• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pemasaran Menggunakan Media Sos (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Strategi Pemasaran Menggunakan Media Sos (1)"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Strategi Pemasaran Menggunakan Media Sosial untuk

Meningkatkan Jumlah Pelanggan

Oleh :

10114284 Rizal Yogi Pratama

Kelas : KWU-9

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

(2)

i

Abstrak

Media sosial merupakan fenomena yang telah menjadi aspek penting dalam bauran

pemasaran dan merevolusi cara perusahaan berinteraksi dengan pelanggan. Ini

adalah bidang penelitian baru dan pemindaian literatur cepat menunjukkan bahwa

tidak banyak penelitian ada. Namun demikian, beberapa studi yang ada tanpa bukti

ilmiah dengan data industri, telah bergegas menyimpulkan bahwa kemunculan

media sosial telah menyebabkan runtuhnya media mainstream periklanan

tradisional.

Temuan yang disajikan dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa meskipun

media sosial lebih efektif daripada beberapa saluran periklanan tradisional, namun

tidak dapat diimplementasikan secara terpisah tanpa ditambah dengan bentuk

saluran iklan tradisional lainnya. Implikasinya adalah media sosial saja tidak bisa

sendirian menciptakan brand awareness atau bahkan mengembangkan bisnis.

(3)

ii

Daftar Isi

Abstrak ... i

Daftar Isi ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

BAB II LANDASAN TEORI ... 3

II.1. Entrepreneurship ... 3

II.2. Marketing ... 3

II.3. Konsep Marketing ... 3

II.4. Marketing Online ... 4

II.5. Media Sosial ... 5

II.6. Peran Sosial Media ... 9

II.7. Jaringan Offline dan Online untuk pemasaran ... 12

II.8. Produk ... 14

II.9. Strategi Marketing ... 14

II.10. Online branding... 14

II.11. Saluran iklan tradisional ... 18

BAB III PROSES DAN HASIL ... 21

III.1. Research segmen pelanggan ... 21

III.2. Melakukan promosi produk ... 21

III.3. Hasil ... 22

(4)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam dunia bisnis marketing merupakan hal yang paling crusial atau penting.

Marketing atau pemasaran adalah aktivitas, serangkaian institusi dan proses

menciptakan, mengkomunikasikan, menyampaikan dan mempertukarkan tawaran

(offerings) yang bernilai bagi pelanggan, klien, mitra, dan masyarakata umum [1].

Di era digital ini strategi atau cara marketing telah berkembang, banyak pengusaha

yang sudah memanfaatkan media sosial sebagai salah satu strategi pemasaran mereka. Dari fakta tersebut timbul sebuah fenomena baru yaitu “Buzz Marketing” atau "Viral Marketing" yang merupakan teknik pemasaran produk atau jasa untuk

menghasilkan bisnis melalui informasi dari akun sosial media yang satu ke akun

sosial media lainnya [2]. Salah satu strategi pemasaran atau marketing (manual)

yang biasa digunakan adalah dengan cara promosi. Banyak cara yang bisa

digunakan untuk melakukan promosi, salah satunya adalah dengan menyebarkan

flyer maupun menyebarkan informasi dari mulut ke mulut. Namun dalam

kenyataannya masih banyak pengusaha yang salah dalam melakukan promosi,

seperti kesalahan dalam iklan yang terlalu mengawang dan terlalu mencakup terlalu

banyak segmen (general) oleh karenanya iklan ini tidak sampai kepada konsumen.

Selain dalam hal promosi, masih ada beberapa kesalahan yang biasa dilakukan

yakni salah menentukan target pasar, salah dalam melihat perspektif pasar dan salah

dalam melakukan promosi. Semua kesalahan tersebut menyebabkan banyak

pengeluaran dan waktu yang terbuang sia-sia. Oleh karena itu dalam sebuah

marketing diperlukan strategi yang pas. Kesesuaian antara produk dan jasa yang

dipromosikan dengan akun yang akan menjadi target promosi merupakan faktor

yang sangat berpengaruh dalam melakukan promosi untuk meningkatkan

keefektifan dan keefisiensian dari promosi tersebut.

Di samping itu sejak kemunculannya, media sosial selalu mendapatkan

perhatian khusus dari masyarakat. Terbukti bahwa pengguna media sosial semakin

bertambah dari waktu ke waktu. Berdasarkan data yang ada pada tahun 2013,

pengguna media sosial di Indonesia telah mencapai 95% dari 63 juta pengguna

(5)

2

dilakukan, penggunaan sosial media mencapai dua kali lipat dari pada waktu yang

digunakan untuk mengonsumsi media tradisional seperti televisi ataupun radio [4].

Hal tersebut telah membuat media sosial berkembang sangat pesat, karena di

dalamnya terdapat berbagai hal mulai dari informasi, hiburan, edukasi, hobi, sampai

hal pribadi. Sosial media yang kini telah menjadi rutinitas masyarakat, membuat

kepopuleran televisi, radio, ataupun majalah menjadi berkurang. Salah satu sosial

media yang paling berkembang pesat adalah media sosial. Menurut versi Social

Times, media sosial termasuk ke dalam 3 besar sosial media dengan pertumbuhan

yang paling cepat [5]. media sosial merupakan sebuah media sosial yang digunakan

sebagai alat untuk berbagi berbagai macam informasi mengenai banyak hal yang

menjadi perhatian pengguna. Dengan kepopulerannya tersebut banyak pemilik

usaha yang mulai menggunakan media sosial sebagai media untuk promosi [6].

Salah satu alasan penggunaan media sosial sebagai media promosi adalah karena

dengan menggunakan media sosial ini para pemilik usaha tidak perlu mengeluarkan

(6)

3

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1. Entrepreneurship

Entrepreneur adalah orang yang berjiwa kreatif , inovatif, mandiri, percaya diri, ulet dan tekun, rajin, disiplin , siap menghadapi resiko , jeli melihat & meraih peluang , piawai mengelola sumber daya , dalam membangun, mengembangkan , memajukan & menjadikan usaha atau perusahaannya unggul , (Eddy Soeryanto Soegoto , 2009:25)

II.2. Marketing

Suatu produk berupa barang atau jasa untuk dapat dikenal, dimengerti , dipahami dan disukai oleh masyarakat atau konsumen perlu dipasarkan. Untuk itu setiap wirausahawan harus memahami konsep pemasaran terkait kebutuhan , keinginan , permintaan serta kepuasan konsumen.

Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi , penetapan harga, promosi , dan distribusi atas ide , barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran agar dapat memuaskan kebutuhan pelanggan dan perusahaan sekaligus. Dalam peranan strategisnya , pemasaran mencakup setiap usaha untuk mencapai kesesuaian antara perusahaan dan lingkungannya dalam rangka mencari pemecahan atas dua masalah pokok , yaitu :

1. Bisnis apa yang digeluti perusahaan pada saat ini dan jenis bisnis apa yang dapat dimasuki di masa yang akan datang.

2. Bagaimana bisnis yang telah dipilih tersebut dapat dijalankan dengan sukses dalam lingkungannya yang kompetitif atas dasar perspektif produk, harga, promosi , dan distribusi untuk melayani pasar sasaran.

(Eddy Soeryanto Soegoto, 2009:162).

II.3. Konsep Marketing

Konsep marketing saat ini mengalami pergeseran dari 4C menjadi 5C.

Dengan demikian cara menganalisis pasar bukan lagi bersifat vertikal dari atas ke

bawah, namun pada era web 2.0 bersifat horisontal atau sejajar menjadi 5C yaitu

change, competitor, customer, dan company yang saling berhubungan oleh

berbagai macam connecting platform yang ada di dunia online dan offline yang

bersifat mobile, experiental, dan social connected (Kartajaya, 2010: 78) .

Perkembangan konsep marketing mix tidak cukup sampai disitu saja, konsep

marketing mix mengalami pergesaran dari 5C menjadi 12Cs marketing mix yaitu

segmentasi adalah communication , target adalah confirmation , possitioning adalah

(7)

4

adalah currency , place adalah communal activation , promotion adalah

conversation , selling adalah commercialization , brand adalah character , service

adalah care , dan process adalah collaboration (Kartajaya, 2010: 83). Social

Connected berawal dari Teori motivasi Maslow yaitu kebutuhan sosial bagi

manusia sifatnya sangat psikologis, yang mana sering dikaitkan dengan kebutuhan,

kekerabatan, rasa kekeluargaan, persaudaraan, dan juga hubungan intim (Kartajaya,

2010: 259). kebutuhan sosial diletakan dipiramida Teori Motivasi Maslow di bawah

kebutuhan esteem dan kebutuhan aktualisasi diri. Dapat dilihat bahwa kebutuhan

esteem yaitu pencapaian seseorang diketahui oleh lingkungan sekitar, percaya diri

sendiri dan kebanggaan adalah sesuatu yang relatif terhadap apa yang kita jumpai

dalam kelompok sosial. kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan akan

tujuan hidup, perkembangan pribadi, dan juga realisasi dari potensi diri secara utuh,

yang merupakan komponen aktualisasi diri, menjadi sesuatu yang nyata saat

dibandingkan dengan konteks lingkungan yang dihadapi.

II.4. Marketing Online

Marketing online yang luas bervariasi sesuai dengan kebutuhan bisnis.

Program pemasaran online yang efektif memanfaatkan data konsumen dan sistem

manajemen hubungan pelanggan (CRM). Pemasaran online menghubungkan

organisasi dengan calon pelanggan potensial dan membawa pengembangan bisnis

ke tingkat yang jauh lebih tinggi daripada pemasaran tradisional. Pemasaran online

secara sinergis menggabungkan alat kreatif dan teknis internet, termasuk desain,

pengembangan, penjualan dan periklanan, sambil berfokus pada model bisnis

utama berikut:

1. E-commerce

2. Situs web berbasis timah

3. Pemasaran afiliasi

4. Pencarian lokal

Pemasaran online memiliki beberapa keunggulan, diantaranya:

1. Biaya rendah: Pemirsa besar dapat dijangkau di sebagian kecil dari

anggaran periklanan tradisional, yang memungkinkan perusahaan membuat

(8)

5

2. Fleksibilitas dan kenyamanan: Konsumen dapat meneliti dan membeli

produk dan layanan di waktu senggang mereka.

3. Analytics: Hasil statistik yang efisien difasilitasi tanpa biaya tambahan.

4. Beberapa pilihan: Alat periklanan mencakup iklan bayar per klik,

pemasaran email dan integrasi penelusuran lokal (seperti Google Maps).

5. Penargetan demografis: Konsumen dapat ditargetkan secara demografis

jauh lebih efektif dalam proses online daripada offline.

Keterbatasan utama pemasaran online adalah kurangnya tangibilitas, yang

berarti konsumen tidak dapat mencoba, atau mencoba barang yang mungkin

ingin mereka beli. Kebijakan pengembalian yang murah hati adalah cara utama

untuk menghindari kekhawatiran pembeli semacam itu.

Pemasaran online telah melampaui iklan tradisional dalam beberapa tahun

terakhir dan terus menjadi industri dengan pertumbuhan tinggi.

II.5. Media Sosial

Media sosial telah mendapatkan banyak popularitas selama beberapa tahun

terakhir dan sebagai hasil dari popularitas ini, Media tradisional lainnya telah

mengalami penurunan dalam bisnis dan popularitas. Palmer dan Lewis (2009)

berpendapat bahwa media sosial merupakan arus utama untuk menghadapi banyak

tantangan di masa kini yang telah menyebabkan penutupan dengan TV yang mulai

turun dalam tingkat keuntungan mereka. Palmer dan Lewis menghubungkan kinerja

saluran tradisional ini dengan munculnya media sosial dalam pemasaran dan

manajemen merek. Sebagai hasil dari penyelesaian dan lingkungan ekonomi yang

sulit, perusahaan memperketat anggaran mereka terutama anggaran periklanan

yang telah beralih ke saluran online. Menurut studi penelitian Forrester (2011) oleh

Ernst.J, David M. dan Cooperstein, Dernoga M, menemukan bahwa perusahaan

secara bertahap mengalihkan prioritas periklanan mereka agar selaras lebih baik

dengan pembeli saat ini. Pembeli saat ini adalah orang yang suka teknologi dan

maniak media sosial.

Oleh karena itu, perkembangan layanan media sosial dalam manajemen dan

(9)

6

peneliti akan mendefinisikan media sosial dan kemudian menguraikan jaringan

yang mendorong perdebatan.

Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai jenis layanan jejaring sosial media telah

muncul dan saat ini ada banyak saluran media sosial yang menghubungkan orang

satu sama lain. Situs jejaring sosial terpopuler yang banyak digunakan adalah; Face

book, Twitter, YouTube, LinkedIn dan Flickr. Sebenarnya, Facebook, twitter dan

YouTube adalah saluran perusahaan yang paling sering digunakan dalam

pemasaran online mereka karena menciptakan kesadaran merek atau hanya terlibat

dengan pelanggan.

Meskipun LinkedIn juga banyak digunakan oleh perusahaan, namun pada dasarnya

menargetkan untuk menjalin hubungan dengan perspektif profesional dan secara

perlahan menjadi saluran B2B dibandingkan dengan tiga jaringan lainnya yang

disebutkan di atas. Namun untuk tujuan penelitian ini, hanya lima layanan jejaring

sosial terpopuler yang diulas.

1. Facebook

Facebook diluncurkan pada tahun 2004 dan memiliki lebih dari 800 juta

pengguna aktif (aktif pada bulan September 2011), dimana 350 juta pengguna

mengakses Facebook melalui perangkat mobile. Rata-rata pengguna Facebook

diperkirakan memiliki setidaknya 130 teman dan terhubung ke 80 halaman

komunitas, kelompok dan acara. Ada lebih dari 70 bahasa yang tersedia di situs ini.

Penggunaan utamanya adalah untuk membangun dan memelihara hubungan dalam

situasi kerja yang terkait, dalam afiliasi politik atau hanya di antara teman dan

keluarga. Facebook telah menjadi alat yang paling ampuh untuk dipasarkan saat ini.

Pada bulan April 2011, Facebook meluncurkan layanan baru bagi para Marketes

dan agen kreatif yang berminat untuk mempromosikan produk dengan platform

online (Portal) yang memungkinkan pemasar dan biro desain kreatif membangun

promosi produk di Facebook. Facebook sekarang menjadi pesaing langsung Google

dalam periklanan online dan layanan baru ini.

(10)

7 2. Twitter

Twitter diciptakan pada bulan Maret 2006 oleh Jack Dorsey dan diluncurkan

pada tahun yang sama di bulan Juli. Tidak seperti Facebook dimana seseorang dapat

memiliki teman untuk berbagi hal yang berbeda, dengan twitter seseorang harus

terhubung dengan informasi terbaru mengenai apa yang mereka anggap menarik.

Kita harus menemukan arus publik yang menarik minat mereka dan mengikuti

percakapan. Setiap tweet panjangnya 140 karakter. Seseorang masih bisa mengikuti

tweet terlepas dari apakah mereka tidak menciak sama sekali, dan juga tidak ada

batasan berapa banyak tweet yang bisa dikirim seseorang dalam hari tertentu.

(Http://twitter.com/about, 16 Juni 2017)

Melalui bisnis Twitter sekarang berbagi informasi atau berita mereka lebih cepat ke

khalayak yang luas secara online setelah perusahaan, dan dari sudut pandang

strategis, ini telah membantu perusahaan yang menggunakan Twitter untuk

memposisikan merek mereka dan juga mengumpulkan wawasan bisnis melalui

umpan balik untuk meningkatkan kecerdasan pasar mereka. Untuk secara akurat

menargetkan pelanggan dengan layanan dan produk yang relevan atau

meningkatkan hubungan bisnis. Twitter telah membantu mengangkat produk,

meningkatkan pemasaran hubungan pelanggan dan juga meningkatkan penjualan

langsung dengan menjangkau pemirsa langsung di platform

(http://twitter.com/about, 16 Juni 2017).

3. Youtube

YouTube dibuat pada bulan Februari 2005 sebagai situs berbagi video dimana

pengguna dapat mengunggah, melihat, dan berbagi video sebagai informatif dan

inspirasional bagi orang lain di seluruh dunia. Perusahaan menggunakan teknologi

Adobe Flash Video dan HTML5 untuk menampilkan beragam konten video buatan

pengguna. YouTube bertindak sebagai platform untuk mendistribusikan konten

yang dibuat oleh youtubers dan pengiklan. Lebih dari 3 miliar video dilihat setiap

hari dan ada lebih dari 400 juta tampilan per hari di perangkat seluler. Diperkirakan

lebih dari 800 juta orang mengunjungi YouTube setiap bulan untuk menonton dan

(11)

8

Sama seperti pepatah berpeluang berfoto bernilai seribu kata, gambar memiliki

dampak dalam menciptakan citra di benak seseorang. Ini telah memberi YouTube

keunggulan kompetitif dalam pemasaran online; Semua di semua bisnis sekarang

menggunakan YouTube untuk kampanye pemasaran pemasaran mereka. Berbagai

perusahaan

Dengan kampanye video yang luar biasa telah mendapat terobosan dalam bentuk

pemasaran merek ini, terutama saat video tersebut telah menjadi virus. Sebagian

besar keberhasilan virus ini dapat dikaitkan dengan keahlian dan kreativitas

pemasar merek untuk menghibur penonton sehingga membuat publik berbagi video

dengan orang lain.

4. Linkedin

LinkedIn dimulai pada tahun 2002, namun diluncurkan secara resmi pada

tanggal 5 Mei 2003. Banyak profesional telah bergabung dengan LinkedIn dalam

beberapa tahun terakhir untuk berbagi pengetahuan dan wawasan di lebih dari satu

juta grup LinkedIn. Perusahaan ini mengoperasikan jaringan profesional terbesar

di dunia dengan lebih dari 135 juta anggota di lebih dari 200 negara dan wilayah.

Diperkirakan lebih dari 2 juta perusahaan memiliki Laman Perusahaan LinkedIn

(per November 2011). Ada 14 bahasa yang tersedia saat ini: Prancis, Jerman, Italia,

Jepang, Korea, Portugis, Rumania, Rusia, Spanyol, Swedia, Inggris dan Turki.

(Linkedin.com, 2017)

Di LinkedIn, perusahaan memiliki akses ke banyak informasi yang sebagian besar

pengguna diberikan melalui data profil mereka yaitu nama perusahaan, jabatan,

ukuran perusahaan dan LinkedIn menggunakan informasi ini untuk iklan yang

ditargetkan kepada anggota. Perusahaan membayar sejumlah biaya untuk

mengiklankan produk dan layanan mereka kepada anggota LinkedIn tertentu atau

grup afiliasi di LinkedIn. Contoh klasiknya adalah kesuksesan Cathay Pacific

(12)

9

kepada orang-orang yang mengikuti perusahaan mereka di LinkedIn meminta

mereka untuk merekomendasikan perusahaan tersebut. Dengan ini, perusahaan

telah mampu meningkatkan kesadaran mereknya di antara segmen pasar sasaran

(marketing.linkedin.com, 2017).

5. Flicker

Ini adalah situs berbagi foto dan video hosting yang dibuat oleh Ludicorp pada

tahun 2004 dan diakuisisi oleh Yahoo! Pada tahun 2005. Ini tersedia dalam sepuluh

bahasa dan memiliki total 51 juta anggota terdaftar dan 80 juta pengunjung unik

(Juni 2017). Berbeda dengan situs jaringan yang disebutkan di atas yang hanya

menawarkan satu jenis akun,

Flickr menawarkan dua jenis akun, Free dan Pro. Akun gratis dan pro berbeda

dalam jumlah tunjangan upload foto: Dengan akun Gratis, seseorang diizinkan

mengunggah 300 MB gambar dan dua video per bulan, karena pengguna akun Pro

dapat mengunggah jumlah tak terbatas pada gambar dan video setiap bulan dan

menerima Bandwidth dan penyimpanan tak terbatas Sistem jaringan ini diperparah

oleh kelompok yang berbeda. Anggota Flickr diizinkan untuk memulai grup yang

dapat dipantau dan menetapkan batasan. (Http://en.wikipedia.org/wiki/Flickr).

Hal ini bertentangan dengan persyaratan layanan bagi bisnis untuk menggunakan

Flickr untuk tujuan periklanan, namun bisnis tetap bisa mendapatkan paparan

pemasaran tidak langsung melalui Flickr. Sebuah perusahaan dapat menggunakan

alamat situs webnya sebagai nama layar flickr mereka, nama layar kemudian akan

dilampirkan pada setiap upload foto dan setiap pesan (ini adalah kesempatan untuk

menyebutkan nama bisnis dan alamat situs web) yang diposkan ke diskusi grup.

Juga memungkinkan untuk mengunggah foto berkualitas yang terkait dengan bisnis

dan menulis teks yang sesuai yang menggambarkan setiap foto namun menghindari

penjualan keras yang dilarang .

(http://www.smallbusinesssem.com/articles/marketing-on-flickr/2012).

II.6. Peran Sosial Media

Jaringan media sosial adalah aplikasi yang memungkinkan pengguna

(13)

10

konten dan komunikasi pribadi. Media sosial dapat dicirikan sebagai: aplikasi

online, platform dan media yang bertujuan untuk memfasilitasi interaksi, kolaborasi

dan pembagian konten. Meskipun komunikasi adalah dimensi inti dari jaringan

media sosial, tidak semua platform sesuai untuk semua tujuan pemasaran karena

sebagian besar platform tidak sesuai untuk informasi, kolaborasi, dan bahkan untuk

menumbuhkan hubungan. Tujuan jejaring sosial terutama untuk komunikasi dan

pertukaran gagasan yang menarik antara kelompok sebaya atau masyarakat.

Namun, melalui komunikasi yang sering kuasai oleh pemasar pada media sosial

interaktif, persahabatan jangka panjang dapat dilakukan. Di sisi lain, menyindir

bahwa penyedia informasi (pemasar) adalah orang-orang yang menciptakan

komunitas mereka sendiri dengan konstruksi jaringan sosial mereka, oleh karena

itu staf dan anggota inti dari diskusi ini dibangun. Selanjutnya anggota inti menjadi

ketua opini. Dengan cara ini, kolaborasi antara pemasar dan konsumen online / atau

prospek bisa dikembangkan. Ini berarti bahwa tanpa arus informasi di dalam

komunitas dan produk dalam hal ini adalah bisnis, mereka tidak akan terlibat serius

di antara komunitas online. Gambar di bawah ini misalnya memberi gambaran

(14)

11

Namun, dilema yang dihadapi oleh perusahaan/pemasar yang berencana untuk

berinteraksi dengan Media Sosial adalah bagaimana kita mengendalikan

lingkungan komunikasi di dalam jaringan, dalam upaya untuk memastikan bahwa

citra produk mereka terlindungi oleh karena itu bisa disimpulkan bahwa jaringan

sosial yang benar harus memberi kesan pada anggota, rasa memiliki masyarakat.

Oleh karena itu bagi perusahaan agar sukses dalam menggunakan media sosial,

langkah pertama adalah mempersiapkan dan menyelaraskan peran internal, proses,

kebijakan dengan tujuan bisnis.

2.5.1. Pemasaran melalui media sosial

Dalam istilah yang lebih luas, topik penelitian ini adalah media sosial

sebagai alat pemasaran dan meningkatkan jumlah konsumen, namun

pertama-tama penting untuk mendefinisikan istilah "pemasaran" yang disebut dalam

judul. Oleh karena itu menurut American Marketing Association, Marketing

adalah fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan,

berkomunikasi, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola

hubungan dengan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi

dan pemangku kepentingannya.

Dari definisi di atas, kata kuncinya adalah "fungsi organisasi, dan proses

untuk menciptakan, mengkomunikasikan, menyampaikan, dan bertukar

penawaran yang memiliki nilai bagi pelanggan". Dari perspektif organisasi,

aspek dari proses yang disebut dalam definisi di atas adalah kualitas produk,

periklanan, hubungan masyarakat dll. Oleh karena itu untuk kepentingan

penelitian ini, kami hanya berfokus pada satu cabang pemasaran yaitu kualitas

produk atau manajemen produk sebagai Proses komunkasi atau memberikan

nilai kepada pelanggan seperti yang telah ditunjukkan dalam definisi

pemasaran oleh American Marketing Association.

Pemasaran online memiliki sejumlah besar kekuatan, seperti kecepatan

mengakses informasi yang mudah dan sangat hemat biaya, disamping itu

internet tidak memiliki batasan geografis. Selain efektivitas biaya, pemasar

juga memiliki kesempatan untuk meneliti pemasok baru di sebagian kecil

biaya pencarian sebelumnya. Dengan kata lain semua riset pemasaran yang

(15)

12

lain Gay et al. (2007) dengan cepat menunjukkan beberapa kelemahan utama

yang dihadapi oleh pemasaran online. Masalah pertama adalah bahwa

perbedaan budaya dan bahasa dapat menimbulkan kesulitan dalam

pengumpulan informasi melintasi batas-batas nasional. Kedua, sulit untuk

menjamin bahwa orang yang meresponsnya adalah orang yang dipikirkan

pemasar.

II.7. Jaringan Offline dan Online untuk pemasaran

Jejaring sosial bisa dikelompokkan menjadi dua; Offline dan jaringan online. Jaringan offline sebagian besar dibuat melalui pertemuan tatap muka misalnya, di komite, organisasi atau bahkan acara pengumpulan sosial. Di sisi lain jaringan online dibuat di platform media sosial. Kedua jaringan ini dipengaruhi oleh efek komunikasi Word of mouth. Individu yang telah bertemu di jaringan offline dapat mentransfer hubungan mereka ke jaringan berbasis web seperti Facebook, twitter dll. Perlu dicatat bahwa situs jejaring sosial belum tentu platform untuk mencari koneksi baru dengan orang-orang; Secara signifikan, mereka terutama untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang mungkin sudah menjadi bagian dari jaringan sosial mereka yang diperluas (Boyd & Ellison: 2007).

Terkadang persentase pengguna online yang besar sudah cukup mengenal pemasar "produk / jasa di dunia nyata. Sebagai contoh, Perusahaan Coca Cola yang telah menjadi merek terkemuka di minuman ringan di seluruh dunia memiliki lebih dari 40 juta ascribing ke halaman web Facebook mereka. Tabel 2 di bawah ini adalah tabel perbandingan yang menunjukkan bagaimana konstruksi offline dan online berbeda satu sama lain.

Offline Online

Kekuatan

Definisi Intensitas hubungan sosial antar pasangan individu

Intensitas hubungan interaktif dan personal antara individu dan situs web

Dimensi 1. Pentingnya melekat pada relasi sosial

(16)

13 Sumber

Kreditabilitas

Definisi Persepsi kompetensi sumber individu yang memberikan

Kekuatan: Hubungan yang diukur dalam bentuk kekuatan afiliasi, hubungan yang terbentuk melalui kenalan yang longgar disebut ikatan lemah, sedangkan hubungan dengan teman dan keluarga tepercaya merupakan ikatan yang kuat. Dari mulut ke mulut akan berpengaruh besar pada ikatan yang kuat dibandingkan dengan yang lemah, karena tingginya tingkat kepercayaan yang dimiliki individu di antara mereka sendiri. Berkenaan dengan hal ini, pemasar cenderung memiliki hubungan baik dengan rujukan yang diperoleh dari konsumen, yang pada akhirnya dapat menyebabkan pembelian barang / layanan mereka.

Kesamaan: Tidak seperti kekuatan dasi yang berfokus pada ikatan hubungan, kesamaan secara khas mengidentifikasi kesamaan dalam atribut tertentu seperti, usia, status sosial, pendidikan dan gender di antara anggota. Individu yang berbagi sama.

Atribut cenderung berafiliasi satu sama lain selain mereka yang tidak. Atribut di atas dinilai dalam lingkungan offline, dalam lingkungan online atribut ini mungkin, disaring oleh, mengurangi, menyamarkan, menghilangkan atau bahkan dipalsukan.

Sumber kredibilitas: Kredibilitas sumber mengacu pada kompetensi sumber yang memberikan informasi. Jaringan offline dalam situasi ini mungkin bias jika konsumen memberikan informasi yang berkaitan dengan produk atau layanan tertentu. Konsumen mungkin kurang akurat dalam menyampaikan pesan tentang produk atau penyedia layanan, dan karenanya gagal dalam upaya mengkomunikasikan merek tersebut kepada orang lain dengan minat yang sama. Pelanggan yang tidak puas juga dapat memberikan informasi terdistorsi tentang produk / layanan jika kualitas yang dirasakan tidak memenuhi layanan / pengiriman produk, dengan tujuan menghancurkan reputasi perusahaan atau merek. Di sisi lain, jaringan online bisa sangat kompeten jika informasi dari situs web diberikan oleh para ahli. Mereka yang terlibat dalam pertukaran informasi juga dianggap memiliki pengetahuan tinggi tentang produk / layanan.

(17)

14 II.8. Produk

Barang , jasa , atau gagasan yang di pasarkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen . Produk adalah unsur buram pemasaran yang paling mendasar , yang meliputi pengemasan , merek dagang, desain, harga , citra, pelayanan , waktu pengiriman, berbagai fitur, gaya , jasa , mutu , jaminan keabsahan , dan bahkan situs Web yang akan dilihat oleh sebagian besar pelanggan .

(Eddy Soeryanto Soegoto,2009:183).

Oleh karena itu semakin bagus produk dan pelayan maka produk yang dibuat akan sangat mudah diterima oleh masyarakat, selain itu pemasar juga harus memperhatikan keluhan dari pelanggan agar produk yang dihasilkan memadai lebih baik .

II.9. Strategi Marketing

Bauran pemasaran adalah strategi gabungan empat elemen kunci pemesaran : produk , harga , distribusi, dan promosi ,yang digunakan untuk memasarkan produk.

Ketika penempatan produk pasar untuk pasar sasaran , kita perlu mempertimbangkan empat elemen pemasaran campuran ditambah lingkungan eksternal seperti :

Sebelum mempelajari apa itu branding, penting untuk terlebih dahulu

memahami istilah merek. American Marketing Association menawarkan definisi

merek sebagai, nama, istilah, tanda, simbol, atau fitur lain yang mengidentifikasi

satu produk atau layanan penjual berbeda dari penjual lainnya . Meskipun branding

adalah tentang mengelola produk, namun, menurut Healey, branding adalah proses

perjuangan terus-menerus antara produsen dan pelanggan untuk menentukan janji

dan maknanya. (Healey 2008: 6) Healey lebih lanjut menyatakan bahwa branding

seperti umumnya dipraktekkan saat ini melibatkan lima komponen; Hubungan

(18)

15

social media, branding sedang mengalami popularitas baru yang dihasilkan dari

aplikasi inovatif baru dan akibatnya telah terjadi kasus dimana branding kurang

berhasil. Dan karena itu pemasar mulai menemukan saluran baru yang sesuai

(Rooney 1995).

Grönroos (2005), pemasaran jasa, menunjukkan dua elemen yang

mendefinisikan branding dari perspektif layanan. Pada elemen pertama, dia

menunjukkan karakteristik layanan sebagai proses yang dirasakan dimana

pelanggan berpartisipasi, yang juga sejalan dengan argumen komponen branding

Healey (2008) (Healey 2008: 6). Dan pada elemen kedua menurut Grönroos,

adalah citra yang sesuai dengan merek yang dimaksud (Grönroos 2005: 286).

Mengingat intensitas persaingan bagi pelanggan, dan keinginan untuk

membangun ekuitas merek yang berkelanjutan, oleh karena itu pelanggan menjadi

fokus utama strategi pemasaran merek. Pemasar karenanya harus berkembang

untuk menarik perhatian pelanggan dan menciptakan citra di benak pelanggan

yang akan membuat mereka ingin berbagi merek pemasar dengan teman mereka.

Dalam kebanyakan kasus orang selalu bersemangat untuk berbagi sesuatu yang

fantastis dan bernilai bagi mereka. Meskipun tujuan utama mengapa Facebook,

Twitter dan platform media sosial lainnya diciptakan adalah untuk

menghubungkan orang-orang bersama dalam percakapan kolektif, sebaliknya,

pemasar menemukan platform ini menarik untuk memasarkan produk / layanan

mereka terlepas dari fakta bahwa merek mereka tidak selalu diterima di media

sosial. Sebenarnya beberapa pengguna online menganggapnya mengganggu dan

tidak pada tempatnya. (Fournier & Avery 2011) Perusahaan telah menemukan

media sosial sebagai tempat di mana mereka bisa mendapatkan wawasan

pelanggan yang kaya dan tidak langsung jauh lebih cepat daripada sebelumnya. Ini

memberi media sosial kemampuan untuk meningkatkan kesadaran merek; Dorong

orang untuk mencoba produk / layanan yang pada akhirnya dapat menghasilkan

lebih banyak pengembalian penjualan terutama saat kampanye terjadi untuk

menjadi virus (Barwise & Meehan 2010). Biasanya merek yang bagus bukan

tentang dipilih dari pesaing di segmen pasar, namun sebaiknya menawarkan solusi

(19)

16

Oleh karena itu, merek online tidak hanya tentang merek baru yang

menemukan jalannya di arena media sosial, namun kenyataannya, merek itu sudah

mapan yang dapat direplikasi secara online. Oleh karena itu, strategi branding yang

baik untuk pencitraan merek online dan offline harus diterapkan untuk mendukung

semua saluran guna menciptakan efek sinergis bersama (Martensen et al., 2004).

Barwise dan Meehan, mengutip empat kualitas mendasar yang disarankan

oleh perusahaan-perusahaan besar;

1. Janji konsumen: - Isi di situs web dan situs media sosial harus

menyampaikan pesan yang sama, dan janji merek juga harus relevan dan

dipahami.

2. Bangun kepercayaan dengan menyampaikan janji: - Penting untuk

membuat produk dengan pesan bahwa pengguna akan mempercayainya.

Kejujuran adalah hal yang sangat penting.

3. Perbaikan terus-menerus: - Peluang media sosial terbesar terletak pada

mengumpulkan wawasan untuk mendorong peningkatan inkremental

terus-menerus. Perbaikan ini bisa diwujudkan dengan mendapat respon

dari masyarakat online atas kekurangan perusahaan / brand.

4. Berinovasi diluar familiar: - Lebih segar dari media sosial dengan cara

berinteraksi dengan komunitas online.

Dengan mengingat keempat hal ini, setiap perusahaan yang memutuskan

untuk menggunakan media sosial sebagai cara pemasaran karenanya harus

menyukai jenis pilihan yang mereka buat. Banyak jaringan media sosial telah

muncul; Pemasar harus memilih media yang tepat tergantung pada kelompok

sasaran yang dimaksud. Pertama dan terutama, mengetahui kelompok sasaran

sangat penting karena mengarah pada pemilihan aplikasi yang akan efektif untuk

pemasaran online. Dalam beberapa kasus, pemasar mungkin memutuskan untuk

menggunakan berbagai aplikasi media sosial dalam kelompok yang sama untuk

menjangkau kelayakan yang lebih luas.

(20)

17

Dalam hal ini, memastikan bahwa semua aktivitas sejajar satu sama lain sangat

penting. Sebagai contoh; Ada perusahaan yang menggunakan lebih dari satu

aplikasi untuk merek online mereka. Sebetulnya, penggunaan berbagai aplikasi bisa

sangat menuntut sehingga diperlukan integrasi rencana media yang tepat. Orang

mungkin bertanya-tanya mengapa begitu? Nah, karena pemasar penggunaan media

tradisional tidak bisa dikesampingkan dalam strategi pemasaran. Selanjutnya, perlu

ada hubungan antara media sosial dan media tradisional karena bagi pelanggan

keduanya merupakan bagian dari citra perusahaan. Yang terakhir namun tidak kalah

pentingnya, aksesibilitas jaringan ini bagi karyawan harus diperhatikan. Selain itu,

kelompok karyawan harus dipilih untuk mengelola media sosial perusahaan

(Kaplan dan Haenlein 2009). Jaringan media sosial tidak sempurna, namun ada

sedikit tantangan di sana-sini yang dapat dikendalikan oleh pemasar dan perangkap

yang diramalkan segera ditutup.

1. Tantangan dari online brandig

Ini bukan perjalanan yang mudah bagi pemasar online yang

mencoba membangun produk mereka secara online. Pemasar menghadapi

tantangan saat mereka berjuang untuk memanfaatkan media sosial, karena

konsumen juga belajar memanfaatkan produk untuk tujuan mereka sendiri.

Media sosial bisa disamakan dengan "pedang bermata dua" yang bisa

memotong dua arah, yaitu, ia dapat membangun dan menghancurkan

reputasi produk pada saat bersamaan juga. Terlepas dari kenyataan bahwa

pemasar "gagasan utama adalah untuk memelihara hubungan dengan

komunitas online di Facebook dan bentuk jaringan lainnya, namun hal itu

tidak mudah bagi mereka karena, alih-alih orang datang mencari harga dan

telah menemukan tempat untuk mengajukan keluhan misalnya, insiden

baru-baru ini Dari Netflix, Inc. sebuah ondemand Internet streaming

perusahaan media online yang berbasis di Amerika Serikat. Selama bulan

Juli (2017), perusahaan mengumumkan akan menaikkan rencana

berlangganan mereka yang paling populer sebesar 60%. Hal ini

menciptakan kegemparan dan dalam waktu singkat persediaan mereka turun

drastis. Akhirnya perusahaan harus mengesampingkan rencana mereka dan

(21)

18

pada perusahaan tersebut. Ini adalah ilustrasi bagaimana kelemahan dan

kelemahan Perusahaan telah terpapar saat pemasar merek tidak lagi

mengendalikan jangkauan pesan mereka.

Selain kerusakan yang disebabkan oleh komunitas jaringan online, seorang

pemasar mungkin juga menderita malapetaka sendiri. Misalnya, sebuah

organisasi dianggap memiliki risiko reputasi jika menggunakan orang

anonim atau menciptakan pelanggan untuk mempengaruhi diskusi guna

merekomendasikan produk / layanan perusahaan di media sosial. Ini dilihat

sebagai cara yang sangat tidak wajar dalam menyajikan penawaran

seseorang, dan dapat menyebabkan kerusakan pada perusahaan jika

informasi tersebut bocor ke publik mengenai cara mereka yang meragukan

(Aula 2010: 46). Terlepas dari semua keadaan yang tak terduga ini, usaha

telah dilakukan untuk melindungi merek perusahaan. Sebenarnya, open

source branding; Situasi yang membutuhkan kolaborasi, partisipasi dan

perilaku terkait sosial telah memungkinkan konsumen untuk melayani

sebagai pencipta dan penyebar konten bermerek (Fournier & Avery 2011).

II.11. Saluran iklan tradisional

Saluran iklan tradisional mengacu pada media iklan lama yang ada sebelum

kemunculan internet. Selama bertahun-tahun, saluran periklanan tradisional telah

digunakan dalam promosi, pemasar telah menggunakan bentuk pemasaran

tradisional seperti, promosi penjualan, periklanan media, hubungan masyarakat dan

pemasaran langsung untuk mendorong prospek melakukan tindakan atau

membujuk pelanggan lama untuk terus membeli produk / layanan mereka. . Hal ini

dilakukan dengan tujuan meningkatkan penjualan melalui branding. Namun, Jaffe

(2005) menganggap bentuk media tradisional ini tidak berjalan karena

ketidakmampuan mereka menjangkau kelayakan massa yang besar. Sebenarnya,

menurut Jaffe, saluran periklanan tradisional ini sudah mati tapi tidak dikubur (Jaffe

2005: 7). Ini karena beberapa saluran tradisional ini masih efektif dan argumen ini

didukung oleh Calde dkk. (1998), dan O "Guinn dkk. (2009: 7). Calde dan

rekan-rekannya memastikan bahwa ada beberapa situasi dimana periklanan tradisional

lebih efektif. Akan lebih baik jika ada studi komparatif mendalam yang melihat

(22)

19

konsensusnya adalah bahwa hari ini dengan berkembangnya fenomena media sosial

dan kekuatan internet, metode periklanan tradisional tidak begitu efektif kecuali

jika dilengkapi dengan kekuatan saluran online.

Setelah meninjau literatur di atas, oleh karena itu kami mengusulkan kerangka teoritis di bawah untuk penelitian ini. Pada gambar 6 di bawah; Dua lingkungan media yang bersaing ditampilkan seperti media sosial media online dan offline yang merupakan lingkungan media periklanan tradisional yang terdiri dari saluran seperti TV, Cetak, dan Radio. Kerangka kerja tersebut juga menunjukkan pelaku utama di ruang media yaitu Pelanggan dan Bisnis. Secara tradisional sebelum kemunculan media sosial jadi sebagai alat pemasaran, bisnis atau perusahaan menggunakan saluran iklan seperti TV, radio dan Print untuk menjangkau pelanggan. Namun demikian,

Kemunculan dan popularitas media sosial telah memaksa bisnis apakah kecil atau besar untuk menerapkan strategi media sosial dengan kebanyakan bisnis yang memulai komunitas online mereka sendiri untuk mendorong kesadaran produk mereka. Pada gambar tersebut, diusulkan bahwa seiring popularitas jaringan media sosial meningkat, lingkungan dan pengaruh saluran media tradisional menurun dan itulah alasan bagian yang diarsir dari media tradisional telah tumbuh kecil, sedangkan media sosial berarsir. Bagian meningkat Perusahaan berinteraksi dengan komunitas online untuk mencapai berbagai manfaat, termasuk menyebarkan kata-kata positif dari mulut ke mulut yang membantu mereka meningkatkan kesadaran merek dan juga mengumpulkan wawasan tentang konsumen "kebutuhan dan preferensi untuk tujuan segmentasi.

(23)
(24)

21

BAB III

PROSES DAN HASIL

III.1. Research segmen pelanggan

Langkah awal ketika memulai memasarkan produk di sosial media kita

harus memperhatikan segmen pelanggan ada banyak macam segmen pelanggan

sepeti fashion ,kesehatan, travel dan lain – lain ,kita buat sebuah halaman sesuai

segmen target pelanggan yang akan kita tuju ,kemudian membuat sebuah website

atau halaman pada media sosial sesuai segmen pelanggan yang telah kita tetukan.

Selain itu meriset jumlah pengguna media sosial terbanyak merupakan hal yang

penting , seperti facebook yang kini pengguna sudah mencapai ratusan juta dari sini

dapat disimpulkan bahwa segmen pengguna terbesar adalah pengguna facebook.

III.2. Melakukan promosi produk

Promosi produk dilakukan pada orang – orang terdekat terlebih dahulu

karena tidak bisa secara instan melakukan promosi dan calon pelanggan di luar

sana belum ada yang mengetahui produk yang dibuat seperti apa , karena itu

mempromosikan ke orang-orang terdekat seperti keluarga,teman dan saudara

adalah langkah awal dalam mempromosikan produk kita ,namun berbeda saat

produk yang telah di pasarkan sudah dikenal banyak orang ,itu akan jauh lebih baik

dan bisa langsung melakukan pemasaran hanya dalam satu kali waktu dan jumlah

orang yang melihatpun akan sangat banyak. Namun, berbeda lagi ketika produk

yang dibuat masih baru dan sedikit orang yang mengenalnya , setelah kita

menentukan segmen pengguna kita hanya perlu membuat sebuah halaman pada

sosial media yang berisi konten produk yang kita buat kemudian mengenalkan

pada masyarakat sekitar terutama pada orang-orang terdekat , ketika dalam proses

pemasaran tahap awal dengarkan keluhan dari pelanggan dan respons dari mereka

agar pelanggan yang baru saja menikmati produk yang dibuat tidak menjauh .

Setelah ulasan dan kualitas produk dikenal banyak masyarakat maka

membuat halaman pada sosial media lain sangatlah penting seperti twitter,

(25)

22

mengaksesnya dengan mudah dan melakukan pembelian iklan berbayar pada

asing-masing sosial media yang bertujuan untuk mengiklankan produk pemasar ke

seluruh segmen pengguna baru, tentu saja hal ini sangat dibutuhkan.

III.3. Hasil

Setelah melakukan pemasaran dari segala macam sosial media dan produk

yang dibuat dikenal banyak pelanggan , produk yang kita produksi juga akan

meningkat serta kualitas produk yang kita buat harus ditingkatkan agar kepuasan

(26)

23

DAFTAR PUSTAKA

Soegoto, Eddy Soeryanto. Entrpreneurship: Menjadi Pebisnis Ulung. Elex Media Komputindo, 2009.

Healey, Matthew. What is branding?. Rockport Publishers, 2008.

Healy, Marilyn, and Chad Perry. "Comprehensive criteria to judge validity and reliability of qualitative research within the realism paradigm." Qualitative market research: An international journal 3.3 (2000): 118-126.

Jaffe, Joseph. Life after the 30-second spot: Energize your brand with a bold mix of alternatives to traditional advertising. John Wiley & Sons, 2005.

Fauser, Simon G., Jonas Wiedenhofer, and Marie Lorenz. "Touchpoint social web”: an explorative study about using the social web for influencing high involvement purchase decisions." Problems and Perspectives in Management 9.1 (2011): 39-45. Yin, R. K. (2003) Case Study Research, 3rd edition. London, England: Sage Publications.

American Marketing Association. Resource library. Diakses 16 Juni 2017

http://www.marketingpower.com/_layouts/Dictionary.aspx?dLetter=B

Boyd, Danah, and Nicole Ellison. "Social network sites: definition, history, and scholarship." IEEE Engineering Management Review 3.38 (2010): 16-31

Rooney. J.A: Branding: A trend for today and tomorrow, Journal of product and brand Management. Vol 4, Issue No.4, 1995

Referensi

Dokumen terkait

Mereka yang menggunakan media sosial twitter dapat dikatakan sebagai orang yang sedikit lebih pintar dalam menggunakan situs jejaring sosial karena penggunaan twitter tidak

Peneliti ingin mengetahui bagaimana strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh pihak toko Endemik outdoor melalui media online Instagram.. Media sosial

Dengan demikian, hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa pemahaman bacaan bahasa Arab mahasiswa yang memiliki tingkat schemata rendah yang belajar dengan strategi

Dalam penelitian ini dibandingkan hasil kalibrasi menggunakan metode insert voltage terhadap sound calibrator yang mengeluarkan bunyi (SPL) sebesar 94 dB pada dua kondisi

menunjukkan bahwa viskositas puncak dan viskositas akhir pati alami gembili cukup tinggi dibandingkan pati gembolo, sementara viskositas pati yang telah terhidrolisis

34 Inkuiri naturalistik adalah pertanyaan dari diri penulis terkait persoalan yang sedang diteliti, yaitu tentang karakteristik orang-orang yang meraih al-fala>h{

Singkapan batuan pada Sinklin Muara Paiti sebelah kanan, (a) Singkapan batuserpih Formasi Telisa pada LP 26 dengan dip direction ke barat daya, (b) Singkapan kontak

Berdasarkan hasil penelitian, strategi pemasaran yang dilakukan Paklin Donuts adalah strategi digital marketing menggunakan media sosial dengan menentukan pasar yang