• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI METODE TUTOR SEBAYA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VIII-2 SMP NEGERI 101 JAKARTA TAHUN PELAJARAN 20072008 SEMESTER GENAP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "IMPLEMENTASI METODE TUTOR SEBAYA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VIII-2 SMP NEGERI 101 JAKARTA TAHUN PELAJARAN 20072008 SEMESTER GENAP"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

A

lAsAn

G

uru

T

AkuT

M

elAkukAn

PTk

197

IMPLEMENTASI METODE TUTOR SEBAYA

DALAM UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA

PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VIII-2

SMP NEGERI 101 JAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2007/2008 SEMESTER GENAP

Oleh:

SUPARDI,S.Pd,M.Pd

NIP. 131 576 799

Dajukan Untuk Memenuh Salah Satu Persyaratan

Kenakan Pangkat Dar Golongan IV/b ke Golongan IV/c

PEMERINTAH DAERAH KHUSUS IBU KOTA JAKARTA

DINAS PENDIDIKAN DASAR KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT

(2)

M

enGenAl

P

eneliTiAn

T

indAkAn

k

elAs

198

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

DINAS PENDIDIKAN DASAR

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 101 JAKARTA

Jl. Pal Merah Utara II No. 210C Jakarta Barat Telp. 021 - 5481510

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul: “Implementasi

metode tutor sebaya dalam upaya meningkatkan partisipasi siswa pada

pembelajaran Matematika di Kelas VIII-2 SMP Negeri 101 Jakarta” ini telah

disetujui dan disyahkan untuk didoku- mentasikan di perpustakaan SMP Negeri

101 Jakarta dan dapat diajukan sebagai salah satu Karya Tulis Ilmiah untuk

Penetapan Angka Kredit Jabatan Guru pada Golongan IV/b ke IVc.

Petugas Perpustakaan

Jakarta, 21 Pebruari 2008

SMP Negeri 101 Jakarta

Peneliti

Niza Maulida

Supardi, S.Pd, M.Pd

NIP.131470009

NIP.131576799.

Mengetahui/Mengesahkan :

Kepala SMPN 101 Jakarta Barat

Drs.H.D.Subagjo,M.Pd

NIP. 130 804 882

(3)

A

lAsAn

G

uru

T

AkuT

M

elAkukAn

PTk

199

ABSTRAK

Supardi.

“Implementasi metode tutor sebaya dalam upaya meningkatkan

partisipasi siswa pada pembelajaran Matematika di Kelas VIII-2

SMP Negeri 101 Jakarta”.

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran, dan patisipasi siswa yang masih rendah dalam proses pembelajaran

matematika di kelas VIII-2 SMP Negeri 101 Jakarta.

Pemecahan rendahnya partisipasi siswa di kelas VIII-2 SMP Negeri 101

Jakarta adalah dengan penerapan metode tutor sebaya. Setelah diterapkan

metode tutor sebaya partisipasi siswa kelas VIII-2 dalam pembelajaran

matematika mening- kat. Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus terhadap

37 orang siswa. Teknik pengumpulan data melalui observasi oleh guru

dan kolaborator, dan analisis data dilakukan secara deskripsi dengan teknik

persentase. Tingkat partisipasi siswa dinya-takan dengan kategori tinggi,

sedang, atau rendah, sedangkan keberhasilan tutor sebaya dinyatakan dengan

berhasil, kurang berhasil, atau tidak berhasil.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan hal-hal

sebagai berikut: 1) Keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran

tinggi, karena telah mencapai kriteria yang ditetapkan, yakni 100% siswa terlibat

aktif, 2) Frekuensi siswa yang bertanya tinggi, karena kriteria yang ditetapkan,

yakni 76%, sedangkan kriteria 75%, 3) Siswa yang mampu mengajukan

pendapat sedang, karena meskipun belum memenuhi kriteria tetapi dari segi

kuantitas mengalami peningkatan, 4) Siswa yang mampu menjawab pertanyaan

tinggi, karena melampaui kriteria yang ditetapkan yakni 83%, sedangkan

kriteria 80%, dan 5) Kinerja kelompok tinggi, karena sangat kompak dan dapat

menyelesaikan tugas tepat waktu. Dengan demikian implementasi metode

tutor sebaya berhasil meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran

matematika di kelas VIII-2 SMP Negeri 101 Jakarta.

Kata kunci : Prestasi Belajar, Partisipasi Siswa, Metode Tutor Sebaya

(4)

M

enGenAl

P

eneliTiAn

T

indAkAn

k

elAs

200

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

Rahmad, Hidayah dan Inayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat

menye- lesaikan laporan penuliisan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan

judul

Implementasi metode tutor sebaya dalam upaya meningkatkan

partisipasi siswa pada pembelajaran Matematika di Kelas VIII-2 SMP Negeri

101 Jakarta”.

Penulisan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini disusun guna

memenuhi salah satu persyaratan untuk mengikuti pemilihan guru berprestasi

tahun 2009 tingkat Kota Administrasi Jakarta Barat.

Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1.

Kepala Dinas Pendidikan Dasar Kota Administrasi Jakarta Barat.

2.

Kepala Seksi Tendik Pendidikan Dasar Kota Administrasi Jakarta Barat.

3.

Kepala SMP Negeri 101 Jakarta

4.

Kepala Tata Usaha beserta semua guru SMP Negeri 101 Jakarta

5.

Semua panitia pemilihan guru berprestasi tingkat Kota Administrasi

Ja-karta Barat

Serta semua pihak yang turut membantu terselesaikannya penulisan

laporan penelitian tindakan kelas (PTK), dan rekan-rekan seprofesi yang telah

memberi kesempatan dan masukan kepada penulis hingga penulisan laporan

PTK ini selesai.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan laporan PTK ini masih

jauh dari kesempurnaan, hal ini dikarenakan oleh keterbatasan kemampuan

penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan

demi kesempurnaan PTK ini.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga PTK ini dapat memenuhi

dari salah satu persyaratan yang telah ditentukan, dan bermanfaat bagi penulis

khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin.

Jakarta, 21 Februari 2008

Penulis

Supardi, S.Pd, M.Pd

Nip.131576799

(5)

A

lAsAn

G

uru

T

AkuT

M

elAkukAn

PTk

201

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar pengesahan ... ii

Abstrak

... iii

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi

... v

Daftar Gambar/ Grafik ... vii

Daftar Tabel ... viii

Daftar lampiran... ix

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 2

C. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... 2

D. Tujuan Penelitian ... 3

E.

Manfaat Hasil Penelitian... 3

BAB II KAJIAN TEORETIK

A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran ... 5

B. Hakikat Tutor Sebaya ... 5

C. Hakikat Belajar matematika di SMP ... 8

D. Hakikat Partisipasi Siswa Dalam Pembelajaran... 8

E.

Kerangka Berpikir ... 9

F.

Hipotesis Tindakan ... 9

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Obyek Tindakan ... 11

B. Seting/Lokasi/Subyek Penelitian... 11

C. Metode Pengumpulan Data ... 11

D. Metode Analisa Data ... 12

E.

Cara Pengambilan Kesimpulan ... 12

(6)

M

enGenAl

P

eneliTiAn

T

indAkAn

k

elAs

202

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Selintas Tentang Setting ... 13

B. Uraian Penelitian Secara Umum/keseluruhan ... 13

C. Penjelasan per Siklus ... 16

D. Proses Menganalisa Data … ... 24

E.

Pembahasan dan pengambilan keputusan ... 25

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan dan Saran ... 27

B. Saran Untuk Tindakan lebih Lanjut ... 27

DAFTAR PUSTAKA

... 29

Lampiran-lampiran

... 30

(7)

A

lAsAn

G

uru

T

AkuT

M

elAkukAn

PTk

203

DAFTAR GAMBAR/GRAFIK

Halaman

Gambar 1.1 Kegiatan Tutor Sebaya Dalam Kelompok ... 17

Gambar 1.2 Kegiatan Siswa Dalam Pleno... 17

Grafik 1.1

Partisipasi Siswa Dalam Pembelajaran ... 25

Grafik 1.2

Perbandingan Kriteria Partisipasi Siswa Yang

Ditetapkan Dengan Hasil Pengamatan Pada Siklus III ... 26

(8)

M

enGenAl

P

eneliTiAn

T

indAkAn

k

elAs

204

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Kondisi Pembelajaran Siswa Kelas VIII.1 SMP

Negeri 101 Jakarta Tahun Pelajaran 2007/2008 ... 1

Tabel 2.1 Hasil Pengamatan Siklus I Pertemuan ke-1 ... 18

Tabel 2.2 Hasil Pengamatan Siklus I Pertemuan ke-2... 19

Tabel 2.3 Hasil Pengamatan Siklus II ... 21

Tabel 2.4 Hasil Pengamatan Siklus III ... 23

Tabel 3.1 Hasil Pengamatan Siklus I, II, dan III... 25

Tabel 3.2 Perbandingan Kriteria Partisipasi Siswa Yang Ditetapkan

Dengan Hasil Pengamatan Pada Siklus III... 26

(9)

A

lAsAn

G

uru

T

AkuT

M

elAkukAn

PTk

205

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )... 30

Lampiran 2

LKS untuk menemukan rumus keliling lingkaran ... 41

Lampiran 3

LKS untk menemukan rumus luas lingkaran... 43

Lampiran 4

Format rubrik penilaian ... 45

Lampiran 5

Lembar observasi siswa siklus I ... 46

Lampiran 6

Lembar observasi siswa siklus II ... 50

Lampiran 7

Lembar observasi siswa siklus III ... 54

Lampiran 8

Lembar observasi guru siklus I ... 58

Lampiran 9

Lembar observasi guru siklus II ... 62

Lampiran 10 Lembar observasi guru siklus III ... 63

Lampiran 11 Angket siswa terhadap pembelajaran metode

Tutor Sebaya... 64

Lampiran 12 Instrumen Obsevasi Guru Pada Siklus III ... 65

Lampiran 13 Angket Siswa ... 66

(10)

M

enGenAl

P

eneliTiAn

T

indAkAn

k

elAs

206

(11)

l

AMPirAn

-l

AMPirAn

207

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Salah satu regulasi peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah

diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Implementasi

KTSP di sekolah menuntut para guru dan siswa untuk lebih kreatif dan memiliki

inovasi dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. KTSP lebih menekankan pada

pencapaian kompetensi siswa, ini berarti dalam pembelajaran matematika

berpusat kepada siswa (student oriented) dan bukan lagi bersumber pada guru

(teacher oriented).

Karakteristik pembelajaran matematika lebih menekankan pada

membangun atau mengkonstruksi pengetahuan tentang konsep yang sedang

dibahas. Proses mengkonstruksi pengetahuan ini memerlukan kreatifitas guru

untuk menciptakan “PAIKEM-GEMBROT” (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif,

menyenangkan, gembira dan berbobot) sehingga siswa dapat berpartisipasi aktif

yang pada akhirnya mereka memiliki pengalaman belajar yang bermakna dan

menyenangkan, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator.

Fakta empirik yang ditemukan penulis melalui kegiatan observasi di kelas,

pembelajaran yang terjadi monoton sehingga siswa terlihat jenuh karena kurang

diberdayakan, mereka diperlakukan sebagai objek yang harus duduk manis

memperhatikan guru yang sedang menerangkan. Selain itu pembelajaran yang

berlangsung seolah-olah hanya untuk sekelompok siswa tertentu. Berikut ini

data proses pembelajaran matematika di kelas VIII-2 SMP Negeri 101 Jakarta:

Tabel 1.1

Kondisi Pembelajaran Siswa Kelas VIII SMP Negeri 101 Jakarta

Proses

Kelas

Pembelajaran

VIII-1

VIII-2

VIII-3

VIII-4

VIII-5

VIII-6

VIII-7

VIII-8

Pemberdayaan

siswa pandai

Belum

Belum

Belum

Belum

Belum

Belum

Belum

Belum

Metode

bervariasi

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Partisipasi siswa

Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah

Rendah

(12)

M

enGenAl

P

eneliTiAn

T

indAkAn

k

elAs

208

Uraian data tersebut di atas sangat menarik perhatian penulis untuk

melakukan penelitian tindakan kelas, dengan menerapkan pembelajaran tutor

sebaya dalam rangka meningkatkan partisipasi siswa selama proses pembelajaran

untuk materi Keliling dan Luas Lingkaran pada mata pelajaran matematika di

kelas VIII-2 SMP Negeri 101 Jakarta.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi

masalah sebagai berikut :

1.

Rendahnya partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.

2.

Siswa masih dianggap sebagai objek belajar yang tidak memiliki potensi

atau pengetahuan.

3.

Rendahnya kepedulian siswa kelompok tinggi terhadap siswa kelompok

rendah.

4.

Siswa kelompok rendah merasa kurang mendapat perhatian baik dari

guru maupun dari teman sebaya.

C. Pembatasan/Rumusan/Pemecahan Masalah

1.

Pembatasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Proses pembelajaran matematika dengan metode Tutor sebaya untuk

meningkatkan partisipasi pada pembelajaran matematika dilaksanakan

di kelas VIII-2 SMP Negeri 101 Jakarta semester genap tahun pelajaran

2007 / 2008

b. Materi yang diajarkan adalah Keliling dan Luas Lingkaran.

2.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut di atas,

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah

dengan metode tutor sebaya dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam

pembelajaran matematika di kelas VIII-2 SMP Negeri 101 Jakarta?

3.

Cara Pemecahan Masalah

Cara pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian tindakan

kelas (PTK) ini adalah pelaksanaan pembelajaran tutor sebaya. Dengan

cara ini diharapkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran

matema-tika meningkat.

(13)

A

lAsAn

G

uru

T

AkuT

M

elAkukAn

PTk

209

D. Tujuan Penelitian

Untuk memberi arah yang jelas tentang maksud dari penelitian ini dan

berdasar pada rumusan masalah yang diajukan, maka tujuan secara umum adalah

untuk memperbaiki pembelajaran matematika di SMP, sedangkan secara khusus

tujuan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui peningkatan partisipasi siswa dalam pembelajaran

matematika di kelas VIII-2 SMP Negeri 101 Jakarta Tahun Ajaran 2007–

2008 semester genap yang diajarkan dengan metode Tutor Sebaya.

2. Untuk mengetahui dampak metode Tutor Sebaya dalam meningkatkan

partisipasi siswa kelas VIII-2 SMP Negeri 101 Jakarta Tahun Ajaran 2007

– 2008 pada materi keliling dan luas lingkaran.

E.

Manfaat Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, diharapkan dapat

memberikan manfaat bagi :

1.

Bagi Siswa,

Meningkatkan aktivitas belajar dalam membahas sebuah

konsep matematika.

2.

Bagi Guru,

dapat meningkatkan strategi dan kualitas pembelajaran

matematika

3. Bagi Sekolah,

sebagai umpan balik untuk meningkatkan efektivitas dan

efisiensi pembelajaran, meningkatkan kualitas atau mutu sekolah melalui

peningkatan partisipasi siswa dan kinerja guru.

(14)

M

enGenAl

P

eneliTiAn

T

indAkAn

k

elAs

210

(15)

A

lAsAn

G

uru

T

AkuT

M

elAkukAn

PTk

211

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.

Hakikat Belajar dan Pembelajaran

Belajar pada prinsipnya adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat

dari interaksi antara siswa dengan sumber-sumber atau obyek belajar baik

secara sengaja dirancang atau tanpa sengaja dirancang (Suliana,2005). Kegiatan

belajar tersebut dapat dihayati (dialami) oleh orang yang sedang belajar. Selain

itu kegiatan belajar juga dapat diamati oleh orang lain. Belajar yang dihayati

oleh seorang pebelajar (siswa) ada hubungannya dengan usaha pembelajaran,

yang dilakukan oleh pembelajar (guru). Pada satu sisi, belajar yang dialami oleh

pebelajar terkait dengan pertumbuhan jasmani yang siap berkembang. Pada

sisi lain, kegiatan belajar yang juga berupa perkembangan mental tersebut juga

didorong oleh tindakan pendidikan atau pembelajaran. Dengan kata lain, belajar

ada kaitannya dengan usaha atau rekayasa pembelajar.

Dari segi siswa, belajar yang dialaminya sesuai dengan pertumbuhan jasmani

dan perkembangan mental, akan menghasilkan hasil belajar sebagai dampak

pengiring, selanjutnya, dampak pengiring tersebut akan menghasilkan program

belajar sendiri sebagai perwujudan emansipasi siswa menuju kemandirian. Dari

segi guru, kegiatan belajar siswa merupakan akibat dari tindakan pendidikan

atau pembelajaran. Proses belajar siswa tersebut menghasilkan perilaku

yang dikehendaki, suatu hasil belajar sebagai dampak pengajaran. (Dimyati &

Mudjiono, 2002)

B. Hakikat Metode Tutor Sebaya

1.

Pengertian Tutor Sebaya

Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas merupakan sebuah proses

pembimbingan terhadap peserta didik dengan memperhatikan tingkat

perkembangan siswa, mengingat kecepatan perkembangan mereka

masing-masing tidak sama. Proses pembelajaran juga harus menempatkan siswa sebagai

subyek yang memiliki keunikan dan kekhususan masing-masing.

Heterogenitas kemampuan siswa dalam memahami sebuah konsep sering

menimbulkan masalah, antara lain ada siswa yang sangat cepat dan ada siswa

(16)

M

enGenAl

P

eneliTiAn

T

indAkAn

k

elAs

212

yang merasakan kesulitan tetapi mereka segan bahkan takut untuk bertanya

kepada guru. Kesulitan yang dialami oleh sekelompok siswa tersebut dapat

diatasi dengan cara menerapkan pembelajaran dengan metode tutor sebaya.

Tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang murid yang ditunjuk

dan ditugaskan untuk membantu murid-murid tertentu yang mengalami

kesulitan belajar. Bantuan yang diberikan oleh teman sebaya pada umumnya

dapat memberikan hasil yang lebih baik. Hubungan antar murid terasa lebih

dekat dibandingkan dengan hubungan antara murid dengan guru. (Moh.Surya,

1985).

M. Sobry Sutikno (2007) mengatakan bahwa untuk mencapai hasil belajar

yang optimal, dianjurkan agar pendidik membiasakan diri menggunakan

komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai transaksi, yakni komunikasi

yang tidak hanya melibatkan interaksi dinamis antara pendidik dengan siswa

melainkan juga melibatkan interaksi dinamis antara siswa yang satu dengan

siswa lainnya.

Selanjutnya Hamzah B. Uno (2007) mengatakan bahwa model pertemuan

adalah model pembelajaran yang ditujukan untuk membangun suatu kelompok

sosial yang saling menyayangi, saling menghargai, mempunyai disiplin tinggi, dan

komitmen berperilaku positif.

Metode pembelajaran yang sangat ditekankan dalam pembelajaran tuntas

adalah pembelajaran individual, pembelajaran sejawat (peer instruction), dan

bekerja dalam kelompok kecil. Berbagai metode (multi metode) pembelajaran

harus digunakan untuk kelas atau kelompok. (Kunandar, 2007).

Guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dalam

kelompok-kelompok belajar. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok-kelompok-kelompok yang anggotanya

heterogen, yang pandai mengajari yang lemah, yang tahu memberitahu yang

belum tahu, yang cepat menangkap mendorong temannya yang lambat, yang

mempunyai gagasan segera memberi usul, dan seterusnya. (Trianto, 2007).

Teori Perkembangan Piaget memperkuat pendapat di atas, yakni

perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh manipulasi dan interaksi

aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari tindakan. Piaget yakin

bahwa pengalaman-pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan penting bagi

terjadinya perubahan perkembangan. Sementara itu bahwa interaksi sosial

dengan teman sebaya, khususnya berargumentasi dan berdiskusi membantu

(17)

A

lAsAn

G

uru

T

AkuT

M

elAkukAn

PTk

213

memperjelas pemikiran yang pada akhirnya memuat pemikiran itu lebih logis.

(Nur, dalam Trianto, 2007).

Dari uraian pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa tutor sebaya

adalah sebuah proses belajar dengan difasilitasi oleh satu orang siswa atau lebih

untuk membiming siswa sebayanya yang mengalami kesulitan dalam belajar,

sehingga interaksi antar siswa akan tumbuh dinamis, penuh kasih sayang, disiplin,

dan memiliki komitmen belajar yang tinggi. Tutor sebaya dinamakan juga sebagai

pembelajaran sejawat yang bekerja dalam kelompok-kelompok kecil.

2.

Kriteria Dan Keuntungan Tutor sebaya

Salah satu empat pilar belajar yang ditetapkan UNESCO adalah learning to

do (belajar untuk melakukan sesuatu). Learning to do dapat terjadi manakala si

pebelajar (siswa) difasilitasi untuk mengaktualisasikan kompetensi, bakat, dan

minat yang dimilikinya.

Penerapan metode tutor sebaya dalam pembelajaran akan mendukung

pilar belajar tersebut di atas, jika siswa yang ditunjuk menjadi tutor memenuhi

kriteria-kriteria tertentu.

Moh. Surya (1985), menyebutkan bahwa kriteria tutor sebaya adalah: 1)

tutor membantu murid yang kesulitan berdasarkan petunjuk guru, 2) murid yang

dipilih sebagai tutor hendaknya diperhatikan segi kemampuan dalam penguasaan

materi dan kemampuan membantu orang lain, 3) dalam pelaksanaannya,

tutor-tutor ini dapat membantu teman-temannya baik secara individual maupun secara

kelompok sesuai petunjuk guru, 4) tutor dapat berperan sebagai pemimpin

dalam kegiatan-kegiatan kelompok, dalam hal tertentu ia dapat berperan sebagai

pengganti guru.

Dari uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa yang ditunjuk

sebagai tutor harus memenuhi kriteria tertentu, yakni siswa yang memiliki

keunggulan kompetensi dibandingkan dengan siswa lain dikelasnya.

Selanjutnya Moh. Surya (1985) juga mengatakan bahwa keuntungan metode

tutor sebaya adalah: 1) adanya suasana hubungan yang lebih dekat dan akrab

antara murid yang dibantu dengan murid sebagai tutor yang membantu, 2)

bagi tutor sendiri sebagai kegiatan remedial yang merupakan kesempatan

uttuk pengayaan dalam belajar dan juga dapat menambah motivassi belajar, 3)

bersifat efisien, artinya bisa lebih banyak dibantu, dan 4) dapat meningkatkan

rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri.

(18)

M

enGenAl

P

eneliTiAn

T

indAkAn

k

elAs

214

Dari pendapat tersebut di atas, disimpulkan bahwa metode tutor sebaya

dapat menimbulkan sebuah penguatan (reinforcement) baik bagi siswa yang

dibantu maupun siswa yang membantu dalam mengkonstruksi pengetahuan/

konsep, karena tutor sebaya dibangun dengan jalinan kedekatan dan kasih

sayang.

C. Hakikat Pembelajaran Matematika di SMP

Matematika adalah sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir,

berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai persoalan praktis, yang

unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan konstruksi, generalisasi dan individualitas,

serta mempunyai cabang-cabang antara lain aritmatika, aljabar, geometri, dan

analisis. Hakikat belajar matematika didasarkan pada pandangan konstruktivisme,

yakni anak belajar matematika dihadapkan pada masalah tertentu berdasarkan

pengetahuan yang diperolehnya ketika belajar dan berusaha meme-cahkannya.

(Hamzah B.Uno,2007).

Bagi para siswa di sekolah, matematika sangat dibutuhkan untuk

meningkatkan daya nalar dan melatih diri agar mampu berpikir logis, kritis,

sistematis, dan kreatif (G.Polla, 2000).

D. Hakikat Partisipasi Siswa Dalam Pembelajaran

Penerapan metode tutor sebaya dalam kelompok-kelompok kecil

memerlukan peran aktif dari para siswa sebagai subyek ajar, dengan demikian

proses pembelajaran akan berlangsung efektif dan bermakna.

Terkait dengan aktivitas atau partisipasi siswa dalam pembelajaran, Trianto

(2007) mengatakan bahwa guru tidak dibenarkan mengelola tingkah laku siswa

dalam kelompok secara ketat, dan siswa memiliki ruang dan peluang untuk

secara bebas mengendalikan aktivitas-aktivitas di dalam kelompoknya.

Berdasarkan prinsip

student centered peserta didik merupakan pusat dari

suatu kegiatan belajar. Hal ini dikenal dengan istilah cara belajar siswa aktif,

terjemahan dari

student active training, yang maknanya adalah bahwa proses

pembelajaran akan lebih berhasil apabila peserta didik secara aktif melakukan

latihan langsung dan relevan dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan.

(Dick dan Carey, dalam Hamzah B.Uno, 2007).

Beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh guru dalam mendorong/ memacu

partisipasi siswa dalam proses pemelajaran adalah sebagai berikut; 1) sabar saat

(19)

A

lAsAn

G

uru

T

AkuT

M

elAkukAn

PTk

215

menunggu respon, karena seorang siswa untuk menyampaikan gagasannya perlu

waktu, 2) pantau partisipasi kelas, untuk mengetahui apakah siswa tertentu

berkembang partisipasinya, 3) beri siswa tugas yang memerlukan komunikasi,

misalnya beri tugas dia sebagai asisten guru, tutor sebaya, atau menjadi ketua

suatu kelompok kecil dari sebuah grup diskusi. (Ken Shore’s, dalam M. Sobry

Sutikno, 2007).

E.

Kerangka Berpikir

Metode tutor sebaya adalah proses pembelajaran partisipatif dalam

kelompok-kelompok kecil dengan fasilitator melibatkan teman sejawat yang

memiliki kriteria tertentu sehingga para siswa merasa lebih fair, senang, dan

terjadi konstruksi pengetahuan yang lebih kuat diantara mereka.

Metode ini tepat digunakan pada pembelajaran matematika, karena

pembelajaran matematika di SMP adalah sebuah proses kerja mengkonstruksi

pengetahuan siswa, agar mereka terbiasa berfikir logis, kritis, sistematis, dan

kreatif. Proses ini memerlukan interaksi siswa dengan sumber belajar, satu di

antara sumber belajar tersebut adalah teman sejawat yang dianggap memiliki

pengetahuan dan kemampuan lebih.

Metode tutor sebaya juga dapat merangsang partisipasi siswa dalam

pembelajaran, sehingga aktivitas dan kemampuan siswa dalam menyampaikan

gagasan atau pendapat dalam proses pembahasan materi ajar atau konsep

semakin bermakna.

F.

Hipotesis Tindakan

Memperhatikan landasan teori dan kerangka berpikir tersebut di atas, maka

hipotesis tindakan dirumuskan sebagai berikut: “dengan penerapan metode

tutor sebaya akan meningkatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran

matematika di kelas VIII-2 SMP Negeri 101 Jakarta.

(20)

M

enGenAl

P

eneliTiAn

T

indAkAn

k

elAs

216

(21)

A

lAsAn

G

uru

T

AkuT

M

elAkukAn

PTk

217

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Obyek Tindakan

Mengacu dari uraian yang disampaikan oleh Suharsimi Arikunto, (2006:24)

yang menjadi objek tindakan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa unsur,

antara lain :

1.

Unsur siswa: yang diamatai adalah respon dan partisipasi terhadap

pene-rapan pembelajaran dengan metode tutor sebaya.

2.

Unsur guru: yang diamati adalah keterampilan guru dalam menggunakan

model pembelajaran dengan metode tutor sebaya.

3.

Unsur Materi: yang diamati kesesuaian penyusunan bahan ajar dengan

ku-rikulum.

B. Setting Penelitian

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

tindakan kelas model Kurt Lewin dan terdiri dari tiga siklus yang setiap siklusnya

terdiri dari empat tahap (Suharsimi Arikuinto, 2006:16), yaitu: perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 101 Jakarta,

Jl. Palmerah Utara II No.210C Jakarta Barat untuk mata pelajaran Matematika.

Penelitian dilakukan selama 2 bulan, yaitu mulai bulan Januari sampai bulan

Februari 2008. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik

sekolah, karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses

belajar mengajar yang efektif di kelas.

Sedangkan subyek penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 101 Jakarta kelas

VIII-2 dengan jumlah siswa sebanyak 37 orang, terdiri dari 20 siswa laki-laki dan

17 siswa perempuan. Pemilihan kelas VIII-2 ini bertujuan untuk memperbaiki

dan meningkatkan partisipasi pada pembelajaran matematika di kelas VIII-2.

C. Metode dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini adalah

observasi; hasilnya dipergunakan untuk memperoleh data tentang aktivitass

belajar siswa.

(22)

M

enGenAl

P

eneliTiAn

T

indAkAn

k

elAs

218

Sedangkan alat pengumpul data berupa lembar observasi untuk mengukur

tingkat aktivitas/partisipasi siswa dalam pembelajaran matematika.

D. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh pada setiap kegiatan observasi dari setiap siklus,

dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk

melihat kecenderungan yang terjadi dalam proses pembelajaran. Kegiatan

analisis meliputi:

1.

Tingkat partisipasi atau keaktifan siswa dalam proses pembelajaran,

den-gan kategori tinggi, sedang, dan rendah.

2.

Hasil belajar siswa berupa nilai ulangan harian untuk KD 4.2. (terlampir)

3.

Tingkat keberhasilan metode tutor sebaya, dengan kategori berhasil,

kurang berhasil, dan tidak berhasil.

E.

Cara Mengambil Kesimpulan

Cara pengambilan kesimpulan pada penelitian tindakan ini yaitu dengan

merangkum hasil tes, hasil penyebaran angket, dan hasil observasi siklus I,

II, dan siklus III. Selanjutnya menyusun, mengolah, dan menyajikannya sesuai

dengan kaidah-kaidah ilmiah sehingga menjadi data yang bermakna.

Berdasarkan data yang sudah bermakna dan mudah untuk dibaca selanjutnya

dapat disimpulkan pelaksanaan penelitian tindakan berhasil atau tidak berhasil

dengan mengacu kepada indikator keberhasilan yang telah ditentukan.

(23)

A

lAsAn

G

uru

T

AkuT

M

elAkukAn

PTk

219

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A.

Gambaran Selintas tentang Seting

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari tiga

siklus, setiap siklusnya terdapat empat tahapan (Suharsimi Arikunto, 2006:16)

yaitu; perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 101 Jakarta pada

kelas VIII-2 semester genap tahun pelajaran 2007/2008 dengan materi keliling

dan luas lingkaran.

SMP Negeri 101 Jakarta adalah suatu sekolah negeri yang berada dibawah

Dinas Pendidikan Dasar Propinsi DKI Jakarta yang beralamatkan di Jl.Palmerah

Utara II No.210C Palmerah Jakarta Barat telepon (021)5481510. SMP Negeri

101 Jakarta berdiri pada tanggal 1 April 1977, yang terletak di Palmerah

Kecamatan Palmerah Kota Administrasi Jakarta Barat, yang menempati lahan

seluas 1.333m

2

dengan bangunan gedung berlantai satu dalam kondisi yang sudah

sangat tua yang terdiri 24 kelas dengan jumlah siswa 962 siswa, yang diasuh

oleh 48 guru termasuk peneliti. Sebagai obyek dalam penelitian ini adalah siswa

kelas VIII-2 yang berjumlah 37 orang. Sekolah tersebut dipilih sebagai tempat

penelitian karena SMP Negeri 101 Jakarta merupakan tempat bertugas peneliti

sehingga diyakini peneliti mengetahui dengan baik kondisi siswa tersebut.

B. Uraian Penelitian Secara Umum/Keseluruhan

Desain penelitian terdiri dari 3 siklus secara berulang yang meliputi siklus

I, siklus II, dan siklus III. Setiap siklus dalam penelitian ini meliputi empat tahap

sebagaimana yang dikemukakan Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi

(2006:16), sebagai berikut: (1) perencanaan (

planning

), (2) pelaksanaan (

acting

),

(3) pengamatan (

observing

), dan (4) refleksi (

reflecting

). Hasil refleksi dijadikan

dasar untuk menentukan keputusan perbaikan pada siklus berikutnya.

Adapun langkah-langkah tindakan yang ditempuh dalam penelitian ini

sebagaimana yang diutarakan oleh Suharsimi Arikunto (2006:16) yaitu:

(24)

M

enGenAl

P

eneliTiAn

T

indAkAn

k

elAs

220

1.

Siklus I

a

.

Tahap Perencanaan :

1. Peneliti menganalisis Standar Kompetensi (SK) 4, dan Kompetensi

Dasar (KD) 4.2

2. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan

dilaksanakan dengan metode tutor sebaya.

3. Membuat Lembar Kerja Siswa.

4. Membuat Alat Evaluasi.

5. Membuat Instrumen Penelitian.

b

.

Tahap Pelaksanaan:

1. Siswa dibagi menjadi 8 kelompok.

2. Memberi penjelasan teknis dan alur pembelajaran.

3. Tiap kelompok diberikan materi yang harus dibahas.

4. Selama kerja atau diskusi kelompok, guru berkeliling melakukan

penilaian dan bimbingan seperlunya.

5. Perwakilan siswa dari kelompok yang sudah siap, mempresentasikan

hasil kerja kelompoknya, dan siswa lain memberi tanggapan.

6. Penguatan dan menyimpulkan materi yang dibahas secara

bersama-sama.

7. Guru dan kolaborator melakukan observasi.

c

.

Tahap Pengamatan:

Hal-hal yang akan diamati adalah:

1. Aktivitas atau partisipasi siswa selama pembelajaran baik dalam kerja

kelompok maupun pada saat presentasi (pleno).

2. Kemampuan siswa mengutarakan pendapat, idea atau gagasan..

3. Kemampuan bertanya baik di kelompok maupun pada saat pleno.

4. Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan atau kuis.

5. Ketepatan waktu dalam kerja kelompok

d.

Tahap refleksi:

Keberhasilan dalam penelitian ini diperlihatkan oleh:

1. 100% dari jumlah siswa terlibat aktif dalam membahas materi

pelajaran.

2. 75% siswa mampu menyampaikan pendapat tentang materi yang

sedang dibahas.

3. 75% siswa berani bertanya atau memberikan tanggapan terhadap

presentasi yang disampaikan.

(25)

A

lAsAn

G

uru

T

AkuT

M

elAkukAn

PTk

221

4. 80% siswa dapat menjawab pertanyaan dari guru atau teman

sebayanya.

5. Menyelesaikan tugas kelompok tepat waktu 100%.

6. Rata-rata tingkat partisipasi siswa dalam proses pembelajaran di kelas

mencapai 86%.

2. Siklus II

a.

Tahap Perencanaan :

Peneliti membuat perencanaan tindakan berdasarkan hasil refleksi pada

siklus pertama.

b.

Tahap Pelaksanaan:

Pelaksanaan pembelajaran tetap menggunakan metode tutor sebaya dan

berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama.

c.

Tahap Pengamatan:

Peneliti melakukan pengamatan lebih tajam terhadap partisipasi siswa dalam

pembelajaran dengan memperhatikan hasil refleksi pada siklus pertama.

d.

Tahap refleksi:

Melaksanakan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran dan hasil

pen-gamatan pada siklus kedua.

3. Siklus III

a.

Tahap Perencanaan :

Peneliti membuat perencanaan tindakan berdasarkan hasil refleksi pada

siklus kedua.

b.

Tahap Pelaksanaan:

Pelaksanaan pembelajaran tetap menggunakan metode tutor sebaya dan

berdasarkan hasil refleksi pada siklus kedua.

c.

Tahap Pengamatan:

Peneliti melakukan pengamatan lebih tajam terhadap partisipasi siswa

dalam pembelajaran dengan memperhatikan hasil refleksi pada siklus

kedua.

d.

Tahap refleksi:

Peneliti melakukan refleksi berdasarkan pelaksanaan pembelajaran dan

hasil pengamatan pada siklus ketiga, kemudian menganalisis dan membuat

kesimpulan tentang keberhasilan metode tutor sebaya untuk

meningkat-kan partisipasi siswa dalam belajar.

(26)

M

enGenAl

P

eneliTiAn

T

indAkAn

k

elAs

222

C. Penjelasan per siklus

1.

Penelitian Siklus I

a.

Tahap Perencanaan

Siklus I dilaksanakan selama dua kali pertemuan yaitu tanggal 21 Januari dan

26 Januari 2008, kompetensi dasar (KD) yang dipelajari adalah KD 4.2 dengan

materi pokok yang dibahas pada pertemuan ke-1 adalah menemukan rumus

keliling lingkaran, dan pada pertemuan ke-2 menemukan rumus luas lingkaran.

Untuk efektivitas pembelajaran telah dibuat rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP).

Siklus pertama yang dilaksanakan dua kali pertemuan ini, dihadiri oleh 34

orang, dan satu orang observer sebagai kolaborator.

Kriteria keberhasilan siswa ditetapkan bila 100% dari jumlah siswa terlibat

aktif dalam membahas materi pelajaran, 75% siswa mampu menyampaikan

pendapat tentang materi yang sedang dibahas, 75% siswa berani bertanya, 80%

siswa mampu menjawab pertanyaan, dan 100% penyelesaian tugas kelompok

tepat waktu, sehingga rata-rata partisipasi siswa dalam pembelajaran diharapkan

mencapai 86%.

b. Tahap Pelaksanaan

Siklus pertama dilaksanakan sesuai dengan rencana, yaitu dua kali pertemuan;

tanggal 21 Januari dan 26 Januari 2008. Pada pertemuan ke-1 jumlah siswa yang

hadir 34 orang dari 37 orang yang terdaftar di kelas VIII-2, 3 orang yang tidak

hadir dikarenakan sakit dan alasan lain, sedangkan pada pertemuan kedua siswa

yang hadir 37 orang, dan observer sebagai kolaborator yang hadir satu orang.

Pada siklus ini proses pembelajaran berlangsung berdasarkan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah ditetapkan. Pertemuan ke-1

membahas pembuktian atau penemuan rumus keliling lingkaran melalui

percobaan membandingkan keliling lingkaran dengan diameternya.

Proses membuktikan atau menemukan rumus keliling lingkaran diawali

dengan penjelasan teknis oleh guru sekitar 5 menit, dipandu oleh masing-masing

tutor oleh pada tiap kelompok selama 20 menit, presentasi kelompok selama

40 menit, dan 15 terakhir digunakan untuk menyimpulkan hasil temuan dan

refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.

(27)

A

lAsAn

G

uru

T

AkuT

M

elAkukAn

PTk

223

Sedangkan pertemuan ke-2 pada siklus pertama ini, proses pembelajaran

membuktikan atau menemukan rumus luas lingkaran melalui percobaan

modifikasi lingkaran menjadi bangun yang mendekati persegi panjang atau

segitiga sama kaki.

Proses membuktikan atau menemukan rumus luas lingkaran diawali dengan

penjelasan teknis oleh guru sekitar 5 menit, dipandu oleh masing-masing tutpr

pada tiap kelompok selama 35 menit, dan 10 menit terakhir digunakan untuk

menyimpulkan hasil temuan dan refleksi terhadap proses pembelajaran yang

telah dilaksanakan.

Berikut ini adalah cuplikan atau gambaran proses pembelajaran yang

berlangsung pada siklus pertama pertemuan yang ke-2:

Gambar 1.

Kegiatan Tutor Sebaya dalam kelompok tutorial

Menemukan rumus luas lingkaran

Gambar 2.

Kegiatan Tutor Sebaya dalam Pleno

(28)

M

enGenAl

P

eneliTiAn

T

indAkAn

k

elAs

224

c.

Tahap Pengamatan

Selama proses pembelajaran berlangsung guru dan kolaborator melakukan

penilaian proses dan pengamatan terhadap kinerja kelompok, maupun pada saat

pleno dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan.

Aspek partisipasi siswa yang diamati selama proses pembelajaran

berlangsung meliputi:

1.

Kinerja kelompok: terlibat aktif, dan ketepatan waktu.

2.

Kegiatan pleno: mengajukan pendapat, bertanya, dan menjawab

pertanyaan.

Data hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran pada siklus ini adalah

sebagai berikut:

Tabel 2.1 Hasil Pengamatan Pada Siklus I Pertemusan ke-1

No.

Kelompok

Banyak Siswa dan Aspek yang diamati

Terlibat

Bertanya

Mengajukan

Menjawab

Tepat

aktif

Pendapat

pertanyaan

waktu

1

KUBUS

2

2

1

2

Ya

2

BALOK

2

2

1

1

-3

TRAPESIUM

2

2

1

1

-4

JAJARGENJANG

3

2

2

1

-5

BELAH KETUPAT

2

2

2

1

-6

TABUNG

2

2

1

1

-7

SEGITIGA

3

1

2

2

Ya

8

LIMAS

2

2

1

2

-Jumlah

18

15

11

11

2

Persentase

53%

44%

32%

32%

25%

(29)

A

lAsAn

G

uru

T

AkuT

M

elAkukAn

PTk

225

Tabel 2.2

Hasil Pengamatan Pada Siklus I Pertemusn ke-2

No.

Kelompok

Banyak Siswa dan Aspek yang diamati

Terlibat

Bertanya

Mengajukan

Menjawab

Tepat

aktif

Pendapat

pertanyaan

waktu

1

KUBUS

3

3

2

2

Ya

Persentase

65%

57%

43%

49%

62%

Data tersebut di atas menunjukkan bahwa pada pertemuan ke-1 tingkat

partisipasi siswa rata-rata dalam proses pembelajaran adalah 37,2%, dan pada

pertemuan ke-2 tingkat partisipasi siswa mengalami kemajuan yakni 55,2%.

Data ini menunjukkan bahwa tingkat partisipasi siswa pada siklus pertama

pertemuan ke-1 dan ke-2 diperoleh rata-rata 46,2%, dengan konsentrasi siswa

yang terlibat aktif 59%, yang bertanya 50,5%, yang mengajukan pendapat

37,5%, yang menjawab pertanyaan 40,5%, dan kinerja kelompok yang tepat

waktu rata-rata 43,5%.

d. Tahap Refleksi

Berdasarkan data hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses

pembelajaran pada siklus ini, terdapat temuan-temuan sebagai berikut:

1.

Tingkat partisipasi siswa masih rendah, karena siswa belum terbiasa

bela-jar dengan sebayanya, dan siswa yang menjadi tutor masih belum percaya

diri.

2.

Pekerjaan kelompok masih belum dapat menyesuaikan dengan waktu

yang tersedia, karena waktu ditentukan oleh guru dan beban tugas terlalu

berat.

(30)

M

enGenAl

P

eneliTiAn

T

indAkAn

k

elAs

226

2.

Penelitian Siklus II

a.

Tahap Perencanaan

Siklus kedua dilaksanakan tanggal 4 Februari 2008, dengan banyak siswa 37

orang dan kolaborator satu orang. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

yang digunakan adalah untuk pertemuan ke-3 dan kriteria keberhasilan seperti

yang ditetapkan pada siklus pertama.

Tindakan yang dilakukan pada siklus kedua ini ditetapkan berdasarkan hasil

refleksi pada siklus pertama, yaitu:

1.

Metode tutor sebaya tetap dilaksanakn dengan fokus: siswa yang belum

aktif diberi stimulus (misalnya diberi tugas oleh tutor untuk menjawab

pertanyaan atau menyampaikan pendapatnya), dan tutor diberi

peman-tapan penguasaan materi di luar jam pelajaran agar mereka lebih percaya

diri.

2.

Beban tugas kelompok dan waktu untuk menyelesaikan tugas ditetapkan

berdasarkan musyawarah (koordinasi dengan siswa).

b.

Tahap Pelaksanaan

Siklus kedua dilaksanakan sesuai dengan rencana, yaitu tanggal 4 Februari

2008 yang merupakan pertemuan ke-3. Pada pertemuan ini jumlah siswa yang

hadir 37 orang, dan observer sebagai kolaborator satu orang.

Pada siklus ini proses pembelajaran berlangsung berdasarkan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah ditetapkan, yakni menggunakan

rumus keliling dan luas lingkaran pada soal pemahaman konsep, dan

soal-soal penalaran dan komunikasi.

Proses pembelajaran diawali dengan penjelasan teknis oleh guru sekitar

5 menit, membahas soal-soal pemahaman konsep, dan penalaran komunikasi

yang dipandu oleh masing-masing tutor pada setiap kelompok selama 30 menit,

presentasi kelompok selama 35 menit, dan 10 menit terakhir digunakan untuk

membuat rangkuman dan refleksi terhadap pross pembelajaran yang baru saja

dilakukan.

c.

Tahap Pengamatan

Pengamatan terhadap proses pembelajaran yang berlangsung dilakukan

oleh guru dan kolaborator. Instrumen yang digunakan berupa lembar observasi

(31)

A

lAsAn

G

uru

T

AkuT

M

elAkukAn

PTk

227

yang telah disediakan seperti pada siklus pertama. Aspek partisipasi siswa yang

diamati selama proses pembelajaran berlangsung sama dengan pada siklus

pertama yaitu kinerja kelompok (terlibat aktif, dan ketepatan waktu), dan

kegiatan pleno (Selama proses pembelajaran berlangsung guru dan kolaborator

melakukan penilaian proses dan mengajukan pendapat, bertanya, dan menjawab

pertanyaan).

Data hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran pada siklus ini adalah

sebagai berikut:

Tabel 2.3

Hasil Pengamatan Pada Siklus II

No.

Kelompok

Banyak Siswa dan Aspek yang diamati

Terlibat

Bertanya

Mengajukan

Menjawab

Tepat

aktif

Pendapat

pertanyaan

waktu

1

KUBUS

4

3

3

3

Ya

Persentase

70,3%

54%

54%

56,8%

100%

Data tersebut di atas menunjukkan bahwa tingkat partisipasi siswa pada

siklus kedua rata-rata 67%, dengan konsentrasi siswa yang terlibat aktif

70,3%, yang bertanya 54%, yang mengajukan pendapat 54%, yang menjawab

pertanyaan 56,8%, dan kinerja kelompok yang tepat waktu mencapai 100%.

d.

Tahap Refleksi

Berdasarkan data hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses

pembelajaran pada siklus ini, terdapat temuan-temuan sebagai berikut:

(32)

M

enGenAl

P

eneliTiAn

T

indAkAn

k

elAs

228

1.

Terdapat peningkatan tingkat partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.

2.

Tutor dan siswa mulai percaya diri, namun masih harus selalu diberi

mo-tivasi karena siswa yang terlibat aktif baru mencapai 26 orang, siswa yang

mau bertanya baru 20 orang, dan siswa yang menjawab pertanyaan baru

21 orang.

3.

Kinerja kelompok sangat bagus.

3.

Penelitian Siklus III

a. Tahap Perencanaan

Siklus ketiga dilaksanakan tanggal 11 Februari 2008, dengan banyak siswa

37 orang dan kolaborator satu orang. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

yang digunakan adalah untuk pertemuan ke-4 dan kriteria keberhasilan seperti

yang ditetapkan pada siklus pertama dan siklus kedua.

Tindakan yang dilakukan pada siklus kedua ini ditetapkan berdasarkan hasil

refleksi pada siklus kedua, yaitu:

1.

Proses pembelajaran masih tetap menggunakan metode tutor sebaya,

para tutor wajib memberi tugas kepada teman di kelompoknya untuk

be-rani bertanya, menyampaikan pendapat, dan menjawab pertanyaan

den-gan benar.

2.

Dilakukan pertemuan tutor untuk pemantapan penguasaan materi dengan

cara membahas lebih dahulu tugas-tugas yang diberikan.

3.

Waktu untuk menyelesaikan tugas ditetapkan bersama-sama dengan siswa.

b.

Tahap Pelaksanaan

Siklus ketiga dilaksanakan sesuai dengan rencana, yaitu pada tanggal 11

Februari 2008 yang merupakan pertemuan ke-4. Pada pertemuan ini banyak

siswa yang hadir 37 orang, dan observer sebagai kolaborator satu orang.

Pada siklus ini proses pembelajaran berlangsung berdasarkan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah ditetapkan, yakni menggunakan

rumus keliling dan luas lingkaran pada soal-soal pemecahan masalah sebagaimana

terdapat pada RPP terlampir. Proses pembelajaran diawali dengan penjelasan

teknis oleh guru sekitar 5 menit, dipandu oleh masing-masing tutor pada setiap

kelompok selama 30 menit, presentasi kelompok selama 35 menit, dan 10 menit

terakhir digunakan untuk membuat rangkuman dan refleksi terhadap proses

pembelajaran yang baru saja dilakukan.

(33)

A

lAsAn

G

uru

T

AkuT

M

elAkukAn

PTk

229

c.

Tahap Pengamatan

Pengamatan terhadap proses pembelajaran yang berlangsung pada siklus

ketiga dilakukan oleh guru dan kolaborator. Instrumen yang digunakan berupa

lembar observasi yang telah disediakan seperti pada siklus pertama dan siklus

kedua. Aspek partisipasi siswa yang diamati selama proses pembelajaran

berlangsung sama dengan pada siklus pertama dan kedua yaitu kinerja kelompok

(terlibat aktif, dan ketepatan waktu), dan kegiatan pleno (Selama proses

pembelajaran berlangsung guru dan kolaborator melakukan penilaian proses

dan mengajukan pendapat, bertanya, dan menjawab pertanyaan).

Data hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran pada siklus ini adalah

sebagai berikut:

Tabel 2.4

Hasil Pengamatan Pada Siklus III

No.

Kelompok

Banyak Siswa dan Aspek yang diamati

Terlibat

Bertanya

Mengajukan

Menjawab

Tepat

aktif

Pendapat

pertanyaan

waktu

1

KUBUS

5

4

4

5

Ya

Persentase

100%

76%

73%

83%

100%

Data tersebut di atas menunjukkan bahwa tingkat partisipasi siswa pada

siklus ketiga rata-rata 86,4%, dengan konsentrasi siswa yang terlibat aktif

100%, yang bertanya 76%, yang mengajukan pendapat 83%, yang menjawab

pertanyaan 57%, dan kinerja kelompok yang tepat waktu mencapai 100%.

d.

Tahap Refleksi

Berdasarkan data hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses

pembelajaran pada siklus ini, terdapat temuan-temuan sebagai berikut:

(34)

M

enGenAl

P

eneliTiAn

T

indAkAn

k

elAs

230

1.

Tigkat partisipasi siswa terlihat mengalami kemajuan, keinginan siswa

untuk terlibat aktif mencapai 37 orang, bertanya 28 orang, mengajukan

pendapat 27 orang, dan menjawab pertanyaan dengan benar 31 orang.

2.

Kinerja kelompok sangat efektif, hal ini terlihat bahwa semua siswa dalam

kelompok terlibat aktif dan memiliki tanggung jawab dalam menyelesaikan

tugas-tugas kelompok tepat waktu.

D. Proses Menganalisa Data

1.

Partisipasi Siswa Sebelum Tutor Sebaya

Sebagaimana diuraikan pada latar belakang penelitian ini, bahwa aktivitas

siswa atau partisipasi siswa dalam proses pembelajaran sangat rendah sehingga

pembelajaran dirasakan kurang bermakna, dan kurang membangun potensi atau

pengetahuan siswa yang telah dimilikinya.

Rendahnya tingkat partisipasi siswa dalam proses pembelajaran ini terlihat

dari kondisi-kondisi sebagai berikut:

a.

Keterlibatan siswa dalam membahas materi pelajaran rendah, karena

siswa kurang diberi tanggung jawab.

b.

Kemampuan siswa untuk menyampaikan pendapat rendah, karena siswa

sering diperlakukan sebagai objek belajar.

c.

Kemampuan siswa untuk bertanya rendah, karena siswa tidak memahami

konsep yang sedang dibahas sehingga ia tidak tahu apa yang harus

ditan-yakan.

d.

Kemampuan siswa menjawab pertanyaan hanya terdapat pada

siswa-siswa yang termasuk kategori pandai. Kurangnya berbagi pengalaman

(

sharing

) antara siswa pandai dan kurang pandai menjadi pemicu semakin

terpuruknya siswa-siswa yang kurang pandai tersebut.atan kerja

kelom-pok kurang be terkesan tidak kompak.

2.

Partisipasi Siswa Sesudah Tutor Sebaya

Penerapan metode tutor sebaya merupakan salah satu solusi dalam

mengatasi rendahnya tingkat partisipasi siswa sebagaimana diuraikan di atas.

Tindakan ini diterapkan selama tiga siklus terhadap siswa kelas VIII-2 SMP Negeri

101 Jakarta, dan ternyata hasil penelitian tentang partisi pasi siswa dalam proses

pembelajaran menunjukkan peningkatan yang signifikan.

(35)

A

lAsAn

G

uru

T

AkuT

M

elAkukAn

PTk

231

E.

Pembahasan dan Pengambilan Kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, hasil belajar siswa dari

siklus I, siklus II, dan siklus III dapat dipresentasikan melalui tabel berikut:

Tabel 3.1 Data Hasil Pengamatan Pada Siklus I, Siklus II, dan Siklus III

No.

Siklus

Banyak Siswa dan Aspek yang diamati

Terlibat

Bertanya

Mengajukan

Menjawab

Tepat

Rata-aktif

Pendapat

pertanyaan

waktu

rata

1

I

59

50,5%

37,5%

40,5%

43,5%

46,1%

2

II

70,3%

54%

54%

56,8%

100%

67%

3

III

100%

76%

73%

83%

100%

86,4%

Data tersebut di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan 20,9% dari

siklus pertama ke siklus kedua, dan 19,4% dari siklus kedua ke siklus yang

ketiga. Dengan demikian terjadi rata-rata peningkatan partisipasi siswa dalam

pembelajaran sebesar 20,15%.

Peningkatan tingkat partisipasi siswa dalam proses pembelajaran di kelas

VIII-2 SMP Negeri 101 Jakarta selama tiga siklus penelitian tindakan kelas, dapat

lebih jelas terlihat pada grafik berikut ini:

Grafik 1.1

Partisipasi Siswa dalam Proses Pembelajaran

(36)

M

enGenAl

P

eneliTiAn

T

indAkAn

k

elAs

232

Perbandingan tingkat ketercapaian partisipasi siswa dengan kriteria ideal

yang ditetapkan terlihat pada table dan grafik sebagai berikut:

Tabel 3.2 Perbandingan Kriteria Yang Ditetapkan Dengan Hasil Pada Silus Ketiga

No.

Kondisi

Banyak Siswa dan Aspek yang diamati

Terlibat

Keterangan

Tercapai

Terlampaui

Mendekati

Terlampaui

Tercapai

Tercapai

Grafik 1.2

Perbandingan Kriteria Yang Ditetapkan

Dengan Hasil Pada Silus Ketiga

Data tersebut di atas, menunjukkan bahwa kondisi siswa yang terlibat aktif

dalam proses pembelajaran, bertanya, menjawab pertanyaan, dan tepat waktu

dalam kerja kelompok telah memenuhi kriteria yang ditetapkan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode tutor

sebaya dalam upaya meningkatkan partisipasi siswa pada pembelajaran

matematika di kelas VIII-2 SMP Negeri 101 Jakarta dikatakan berhasil.

(37)

A

lAsAn

G

uru

T

AkuT

M

elAkukAn

PTk

233

BAB V

PENUTUP

A.

Kesimpulan

Berdasarkan analisis terhadap data hasil penelitian tindakan kelas ini, dapat

disimpulkan bahwa penerapan metode tutor sebaya dapat meningkatkan

partisipasi siswa dalam proses pembelajaran matematika di kelas VIII-2 SMP

Negeri 101 Jakarta tahun pelajaran 2007/2008 semester genap.

Peningkatan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran matematika ini

terlihat dari hal-hal sebagai berikut:

1. Keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran tinggi, karena

telah mencapai kriteria yang ditetapkan, yakni 100% siswa terlibat aktif..

2. Frekuensi siswa yang bertanya tinggi, karena melampaui kriteria yang

ditetapkan, yakni 76%, sedangkan kriteria 75%.

3.

Siswa yang mampu mengajukan pendapat sedang yaitu 72%, meskipun

belum memenuhi kriteria 75%, tetapi dari segi kuantitas mengalami

pen-ingkatan.

4.

Siswa yang mampu menjawab pertanyaan tinggi, karena melampaui

krite-ria yang ditetapkan yakni 83%, sedangkan kritekrite-ria 80%.

5.

Kinerja kelompok tinggi, karena sangat kompak dan dapat menyelesaikan

tugas tepat waktu 100% sudah sesuai dengan criteria 100%.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat

partisipasi siswa dalam pembelajaran tergolong tinggi, dan penerapan metode

tutor sebaya berhasil meningkatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran

matematika di kelas VIII-2 SMP Negeri 101 Jakarta. Hal ini sangat relevan

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurita Putri (2007); bahwa dengan

tutor sebaya pembelajaran menjadi lebih efektif karena komunikasi antar siswa

menjadi lebih terbuka tanpa dihantui rasa takut dan rasa malu.

B.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang peneliti laksanakan dapat

dikemukakan saran-saran yang bermanfaat bagi peneliti selanjutnya, guru dan

sekolah sebagai berikut:

(38)

M

enGenAl

P

eneliTiAn

T

indAkAn

k

elAs

234

1.

Pembelajaran matematika hendaknya bervariasi dan tidak monoton

se-hingga hasil pembelajaran dapat lebih maksimal.

2.

Agar kegiatan pembelajaran dapat berhasil dengan baik, maka seorang

guru hendaknya selalu aktif dalam melibatkan siswa selama kegiatan

pem-belajaran berlangsung.

3.

Mengingat pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini hanya tiga

sik-lus, dan validitas instrument penelitiannya belum standar, maka kepada

guru yang akan meneliti penerapan metode tutor sebaya dalam proses

pembelajaran diharapkan dapat lebih ditingkatkan kualitasnya, baik

frekue-nsi maupun instrument penelitiannya.

(39)

A

lAsAn

G

uru

T

AkuT

M

elAkukAn

PTk

235

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi & Suhardjono & Supardi, (2006),

Penelitian Tindakan

Kelas

, Jakarta: Bumi Aksara.

Polla, G, 2000,

Upaya Menciptakan Pengajaran Matematika yang

Menyenang

kan,

Jakarta: UNJ.

Trianto, 2007,

Model-model pembelajaran Inovatif Berorientasi

Konstruktivistik,

Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Uno, B., Hamzah,2007,

Model Pembelajaran

,

Menciptakan Proses Belajar

Mengajar Yang Kreatif dan Efektif,

Jakarta: Bumi Aksara

Sutikno, Sobry, M.,2007,

Menggagas Pembelajaran Efekti dan bermaknaf,

Mataram: NTP Press.

Kunandar, 2007,

Guru Profesional; Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru,

Jakarta: Rajagrafindo

Persada.

Surya, Muh., 1985,

Psikologi Pendidikan,

Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan,

IKIP.

Putranti, Nurita, 2007,

Tutor Sebaya,

Jakarta: Internet

(40)

M

enGenAl

P

eneliTiAn

T

indAkAn

k

elAs

236

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 4.2

Sekolah

: SMP Negeri 101 Jakarta

Mata Pelajaran

: Matematika

Kelas/Semester

: VIII-2 / 2 (Genap)

Tahun Pelajaran

: 2007 2008

Standar Kompetensi : 4. Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya.

Kompetensi Dasar : 4.2.Menghitung keliling dan luas lingkaran.

Indikator

: 4.2.1. Menentukan nilai phi (

P

).

4.2.2. Menemukan rumus keliling lingkaran.

4.2.3. Menemukan rumus luas lingkaran.

4.2.4. Menentukan keliling lingkaran yang panjang

jari-jari atau diameternya diketahui.

4.2.5. Menentukan luas daerah lingkaran jika panjang

jari-jari atau diameternya diketahui.

4.2.6. Menggunakan rumus keliling dan luas lingkaran

untuk menyelesaikan soal-soal pemecahan

ma-salah terkait dengan lingkaran.

Alokasi Wwaktu

: 8 Jam Pelajaran.

I. Tujuan Pembelajaran

a. Siswa dapat menentukan pendekatan nilai phi (π).

b. Siswa dapat menemukan rumus keliling lingkaran.

c. Siswa dapat menentukan rumus luas lingkaran.

d. Siswa dapat menentukan keliling lingkaran yang panjang jari-jari atau

diameternya diketahui.

e. Siswa dapat menentukan luas lingkaran yang diketahui panjang jari-jari

atau diameternya.

f. Siswa dapat menggunakan rumus keliling dan luas lingkaran untuk

menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah yang berkaitan dengan

lingkaran.

II.

Materi Pelajaran

Lingkaran ( Keliling dan Luas Lingkaran ).

III. Metode Pembelajaran.

Metode Kooperatif Tutor Sebaya, Ekspositori, Diskusi, Pemberian

Tugas.

Gambar

Gambar 1.2Kegiatan Siswa Dalam Pleno................................................. 17
Tabel 1.1 Kondisi Pembelajaran Siswa Kelas VIII.1 SMP
Tabel 1.1 Kondisi Pembelajaran Siswa Kelas VIII SMP Negeri 101 Jakarta
Gambar 1.Kegiatan Tutor Sebaya dalam kelompok tutorial
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kedudukan dan fungsi Pancasila jika dikaji secara ilmiah memiliki pengertian yang luas, baik dalam kedudukannya sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa,

dapat digunakan untuk mengecek keabsahan data, (4) teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi yang rumit, (5) pada kasus-kasus tertentu

[r]

2012, Representasi Eksploitasi Perempuan dalam Iklan (Analisis Semiotika Greimassian tentang Eksploitasi Perempuan dalam TVC Berrygood Versi ”Bikin Good Mood”

Revisi klasifikasi tahun 2004 untuk kriteria OM bahwa A) harus ada setidaknya dua serangan yang memenuhi kriteria untuk B; dan B) nyeri kepala migraine-like disertai atau

[r]

[15] Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2006 Tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Lama. Universitas

Upaya widyaiswara dalam meningkatkan kinerja PLKB melalui pelatihan refreshing di bali pelatihan pengembangan BKKBN JAWA BARAT.. Universitas Pendidikan Indonesia |