PROFESIONAL TENAGA KEPENDIDIKAN DAN
PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU
PROFESIONAL TENAGA KEPENDIDIKAN DAN
PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU
BAB I PROFESIONALISASI TENAGA KEPENDIDIKAN
1.Tenaga Kependidikan
2.Komponen Pendidikan dan Pelatihan
3.Model Pengembangan Tenaga Kependidikan
BAB II PENGEMBANGAN PROFESIONAL
GURU
1.Tujuan Pengembangan profesional
guru dan masalah formulasi model
2.Pengembangan Profesional Guru
3.Pandangan
Praktisi
terhadap
profesional guru
PROFESIONAL TENAGA KEPENDIDIKAN DAN
PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU
PROFESIONAL TENAGA KEPENDIDIKAN DAN
PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU
1.Tenaga Kependidikan
1.Tenaga Kependidikan
KEMBALI KE MENU
KEMBALI KE MENU
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional: Pendidik adalah tenaga
professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan
pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,
terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
Pendidik yang mengajar pada satuan pendidikan dasar dan menengah
disebut guru dan pendidik yang mengajar pada satuan pendidikan tinggi
disebut dosen. (pasal 39 ayat 2 dan 3 No. 20 / 2003).
PROFESIONAL TENAGA KEPENDIDIKAN DAN
PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU
PROFESIONAL TENAGA KEPENDIDIKAN DAN
PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU
1.Tenaga Kependidikan (Lanjutan)
1.Tenaga Kependidikan (Lanjutan)
KEMBALI KE MENU
KEMBALI KE MENU
Mimbar Pendidikan IKIP Bandung No. 3/
September 1987 :87 : Guru idaman
merupakan produk dari keseimbangan
antara penguasaan aspek keguruan dan
disiplin ilmu.
Tenaga kependidikan merupakan salah
satu kunci utama berhasil atau tidaknya
gerakan
pendidikan
dalam
rangka
PROFESIONAL TENAGA KEPENDIDIKAN DAN
PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU
PROFESIONAL TENAGA KEPENDIDIKAN DAN
PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU
2. Komponen Pendidikan dan Pelatihan
2. Komponen Pendidikan dan Pelatihan
KEMBALI KE MENU
KEMBALI KE MENU
1. Penyajian teori
2. Peragaan atau pendemonstrasian
keterampilan-keterampilan atau model-model
3. Praktek yang disimulasikan dan setting kelas
4. Umpan balik terstruktur
5. Umpan balik
open-ended
6. Pembekalan untuk aplikasi.
Semua ditata sedemikian rupa bagi
pengembangan aktivitas pendidikan baik
PROFESIONAL TENAGA KEPENDIDIKAN DAN
PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU
PROFESIONAL TENAGA KEPENDIDIKAN DAN
PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU
3. Model Pengembangan Tenaga Kependidikan
3. Model Pengembangan Tenaga Kependidikan
KEMBALI KE MENU
KEMBALI KE MENU
Pengertian model
Menurut
Page & Thomas
(1978) :
visualisasi atau konstrusi konkret dari suatu konsep berupa
kegiatan-kegiatan pengembangan tenaga kependidikan pada
instansi terkait.
Pengelolaan tenaga kependidikan:
serangkaian aktivitas
yang dilakukan secara sistemik dan fungsional dengan tujuan
mendapatkan tenaga dengan baku mutu tertentu dalam
jumlah memadai.
Guru memegang fungsi dan mengemban
tanggung
jawab paling besar dalam proses pembelajaran di kelas dan di
luar kelas, termasuk pelaksanaan tugas-tugas bimbingan
penyuluhan dan bimbingan karir bagi mereka.
PROFESIONAL TENAGA KEPENDIDIKAN DAN
PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU
PROFESIONAL TENAGA KEPENDIDIKAN DAN
PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU
3. Model Pengembangan Tenaga Kependidikan
3. Model Pengembangan Tenaga Kependidikan
KEMBALI KE MENU
KEMBALI KE MENU
Pola A dan Pola B
Pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki performansi
pekerjaan pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi
tanggung jawabnya. didesain khusus untuk membantu
pertumbuhan professional tenaga kependidikan.
Pola A
dikembangkan di Amerika Serikat, Swedia dan Inggris,
yaitu lembaga pendidikan formal memberikan hampir seluruh
keterampilan khusus yang diperlukan untuk bekerja dan
pelatihan di tempat kerja memberikan sedikit lebih banyak
instruksi yang berkaitan dengan tugas yang segera harus
dilaksanakan.
PROFESIONAL TENAGA KEPENDIDIKAN DAN
PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU
PROFESIONAL TENAGA KEPENDIDIKAN DAN
PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU
3. Model Pengembangan Tenaga Kependidikan
3. Model Pengembangan Tenaga Kependidikan
KEMBALI KE MENU
KEMBALI KE MENU
Di Indonesia memilih Model A, B, dan C. (Depdikbud, 1994) karena Faktor Geografis
Model A adalah pola penataran guru SMP dan SMU yang berada di satu lokasi.
Model B adalah pola penataran untuk guru di kota kabupaten yang para instrukturnya
harus datang ke kabupaten untuk menatar.
Model C adalah pola penataran untuk guru-guru yang bertugas di daerah terpencil, yang
didatangkan ke kota provinsi dengan fasilitas pondokan.
PROFESIONAL TENAGA KEPENDIDIKAN DAN
PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU
PROFESIONAL TENAGA KEPENDIDIKAN DAN
PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU
1.Tujuan Pengembangan profesional guru dan
masalah formulasi model
1.Tujuan Pengembangan profesional guru dan
masalah formulasi model
KEMBALI KE MENU
KEMBALI KE MENU
Pertama
, kebutuhan sosial untuk meningkat kan kemampuan
sistem pendidikan yang efisien dan manusiawi, serta
melakukan adaptasi untuk penyusunan kebutuhan-kebutuhan
sosial.
Kedua,
kebutuhan untuk menemukan Cara-cara untuk
membantu staf pendidikan mengembangkan pribadinya
secara luas, mengembangkan potensi sosial dan potensi
akademik generasi muda dalam interaksinya dengan alam ling
kungannya.
Ketiga,
kebutuhan untuk mengembangkan dan mendorong
keinginan guru untuk menikmati dan mendorong kehidupan
pribadinya, seperti halnya dia membantu siswanya dalam
mengembangkan keinginan dan keyakinan untuk memenuhi
tuntutan pribadi yang sesuai dengan potensi dasarnya.
PROFESIONAL TENAGA KEPENDIDIKAN DAN
PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU
PROFESIONAL TENAGA KEPENDIDIKAN DAN
PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU
1.Masalah Formulasi
Model
1.Masalah Formulasi
Model
KEMBALI KE MENU
KEMBALI KE MENU
Untuk berhasil menjadi guru perlu reorganisasi ( kondisi
tenaga kerja, pemantauan kinerja guru dan cara
mengajarnya, siap mengakses segenap informasi baru
yang berkaitan dengan alat-alat bantu peng ajaran
mutakhir dan pelatihan yang mereka gunakan, serta
keterlibatan yang besar dalam masyarakat di sekitar
sekolah).
Pengembangan profesional guru harus dikuatkan dan
diprakarsai dengan jalan melahirkan produk hukum
tertentu dan tindakan eksekutif berupa putusan dalam
bentuk dan jenis yang sangat berbeda dengan sistem
sosial lainnya.
Persyaratan-persyaratan sertifikasi, pertambahan gaji
dan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan
profesional, proporsi guru dan administrator untuk
mendaftarkan
diri
ke
universitas
dan
menjalani
pendidikan di atas jenjang sarjana muda, menyandang
gelar master dan doktor.
PROFESIONAL TENAGA KEPENDIDIKAN DAN
PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU
PROFESIONAL TENAGA KEPENDIDIKAN DAN
PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU
1.Masalah Formulasi
Model
1.Masalah Formulasi
Model
KEMBALI KE MENU
KEMBALI KE MENU
Formulasi model-model untuk meningkatkan mutu
pelatihan dalam jabatan masih bergumul dalam
suasana yang kompleks dan berbenturan dengan
masalah-masalah
Kenyataan ini menyebabkan banyak orang berbicara
negatit tentang pendidikan dalam jabatan guru dan
secara relatif hanya ada sedikit kesepakatan tentang
definisi pendidikan dalam jabatan guru.
PROFESIONAL TENAGA KEPENDIDIKAN DAN
PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU
PROFESIONAL TENAGA KEPENDIDIKAN DAN
PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU
2. Pengembangan
Profesional Guru
2. Pengembangan
Profesional Guru
KEMBALI KE MENU
KEMBALI KE MENU
Mendirikan lembaga baru dan meman tapkan usaha-usaha
Dana-dana dari negara federal dan negara bagian digunakan untuk mendirikan lembaga baru, yang disebut "pusat-pusat kegiatan guru" (teacher centres). Adanya Peraturan perundang-undangan, tentang Program Pengembangan Sekolah
Usaha-usaha terprogram dengan kuri kulum yang dikhususkan
Sebagian dana dari negara bagian dan/atau dana peniel intuit federal dialokasikan oleh otoritas moneter kegiatan pengembangan protesional dengan kurikulum yang dikhususkan. Program pengembangan profesional didesain sedemikian rupa, tanpa membedakan jenis kelamin dalam penyusunan kurikulum.
Program-program dengan dana proporsi yang dialokasikan bagi pengem bangan profesional
PROFESIONAL TENAGA KEPENDIDIKAN DAN
PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU
PROFESIONAL TENAGA KEPENDIDIKAN DAN
PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU
3. Pandangan Praktisi terhadap profesional
guru
3. Pandangan Praktisi terhadap profesional
guru
KEMBALI KE MENU
KEMBALI KE MENU
Dari sebuah survei ekstensif kepada anggota-anggota komunitas, personel pendidikan tinggi, dan guru-guru di California, Michigan, dan Georgia, Joyce, Howey. dan Yarger (1976) :
Dalam tiga kelompok peran umumnya setuju bahwa program pen didikan dalam jabatan guru masih ditempatkan pada level rendah. Guru-guru melaporkan bahwa mereka hanya menerima sedikit ban tuan pengembangan prolesional yang diterimanya sangat sedikit.
Di California sepertiga guru belum pernah mengikuti pendidikan dalam jabatan di perguruan tinggi selama tiga tahun terakhir.
Guru-guru pada dasarnya tidak saling mengunjungi dan mengob servasi pada saat mereka sedang mengajar dan sangat sedikit guru yang menerima banyak umpan balik tentang performansinya.
PROFESIONAL TENAGA KEPENDIDIKAN DAN
PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU
PROFESIONAL TENAGA KEPENDIDIKAN DAN
PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU
4. Pelatihan dan Fungsi pengembangan
profesional
4. Pelatihan dan Fungsi pengembangan
profesional
KEMBALI KE MENU
KEMBALI KE MENU
Bruce Joyce (1990) mengidentifikasi
komponen-komponen pelatihan adalah:
1. Penyajian Teori
2. Peragaan atau pendemonstrasian
keterampilan-keterampiIan atau model-model
3. Praktik yang disimulasikan dan setting kelas
4. Umpan balik terstruktur
PROFESIONAL TENAGA KEPENDIDIKAN DAN
PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU
PROFESIONAL TENAGA KEPENDIDIKAN DAN
PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU
4. Pelatihan dan Fungsi
pengembangan profesional
4. Pelatihan dan Fungsi
pengembangan profesional
KEMBALI KE MENU
KEMBALI KE MENU
Bruce Joyce (1990): Pengembangan profesional harus
memenuhi tiga fungsi:
a. Sebagai acuan sistem untuk melaksanakan kegiatan
pelatihan dalam jabatan (in-service training) yang cocok
bagi guru,
b. Sebagai bekal bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas
program-programnya, dan
c. Menciptakan suasana atau kondisi yang memungkinkan
guru untuk sebisa mungkin mengembangkan potensinya
secara optimal.
Untuk memenuhi fungsi tersebut, perlu dilakukan:
1. Pelatihan dalam jabatan,
2. Menjejaki kemungkinan adanva keterlibatan pemerintah
untuk memberi pengakuan yang sama terhadap pekerjaan
profesional dan anggota-anggota komunitasnya, dan
PROFESIONAL TENAGA KEPENDIDIKAN DAN
PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU
PROFESIONAL TENAGA KEPENDIDIKAN DAN
PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU
4.
Pelatihan
dan
Fungsi
pengembangan profesional
4.
Pelatihan
dan
Fungsi
pengembangan profesional
KEMBALI KE MENU
KEMBALI KE MENU