terdiri atas dua bagian yaitu :

(1) Kortex (bagian kulit) yang menghasilkan : Kortikoid mineral, Gluko-kortikoid, Androgen,

(2) Medulla (bagian dalam) yang menghasilkan hormon Adrenalin (epineprin) yang berfungsi : memacu aktivitas jantung dan menyempitkan pembuluh darah kulit dan kelenjar mukosa , mengendurkan otot polos batang tenggorok sehingga melapangkan pernapasan dan menaikkan kadar gula darah, mempengaruhi pemecahan glikogen dalam hati (glikogenolisis)

g. Kelenjar Langerhans

Menghasilkan Hormon Insulin yang berfungsi antagonis dengan hormon Adrenalin yaitu mengubah gula menjadi glikogen dalam hati dan otot. Hiposekresi menyebabkan Diabetis mellitus (kencing manis)

h. Kelenjar Usus dan Lambung

Kelenjar usus buntu menghasilkan sekretin dan kolesistokinin yang berfungsi merangsang sekresi getah lambung, sedangkan kelenjar lambung menghasilkan hormon gastrin.

i. Kelenjar Kelamin

(1) Kelenjar kelamin pria adalah Testis , menghasilkan hormon Androgen, sel sperma dan hormon testosteron yang berfungsi dalam spermatogenesis dan berefek negatif terhadap sekresi LH (Luteinizing Hormone)

(2) Kelenjar kelamin wanita berupa ovarium, menghasilkan hormon estrogen , hormon progesteron dan sel telur (ovum) yang berfungsi (1) estrogen = dihasilkan oleh sel folikel de graaf,(2) progesteron = dihasilkan oleh kopus luteum (bekas folikel yang telah ditinggalkan oleh sel telur). Fungsinya : untuk mengatur pertumbuhan plasenta, menghambat sekresi FSH (Folikel Stimulating hormone) dan bagi ibu yang sedang menyusui bersama dengan hormon Laktogen melancarkan air susu. ADH (Anti Diuretik Hormone) kemudian akan menghambat produksi urine.

Hubungan Hormon dan saraf.

Hormon diedarkan melalui neurotransmiter sedangkan saraf melalui sinapsis listrik, kerjasama antara keduanya tampak pada saat dehidrasi; caranya sel saraf melacak kemudian mengirimkan sinyal ke Hipothalamus, akhirnya ke Hipofise, dan Hipofise menghasilkan Hormon.

Sistem Saraf pada Manusia

(5)

Sistem saraf termasuk sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer (sistem saraf tepi). Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang dan sistem saraf perifer terdiri atas sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom. Sistem saraf mempunyai tiga fungsi utama, yaitu menerima informasi dalam bentuk rangsangan atau stimulus; memproses informasi yang diterima; serta memberi tanggapan (respon) terhadap rangsangan.

1. Struktur Saraf

Sistem saraf pada manusia terdiri dari sel saraf yang biasa disebut dengan neuron dan sel gilial. Neuron berfungsi sebagai alat untuk menghantarkan impuls (rangsangan) dari panca indra menuju otak dan kemudian hasil tanggapan dari otak akan dikirim menuju otot. Sedangkan sel gilial berfungsi sebagai pemberi nutrisi pada neuron.

1.1. Sel Saraf (Neuron)

Unit terkecil penyusun sistem saraf adalah sel saraf atau bisa juga disebut neuron. Sel saraf adalah sebuah sel yang berfungsi untuk menghantarkan impuls (rangsangan). Setiap satu sel saraf (neuron) terdiri atas tiga bagian utama yang berupa badan sel saraf, dendrit, dan akson. Berikut adalah gambar dan bagian-bagian struktur sel saraf (neuron) beserta penjelasannya:

1. Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.

2. Badan Sel adalah bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Badan sel saraf mengandung inti sel dan sitoplasma.

3. Nukleus adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel saraf (neuron). 4. Neurit (Akson) adalah tonjolan sitoplasma yang panjang (lebih panjang daripada dendrit), berfungsi untuk menjalarkan impuls saraf meninggalkan badan sel saraf ke neuron atau jaringan lainnya. Jumlah akson biasanya hanya satu pada setiap neuron.

5. Selubung Mielin adalah sebuah selaput yang banyak mengandung lemak yang berfungsi untuk melindungi akson dari kerusakan. Selubung mielin bersegmen-segmen. Lekukan di antara dua segmen disebut nodus ranvier.

6. Sel Schwann adalah jaringan yang membantu menyediakan makanan untuk neurit (akson) dan membantu regenerasi neurit (akson).

7. Nodus ranvier berfungsi untuk mempercepat transmisi impuls saraf. Adanya nodus ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat dari satu nodus ke nodus yang lain, sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan.

(6)

disebut neurotransmiter. Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin dan kolinesterase yang berfungsi dalam penyampaian impuls saraf pada sinapsis.

Sel-sel saraf (neuron) bergabung membentuk jaringan saraf. Ujung dendrit dan ujung akson lah yang menghubungkan sel saraf satu dan sel saraf lainnya. Menurut fungsinya, ada tiga jenis sel saraf yaitu:

1. Sel saraf sensorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi menerima rangsang yang datang kepada tubuh atau panca indra, dirubah menjadi impuls (rangsangan) saraf, dan meneruskannya ke otak. Badan sel saraf ini bergerombol membentuk ganglia, akson pendek, dan dendritnya panjang.

2. Sel saraf motorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi untuk membawa impuls saraf dari pusat saraf (otak) dan sumsum tulang belakang menuju otot. Sel saraf ini mempunyai dendrit yang pendek dan akson yang panjang.

3. Sel saraf penghubung adalah sel saraf yang banyak terdapat di dalam otak dan sumsum tulang belakang. Neuron (sel saraf) tersebut berfungsi untuk menghubungkan atau meneruskan impuls (rangsangan) dari sel saraf sensorik ke sel saraf motorik.

1.2. Sel Glial

Sel Glial berfungsi diantaranya untuk memberi nutrisi pada sel saraf. Macam-macam neuroglia diantaranya adalah astrosit, oligodendrosit, mikroglia, dan makroglia.

2. Sistem Saraf Pusat

Pusat saraf berfungsi memegang kendali dan pengaturan terhadap kerja jaringan saraf hingga ke sel saraf. Sistem saraf pusat terdiri atas otak besar, otak kecil, sumsum lanjutan (medula oblongata), dan sumsum tulang belakang (medula spinalis). Otak terletak di dalam tulang tengkorak, sedangkan sumsum tulang belakang terletak di dalam ruas-ruas tulang belakang. Tiga materi esensial yang ada pada bagian sumsum tulang belakang serta otak antara lain, yaitu:

1. Substansi grissea atau bagian materi kelabu yang terbentuk dari badan sel. 2. Substansi alba atau bagian materi putih yang terbentuk dari serabut saraf.

3. Jaringan ikat atau sel-sel neuroglia yang ada di dalam system saraf pusat tepatnya di antara sel-sel saraf yang ada.

Selain itu, pada sistem saraf pusat terdapat juga Jembatan varol yang tersusun atas serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dengan sumsum tulang belakang. Jembatan varol berfungsi menghantarkan rangsang dari kedua bagian serebelum.

2.1. Otak Besar

Otak besar wujudnya kenyal, lunak, ada banyak lipatan, serta berminyak. Otak besar dikelilingi oleh cairan serebrospinal yang berfungsi memberi makan otak dan melindungi otak dari guncangan. Di dalam otak besar terdapat banyak pembuluh darah yang berfungsi memasok oksigen ke otak besar.

Bila otak besar pada laki-laki beratnya kira-kira 1,6 kg sedangkan bagi perempuan berat otak besar yang di miliki kira-kira adalah 1,45 kg. Jadi otak laki-laki yang lebih berat dikarenakan ukurannya yang juga lebih besar di bandingkan dengan otak wanita. Namun kecerdasan yang dimiliki masing-masing orang baik laki-laki maupun perempuan tidak tergantung dengan berat otak yang mereka miliki. Tapi yang mengukur dan menentukn tingkat kecerdasan yang ada pada otak yaitu yang jumlah hubungan antar saraf satu dengan lainnya itu dalam jumlah banyak.

2.2. Otak Kecil

(7)

mungkin dilaksanakan. Otak kecil merupakan pusat keseimbangan. Apabila terjadi gangguan (kerusakan) pada otak kecil maka semua gerakan otot tidak dapat dikoordinasikan.

2.3. Sumsum Lanjutan

Sumsum lanjutan (sumsum sambung) atau medula oblongata terletak di persambungan antara otak dengan tulang belakang. Fungsi sumsum lanjutan adalah untuk mengatur suhu tubuh, kendali muntah, pengatur beberapa gerak refleks (seperti batuk, bersin, dan berkedip), dan pusat pernapasan. Selain itu, sumsum lanjutan berperan untuk mengantarkan impuls yang datang menuju otak. Sumsum sambung pun mempengaruhi refleks fisiologi, seperti jantung, tekanan darah, volume, respirasi, pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan.

2.4. Sumsum Tulang Belakang

Sumsum tulang belakang atau medula spinalis berada di dalam tulang belakang. Sumsum tulang belakang terbagi menjadi dua lapisan, yaitu lapisan luar yang berwarna putih dan lapisan dalam yang berwarna kelabu. Sumsum tulang belakang dilindungi oleh tulang belakang atau tulang punggung yang keras. Tulang punggung terdiri dari 33 ruas. Fungsi utamanya adalah sebagai pusat gerak refleks.

Di dalam sumsum tulang belakang, terdapat saraf sensorik, motorik, dan saraf penghubung. Fungsi saraf-saraf tersebut adalah sebagai pengantar impuls dari otak dan ke otak.

Sumsum tulang belakang memiliki fungsi penting dalam tubuh. Fungsi tersebut antara lain menghubungkan impuls dari saraf sensorik ke otak dan sebaliknya, menghubungkan impuls dari otak ke saraf motorik; memungkinkan menjadi jalur terpendek pada gerak refleks.

Skema gerak biasa adalah: impuls (rangsangan) > saraf sensorik > otak > saraf motorik > otot > gerakan

Skema gerak refleks adalah: impuls (rangsangan) > saraf sensorik > sumsum tulang belakang > saraf motorik > otot > gerak refleks

5. Penyakit Pada Sistem Saraf

Penyakit dan kelainan sistem saraf adalah penyakit atau kelainan yang mempengaruhi fungsi sistem saraf pada manusia. Penyakit dan kelainan dapat terjadi dan menyerang pusat saraf, yaitu otak dan sumsum tulang belakang, atau sel-sel saraf pada jaringan saraf. Karena otak adalah pusat kendali dari semua aktivitas sadar kita – berpikir, berkemauan, mengingat, dan sebagainya – maka penyakit dan kelainan pada otak dapat menyebabkan perubahan dan gangguan yang dirasakan seluruh tubuh.

Penyakit dan kelainan otak dapat menyebabkan kekacauan pikir dan emosi, gangguan fungsi organ tubuh, kelainan psikologis, dan sebagainya. Berikut ini adalah beberapa penyakit yang khususnya menyerang otak. Baik batang otak maupun kulit otak dan otak kecil.

5.1. Encephalitis

Encephalitis (Yunani: encekphalos (otak) dan itis (peradangan)) adalah peradangan otak. Peradangan otak ini dapat melibatkan pula struktur terkait lainnya. encephalomyelitis adalah peradangan otak dan sumsum tulang belakang, dan meningoencephalitis adalah peradangan otak dan “meninges” (membran yang menutupi otak). Penyebab encephalitis paling sering adalah karena infeksi mikroorganisme atau zat-zat kimia seperti timbal, arsen, merkuri (air raksa), dll.

5.2. Stroke

(8)

5.3. Alzheimer

Penyakit alzheimer ditandai oleh kerusakan sel saraf dan sambungan saraf di kulit otak dan kehilangan massa otak yang cukup besar. Gejala khas pertama yang muncul adalah pikun. Ketika makin buruk, kehilangan ingatan si penderita juga makin parah. Keterampilan bahasa, olah pikir, dan gerak turun drastis. Emosi jiwa dan suasana hati jadi labil. Penderita cenderung rentan dan lebih peka terhadap stres. Mudah terombang-ambing antara marah, cemas, atau tertekan. Pada tahap lebih lanjut, penderita kehilangan responsibilitas dan mobilitas serta kontrol terhadap fungsi tubuh.

5.4. Gegar Otak

Kehilangan sementara fungsi otak yang disebabkan oleh luka relatif ringan pada otak dan tak selalu berkaitan dengan ketidaksadaran. Orang yang kena gegar otak mungkin tak ingat apa yang terjadi sesaat sebelum atau setelah luka. Gejala gegar otak antara lain cadel berbicara, kebingunan berat, koordinasi otot terganggu, sakit kepala, pusing, dan mual.

5.5. Epilepsi

Epilepsi adalah kelainan kronik yang dicirikan oleh serangan mendadak dan berulang-ulang yang disebabkan oleh impils berlebihan sel-sel saraf dalam otak. Serangan dapat berupa sawan, hilang kesadaran beberapa saat, gerak atau sensasi aneh bagian tubuh, tingkah laku aneh, dan gangguan emosional. Serangan epilepsi umumnya berlangsung hanya 1-2 menit. Kemudian diikuti oleh kelemahan, kebingungan, atau kekurangtanggapan.

5.6. Narkolepsi

Narkolepsi adalah gangguan tidur yang ditandai dengan serangan tidur tiba-tiba dan tak terkendali di siang hari, dengan gangguan tidur di malam hari. Penderita bisa mendadak tertidur di mana saja dan kapan saja bahkan saat berdiri atau berjalan. Tidur berlangsung beberapa detik atau menit dan bahkan lebih dari sejam.

5.7. Afasia

Afasia adalah kerusakan dalam pengungkapan dan kepahaman bahasa yang disebabkan oleh kerusakan lobus frontal dan temporal otak. Afasia bisa disebabkan oleh luka kepala, tumor, stroke, atau infeksi.

5.8. Dementia

Kemunduran kapasitas intelektual – yang kronis dan biasanya kian memburuk – yang berkaitan dengan kehilangan sel saraf secara meluas dan penyusutan jaringan otak. Dementia paling biasa terjadi di kalangan lansia meskipun dementia ini dapat menyerang segala usia. Kondisi dementia dimulai dengan hilangnya ingatan, yang mula-mula tampak sebagai ketidakingatan atau kelupaan sederhana. Ketika memburuk, lingkup kehilangan ingatan meluas hingga penderita tak lagi ingat akan keterampilan, sosial, dan hidup yang paling dasar sekalipun.

Sistem Indera

Tubuh manusia mempunyai berbagai organ indera. Masing-masing organ indera dikhususkan untuk mendeteksi adanya rangsang tertentu. Mata mendeteksi adanya cahaya. Hidung dan lidah mendeteksi adanya molekul-molekul zat kimia. Telinga mendeteksi adanya getaran atau gelombang udara. Kulit mendeteksi adanya panas, dingin, sentuhan, dan tekanan. Organ indera bisa menentukan adanya rangsang tertentu karena ada sel-sel reseptor. Reseptor adalah bagian saraf yang menanggapi rangsang. Reseptor tertentu peka terhadap rangsang tertentu.

1. Indera Penglihatan

Mata merupakan indera penglihatan yang dibentuk untuk menerima rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina. Kemudian, rangsangan ini dialihkan ke pusat penglihatan melalui serabut-serabut nervus optikus untuk ditafsirkan.

(9)

Mata manusia berbentuk agak bulat, dilapisi oleh tiga lapis jaringan yang berlainan, yaitu lapisan luar, lapisan tengah, dan lapisan dalam mata.

1) Lapisan luar mata (lapisan sklera)

Lapisan sklera sangat kuat dan berwarna putih. Di lapisan ini terdapat kornea yang bening, yang menerima cahaya masuk ke bagian dalam mata dan membelokkan berkas cahaya sedemikian rupa sehingga dapat difokuskan.

2) Lapisan tengah mata (lapisan koroid)

Lapisan koroid berpigmen melanin dan mengandung banyak pembuluh darah. Lapisan ini berfungsi untuk menghentikan refleksi berkas cahaya yang menyimpang di dalam mata. Lapisan koroid membentuk iris.

3) Lapisan dalam mata (retina)

Retina terdiri atas reseptor cahaya yang sesungguhnya, yaitu berbentuk batang dan kerucut. Pada bagian lapisan retina yang dilewati berkas saraf ke otak tidak memiliki reseptor dan tidak peka terhadap sinar. Oleh karena itu, daerah ini disebut bintik buta.

Struktur mata mulai dari depan ke belakang, adalah sebagai berikut.

1) Kornea merupakan bagian depan mata yang transparan dan tembus cahaya. Kornea berfungsi membantu memfokuskan bayangan pada retina.

2) Iris adalah tirai berwarna di depan lensa yang bersambung dengan selaput koroid. Iris berfungsi mengecilkan atau membesarkan ukuran pupil. Iris menentukan warna mata. 3) Pupil merupakan bintik tengah iris mata dan merupakan celah dalam iris yang dilalui cahaya

untuk mencapai retina.

4) Aqueus humor merupakan cairan yang berasal dari badan siliari dan diserap kembali ke dalam aliran darah pada sudut antara iris dan kornea melalui vena halus yang dikenal sebagai saluran schlemm.

5) Lensa adalah sebuah benda transparan bikonveks (cembung pada kedua sisi). Lensa terletak persis di belakang iris.

6) Vitreus humor merupakan cairan berwarna putih seperti agar-agar. Cairan ini berfungsi untuk memberi bentuk dan kekokohan pada mata. Selain itu, berfungsi juga untuk mempertahankan hubungan antara retina dengan selaput koroid.

b. Reseptor Mata

Reseptor penglihatan mata ialah sel batang dan sel kerucut, yaitu sel-sel yang tersusun rapat di bawah permukaan retina.

1) Sel batang

Sel batang berfungsi untuk penglihatan dalam cahaya suram, tetapi tidak mampu membedakan warna. Agar cahaya dapat diserap, pada sel batang terdapat pigmen yang disebut rodopsin. Untuk pembentukan rodopsin diperlukan vitamin A. Jika kamu kekurangan vitamin A, rodopsin yang dihasilkan sedikit sehingga kamu tidak bisa melihat dalam gelap atau yang disebut buta senja.

2) Sel kerucut

Sel kerucut sangat peka terhadap intensitas cahaya tinggi sehingga berperan untuk penglihatan pada siang hari dan dapat membedakan warna. Satu sel kerucut hanya menyerap satu macam warna. Pada mata terdapat tiga sel kerucut yang masing-masing menyerap warna merah, hijau, dan biru.

c. Otot pada Mata

Mata memiliki enam otot penggerak mata, empat di antaranya lurus, sementara yang dua lagi agak serong. Aksi otot-otot ini memungkinkan bola mata diputar ke segala arah. Biasanya, sumbu kedua mata mengarah serentak pada satu titik yang sama. Jika mata tidak dapat mengarah secara serentak lagi, mata mengalami kelainan yang disebut juling.

(10)

Telinga merupakan organ pendengaran. Telinga terdiri atas tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah, dan rongga telinga dalam.

a. Telinga Luar

Telinga luar terdiri atas daun telinga yang merupakan tulang rawan elastis. Daun telinga berfungsi untuk menerima dan mengumpulkan suara yang masuk, terdapat rambutrambut halus yang berfungsi untuk menghalangi benda asing yang masuk. Selain itu, terdapat kelenjar lilin yang menjaga agar permukaan saluran luar dan gendang telinga tidak kering.

b. Telinga Tengah

Telinga tengah disebut juga rongga timpani merupakan bilik kecil yang mengandung udara. Rongga ini terletak di sebelah dalam membran timpani atau gendang telinga. Di sebelah depan telinga tengah terdapat saluran eustachius yang menghubungkan rongga dengan faring. Saluran ini berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan udara antara udara luar dengan udara di dalam telinga tengah.

c. Telinga Dalam

Rongga telinga dalam terdiri atas berbagai rongga yang menyerupai saluran-saluran dalam tulang temporalis. Rongga-rongga ini disebut labirin tulang dan dilapisi membran membentuk labirin membranosa. Labirin tulang terdiri atas tiga bagian, yaitu vestibula, saluran setengah lingkaran yang bersambung dengan vestibula, dan kokhlea. Kokhlea adalah sebuah tabung berbentuk spiral yang membelit dirinya seperti rumah siput.

Dalam setiap belitan terdapat saluran membranosa yang mengandung ujung-ujung akhir saraf pendengaran. Cairan dalam labirin membranosa disebut endolimfa dan di luar labirin membranosa disebut perilimfa.

d. Saraf Pendengaran

Saraf pendengaran (nervus auditorius) terdiri atas dua bagian, salah satunya berkaitan dengan bagian vestibuler rongga telinga dalam yang berhubungan dengan keseimbangan. Serabut-serabut saraf ini bergerak menuju nukleus vestibularis yang berada pada titik pertemuan antara pons dan medula oblongata, kemudian bergerak ke cerebellum. Bagian kokhleris pada nervus auditorus adalah saraf pendengar yang sebenarnya. Cedera pada saraf kokhlearis akan mengakibatkan ketulian saraf. Sedangkan, cedera pada saraf vestibularis akan menimbulkan vertigo.

3. Indera Peraba (Kulit)

Kulit merupakan indera peraba. Kulit menutupi dan melindungi permukaan tubuh dan bersambung dengan selaput lendir yang melapisi rongga-rongga dan lubanglubang masuk. Kulit mempunyai banyak fungsi, yaitu sebagai indera peraba, membantu mengatur suhu dan mengendalikan hilangnya air dari tubuh, dan mempunyai sedikit kemampuan eksretori, sekretori, dan absorpsi. Kulit dibagi menjadi dua lapisan, yaitu epidermis (kutikula) dan dermis (korium).

a. Epidermis

Epidermis tersusun atas epitelium berlapis dan terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan tanduk dan zona germinalis. Lapisan tanduk (lapisan epidermal) terletak paling luar dan tersusun atas tiga lapisan sel yang membentuk epidermis, yaitu stratum korneum, stratum lusidum, dan stratum granulosum. Zona germinalis terletak di bawah lapisan tanduk, terdiri atas sel berduri dan sel basal. Sel berduri adalah sel dengan fibril halus yang menyambung sel satu dengan yang lain. Sedangkan, sel basal terus-menerus memproduksi sel epidermis baru. b. Dermis

(11)

bermuara ke pori-pori kulit. Pada kulit terdapat beberapa jenis reseptor, antara lain rasa nyeri, rasa panas, rasa dingin, rasa sentuhan, dan rasa tekanan. Kulit dan jaringan di bawahnya bekerja sebagai tempat penyimpanan air dan jaringan adiposa tempat menyimpan lemak. Hal ini sangat diperlukan agar panas tubuh tidak cepat keluar dari tubuh (untuk menghangatkan tubuh).

4. Indera Perasa ( Pengecap)

Lidah merupakan indera perasa. Selain membantu proses pencernaan, lidah juga dapat merasakan rasa makanan. Permukaan lidah kasar karena terdapat tonjolan yang disebut papila. Papila ini berfungsi untuk mengecap. Ada empat macam rasa kecapan, yaitu rasa manis, pahit, asam, dan asin. Umumnya, makanan memiliki ciri harum dan ciri rasa. Ciri harum merangsang ujung saraf penciuman, bukan pengecapan. Agar dapat dirasakan, semua makanan harus menjadi cairan dan harus bersentuhan dengan ujung saraf yang mampu menerima rangsangan berbeda-beda. Reseptor rasa manis dan asin terdapat di ujung lidah, rasa pahit di pangkal lidah, dan untuk rasa asam ada di sisi lidah bagian dalam.

5. Indera Penciuman

Indera penciuman terdapat di rongga hidung. Sel-sel sensori penerima rangsang berupa bau terdapat di lapisan epitel dalam rongga hidung dan dilindungi oleh mukus (lendir). Di akhir setiap sel sensori terdapat silia atau rambut pembau. Rasa penciuman dirangsang oleh gas yang terhirup. Rasa penciuman ini sangat peka, tetapi kepekaan ini mudah hilang bila dihadapkan pada suatu bau yang sama untuk waktu yang lama. Rasa penciuman akan melemah bila kamu sedang flu karena terdapat penumpukan cairan yang menghalangi silia untuk membaui sesuatu.

C. Kelainan pada Sistem Saraf dan Sistem Indera

Terdapat beberapa kelainan yang dapat terjadi pada sistem koordinasi dan panca indera, antara lain sebagai berikut:

1. Meningitis

Meningitis adalah radang membran pelindung sistem syaraf pusat. Penyakit ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme, luka fisik, kanker, atau obat-obatan tertentu. Meningitis merupakan penyakit serius karena letaknya dekat otak dan tulang belakang sehingga dapat menyebabkan kerusakan kendali gerak, pikiran, bahkan kematian. Kebanyakan kasus meningitis disebabkan oleh mikroorganisme, seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit yang menyebar dalam darah ke cairan otak.

2. Alzheimer

Alzheimer adalah jenis kepikunan yang mengerikan karena dapat melumpuhkan pikiran dan kecerdasan seseorang. Keadaan ini ditunjukkan dengan kemunduran kecerdasan dan ingatan secara perlahan sehingga mengganggu kegiatan sosial sehari-hari. Alzheimer timbul karena adanya proses degenerasi sel-sel neuron otak. Menurut dr. Samino, SpS (K), Ketua Umum Asosiasi Alzheimer Indonesia (AAzI), alzheimer merupakan penyakit pembunuh otak karena mematikan fungsi sel-sel otak. Orang yang rentan terserang alzheimer ini adalah para lansia di atas 60 tahun, tetapi orang dewasa muda juga tak tertutup kemungkinan bila memiliki faktor resiko keturunan. Bahkan, menurut Samino, penderita demensia alzheimer berusia 40 tahun pernah ditemukan di Indonesia. Alzhemier dapat dicegah sejak dini dengan mengenali gejala-gejalanya. Berikut ini adalah beberapa tanda atau gejala yang patut diwaspadai tentang kemungkinan hadirnya penyakit alzhemier:

a) Kemunduran memori/daya ingat.

b) Sulit melaksanakan kegiatan/pekerjaan sederhana. c) Kesulitan bicara dan berbahasa.

(12)

f) Penampilan buruk karena lupa cara berpakaian atau berhias. g) Perubahan emosi dan perilaku.

h) Gangguan berpikir abstrak atau kemampuan imajinasi penderita terganggu.

i) Hilang minat dan inisiatif, misalnya cenderung menjadi pendiam, tak mau bergaul, dan menyendiri.

j) Tidak dapat membedakan berbagai jenis bau-bauan (kecuali sedang menderita flu). 3. Dermatitis Atopik

Dermatitis atopik atau eksema adalah peradangan kronik kulit yang kering dan gatal. Pada umumnya dimulai di awal masa kanak-kanak. Eksema dapat menyebabkan gatal yang tidak tertahankan, peradangan, dan gangguan tidur. Eksema merupakan penyakit tidak menular. Sebagian besar anak akan sembuh dari eksema sebelum usia 5 tahun. Sebagian kecil anak akan terus mengalami eksema hingga dewasa. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan, namun penanganan yang tepat akan mencegah dampak negatif penyakit ini terhadap anak yang mengalami eksema dan keluarganya.

4. Anosmia

Anosmia adalah hilangnya atau berkurangnya kemampuan untuk membaui, merupakan kelainan yang paling sering ditemui. Penciuman dapat dipengaruhi oleh beberapa perubahan di dalam hidung, di dalam saraf yang berasal dari hidung menuju ke otak atau di dalam otak. Misalnya, jika rongga hidung tersumbat karena pilek, penciuman bisa berkurang karena bau tidak sampai ke penerima bau. Kemampuan membaui akan mempengaruhi rasa sehingga pada penderita pilek, rasa dari makanan terasa kurang enak. Sel-sel penciuman kadang mengalami kerusakan sementara oleh virus flu. Beberapa penderita tidak dapat membaui atau merasa dengan baik setelah mengalami flu. Kadang, hilangnya penciuman atau pengecapan berlangsung selama berbulan-bulan, bahkan bersifat menetap.

5. Otitis

Radang telinga atau otitis adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius (saluran yang menghubungkan telinga tengah dan rongga mulut), antrum mastoid, dan sel-sel mastoid. Sebagian besar anakanak pernah mengalami radang telinga dan tidak sedikit yang mengalami gangguan pendengaran akibat penanganan yang terlambat. Bila terjadi proses radang pada telinga tengah, tentu akan terjadi gangguan dalam penghantaran bunyi/suara ke telinga dalam. Akibatnya, kamu seperti menjadi tuli. Penyebab terjadinya radang pada telinga tengah, antara lain:

a) Perubahan tekanan udara yang tiba-tiba. b) Alergi.

c) Infeksi.

d) Sumbatan pada telinga. 6. Tuli

Tuli merupakan gangguan pendengaran karena kerusakan saraf pendengaran, infeksi bakteri, atau jamur. Tuli merupakan gejala utama radang telinga (otitis). Gendang telinga terlihat utuh, namun tertarik/retraksi, suram, kuning kemerahan, atau keabu-abuan. Penderita tuli tidak dapat mendengar dengan jelas apa yang diucapkan oleh orang lain. Akibatnya, ketika berkomunikasi dengan temannya yang lain, terkadang tidak nyambung. Dalam kondisi yang sudah parah, penderita tuli tidak dapat mendengar sama sekali apa yang diucapkan oleh orang lain. Penderita tuli akan sulit bersosialisasi dengan orang lain. Oleh karena itu, penderita tuli dapat dibantu dengan alat bantu pendengaran. Alat ini biasanya dipasang di telinga bagian luar. Dengan alat ini, penderita tuli dapat mendengar dengan jelas.

7. Buta Warna

(13)

kecelakaan/trauma pada mata, umumnya kelainan hanya terjadi pada salah satu mata saja dan bisa mengalami penurunan fungsi seiring berjalannya waktu.

8. Katarak

Katarak adalah perubahan lensa mata yang tadinya bening dan tembus cahaya menjadi keruh sehingga menyebabkan gangguan pada penglihatan. Pada umumnya, katarak merupakan proses penuaan pada mata. Paparan sinar ultraviolet jangka panjang, penggunaan obat-obatan dan penyakit tertentu, misalnya diabetes, juga dapat mempercepat timbulnya katarak. Katarak juga dapat merupakan bawaan lahir, artinya semenjak dilahirkan sudah menderita katarak.

Beberapa gejala umum katarak, antara lain:

a) Pandangan menjadi kabur atau ukuran kacamata yang sering berubah. b) Warna-warna tampak kusam.

c) Susah melihat di tempat yang terang akibat silau.

d) Kesulitan saat membaca atau mengemudi di malam hari.

Penderita katarak dapat dibantu dengan menggunakan kacamata yang sesuai. Akan tetapi, jika penglihatan penderita katarak tidak dapat diperbaiki dengan kacamata, harus dilakukan operasi katarak. Operasi katarak dapat dilakukan oleh dokter mata.

9. Hipermetropi

Hipermetropi (rabun dekat) adalah suatu keadaan dimana lensa mata tidak dapat menyembung atau bola mata terlalu pendek sehingga bayangan benda jatuh di belakang retina. Penderita hipermetropi akan merasa tidak jelas pada saat melihat benda dari jarak dekat, meskipun untuk jarak jauh masih lumayan jelas. Keadaan ini akan diperparah lagi jika sudah menginjak usia tua. Kesulitan yang hebat akan dialami saat melihat dari jarak dekat atau membaca. Penderita hipermetropi dapat ditolong dengan lensa cembung atau positif. Dengan menggunakan kacamata yang berlensa cembung, penglihatan penderita hipermetropi menjadi normal kembali.

10. Miopi

Miopi (rabun jauh) adalah suatu keadaan dimana lensa mata terlalu cembung atau bola mata terlalu panjang sehingga bayangan mata jatuh di depan retina. Miopi biasanya terjadi pada anak-anak remaja usia 8 sampai 14 tahun. Faktor yang menyebabkannya adalah keturunan membaca sambil tiduran, menonton televisi dari jarak yang terlalu dekat, atau menggunakan komputer terlalu lama. Penderita rabun jauh dapat ditolong dengan lensa cekung atau negatif. Dengan menggunakan kacamata yang berlensa cekung, penderita miopi dapat melihat dengan jelas dan normal.

11. Presbiopi

Presbiopi adalah hilangnya kemampuan mata untuk melakukan akomodasi karena umur. Karenanya, presbiopi disebut juga sebagai mata tua. Pada umumnya, penderita presbiopi berumur di atas 60 tahun. Gejala yang nampak biasanya dimulai dengan hilangnya kemampuan membaca pada jarak normal, namun tidak mempengaruhi penglihatan jarak jauhnya. Hilangnya daya akomodasi mata akibat menurunnya kemampuan mata untuk mengubah bentuk lensa mata. Salah satu cara untuk mengatasi presbiopi adalah dengan menggunakan kacamata fokus ganda (bifokal). Bagian bawah lensa mata memiliki kuat lensa yang lebih besar ibandingkan bagian atas karena pada saat melihat benda dekat diperlukan kuat lensa yang lebih besar.

12. Astigmatisme

Astigmatisme adalah suatu keadaan dimana permukaan lensa mata tidak sama sehingga fokus dan bayangan yang terbentuk tidak sama. Kelainan ini dapat ditolong dengan lensa silindris.

(14)

E. Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan Pertama (2 JP)

a. Kegiatan Pendahuluan

1) Guru memberikan salam dan berdoa bersama

2) Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan

3) Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang pengertian sistem koordinasi terutama sistem hormon.

4) Memotivasi: Guru menyampaikan manfaat mempelajari materi tentang sistem koordinasi, agar tetap berfungsi dengan baik.

5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan Inti

Mengamati

1) Peserta didik mengamati gambar beberapa masalah kelainan sistem endokrin (Guru menyajikan gambar seseorang menderita gondok, gigantisme, kretinisme)

Menanya

1) Guru membimbing peserta didik dalam mengorganisasi hal-hal yang akan dipelajari berdasarkan pertanyaan yang dimunculkan.

Mengumpulkan informasi/mencoba

1) Peserta didik mengumpulkan informasi melalui studi literatur mengenai macam-macam hormon, lokasi kelenjar dan fungsi hormon bagi tubuh.

Menalar/mengasosiasi

1) Peserta didik berdiskusi /menganalisis tentang macam-macam hormon, lokasi kelenjar dan fungsi hormon bagi tubuh sampai dengan menyusun laporan hasil studi literatur.

Mengomunikasikan

1) Peserta didik menganalisis hasil tentang macam-macam hormon, lokasi kelenjar dan fungsi hormon bagi tubuh.

c. Kegiatan Penutup

1) Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang macam-macam hormon, lokasi kelenjar dan fungsi hormon bagi tubuh ditulis sebagai rangkuman.

2) Memberi kesempatan peserta didik untuk merefleksi materi yang telah diterima. 3) Tindak lanjut/penugasan : Siswa diminta mencari informasi dan gambar-gambar

indera pada manusia, sebagai bahan diskusi minggu depan. 4) Mengakhiri pelajaran dengan mengucap salam dan atau doa. 2. Pertemuan Kedua (2 JP)

a. Kegiatan Pendahuluan

1) Pemusatan perhatian dan pemotivasi siswa dengan menjawab Pre Test

2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini mengenai sistem saraf pada manusia

b. Kegiatan IntiMengamati

(15)

2) Mengamati gambar bagian-bagian dari sumsum tulang belakang dan juga mencari informasi fungsi dari setiap bagiannya

3) Mengamati percobaan gerak refleks yang dilakukan oleh perwakilan dalam sietiap kelompok siswa

Menanya

1) Melakukan tanya jawab kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa setelah melakukan studi literatur. Berikut beberapa pertanyaan sebagai bahan diskusi siswa:

a) Apa sajakah bagian-bagian otak?

b) Apa sajakah bagian dari sumsum tulang belakang? c) Apa perbedaan antara gerak sadar dan gerak refleks?  Mengumpulkan informasi/mencoba

1) Mencari informasi dari buku literatur dan juga internet mengenai sistem saraf pada manusia

2) Membuat bagan konsep sederhana tentang sistem saraf yang mencakup sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi

Menalar/mengasosiasi

1) Menyimpulkan penyusun dari sistem saraf beserta fungsinya masing-masing 2) Menyimpulkan proses yang terjadi pada sistem saraf saat terjadinya gerak

refleks ataupun gerak yang disadari

3) Memberi kesempatan siswa untuk bertanya mengenai materi yang bersangkutan.

Mengomunikasikan

1) Perwakilan kelompok siswa menerangkan hasil diskusi tentang sistem saraf pada manusia

2) Perwakilan kelompok siswa menerangkan proses gerak refleks yang sebelumnya telah dilakukan oleh setiap kelompok

3) Siswa lainnya berkesempatan untuk menanggapi, bertanya dan menjawab berbagai hal mengenai hasil diskusi.

4) Mengemukakan kesimpulan diskusi mengenai sistem saraf pada manusia c. Kegiatan Penutup

1) Mendorong siswa untuk melakukan, menyimpulkan, merefleksi, dan menemukan nilai-nilai yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.

2) Guru mengajukan beberapa pertanyaan secara lisan untuk menguji wawasan siswa mengenai organ penyusun sistem saraf beserta fungsinya

3) Memberikan penghargaan (pujian dalam lisan atau tulisan) kepada kelompok atau individu berkinerja baik.

3. Pertemuan Ketiga (2 JP) a. Kegiatan Pendahuluan

1) Ketua Kelas memimpin doa, selanjutnya guru melakukan presensi dan memastikan siswa siap untuk mengikuti pembelajaran.

2) Siswa menerima informasi tentang materi, tujuan, metode pembelajaran dan penilaian yang akan dilakukan.

3) Bersama guru, siswa mengingat kembali konsep sistem koodinsi yang telah dipelajari di SMP melalui beberapa pertanyaan.

4) Siswa menerima informasi materi tentang sistem koordinasi ( alat indra) . b. Kegiatan Inti

(16)

Siswa mengamati struktur alat indra ( perasa, pembau, peraba) melalui literatur/browsing internet

Menanya

Siswa diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan yang terkait dengan materi alat indra(perasa,pembau,peraba).

Mengumpulkan informasi/mencoba

Guru membentuk kelompok yang anggotanya 4-5 orang secara heteogen Setiap kelompok diberi lembar kerja.

Masing-masing siswa saling berkolaborasi untuk menentukan bagian- bagian indra perasa,pembau,pengecap

Menalar/mengasosiasi

Guru memperhatikan dan mendorong semua siswa terlibat diskusi dan mengarahkan bila ada kelompok yang melenceng jauh.

Mengomunikasikan

Guru meminta salah satu anggota kelompok diskusi untuk mempresentasikan kemudian kelompok lain menanggapi

Guru memberi soal yang berkaitan dengan indra perasa,pembau,pengecap Guru memberi penghargaan kepada peserta didik yang mengumpulkan jawaban lebih cepat.

c. Kegiatan Penutup

1) Siswa diminta menyimpulkan tentang indra perasa,pembau,pengecap 2) Guru mengulas kembali materi yang telah dipelajari

3) Guru menayakan indra perasa,pembau,pengecap . 4) Guru memberi tugas rumah ( buku paket hal 258)

5) Guru mengakhiri pelajaran dengan memberi motivasi untuk tetap belajar. 4. Pertemuan Keempat (2 JP)

a. Kegiatan Pendahuluan

1) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius).

2) Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin).

3) Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang pengertian sistem koordinasi

4) Memotivasi: Guru menyampaikan manfaat mempelajari materi tentang sistem koordinasi, agar tetap berfungsi dengan baik.

b. Kegiatan IntiMengamati

Peserta didik mengamati gambar macam-macam kelainan pada system regulasi  Menanya

Guru membimbing peserta didik dalam mengorganisasi hal-hal yang akan dipelajari berdasarkan pertanyaan yang dimunculkan

Mengumpulkan informasi/mencoba

Peserta didik mengumpulkan informasi melalui studi literatur mengenai penyebab dan gejala pada kelainan system regulasi

Menalar/mengasosiasi

Peserta didik menganalisis penyebab dan gejala kelainan pada system regulasi

(17)

Peserta didik menyajikan hasil analisis tentang penyebab dan gejala kelaianan system regulasi

c. Kegiatan Penutup

1) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang macam-macam gangguan pada sistem regulasi

2) Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan macam kelainan, penyebab, gejala pada sistem regulasi

3) Tindak lanjut: memberikan tugas mencari informasi tentang jenis NAPZA dan dampak negatif penyalahgunaan NAPZA, sebagai bahan diskusi minggu depan 4) Salam dan/atau Doa

5. Pertemuan Kelima (2 JP)

Pada tatap muka sebelumnya guru telah membagi kelas menjadi 8 kelompok dan memberikan tugas proyek pembuatan poster dan mencari informasi tentang berbagai jenis NAPZA dan bahayanya bagi sistem koordinasi

kegiatan pendahuluan guru menginformasikan mengenai topik yang akan dibahas, kompetensi inti dan kompetensi dasar serta indikator dilanjutkan dengan menjelaskan tentang tujuan pembelajaran dan hasil yang diharapkan dari proses pembelajaran yang akan dilakukan.

Pada kegiatan inti guru meminta siswa untuk melihat gambar tentang NAPZA dan bahayanya bagi sistem koordinasi pada manusia.

Siswa mempresentasikan tugas yang telah dibuat yaitu tentang berbagai jenis NAPZA dan bahayanya bagi sistem koordinasi manusia serta menyampaikan isi poster yang telah dibuat, kelompok yang lain bisa menanggapinya.

Setelah presentasi semua tugas dan proyek dikumpulkan untuk diberi penilaian. Guru menyampaikan kesimpulan dari presentasi siswa

a. Kegiatan Pendahuluan 1) Salam dan doa

2) Pengkondisian situasi kelas

3) Penyampaian Tujuan pembelajaran

4) Apersepsi dan motivasi dengan menanyakan tentang NAPZA dan bahayanya bagi sistem koordinasi manusia

b. Kegiatan IntiMengamati

Mengamati dan mengumpulkan informasi dari tugas dan proyek yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya

Menanya

Setelah ada kelompok yang presentasi, peserta didik dimotivasi untuk membuat pertanyaan tentang:

- Apa saja jenis NAPZA

- Apa akibat dari pemakaian NAPZA terhadap sistem koordinasi manusia - Bagaimana cara menghindari pemakain NAPZA

Mengumpulkan informasi/mencoba

Dari diskusi siswa dapat mendapatkan informasi tambahan selain apa yang didapat saat mengerjakan tugas.

Menalar/mengasosiasi

(18)

(guru menilai kemampuan siswa dalam berdiskusi- Lembar observasi Sikap)  Mengomunikasikan

- Siswa membuat laporan hasil diskusi kelompok

- Perwakilan kelompok memaparkan hasil diskusi tentang pengaruh psikotropika terhadap sistem koordinasi manusia

(Guru menilai ketrampilan menyaji dan berkomunikasi- Lembar Observasi Ketram-pilan)

c. Kegiatan Penutup

1) Bersama siswa, guru menyimpulkan tentang pengaruh psikotropika terhadap sistem koordinasi manusia

2) Dilanjutkan ulangan pada pertemuan berikutnya. 6. Pertemuan Keenam (2 JP)

Ulangan Harian

F. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan 1. Teknik Penilaian

a. Observasi b. Projek

c. Ulangan harian d. Penugasan

e. Penilaian teman sejawat f. Penilaian diri sendiri 2. Instrumen Penilaian

a. Pertemuan Pertama

Instrumen Penilain

a. Instrumen Penilaian Sikap ( Observasi ) Materi : Sistem Hormon

Kelas/Semester : XI/1 Hari/Tanggal :

No Nama Mengucapsalam Menjawabsalam Berani Santun Bekerjasama Ilmiah Kritis Skor Nilai 1

2 3

Catatan:

Skor 1, jika tidak pernah berperilaku dalam kegiatan Skor 2, Jika kadang-kadang berperilaku dalam kegiatan Skor 3, jika sering berperilaku dalam kegiatan

Skor 4, jika selalu berperilaku dalam kegiatan Pedoman Penskoran

Skor Maksimum tiap indikator : 4 Jumlah Indikator : 7

Jumlah skor maksimum : 4 x 7 = 28

(19)

b. Penilaian Ketrampilan

3 Pemilihanliteratur/sumber dilakukan dengan tepat 2 Pemilihanliteratur/sumber dilakukan dengan kurang

tepat

1 Pemilihanliteratur/sumber dilakukan dengan tidak tepat Sistimatika

Laporan

3 Data disajikan secara urut dan teratur 2 Data disajikan kurang urut/kurang teratur 1 Data disajikan tidak urut/kurang teratur Hasil laporan 3 Data akurat

2 Data kurang akurat 1 Data tidak akurat Pedoman Penskoran

Skor Maksimum tiap indikator : 3

Jumlah Indikator : 3

Jumlah skor maksimum : 3 x 3 = 9

Nilai Keterampilan=Jumlah Skor Maksimum xSkor yang diperoleh 4

c. Penilaian Pengetahuan

No Soal Nilai

1

2

Hormon sangat penting bagi segala proses dalam tubuh. Fungsi hormon tiroksin adalah ... .

A. mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan B. pengerutan rahim setelah melahirkan

C. membantu pengeluaran air dalam tubuh D. pembentukan melanin kulit

E. merangsang pertumbuhan folikel Kunci: A

Soal Uraian

Sistem saraf dan sistem endokrin merupakan bagian dari regulasi dalam tubuh kita. Buat tabel, 2 perbedaan antara sistem saraf dan sistem hormon!

Kunci : Perbedaan antara sistem saraf dan hormon : Faktor pembeda Sistem saraf Sistem

hormon

Jalannya rangsang cepat Lambat

Media penghantaran Sel saraf Darah

10

10

Jumlahskor 20

Teknik Pengolahan nilai:

(20)

1. Teknik dan bentuk instrumen

Teknik Bentuk Instrumen Pengamatan sikap Lembar pengamatan sikap

Tes unjuk kerja Tes uji kerja

Tes tertulis Tes uraian dan pilihan

2. Contoh instrumen

a. Lembar pengamatan sikap

No Aspek yang dinilai Penilaian *)Hasil Keterangan

1 Menunjukkan rasa syukur kepada Tuhan 2 Memiliki rasa ingin tahu (curiosity)

3 Menunjukkan ketekunan dan tanggungjawab dalam belajar dan bekerja baik secara individu maupun berkelompok

4 Menyampaikan ide, informasi, dan argumentasi 5 Mengajukan pertanyaan

6 Menghargai pendapat orang lain 7 Partisipasi dalam kelompok belajar 8 Kerapihan laporan percobaan

*) 5=sangat baik, 4=baik, 3=cukup, 2=kurang, dan 1=sangat kurang. b. Lembar tes unjuk kerja

Tabel observasi praktikum siswa

No Aspek yang dinilai Penilaian *)Hasi l Keterangan

1 Penguasaan alat dan bahan 2 Penguasaan materi

3 Bekerja sama dengan teman 4 Ketelitian dalam mengamati 5 Menyusun laporan praktikum

6 Keterampilan mempresentasikan hasil laporan

*) 5=sangat baik, 4=baik, 3=cukup, 2=kurang, dan 1=sangat kurang.

c. Lembar tes tertulis

1. Bagaimanakah perbedaan mekanisme dari gerak yang disadari dengan gerak refleks?

2. Jelaskan tiga contoh gangguan atau kelainan yang dapat terjadi pada sistem saraf manusia.

(21)

4. Bagaimanakah proses mata bisa melihat? Jelaskan dengan bahasamu sendiri.

5. Sebutkan lima efek penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang secara terus menerus.

c. Pertemuan Ketiga

1. Prosedur Penilaian:

No Aspek yang dinilai Teknik Penilaian Waktu Penilaian 1. Sikap

- Penilaian melalui Pengamatan

- Penilaian diri sendiri - Penilaian antar teman

- Selama pembelajaran dan saat diskusi

- Di akhir materi pokok

2. Pengetahuan - Penyelesaian tugas

individu maupun kelompok

3. Keterampilan

Terampil dalam memilih dan

menentukan yang

berhubungan dengan alat indra, sesuai dengan karakteristik permasalahan yang akan diselesaikan dan memeriksa kebenaran langkah-langkahnya

1. Pengamatan Penyelesaian tugas (baik individu maupun kelompok) dan saat diskusi

2. Instrumen penilaian 1. Penilaian kognitif kegiatan 1: kuis tertulis

1.Tuliskan bagian lidah yang peka terhadap rasa manis,pahit,asam,asin. 2. Apa fungsi dari rambut-rambut di rongga hidung,sebutkan nama reseptornya. 3. Mengapa kulit disebut sebagai alat peraba

4. Jelaskan 3 papil pengecap

5. Jelaskan 2 kelainaan pada sistem koordinasi ( alat indra perasa , pembahu, peraba) Kunci jawaban

1. Manis pada ujung lidah,asam pada tepi belakang lidah,asin pada tepi depan kiri kanan lidah,pahit pada pangkal lidah

2. Fungsi rambut-rambut di rongga hidung: menyaring debu,menyelidiki adanya bau udara,pengatur suhu udara pernapasan,sel-sel sensori penerima zat kimia adalah kemoreseptor

3. Papil peraba berbentuk seperti benang tersebar diseluruh permukaan lidah Papil pengecap berbentuk V dekat pangkal lidah

Papil pengecap tersebar dibagian tepi

4. Karena pada kulit terdapat reseptor yang peka terhadap rangsangan fisik

(22)

b) tuli konduksi : disebabkan karena hal-hal penyumbatan teling oleh minyk serumen, penebalan/ pecahnya membran timpani,pengapuran tulng pendengaran, keekakuan hubungn stapes pada fenesta ovali. Gangguan ini bersifat sementara dan dapat diatasi melalui pengobatan/ penggunaan alt bantu dengar.

Pedoman Penskoran

Jumlah soal Nomor soal Skor maksimal

Essay /

jumlah skor maksimal

X 100

2. Instrumen Penilaian Sikap Lembar penilaian sikap pada saat diskusi

Lembar Penilaian Kegiatan Diskusi

Mata Pelajaran:Biologi Kelas/Semester :XI / 2 Topik/Subtopik :alat indra

Indikator : peserta didik menunjukan perilaku kerja sama ,santun,toleran,responsif dan proaktif sera bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membut keputusan

No Nama Siswa

Kerja sama

Santun Toleran Responsif Proaktif Bijaksana Jumlah Skor

Cara pengisian lembar penilaian sikap adalah dengan memberikan skor pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan terhadap peserta didik selama kegiatan yaitu:.

Skor 1, jika tidak pernah berperilaku dalam kegiatan Skor 2, jika kadang-kadang berperilaku dalam kegiatan Skor 3, jika sering berperilaku dalam kegiatan

Skor 4, jika selalu berperilaku dalam kegiatan

Penilaian sikap untuk setiap peserta didik dapat menggunakan rumus dan predikat berikut Penilaian sikap untuk setiap peserta didik dapat menggunakan rumus berikut

(23)

Dengan predikat:

PREDIKAT NILAI

Sangat Baik (SB) 80 ≤ AB ≤ 100

Baik (B) 70 ≤ B ≤ 79

Cukup (C) 60 ≤ C ≤ 69

Kurang (K) <60

3. Instrumen Penilaian Keterampilan Topik : sistem koordinasi

Indikator : disajikan data kelainan dan gangguan pada lidah, peserta didik diharapkan mampu mengembangkan dengan mencari literatur dari internet

a. Tes Proyek - Proyek

Contoh Format Penilaian Proyek

Mata Pelajaran :biologi Nama Proyek :penyusunan makalah

tentang lidah

Alokasi Waktu :2x45

Guru Pembimbing :Dra Murliyah

Nama :Ulvi

Kelas :XI

No. ASPEK SKOR (1 - 5)

1 PERENCANAAN :

a. Rancangan Alat - Alat dan bahan - Gambar

b. Uraian cara menggunakan alat

4 4 5 2 PELAKSANAAN :

a. Keakuratan Sumber Data / Informasi

b. Kuantitas Sumber Data c. Analisis Data

d. Penarikan Kesimpulan

4 3 3 3

3 LAPORAN PROYEK :

a. Sistematika Laporan b. Performans

c. Presentasi

(24)

d. Pertemuan Keempat Penilaian antar Peserta Didik

Topik/sub topik : Nama Teman yang dinilai :

Tanggal penilaian : Nama Penilai :

- Amati perilaku temanmu dengan cermat selama mengikuti pembelajaran Biologi - Berikan tanda skor 1 – 3 pada kolom yang disediakan berdasarkan hasil

pengamatanmu

- Serahkan hasil pengamatanmu kepada guru

No Sikap Indikator Skor

Maks 1 Semangat

belajar

1. Aktif dalam berdiskusi

2. Antusias dalam menyimak pendapat

3 3 2 Santun 1. Tidak menyela pembicaraan siswa lain dalam

diskusi

2. Menggunakan bahasa yang santun saat berpendapat/mengkritik pendapat orang lain 3. Mengucapkan terimakasih/bersikap menerima

pendapat orang lain

3 3 3 3 Kerjasama 1. Terbuka terhadap kritik/pendapat siswa lain

2. Mencari solusi terhadap perbedaan pendapat 3. Mendorong siswa lain agar aktif dalam

berdiskusi

3 3 3 3 Kritis 1. Memberi pendapat terhadap masalah yang

didiskusikan

2. Mencari solusi terhadap masalah yang didiskusikan

3 3 Pedoman Penskoran

Skor Maksimum tiap indikator : 3 Jumlah Indikator : 10

Jumlah skor maksimum : 3 x 10 = 30

(25)

No Nama Siswa

No Nama Siswa Pengumpulan

data

3 Pemilihanliteratur/sumber dilakukan dengan tepat 2 Pemilihanliteratur/sumber dilakukan dengan kurang

tepat

1 Pemilihanliteratur/sumber dilakukan dengan tidak tepat Sistimatika

Laporan

3 Data disajikan secara urut dan teratur 2 Data disajikan kurang urut/kurang teratur 1 Data disajikan tidak urut/kurang teratur Hasil laporan 3 Data akurat

2 Data kurang akurat 1 Data tidak akurat Pedoman Penskoran

Skor Maksimum tiap indikator : 3 Jumlah Indikator : 3 Jumlah skor maksimum : 3 x 3 = 9

Nilai Keterampilan=Jumlah Skor Maksimum xSkor yang diperoleh 4

a. PenilaianPengetahuan Tes Tertulis

Sub Topik : kelainan pada system regulasi - Pilihan Ganda

Inikator soal : disajikan gambar suatu kelinan peserta didik dapat menentukan nama penyakit dan penyebabnya.

No Soal Nilai

(26)

2

Berdasarkan gambar diatas pnderita mengalami penyakit …. karena …..

A. gondok, kekurangan yodium B. gondong, kekurangan yodium C. gondok , kelebihan yodium D. gondok, kekurangan kalsium E. gondok, kekurangan kalium

Kunci : A Soal Uraian

Sebutkan dua contoh kelainan pada kelainan mata dan jelaskan penyebabnya!

Kunci :

Miopi (rabun dekat) : cacat mata karena lensa mata terlalu cekung dan bola mata terlalu panjang.

Hipermetrop (rabun jauh) : cacat mata karena lensa mata terlalu cembung dan bola mata terlalu pendek

10

Jumlah skor 20

Teknik pengolahan nilai :

Jawwaban benar pilihan ganda 1 x 10 = 10 Jawaban benar uraian 1 x 10 = 10 Nilai akhir (10 + 10) / 20 x 4 = 4 e. Pertemuan Kelima

2. Instrumen Penilaian Sikap ( Observasi )

No Sikap Indikator Skor Maks

1 Semangat belajar

3. Aktif dalam berdiskusi

4. Antusias dalam menyimak pendapat

3 3 2 Santun 4. Tidak menyela pembicaraan siswa lain

dalam diskusi

5. Menggunakan bahasa yang santun saat berpendapat/mengkritik pendapat orang lain

6. Mengucapkan terimakasih/bersikap menerima pendapat orang lain

3 3

3 3 Kerjasama 4. Terbuka terhadap kritik/pendapat siswa

lain

5. Mencari solusi terhadap perbedaan pendapat

6. Mendorong siswa lain agar aktif dalam berdiskusi

(27)

Jumlah Indikator : 10

Jumlah skor maksimum : 3 x 10 = 30

Nilai Sikap=Jumlah Skor Maksimum xSkor yang diperoleh 4

No Nama Siswa

KRITERIA SIKAP

Jml

Skor Nilai

Se

m

an

ga

n

Be

la

ja

r Sa

nt

un

Ke

rja

sa

m

a Kritis

1 2 1 2 3 1 2 3 1 2 9.

(28)

2. Penilaian Ketrampilan

3 Pemilihan alat dan bahan tepat 2 Pemilihan alat atau bahan tepat 1 Pemilihan alat dan bahan tidak tepat Pelaksanaan

Skor Maks 6

3 Penggunaan bahan sesuai dengan kebutuhan 2 Penggunaan bahan kurang sesuai dengan 1 Penggunaan bahan tidak sesuai dengan 3 Langkah kerja dan waktu pelaksanaan tepat

2 Langkah kerja atau waktu kurang pelaksanaan tepat 1 Langkah kerja atau waktu tidak pelaksanaan tepat Hasil Tugas

Skor maks 3

3 Hasil tugas sesuai dengan perencanaan 2 Hasil tugas kurang sesuai dengan perencanaan 1 Hasil tugas tidak sesuai dengan perencanaan Laporan

Skor maks 6

3 Bahasa sesuai dengan kaidah penulisan 2 Bahasa kurang sesuai dengan kaidah penulisan 1 Bahasa tidak sesuai dengan kaidah penulisan 3 Hasil Projek sesuai dengan laporan

2 Hasil Projek kurang sesuai dengan laporan 1 Hasil Projek tidak sesuai dengan laporan Skor maksimum 18

Sangat baik = lebih dari 15 sampai 18

Baik = 12 sampai 15

Cukup = lebih dari sampai 12

Kurang = 5 - 8

Sebutkan 3 jenis psikotropika dan berilah masing masing contohnya

Sebutkan dampak yang ditimbulkan dari pemakaian psikotropika

Sebutkan kiat-kiat menghindari pemakaian NAPZA

6

7

7

Jumlah skor 20

Skor maksimum = 4 x 20 = 80

Dikonversi menjadi nilai capaian kompetensi menjadi : (4x20)/20 = 4 Nilai A jika : 3,67 – 4

Nilai D Jika : kurang atau sama dengan 1 f. Pertemuan keenam

Ulangan Harian

(29)

3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan Remedial

1. Jelaskan sel saraf dengan fungsi bagian-bagiannya? 2. Sebut dan jelaskan peranan bagian otak pada manusia ?

3. Bagaimana proses melihat dengan indera penglihatan/mata pada manusia? 4. Bagaimana proses mendengar menggunakan telinga pada manusia ? Pengayaan

1. Bila seseorang yang tua yang jatuh di kamar mandi biasanya sakit stroke, dimana adanya pengumpalan darah di otak. Bagaimana bisa, bila ada darah di otak kemudian berpengaruh pada kerja saraf baik bagian kanan maupun kirinya ? bagaimana cara menghilangkan darah di otak tersebut? Dampak dari operasi di otak ?

2. Kasus bila anak muda biasanya berkacamata minus, sedangkan bila tua berkacamata plus. Bagaimana hubungan umur dengan kacamata yang dipakainya? Bagaimana cara mengobati bila ada seseorang yang berkacamata?

G. Media/alat, Bahan dan Sumber Belajar 1. Media/alat

a. Torso kulit b. Torso hati c. Torso lidah 2. Bahan

a. Foto/gambar otak b. Gambar telinga

c. Gambar kelainan sistem regulasi pada manusia d. Poster narkoba

3. Sumber Belajar

 Buku Kurikulum 2013 Biologi Kelas XI, karangan Suparmin, Ririn Safitri, Bowo Sugiharto, Mediatama

 Buku Biologi SMA untuk Kelas XI, karangan Diah Ayulina Choirul, Muslim, Syalfinat Manaf dan Endang Widi Winarni, Erlangga

 www. Biologylife.edu

Surakarta, 17 Juli 2017

Diperiksa Oleh Disiapkan Guru Mapel Biologi

WKS. 1

Teguh Rahayu Slamet, M. Pd Dynna Sri Wulandari, S.Si

NIP. 19700925 200801 1 011 NIP. 19700812 200801 2 012

Disahkan Oleh Kepala Sekolah

Drs. Literzet Sobri, M. Pd

NIP. 19600602 198703 1 006

EVALUASI BIOLOGI KELAS XI IPA

MATERI SISTEM SARAF & HORMON

(30)

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

1. Saraf Pusat pada manusia terdiri atas __________________________________ dan

___________________________________________________________________ 2. Fungsi Saraf Tepi pada manusia adalah

_________________________________

________________________________________________________________________ ________________________________________________________________________ Bagian tubuh yang berfungsi menangkap rangsang disebut

______________

Contohnya_____________________________________________________________ Contoh rangsanganyang berasal dari luar tubuh adalah

_________________, __________________________, dan ________________________________________

3. Serabut yang merupakan penjuluran sitoplasma dari sel saraf/neuron disebut __________________________ berfungsi untuk _____________________ ________________________________________________________________________ 4. Akson dibungkus oleh selubung lemak yang disebut ___________________ yang berfungsi ________________________________________________________ 5. Prinsip penghantaran rangsang dimulai dari saraf dalam keadaan

polarisasi  dirangsang  _________________________  timbul ___________________________  timbul ___________________________  penghantaran impuls melalui neuron

6. Impuls berjalan dari satu neuron ke neuron yang lain melalui ___________

________________________________________________________________________ 7. Gerak normal merupakan gerak yang harus melalui pusat saraf yakni

________ dengan contoh

________________________________________________

8. Skema rangsang dari Gerak refeks dimulai Rangsang  Reseptor neuron ___________________________ 

______________________________________________ Neuron __________________________ efektor.

9. Otak manusia dewasa terbagi atas ___________________________, _________ __________________, ________________________________ dan _______________

10. Otak kecil atau ____________________________ berfungsi untuk ____________

________________________________________________________________________ 11. Sumsum penghubung medula spinalis dan otak adalah

______________________ berfungsi _______________________________________ ________________________________________________________________________ 12. Sistem saraf Otonom atau disebut saraf ___________________________

berfungsi _______________________________________________________

________________________________________________________________________ 13. Kelenjar Hipofisis disebut master of glands karena

_____________________

(31)

14. Hormon prolaktin yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis bagian

depan berperan

______________________________________________________________

________________________________________________________________________ 15. Hormon Hipofisis bagian belakang menghasilkan Hormon

___________________ dan hormon _____________________________________ _______________________________________________________________________ 16. Miksedema yang terjadi pada manusia dewasa disebabkan oleh

kekurangan hormon __________________________________________________ 17. Hormon insulin berperan untuk mengubah

__________________________________ menjadi ____________________________ berlawanan fungsinya dengan hormon _______________________________ 18. Ovarium pada perempuan menghasilkan hormon

____________________________ untuk tanda kelamin sekunder dan hormon _________________________________ berperan dalam ___________________ ______________________________________________________________________

(32)

Mengerjakan---KUNCI EVALUASI SIKLUS I MATERI SISTEM REGULASI MANUSIA

1. Saraf Pusat pada manusia terdiri atas Otak dan sumsum tulang belakang.

2. Fungsi Saraf Tepi pada manusia adalah menghantarkan rangsang dari reseptor menuju saraf pusat dan menghantarkan respon rangsang dari pusat saraf ke efektor.

3. Bagian tubuh yang berfungsi menangkap rangsang disebut reseptor Contohnya panca indera.

4. Contoh rangsangan yang berasal dari luar tubuh adalah suhu, cahaya, dan bau.

5. Serabut yang merupakan penjuluran sitoplasma dari sel saraf/neuron disebut dendrit berfungsi untuk membawa rangsang menuju ke badan sel.

6. Akson dibungkus oleh selubung lemak yang disebut myelin yang berfungsi isolator & pemberi makan sel saraf.

7. Prinsip penghantaran rangsang dimulai dari saraf dalam keadaan polarisasi  dirangsang  depolarisasi  timbul aliran listrik  timbul impuls saraf  penghantaran impuls melalui neuron

8. Impuls berjalan dari satu neuron ke neuron yang lain melalui sinapsis.

9. Gerak normal merupakan gerak yang harus melalui pusat saraf yakni otak dengan contoh membaca, minum, makan dan menulis.

10. Skema rangsang dari Gerak refeks dimulai Rangsang  Reseptor neuron sensorik  sumsum tulang belakang Neuron motorik efektor.

11. Otak manusia dewasa terbagi atas otak depan, besar, tengah dan kecil.

12. Otak kecil atau cerebelum berfungsi untuk pusat keseimbangan.

13. Sumsum penghubung medula spinalis dan otak adalah sumsum lanjutan berfungsi menghantarkan rangsangan dari sumsum tulang belakang ke otak.

14. Sistem saraf Otonom atau disebut saraf tak sadar berfungsi mengatur organ-organ yang gerakannya tak disadari manusia.

15. Kelenjar Hipofisis disebut master of glands karena mensekresikan hormon-hormon yang mengontrol kelenjar endokrin lainnya.

16. Hormon prolaktin yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis bagian depan berperan menginisiasi dan menjaga sekresi ASI.

17. Hormon Hipofisis bagian belakang menghasilkan Hormon ADH dan hormon oksitosin.

18. Miksedema yang terjadi pada manusia dewasa disebabkan oleh kekurangan hormon tiroksin.

19. Hormon insulin berperan untuk mengubah glukosa menjadi glikogen berlawanan fungsinya dengan hormon glukagon.

Gambar

Gambar ;  Lokasi macam-macam kelenjar pada manusiaSumber: www.medicastor.com
Tabel observasi praktikum siswa

Referensi

Dokumen terkait

Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem koordinasi dan mengaitkannya dengan proses koordinasi sehingga dapat menjelaskan peran saraf

3.10.1 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem koordinasi dan mengaitkannya dengan proses koordinasi sehingga dapat menjelaskan peran saraf dan

3 3.10 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem regulasi dan mengaitkannya dengan proses koordinasi sehingga dapat menjelaskan

3.10 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem koordinasi dan mengaitkannya dengan proses koordinasi sehingga dapat menjelaskan peran saraf

3.10 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem koordinasi dan mengaitkannya dengan proses koordinasi sehingga dapat menjelaskan peran

Kompetensi dasar : 3.8 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem respirasi dalam kaitannya dengan bioproses dan gangguan fungsi

20 15 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem koordinasi dan mengaitkannya dengan proses koordinasi sehingga dapat menjelaskan peran saraf

Sehingga peserta didik dapat menganalisis tentang hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem ekskresi dalam kaitannya dengan bioproses dan