• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR - Perancangan Komunikasi Visual Media Promosi Fx Lifestyle X’nter Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUGAS AKHIR - Perancangan Komunikasi Visual Media Promosi Fx Lifestyle X’nter Jakarta"

Copied!
144
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

TUGAS AKHIR

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL

MEDIA PROMOSI fX LIFESTYLE X’NTER

JAKARTA

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

guna Mencapai Gelar Sarjana pada Jurusan Desain Komunikasi Visual

Oleh :

MUHAMMAD HIDAYAT NUR ALAM

C0706031

DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

(3)

commit to user

(4)

commit to user

iv

PERSEMBAHAN

Dengan tulus kupersembahkan karya sederhana ini untuk : Ibu dan Bapakku

(5)

commit to user

v

MOTTO

(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan bimbingan serta ridho yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tugas Akhir ini dengan lancar, tak lupa pada kesempatan ini pula tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan baik materiil maupun spirituil kepada:

1. Drs. Riyadi Santosa.M.Ed.P.hD selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS.

2. Drs. M. Suharto. M.Sn selaku Ketua Jurusan Desain Komunikasi Visual. 3. Arief Iman Santoso, S.Sn selaku Koordinator Tugas Akhir.

4. Andreas S. Widodo, S.Sn, M.Hum selaku Pembimbing I. 5. Ercilia Rini Octavia, S.Sn selaku Pembimbing II.

6. Hermansyah Muttaqin, S.Sn, M.Sn Pembimbing Akademik. 7. Staf TU bidang akademik Jurusan Desain Komunikasi Visual. 8. Para Tim Jagoan Consumer Insight fX.

9. Teman-teman Agency Talikama Communication.

10.Teman-teman Desain Komunikasi Visual UNS, terima kasih banyak untuk dukungannya.

11.Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan konsep tugas akhir ini masih banyak kekurangan dan banyak hal yang harus penulis pelajari. Oleh karena itu penulis sangat mengharap adanya saran dan kritik yang membangun dan dapat membuat lebih baik. Akhirnya penulis berharap bahwa apa yang telah penulis susun dapat memberi manfaat yang baik bagi siapa saja yang membaca.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Surakarta, 15 Juli 2011 Penulis,

(7)

commit to user

B. Tinjauan tentang Promosi dan Media Promosi ... 23

1. Promosi ... 23

2. Pengertian dan Manfaat Promosi ... 25

3. Media Promosi ... 30

C. Tinjauan tentang Corporate Identity ... 32

D. Tinjauan tentang Periklanan ... 36

6. Periklanan sebagai Proses Komunikasi ... 43

7. Media Periklanan sebagai Media Berpromosi ... 44

8. Media sebagai Penunjang Komunikasi Periklanan ... 45

E. Tinjauan tentang Gaya Hidup ... 49

(8)

commit to user

viii

1. Pengertian Pusat Perbelanjaan ... 52

2. Perkembangan Pusat Perbelanjaan ... 53

3. Tipe-tipe Pusat Perbelanjaan ... 54

BAB III. IDENTIFIKASI DATA ... 58

A. Identifikasi Data ... 58

1. Profil Perusahaan ... 58

2. Analisa Permasalahan ... 66

3. Gambaran Umum Arus Pengunjung fX lifestyle X’nter ... 67

B. Kompetitor ... 77

C. Analisis SWOT ... 78

D. Positioning ... 81

E. USP (Unique Selling Preposition) ... 82

BAB IV. KONSEP PEMIKIRAN DESAIN ... 85

C. Konsep dan Karakteristik Visual ... 92

(9)

commit to user

ix

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL MEDIA PROMOSI fX

LIFESTYLE X’NTER JAKARTA

ABSTRAK

Muhammad Hidayat Nur Alam, 2011. Pengantar Tugas Akhir ini berjudul Perancangan Komunikasi Visual Media Promosi fX Lifestyle X’nter Jakarta. fX lifestyle X’nter merupakan shopping center multi fungsi sebagai lifestyle center yang terletak di jantung bisnis kota Jakarta dengan konsep mengakomodasi para kaum urban yang memfokuskan diri terhadap kebutuhan tren gaya hidup kaum urban di sekitarnya. fX lifestyle X’nter memadukan fasilitas bisnis dan hiburan dalam satu tempat, fX lifestyle X’nter menghadirkan fasilitas dan layanan berkelas untuk mempermudah kaum urban beraktifitas -berbisnis- dengan lebih nyaman tanpa meninggalkan kaidah dan etika usaha yang harus tetap mereka jalani. Adapun permasalahan yang dikaji adalah bagaimana menciptakan media komunikasi visual yang menarik dan efektif guna menunjang kinerja fX lifestyle X’nter yang tujuan utamanya ialah untuk mempromosikan potensi fX lifestyle X’nter sekaligus semakin menguatkan pecitraannya di mata kaum urban dalam berbisnis dan beraktivitas dalam atmosfir gaya hidup.

(10)

commit to user

x

VISUAL COMMUNICATION DESIGN OF fX LIFESTYLE X'NTER JAKARTA PROMOTION MEDIA

ABSTRACT

Muhammad Hidayat Nur Alam, 2011. This Introduction of Final Exam was entitled Visual Communication Design of fX lifestyle X’nter Jakarta Promotion Media. fX lifestyle X’nter is a shopping center that has a multifunction as a lifestyle center that placed in the business center of Jakarta with the concept such as accommodating the urban peoples that focusing on the trend of urban lifestyle around. fX lifestyle X’nter combines the business facility and entertainment into one place, fX lifestyle X’nter presents facility and service in a leisure class to make the urban peoples easier to do the business activity delicately without losing the norm and ethics of business that they should keep it on. The examined case is how to create an attractive and effective visual communication media for supporting fX lifestyle X’nter activity that the main purpose is to promote the potential of fX lifestyle X’nter and toughen it's image at the sight of urban peoples in business and activity on a lifestyle atmosphere.

(11)

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL MEDIA PROMOSI fX LIFESTYLE X’NTER JAKARTA

Muhammad Hidayat Nur Alam 1

Andreas S. Widodo, S.Sn, M.Hum2 Ercilia Rini Octavia, S.Sn3

ABSTRAK

2011. Pengantar Tugas Akhir ini berjudul Perancangan Komunikasi Visual Media Promosi fX Lifestyle X’nter Jakarta. fX lifestyle X’nter merupakan shopping center multi fungsi sebagai

lifestyle center yang terletak di jantung bisnis kota Jakarta dengan

konsep mengakomodasi para kaum urban yang memfokuskan diri terhadap kebutuhan tren gaya hidup kaum urban di sekitarnya. fX lifestyle X’nter memadukan fasilitas bisnis dan hiburan dalam satu tempat, fX lifestyle X’nter menghadirkan fasilitas dan layanan berkelas untuk mempermudah kaum urban beraktifitas -berbisnis- dengan lebih nyaman tanpa meninggalkan kaidah dan etika usaha yang harus tetap mereka jalani. Adapun permasalahan yang dikaji adalah bagaimana menciptakan media komunikasi visual yang menarik dan efektif guna menunjang kinerja fX lifestyle X’nter yang tujuan utamanya ialah untuk mempromosikan potensi fX lifestyle X’nter sekaligus semakin menguatkan pecitraannya di mata kaum urban dalam berbisnis dan beraktivitas dalam atmosfir gaya hidup.

Sejauh ini media promosi yang ada tidak digarap semaksimal mungkin, padahal fX lifestyle X’nter merupakan satu-satunya

shopping center multi fungsi sebagai lifestyle center di Jakarta

khususnya dengan konsep mengakomodasi para kaum urban yang memfokuskan diri terhadap kebutuhan tren gaya hidup kaum urban. Media yang ada sekarang terkesan kurang aktif untuk menonjolkan potensi fX lifestyle X’nter yang berbeda dari

shopping center lainnya, akan menjadi sangat disayangkan apabila

1

Mahasiswa jurusan Desain komunikasi visual Dengan NIMC0706031

2

Dosen Pembimbing I

3

Dosen Pembimbing II

(12)

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang mempunyai potensi peluang usaha yang baik. Khususnya Kota Jakarta dan sekitarnya, yang

kemudian sering disebut sebagai JABODETABEK, merupakan wilayah metropolitan terbesar di Indonesia atau urutan keenam dunia. Keberadaan aktifitas

kehidupan mereka yang tinggi, penduduk Jabodetabek cenderung memiliki karakter dan pola hidup yang kompleks serta memiliki tingkat tekanan hidup yang tinggi.

Permasalahan hidup yang dialami setiap harinya semakin menimbulkan kompleksitas permasalahan yang harus dihadapi. Tingkat tekanan hidup, yang

kemudian akan kita sebut sebagai stress, menimbulkan sebuah kebutuhan tersier -memanjakan diri- yang harus dipenuhi. Kebutuhan tersier tersebutlah yang mendasari terbentuknya berbagai pusat perbelanjaan -mal- yang diharapkan dapat

mengakomodir permasalahan tersebut.

Seiring dengan perkembangan, mal dituntut untuk dapat memenuhi

kebutuhan warga Jakarta dan sekitarnya yang semakin kompleks. Mal tidak lagi hanya digunakan sebagai tempat membuang penat, tetapi juga sebagai simbol eksistensi diri dan pendukung aspek kehidupan serta gaya hidup mereka.

(13)

berlomba-commit to user

lomba untuk menyediakan berbagai layanan, keunikan dan kelengkapan fasilitasnya secara lebih unik dan kreatif. Mal yang dulu dianggap hanya sebagai

pusat perbelanjaan, kini telah beralih fungsi menjadi gaya hidup yang melekat di dalam kehidupan kaum urban. Beberapa mal di Jakarta berusaha menghabiskan diri mereka sebagai pusat gaya hidup, membangun tren pasar yang kian lama kian

berkembang.

Seiring dengan makin banyaknya pusat belanja dan hiburan di Jakarta,

ternyata tidak semuanya mampu mengakomodir kebutuhan-kebutuhan mereka. Persaingan yang makin ketat, membuat pengembang berusaha mencari identitas mal dengan mengembangkan berbagai keunikan untuk merebut sepetak citra di

benak masyarakat. Tugas terberat dari para pengembang bersama tim marketing

dan promosi mereka adalah bagaimana meningkatkan lalu lintas pengunjung

sekaligus meningkatkan daya beli mereka terhadap tenant-tenant yang ada di dalamnya.

Pada perkembangan ke depannya, mal yang dapat bertahan dan bahkan berkembang di masyarakat berkultur urban seperti Jakarta ini adalah mal-mal yang mampu menciptakan good experience bagi pengunjungnya, sekaligus

menjadi solusi bagi permasalahan di segala aspek kehidupan mereka. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya mal yang semakin sepi pengunjung dan

bahkan harus menutup usaha mereka karena kehilangan pengunjung sekaligus

tenant-nya. Beberapa dari mereka harus merombak seluruh konsep usaha dan

komunikasinya untuk dapat bertahan, sehingga sejalan dengan kebutuhan

(14)

commit to user

Sebagai contoh, sebuah mal di bilangan Senayan, Jakarta, harus merubah konsepnya dari trade center menjadi pusat teknologi, mengingat semakin

besarnya kebutuhan akan gadget di masyarakat.

Berangkat dari permasalahan tersebut di atas, maka dihadirkanlah sebuah mal yang mendefinisikan diri sebagai pusat gaya hidup di jantung bisnis kota

Jakarta dengan konsep mengakomodir gaya hidup kaum urban di sekitarnya. fX

lifestyle X’nter merupakan mal yang memfokuskan diri terhadap kebutuhan tren

gaya hidup mereka. fX lifestyle X’nter memadukan fasilitas bisnis dan hiburan dalam satu tempat, fX lifestyle X’nter menghadirkan fasilitas dan layanan berkelas untuk mempermudah kaum urban beraktifitas -berbisnis- dengan lebih

nyaman tanpa meninggalkan kaidah dan etika usaha yang harus tetap mereka jalani.

fX lifestyle X’nter berhasil menempatkan citra profesional di benak

masyarakat dengan berbagai layanan mereka. fX lifestyle X’nter mempermudah

aktifitas mereka dengan menyediakan berbagai layanan yang mampu membuat mereka dapat terus berkerja dan sekaligus menghibur diri. Saat para profesional membutuhkan tempat rapat di luar kantor, fX lifestyle X’nter menghadirkan fPod,

ruang pertemuan yang dilengkapi dengan peralatan lengkap untuk presentasi, telekomunikasi dan dibalut dengan atmosfir yang nyaman dan tentunya modern.

Apabila mereka membutuhkan tempat yang sedikit lebih santai, fX lifestyle

X’nter menghadirkan berbagai tenant seperti coffee shop, café ataupun lounge

untuk mereka melakukan aktifitasnya tanpa harus berada di kantor. Kini bukan

(15)

commit to user

hadir mempermudah hidup para kaum urban dan profesional dalam mencapai prestasi dan kenikmatan hidup.

Alasan penulis mengangkat fX lifestyle X’nter sebagai topik penulisan ini adalah karena potensi fX lifestyle X’nter yang masih dapat digali lebih dalam dari keunikannya sebagai mal yang bukan sekedar pusat perbelanjaan biasa. fX

lifestyle X’nter dibangun untuk mengakomodasi para kaum urban dan profesional

dalam memenuhi kegiatan-kegiatan bisnis dan menjadi destinasi dalam

berkesplorasi dan memenuhi gaya hidup modern. Bangunan berlantai 9 ini, memiliki desain sipil yang unik dilengkapi dengan interior yang menarik dibandingkan dengan shopping center lain. Hal inilah yang membuat penulis

semakin tertarik untuk mengembangkan penetrasi pasar fX lifestyle X’nter melalui komunikasi visualnya.

Harapan penulis, fX lifestyle X’nter yang pada awal tahun 2011 dapat semakin menguatkan pecitraannya di mata kaum urban dalam berbisnis dan beraktivitas dalam atmosfir gaya hidup. Maka untuk itu dibuatlah berbagai rancangan komunikasi visual yang dapat mengoptimalkan potensi fX lifestyle

X’nter yang ada sejalan dengan tujuan dan strategi yang telah ditentukan

sebelumnya.

B. Rumusan Masalah

(16)

commit to user

1. Bagaimana merancang konsep desain yang komunikatif untuk mengajak kaum urban dalam berbisnis dan beraktivitas dalam atmosfir gaya hidup yang fX lifestyle X‟nter tawarkan?

2. Bagaimana memilih media promosi yang efektif untuk mengajak kaum urban dalam berbisnis dan beraktivitas dalam suasana pusat gaya hidup fX lifestyle X‟nter tawarkan?

3. Bagaimana menciptakan media komunikasi visual di segala lini dengan memanfaatkan berbagai bentuk dan fasilitas yang dimiliki fX lifestlye X‟nter

sehingga dapat memberikan kesan tersendiri terhadap komunikan?

C. Tujuan Perancangan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat diketahui tujuan perancangan promosi sebagai berikut:

1. Merancang konsep desain yang komunikatif yang dapat dengan mudah dieksekusi, untuk mengajak kaum urban dalam berbisnis dan beraktivitas dalam suasana pusat gaya hidup fX lifestyle X‟nter tawarkan.

2. Memilih media promosi yang efektif untuk mengajak kaum urban dalam berbisnis dan beraktivitas dalam suasana pusat gaya hidup fX lifestyle X‟nter tawarkan.

(17)

commit to user

D. Target Market Perancangan

Sebagai pusat gaya hidup – lifestyle center, fX lifestyle X‟nter membedakan diri dari berbagai mal yang tersebar di Jakarta. fX lifestyle X‟nter merujuk pada gaya hidup dan kebiasaan yang dimiliki komunitas kaum urban sebagai segmen utamanya. Target market fX lifestyle X‟nter sendiri adalah sebagai berikut:

1. Geografis

Ruang lingkup dan posisi geografis fX lifestyle X‟nter terletak di jantung pusat kegiatan perekonomian Jakarta, sesuai dengan visi pengembang, fX lifestyle X‟nter membidik para profesional muda khususnya mereka yang

berkerja dan melakukan aktifitasnya di wilayah Sudirman, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan dan sekitarnya.

2. Demografi dan Sosiografi

Merujuk pada pesonifikasi target di atas, target demografis dan sosiografis market fX lifestyle X‟nter akan diuraikan sebagai berikut:

a. Umur : 18 - 35 tahun

b. Jenis kelamin : laki-laki dan perempuan c. Strata ekonomi sosial : kelas A sampai B+ d. Tingkat Pendidikan : SMA keatas

3. Psikografi

(18)

commit to user

E.

Target Audience

Agar kampanye berjalan efektif dan efisien perlu direncanakan suatu segmentasi atau target yang menjadi sasaran komunikasi. Berikut adalah uraian contoh kasus target audience perancangan komunikasi visual media promosi fX lifestyle X‟nter sesuai dengan segmentasinya:

(19)

commit to user

Penulis memperoleh pengamatan, target audience fX lifestyle X‟nter dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Geografis:

Masyarakat kota Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek) yang pada umumnya memiliki tingkat mobilitas tinggi. Sesuai profil yang ada, masyarakat Jakarta cenderung akan mengunjungi suatu tempat ketika mereka memiliki ketertarikan pada suatu hal tertentu, hal ini membuat masyarakat Jakarta memiliki tingkat mobilitas yang cukup tinggi. Ditambah dengan akses fX lifestyle X‟nter yang mudah, dan berada pada pusat bisnis Jakarta menjadikan

target audiens fX lifestyle X‟nter jauh lebih luas.

2. Demografis & Sosiografis:

Target audiens fX lifestyle X‟nter merupakan perluasan dari target audience yang ada. Hal ini dikarenakan, individu disekitar target market dapat menjadi target audiens yang mampu mempengaruhi target market primer untuk mengambil keputusan berkunjung ke fX lifestyle X‟nter.

a. Umur : 15 - 40 tahun

b. Jenis kelamin : laki-laki dan perempuan c. Status sosial : menengah keatas

3. Psikografis:

Profil psikografis audiens fX lifestyle X‟nter dapat diuraikan menjadi: a. Smart – Cerdas, penuh pemikiran kedepan.

b. Independent - Mandiri

(20)

commit to user

d. Lifestyle concern – Peduli dengan penampilan dan gaya e. Royal – Tidak perhitungan terhadap sekitar

f. Active, agile & dynamic – Aktif, lincah dan dinamis

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa target audiens dari fX lifestyle X‟nter merupakan masyarakat terpelajar dan profesional yang tinggal di

Jakarta dan sekitarnya, atau yang akrab disebut sebagai kaum urban.

F. Target Visual

Sebelum menentukan target visual, diperlukan adanya pembatasan media yang akan digunakan, yaitu dengan membatasi pada media yang dapat membuat kegiatan promosi ini memiliki daya tarik dan efektif. Penggunaan media yang tepat harus diupayakan agar pesan-pesan informatif dapat dikomunikasikan dengan baik kepada khalayak, dengan tetap memperhatikan nilai artistiknya.

Dalam promosi ini, penulis merencanakan beberapa media, antara lain: a. In house placement

1. Poster

2. Stiker kaca façade yang menghadap jalan Jendral Sudirman 3. Stiker pilar – pilar

4. Stiker area lift 5. Shuttle-Bus

6. Integrated building interior

b. Media cetak

(21)

commit to user

2. Jejaring sosial seperti facebook, twitter dan foursquare

G. Metode Penelitian

1. Metode Pengumpulan Data

Penentuan teknik pengumpulan data, terkait erat dengan jenis instrumen yang akan digunakan. Tujuan penelitian serta cakupan sampel yang akan dijadikan sumber data sangat mempengaruhi pemilihan kita akan jenis instrumen yang paling tepat, serta dengan teknik seperti apa instrumen tersebut akan digunakan. Demikian juga, metode atau teknik pengumpulan data dipengaruhi oleh tempat dimana data tersebut akan dikumpulkan. 1

Metode-metode yang akan digunakan dalam proses pengumpulan data perancangan ini adalah:

a. Kajian Pustaka dan Literatur

1

(22)

commit to user

Data diperoleh dari kumpulan dan observasi studi kepustakaan dan buku-buku yang sesuai dengan permasalahan kajian.

Kajian pustaka atau literature review merupakan langkah yang harus dilakukan sebelum menentukan metodologi penelitian yang akan dilakukan. Kajian pustaka diperlukan agar peneliti dapat menemukan2:

1. Landasan teori sebagai acuan dasar

2. Temuan-temuan hasil penelitian sejenis yang pernah dilakukan sebelumnya

Kedua hal ini akan membantu peneliti dalam: 1. Membatasi ruang lingkup penelitiannya 2. Menemukan variabel-variabel penelitian

3. Menemukan teori atau konsep keterkaitan antar-variabel

4. Menemukan penjelasan yang dapat membantu peneliti dalam menginterpretasikan hasil analisis data

Hasil kajian pustaka ini kemudian dianalisis dan disintesiskan menjadi suatu kerangka pemikiran atau kerangka teori yang dijadikan dasar dalam menentukan metodologi penelitiannya.

b. Penelitian Lapangan (Kuisioner)

Teknik pengumpulan data melalui observasi atau pengamatan pada umumnya banyak dilakukan dalam penelitian kualitatif, studi kasus dan kajian kelompok kecil. Teknik pengamatan ini ada yang bersifat terstruktur, yaitu yang menggunakan suatu instrumen observasi seperti

2Belawati, Tian dan Toha, Mohamad “Metode Penelitian”,

(23)

commit to user

checklist dan ada yang bersifat informal di mana fokus penelitian belum direncanakan dari awal.

Teknik pengumpulan data yang paling penting digunakan dalam penelitian yang bersampel „besar‟ adalah metode survei. Survei biasanya

disiapkan dengan seksama dimulai dari pengembangan kuesioner atau daftar isian yang disusun dengan mengikuti prosedur "tujuan-konsep-konstrak-variabel-indikator-pertanyaan". Kuesioner ini kemudian dapat dikirimkan melalui pos atau diwawancarakan.

c. Wawancara

Wawancara merupakan sebuah cara pegumpulan data dengan jalan memberikan pertanyaan sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan kepada tujuan penelitian.3

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan mealui bercakap-cakap dan berhadapan muka dengan orang yang memberikan keterangan pada peneliti. Wawancara ini dapat dipakai untuk melengkapi data yang diperoleh melalui observasi.

Seperti halnya kuesioner, wawancara juga ada yang terstruktur dan ada yang semi informal. Pada wawancara terstruktur, pertanyaan-pertanyaan yang harus ditanyakan oleh pewawancara telah disusun dalam

3

(24)

commit to user

bentuk kuesioner atau panduan wawancara. Semakin rinci panduannya, semakin terstruktur wawancaranya.4

2. Metode Analisis

a. Metode Analisa Kuantitatif

Metode penelitian yang diadakan ini mengacu pada penelitian kuantitatif. Penggunaan data kuantitatif pada dasarnya diperlukan untuk memperoleh relatif ketepatan atau lebih mendekati eksak. Data kuantitatif yang penyajiannya dalam bentuk angka yang secara sepintas lebih mudah untuk diketahui maupun untuk membandingkan satu dengan lainnya. 5 b. Metode Analisa Kausal Komparatif

Penelitian Kausal Komparatif adalah penelitan di mana peneliti berusaha untuk menentukan penyebab atau alasan adanya perbedaan perilaku atau status kelompok/individu (kausal-komparatif dalam bahasa Latin “ex post facto” yang artinya “after the fact”). Jadi setelah diamati bahwa dalam kelompok ada perbedaan pada beberapa variabelnya, peneliti berusaha mengidentifikasi faktor penyebabnya.6

Perancangan komunikasi visual media promosi fX lifestyle X’nter akan dirancang menggunakan metode penelitian kualitatif sebagai dasar pengembangannya. Data akan dikumpulkan melalui beberapa wawancara dan penelitian yang berbentuk survei terhadap:

1. Pengembang/pengelola fX lifestyle X’nter terkait

4Belawati, Tian dan Toha, Mohamad “Metode Penelitian”,

http://www.ut.ac.id/ ol-supp/FKIP/IDIK4306/Teknik Pengumpulan Data.html

5

Subagyo Joko SH, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek. Rineka Cipta, h. 71

6

(25)

commit to user 2. Beberapa tenant yang ada di dalamnya 3. Advertising agency dan partner terkait

4. Pengunjung, baik yang regular maupun aksidental 5. Pengamatan lapangan

(26)

commit to user

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Tinjauan tentang Komunikasi

1.Pengertian Komunikasi

Pada hakekatnya dalam kehidupan sehari-hari tidak akan lepas dari komunikasi. Hal tersebut dikarenakan komunikasi merupakan hal yang paling dasar yang pasti dilakukan oleh setiap manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Adapun pengertian komunikasi ada banyak teori diantaranya adalah sebagai berikut:

a. M. Gani dalam buku “Komunikasi dalam Praktek” menerangkan bahwa komunikasi adalah hubungan dengan kata-kata, surat atau pesan, pertukaran pikiran atau opini. (Gani, 1978; 41)

b. William Albig dalam buku “Tanya Jawab Dasar-Dasar Jurnalistik” menerangkan bahwa komunikasi adalah proses pengoperan lambang-lambang yang berarti. (Albig, 1978; 52)

c. Noel Gist dalam buku “Tanya Jawab Dasar-Dasar Jurnalistik” menerangkan bahwa komunikasi adalah proses yang mana seorang komunikator mengoper stimuli untuk merubah tingkah laku komunikan yang lain. Sedangkan yang dimaksud lambang-lambang dari proses komunikasi adalah tanda-tanda yang berarti sesuatu, karena merupakan pencerminan kenyataan obyektif yang berada di sekeliling kita. Adapun jenis lambang yang digunakan dalam komunikasi adalah: bahasa, gambar, gerak-gerik dan sikap.

(27)

commit to user

2. Proses Komunikasi

Menurut Courtland dan Jhon V. Thil proses komunikasi terbagi menjadi lima tahap, yaitu:

a. Pengiriman mempunyai suatu ide atau gagasan b. Ide atau gagasan diubah menjadi suatu pesan c. Proses pemindahan pesan

d. Penerima menerima pesan

e. Penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan balik kepada pengirim. Dari pengertian komunikasi di atas tampak adanya komponen atau unsur-unsur yang dicakup yang merupakan syarat terjadinya komunikasi. Dalam bahasa komunikasi komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut: - Komunikator : Orang yang menyampaikan pesan

- Pesan : Pernyataan yang didukung oleh lambang - Komunikan : Orang yang menerima pesan

- Media : Sarana atau saluran yang mendukung pesan - Efek : Dampak sebagai pengaruh dari pesan

- Decoding : Proses ketika komunikan mengartikan simbol-simbol - Encoding : Penulisan dalam bentuk sandi yang merupakan proses

pengungkapan pendapat yang berhubungan dengan produk dalam bentuk-bentuk simbol.

(28)

commit to user

Hal penting dalam komunikasi adalah bagaimana caranya agar pesan yang disampaikan komunikator itu menimbulkan dampak atau efek tertentu pada komunikan.

3.Sarana dan Alat Komunikasi

Mengenai sarana komunikasi atau alat komunikasi sebagian besar kita telah mengetahuinya, dalam komunikasi kita membaginya menjadi dua bagian yaitu:

a. Komunikasi secara Non Visual

Maksudnya adalah komunikasi yang dilakukan dengan media selain visual atau alat pengelihatan. Media komunikasi secara non visual diantaranya adalah: alat bunyi-bunyian, radio, tape recorder, dan lain-lain.

b.Komunikasi secara Visual

Maksudnya adalah komunikasi yang menggunakan alat yang bisa ditangkap secara visual atau indera penglihatan. Alat-alat visual adalah alat-alat yang dapat memperlihatkan rupa atau bentuk yang kita kenal sebagai alat peraga. 1) Alat visual dua dimensional

(29)

commit to user 2) Alat visual tiga dimensional

Disebut tiga dimensional karena memiliki ukuran panjang, lebar dan tinggi, contohnya; Dealer Help, Packaging, Totem Sign dan lain sebagainya.

4.Hambatam Komunikasi

Hambatan komunikasi disebabkan oleh dua faktor, yaitu hambatan yang ditimbulkan oleh komunikan dan komunikator. Proses komunikasi berlangsung dalam konteks situasional. Hal ini bahwa komunikator harus memperhatikan situasi ketika komunikasi sedang berlangsung, terutama situasi yang dihubungkan dengan faktor-faktor sosiologis dan antropologis.

a. Hambatan Sosiologis

Hambatan sosiologis adalah hambatan yang disebabkan karena adanya berbagai golongan dan lapisan masyarakat, yang menimbulkan perbedaan dalam satus sosial, agama, ideologi, tingkat pendidikan, tingkat kekayaan dan sebagainya yang semuanya dapat menjadi hambatan bagi kelancaran komunikasi.

b. Hambatan Antropologis

Hambatan antropologis adalah hambatan yang ditimbulkan karena

kekurangtahuan mengenai masalah “siapa” komunikan yang dijadikan

sasaran. “siapa” di sini bukan berarti nama yang disandang, melainkan ras

(30)

commit to user c. Hambatan Psikologis

Hambatan ini terjadi karena faktor psikologis yang dialami oleh komunikator. Hal ini biasanya disebabkan karena komunikator sebelum melancarkan komunikasi tidak mengkaji diri komunikasi terlebih dahulu. Komunikasi sulit berhasil apabila komunikan sedang dalam keadaan sedih, bingung, marah, merasa kecewa, iri hati, serta beberapa tanda-tanda/kondisi psikologis lainnya.

d. Hambatan Sematis

Kalau hambatan sosiologis, antropologis dan psikologis terdapat pada pihak komunikan, maka hambatan sematis terdapat pada diri komunikator. Faktor semantis menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai

“alat” untuk menyalurkan pikiran dan perasaan kepada komunikan. Dalam

komunikasi seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan sematis ini, sebab salah ucap atau salah tulis dapat menimbulkan salah pengertian atau salah tafsir yang pada gilirannya bisa menimbukan salah komunikasi.

e. Hambatan Mekanis

Hambatan mekanis dapat sering dijumpai pada media yang digunakan dalam melakukan proses antar komunikasi.

f. Hambatan Ekologi

(31)

commit to user

5. Komunikasi yang Efektif

Dalam memberikan informasi yang tepat, diperlukan aktivitas komunikasi yang efektif antara media promosi dengan pengunjung lifestyle center fX lifestyle

X’nter. Agar dapat mencapai apa yang menjadi tujuan dari komunikasi itu

(terpenuhinya kebutuhan tentang akomodasi para kaum urban dan professional

dalam memenuhi kegiatan-kegiatan bisnis dan menjadi destinasi dalam

berkesplorasi dan memenuhi suasana pusat gaya hidup fX lifestyle X’nter tawarkan) maka dari itu komunikasi yang terjadi haruslah efektif.

Komunikasi yang efektif, menurut Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss, paling tidak menimbulkan 5 hal, yaitu:

a. Pengertian

Pengertian artinya penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti yang dimaksud oleh komunikator. Kegagalan menerima isi pesan secara cermat disebut kegagalan komunikasi primer (primary breakdown in communication). b. Kesenangan

Tidak semua komunikasi ditujukan untuk menyampaikan informasi dan membentuk pengertian. Komunikasi yang dimaksudkan untuk menimbulkan kesenangan, lazim disebut komunikasi fatis (phatis communications).

c. Mempengaruhi Sikap

Tujuan yang paling sering dari dilakukannya komunikasi adalah untuk

mempengaruhi orang lain. Persuasi didefinisikan sebagai “proses

(32)

commit to user

manipulasi psikologis sehingga orang tersebut bertindak seperti atas

kehendaknya sendiri”.

d. Hubungan Sosial yang Baik

Komunikasi juga ditujukan untuk menumbuhkan hubungan sosial yang baik. Kebutuhan sosial adalah kebutuhan untuk menumbuhkan dan mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan orang lain dalam hal interaksi dan asosiasi (inclusion), pengendalian dan kekuasaan (control), dan kasih sayang (affection).

e. Tindakan

Efektifitas komunikasi biasanya diukur dari tindakan nyata yang dilakukan komunikan. Tindakan adalah hasil komulatif seluruh proses komunikasi, sehingga didalamnya tercakup seluruh mekanisme psikologis yang terlibat dalam proses komunikasi.

Merujuk pada pengertian-pengertian di atas mengenai komunikasi dalam upaya memenuhi kebutuhan kegiatan-kegiatan bisnis dan menjadi destinasi dalam berkesplorasi yang dapat diukur keefektifannya, melalui salah satu aspek efek

komunikasi yaitu “tidakan”. Tindakan yang dimaksud di sini adalah tindakan yang

dilakukan oleh para kaum urban dan profesional yang bersangkutan untuk berbisnis dan beraktivitas dalam suasana pusat gaya hidup fX lifestyle X’nter tawarkan.

(33)

commit to user

dapat dikatakan efektif bila tindakan atau pekerjaan itu mamberikan suatu hasil yang dikehendaki.

Dalam Ensiklopedi Indonesia dikemukakan bahwa “efektifitas adalah menunjukkan pada taraf tercapainya tujuan. Suatu usaha dikatakan efektif kalau usaha itu mencapai tujuan”.

Tercapainya tujuan atau sasaran yang dikehendaki berarti merupakan

unsur pokok dari efektifitas, sebagaimana dikatakan oleh Barnard bahwa “Yang

kami artikan sebagai efektifitas adalah pencaipaian sasaran yang telah disepakati atas usaha bersama. Tingkat pendapat sasaran itu menunjukkan tingkat

efektifitas.” (Gibson, Ivancevich, Donelly, 1987; 27)

Jadi dengan demikian efektifitas dapat diartikan sebagai keberhasilan dalam melaksanakan tindakan untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Soewarno Handayaningrat bahwa efektifitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. (Soewarno Handayaningrat, 1986; 16)

Penulis berkesimpulan pada pendapat di atas bahwa efektifitas adalah suatu keadaan yang mengandung pengertian terjadinya efek atau akibat yang dikehendaki. Dalam hal ini dengan perancangan media promosi yang efektif dapat mempermudah aktivitas kaum urban serta profesional dan bagaimana meningkatkan lalu lintas pengunjung sekaligus meningkatkan daya beli mereka

(34)

commit to user

B.

Tinjauan tentang Promosi dan Media Promosi

1. Promosi

Promosi berasal dari kata promate dalam bahasa inggris yang artinya sebagai mengembangkan atau meningkatkan. Pengertian tersebut jika dihubungkan dengan bidang penjualan berarti sebagai alat untuk meningkatkan omzet penjualan. Salah satu cara untuk meningkatkan omzet penjualan dengan melakukan strategi pemasaran yang tepat melalui promosi.

Stategi pemasaran yang baik dan efektif sangat dibutuhkan dalam menekan brand awareness pada khalayak atau target audience. Konsep dasar 4P dalam bauran pemasaran untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh E.Jerome Mc Carthy, yang kemudian dikembangkan oleh Philip Kotler, strategi pemasaran yang dilakukan secara konseptual ini sering disebut marketing mix (bauran pemasaran) antara lain:

a. Product (produk)

b. Price (harga)

c. Promotion (promosi)

d. Place (tempat)

(35)

commit to user a. Periklanan

Periklanan adalah komunikasi nonindividu dengan sejumlah biaya, melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga nirlaba serta individu. Periklanan diartikan sebagai bentuk prestasi nonpersonal yang dibayar oleh sponsor untuk mempersentasikan gagasan atau ide promosi dari barang atau jasa tertentu.

b. Pemasaran Langsung

Pemasaran langsung adalah pemasaran yang dengan cara menggunakan surat, telepon dan alat penghubung lainnya untuk berkomunikasi dengan mendapatkan respon dari pelanggan dan calon pelanggan tertentu.

c. Penjualan Perseorangan (personnal Selling)

Penjualan perseorangan adalah interaksi antar individu, saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain.

d. Publisitas (publicity)

(36)

commit to user e. Promosi Penjulan (sales promotion)

Promosi penjualan adalah salah satu kegiatan promosi untuk melakukan rangsangan kepada konsumen untuk melakukan pembelian.

Menurut Kotlher dan Amstrong 2003, Promosi penjualan adalah intensif jangka pendek untuk mendorong atau penjualan dari produk atau jasa. Ciri-ciri dari promosi penjualan adalah komunikasi, insentif, dan undangan.

2. Pengertian dan Manfaat Promosi

Promosi adalah sinonim dalam penjualan. Maksudnya adalah memberikan informasi kepada konsumen, menghimbau dan mempengaruhi khalayak ramai.

Menurut kamus Istilah Periklanan di Indonesia pengertian promosi

adalah “Usaha komunikasi yang menjembatani kesenjangan antara produsen

dan konsumen. Usaha komunikasi tersebut dapat dibagi dalam bagian-bagian yang terdiri atas periklanan publisitas, humas dan proyek-proyek khusus seperti door to door (pintu ke pintu), direct mail (iklan pos langsung), sampling (pencontoh)”.

Promosi merupakan bauran pokok dalam persaingan harga dan menjadi unsur pokok dalam pemasaran modern. (Staton 1993)

(37)

commit to user

perorangan dan periklanan. Sedangkan menurut Saladin, Promosi adalah salah satu unsur bauran pemasaran perusahaan yang didayagunakan untuk memberitahukan, membujuk dan mengingatkan tentang produk perusahaan.

Menurut Kotler (1992), promosi mencakup semua alat-alat bauran pemasaran (marketing mix) yang peran utamanya adalah lebih mengadakan komunikasi yang sifatnya membujuk.

Sedangkan menurut buku pemasaran Lam, Hair dan Mc Daniel

“Promosi adalah komunikasi dari para pemasar yang menginformasikan,

membujuk, dan mengingatkan para calon pembeli suatu produk dalam rangka

mempengaruhi pendapat mereka atau memperoleh suatu respon.”

Pembagian alat-alat promosi dapat membantu dalam tiga segi, yaitu:

a. Membantu perusahaan untuk menentukan alat mana yang akan paling bermanfaat untuk mencapai sasaran tertentu. Misalnya perusahaan industri mungkin akan menekankan pada penjualan secara personal. Suatu perusahanan yang perlu meningkatkan penjualan untuk jangka waktu singkat mungkin akan meningkatkan promosi penjualan. Suatu perusahaan yang baru dan belum dikenal yang mempunyai produk yang menakjubkan mungkin akan memanfaatkan publisitas.

(38)

commit to user

yang paling tepat, yang diperlukan adalah gabungan dari kelima unsur yang paling tepat untuk kebutuhan pada saat-saat tertentu.

c. Memberikan gambaran kasar apa yang dilakukan oleh masing-masing alat promosi. (Julian Cummins, 1991: 10)

Inti dari kegiatan promosi adalah manfaat, atau alasan mengapa calon pembeli harus membeli produk jasa yang kita tawarkan. Manfaat yang dimiliki setiap produk atau jasa dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :

a. Fungsi, yaitu apa yang dapat dilakukan oleh produk atau jasa tersebut.

b. Citra, yaitu gaya, Prestige dan nilai emosional dari produk atau jasa tersebut.

c. Manfaat ekstra yaitu manfaat lain yang bukan bagian utama dari produk atau jasa tersebut. (Julian Cummims, 1991: 12)

Strategi promosi sebagai rencana untuk penggunaan yang optimal atas sejumlah eleman-elemen promosi, periklanan, hubungan masyarakat, penjualan pribadi dan promosi penjualan.

(39)

commit to user

membujuk orang supaya membeli, seperti yang dikatakan oleh Frank Jefkins : advertising is aims to persuade people to buy. (Rhenald Kasali, 1995:9)

Sebuah iklan yang baik haruslah memiliki unsur penting yang sering disebut dengan istilah AIDCA, yaitu Attention (Perhatian), Interest (ketertarikan), Desire (keinginan), Convition (keyakinan), Action (Tindakan).

a. Attention (Perhatian)

Iklan harus menarik khalayak sasaran, baik pembaca, pendengar dan pemirsa. Untuk itu memerlukan bantuan antara lain ukuran (size untuk media cetak, air time untuk media penyiaran), penggunaan warna (spot atau full colour), tata letak (layout) jenis huruf (typography) yang ditampilkan selain untuk memperjelasnya maka digunakan pembagian klasifikasi seperti berikut:

Menggunakan headline yang mengarahkan

Menggunakan slogan yan mudah diingat

Menonjolkan atau menebalkan huruf

Menonjolkan Selling Point (keunggulan produk) pada suatu produk

Menggunakan huruf tebal (bold) untuk menonjolkan kata-kata yang menjual

(40)

commit to user b. Interest (ketertarikan)

Setelah perhatian calon konsumen dapat direbut maka sekarang adalah bagaimana caranya agar para calon konsumen berminat untuk mengunjungi dan mengakomodasi fX lifestyle X’nter, untuk itu konsumen perlu dirangsang agar mau untuk membaca dan mengikuti pesan-pesan yang disampaikan.

c. Desire (Keinginan)

Iklan harus berhasil menggerakkan keinginan konsumen untuk memiliki atau menikmati produk yang diiklankan.

d. Conviction (Keyakinan)

Setelah berhasil menciptakan kebutuhan bagi calon pembeli, maka untuk menimbulkan rasa percaya diri pada diri calon pembeli, sebuah iklan dapat ditunjang berbagai kegiatan peragaan seperti testimonial atau pembuktian, membagi-bagikan contoh secara gratis dan lain sebagainya.

e. Action (Tindakan)

(41)

commit to user

benak konsumen tentang keberadaan suatu produk sehingga secara tidak langsung dapat menghasilkan suatu keuntungan.

Strategi pemasaran banyak berkaitan dengan komunikasi. Periklanan merupakan salah satu bentuk khusus komunikasi untuk memenuhi fungsi pemasaran. Untuk dapat menjalankan fungsi pemasaran, maka apa yang harus dilakukan dalam kegiatan periklanan tentu saja harus lebih dari sekedar memberikan informasi kepada khalayak. Periklanan harus dapat mampu membujuk khalayak ramai agar berprilaku sedemikian rupa sesuai dengan strategi pemasaran perusahaan untuk mencetak penjualan dan keuntungan. (Frank Jefkins, 1996:15)

3. Media Promosi

(42)

commit to user

Dalam penyampainanya promosi membutuhkan media efektif dan efisien agar maksud dan tujuannya dapat tersampaikan dengan baik. Dalam periklanan media penyampaian pesan ini dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Media Lini Atas (Above The Line Media)

Media ini menggunakan biro iklan organisasi untuk membantu mempublikasikan pesan atau iklan yang disampaikan pada target audiene. Sedangkan media perancangan ini terbagi menjadi:

Media Cetak

Adalah media yang penyebaranya menggunakan teknik cetak (printing), antara lain: poster, iklan surat, brosur, x-banner dan sebagainya.

Media Luar Ruang

Adalah media yang sosialisasinya secara fisik berada di luar ruangan, antara lain: billboard, baliho, mobile ad, spanduk dan sebagainya.

b. Media Lini Bawah (Bellow The Line Media)

(43)

commit to user c. Media Event

Pada bagian ini pesan disampaikan dengan sebuah kegiatan langsung di tengah masyarakat atau target audien. Sebagai contoh: workhshop, pameran, event pertunjukan musik dan lain sebagainya.

C.

Tinjauan tentang

Corporate Identity

1. Pengertian dan manfaat Corporate Identity

Corporate Identity atau lebih sering didengar identitas perusahaan/ jati diri perusahaan adalah semua perwakilan atau perwujudan media visual dan fisik yang menampilkan jati diri organisasi sehingga dapat membedakan organisasi/perusahaan tersebut dengan organisasi/perusahaan lainnya.

Corporate Identity dihadirkan ketika suatu perusahaan/organisasi atau kelompok kepemilikan suatu perusahaan/organisasi berusaha secara bersama membangun filosofi perusahaan/organisasi tersebut.

(44)

commit to user

Empat fungsi dari corporate identity dapat dilihat dan dibedakan seagaimana berikut dengan tiga antaranya lebih diarahkan pada pihak eksternal stakeholder, yaitu:

a. A corporate identity provides an organization with visibility and reognisaility (almer and Gray, 2000; Dowlin, 1993; Du Gay, 2000).

“Sebuah identitas Perusahaan menyediakan sebuah organisasi dengan

visibilitas dan reognisaility”. Fungsi yang bertujuan agar publik

mengetahui keberadaan organisasi tersebut dan paham terhadap core bisnis secara tepat.

b. A corporate visual identity symbolizes an organisation for external stakeholsers, and hene, contributes to its image and reputation (Shultz, Hatch, and Larsen, 2000). (Van Den Bosh, De Jong and Elving: 2005) Fungsi yang mengkaitkan antara reputasi dan identitas dan simpulkan bahwa corporate identity memiliki peran yang mendukung di dalam menciptakan reputasi. Fungsi dimana corporate identity memiliki peran yang mendukung didalam menciptakan reputasi. Fungsi dimana corporate identity mencerminkan struktur dari suatu organisasi kepada

eksternal stakeholdernya, proses visualisasi corporate identity lekat hubungannya seperti halnya hubungannya antara divisi atau unit. c. (Olinis: 1989) adalah seorang yang terkenal dengan pola stuktur

(45)

commit to user

different brands are developed for parts of the organization or for different product lines, endorsed identity with different brand which

are (visually) connected to each other. Namun konsep yang dipekenalkan oleh Olinis lebih sering diperkenalkan seperti struktur identitas perusahaan ketimbang sebagai corporate visual identity dan hanya menyediakan satu indikasi dari presentasi visual pada organisasi tanpa pernah mengurainya sebuah struktur identitas.

d. A fourth internal function of corporate visual identity relatity to employees, identification with the organisation as a whole and/or the

specific department they work for (depending on the orporate visual strategy in this respet). Identificaion appears to be crucial for employess (Bromley, 2001; Dutton, Dukerich and Harquail, 1994; Kiriakidou and Millward,2000).

Corporate Identity dari tiga bagian yang digunakan dalam bermacam cangkupan:

Corporate Visual (logo, uniform dsb)

Corporate Communication (iklan,public relations, informasi dsb)

Corporate Behavior (nilai-nilai internal, norma-norma)

Corporate Identity juga muncul sebagai suatu bentuk pemahaman sosial dalam masyarakat. Di dalam masyarakat yang besar seperti Negara misalnya, suatu golongan yang berskala minoritas cenderung untuk

berusaha keras dalam mengembangkan memperkenalkan “Corporate

(46)

commit to user

ikatan/bon yang khusus pada setiap pelaku atau anggota golongan tersebut sekalipun merekabelum pernah bertemu sebelumnya. Ikatan/bon ini dibangun seara umum atas dasar pengalaman yang serupa, diskriminasi yang serupa, mempunyai nilai-nilai budaya yang serupa, pembatasan yang ekonomi, dan lain-lain.

Pada monograph didalam Chinese Corporate Identity (Routledge, 2005), Peter Peverelli, mengusulkan suatu definisi yang baru tentang Corporate Identity, yang didasarkan dengan teori organisasi secara umum yang pernah ditampilkan pada awal-awal pekerjaan Peverelli (2000). Berikut definisi corporate identity sebagai hasil interaksi sosial:

Corporate identity adalah cara atau usaha para aktor korporasi adalah

istilah yang digunakan bagi yang merasa diri mereka bertindak atas nama (perusahaan/golongan) untuk menampilkan perusahaan/golongan agar mereka bisa dipertimbangkan di dalam interaksi sosial yang berkelanjutan dengan para aktor yang lain dalam konteks yang spesifik. Hal itu meliputi persamaan persepsi tenteng realitas, ways-to-do-things, perilaku lain yang terkait, dll.

(47)

commit to user

Aktor korporasi dapat membangun suatu identitas yang berada dalam kontek yang berbeda pula.

Corporate Identity merupakan salah satu media atau sarana penunjang guna meningkatkan serta memberikan kepuasan, pendekatan dan pengenalan identitas, visi dan misi suatu kegiatan usaha terhadap konsumen. Tujuan perancanaan corporate identity ini adalah agar masyarakat lebih mengenal atau memahami pribadi perusahaan dan menjaga hubungan tali asih antara mencapai tujuan perancangan komunikasi visual corporate identity adalah dengan cara mengaplikasikan corporate identity pada segala kebutuhan sarana yang menunjang kegiatan perusahaan.

D.

Tinjauan tentang Periklanan

1. Definisi Periklanan

Periklanan (advertising) adalah semua bentuk penyajian dan promosi non-personal tentang gagasan, barang atau jasa, yang dibayar oleh satu sponsor atau pihak tertentu.

Periklanan merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahan kepada calon pembeli yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya semurah-murahnya (Frank Jefkins, 1996: 5).

2. Fungsi Periklanan

(48)

commit to user

Periklanan membuat konsumen sadar (aware) akan merek-merek baru, mendidik mereka tentang berbagai fitur dan manfaat merek serta memfasilitasi penciptaan citra merek yang positif.

b. Persuading (membujuk)

Iklan yang efektif mampu mempersuasi (membujuk) pelanggan untuk mencoba produk dan jasa yang diiklankan.

c. Reminding (mengingatkan)

Iklan menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan para konsumen.

d. Adding value (memberikan nilai tambah)

Periklanan memberi nilai tambah pada merek dengan mempengaruhi persepsi konsumen. Periklanan yang efektif meyebabkan merek dipandang lebih elegan, lebih bergaya, lebih bergengsi, dan bisa lebih unggul dari tawaran pesaing.

e. Assisting (mendampingi)

(49)

commit to user

3. Prinsip Dasar Desain

Dalam mencipta sebuah iklan, diperlukan prinsip atau dasar untuk menciptakan satu kesatuan yang dapat menunjang sebuah iklan.

Prinsip-prinsip tersebut antara lain: a. Kesatuan (Unity)

Semua bagian dari suatu layout harus menyatu guna membentuk keseluruhan layout.

b. Keberagaman (Variety)

Iklan selayaknya tidak menimbulkan kesan monoton. Dalam suatu layout harus ada suatu perubahan dan pengkontrasan seperti menggunakan jenis huruf tebal dan medium, memanfaatkan ruang kosong dan pemanfaatan gambar-gambar.

c. Keseimbangan (Balance)

Keseimbangan simetris dapat dicapai dengan pembagian, sehingga suatu rancangan (design) dapat dibagi menjadi dua bagian yang sama, seperempat bagian dan seterusnya.

b. Irama (Ritme)

(50)

commit to user c. Hukum Harmoni (Harmony)

Dalam rancangan atau layout iklan selayaknya tidak ada kekontrasan yang mecolok, membosankan serta menyentak. Biasanya seluruh unsur iklan harus harmonis serta membantu menciptakan kesatuan.

d. Proporsi (Proportion)

Hal ini khususnya berkenaan dengan jenis ukuran huruf yang digunakan untuk lebarnya naskah atau copy iklan.

e. Skala (Scale)

Jarak pengkihatan (visibility) tergantung pada skala nada serta warna. Warna mecolok biasanya ditampilkan oleh warna primer. Hukum skala dapat digunakan dengan desain tipografis ketika headline (judul) serta subheading (subjudul) dibuat kontras dengan area warna abu-abu dari

huruf teks.

f. Penekanan (Emphasis)

Sebuah iklan dapat dibuat sehingga tampak menarik, jika ada penekanan seperti jenis huruf tebal atau misalnya kata-kata tertentu diberi penekanan dengan menggunakan warna lain.

4 Daya Tarik Iklan

(51)

commit to user

Adalah penampilan luar ilustrasi yang menyertai suatu iklan (Liliweri, 1992). Aspek yang terkandung antara lain meliputi:

1. Gambar (berupa ilustrasi dan foto)

Emosi secara psikologis cukup bagus diekspresikan dalam gambar. Sebuah gambar lebih mampu untuk mendramatisir sehingga lebih mudah mempengaruhi perasaan manusia.

2. Warna

Warna mempunyai reaksi penting dalam karakteristik kepribadian dan lebih berbicara pada tataran emosi. Pemilihan warna yang baik akan menimbulkan respon positif bagi komunikan.

3. Komposisi

Pengaturan elemen-elemen atau susunan dalam gambar (ilustrasi/foto). 4. Ukuran Iklan

Iklan cetak dengan ukuran besar lebih efektif dan lebih dapat merebut perhatian khalayak dan mempertajam ingatan masyarakat terhadap iklan yang disampaikan.

b. Daya Tarik Pesan

Adalah kemampuan kata-kata untuk menarik perhatian khalayak. Iklan harus memperhatikan struktur iklan, gaya pesan dan appeals pesan yang mengacu pada motif psikologis yang terkandung dalam pesan.

(52)

commit to user a) Selling Idea

Yaitu ide dalam iklan tersebut harus dapat menjual barang atau jasa yang ditawarkan.

b) Persuative

Yaitu iklan yang disampaikan bersifat membujuk sehingga dapat menimbulkan desire.

c) Unexpected

Yaitu ide yang ditampilkan dalam iklan adalah hal–hal yang tak terduga, gila-gilaan, spektakuler dan luar biasa.

d) Relevant

Yaitu iklan harus dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya tentang produk yang ditawarkan.

e) Simple

Yaitu iklan yang disampaikan harus membentuk satu persepsi atas produk atau tujuan yang diiklankan.

5. Iklan yang Efektif

Iklan disebut efektif bila ia mencapai tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh pengiklan (Terence A. Shimp, 2000: 415).

Iklan yang efektif meliputi beberapa pertimbangan berikut ini: a. Iklan harus memperpanjang suara strategi pemasaran

(53)

commit to user

Para konsumen membeli manfaat-manfaat produk, bukan atribut atau lambangnya. Oleh karena itu, iklan harus dinyatakan dengan cara yang berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan, keinginannya, serta apa yang dinilai oleh konsumen daripada si pemasar.

c. Periklanan yang efektif harus persuasif

Persuasi biasanya terjadi ketika produk yang diiklankan dapat memberikan keuntungan tambahan bagi konsumen.

d. Iklan harus menemukan cara yang unik untuk menerobos kerumunan Pada pengiklan secara continue berkompetisi dengan para pesaingnya dalam menarik perhatian konsumen. Ini bukan tugas yang mudah karena sudah terlalu banyak iklan di media cetak, media elektronik serta sumber-sumber informasi lainnya yang tersedia setiap hari ke hadapan konsumen. e. Iklan yang baik tidak pernah menjanjikan lebih dari apa yang bisa

diberikan

Intinya adalah menerangkan dengan apa adanya, baik dalam pengertian etika serta dalam pengertian bisnis yang cerdas. Para konsumen belajar dengan cepat ketika mereka ditipu dan akan membenci si pengiklan. f. Iklan yang baik mencegah ide kreatif dari strategi yang berlebihan

(54)

commit to user

6. Periklanan sebagai Proses Komunikasi

Tujuan periklanan umumnya mengandung misi komunikasi. Periklanan adalah suatu komunikasi massa yang harus dibayar untuk menarik kesadaran, menarik informasi, mengambangkan sikap, atau mengharapkan adanya suatu tindakan yang menguntungkan bagi pengiklan (Rhenald Kasali, 1992: 51).

Dalam mengembangkan komunikasi yang efektif, terdapat beberapa langkah-langkah yang perlu diperhatikan. Komunikasi melibatkan sembilan elemen, yaitu :

a. Sumber (Source)

Sumber atau pengirim adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.

b. Penerjemahan (Encoding)

Adalah suatu proses menerjemahkan pemikiran ke dalam bentuk-bentuk simbolis.

c. Pesan (Message)

Adalah suatu ekspresi simbolis atau materi promosi yang dikirimkan oleh pengirim.

d. Saluran penyampaian pesan (Message channel)

Adalah suatu saluran komunikasi (media) yang dilalui pesan dari pihak pengirim untuk disampaikan kepada pihak penerima.

e. Penerima (Receiver)

(55)

commit to user f. Interprestasi (Decoding)

Adalah aktivitas yang dilakukan pihak penerima dalam menginterprestasi atau mengartikan pesan yang diterima.

g. Gangguan (noise)

Berupa penyimpangan yang tidak direncanakan selama proses komunikasi. Hasilnya, pesan menjadi tidak terfokus atau bahkan berlawanan dan tidak terintegrasi dengan baik.

h. Umpan balik (feedback)

Adalah bagian dari respon penerima yang dikomunikasibalikkan kepada pengirim.

7. Media Periklanan sebagai Media Berpromosi

Media mempunyai peran yang sangat penting dan strategis bagi kegiatan periklanan, karena lewat medialah suatu pesan dapat diwujudkan dan disampaikan sehingga dapat ditangkap panca indera konsumennya. Media dalam hal ini mempunyai makna sebagai sarana komunikasi untuk menyampaikan pesan pengiklan kepada konsumen dalam bentuk cetak maupun audio visual. Jenis media periklanan antara lain ada media lini atas (above the line), yang terdiri dari iklan-iklan yang disampaikan melalui media cetak (surat kabar, majalah, brosur, poster, dan sebagainya), media elektronik (radio, televisi, film, dan sebagainya), serta media luar ruang atau outdoor media (billboard, spanduk, dan sebagainya), dan media lini bawah (below the

(56)

commit to user

Sebenarnya kategori media promosi terdapat media primer dan media sekunder. Media primer adalah media yang memimpin (atau yang diutamakan) dalam sebuah kampanye iklan, sedangkan media sekunder adalah media-media yang bersifat menunjang atau melengkapi. Pemilihan jenis media sebagai media primer ataupun media sekunder tergantung pada apa yang akan diiklankan (Frank Jefkins, 1994: 86). Media yang dipilih sebagai media primer harus mampu menyampaikan pesan dengan sangat efektif dan selanjutnya akan didukung oleh media sekunder pada proses kelanjutannya.

8. Media sebagai penunjang komunikasi periklanan

Media-media periklanan yang berkonsep visual akan dipilah-pilah menjadi media primer dan sekunder dalam pelaksanaan kegiatan promosi. Media primer akan digunakan dengan pertimbangan bahwa media tersebut akan sangat efektif bila digunakan dengan memperhatikan masalah target audience dan segmentasi. Sedangkan media sekunder, digunakan sebagai media pendukung yang akan digunakan setelah media primer.

a. Media Cetak

(57)

commit to user

tersebut akan menjadi lebih efektif dan efisien dalam membidik sasarannya. Disamping kelebihan tersebut, penggunaan media cetak tersebut juga memiliki kekurangan, antara lain memiliki nilai waktu yang terbatas dan pendek, karena media tersebut bisa juga langsung diabaikan.

b. Media Elektronik

Penggunaan media ini untuk berpromosi akan sangat memperhatikan faktor anggaran kegiatan. Penggunaan media elektronik sekarang ini memang memiliki keuntungan yang besar, karena remaja pada umumnya gemar menonton televisi, mendengarkan radio, dan online di dunia maya atau internet.

1. Televisi

(58)

commit to user

Sedangkan kelemahan iklan televisi terletak pada biaya yang besar dan kemungkinan iklan di televisi menjangkau pasar yang tidak tepat. 2. Radio

Penggunaan radio dalam berpromosi juga bisa digunakan. Oleh karena itu meskipun iklan radio mudah dimengeti karena tidak memerlukan kemampuan membaca dan jangkauan khalayak sasarannya yang besar dan pada waktu yang bersamaan serta biaya yang cukup murah, namun iklan radio hanya bersifat audio saja, tanpa ada unsur visual.

3. Internet

Media internet merupakan media baru yang sedang dikembangkan untuk digunakan dalam kegiatan promosi. Kaum remaja pun menyukai kegiatan yang berkaitan dengan internet, seperti browsing, chatting, dan sebagainya. Dalam menggunakan media ini untuk

berpromosi, memiliki keuntungan seperti pesan yang disampaikan akan sampai kepada sasaran yang dituju dengan efektif, karena nantinya iklan akan dipasang pada situs-situs yang disukai remaja sehingga akan lebih efektif penyampaiannya.

c. Media Event

(59)

commit to user

Event-event ini dapat dirancang tersendiri oleh perusahaan yang bersangkutan dengan menggunakan jasa event organizer atau dapat hanya berperan sebagai sponsor utama.

d. Through The Line Media

Pada dasarnya Through The Line Media adalah pemanfaatan semua bentuk media yang sesuai dengan perilaku konsumen untuk mencapai tujuan kampanye periklanan. Through the Line Media bisa membantu dengan cara menghidupkan merek dan interaksi yang langsung dengan konsumen dengan memberi tahu keuntungannya secara langsung dalam waktu yang tepat. Through the Line Media bisa diterapkan dengan mengamati secara teliti keseharian konsumen, dimana saja calon konsumen, khususnya para target primer biasanya banyak berada, di mana mereka paling sering memikirkan dan memakai merek tersebut dan memaksimalkan penggunaan media yang ada di sekitar lingkungan mereka berada. Contohnya antara lain iklan atau slogan iklan yang dipasang pada dasar gelas atau dasar botol yang hanya terbaca saat air di dalamnya sudah habis diminum dan lain sebagainya.

e. Ambience Media

(60)

commit to user

seperti iklan televisi, radio, poster dan sebagainya. Berbagai format atau bentuk ambience media sekarang tersedia sebagai penunjang disiplin komunikasi, periklanan, direct marketing, public relation, event marketing, sponsorship dan sebagainya. Ambience media juga

berhubungan dengan area-area pusat perbelanjaan, restauran-restauran terkenal dan publik area yang biasa dikunjungi masyarakat.

Ambience media dapat diterapkan melalui pemasangan iklan di

tempat-tempat yang tidak terduga, dimana calon konsumen merasa surprise dan unexpected saat melihat iklan tersebut, namun dapat memberikan pengaruh

yang cukup kuat untuk terus memperhatikan dan mengenalnya lebih jauh apa yang ditawarkan dalam iklan tersebut.

E.

Tinjauan tentang Gaya Hidup

(61)

commit to user

Fenomena ini pokok pangkalnya adalah stratifikasi sosial, sebuah struktur sosial yang terdiri lapisan-lapisan : dari lapisan teratas sampai lapisan terbawah. Dalam struktur masyarakat modern, status sosial haruslah diperjuangkan (achieved) dan bukannya karena diberi atau berdasarkan garis keturunan (ascribed). Selayaknya status sosial merupakan penghargaan masyarakat atas prestasi yang dicapai oleh seseorang. Jika seseorang telah mencapai suatu prestasi tertentu, ia layak di tempatkan pada lapisan tertentu dalam masyarakatnya. Semua orang diharapkan mempunyai kesempatan yang sama untuk meraih prestasi, dan melahirkan kompetisi untuk meraihnya.

Di Amerika Serikat kelas sosial ini seperti yang diklasifikasikan oleh Coleman menjadi 7 kelas sosial masing-masing kelas Atas-Atas, Atas Bawah, Menengah Atas, kelas Menengah, kelas Pekerja, Bawah Atas, Bawah-Bawah.

Sementara di Kota Jakarta, hasil penelitian Sosiologi UI yang tertuang dalam Rencana Umum Pembangunan Sosial Budaya DKI Jakarta 1994-1995, dapat distratifikasikan dalam lima strata, yaitu lapisan elite, lapisan menengah, lapisan peralihan, lapisan bawah, dan lapisan terendah.

Dalam perilaku konsumen secara samar orang membedakan pengertian kelas sosial dengan pengertian status sosial. Jika kelas sosial mengacu kepada pendapatan atau daya beli, status sosial lebih mengarah pada prinsip-prinsip konsumsi yang berkaitan dengan gaya hidup.

(62)

commit to user

dengan memilih memproyeksikan diri lebih tinggi dari seharusnya, atau mungkin justru bersikap low profile dengan memilih memproyeksikan lebih rendah dari yang seharusnya. Pembelian simbol status secara kredit merupakan upaya untuk menempatkan diri di atas resources yang dimiliki.

Seseorang dapat memproyeksikan status sosial tertentu berdasarkan simbol status yang dimiliki. Tujuan pemakaian simbol-simbol status ini adalah memproyeksikan citra diri seseorang agar dipersepsi sebagai bagian dari kelas sosial tertentu.

Karena dalam status ini tersimpan unsur prestise, maka pemakaian simbol status menjadi penting. Kepemilikan simbol status diharapkan menimbulkan respek orang lain untuk mendukung citra yang ingin ditampilkan sesuai dengan status sosialnya.

Hal ini terkait dengan konsep diri (self concept). Konsumen menganggap produk-produk tersebut dapat membantunya untuk mengekspresikan citra apa yang ingin dipancarkan. Citra tersebut dapat merefleksikan citra diri aktual (actual self) yang menggambarkan gambaran saya yang sebenarnya (the real me) maupun citra diri ideal (the ideal self) yang menggambarkan sosok yang diinginkan (the person Id like to be). Produk ini dapat digunakan untuk kedua citra tersebut: dapat digunakan untuk merefleksikan siapa diri kita, dan juga dikesempatan lain dapat dimanfaatkan menjadi apa yang kita inginkan.

(63)

commit to user

sosial. Terjadi universalitas simbol-simbol status yang bukan hanya berdasarkan jenis benda yang harus dimiliki, tetapi lebih spesifik lagi adalah mereknya. Beberapa merek muncul menjadi bahasa untuk mengatakan status sosial yang meningkat. Misalnya Rolex untuk jam tangan, jas hujan Blackberry, busana Giorgio Armani dan pena Montblanc. Tujuan pemakaian simbol-simbol status ini adalah memproyeksikan citra diri seseorang.1

F. Tinjauan tentang Pusat Perbelanjaan

1. Pengertian Pusat Perbelanjaan

Pusat perbelanjaan pada awalnya adalah suatu tempat yang berfungsi sebagai tempat perdagangan (tempat bertemunya penjual dan pembeli dalam melakukan transaksi) dibidang barang maupun jasa yang bersifat kegiatannya untuk melayani umum dan lingkungan sekitarnya atau dapat juga diartikan sebagai tempat perdagangan eceran atau retail yang lokasinya digabung dalam satu bangunan atau kompleks. Hal ini dapat dilihat pada definisi pusat perbelanjaan di bawah ini.

Menurut Jeffrey D. Fisher, Rober. Martin dan Paige Mosbaugh (1991: 21) definisi pusat perbelanjaan adalah sebuah bangunan yang terdiri dari beberapa toko eceran yang umumnya dengan satu atau lebih toko serba ada,

(64)

commit to user

collectively handle avaried assortment of goods, satisfying most of the merchandise needs of consumers within convenient traveling timer of their

homes or places of work”. Maksudnya adalah sekelompok pedagang eceran

yang berada dalam satu bangunan yang bersama-sama menyediakan berbagai macam produk, menyediakan kebutuhan-kebutuhan konsumen dengan kenyamanan berbelanja yang disediakan seperti di rumah atau tempat kerja mereka sendiri.

Bloch, Ridgway dan Nelson (1991: p.445-456) mengatakan bahwa pusat perbelanjaan telah menjadi pusat perkumpulan, menawarkan daya tarik rekreasi pada pengunjung seperti musik, bioskop, permainan, aktifitas seperti makan di luar, menghadiri pertemuan dan bertemu dengan teman.

Pusat perbelanjaan tidak hanya sebagai tempat untuk membeli produk atau jasa dapat juga sebagai tempat untuk melihat-lihat, memegang, tempat bersenang-senang, tempat rekreasi, tempat yang dapat menimbulkan rangsangan yang mendorong orang untuk membeli dan bersosialisasi dengan tujuan untuk tempat bersantai juga dapat terjadi.

2. Perkembangan Pusat Perbelanjaan

Gambar

Gambar III.A.1.c.2: fCONE
Gambar III.A.1.c.4: ATMOSTFER Dry Slider
Gambar III.A.1.c.6: Urban Wheel
Gambar III.A.1.c.8: Digital Sky F3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Umar, (2005) tujuan menganalisis aspek keuangan dari suatu studi kelayakan proyek bisnis adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat

Dari penelitian dan perhitungan yang telah dilakukan oleh peneliti, diperoleh bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara minat belajarhasil belajar pada sistem

Pada penelitian ini yang dikaji adalah program aplikasi yang dirancang untuk menganalisa tes kepribadian manusia dengan menjawab pertanyaan tes kepribadian

Formulir Penjualan Kembali Unit Penyertaan CIMB-P Income Fund A yang telah dipenuhi sesuai dengan syarat dan ketentuan yang tercantum dalam Prospektus dan

Hasil penelitian yang dilakukan di pondok pesantren Ibnu Taimiyah Bogor menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap perineal hygiene.. P

Metabolit sekunder apa saja dari fungi endofit daun A.marina yang berperan sebagai antifungi terhadap C.albicans.. Mempelajari jenis isolat fungi endofit daun mangrove A.marina

〔商法四六七〕特許権を目的とする質権設定登録が遅れたことにつ