BAB II
LANDASAN TEORI
Landasan Teori merupakan hal penting dalam kegiatan ilmiah, terutama
untuk dimungkinkannya peneliti memperoleh pengertian tentang pokok penelitian
yang sedang dilakukan, baik secara toeritis maupun kenyataan empiris pada obyek
penelitian. Untuk itu pada bab ini dijelaskan definisikompetensi karyawan.
2.1 Kompetensi
Menurut Boulter et al. (dalam Rosidah, 2003:11), kompetensi adalah
karakteristik dasar dari seseorang yang memungkinkan karyawan mengeluarkan
kinerja superior dalam pekerjaannya. Kompetensi mengandung bagian
kepribadian yang mendalam dan melekat pada seseorang dengan perilaku yang
dapat diprediksi pada berbagai keadaan dan tugas pekerjaan. Prediksi siapa yang
berkinerja baik dan kurang baik dapat diukur dari kriteria atau standar yang
digunakan. Analisis kompetensi disusun sebagian besar untuk pengembangan
karier, tetapi penentuan tingkat kompetensi dibutuhkan untuk mengetahui
efektivitas tingkat kinerja yang diharapkan.
Menurut Boulter et al. (dalam Rosidah, 2003:11) level kompetensi adalah
sebagai berikut : Skill, Knowledge, Social Role, Self Image, Trait dan Motive.
Skill adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas dengan baik misalnya
seseorang untuk bidang khusus (tertentu), misalnya bahasa komputer. Social role
adalah sikap dan nilai-nilai yang dimiliki seseorang dan ditonjolkan dalam
masyarakat (ekspresi nilai-nilai diri), misalnya : pemimpin. Self image adalah
pandangan orang terhadap diri sendiri, merekflesikan identitas, contoh : melihat
diri sendiri sebagai seorang ahli. Trait adalah karakteristik abadi dari seorang
karakteristik yang membuat orang untuk berperilaku, misalnya : percaya diri
sendiri. Motive adalah sesuatu dorongan seseorang secara konsisten berperilaku,
sebab perilaku seperti hal tersebut sebagai sumber kenyamanan.
Kompetensi Skill dan Knowledge cenderung lebih nyata (visible) dan
relatif berada di permukaan (atas) sebagai karakteristik yang dimiliki manusia.
Social role dan self image cenderung sedikit visibel dan dapat dikontrol perilaku
dari luar. Sedangkan trait dan motive letaknya lebih dalam pada titik sentral
kepribadian. Kompetensi pengetahuan dan keahlian relatif mudah untuk
dikembangkan, misalnya dengan program pelatihan untuk meningkatkan tingkat
kemampuan sumber daya manusia. Sedangkan motif kompetensi dan trait berada
pada kepribadian sesorang, sehingga cukup sulit dinilai dan dikembangkan. Salah
satu cara yng paling efektif adalah memilih karakteristik tersebut dalam proses
seleksi. Adapun konsep diri dan social role terletak diantara keduanya dan dapat
diubah melalui pelatihan, psikoterapi sekalipun memerlukan waktu yang lebih
lama dan sulit.
Spencer dan Spencer (dalam Moeheriono, 2009:3) menyatakan bahwa
kompetensi merupakan karakteristik yang mendasari seseorang berkaitan dengan
yang memiliki hubungan kausal atau sebagai sebab-akibat dengan kriteria yang
dijadikan acuan, efektif atau berkinerja prima atau superior di tempat kerja atau
pada situasi tertentu.
Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksud dengan kompetensi
dalam penelitian ini adalah suatu hal yang dikaitkan dengan kemampuan,
pengetahuan/wawasan, dan sikap yang dijadikan suatu pedoman dalam
melakukan tanggung jawab pekerjaan yang dikerjakan oleh karyawan.
2.2 Aspek-aspek yang Terkandung pada Konsep Kompetensi
Aspek yang terkandung dalam konsep kompetensi adalah sebagai berikut
(Gordon dalam Sutrisno, 2010: 204):
1. Pengetahuan (knowledge), yaitu kesadaran dalam bidang kognitif.
Misalnya seorang karyawan mengetahui cara melakukan identifikasi
belajar, dan bagaimana melakukan pembelajaran yang baik sesuai dengan
kebutuhan yang ada di perusahaan.
2. Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman kognitif, dan afektif yang
dimiliki oleh individu. Misalnya, seorang karyawan dalam melaksanakan
pembelajaran harus mempunyai pemahaman yang baik tentang
karakteristik dan kondisi kerja secara efektif dan efisien.
3. Nilai (value), adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara
psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. Misalnya, standar perilaku
para karyawan dalam melaksanakan tugas (kejujuran, keterbukaan,
4. Kemampuan (skill), adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk
melaksanakan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepada karyawan.
5. Sikap (attitude), yaitu perasaan (senang-tidak senang, suka-tidak suka)
atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar. Misalnya
reaksi terhadap krisis ekonomi, perasaan terhadap kenaikan gaji.
6. Minat (interest), adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu
perbuatan. Misalnya melakukan suatu aktivitas kerja..
2.3 Tingkatan Kompetensi SDM
Spencer dan Spencer (dalam Wibowo, 2007:96) mengelompokkan tiga
tingkatan kompetensi yaitu:
1. Behavioral Tools
a. Knowledge merupakan informasi yang digunakan orang dalam bidang
tertentu, misalnya membedakan antara akuntan senior dan junior.
b. Skill merupakan kemampuan orang untuk melakukan sesuatu dengan
baik. Misalnya, mewawancara dengan efektif, dan menerima pelamar
yang baik.
2. Image Attribute
a. Social Role merupakan pola perilaku orang yang diperkuat oleh
kelompok sosial atau organisasi.
b. Self Image merupakan pandangan orang terhadap dirinya sendiri,
identitas, kepribadian, dan harga dirinya.
a. Traits merupakan aspek tipikal berprilaku Misalnya, menjadi
pendengar yang baik.
b. Motive merupakan apa yang mendorong perilaku seseorang dalam
bidang tertentu (prestasi, afiliasi, kekuasaan).
2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Kompetensi
Michael Zwell (dalam Wibowo, 2007:102) mengungkapkan bahwa terdapat
beberapa faktor yang dapat memengaruhi kecakapan kompetensi seseorang, yaitu
sebagai berikut:
1) Keyakinan dan Nilai-nilai
Keyakinan orang tentang dirinya maupun terhadap orang lain akan sangat
mempengaruhi perilaku. Apabila orang percaya bahwa mereka tidak
kreatif dan inovatif, mereka tidak akan berusaha berpikir tentang cara baru
atau berbeda dalam melakukan sesuatu. Kepercayaan banyak pekerja
bahwa manajemen merupakan musuh yang akan mencegah mereka
melakukan inisiatif yang seharusnya dilakukan. Demikian pula apabila
manajer merasa bahwa mereka hanya mempunyai sedikit pengaruh,
mereka tidak meningkatkan usaha dan energi untuk mengidentifikasi
tentang bagaimana mereka harus memperbaiki sesuatu. Untuk itu, setiap
orang harus berpikir positif baik tentang dirinya maupun terhadap orang
2) Keterampilan
Keterampilan memainkan peran di kebanyakan kompetensi. Berbicara di
depan umum merupakan keterampilan yang dapat dipelajari, dipraktikkan,
dan diperbaiki. Keterampilan menulis juga dapat diperbaiki dengan
instruksi, praktik dan umpan balik. Dengan memperbaiki keterampilan
berbicara di depan umum dan menulis, individu akan meningkat
kecakapannya dalam kompetensi tentang perhatian terhadap komunikasi.
Pengembangan keterampilan yang secara spesifik berkaitan dengan
kompetensi dapat berdampak baik pada budaya organisasi dan kompetensi
individual.
3) Pengalaman
Keahlian dari banyak kompetensi memerlukan pengalaman
mengorganisasikan orang, komunikasi di hadapan kelompok,
menyelesaikan masalah, dan sebagainya. Orang yang tidak pernah
berhubungan dengan organisasi besar dan kompleks tidak mungkin
mengembangkan kecerdasan organisaional untuk memahami dinamika
kekuasaan dan pengaruh dalam lingkungan.
4) Karekteristik Kepribadian
Dalam kepribadian termasuk banyak faktor yang di antaranya sulit untuk
berubah. Akan tetapi, kepribadian bukannya sesuatu yang tidak dapat
berubah. Kenyataannya, kepribadian seseorang dapat berubah sepanjang
waktu. Orang merespons dan berinteraksi dengan kekuatan dan
dan pekerja dalam sejumlah kompetensi, termasuk dalam penyelesaian
konflik, menunjukkan kepedulian interpersonal, kemampuan bekerja
dalam tim, memberikan pengaruh dan membangun hubungan.
5) Motivasi
Motivasi merupakan faktor dalam kompetensi yang dapat berubah.
Dengan memberikan dorongan, apresiasi terhadap pekerjaan bawahan,
memberikan pengakuan dan perhatian individual dari atasan dapat
mempunyai pengaruh positif terhadap motivasi bawahan. Apabila manajer
dapat mendorong motivasi pribadi seorang pekerja, kemudian
menyelaraskan dengan kebutuhan bisnis, mereka akan sering menemukan
peningkatan penguasaan dalam sejumlah kompetensi yang mempengaruhi
kinerja. Kompetensi menyebabkan orientasi pada hasil, kemampuan
mempengaruhi orang lain, serta meningkatkan inisiatif. Peningkatan
kompetensi akan menigkatkan kinerja bawahan dan kontribusinya pada
organisasi akan meningkat.
6) Isu emosional
Hambatan emosional dapat membatasi penguasaan kompetensi. Takut
membuat kesalahan, menjadi malu, merasa tidak disukai atau tidak
menjadi bagian, semuanya cenderung membatasi motivasi dan inisiatif.
Perasaan tentang kewenangan dapat mempengaruhi kemampuan
komunikasi dan menyelesaikan konflik dengan manajer. Mengatasi
pengalaman yang tidak menyenangkan akan memperbaiki penguasaan
7) Kemampuan intelektual
Kompetensi bergantung pada pemikiran kognitif seperti pemikiran
konseptual dan pemikiran analitis. Faktor pengalaman dapat meningkatkan
kecakapan dalam kompetensi.
8) Budaya organisasi
Budaya organisasi mempengaruhi kompetensi sumber daya manusia
dalam kegiatan sebagai berikut:
a. Praktik rekrutmen dan seleksi karyawan, untuk mempertimbangkan
siapa di anatara pekerja yanng dimasukkan dalam organisasi dan
tingkat keahliannya tentang kompetensi.
b. Sistem penghargaan mengkomunikasikan pada pekerja bagaimana
organisasi menghargai kompetensi.
c. Praktik pengambilan keputusan mempengaruhi kompetensi dalam
memberdayakan orang lain, inisiatif, dan memotivasi orang lain.
d. Filosofi organisasi yaitu menyangkut misi, visi dan nilai-nilai
berhubungan dengan kompetensi.
e. Kebiasaan dan prosedur memberi informasi kepada pekerja tentang
berapa banyak kompetensi yang diharapkan.
f. Komitmen pada pelatihan dan pengembangan mengkomunikasikan
pada pekerja tentang pentingnya kompetensi tentang pembangunan
berkelanjutan.
g. Proses organisasional yang mengembangkan pemimpin secara
2.5 Kerangka Berfikir
Agar dapat mencapai tujuan penelitan sesuai dengan yang diharapkan,
perlu disusun kerangka dasar penelitian sebagai gambaran serta penjelasan
masing-masing variabel yang menjadi dasarpenilaian tingkat kompetensi.
Gambar 2.1
Kerangka Dasar Penelitian
Pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif merupakan jalan bagi
suatu organisasi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan pertumbuhan di
masa yang akan datang. Dengan kata lain, kompetensi karyawan sangat
mempengaruhi tingkat produktifitas karyawan agar lebih efisien dan efektif baik
dari segi waktu dan biaya dan menjadikan karyawan tersebut agar lebih
profesional dan handal pada masing-masing bidang. Menurut Boulter et al. (dalam
Rosidah, 2003:11), kompetensi adalah karakteristik dasar dari seseorang yang
memungkinkan karyawan mengeluarkan kinerja superior dalam pekerjaannya.
Kompetensi mengandung bagian kepribadian yang mendalam dan melekat pada
seseorang dengan perilaku yang dapat diprediksi pada berbagai keadaan dan tugas
pekerjaan. Prediksi siapa yang berkinerja baik dan kurang baik dapat diukur dari Kompetensi
1. Pengetahuan 2. Pemahaman 3. Nilai
4. Kemampuan 5. Sikap
untuk pengembangan karier, tetapi penentuan tingkat kompetensi dibutuhkan
untuk mengetahui efektivitas tingkat kinerja yang diharapkan
Oleh sebab itu, untuk meniliai tingkat kompetensi dapat dilihat
berdasarkan pengetahuan dari karyawan, pemahaman, nilai, kemampuan, sikap
dan minat. Dengan adanya pengetahuan (knowledge), seorang karyawan
mengetahui cara melakukan identifikasi belajar, dan bagaimana melakukan
pembelajaran yang baik sesuai dengan kebutuhan yang ada di perusahaan.
Pemahaman karyawan dalam melaksanakan pembelajaran harus mempunyai
pemahaman yang baik tentang karakteristik dan kondisi kerja secara efektif dan
efisien. Karyawan dalam melayani konsumen harus memiliki nilai yaitu dalam
melaksanakan tugas karyawan memiliki kejujuran, keterbukaan, demokratis, dan
lain-lain. Karyawan juga hendaknya memiliki kemampuan (skill), untuk
melaksanakan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepada karyawan. Selain itu
karyawan juga harus memiliki sikap yaitu perasaan (senang-tidak senang,
suka-tidak suka) atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar. Misalnya
reaksi terhadap krisis ekonomi, perasaan terhadap kenaikan gaji. Serta karyawan
memiliki minat (interest), untuk melakukan suatu perbuatan. Misalnya melakukan