• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGADILAN MILITER III - 19 JAYAPURA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGADILAN MILITER III - 19 JAYAPURA"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

P U T U S A N

Nomor : 42 - K / PM III - 19 / AD / III / 2012

“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

Pengadilan Militer III - 19 Jayapura yang bersidang di Jayapura dalam memeriksa dan mengadili perkara pidana pada Tingkat pertama telah menjatuhkan putusan sebagaimana tercantum di bawah ini dalam perkara Terdakwa :

Nama lengkap : PATIARME SERETUA PARDEDE

Pangkat / NRP : Serma / 21950224840875

J a b a t a n : Ba Urdal

K e s a t u a n : Kesdam XVII / Cenderawasih

Tempat tanggal lahir : Sibolga, 19 Agustus 1975

Jenis kelamin : Laki - Laki

Kewarganegaraan : Indonesia

A g a m a : Islam

Tempat tinggal : Jln. Diponegoro Kota Jayapura Papua.

Terdakwa tidak ditahan

PENGADILAN MILITER III - 19 JAYAPURA, tersebut diatas :

Membaca : Berita Acara Pemeriksaan dalam perkara ini.

Memperhatikan : 1. Surat Keputusan Penyerahan Perkara dari Pangdam XVII /

Cenderaasih Selaku Papera Nomor : KEP / 152 / II / 2012, tanggal 24 Februari 2012.

2. Surat Dakwaan Oditur Militer Nomor : Sdak / 36 / III / 2012 tanggal 12 Maret 2012.

3. Relaas Penerimaan surat panggilan untuk menghadap sidang kepada Terdakwa dan para Saksi.

4. Surat - surat lain yang berhubungan dengan perkara ini.

Mendengar : 1. Pembacaan Surat Dakwaan Oditur Militer Nomor : Sdak / 36 /

III / 2012 tanggal 12 Maret 2012, yang dibacakan di depan sidang yang dijadikan dasar pemeriksaan perkara ini.

2. Hal - hal yang diterangkan oleh Terdakwa dipersidangan

serta keterangan Para Saksi dibawah sumpah.

Memperhatikan : 1. Tuntutan pidana (requisitoir) Oditur Militer yang dibacakan di

(2)

“Barangsiapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum dengan memakai nama palsu atau martabat (hoedanigheid) palsu, dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi utang maupun menghapuskan piutang”

Sebagaimana dirumuskan dan diancam dengan pidana menurut : Pasal 378 KUHP.

Dan oleh karenanya Oditur Militer memohon agar Terdakwa dijatuhi dengan :

Pidana pokok : penjara selama 12 (dua belas) bulan. Pidana tambahan : Dipecat dari dinas militer TNI AD.

Barang bukti :

Surat : 1 (satu) lembar kwitansi bertuliskan uang nilai rupiah berjumlah Rp. 19.000.000,- (sembilan belas juta rupiah), ditanda tangani diatas materai Rp. 6.000,- tanggal 16 Agustus 2011.

Mohon agar dilekatkan dalam berkas perkara.

Mewajibkan kepada Terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 15.000,- (lima belas ribu rupiah).

2. a. Bahwa Terdakwa tidak mengajukan pembelaan secara tertulis tetapi hanya permohonan yang disampaikan secara lisan.

b. Permohonan Terdakwa yang menyatakan bahwa ia sangat menyesal akan kesalahannya dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya, oleh karena itu Terdakwa mohon kepada Majelis Hakim dijatuhi pidana yang seringan-ringannnya dan karena Terdakwa masih ingin menjadi TNI AD karena mempunyai istri dan anak yang memerlukan pembinaan dari Terdakwa selaku seorang ayah.

Menimbang : Bahwa menurut Surat Dakwaan tersebut di atas, Terdakwa pada

pokoknya didakwa telah melakukan tindak pidana sebagai berikut:

(3)

bertempat di rumah milik Saksi-I dan Saksi-II di Dok V bawah Jalan Suasiu Kelurahan Mandala Kota Jayapura atau tempat-tempat lain, yang termasuk wewenang Pengadilan Militer III - 19 Jayapura, telah melakukan tindak pidana :

“Barangsiapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum dengan memakai nama palsu atau martabat (hoedanigheid) palsu, dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi utang maupun menghapuskan piutang”

Dengan cara-cara sebagai berikut :

1. Bahwa Terdakwa masuk menjadi anggota TNI AD pada

tahun 1994 melalui pendidikan Secaba PK II di Rindam I / Bukit Barisan selama 6 (enam) bulan dan lulus dilantik dengan pangkat Serda, kemudian dilanjutkan Dikjurba Kesehatan di Pusdikkes TNI AD di Jakarta selama 5 (lima) bulan dan setelah lulus ditugaskan di Kesdam XVII / Cenderawasih sampai sekarang dengan pangkat terakhir Sersan Mayor NRP. 21950224840875.

2. Bahwa pada hari dan tanggal lupa, bulan Mei 2011 Sdr. La Ponda (Saksi-I) mendatangi Terdakwa di Kodam XVII / Cenderawasih untuk meminta bantuan Terdakwa apakah mau membantu cucunya yang bernama Sdr. Jabalkudus masuk Secata TNI AD, saat itu Terdakwa menyanggupinya dengan syarat Saksi-I harus membayar sejumlah uang kepada Terdakwa sebesar Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) dan apabila Sdr. Jabalkudus gagal dalam test maka Terdakwa akan mengembalikan keseluruhan uang tersebut kepada Saksi-I. Kemudian Saksi-I menyanggupi syarat tersebut.

3. Bahwa Saksi-I dan Sdri. Ny. Aena (Saksi-II / Istri Saksi-I)

percaya kepada Terdakwa karena pada tahun 2009 Terdakwa pernah meluluskan cucu para Saksi yang lain, masuk secata TNI AD.

4. Bahwa sekira pertengahan bulan Mei 2011, Saksi-II

diminta oleh Saksi-I untuk memberikan uang kepada Terdakwa sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) sebagai uang muka untuk mengurus Sdr. Jabalkudus masuk Secata TNI AD. Kemudian Sdr. Jabalkudus mulai mendaftar dan mengikuti seleksi masuk Secata TNI AD lewat Kodam XVII / Cenderawasih, mula dari seleksi administrasi, kesehatan awal, kesamaptaan dan mental ideologi.

5. Bahwa setelah menerima uang muka sebesar Rp.

(4)

bersenang - senang dengan perempuan penghibur di Bar Musi, Jayapura, sehingga dalam jangka waktu 4 (empat) hari saja, uangnya habis.

6. Bahwa setelah uangnya habis, Terdakwa mendatangi dan

meminta uang lagi kepada Saksi-I sampai 2 (dua) kali, yang pertama sebesar Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) dan yang kedua Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah), namun hari dan tanggalnya lupa. Uang - uang tersebut Terdakwa habiskan untuk minum - minuman beralkohol di Bar bersama perempuan penghibur.

7. Bahwa pada tanggal 23 Juni 2011 Saksi-I melaporkan

kepada Terdakwa jika ponakannya yang bernama Sdr.

Jabalkudus dinyatakan lulus test kesehatan, sehingga

kesempatan itu digunakan Terdakwa untuk meminta uang lagi kepada Saksi-I sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) dan Saksi-I memberikan uang sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) kepada Terdakwa.

8. Bahwa kemudian pada tanggal 14 Juli 2011 Saksi-I

datang kepada Terdakwa memberitahukan jika Sdr. Jabalkudus dinyatakan tidak lulus dalam test Mental Ideologi (MI), lalu Terdakwa berkata agar Saksi-I memberikan uang lagi sebesar Rp. 4.000.000,- (empat juta rupiah) untuk mengangkat kembali test Mental Ideologinya Sdr. Jabalkudus, selanjutnya Saksi-I menyanggupi dan memberikan uang sebesar Rp. 4.000.000,- (empat juta rupiah), lalu Terdakwa menggunakan uang tersebut menghadap Asintel Kodam XVII / Cenderawasih agar mengangkat kembali test Mental Ideologi Sdr. Jabalkudus namun Terdakwa tidak berhasil, maka setelah satu minggu kemudian Terdakwa mengembalikan uang Rp. 4.000.000,- (empat juta rupiah) tersebut kepada Saksi-I.

9. Bahwa karena Sdr. Jabalkudus gagal masuk Secata TNI

AD, maka selanjutnya Saksi-I selalu datang dan mencari Terdakwa ke rumah Terdakwa untuk meminta kembali keseluruhan uangnya sesuai perjanjian awal antara Terdakwa dan Saksi-I namun Terdakwa selalu menghindar dan tidak pernah pulang ke rumah.

10. Bahwa pada saat terjadinya transaksi pembayaran uang -

uang yang diminta Terdakwa kepada Saksi-I tidak pernah dibuatkan kwitansi penyerahan uang, namun setelah Saksi-I sering mencari Terdakwa, pada tanggal 16 Agustus 2011 Terdakwa baru bersedia membuatkan kwitansi penyerahan uang, tetapi jumlah uang yang tertulis hanya sebesar Rp. 19.000.000,- (sembilan belas juta rupiah).

11. Bahwa Terdakwa tidak terlibat sebagai Panitia seleksi

(5)

Jabalkudus dalam seleksi Secata PK TNI AD tahun 2011 namun Terdakwa hanya menipu para Saksi agar mendapatkan uang dengan mudah dari para Saksi untuk bersenang - senang.

12. Bahwa oleh karena tidak ada itikad atau upaya dari

Terdakwa untuk mengembalikan uang milik para Saksi tersebut, maka para Saksi melaporkan perbuatan Terdakwa ke Pomdam XVII / Cenderawasih agar Terdakwa diproses sesuai hukum yang berlaku.

13. Bahwa dengan demikian Terdakwa telah dengan sengaja

melakukan kebohongan kepada Saksi-I dan Saksi-II yang seolah - olah Terdakwa dapat membantu meluluskan Cucu para Saksi yaitu Sdr. Jabalkudus dalam mengikuti seleksi Secata TNI AD T.A 2011 dengan meminta kepada para Saksi untuk memberikan sejumlah uang kepada Terdakwa, padahal Terdakwa tidak mempunyai wewenang apapun untuk dapat membantu Sdr. Jabalkudus dalam mengikuti seleksi Secata TNI AD T.A 2011 karena Terdakwa bukan termasuk panitia seleksi penerimaan Secata TNI AD T.A 2011, Terdakwa melakukan perbuatannya hanya untuk mencari keuntungan diri sendiri dengan melakukan kebohongan terhadap para Saksi.

Berpendapat bahwa, perbuatan Terdakwa telah cukup memenuhi unsur-unsur tindak pidana sebagaimana tercantum dalam Pasal : 378 KUHP.

Menimbang : Bahwa atas dakwaan tersebut Terdakwa menerangkan : telah

melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan Oditur Militer atas dirinya dengan memberikan keterangan yang disertai dengan uraian yang cukup jelas untuk menjadi bahan pertimbangan lebih lanjut.

Menimbang : Bahwa atas dakwaan tersebut Terdakwa menerangkan bahwa ia

benar-benar mengerti atas Surat Dakwaan yang didakwakan kepadanya.

Menimbang : Bahwa atas dakwaan tersebut Terdakwa mengakui telah

melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya dan membenarkan semua dakwaan yang didakwakan kepadanya.

Menimbang : Bahwa di sidang Terdakwa tidak didampingi oleh Penasihat Hukum, dan menyatakan akan dihadapi sendiri.

Menimbang : Bahwa Saksi yang dihadapkan di persidangan menerangkan di

bawah sumpah sebagai berikut :

(6)

Pada Pokoknya menerangkan sebagai berikut :

1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa pada tahun 2009

saat Saksi mengantarkan keponakannya untuk mengikuti Test Secata, namun tidak mempunyai hubungan keluarga.

2. Bahwa pada tanggal 25 Mei 2011 keponakan Saksi Sdr.

Jabalkudus datang ke rumah Saksi di Dok V bawah kota Jayapura menyampaikan niatnya untuk mengikuti test Secata TNI AD, kemudian Saksi menemui Terdakwa di Kesdam XVII / Cenderawasih untuk meminta bantuannya memasukan / meluluskan Sdr. Jabalkudus dalam test Secata TNI AD di Ajendam XVII / Cenderawasih, saat itu Terdakwa berkata menyanggupinya dan menjamin kelulusannya dengan syarat Saksi harus menyerahkan atau membayarkan sejumlah uang sebesar Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah), dan apabila Sdr. Jabalkudus gagal dalam test maka Terdakwa akan mengembalikan uang tersebut kepada Saksi-I.

3. Bahwa setelah kesepakatan tersebut Saksi pada bulan

Juni 2011 telah menyerahkan uang kepada Terdakwa secara bertahap 3 (tiga) kali yaitu :

- Pertama Rp 4.500.000,- (empat juta lima ratus ribu rupiah). - Kedua Rp 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah). - Ketiga Rp 2.000.000,- (dua juta rupiah).

Dan pada bulan Agustus 2011 Saksi menyerahkan uang lagi kepada Terdakwa sebanyak 4 (empat) kali yaitu :

- Pertama Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah). - Kedua Rp 3.000.000,- (tiga juta rupiah).

Terdakwa, Saksi meminta Terdakwa untuk membuat surat pernyataan namun Terdakwa tidak bersedia dan meminta secara lisan saja, Saksi percaya kepada Terdakwa karena sebelumnya Terdakwa pernah berhasil meloloskan keponakan Saksi yang lain menjadi Tamtama tahun 2009.

5. Bahwa pada saat terjadinya transaksi uang antara Saksi

dan Terdakwa di saksikan oleh Istri Saksi-I Sdri. Ny Aena (Saksi- II) ada kwitansi penyerahannya namun hanya tertulis Rp. 19.000.000,- (Sembilan belas juta rupiah), dan selain itu Terdakwa sering meminta uang kepada Saksi akan tetapi Terdakwa tidak bersedia dibuatkan kwitansi.

6. Bahwa selanjutnya Sdr. Jabalkudus melakukan latihan

(7)

Administrasi, test kesehatan awal, test kesamaptaan dinyatakan lulus dan sampai pada saat test mental Ideologi (MI) Sdr. Jabalkudus dinyatakan tidak lulus.

7. Bahwa setelah Sdr. Jabalkudus dinyatakan tidak lulus

seleksi Mental Ideologi ( MI ) Terdakwa meminta tambah lagi uang kepada Saksi-I sebesar Rp 4.000.000,- (empat juta rupiah) dalam rangka untuk pengurusan test mental ideologi tersebut agar Sdr. Jabalkudus dapat diluluskan namun setelah diurus oleh Terdakwa ternyata tetap dinyatakan tidak lulus dan uang sebesar Rp 4.000.000,- (empat juta rupiah) tersebut Terdakwa kembalikan kepada Saksi-I.

8. Bahwa sampai dengan saat ini tidak ada upaya dari

Terdakwa untuk mengembalikan uang milik Saksi-I sebesar Rp 26.000.000,- (dua puluh enam juta rupiah) sesuai perjanjian atau kata- kata yang pernah Terdakwa ucapkan kepada Saksi-I bahkan saat Saksi mencari Terdakwa kerumahnya, Terdakwa tidak pernah berada dirumah dan nomor HPnya selalu diganti-ganti, maka oleh karena itu Saksi meminta agar Terdakwa diproses sesuai hukum yang berlaku.

Atas keterangan Saksi-I tersebut, Terdakwa

membenarkan seluruhnya.

Saksi - II : Nama lengkap : Ny. Aena, Pekerjaan : Swasta, Tempat tanggal lahir : Buton, Tahun 1943, Jenis kelamin : Perempuan, Kewarganegaraan : Indonesia, Agama : Islam, tempat tinggal : Dok V Bawah Jln. Suasiu Kota Jayapura Papua.

Pada Pokoknya menerangkan sebagai berikut :

1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa pada tahun 2009

karena Terdakwa sering berkunjung kerumah Saksi saat Terdakwa membantu keponakan Saksi untuk mengikuti Test Secata dan lulus, namun tidak mempunyai hubungan keluarga.

2. Bahwa pada awal bulan Mei 2011, Cucu Saksi Sdr.

Jabalkudus datang dari Buton kerumah Saksi di Dok V bawah kota Jayapura dengan tujuan untuk mengikuti test Secata di Jayapura, selanjutnya suami Saksi Bpk La Ponda (Saksi-I) menghubungi Terdakwa untuk membantu meluluskan Cucu Saksi karena pada tahun 2009 Terdakwa pernah meluluskan cucu Saksi lainnya.

3. Bahwa Saksi pada bulan Juni 2011 telah menyerahkan

uang kepada Terdakwa secara bertahap 3 (tiga) kali yaitu :

- Pertama Rp 4.500.000,- (empat juta lima ratus ribu rupiah). - Kedua Rp 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah). - Ketiga Rp 2.000.000,- (dua juta rupiah).

(8)

- Pertama Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah). dalam rangka untuk pengurusan test mental ideologi tersebut agar dapat diluluskan namun setelah diurus oleh Terdakwa ternyata tetap dinyatakan tidak lulus dan uang sebesar Rp 4.000.000,- (empat juta rupiah) tersebut Terdakwa kembalikan kepada Saksi-I.

5. Bahwa setelah Saksi mengetahui Sdr. Jabalkudus tetap

tidak lulus test maka Saksi-I mencari Terdakwa untuk meminta kembali uang tersebut karena sesuai dengan perjanjian yang dilakukan antara Saksi-I dan Terdakwa bahwa apabila Sdr. Jabalkudus dinyatakan tidak lolos dalam test Secata maka uang sebanyak 26.000.000,- (dua puluh enam juta) tersebut Terdakwa akan dikembalikan kepada Saksi, namun telah berulang-ulang kali Saksi-I mencari Terdakwa kerumahnya akan tetapi Terdakwa selalu menghindar dan melarikan diri dari Saksi-I sampai dengan sekarang.

6. Bahwa oleh karena sampai dengan saat ini tidak ada

upaya dari Terdakwa untuk mengembalikan uang milik Saksi tersebut maka Saksi melaporkan perbuatan Terdakwa ke Pomdam XVII / Cenderawasih agar Terdakwa diproses sesuai hukum yang berlaku.

Atas keterangan Saksi-II tersebut, Terdakwa

membenarkan seluruhnya.

Menimbang : Bahwa dipersidangan Terdakwa memberikan keterangan yang

pada pokoknya sebagai berikut :

1. Bahwa Terdakwa masuk menjadi Prajurit TNI AD sejak

tahun 1994 / 1995 melalui pendidikan Secaba PK II di Rindam I Siantar selama 6 (enam) bulan, setelah lulus dilantik dengan pangkat Serda (Sersan Dua) kemudian melanjutkan Jurbakes di Pudikkes Jakarta Timur selama 5 (lima) bulan setelah lulus ditugaskan di Kesdam XVII / Cenderawasih sampai dengan saat melakukan perbuatan yang menjadikan perkara ini masih

berstatus dinas aktif dengan pangkat Serma NRP.

21950224840875.

2. Bahwa pada awal bulan Mei 2011 Terdakwa mendatangi

(9)

uang sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) sebagai uang muka dan uang tersebut Terdakwa gunakan untuk bermain Judi di Kios Hijau Entrop, juga untuk bersenang-senang dengan perempuan simpanan di Bar Musi, dan setelah 3 (tiga) hari uang tersebut habis, kemudian pada hari keempat Terdakwa datang lagi kerumah Saksi-I untuk meminta uang sebesar Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) dan uang tersebut Terdakwa gunakan untuk membayar hutang kepada teman Terdakwa.

3. Bahwa selanjutnya pada tanggal 18 Juni 2011 Terdakwa

mendatangi Saksi-I untuk meminta uang, lalu Saksi-I memberikan uang sebesar Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah), setelah mendapatkan uang tersebut Terdakwa pergi ke tempat-tempat hiburan dan dalam waktu satu minggu uang tersebut habis, selanjutnya pada tanggal 23 Juni 2011 Terdakwa mendengar informasi dari Saksi-I bahwa Sdr. Jabalkudus lulus dalam test kesehatan dan melanjutkan test jasmani, mendengar hal tersebut maka Terdakwa mengambil kesempatan pergi kepada Saksi-I untuk meminta uang, selanjutnya Saksi-I memberikan uang sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) lalu uang tersebut Terdakwa gunakan untuk menyewa mobil, nginap di Hotel, menyewa kost, bersenang-senang di Bar bersama perempuan simpanan, setelah mendapat uang tersebut Terdakwa tidak pernah pulang kerumah karena selalu betengkar dengan Istri Terdakwa karena banyak orang yang sering datang kerumah Terdakwa untuk menagih hutang.

4. Bahwa kemudian pada tanggal 14 Juli 2011 Saksi-I

datang kepada Terdakwa memberitahukan jika Sdr. Jabalkudus dinyatakan gagal dalam test Mental Ideologi (MI), lalu Terdakwa meminta uang lagi sebesar Rp. 4.000.000,- (empat juta rupiah) untuk digunakan menghadap As Intel Kodam XVII / Cenderawasih agar mengangkat kembali test Mental Ideologi Sdr. Jabalkudus namun tidak berhasil, maka setelah satu minggu kemudian Terdakwa mengembalikan uang Rp. 4.000.000,- (empat juta rupiah) tersebut kepada Saksi-I, selanjutnya Saksi-I selalu datang mencari Terdakwa dirumahnya untuk meminta kembali uangnya namun Terdakwa selalu menghindar dan tidak pernah pulang kerumah sehingga Terdakwa melakukan THTI (tidak hadir tanpa Ijin), lalu pada hari Sabtu tanggal 26 Nopember 2011 Terdakwa ditangkap oleh petugas Pomdam XVII / Cenderawasih saat Terdakwa menjenguk anaknya yang sedang dirawat di RS Marthen Indey karena kecelakaan.

5. Bahwa Terdakwa tidak terlibat panitia Tes Secata PK dan

tidak mengetahui proses testnya serta tidak dapat membantu kelulusan Sdr. Jabalkudus namun Terdakwa hanya menipu Saksi-I agar mendapatkan uang dari Saksi-I.

6. Bahwa pada saat terjadinya proses penyerahan uang dari

(10)

menjanjikan untuk meluluskan test Sdr. Jabalkudus, dan jika Sdr. Jabalkudus tidak berhasil lulus maka uang tersebut akan Terdakwa kembalikan seluruhnya, namun kenyataannya Terdakwa tidak mengembalikan uang tersebut karena telah digunakan oleh Terdakwa.

Menimbang : Bahwa barang bukti yang diajukan oleh Oditur Militer

dipersidangan berupa :

Surat : 1 (satu) lembar kwitansi bertuliskan uang nilai rupiah berjumlah Rp. 19.000.000,- (sembilan belas juta rupiah), ditanda tangani di atas materai Rp. 6.000,- tanggal 16 Agustus 2011.

Telah diperlihatkan kepada Terdakwa dan para Saksi serta telah diterangkan sebagai barang bukti dalam perkara ini, ternyata berhubungan dan bersesuian dengan bukti-bukti lain maka oleh karena itu dapat memperkuat pembuktian atas perbuatan perbuatan yang didakwakan kepada Terdakwa.

Menimbang : Bahwa setelah menghubungkan keterangan para saksi di

bawah sumpah, keterangan Terdakwa dan alat bukti yang diajukan di persidangan dan petunjuk-petunjuk lainnya yang bersesuaian satu sama lain, maka diperoleh fakta-fakta hukum sebagai berikut :

1. Bahwa benar, Terdakwa masuk menjadi anggota TNI AD

pada tahun 1994 melalui pendidikan Secaba PK II di Rindam I / Bukit Barisan selama 6 (enam) bulan dan lulus dilantik dengan pangkat Serda, kemudian dilanjutkan Dikjurba Kesehatan di Pusdikkes TNI AD di Jakarta selama 5 (lima) bulan dan setelah lulus ditugaskan di Kesdam XVII / Cenderawasih sampai sekarang dengan pangkat terakhir Sersan Mayor NRP. 21950224840875.

2. Bahwa benar, pada hari dan tanggal lupa, bulan Mei

2011 Sdr. La Ponda (Saksi-I) mendatangi Terdakwa di Kodam XVII / Cenderawasih untuk meminta bantuan Terdakwa apakah mau membantu cucunya yang bernama Sdr. Jabalkudus masuk Secata TNI AD, saat itu Terdakwa menyanggupinya dengan syarat Saksi I harus membayar sejumlah uang kepada Terdakwa sebesar Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) dengan perjanjian apabila Sdr. Jabalkudus gagal dalam test maka Terdakwa akan mengembalikan keseluruhan uang tersebut kepada Saksi-I. Kemudian Saksi I menyanggupi syarat tersebut.

3. Bahwa benar, Saksi-I dan Sdri. Ny. Aena (Saksi II / Istri Saksi I) percaya kepada Terdakwa karena pada tahun 2009 Terdakwa pernah meluluskan cucu para Saksi yang lain, masuk secata TNI AD.

4. Bahwa benar Saksi pada bulan Juni 2011 telah

(11)

- Pertama Rp 4.500.000,- (empat juta lima ratus ribu rupiah). - Kedua Rp 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah). - Ketiga Rp 2.000.000,- (dua juta rupiah).

Dan pada bulan Agustus 2011 Saksi menyerahkan uang lagi kepada Terdakwa sebanyak 4 (empat) kali yaitu :

- Pertama Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah). - Kedua Rp 3.000.000,- (tiga juta rupiah). - Ketiga Rp 2.000.000,- (dua juta rupih). - Keempat Rp 2.000.000,- (dua juta rupiah).

Jadi jumlah seluruhnya Rp 26.000.000,- (dua puluh enam juta rupiah).

5. Bahwa benar, setelah menerima uang oleh Terdakwa uang

tersebut digunakan untuk bermain judi di Kios Hijau Entrop dan bersenang-senang dengan perempuan penghibur di Bar Musi, Jayapura, serta Terdakwa gunakan untuk minum-minuman beralkohol di Bar bersama perempuan penghibur sehingga dalam jangka waktu 4 (empat) hari saja, uangnya habis.

6. Bahwa benar, kemudian pada tanggal 14 Juli 2011 Saksi I

datang kepada Terdakwa memberitahukan jika Sdr. Jabalkudus dinyatakan tidak lulus dalam test Mental Ideologi (MI), lalu Terdakwa berkata agar Saksi-I memberikan uang lagi sebesar Rp. 4.000.000,- (empat juta rupiah) untuk mengangkat kembali test Mental Ideologinya Sdr. Jabalkudus, selanjutnya Saksi-I menyanggupi dan memberikan uang sebesar Rp. 4.000.000,- (empat juta rupiah), lalu Terdakwa menggunakan uang tersebut menghadap Asintel Kodam XVII / Cenderawasih agar mengangkat kembali test Mental Ideologi Sdr. Jabalkudus namun Terdakwa tidak berhasil, maka setelah satu minggu kemudian Terdakwa mengembalikan uang Rp. 4.000.000,- (empat juta rupiah) tersebut kepada Saksi I.

7. Bahwa benar, karena Sdr. Jabalkudus gagal masuk

Secata TNI AD, maka selanjutnya Saksi I datang dan mencari Terdakwa ke rumah Terdakwa untuk meminta kembali keseluruhan uang yang telah diserahkan kepada Terdakwa Rp 26.000.000,- (dua puluh enam juta rupiah) sesuai perjanjian awal antara Terdakwa dan Saksi I namun Terdakwa selalu menghindar dan tidak pernah pulang ke rumah.

8. Bahwa benar, pada saat terjadinya transaksi pembayaran

uang- uang yang diminta Terdakwa kepada Saksi I tidak pernah dibuatkan kwitansi penyerahan uang, namun setelah Saksi I sering mencari Terdakwa, pada tanggal 16 Agustus 2011 Terdakwa baru bersedia membuatkan kwitansi penyerahan uang, tetapi jumlah uang yang tertulis hanya sebesar Rp. 19.000.000,- (Sembilan belas juta rupiah).

9. Bahwa benar, Terdakwa tidak terlibat sebagai Panitia

(12)

Jabalkudus dalam seleksi Secata PK TNI AD tahun 2011 namun Terdakwa hanya berbohong dan menipu para Saksi agar mendapatkan uang dengan mudah dari para Saksi untuk bersenang-senang.

10. Bahwa benar, oleh karena tidak ada itikad atau upaya dari

Terdakwa untuk mengembalikan uang milik para Saksi tersebut, maka para Saksi melaporkan perbuatan Terdakwa ke Pomdam XVII / Cenderawasih agar Terdakwa diproses sesuai hukum yang berlaku.

11. Bahwa benar, dengan demikian Terdakwa telah dengan

sengaja melakukan kebohongan kepada Saksi I dan Saksi II yang seolah-olah Terdakwa dapat membantu meluluskan Cucu para Saksi yaitu Sdr. Jabalkudus dalam mengikuti seleksi Secata TNI AD T.A 2011 dengan meminta kepada para Saksi untuk memberikan sejumlah uang kepada Terdakwa, padahal Terdakwa tidak mempunyai wewenang apapun untuk dapat membantu Sdr. Jabalkudus dalam mengikuti seleksi Secata TNI AD T.A 2011 karena Terdakwa bukan termasuk panitia seleksi penerimaan Secata TNI AD T.A 2011, Terdakwa melakukan perbuatannya hanya untuk mencari keuntungan diri sendiri dengan melakukan kebohongan terhadap para Saksi.

Menimbang : Bahwa lebih dahulu Majelis Hakim akan menanggapi beberapa

hal yang dikemukakan oleh Oditur Militer dalam tuntutannya dengan mengemukakan pendapat sebagai berikut :

- Bahwa Majelis Hakim sependapat dengan pembuktian dakwaan Oditur Militer dalam dakwaan tunggal pada Pasal 378 KUHP.

- Bahwa mengenai pembuktian unsurnya Majelis Hakim akan membuktikan sendiri.

- Bahwa mengenai pemidanaannya Majelis Hakim akan mempertimbangkannya.

Menimbang : Bahwa tindak pidana yang didakwakan oleh Oditur Militer

disusun secara tunggal yang mengandung unsur-unsur sebagai berikut :

Unsur Ke - 1 : “ Barang siapa “ Unsur Ke - 2 : “ Dengan maksud “

Unsur Ke - 3 : “ Untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum “ Unsur Ke - 4 : “ Dengan memakai nama palsu atau

(13)

Menimbang : Bahwa mengenai dakwaan Oditur Militer tersebut Majelis Hakim mengemukakan pendapatnya sebagai berikut :

Unsur Ke - 1 : “ Barang siapa “

Yang dimaksud dengan “Barang siapa” menurut UU adalah

setiap orang yang tunduk pada perundang - undangan RI (dalam hal ini pasal 2, 5, 7 dan 8 KUHP) termasuk juga diri si Pelaku / Terdakwa.

Bahwa berdasarkan keterangan Terdakwa yang diperkuat dengan keterangan para saksi dibawah sumpah dan alat bukti lain yang terungkap dipersidangan terungkap fakta-fakta sebagai berikut :

1. Bahwa benar, Terdakwa masuk menjadi anggota TNI AD

pada tahun 1994 melalui pendidikan Secaba PK II di Rindam I/Bukit Barisan selama 6 (enam) bulan dan lulus dilantik dengan pangkat Serda, kemudian dilanjutkan Dikjurba Kesehatan di Pusdikkes TNI AD di Jakarta selama 5 (lima) bulan dan setelah lulus ditugaskan di Kesdam XVII / Cenderawasih sampai sekarang dengan pangkat terakhir Sersan Mayor NRP. 21950224840875.

2. Bahwa benar, sebagai Prajurit TNI, Terdakwa juga

sebagai Warga Negara Indonesia, dengan sendirinya Terdakwa tunduk pada hukum yang berlaku di Indonesia termasuk KUHP dan Terdakwa sebagai subjek hukum Terdakwa mampu bertanggung jawab.

Berdasarkan uraian fakta - fakta tersebut di atas Majelis Hakim

berpendapat bahwa Unsur Ke - 1 “Barang siapa” telah

terpenuhi.

Unsur Ke - 2 : “ Dengan maksud “

Kata-kata “Dengan maksud” adalah merupakan pengganti kata “Dengan sengaja” yaitu merupakan salah satu bentuk kesalahan dari si Pelaku.

Menurut M.V.T yang dimaksud dengan sengaja (kesengajaan) adalah “menghendaki dan menginsyafi terjadinya suatu tindakan beserta akibatnya” Ditinjau dari sifatnya “kesengajaan” terbagi :

1. Dolus Molus yaitu dalam hal seseorang melakukan suatu

tindakan (tindak pidana), tidak saja ia hanya menghendaki tindakannya, tetapi juga ia menginsyafi bahwa tindakanya itu dilarang oleh UU dan diancam pidana.

2. Kleurloos begrip, kesengajaan yang tidak mempunyai

(14)

menghendaki tindakannya.

3. Gradasi kesengajaan terdiri dari tiga diantaranya adalah kesengajaan sebagai maksud yang berarti terjadinya suatu tindakan atau akibat tertentu itu betul-betul sebagai perwujudan dari maksud atau tujuan dan pengetahuan dari si Pelaku / petindak (Terdakwa).

Menimbang : Bahwa berdasarkan keterangan Terdakwa yang diperkuat

dengan keterangan para saksi dibawah sumpah serta alat bukti lain berupa petunjuk yang terungkap dipersidangan maka diperoleh fakta - fakta sebagai berikut :

1. Bahwa benar, pada hari dan tanggal lupa, bulan Mei

2011 Sdr. La Ponda (Saksi-I) mendatangi Terdakwa di Kodam XVII / Cenderawasih untuk meminta bantuan Terdakwa apakah mau membantu cucunya yang bernama Sdr. Jabalkudus masuk Secata TNI AD, saat itu Terdakwa menyanggupinya dengan syarat Saksi I harus membayar sejumlah uang kepada Terdakwa sebesar Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) dengan perjanjian apabila Sdr. Jabalkudus gagal dalam test maka Terdakwa akan mengembalikan keseluruhan uang tersebut kepada Saksi-I. Kemudian Saksi I menyanggupi syarat tersebut.

2. Bahwa benar Saksi pada bulan Juni 2011 telah

menyerahkan uang kepada Terdakwa secara bertahap sebanyak 3 (tiga) kali yaitu :

- Pertama Rp 4.500.000,- (empat juta lima ratus ribu rupiah). - Kedua Rp 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah). - Ketiga Rp 2.000.000,- (dua juta rupiah).

Dan pada bulan Agustus 2011 Saksi menyerahkan uang lagi kepada Terdakwa sebanyak 4 (empat) kali yaitu :

- Pertama Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah). - Kedua Rp 3.000.000,- (tiga juta rupiah). Entrop dan bersenang-senang dengan perempuan penghibur di Bar Musi, Jayapura, serta Terdakwa gunakan untuk minum-minuman beralkohol di Bar bersama perempuan penghibur sehingga dalam jangka waktu 4 (empat) hari saja, uangnya habis.

4. Bahwa benar, karena Sdr. Jabalkudus gagal masuk

(15)

Terdakwa ke rumah Terdakwa untuk meminta kembali keseluruhan uang yang telah diserahkan kepada Terdakwa Rp 26.000.000,- (dua puluh enam juta rupiah) sesuai perjanjian awal antara Terdakwa dan Saksi I namun Terdakwa selalu menghindar dan tidak pernah pulang ke rumah.

5. Bahwa benar, Terdakwa tidak terlibat sebagai Panitia

seleksi Secata PK TNI AD tahun 2011 dan tidak mengetahui proses seleksinya serta tidak dapat membantu kelulusan Sdr. Jabalkudus dalam seleksi Secata PK TNI AD tahun 2011 namun Terdakwa hanya berbohong dan menipu para Saksi agar mendapatkan uang dengan mudah dari para Saksi untuk bersenang-senang.

6. Bahwa benar, Terdakwa sengaja menipu para Saksi agar

Terdakwa bisa mendapatkan uang dengan cara mudah dan Terdakwa menghendaki tindakan yang dilakukannya dan menyadari akibat yang timbul dari perbatan tersebut.

Berdasarkan uraian fakta - fakta tersebut di atas Majelis Hakim

berpendapat bahwa Unsur Ke - 2 “dengan maksud” telah

terpenuhi.

Unsur Ke - 3 : “ Untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum “

Karena unsur ini berada di belakang / dicakup unsur “dengan maksud” atau “dengan sengaja” maka untuk mendapat keuntungan itu harus dilakukan dengan atau kesadaran sendiri dari si pelaku (Terdakwa) dan bersifat melawan hukum yang berarti ada pihak-pihak yang dirugikan.

Maksud si pelaku untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain tidak dipersoalkan apakah yang diperas itu harus merasa dirugikan. Namun jika yang diperas itu memang dirugikan maka hal ini dapat digunakan untuk memperkuat maksud si pelaku.

Yang dimaksud dengan “secara melawan hukum” berarti si

pelaku (Terdakwa) telah melakukan tindakan yang bertentangan dengan kewajiban hukumnya, menyerang kepentingan yang dilindungi oleh hukum.

Dari Afferst HR tanggal 31 1919 tentang UU tentang pasal 1365 BW mengenai pengertian - pengertian “tindakan yang tidak :

1. Merusak hak subyektif seseorang menurut UU. Desember

1919 tentang pasal pengertian - pengertian.

2. Melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kewajiban

(hukum / si pelaku / petindak menurut UU.

3. Melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kepatutan

(16)

Bahwa oleh karena didalam unsur ini mengandung beberapa alternatif perbuatan yaitu menguntungkan diri sendiri atau orang lain, maka Majelis Hakim akan menerapkan unsur yang paling

bersesuaian dengan fakta hukum dipersidangan yaitu

menguntungkan diri sendiri.

Bahwa berdasarkan keterangan terdakwa yang diperkuat dengan keterangan para saksi dibawah sumpah serta alat bukti lain berupa petunjuk yang terungkap dipersidangan maka diperoleh fakta - fakta sebagai berikut :

1. Bahwa benar, pada hari dan tanggal lupa, bulan Mei

2011 Sdr. La Ponda (Saksi-I) mendatangi Terdakwa di Kodam XVII / Cenderawasih untuk meminta bantuan Terdakwa apakah mau membantu cucunya yang bernama Sdr. Jabalkudus masuk Secata TNI AD, saat itu Terdakwa menyanggupinya dengan syarat Saksi I harus membayar sejumlah uang kepada Terdakwa sebesar Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) dengan perjanjian apabila Sdr. Jabalkudus gagal dalam test maka Terdakwa akan mengembalikan keseluruhan uang tersebut kepada Saksi-I. Kemudian Saksi I menyanggupi syarat tersebut.

2. Bahwa benar Saksi pada bulan Juni 2011 telah

menyerahkan uang kepada Terdakwa secara bertahap sebanyak 3 (tiga) kali yaitu :

- Pertama Rp 4.500.000,- (empat juta lima ratus ribu rupiah). - Kedua Rp 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah). - Ketiga Rp 2.000.000,- (dua juta rupiah).

Dan pada bulan Agustus 2011 Saksi menyerahkan uang lagi kepada Terdakwa sebanyak 4 (empat) kali yaitu :

- Pertama Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah). - Kedua Rp 3.000.000,- (tiga juta rupiah).

uang tersebut digunakan untuk bermain judi di Kios Hijau Entrop dan bersenang-senang dengan perempuan penghibur di Bar Musi, Jayapura, serta Terdakwa gunakan untuk minum-minuman beralkohol di Bar bersama perempuan penghibur sehingga dalam jangka waktu 4 (empat) hari saja, uangnya habis.

4. Bahwa benar, uang yang Terdakwa terima dari para Saksi

(17)

Berdasarkan uraian fakta - fakta tersebut diatas Majelis Hakim

berpendapat bahwa Unsur Ke - 3 “Untuk menguntungkan diri

sendiri” telah terpenuhi.

Unsur Ke - 4 : “ Dengan memakai nama palsu atau martabat palsu dengan tipu muslihat ataupun rangkaian kebohongan menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya atau supaya memberikan hutang maupun menghapuskan piutang “

Bahwa oleh karena dalam unsur ini mengandung beberapa alternatif perbuatan maka Majelis Hakim akan menerapkan unsur yang sesuai dengan fakta di persidangan yaitu :

“ Dengan tipu muslihat atau rangkaian kebohongan

menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya “.

Yang dimaksud dengan “tipu muslihat” adalah suatu tindakan

yang dapat disaksikan oleh orang lain baik disertai maupun tidak sisertai dengan suatu ucapan yang dengan tindakan itu si pelaku

menimbulkan suatu kepercayaan akan sesuatu atau

penghargaan bagi orang lain, padahal ia sadari bahwa itu tidak ada.

Yang dimaksud dengan “rangkaian kebohongan” adlah

beberapa keterangan yang saling mengisi seaakan-akan benar isi keterangan itu, padahal tidak lain daripada kebohongan, tetapi orang lain akan berkesimpulan dari keterkaitan satu sama lainnya sebagai suatu yang benar.

Yang dimaksud dengan “menggerakkan” (Bowegen) adalah

bergeraknya hati nurani si korban dan mau melakukan tindakan / perbuatan. Dalam hal ini tiada permintaan dengan tekanan kendati menghadapi suatu sikap ragu-ragu atau penolakan dari si korban. Bahkan dalam prakteknya mungkin lebih cenderung merupakan suatu rayuan. Yang dengan demikian si korban melakukan suatu perbuatan yang sebenarnya justru merugikan diri sendiri tanpa paksaan.

Yang dimaksud dengan menyerahkan suatu barang selalu pembayaran itu terjadi secara langsung. Juga penyerahan itu terjadi secara langsung. Juga penterahan itu terjadi secara tidak langsung juga penyerahan secara langsung. Yang dimaksud dengan barang disini adalah barang pada umumnya barang yang mempnyai nilain ekonomis.

(18)

alternatif perbuatan, dengan demikian Majelis Hakim akan menerapkan unsur yang paling bersesuaian dengan fakta hukum dipersidangan yaitu “ Dengan tipu muslihat ataupun rangkaian kebohongan menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya “.

Bahwa berdasarkan keterangan terdakwa yang diperkuat dengan keterangan para saksi dibawah sumpah serta alat bukti lain berupa petunjuk yang terungkap dipersidangan maka diperoleh fakta - fakta sebagai berikut :

1. Bahwa benar, pada hari dan tanggal lupa, bulan Mei

2011 Sdr. La Ponda (Saksi-I) mendatangi Terdakwa di Kodam XVII / Cenderawasih untuk meminta bantuan Terdakwa apakah mau membantu cucunya yang bernama Sdr. Jabalkudus masuk Secata TNI AD, saat itu Terdakwa menyanggupinya dengan syarat Saksi I harus membayar sejumlah uang kepada Terdakwa sebesar Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) dengan perjanjian apabila Sdr. Jabalkudus gagal dalam test maka Terdakwa akan mengembalikan keseluruhan uang tersebut kepada Saksi-I. Kemudian Saksi I menyanggupi syarat tersebut.

2. Bahwa benar Saksi pada bulan Juni 2011 telah

menyerahkan uang kepada Terdakwa secara bertahap sebanyak 3 (tiga) kali yaitu :

- Pertama Rp 4.500.000,- (empat juta lima ratus ribu rupiah). - Kedua Rp 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah). - Ketiga Rp 2.000.000,- (dua juta rupiah).

Dan pada bulan Agustus 2011 Saksi menyerahkan uang lagi kepada Terdakwa sebanyak 4 (empat) kali yaitu :

- Pertama Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah). - Kedua Rp 3.000.000,- (tiga juta rupiah). - Ketiga Rp 2.000.000,- (dua juta rupih). - Keempat Rp 2.000.000,- (dua juta rupiah).

Jadi jumlah seluruhnya Rp 26.000.000,- (dua puluh enam juta rupiah).

3. Bahwa benar, setelah menerima uang oleh Terdakwa uang

tersebut digunakan untuk bermain judi di Kios Hijau Entrop dan bersenang-senang dengan perempuan penghibur di Bar Musi, Jayapura, serta Terdakwa gunakan untuk minum-minuman beralkohol di Bar bersama perempuan penghibur sehingga dalam jangka waktu 4 (empat) hari saja, uangnya habis.

4. Bahwa benar, pada saat terjadinya transaksi pembayaran

(19)

5. Bahwa benar, Terdakwa tidak terlibat sebagai Panitia seleksi Secata PK TNI AD tahun 2011 dan tidak mengetahui proses seleksinya serta tidak dapat membantu kelulusan Sdr. Jabalkudus dalam seleksi Secata PK TNI AD tahun 2011 namun Terdakwa hanya berbohong dan menipu para Saksi agar mendapatkan uang dengan mudah dari para Saksi untuk bersenang-senang.

6. Bahwa benar, dengan demikian Terdakwa telah dengan

sengaja melakukan kebohongan kepada Saksi I dan Saksi II yang seolah-olah Terdakwa dapat membantu meluluskan Cucu para Saksi yaitu Sdr. Jabalkudus dalam mengikuti seleksi Secata TNI AD T.A 2011 dengan meminta kepada para Saksi untuk memberikan sejumlah uang kepada Terdakwa, padahal Terdakwa tidak mempunyai wewenang apapun untuk dapat membantu Sdr. Jabalkudus dalam mengikuti seleksi Secata TNI AD T.A 2011 karena Terdakwa bukan termasuk panitia seleksi penerimaan Secata TNI AD T.A 2011, Terdakwa melakukan perbuatannya hanya untuk mencari keuntungan diri sendiri dengan melakukan kebohongan terhadap para Saksi.

Berdasarkan uraian fakta - fakta tersebut di atas Majelis Hakim

berpendapat bahwa Unsur Ke - 4 “Dengan tipu muslihat

ataupun rangkaian kebohongan menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya” telah terpenuhi.

Menimbang : Bahwa berdasarkan hal-hal yang diterangkan diatas yang

merupakan fakta-fakta yang diperoleh dalam Persidangan, Majelis Hakim berpendapat bahwa cukup bukti yang sah dan cukup menyakinkan bahwa Terdakwa bersalah telah melakukan tindak pidana :

“ P e n i p u a n ”

Sebagaimana dirumuskan dan diancam dengan pidana menurut : Pasal 378 KUHP.

Menimbang : Bahwa sebelum sampai pada pertimbangan terakhir dalam

perkara ini Majelis Hakim ingin mengemukakan dan menilai sifat hakekat dan akibat dari sifat dan perbuatan Terdakwa serta hal-hal lain yang mempengaruhi sebagai berikut :

1. Sifat dari perbuatan Terdakwa karena Terdakwa ingin

mendapatkan uang dengan cara mudah tanpa

memperhatikan cara mendapatkannya meskipun dengan cara melanggar hukum.

(20)

3. Bahwa akibat perbuatan Terdakwa, uang Saksi-I La Ponda berjumlah seluruhnya Rp. 26.000.000,-(dua puluh enam juta rupiah) yang diterima Terdakwa secara bertahap sampai saat ini tidak dikembalikan Terdakwa hingga Saksi-I La Ponda berserta cucunya (Sdr. Jabalkudus) dan keluarga merasa dirugikan.

4. Sedangkan hal-hal lain yang mempengaruhi perlu Majelis Hakim uraikan adalah sebagai berikut :

a. Bahwa Terdakwa menerima penyerahan uang dari Saksi-I

La Ponda dan Saksi-II Ny. Aena (istri Saksi La Ponda) dengan berbagai syarat dan alasan-alasan untuk meyakinkan Saksi-I La Ponda adalah semata-mata untuk memperoleh uang banyak dengan menggunakan segala cara untuk memperkaya diri sendiri dengan memanfaatkan Saksi-I La Ponda selaku orang kampung yang buta terhadap masalah penerimaan TNI.

b. Bahwa Terdakwa setelah menerima uang yang pertama

dari Saksi-II Ny. Aena sebesar Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) dan ditambah dengan uang permintaan berikutnya uang tersebut oleh Terdakwa bukan untuk digunakan mengurus masuk Secata TNI AD buat Sdr. Jabalkudus, tetapi uang tersebut Terdakwa gunakan untuk bermain judi di Kios Hijau Entrop dan bersenang-senang dengan perempuan penghibur di Bar Musi Jayapura.

Menimbang : Bahwa Terdakwa selaku anggota Kesdam XVII/Cenderawasih

selaku Bhayangkari Negara dan akan jatidirinya selaku Tentara Rakyat, seharusnya memberikan pengarahan kepada Saksi-I La Ponda tentang penerimaan prajurit tidak dipungut biaya apapun.

Menimbang : Bahwa Terdakwa seharusnya ikut serta berperan aktif

membantu Pangdam-XVII/Cenderawasih dalam usaha

pemberantasan masalah werving, bukan malah Terdakwa

memanfaatkan dirinya selaku anggota Kesdam

XVII/Cenderawasih dengan segala atribut, alasan-alasan malah ikut menyuburkan pungli dalam rangka penerimaan tentara.

Menimbang : Bahwa adalah adil dan seimbang apabila Majelis Hakim

menerapkan pidana tambahan berupa pemberhentian dari dinas militer, karena jumlah uang yang diterima Rp. 26.000.000,-(dua puluh enam juta rupiah) yang telah diterima Terdakwa dari Saksi-I La Ponda dan Saksi-II Ny. Aena (istri Saksi-I La Ponda) cukup besar dan tidak dikembalikan oleh Terdakwa sampai saat ini.

Menimbang : Bahwa mengingat Saksi-I La Ponda adalah orang kampung.

(21)

Menimbang : Bahwa dalam pengembalian uang Saksi-I La Ponda tersebut yang dihubungkan dengan surat perjanjian dan pernyataan yang dibuat Terdakwa sejak tanggal 11 Juni 2012 sanggup mengangsur sebesar Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah) per bulan Majelis Hakim menilai itu hanya dibuat oleh Terdakwa sendiri secara sepihak dan akal-akalan dari Terdakwa agar masalahnya dalam persidangan seolah-seolah sudah diselesaikan, dan Majelis Hakim berpendapat tidak ada itikad (niat) baik Terdakwa untuk mengembalikan uang Saksi-I La Ponda.

Menimbang : Bahwa penyerahan uang sejumlah Rp. 26.000.000,- (dua puluh

enam juta rupiah) dari Saksi-I La Ponda tidak ada kwitansi yang diterima dari Terdakwa tetapi disaksikan oleh Saksi-II Ny. Aena (istri Saksi-I La Ponda) serta diakui Terdakwa seluruhnya, maka Majelis Hakim berpendapat alat bukti yang dijadikan barang bukti dalam perkara ini sudah sesuai dengan ketentuan Pasal 171 UU No. 31 tahun 1997.

Menimbang : Bahwa keterangan Terdakwa dalam persidangan yang sanggup

mengembalikan uang Saksi-I La Ponda dengan cara Terdakwa meminjam uang terlebih dahulu ke Bank adalah suatu pengakuan itikad tidak baik karena diembel-embeli suatu klausula. Lagipula tidak singkron dengan keterangan Terdakwa yang menerangkan sampai saat ini masih ada potongan gaji di BRI sehingga oleh karena itu Majelis Hakim berpendapat kesanggupan Terdakwa tersebut hanya berupaya untuk menghindari pidana tambahan terhadap diri Terdakwa.

Menimbang : Bahwa sebelum Majelis Hakim menjatuhkan pidana atas diri

Terdakwa dalam perkara ini perlu lebih dahulu memperhatikan hal-hal yang dapat meringankan dan memberatkan pidananya yaitu :

Hal-hal yang meringankan :

- Bahwa Terdakwa berterus terang dalam persidangan.

- Bahwa Terdakwa mengaku bersalah dan menyesali

perbuatannya.

Hal-hal yang memberatkan :

- Bahwa perbuatan Terdakwa bertentangan dengan butir ke

enam dari Delapan Wajib TNI yakni Tidak sekali-kali merugikan rakyat.

- Bahwa perbuatan Terdakwa mencemarkan nama baik

Kodam-XVII/Cenderawasih dan uang berjumlah Rp

26.000.000,- (dua puluh enam juta rupiah) milik Saksi-I seluruhnya tidak dikembalikan Terdakwa sampai dengan sekarang ini;

- Bahwa Terdakwa tidak menghiraukan himbauan

(22)

- Bahwa modus perbuatan Terdakwa untuk menyakinkan Saksi-I La Ponda secara berencana dengan cara mendatangi Saksi dengan pakaian dinas militer dengan atribut anggota Kesdam XVII/Cenderawasih.

- Bahwa Terdakwa memilih masyarakat Desa yang menjadi

korbannya yang buta masalah penerimaan Tentara;

- Bahwa sebelumnya perkara ini Terdakwa telah dipidana

sebanyak 2 (dua) kali yaitu :

- Pertama kasus “ Pemjambretan “ diputus tanggal 20 Januari 2008 dengan pidana penjara selama 7 (tujuh) bulan.

- Kedua kasus “ KDRT “ diputus tanggal 3 Mei 2012 dengan pidana penjara selama : 5 (lima) bulan.

Menimbang : Bahwa tujuan Majelis Hakim tidaklah semata-mata hanya

memidana orang-orang yang bersalah melakukan tindak pidana, tetapi juga mempunyai tujuan untuk mendidik agar yang bersangkutan dapat insaf serta kembali ke jalan yang benar menjadi warga negara yang baik sesuai dengan falsafah Pancasila.

Menimbang : Bahwa setelah meneliti dan mempertimbangkan hal-hal tersebut

di atas, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa pidana sebagaimana tercantum pada diktum ini adalah adil dan seimbang dengan kesalahan Terdakwa.

Menimbang : Bahwa oleh karena Terdakwa harus dipidana, maka ia harus

dibebani untuk membayar biaya perkara.

Menimbang : Bahwa berdasarkan sifat, motifasi, dan hakekat serta hal

meringankan dan memberatkan perbuatan Terdakwa serta pertimbangan tersebut di atas, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa Terdakwa tidak layak lagi dipertahankan menjadi seorang Prajurit TNI-AD, sehingga harus dipisahkan dari prajurit lainnya dengan cara memecatnya dari dinas militer.

Menimbang : Bahwa oleh karena setelah putusan ini dibacakan Terdakwa

dikhawatirkan melarikan diri maka Majelis Hakim perlu menentukan statusnya untuk ditahan.

Menimbang : Bahwa barang bukti dalam perkara ini berupa :

Surat :

1 (satu) lembar kwitansi bertuliskan uang nilai rupiah berjumlah Rp. 19.000.000,- (sembilan belas juta rupiah), ditanda tangani diatas materai Rp. 6.000,- tanggal 16 Agustus 2011.

(23)

Mengingat : 1. Pasal 378 KUHP. 2. Pasal 26 KUHPM.

3. Pasal 190 Ayat (2) Undang - Undang Nomor 31 Tahun 1997

dan Peraturan Perundang - undangan lain yang

bersangkutan.

M E N G A D I L I

1. Menyatakan Terdakwa tersebut di atas yaitu : PATIARME SERETUA

PARDEDE, Serma NRP 21950224840875 terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana :

“ P e n i p u a n “

2. Memidana Terdakwa oleh karena itu dengan :

Pidana pokok : Penjara selama 10 (sepuluh) bulan. Pidana tambahan : Dipecat dari dinas Militer.

3. Menetapkan barang bukti berupa :

Surat-surat:

1 (satu) lembar kwitansi bertuliskan uang nilai rupiah berjumlah Rp. 19.000.000,- (sembilan belas juta rupiah), ditanda tangani di atas materai Rp. 6.000,- tanggal 16 Agustus 2011.

Tetap dilekatkan dalam berkas perkara.

4. Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa sebesar Rp. 15.000,- (lima

belas ribu rupiah).

(24)

Demikianlah diputuskan pada hari Selasa tanggal 12 Juni 2012 dalam musyawarah Majelis Hakim oleh ADIL KARO KARO, SH Letkol Chk NRP. 1910000581260 sebagai Hakim Ketua, serta BAMBANG INDRAWAN, SH Letkol Chk NRP. 548944 dan AKHMAD JAELANI, SH Kapten Chk NRP. 517644 masing-masing sebagai Hakim Anggota I dan sebagai Hakim Anggota II yang diucapkan pada hari dan tanggal yang sama oleh Hakim Ketua dalam sidang yang terbuka untuk umum dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota tersebut di atas, Oditur Militer JEM CH MANIBUY, SH Kapten Chk NRP. 11020013830776, Panitera MUHAMMAD SALEH, SH Kapten Chk NRP. 11010001540671, serta dihadapan umum dan Terdakwa.

HAKIM KETUA

Cap/Ttd

ADIL KARO KARO, SH

LETKOL CHK NRP 1910000581260

HAKIM ANGGOTA I HAKIM ANGGOTA II

Ttd Ttd

BAMBANG INDRAWAN, SH AKHMAD JAILANIE, SH

LETKOL CHK NRP 548944 KAPTEN CHK NRP 517644

PANITERA

Ttd

MUHAMMAD SALEH, SH KAPTEN CHK NRP 11010001540671

Salinan sesuai aslinya,

PANITERA

MUHAMMAD SALEH, SH

Referensi

Dokumen terkait

 Pengurangan kas di bendahara pengeluaran adalah belanja operasi sebesar Rp. Rincian sisa UYHD dan penyetorannya dapat dilihat pada Lampiran 1a. Tidak ada penerimaan

menyelenggarakan penyusunan rencana kegiatan dan program kerja pada Bidang Non Formal, Informal dan Pendidikan Anak Usia Dini (Pendidikan luar sekolah) sesuai dengan

Dilakukan verifikasi tetapi tidak dapat diterapkan, karena anggota KTH Mindo Sumber Daya Mandiri bukan pemegang Hak Usaha Guna (HGU) dan hasil wawancara dengan Ketua KTH

Perbandingan yang dilihat yaitu hasil dari kuat tarik aktual dengan kuat tarik dan gaya geser teoritik, kemudian model keruntuhan yang terjadi pada sambungan.. Berikut adalah

Faktor-faktor tersebut masing-masing terdiri dari beberapa atribut yang sudah dikelompokkan berdasarkan nilai korelasinya, antara lain: (1) faktor atribut produk

Penelitian ini membahas mengenai hubungan menonton drama Korea dengan perilaku mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar. Bagaimana hubungan frekuensi

Ibu Ni Made Swanendri, ST., MT., selaku Dosen Pengampu Seminar Tugas Akhir, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana.. 10.Ibu

(30) Pemerintahan Nagari Persiapan Sungai Buluh Selatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf h berasal dari sebagian wilayah Nagari Sungai Buluh yaitu Korong