• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

Usaha yoghurt My Healthy ini didirikan pada tanggal 5 Maret 2010 dan merupakan usaha yang bergerak di bidang agribisnis. Nama produk My Healthy inidipilih karena pemilik ingin memberikan kesan positif berupa produk yang menyehatkan bagi konsumennya sehingga dapat mempengaruhi konsumen untuk dapat melakukan pembelian terhadap prodak ini. Pemilik mendirikan usaha ini karena pemilik melihat adanya peluang pasar di industri pengolahan susu sapi segar serta adanya keinginan untuk membuka lapangan pekerjaan di lingkungan sekitar tempat usahanya berjalan. Untuk mendirikan usaha ini pemilik membutuhkan modal awal sebesar 10 juta rupiah yang dipinjamnya dari Sual Wiyah (kakak ipar) pemilik yang sekaligus berperan penting mengurusi bagian keuangan usaha yoghurt ini.

Bahan baku berupa susu sapi segar yang disupplay semakin meningkat hal ini berbanding lurus dengan permintaan akan yoghurt. Pada awalnya kebutuhan akan bahan baku susu sapi segar ini adalah 10 lt per hari, namun saat ini kebutuhan akan bahan baku tersebut meningkat hingga 150 lt per hari. Hal ini berdampak pada peningkatan omset perusahaan yang mencapai 70 juta rupiah per bulan.

Menurut informasi yang diperoleh dari pemilik My Healthy sejak awal berdirinya usaha hingga saat ini sudah memiliki pemasaran yang cukup luas, yaitu di kawasan JABODETABEK (Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, dan Bekasi). Usaha yoghurt ini memiliki luas lahan 120 m² dengan luas bangunan sebesar 65 m² yang di dalamnya terdapat area parkir, ruang freezer, ruang produksi, ruang packaging, ruang peracikan, dapur, toilet, gudang dan mushola. Usaha yoghurt My Healthy memiliki lokasi yang cukup strategis yaitu berlokasi di kampung Bojong Menteng No. 4 RT 03/01 Desa Ciomas, Bogor. Lokasi ini dipilih karena selain terdapat area tempat pembuangan limbah juga dapat membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar sehingga diharapkan dengan berdirinya usaha yoghurt My Healthy ini pemilik dapat mensejahterakan warga sekitar Bojong Menteng, Bogor.

(2)

4.1.1 Visi dan Misi Perusahaan

Visi perusahaan adalah “Menjadikan Produk Yoghurt My Healthy Sebagai Produk Unggulan Dikalangan Masyarakat“. Sedangkan misi perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas yoghurt My Healthy

2. Melakukan promosi secara berkala melalui media informasi dan media sosial

3. Memperluas jaringan pemasaran agar pangsa pasar semakin meningkat

4. Memperhatikan segmentasi pasar agar mampu berinovasi sesuai kebutuhan pasar.

4.1.2 Logo Perusahaan

Usaha yoghurt My Healthy ini memiliki logo yang digunakan sebagai media pengenalan merek kepada konsumen. Logo dari yoghurt My Healthy ini berupa gambar sapi perah yang memiliki arti bahwa yoghurt ini adalah hasil olahan susu sapi yang segar, kemudian tulisan My Healthy disesuaikan dengan nama merek produk yoghurt tersebut. Logo yoghurt My Healthy ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 3. Logo yoghurt My Healthy 4.1.3 Struktur Organisasi

Usaha Kecil Menengah (UKM) yoghurt My Healthy dipimpin oleh pimpinan umum yang sekaligus bertindak sebagai pemilik usaha. Struktur organisasinya meliputi pimpinan umum yang dibantu oleh beberapa orang yang bertindak sebagai sekretaris, bagian produksi, bagian keuangan, bagian pemasaran, dan bagian sarana prasarana. Hal ini dilakukan agar mempermudah

(3)

pemilik usaha dalam menjalankan usahanya. Struktur organisasi dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Struktur organisasi usaha kecil menengah yoghurt My Healthy Secara keseluruhan UKM yoghurt My Healthy terdiri dari 1 orang pimpinan umum yang bernama Kemas Ridwan, 1 orang sekertaris, 9 orang produksi, 1 orang bagian keuangan, 12 orang bagian pemasaran, dan 1 orang yang menangani bagian sarana prasarana. Pada bagian pemasaran dibedakan menjadi dua bagian, yaitu sales dan agen yang masing-masing memiliki jumlah sebanyak 2 agen dan 10 sales. Adapun pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian pada UKM yoghurt My Healthy adalah sebagai berikut:

Pimpinan

Pimpinan memiliki tugas pokok mengawasi dan mengkoordinir para karyawan dalam melakukan pekerjaannya, memiliki wewenang dalam pengambilan keputusan yang terbaik untuk usahanya, serta bertanggung jawab atas kelancaran usaha.

Sekretaris

Membantu pimpinan dalam berkomunikasi dengan para karyawan, menyusun laporan manejemen, serta kegiatan yang berhubungan dengan kesekertariatan, pengelolaan kehumasan, dll

Produksi

Produksi bertugas untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai kemakmuran. Kemakmuran dapat tercapai jika barang dapat tersedia dalam jumlah yang mencukupi.

Pimpinan

Sekertaris

Produksi Keuangan Sarana

Prasarana

Agen

Pemasarann

(4)

Keuangan

Merupakan personalia yang memiliki tugas yaitu mengurus segala bentuk administrasi dan keuangan perusahaan.

Pemasaran

Bertugas menyelesaikan permasalahan seputar pemasaran, antara lain mendistribusikan produk ke pedagang/distributor, melayani kebutuhan pelanggan, dan membuat media pemasaran, seperti brosur dan pamflet.

Sarana prasarana

Bertugas menyediakan kebutuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam hal ini sarana transportasi dan sarana produksi, mengkoordinasikan pendayagunaan sarana prasarana, melakukan pengelolaan pembiayaan alat-alat, dan menyusun laporan pelaksanaan urusan sarana prasarana secara berkala.

4.1.4 Sarana dan Prasarana

Sarana prasarana yang ada saat ini adalah: a. Komputer dan printer

b. Freezer c. Mesin pasteurisasi d. Mobil e. Motor f. Toilet g. Dapur h. Mushola i. Gudang j. Kipas angin k. TV l. Telepon m.Ruang Packaging n. Ruang Peracikan o. Ruang Freezer

(5)

4.2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

Uji awal yang dilakukan adalah uji validitas dan reliabilitas kuesioner yang telah disebar kepada 30 responden (N=30) yang menjadi konsumen yoghurt My Healthy. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan metode Product Moment Pearson pada tingkat kepercayaan 90% (α = 0.1). Butir pertanyaan dinyatakan valid apabila nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel. Hasil pengujian tingkat validitas menunjukan bahwa r hitung atribut dalam pertanyaan tersebut memiliki nilai korelasi atau r hasil antara 0,403 sampai dengan 0,832 dan tidak ada yang lebih kecil dari r tabel 0,361. Hal tersebut menunjukkn bahwa pertanyaan-pertanyaan di dalam kuesioner dikatakan valid.

Setelah kuesioner dikatakan valid maka dilanjutkan dengan uji reliabilitas. Metode yang digunakan untuk menguji reliabilitas adalah dengan teknik Cronbach’s Alpha yaitu teknik mencari reliabilitas melalui software SPSS 16 for windows. Berdasarkan hasil pengujian tersebut menunjukan bahwa nilai alpha sebesar 0,926 untuk 30 responden. Di mana nilai alpha tersebut lebih dari 0,60. Hal tersebut menunjukan bahwa pertanyaan pada kuesioner tersebut reliabel. Hasil pengujian validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 3 dan 4. 4.3. Karakteristik Konsumen Yoghurt My Healthy

Kuesioner penelitian ini dikumpulkan dari 100 responden yang merupakan konsumen dari yoghurt My Healthy yang tersebar di enam outlet di kawasan Dramaga dan sekitarnya. Penentuan responden dilakukan menggunakan teknik Purposive Sampling. Berdasarkan pengumpulan data responden tersebut, diperoleh hasil karakteristik umum konsumen berdasarkan jenis kelamin, status pernikahan, tempat tinggal, pendapatan rata per bulan, dan pengeluaran rata-rata per bulan.

4.3.1 Jenis Kelamin

Karakteristik responden yang pertama adalah karakteristik berdasarkan jenis kelamin. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa responden didominasi oleh jenis kelamin perempuan sebanyak 60% dari 100 responden. Hal ini karena konsumen yang berjenis kelamin perempuan biasanya lebih memperhatikan faktor kesehatan dibandingkan dengan konsumen yang

(6)

berjenis kelamin laki-laki. Gambar 5 menggambarkan karakteristik responden tersebut.

Gambar 5. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin 4.3.2 Usia

Memahami usia konsumen adalah penting, karena konsumen yang berbeda usia akan mengkonsumsi produk dan jasa yang berbeda. Perbedaan usia juga akan mengakibatkan perbedaan selera dan kesukaan terhadap merek. Usia penting dimasukkan ke dalam karakteristik umum dalam penelitian ini karena pemasar perlu mengetahui komposisi dan distribusi usia penduduk dari suatu wilayah atau daerah yang dijadikan target pasarnya.

Karakteristik konsumen yang menjadi responden yoghurt My Healthy berdasarkan usia dapat dilihat pada Gambar 6. Di mana responden didominasi oleh rentang usia antara 17-23 tahun sebanyak 97%. Hal ini terjadi karena mengingat responden sebagian besar masih berstatus sebagai mahasiswa, maka mereka cenderung berada pada rentang usia 17-23 tahun.

Gambar 6. Karakteristik responden berdasarkan usia 4.3.3 Status Pernikahan

Dilihat dari Gambar 7, diperoleh informasi bahwa sebesar 99% responden belum menikah dan 1% berstatus sudah menikah. Hal ini dikarenakan konsumen yang menjadi responden yoghurt My Healthy sebagian besar masih berstatus sebagai mahasiswa mengingat daerah Dramaga dan sekitarnya memang

17-23th (97%) 24-30th (3%) Laki-Laki (40%) Perempuan (60%)

(7)

didominasi oleh mahasiswa khususnya mahasiswa IPB yang sebagian besar berusia 17-23 tahun dan merupakan mahasiswa aktif. Kondisi konsumen yang berstatus belum menikah ini membuat konsumen bertindak sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya sendiri tanpa memikirkan orang lain.

Gambar7. Karakteristik responden berdasarkan status penikahan 4.3.4 Tempat Tinggal

Di mana seorang konsumen tinggal akan mempengaruhi pola konsumsinya. Oleh karena itu pemasar harus dapat memahami di mana konsumen tinggal, agar ia bisa memfokuskan ke mana produknya akan dijual.

Berdasarkan karakteristik responden berdasarkan tempat tinggal, sebanyak 80% bertempat tinggal di rumah sewa atau kost. Hal ini dikarenakan konsumen produk yoghurt My Healthy sebagian besar adalah mahasiswa IPB Dramaga Bogor yang sebagian besar mahasiswanya berasal dari luar Bogor, sehingga sebagian besar responden tersebut bertempat tinggal di rumah sewa atau kost. Gambar 8 menggambarkan karakteristik responden tersebut.

Gambar8. Karakteristik responden berdasarkan tempat tinggal 4.3.5 Pendapatan Rata-rata Per Bulan

Pendapatan adalah sumber daya material yang sangat penting bagi konsumen. Pendapatan pada umumnya diterima dalam bentuk uang. Karena

Menikah (1%) Belum Menikah (99%)

Rumah Sendiri (2%) Rumah Orang Tua (17%) Rumah Family (1%) Rumah sewa/Kost (80%)

(8)

dengan pendapatan itulah, konsumen bisa membiayai kegiatan konsumsinya. Jumlah pendapatan akan menggambarkan besarnya daya beli dari seorang konsumen. Daya beli akan menggambarkan banyaknya produk dan jasa yang bisa dibeli dan dikonsumsi oleh seorang konsumen. Karena alasan inilah para pemasar dari My Healthy perlu mengetahui pendapatan konsumen yang menjadi sasaran pasarnya, karena pendapatan konsumen akan menjadi indikator penting besarnya jumlah produk yang bisa dibeli konsumen.

Dari hasil penelitian diperoleh informasi bahwa sebagian besar konsumen My Healthy memiliki pendapatan rata-rata per bulan antara Rp 500.00–Rp 1.000.000 sebanyak 67%. Secara lebih terperinci karakteristik konsumen berdasarkan pendapatan dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Karakteristik responden berdasarkan pendapatan 4.3.6 Pengeluaran Rata-rata Per Bulan

Menurut Sumarwan (2004), jumlah pengeluaran dapat dianggap sebagai indikator pendapatan rumah tangga. Di mana pengeluaran konsumen juga akan menjadi indikator penting besarnya jumlah produk yang bisa dibeli konsumen sehingga pemasar My Healthy dianggap perlu mengetahui jumlah pengeluaran konsumennya. Berdasarkan pengeluaran per bulan, sebagian besar responden menghabiskan pengeluaran pada rentang Rp 500.000-Rp 1.000.000 sebanyak 70%. Hal ini dikerenakan reponden mengeluarkan sebagian besar biayanya untuk kebutuhan sehari-hari. Secara lebih terperinci karakteristik konsumen berdasarkan pengeluaran dapat dilihat pada Gambar 10.

<500rb (13%) 500rb-1jt (67%) 1jt-1.5jt (16%) 1.5jt-2jt (3%) >2jt (1%)

(9)

Gambar 10. Karakteristik responden berdasarkan pengeluaran 4.4. Analisis Proses Pengambilan Keputusan

Sumarwan (2004), mengatakan bahwa proses keputusan konsumen dalam membeli atau mengkonsumsi produk dan jasa akan dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu (a) kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh produsen dan lembaga lainnya, (b) faktor perbedaan individu konsumen, (c) faktor lingkungan konsumen. Proses keputusan akan terdiri atas tahap pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian, dan kepuasan konsumen. 4.4.1 Pengenalan Kebutuhan

Tahap awal dalam proses pengambilan keputusan konsumen terhadap suatu produk atau jasa adalah dengan melalui tahap pengenalan kebutuhan, dimana konsumen pada saat sebelum memutuskan untuk mengkonsumsi produk atau jasa, konsumen mencoba untuk mengenali kebutuhan mereka hingga munculah suatu dorongan untuk mengkonsumsi produk atau jasa tersebut. Menganalisis tahap pengenalan kebutuhan pada proses pengambilan keputusan konsumen yoghurt My Healthy dilakukan dengan memberikan pertanyaan terkait tujuan dan manfaat yang dicari dari pembelian yoghurt My Healthy.

Data yang disajikan dalam Tabel 4 menunjukan bahwa tujuan utama yang mendasari konsumen untuk membeli yoghurt merek My Healthy adalah sebagai pengganti minuman sebanyak 77%. Hal ini dapat dilihat dari adanya pergeseran gaya hidup sehat dikalangan mahasiswa yang mulai beralih pada produk olahan susu seperti yoghurt. Saat ini mayoritas konsumen lebih memilih membeli yoghurt dari pada minuman mineral dengan alasan yoghurt memiliki rasa yang bervariasi juga menyehatkan dari pada minuman mineral yang harganya terpaut sama.

<500rb (14%) 500rb-1jt (70%) 1jt-1.5jt (13%) 1.5jt-2jt (3%)

(10)

Tabel 4. Tujuan konsumen membeli yoghurt Merek My Healthy

Tujuan Frekuensi (Orang) Persentase (%)

Pengganti minuman 77 77

Dijual kembali - -

Bahan tambahan pembuat kue - -

Campuran minuman 1 1

Harga yang terjangkau 18 18

Lainnya 4 4

Total 100 100

Data yang disajikan pada Tabel 5 menunjukan manfaat utama yang mendasari konsumen untuk membeli yoghurt My Healthy adalah karena faktor kesehatan sebanyak 84%. Hal ini karena yoghurt memiliki beragam manfaat dan kandungan gizi yang baik untuk kesehatan. Adapun berbagai manfaat kesehatan yang dapat diperoleh dari mengkonsumsi yoghurt diantaranya adalah: mengatasi diare, mual, muntah, dan sakit maag; menurunkan kadar kolesterol dan tekanan darah tinggi; meningkatkan stamina dan kekebalan tubuh; mencegah osteoporosis, kanker, dan jantung koroner; melangsingkan badan; dan merupakan sumber karbohidrat, protein, multi vitamin, dan nutrisi yang mudah untuk dicerna.

Tabel 5. Manfaat membeli My Healthy

Manfaat Frekuensi (orang) Persentase (%)

Kesehatan 84 84

Menambah selera makan 9 9

Lainnya 7 7

Total 100 100

4.4.2 Pencarian Informasi

Tahapan selanjutnya dalam proses pengambilan keputusan konsumen adalah tahap pencarian informasi. Tahapan ini dilakukan setelah konsumen mengetahui kebutuhan apa yang harus dipenuhi, maka selanjutnya konsumen akan melalui tahap pencarian informasi baik secara internal maupun eksternal untuk memenuhi kebutuhannya tersebut.

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 6, sumber informasi tertinggi yang diperoleh konsumen mengenai yoghurt My Healthy berasal dari kantin atau warung sebanyak 47,41%, di mana warung atau kantin tempat menjual yoghurt My Healthy tersebut lokasinya berdekatan dengan tempat tinggal juga tempat

(11)

responden melakukan aktifitas perkuliahan (luar dan dalam kampus IPB Dramaga, Bogor).

Tabel 6. Sumber informasi konsumen mengenai My Healthy

Sumber Informasi Frekuensi (Jawaban) Persentase (%)

Mencari Sendiri 6 5,17 Keluarga/Saudara 3 2,59 Teman 46 39,66 Media Elektronik - - Media massa - - Brosur/Pamflet 6 5,17 Kantin/warung 55 47,41 Lainnya - - Total 116 100

Data yang disajikan pada Tabel 7 menunjukan fokus perhatian konsumen terhadap promosi yang diberikan oleh My Healthy. Dapat dilihat bahwa sebanyak 52% responden memilih harga sebagai fokus perhatian utama terhadap promosi dari My Healthy. Dapat diketahui bahwa harga satuan dari produk yoghurt My Healthy adalah sebesar Rp 500,- dan harga tersebut dapat terjangkau di kalangan responden yang sebagian besar adalah mahasiswa.

Tabel 7. Fokus perhatian konsumen terhadap promosi My Healthy Fokus Perhatian Konsumen Dalam

Promosi My Healthy

Frekuensi

(orang) Persentase (%)

Harga 52 52

Tekstur produk halus 2 2

Kemudahan Mendapatkan produk 4 4

Keamanan dan kehalalan produk 21 21

Banyaknya rasa yang ditawarkan 17 17

Bentuk dan ukuran produk 2 I

Merek yang sudah terkenal 2 I

Total 100 100

Tabel 8 menunjukan pengaruh iklan dan promosi terhadap konsumen My Healthy. Sebanyak 71% responden memilih tertarik untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai produk yoghurt My Healthy. Hal ini menunjukkan bahwa media promosi yang selama ini digunakan seperti, brosur dan pamflet tidak berjalan dengan efektif. Media promosi yang digunakan tidak menyebar dengan luas khususnya di lingkungan tempat penjualan yoghurt itu sendiri yaitu area Dramaga dan sekitarnya.

(12)

Tabel 8. Pengaruh iklan dan promosi terhadap konsumen My Healthy Pengaruh Iklan dan Promosi Frekuensi (orang) Persentase (%)

Tertarik untuk mengetahui informasi 71 71

Tidak tertarik sama sekali 29 29

Total 100 100

4.4.3 Evaluasi Alternatif

Tahapan selanjutnya dalam proses pengambilan keputusan konsumen setelah konsemen melakukan tahap pencarian informasi adalah tahap evaluasi alternatif, yaitu tahap di mana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi berbagai merek alternatif di dalam serangkaian pilihan.

Tabel 9 menunjukkan prioritas utama pilihan konsumen terhadap My Healthy jika dihadapkan dengan beberapa pilihan produk yang ditawarkan di pasaran. Sebanyak 55% rosponden tidak menjadikan yoghurt My Healthy sebagai prioritas utama mereka untuk dikonsumsi. Oleh karena itu, pihak My Healthy sebaiknya perlu meningkatkan loyalitas para konsumen dan menarik pangsa pasar baru agar konsumen memilih yoghurt My Healthy sebagai pilihan produk mereka untuk dikonsumsi. Di mana loyalitas tersebut akan terjadi apabila konsumen sudah merasakan puas terhadap produk My Healthy dan konsumen akan melakukan pembelian ulang terhadap produk sehingga My Healthy akan menjadi prioritas konsumen untuk dikonsumsi. Pembelian ulang yang terus menerus dari produk dan merek yang sama akan menunjukkan loyalitas konsumen terhadap merek. Hal yang diharapkan oleh produsen adalah suatu loyalitas merek. Peningkatan loyalitas tersebut dapat dilakukan dengan cara adanya peningkatan kualitas produk dan meningkatkan komunikasi pemasaran sehingga dapat terciptanya loyalitas merek.

Tabel 9. Prioritas utama konsumen My Healthy pilihan untuk dikonsumsi Prioritas Utama Frekuensi (orang) Persentase (%)

Ya 45 45

Tidak 55 55

(13)

4.4.4 Proses pembelian

Tahap keempat dalam proses pengambilan keputusan konsumen adalah tahap proses pembelian, yaitu suatu tahap proses keputusan pembelian di mana konsumen secara aktual melakukan pembelian produk.

Tabel 10 menunjukkan alasan untuk konsumen melakukan pembelian produk yoghurt My Healthy. Sebanyak 40,21% responden memilih harga sebagai alasan mereka membeli produk My Healthy. Harga adalah atribut produk yang paling sering digunakan oleh konsumen dalam keputusan pembeliannya. Hal ini dapat disimpulkan bahwa hampir sebagian responden memilih yoghurt My Healthy karena alasan harga yang terpaut murah dan terjangkau apabila dibandingkan dengan harga yoghurt merek lain yang berada di area Dramaga dan sekitarnya seperti yoghurt Fapet dan merek lainnya. Harga satuan untuk yoghurt Fapet adalah Rp 3.000,- dan merek lainnya berada pada kisaran Rp 5.000,- di mana dapat diketahui bahwa harga satuan untuk yoghurt My Healthy adalah Rp 500,-.

Tabel 10. Alasan membeli My Healthy

Alasan Membeli Frekuensi (jawaban) Persentase (%)

Harga 76 40,21

Produk yang berkualitas 19 10,05

Merek yang sudah dikenal 3 1,59

Tekstur produk yang berkualitas 7 3,70

Ukuran produk 8 4,23

Bentuk produk 4 2,12

Adanya label halal 41 21,69

Banyaknya varian rasa 31 16,40

Total 189 100

Berdasarkan hasil pada Tabel 11, menunjukkan bahwa terdapat dua cara bagi konsumen untuk memutuskan pembelian terhadap produk yoghurt My Healthy, yaitu cara direncanakan dan mendadak. Sebanyak 90% responden memutuskan melakukan pembelian secara mendadak atau tidak direncanakan sebelumnya.

Berdasarkan teori yang dikemukakan Sumarwan (2004), bahwa konsumen seringkali membeli suatu produk secara mendadak atau tanpa direncanakan

(14)

terlebih dahulu. Keinginan untuk membeli seringkali muncul di warung, toko, atau di mal. Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut. Adanya produk yang ditawarkan dengan harga murah tentunya akan menarik perhatian konsumen sehingga konsumen merasakan adanya kebutuhan yang mendesak untuk membeli produk yang dipromosikan tersebut. Keputusan pembelian seperti ini sering disebut sebagai pembelian impuls (impulse purchasing). Pembelian secara mendadak atau tanpa direncanakan ini biasanya meliputi pembelian barang kebutuhan sehari-hari di mana dalam prosesnya melibatkan lebih sedikit keputusan dan lebih sedikit pertimbangan seperti halnya dalam pembelian yoghurt. Sedangkan pembelian yang direncanakan sepenuhnya biasanya adalah hasil dari proses keputusan yang diperluas atau keterlibatan tinggi, seperti halnya dalam melakukan pembelian mobil atau motor yang memerlukan lebih banyak keputusan dan lebih banyak pertimbangan.

Tabel 11. Keputusan membeli My Healthy

Keputusan Membeli Frekuensi (orang) Persentase (%)

Direncanakan 10 10

Mendadak 90 90

Total 100 100

Produk baru muncul hampir setiap hari, dan diiklankan atau dikomunikasikan melalui berbagai media oleh perusahaan pembuatnya. Produk yang dikomunikasikan dengan menarik dan efektif akan memicu seorang konsumen untuk menyadari akan kebutuhannya tersebut. Brosur dan pamflet merupakan sebuah alat pemasaran yang menarik dan bisa membangkitkan kebutuhan konsumen untuk membeli dan mengkonsumsi suatu produk. Namun, pada penelitian ini brosur dan pamflet yang digunakan sebagai media pemasaran tidak berjalan dengan efektif, sehingga media pemasaran ini tidak berpengaruh terhadap konsumen sehingga perlu dikaji ulang agar media pemasaran tersebut berjalan dengan efektif.

Tabel 12 yang menunjukkan pengaruh media bagi konsumen untuk membeli My Healthy. Sebanyak 60% responden mengatakan tidak berpengaruh terhadap media dalam pembelian My Healthy.

(15)

Tabel 12. Pengaruh media bagi konsumen untuk membeli My Healthy Pengaruh Media Frekuensi (orang) Persentase (%)

Ya 39 39

Tidak 61 61

Total 100 100

Tabel 13 menunjukkan sumber yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian yoghurt My Healthy. Sumber terbesar yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian yoghurt My Healthy adalah berasal dari teman sebanyak 75,93%. Hal ini menunjukkan bahwa sumber informasi dari teman adalah pengaruh yang kuat. Bagi UKM yoghurt My Healthy sebaiknya lebih memperhatikan pemasarannya melalui media yang sudah digunakan sebelumnya seperti seperti brosur dan pamflet sehingga selain konsumen mendapatkan informasi langsung dari teman atau kerabatnya, informasi juga dapat diperoleh memalui media promosi lain seperti brosur dan pamflet.

Tabel 13. Sumber yang mempengaruhi konsumen membeli My Healthy Sumber Yang

Mempengaruhi Frekuensi (jawaban) Persentase (%)

Keluarga/Saudara 6 11,11 Teman 41 75,93 Media elektronik - - Brosur/pamphlet 5 9,26 Media massa 2 3,70 Lainnya - - Total 54 100

Inovasi varian rasa merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam menjalankan suatu usaha. Tabel 14 menunjukkan pilihan rasa yoghurt yang ditawarkan oleh My Healthy kepada konsumen. Menurut hasil persentase, mayoritas konsumen menyukai yoghurt rasa strawberry sebanyak 26,62%. Pengetahuan berupa informasi ini dapat digunakan produsen sabagai alat untuk memenuhi keinginan konsumen dalam hal rasa.

Tabel 14. Pilihan rasa yoghurt My Healthy yang disukai konsumen Pilihan Rasa Frekuensi (jawaban) Persentase (%)

Strawberry 41 26,62

Orange 28 18,18

Anggur 35 22,72

(16)

Lanjutan Tabel 14.

Pilihan Rasa Frekuensi (jawaban) Persentase (%)

Melon 27 17,53

Total 154 100

Hasil pada Tabel 15 menunjukkan frekuensi pembelian konsumen terhadap yoghurt My Healthy. Sebanyak 41% responden menyatakan telah membeli yoghurt My Healthy tersebut lebih dari tiga kali. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen loyal terhadap yoghurt My Healthy karena telah melakukan pembelian ulang hingga lebih dari tiga kali. Loyalitas konsumen terbentuk dari adanya rasa puas terhadap produk yang dikonsumsi sehingga konsumen melakukan pembelian ulang terhadap produk yang sama walaupun dihadapkan dengan berbagai merek lain.

Tabel 15. Frekuensi pembelian My Healthy

Frekuensi Pembelian Frekuensi (orang) Persentase (%)

Pertama kali 34 34

2 kali 18 18

3 kali 7 7

Lebih dari 3 kali 41 41

Total 100 100

Tabel 16 menunjukkan pengeluaran konsumen dalam melakukan pembelian yoghurt My Healthy. Dari jumlah 100 responden yang ada, sebanyak 52% responden menghabiskan uangnya antara Rp 1.000–Rp 3.000 dalam pembelian yoghurt My Healthy.

Tabel 16. Pengeluaran konsumen dalam melakukan pembelian My Healthy Pengeluaran Pembelian Frekuensi (orang) Persentase (%)

< Rp 1.000 39 39 Rp 1.000 – Rp 3.000 52 52 Rp 4.000 – Rp 6.000 6 6 Rp 7.000 – Rp 10.000 2 2 > Rp 10.000 1 1 Total 100 100 4.4.5 Pasca Pembelian

Tahap terakhir dalam proses pengambilan keputusan konsumen adalah tahap perilaku pasca pembelian. Proses pasca pembelian ini merupakan suatu proses di mana konsumen melakukan tindakan lebih lanjut setelah pembelian

(17)

berdasarkan pada kepuasan atau ketidakpuasan mereka terhadap produk atau jasa yang sebelumnya digunakan. Untuk mengetahui sikap konsumen pasca pembelian, maka dibelikan pertanyaan mengenai tingkat kepuasan, sikap konsumen untuk menyarankan dan mempromosikan kepada orang lain, keunggulan yang terdapat pada yoghurt My Healthy, sikap jika harga yoghurt My Healthy mengalami kenaikan.

Setelah mengkonsumsi suatu produk atau jasa, konsumen akan memiliki perasaan puas dan tidak puas terhadap produk atau jasa yang dikonsumsinya. Berdasarkan hasil pengolahan data mengenai tingkat kepuasan konsumen setelah mengkonsumsi yoghurt My Healthy, sebanyak 56% responden menyatakan „puas‟ terhadap yoghurt My Healthy. Hal ini menunjukkan bahwa produk yoghurt My Healthy cukup memenuhi kebutuhan konsumennya karena jumlah konsumen yang merasa sangat tidak puas setelah mengkonsumsi yoghurt My Healthy memiliki persentase yang kecil yaitu 2%. Menurut Engel et. al, (1994), kepuasan didefinisikan sebagai alternatif yang dipilih setidaknya dapat memenuhi atau melampaui harapan. Teori yang menjelaskan bagaimana kepuasan atau ketidakpuasan konsumen terbentuk adalah the expectancy disconfirmation model, yang mengemukakan bahwa kepuasandan ketidakpuasan konsumen merupakan dampak dari perbandingan antara harapan konsumen sebelum pembelian dengan yang sesungguhnya diperoleh konsumen dari produk yang dibeli tersebut. Produk berfungsi lebih baik dari yang diharapkan, inilah yang disebut sebagai diskonfirmasi positive. Jika ini terjadi, maka konsumen akan merasa puas. Tabel 17 menunjukkan tingkat kepuasan konsumen terhadap yoghurt My Healthy. Tabel 17. Tingkat kepuasan konsumen terhadap My Healthy

Tingkat Kepuasan Frekuensi (orang) Persentase (%)

Sangat puas 5 5

Puas 56 56

Biasa saja 36 36

Kurang puas 1 1

Sangat Tidak puas 2 2

Total 100 100

Berdasarkan hasil pada Tabel 18 yang menujukkan keinginan beralih ke merek lain. Hampir sebagian responden menyatakan akan beralih ke merek lain

(18)

sebanyak 67%. Dapat diketahui bahwa kepuasanakan mendorong konsumen membeli dan mengkonsumsi ulang produk tersebut. Sebaliknya perasaan yang tidak puas akan menyebabkan konsumen kecewa dan menghentikan pembelian kembali dan konsumsi produk tersebut. Hal ini dapat dijadikan bahan informasi oleh produsen yoghurt My Healthy agar dapat meningkatkan kualitas produk serta pelayanannya agar konsumen tetap merasa puas dan akan mendorong pembelian ulang produk sehingga konsumen tidak memiliki keinginan beralih ke merek lain. Tabel 18. Keinginan beralih ke merek lain

Keinginan Beralih Frekuensi (orang) Persentase (%)

Ya 67 67

Tidak 33 33

Total 100 100

Berdasarkan hasil pada Tabel 19, dapat dilihat bahwa sebanyak 68% konsumen My Healthy akan menyarankan untuk membeli dan mempromosikan My Healthy kepada orang lain. Hal ini tentunya dapat memberikan dampak positif bagi pihak My Healthy karena mayoritas konsumen akan membantu mempromosikan yoghurt My Healthy sehingga selain melakukan promosi melalui media seperti brosur dan pamflet promosi juga dapat dilakukan berupa word of mouth yang secara teori bentuk promosi ini merupakan media promosi yang baik dan dapat diandalkan. Word of mouth adalah penyampaian informasi dari mulut ke mulut dari seseorang yang merasa puas terhadap produk atau jasa sehingga seseorang tersebut menyampaikan informasi kepada konsumen atau pelanggan lain.

Tabel 19. Kesediaan untuk menyarankan membeli dan mempromosikan My Healthy kepada orang lain

Kesediaan Konsumen Frekuensi (orang) Persentase (%)

Ya 68 68

Tidak 32 32

Total 100 100

Setiap perusahaan pasti memiliki berbagai macam keunggulan. Keunggulan ini digunakan perusahaan agar dapat tetap bertahan dengan pesaingnya dalam meraih pangsa pasar. Keunggulan sebuah perusahaan baik besar maupun kecil dapat dilihat dari produk yang diperkenalkan ke pasar. Sebagai contoh yoghurt My Healthy yang lebih mengunggulkan atribut produknya

(19)

seperti harga, hal ini terlihat dengan harga jual yang ditawarkan My Healthy ke pasaran. My Healthy menggunakan konsep produksi, di mana konsumen akan lebih menyukai produk yang tersedia secara luas dan dengan harga murah. Pemilik My Healthy sendiri mengasumsikan bahwa konsumen terutama akan tertarik pada produk yang murah. Oleh karena itu, My Healthy memiliki harga jual murah bila dibandingkan dengan merek lain yang sejenis. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 20 yang menunjukkan keunggulan My Healthy, dapat ditarik pernyataan bahwa sebanyak 33,19% responden memilih harga sebagai keunggulan yang dimiliki oleh My Healthy. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen lebih mengunggulkan harga bila dibandingkan dengan yang lainnya. Tabel 20. Keunggulan My Healthy

Keunggulan My Healthy Frekuensi (orang) Persentase (%)

Harga 75 33,19

Tekstur produk halus 24 10,62

Produk yang berkualitas 15 6,64

Ukuran kemasan 12 5,31

Bentuk produk 4 1,77

Adanya label halal 42 18,58

Banyaknya rasa yang ditawarkan 54 23,89

Total 226 100

Apabila konsumen dihadapkan dengan kondisi di mana yoghurt My Healthy mengalami kenaikan harga, maka sebanyak 52% responden memilih untuk beralih ke produk yoghurt lain. Berdasarkan teori yang dikemukakan Sumarwan (2004), menyatakan bahwa harga adalah atribut produk dan jasa yang paling sering digunakan oleh sebagian besar konsumen dalam keputusan pembelian. Untuk sebagian besar konsumen Indonesia yang masih berpendapatan rendah, maka harga adalah faktor utama yang dipertimbangkan dalam memilih produk maupun jasa. Konsumen pun sangat sensitif terhadap harga. Kenaikan harga pada produk yang dikonsumsi sering sekali menimbulkan masalah sehingga konsumen meninggalkan produk yang biasa dikonsumsi dan beralih ke produk sejenis yang menurutnya sesuai dengan kemampuannya. Persentase antara konsumen yang akan tetap menjadi konsumen yoghurt My Healthy dan yang tidak memiliki selisih persentase yang cukup kecil yaitu sebesar 4%, hal ini perlu dijadikan bahan pertimbangan produsen yoghurt My Healthy agar dapat merebut

(20)

kembali pangsa pasar dari para kompetitor sejenis dan produsen dituntut agar memiliki pengetahuan dan strategi pemasaran. Tabel 21 menunjukkan pengaruh pembelian konsumen terhadap kenaikan harga My Healthy.

Tabel 21. Pengaruh pembelian konsumen terhadap kenaikan harga My Healthy

Pengaruh Pembelian Terhadap

Konsumen Kenaikan Harga Frekuensi (orang) Persentase (%) Akan tetap menjadi konsumen

yoghurt My Healthy 48 48

Beralih ke produk yoghurt lain 52 52

Total 100 100

Berdasarkan data yang telah diuraikan sebelumnya mengenai tahapan proses pengambilan keputusan, yang terdiri lima tahapan yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, proses pembelian, dan perilaku pasca pembelian dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel22. Hasil Rekapitulasi proses pengambilan keputusan konsumen My Healthy

No. Tahap Proses Pengambilan Keputusan

Proses

1 Pengenalan Kebutuhan 1. Tujuan pembelian: pengganti minuman

2. Manfaat pembelian: kesehatan 2 Pencarian Informasi 1. Sumber informasi konsumen:

kantin/warung

2. Tempat pembelian: warung/kantin 3. Fokus perhatian konsumen: harga 4. Pengaruh iklan: tertarik untuk

mengetahui informasi

3 Evaluasi Alternatif 1. Prioritas utama konsumen: tidak 4 Proses Pembelian 1. Alasan pembelian: harga

2. Keputusan pembelian: mendadak 3. Pengaruh media: tidak

4. Sumber yang mempengaruhi konsumen: teman

5. Pilihan rasa: strawberry

6. Frekuensi pembelian: lebih dari 3 7. Pengeluaran konsumen: Rp 1.000

(21)

Lanjutan Tabel 22.

No. Tahap Proses Pengambilan Keputusan

Proses 5 Perilaku Pasca Pembelian 1. Tingkat kepuasan: puas

2. Keinginan beralih merek: ya 3. Kesediaan konsumen untuk 4. Keunggulan My Healthy: harga 5. Pengaruh pembelian konsumen 4.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen untuk

Membeli My Healthy

Analisis faktor merupakan analisis statistik yang bertujuan untuk mengidentifikasi, mengelompokan, dan meringkas faktor-faktor yang merupakan dimensi suatu variabel, definisi suatu variabel, definisi dan sebuah fenomena tertentu. Analisis faktor pada penelitian ini digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap atribut-atribut yang dimiliki My Healthy.

Dari penelitian ini terdapat 24 atribut yang dianalisis, yaitu harga produk yang terjangkau, daya tarik merek, tingkat kemudahan mengingat merek, keamanan kemasan produk, kemasan yang menarik, bentuk kemasan produk, ukuran kemasan, variasi warna kemasan produk, kualitas produk, sifat atau cara kerja produk, komposisi atau kandungan nutrisi produk, hasil/manfaat produk, kehalalan produk, kepuasan produk, kualitas tahan lama, keamanan mengkinsumsi, kenyamanan mengkonsumsi, promosi yang diberikan, kemudahan mendapatkan produk, kemudahan mendapatkan informasi, ketersediaan produk, variasa rasa produk, kesesuaian rasa dan aroma, dan fleksibel untuk semua kalangan. Hasil dari pengujian atribut yang menggunakan analisis faktor dapat dilihat pada lampiran 5.

Pengujian analisis faktor ini menggunakan metode pengukuran Keiser Mayer Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO-MSA) dan Bartlett’s Test of Sphrecity. Metode pengukuran KMO-MSA ini digunakan untuk dapat mengetahui variabel-variabel yang layak atau tidak untuk dimasukkan dalam analisis. Di mana nilai KMO-MSA harus lebih besar atau sama dengan 0,5. Dari hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa nilai KMO-MSA lebih dari 0,5 yaitu sebesar

(22)

0,79 dengan taraf nyata di bawah 0,05 (0,000<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel-variabel tersebut layak untuk dianalisis lebih lanjut. Gambar 11 menggambarkan nilai KMO dan Bartlett‟s Test.

KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling

Adequacy. .788

Bartlett's Test of Sphericity

Approx. Chi-Square 1.037E3

Df 276

Sig. .000

Gambar 11. Nilai KMO dan Bartlett’s Test

Lampiran 5 menunjukkan mengenai Anti-Image Matrices. Pada Anti Image Matrices terdapat dua bagian yaitu anti-image coveriance dan anti-image correlation. Dalam anti-image correlation menunjukkan nilai MSA sebuah variabel. Nilai tersebut ditunjukkan dengan simbol „a‟ yang terdapat pada baris diagonal. Apabila terdapat nilai MSA lebih kecil dari 0,5 maka variabel tersebut harus dikeluarkan satu per satu dari variabel yang memiliki nilai terendah, dan dilakukan langkah ulang tanpa mengikutsertakan variabel yang tidak layak tersebut. Berdasarkan pengolahan yang telah dilakukan, pada bagian anti-image correlation tidak perlu dilakukan pengulangan pengujian karena tidak terdapat nilai MSA yang kurang dari 0,5 dari masing-masing variabel. Hal ini dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel sudah memenuhi ketentuan, sehingga dapat dilakukan analisis lebih lanjut.

Setelah nilai KMO dan MSA lebih dari 0,5 maka langkah selanjutnya adalah ekstraksi agar dapat terbentuk beberapa faktor baru. Langkah ini menggunakan metode Principal Component Analysis (Analisis Komponen Utama). Metode ini menghasilkan Communalities, di mana Communalities menunjukkan nilai faktor yang menjelaskan varian variabel, yang nilainya selalu positif. Dalam tabel communalities terdapat dua bagian, initial danekstraction. Pada bagian initial yang secara keseluruhan bernilai 1,000 merupakan variabel sebelum dilakukannya ekstraksi yang menunjukkan bahwa variabel tersebut 100 persen membentuk faktor tersebut. Pada bagian ekstraction merupakan nilai varian dari suatu variabel yang dapat dijelaskan oleh faktor baru yang akan

(23)

terbentuk. Tabel 23 menunjukkan nilai Communalities dari 24 atribut yang dianalisis dalam penelitian ini.

Tabel 23. Nilai Communalities pada proses ekstraksi

No. Variabel Initial Ekstraction

1 Harga produk yang terjangkau 1.000 0,59

2 Daya tarik merek 1.000 0,65

3 Tingkat kemudahan mengingat merek 1.000 0,63

4 Keamanan kemasan produk 1.000 0,63

5 Kemasan yang menarik 1.000 0,56

6 Bentuk kemasan produk 1.000 0,43

7 Ukuran kemasan 1.000 0,52

8 Variasi warna kemasan produk 1.000 0,61

9 Kualitas produk 1.000 0,59

10 Sifat/cara kerja produk 1.000 0,59

11 Komposisi/kandungan nutrisi produk 1.000 0,74

12 Hasil/manfaat produk 1.000 0,58

13 Kehalalan produk 1.000 0,66

14 Kepuasan produk 1.000 0,64

15 Kualitas tahan lama 1.000 0,65

16 Keamanan mengkonsumsi 1.000 0,72

17 Kenyamanan mengkonsumsi 1.000 0,75

18 Promosi yang diberikan 1.000 0,68

19 Kemudahan mendapatkan produk 1.000 0,71

20 Kemudaham mendapatkan informasi 1.000 0,67

21 Ketersediaan produk 1.000 0,63

22 Variasi rasa produk 1.000 0,65

23 Kesesuaian rasa dan aroma 1.000 0,66

24 Fleksibel untuk semua kalangan 1.000 0,63 Setelah itu, tabel Total Variance explained dapat dilihat pada lampiran 5 Tabel ini menunjukkan jumlah faktor yang terbentuk dari seluruh variabel. Faktor-faktor baru yang terbentuk memiliki eigenvalue lebih dari 1. Berdasarkan hasil dari Total Variance explained, terbentuklah 6 faktor. Keenam faktor tersebut bertirut-turut memiliku nilai eigenvalue sebesar faktor pertama sebesar 7,29, faktor kedua sebesar 2,37, faktor tiga sebesar 1,71, faktor keempat sebesar 15,07, faktor kelima sebesar 1,26, dan faktor keenam sebesar 1,10.

Tabel 24 menunjukkan Tabel Component Matrix yang merupakan distribusi dari keseluruhan variabel yang telah diekstrak ke dalam faktor yang terbentuk berdasarkan factor loadings-nya. Factor loadings menunjukkan tingkat

(24)

keeratan suatu variabel dengan faktor baru yang terbentuk. Di mana variabel-variabel akan masuk ke dalam suatu faktor berdasarkan perbandingan besar korelasi dari nilai factor loadings-nya, yaitu nilai yang menunjukkan antara variabel dengan faktor 1, faktor 2, faktor 3, faktor 4, faktor 5, dan faktor 6 (Lampiran 5).

Tabel 24. Hasil analisis faktor Faktor Varian

(persen)

Variabel Asal Loading

Factor Faktor Pertama

(Atribut Produk)

30,36 1. Komposisi/kandungan nutrisi produk 2. Kualitas produk

3. Kehalalan produk 4. Sifat/cara kerja produk 5. Hasil/manfaat produk 6. Keamanan kemasan produk

0,79 0,70 0,67 0,66 0,61 0,51 Faktor Kedua (Fitur Produk)

9,85 1. Variasi rasa produk

2. Kesesuaian rasa dan aroma 3. Fleksibel untuk semua kalangan 4. Variasi warna kemasan produk 5. Ketersediaan produk 0,77 0.70 0,70 0,55 0,55 Faktor Ketiga (Harga dan Kemasan Produk)

7,14 1. Harga produk yang terjangkau 2. Ukuran kemasan

3. Kemasan yang menarik 4. Bentuk kemasan produk

0,66 0,65 0,54 0,47 Faktor Keempat (Jaminan Produk) 6,28 1. Kenyamanan mengkonsumsi 2. Keamanan mengkonsumsi 3. Promosi yang diberikan 4. Kualitas tahan lama 5. Kepuasan produk 0,78 0,63 0,60 0,56 0,48 Faktor Kelima (Merek)

5,25 1. Daya tarik merek

2. Tingkat kemudahan mengingat merek

0,75 0,65 Faktor Keenam

(Kemudahan)

4,56 1. Kemudashan mendapatkan produk

2. Kemudahan mendapatkan informasi

0,72 0,68

Hasil analisis faktor itu sendiri diambil dari proses rotasi, di mana proses rotasi digunakan untuk memperjelas sebuah variabel akan dimasukan ke faktor yang mana dari keenam faktor yang terbentuk. Proses rotasi pada penelitian ini

(25)

menggunakan metode rotasi Varimax. Hasil dari proses rotasi dapat dilihat pada tabel Rotated Component Matrix (Lampiran 5) yang menunjukkan distribusi seluruh atribut yang telah diekstrak ke dalam faktor yang terbentuk berdasarkan factor loading-nya.

Pada penelitian ini menghasilkan enam faktor baru dari seluruh atribut yang diuji. Di mana faktor-faktor yang terbentuk merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap produk yoghurt My Healthy. Faktor-faktor tersebut masing-masing terdiri dari beberapa atribut yang sudah dikelompokkan berdasarkan nilai korelasinya, antara lain: (1) faktor atribut produk yang terdiri dari komposisi/kandungan nutrisi produk, kualitas produk, kehalalan produk, sifat/cara kerja produk, hasil/manfaat produk, dan keamanan kemasan produk, (2) faktor fitur produk yang terdiri dari variasi rasa produk, kesesuaian rasa dan aroma, fleksibel untuk semua kalangan, variasi warna kemasan produk, dan ketersediaan produk, (3) faktor harga dan kemasan produk yang terdiri dari harga yang terjangkau, ukuran kemasan, kemasan yang menarik, dan bentuk kemasan produk, (4) faktor jaminan produk yang terdiri dari kenyamanan mengkonsumsi, keamanan mengkonsumsi, promosi yang diberikan, kualitas tahan lama, dan kepuasan produk, (5) faktor merek yang terdiri dari daya tarik merek dan tingkat kemudahan mengingat merek, dan (6) faktor kemudahan yang terdiri dari kemudahan mendapatkan produk dan kemudahan mendapatkan informasi.

4.5.1 Faktor Pertama (Atribut Produk)

Faktor pertama yang terbentuk dinamakan faktor atribut produk. Faktor ini terdiri dari enam variabel yaitu komposisi/kandungan nutrisi produk, kualitas produk, kehalalan produk, sifat/cara kerja produk, hasil/manfaat produk, keamanan kemasan produk. Faktor atribut produk ini merupakan faktor yang tertinggi dari analisis faktor karena mimiliki nilai Eigenvalue terbesar yaitu 7,29. Nilai Eigenvalue yang besar dapat menunjukkan bahwa faktor pertama adalah faktor yang paling memengaruhi preferensi konsumen yoghurt My Healthy. Faktor ini dapat menerangkan keragaman sebesar 30,36%. Variabel yang terbentuk pada faktor atribut ini memiliki nilai loading factor antara 0,51 sampai

(26)

0,79. Hal ini menunjukkan hubungan tingkat keeratan antara variabel dengan faktor yang terbentuk.

Banyaknya produk yoghurt yang beredar di pasaran tentunya membuat para konsumen yoghurt memilih yoghurt yang terbaik yang dapat memberikan kenyamanan bagi dirinya. Setiap produk yang ditawarkan harus dapat memiliki komposisi/kandungan nutrisi yang baik bagi kesehatan tubuh, di mana produk yoghurt sudah dapat dipastikan memiliki komposisi/kandungan nutrisi yang baik bagi tubuh karena yoghurt itu sendiri merupakan hasil olahan susu murni yang menyehatkan. Selain itu, suatu produk harus dapat memiliki kualitas yang menjanjikan konsumennya sehingga konsumen akan memilih produk tersebut dibandingkan produk lainnya yang kurang berkualitas. Kualitas suatu produk khususnya produk makanan seperti yoghurt harus diimbangi dengan adanya sebuah kehalalan dari pihak terkait sehingga dapat dikonsumsi dengan aman.

Variabel selanjutnya yang dipertimbangkan adalah sifat/cara kerja di mana suatu produk harus memiliki sifat/cara kerja yang baik dan dapat memberikan hasil/manfaat bagi yang mengkonsumsinya sehingga produk yang dikonsumsi tersebut akan memberikan rasa aman terhadap yang mengkonsumsi, karena pada dasarnya orang menyukai produk yang menyehatkan bagi dirinya.

4.5.2 Faktor Kedua (Fitur Produk)

Faktor kedua yang terbentuk dinamakan faktor fitur produk. Faktor ini terdiri dari lima variabel yaitu variasi rasa produk, kesesuaian rasa dan aroma, fleksibel untuk semua kalangan, variasi warna kemasan produk, dan ketersediaan produk. Nilai Eigenvalue dari faktor ini sebesar 2,37 dan mampu menerangkan keragaman sebesar 9,85%. Variabel yang terebentuk pada faktor atribut ini memiliki nilai loading factor antara 0,55 sampai 0,77. Hal ini menunjukkan hubungan tingkat keeratan antara variabel dengan faktor yang terbentuk.

Variasi rasa produk dapat memudahkan konsumen dalam menentukan kriteria produk yang dapat memberikan kepuasan maksimal ketika dikonsumsi. Selain itu, hadirnya beragam varian rasa yang ditawarkan harus disesuaikan dengan aroma dari produk sehingga kesesuaian rasa dan aroma tersebut tersebut dapat menarik hati konsumen untuk dapat membeli produk tersebut. Sedangkan untuk variabel selanjutnya yaitu fleksibel untuk semua kalangan, hal ini juga

(27)

berpengaruh terhadap konsumen karena mayoritas konsumen memilih produk yang fleksibel dan dapat digunakan untuk semua kalangan baik muda maupun kalangan tua. Variasi warna kemasan yang menarik dapat memberikan pengaruh kepada konsumen karena dengan adanya tampilan warna yang menarik dari suatu produk dapat meningkatkan daya beli konsumen terhadap produk tersebut. Variabel terakhir yaitu adanya ketersediaan produk menunjukkan bahwa produk tersebut dapat dengan mudah tersedia dan didapatkan oleh konsumen ketika permintaan konsumen akan produk tersebut meningkat.

4.5.3 Faktor Ketiga (Harga dan Kemasan Produk)

Faktor ketiga yang terbentuk dinamakan faktor harga dan kemasan produk. Faktor ini terdiri dari empat variabel yaitu harga produk yang terjangkau, ukuran kemasan, kemasan yang menarik, dan bentuk kemasan produk. Nilai Eigenvalue dari faktor ini sebesar 1,71 dan mampu menerangkan keragaman sebesar 7,14%. Variabel yang terbentuk pada faktor atribut ini memiliki nilai loading factor antara 0,47 sampai 0,66. Hal ini menunjukkan hubungan tingkat keeratan antara variabel dengan faktor yang terbentuk.

Dalam proses pembelian yang dilakukan oleh konsumen adalah dengan mempertimbangkan harga produk yang akan dibelinya dengan kemampuan daya beli mereka. Oleh sebab itu, variabel harga yang terkjangkau memiliki pengaruh terhadap preferensi konsumen. Ukuran kemasan merupakan hal yang penting untuk dipertimbangkan karena berhubungan dengan perasaan konsumen yaitu sesuai dengan harapan yang diinginkan ketika mereka mengkonsumsi produk tersebut. Kemasan yang menarik menjadi hal yang berpengaruh terhadap konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk karena dengan adanya tampilan kemasan yang menarik dapat menarik perhatian konsumen untuk melakukan pembelian terhadap suatu produk. Variabel terakhir yaitu bentuk kemasan produk yang pada penelitian ini tidak terlalu memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap konsumen karena bentuk apapun produk yang ditawarkan terhadap konsumen, konsumen akan lebih mempertimbangkan ukuran dari produk yang akan dikonsumsinya dari pada bentuk produknya.

(28)

4.5.4 Faktor Keempat (Jaminan Produk)

Faktor keempat yang terbentuk dinamakan faktor jaminan produk. Faktor ini terdiri dari lima variabel yaitu kenyamanan mengkonsumsi, keamanan mengkonsumsi, promosi yang diberikan, kualitas tahan lama, dan kepuasan produk. Nilai Eigenvalue dari faktor ini sebesar 1,51 dan mampu menerangkan keragaman sebesar 6,28%. Variabel yang terebentuk pada faktor atribut ini memiliki nilai loading factor antara 0,48 sampai 0,78. Hal ini menunjukkan hubungan tingkat keeratan antara variabel dengan faktor yang terbentuk.

Mayoritas konsumen akan memilih produk yang memiliki jaminan. Dalam melakukan pembelian konsumen akan memilih produk yang memiliki kenyamanan dan keamanan karena pengaruh jaminan berupa rasa nyaman dan aman tersebut akan mempengaruhi preferensi konsumen terhadap suatu produk. Selain itu, promosi produk juga berpengaruh terhadap konsumen ketika promosi yang dilakukan pemasar berhasil. Pemasar dapat melakukan berbagai cara untuk dapat mengajak konsumen melalui promosi produknya dengan menawarkan berbagai keunggulan yang dimiliki oleh produk tersebut. Kualitas tahan lama merupakan variabel yang berpengaruh yang membuat konsumen meningkatkan kepercayaannya karena produk tersebut dianggap memiliki jaminan berupa kualitas tahan lama sehingga konsumen cenderung memilih produk tersebut. Variabel terakhir adalah kepuasan produk yang pada penelitian ini menunjukkan kurang berpengaruh terhadap konsumen dalam pembelian suatu produk.

4.5.5 Faktor Kelima (Merek)

Faktor kelima yang terbentuk dinamakan faktor merek. Faktor ini terdiri dari dua variabel yaitu daya tarik merek dan tingkat kemudahan mengingat merek. Nilai Eigenvalue dari faktor ini sebesar 1,26 dan mampu menerangkan keragaman sebesar 5,25%. Variabel yang terbentuk pada faktor atribut ini memiliki nilai loading factor antara 0,65 sampai 0,75. Hal ini menunjukkan hubungan tingkat keeratan antara variabel dengan faktor yang terbentuk.

Daya tarik merek dan tingkat kemudahan mengingat merek mempengaruhi konsumen dengan korelasi yang positif. Pembelian yang dilakukan konsumen akan mempertimbangkan merek apa yang akan mereka konsumsi. Ketika suatu produk memiliki daya tarik merek dan adanya tingkat kemudahan dalam

(29)

mengingat merek maka konsumen cenderung mengingat produk tersebut ketika mereka mencari produk yang sesuai dengan kebutuhannya. Sehingga kedua variabel ini dinamakan faktor merek.

4.5.6 Faktor Keenam (Kemudahan)

Faktor keenam yang terbentuk dinamakan faktor kemudahan. Faktor ini terdiri dari dua variabel kemudahan yaitu kemudahan mendapatkan produk dan kemudahan mendapatkan informasi. Nilai Eigenvalue dari faktor ini sebesar 1,10 dan mampu menerangkan keragaman sebesar 4,56%. Variabel yang terbentuk pada faktor atribut ini memiliki nilai loading factor antara 0,68 sampai 0,72. Hal ini menunjukkan hubungan tingkat keeratan antara variabel dengan faktor yang terbentuk. Variabel pengaruh kemudahan mendapatkan produk dan kemudahan mendapatkan informasi mempengaruhi konsumen dengan korelasi yang positif.

Variabel yang dipertimbangkan pada faktor terakhir (kemudahan) ini adalah variabel kemudahan mendapatkan produk yang menunjukkan kemampuan suatu produk untuk dapat menjangkau pasar sehingga produk tersedia saat konsumen membutuhkan. Variabel terakhir yang dipertimbangkan adalah kemudahan mendapatkan informasi. Variabel ini menunjukkan bahwa informasi merupakan variabel yang besar pengaruhnya pada konsumen ketika konsumen memerlukan informasi mengenai produk yang diinginkannya sehingga konsumen dapat dengan mudah mengetahui keberadaan produk yang diinginkannya.

4.6. Implikasi Manajerial

Berdasarkan hasil analisis preferensi konsumen yoghurt My Healthy di Dramaga Bogor, didapatkan hasil mengenai karakteristik konsumen, proses pengambilan keputusan konsumen, dan faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap yoghurt My Healthy. Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh UKM yoghurt My Healthy untuk dapat mempertahankan dan mengembangkan produk yang ditawarkan di pasar berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Promosi merupakan sarana komunikasi yang dapat memperkenalkan produk kepada target pasarnya. Promosi juga dapat merangsang preferensi konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan pemasar. My Healthy dapat meningkatkan promosinya karena berdasarkan penelitian ini pengaruh

(30)

media promosi yang dilakukan pemasar kurang sehingga konsumen kurang terpengaruh untuk membeli produk My Healthy walaupun pada kenyataannya mayoritas konsumen tertarik untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai produk yoghurt My Healthy. Dengan demikian diharapkan konsumen dapat memberikan informasi yang diperoleh kepada temannya mengenai yoghurt My Healthy sehingga adanya ketertarikan untuk membeli produk My Healthy.

2. Memperhatikan dan meningkatkan distribusi pemasaran secara lebih luaskepada konsumen merupakan hal yang penting dalam menjalankan suatu usaha agar konsumen menyadari akan adanya produk yoghurt My Healthy di samping adanya produk yoghurt lain. Hal ini berhubungan dengan ketersediaan produk yang dalam penelitian ini berpengaruh terhadap daya beli konsumen sehingga produsen dapat meningkatkan distribusinya agar produk tersebar luas dikalangan masyarakat dan ketika masyarakat membutuhkan produk yoghurt My Healthy tersebut sudah tersedia.

3. Dari hasil penelitian diperoleh informasi bahwa harga sangatlah berpengaruh terhadap daya beli konsumen dan mayoritas konsumen akan memilih untuk beralih ke produk yoghurt lain apabila adanya kenaikan harga pada yoghurt My Healthy. Penetapan harga yang sesuai akan meningkatkan minat konsumen untuk membeli yoghurt My Healthy. Penentuan harga produk My Healthy dapat melakukan penetapan harga yang diimbangi dengan peningkatan mutu sehingga konsumen tidak merasa dirugikan dan usaha My Healthy pun tidak menimbulkan kerugian karena kehilangan pangsa pasarnya.

4. Inovasi sangat diperlukan dalam melakukan suatu usaha agar dapat bertahan dan bersaing dengan kompetitor lain dalam merebut pangsa pasar. Inovasi varian rasa diperlukan agar konsumen tidak bosan terhadap varian rasa yang ada selama ini. Selain itu, bentuk yang unik juga dapat mempengaruhi daya beli konsumen terhadap produk My Healthy.

Gambar

Gambar 4. Struktur organisasi usaha kecil menengah yoghurt My Healthy  Secara  keseluruhan  UKM  yoghurt  My  Healthy  terdiri  dari  1  orang  pimpinan  umum  yang  bernama  Kemas  Ridwan,  1  orang  sekertaris,  9  orang  produksi, 1 orang bagian keuanga
Gambar 5. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin  4.3.2  Usia
Tabel 23. Nilai Communalities pada proses ekstraksi
Tabel 24. Hasil analisis faktor  Faktor  Varian

Referensi

Dokumen terkait

Tidak jarang juga pembelian konsumen di pengaruhi oleh harga promosi, dalam penelitian ini juga membahas tentang pengaruh orang yang berpemahaman agama

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis besar biaya, penerimaan dan pendapatan peternak itik petelur, menganalisis efisiensi usaha ternak itik petelur dan

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengevaluasi kesesuaian tingkat kenyamanan termal, visual, dan akustik lingkungan pabrik dengan standard yang berlaku, dan

Keberhasilan kegiatan belajar mengajar dikelas, tidak hanya tergantung dalam penguasaan bahan ajar atau penggunaan metode pembelajaran, tetapi proses pembelajaran yang baik

Perdagangan melalui jaringan elektronik yang berkenaan dengan transaksi antara perusahaan-perusahaan yang tidak melibatkan pemakai akhir Contoh Amazon dgn supplier (penerbit

Ukuran yang telah ditetapkan untuk purse seine bertali kerut dengan alat bantu penangkapan ikan (rumpon atau cahaya) dan ikan target tongkol atau cakalang memiliki panjang

Selain dari beberapa karya di atas, Fazlur Rahman pernah menulis artikel yang berjudul “Iqbal in Modern Muslim Thoght” Rahman mencoba melakukan survei terhadap

Dengan mempertimbangkan pilihan-pilihan adaptasi yang dikembangkan PDAM dan pemangku kepentingan, IUWASH juga merekomendasikan untuk mempertimbangkan aksi-aksi adaptasi