FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREIODE LAKTASI DAN PRODUKSI SUSU KERBAU PERAH
Laktasi ialah kombinasi proses sekresi air susu dari seekor induk ternak. Periode laktasi merupakan rentang masa laktasi pertama ke masa laktasi berikutnya dan seterusnya. Lama laktasi kerbau lumpur di Asia Tenggara yaitu 7-11 bulan (Chantalakhana, 1980) dan 10 bulan, masa bunting sekitar 12 bulan. (Madamba dan Eusebio, 1980) dalam Ibrahim (2008). Produksi susu dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan termasuk manajemen pemeliharaannya (Arman, Gamarius, Ratna, Robertus, 2012). Ditambahkan oleh Izza (2011) bahwa produksi susu dipengaruhi oleh breed atau bangsa kerbau, umur beranak pertama kali, musim beranak, periode laktasi dan tatalaksana pemberian pakan. Produksi susu kerbau lumpur 1,0-2,5 liter/hari, produksi susu kerbau sungai yaitu 4-15 liter/hari sedangkan pada kerbau hasil persilangan (crossbreed) yaitu 3-4 liter/hari (Sjamsul dan Talib, 2007).
Laktasi terjadi pada waktu kelahiran bersamaan dengan penurunan kadar progesteron dan esterogen di dalam darah dan peningkatan prolaktin atau hormon laktogenik dari kelenjar hipofisa. Dengan menggunakan hormon estrogen dan progesteron, kelenjar susu hewan betina dara dapat ditumbuhkan dan dikembangkan sedemikian rupa sehingga dapat dibuat berlaktasi. Oleh karena itu dimungkinkan secara buatan, merangsang pertumbuhan kelenjar susu dan menyuruh kelenjar tersebut mengeluarkan susu (Anonim, 2008).
Faktor yang mempengaruhi laktasi (Anonim, 2008) :
1. Kebakaan : Kesanggupan untuk menghasilkan susu tergantung dari kondisi genetik hewan.
2. Jaringan sekresi : faktor dasar yang membatasi laktasi adalah jumlah jaringan kelenjar. Kelenjar susu yang kecil tidak menguntungkan dalam laktasi, karena ketidaksanggupannya untuk menghasilkan cukup banyak susu dan maupun menyimpannya.
3. Keadaan dan Persistensi laktasi : Beberapa sapi sangat persisten dan laju penurunan sekresi susunya lambat ( 2-4 % dari produksi bulanan sebelumnya).
4. Penyakit : Penyakit apat mempengaruhi denyut jantung dan dengan demikian mempengaruhi peredaran darah melalui kelenjar susu.
5. Makanan : Laju sintesis dan difusi berbagai komposisi susu tergantung pada konsentrasi precursor susu dalam darah.
awal laktasiproduksi susu kerbau banyak, puncaknya dicapai pada bulan kedua (Chutikul,1975).Bulan-bulan berikut produksi susu kerbau mulai menurun seiring dengan meningkatnyaumur anak dan umur kebuntingan. Perbedaan periode laktasi dapat menyebabkan berbeda jumlah susu yang diperoleh dalam satu masa laktasi. Jumlah produksi susu bertambah darilaktasi pertama ke laktasi berikutnya, produksi susu paling banyak diperoleh pada laktasienam (Chutikul, 1975). Produksi susu kerbau dipengaruhi oleh berbagai hal, antara lain:
a. Breed atau Bangsa Kerbau
Produksi susu kerbau yang dipengaruhi adanya dari bangsa itu sendiri.
b. Umur Beranak Pertama Kali
Umur kerbau ketika beranak pertama kali mempengaruhi jumlah susu/ produksisusu yang dihasilkan.
c. Musim Beranak
Hampir 80 % gudel di India lahir pada musim panas-gugur (Juni– Desember).Sebagai contoh, kerbau Murrah beranak pada antara bulan Juni hingga November. Sedangkan gudel–gudel di Mesir lahir pada musim gugur – dingin (Oktober – Maret).Kerbau yang beranak pada bulan Februari - Maret merupakan kerbau yang memilikikualitas susu paling baik. Produksi susu kerbaupun sangatlah berpengaruh pada saat
musimpanas. Bila kerbau-kerbau tersebut dalam periode optimal dari laktasinya badannyadiperciki air selama musim itu, sehingga nantinya akan terjadi peningkatan jumlahproduksi susu. Namun apabila tidak diberi perlakuan tersebut maka produksi susunya akanmenurun dan tidak teratur. Ternak kerbau perah akan cenderung lebih cocok pada suhu udara lingkunganyang sejuk hingga dingin karena daya tahan kerbau perah tersebut terhadap panas lebihrendah daripada sapi perah.
d. Pengaruh Laktasi Yang Telah Dihasilkan
Kerbau perah umumnya akan memperlihatkan puncak produksi pada laktasi ke 4– ke 6. Setelah itu, produksi susu kerbau akan cenderung menurun, secara tetap.
e. Tingkatan Laktasi
kadar lemak.Puncak laktasi dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya pakan, dan musim beranak.Namunpada umumnya, puncak laktasi terbaik tercatat pada laktasi I. f. Pakan dan Tata Laksana Pemberian
Kerbau yang diberi pakan yang berkualitas tinggi cenderung memproduksi susuyang cukup lama. Dan apabila kerbau yang diberi pakan kualitas rendah, misal limbahpertanian, maka hasil susu yang diproduksi tidak menjamin akan mendapat kualitas yangbaik. Di daerah yang terdapat sejumlah kerbau dalam jumlah banyak maka kemungkinanakan terjadi defisiensi makanan sehingga dibutuhkan pengganti pangan yang bisamencukupi kebutuhan pangan dari kerbau-kerbau tersebut. Selain itu, di daerah tersebutbiasanya pun makanan yang ada adalah makanan yang berkualitas rendah
g. Jarak Antara Dua Kelahiran Anaknya
Faktor ke-7 ini menentukan produksi susu kerbau karena penting bagi menentukan efisiensi reproduksi. Jarak antara 2 kelahiran gudel disebabkan perbaikan kualitasperkawinan pada musim panas. Jarak antara 2 kelahiran gudel ini pun pada umumnya memiliki hubungan yang erat dengan masa layanan perkawinan.
Bath (1992) dalam Izza (2011) menyatakan bahwa kerbau perah umumnya akan
memperlihatkan puncak produksi pada laktasi ke 4-6 setelah itu produksi susu kerbau akan
cenderung menurun secara tetap. Kondisi tersebut serupa pada kerbau lumpur. Perbedaan
periode laktasi dapat menyebabkan perbedaan jumlah susu yang didapatkan dalam satu masa
laktasi. Kondisi yang serupa juga ditemukan pada sapi perah FH dimana puncak produksi
susu sapi terjadi pada periode laktasi keempat lalu terjadi penurunan produksi susu mulai
periode laktasi kelima (Sangbara, 2011).
Gambar 2 memperlihatkan bahwa dengan bertambahnya periode laktasi terjadi
peningkatan produksi susu. Meskipun pada periode laktasi kelima terdapat penurunan
produksi susu namun hal tersebut disebabkan oleh faktor internal dari ternak tersebut yaitu
kondisi tubuh yang menurun akibat umur ternak yang semakin tua maupun pemberian pakan
yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh ternak kerbau baik sedang laktasi maupun tidak.
Berdasarkan korelasi (lampiran 1) terlihat bahwa periode laktasi memiliki korelasi
yang tinggi dengan produksi susu kerbau yaitu 82,8%. Persentase korelasi memperlihatkan
hubungan yang erat antara periode laktasi dan produksi susu.
DAFTAR PUSTAKA
Chantalakhana, C. 1980. Breeding Improvement of Swamp Buffalo for Small Farms. InSoutheast Asia. Dalam Buffalo Production For Small Farms. FFTC Series No. 15,Taipei.
Ibrahim, L. 2008. Produksi susu, reproduksi dan manajemen kerbau perah di Sumatera Barat. Fakultas Peternakan. Universitas Andalas. Padang. Jurnal Peternakan Vol. 5 : 1-9. Arman, Z., B.A. Gamarius, J, Ratna, dan B, Robertus. 2008. Ciri dan Karakteristik Kerbau.
Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Joint Program PPPPTK Pertanian
Indonesia.http://peternakan_kerbau.com/2010/03/karakteristik-khas-kerbau.html
diakses [10 November 2014].
Izza, 2008. http://www.Susu Kerbau. Html. Izzati_Izzul_Hawa. (diakses 15 Oktober 2012). Sjamsul, B. dan C. Talib. 2007. Strategi Pengembangan Pembibitan Ternak Kerbau.
Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Usaha Ternak Kerbau. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor.
Anonim, 2008. Fisiologi Laktasi.http://aku-anak peternakan.com/2008/05/fisiologi laktasi.html. (Diakses 10 November 2014)
Chutikul, K. 1975. Ruminant (Buffalo) Nutrition. Dalam The Asiatic Water Buffalo.FFTC, Taipei