• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh: SUPARDI,S.Pd,M.Pd NIP Dajukan Untuk Memenuh Salah Satu Persyaratan Kenakan Pangkat Dar Golongan IV/b ke Golongan IV/c

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Oleh: SUPARDI,S.Pd,M.Pd NIP Dajukan Untuk Memenuh Salah Satu Persyaratan Kenakan Pangkat Dar Golongan IV/b ke Golongan IV/c"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

AlAsAn Guru TAkuT MelAkukAn PTk

197

Lampiran-Lampiran



IMPLEMENTASI METODE TUTOR SEBAYA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VIII-2

SMP NEGERI 101 JAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2007/2008 SEMESTER GENAP

Oleh:

SUPARDI,S.Pd,M.Pd NIP. 131 576 799

Dajukan Untuk Memenuh Salah Satu Persyaratan Kenakan Pangkat Dar Golongan IV/b ke Golongan IV/c

PEMERINTAH DAERAH KHUSUS IBU KOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN DASAR KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT

SEKOLAH MENENGAH PPERTAMA (SMP) NEGERI 101 JAKARTA Jl. Palmerah Utara II No.210C Telp (021) 5481510 Jakarta 11480

LAMPIRAN 3

Laporan Penelitian Tindakan Kelas (Ptk)

197

Lampiran 3(A) PTK revisi.indd 1 8/11/2009 1:09:39 AM

(2)

MenGenAl PeneliTiAn TindAkAn kelAs

198

MengenaLPeneLitiantindakankeLas ii

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN DASAR

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 101 JAKARTA Jl. Pal Merah Utara II No. 210C Jakarta Barat Telp. 021 - 5481510

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul: “Implementasi metode tutor sebaya dalam upaya meningkatkan partisipasi siswa pada pembelajaran Matematika di Kelas VIII-2 SMP Negeri 101 Jakarta” ini telah disetujui dan disyahkan untuk didoku- mentasikan di perpustakaan SMP Negeri 101 Jakarta dan dapat diajukan sebagai salah satu Karya Tulis Ilmiah untuk Penetapan Angka Kredit Jabatan Guru pada Golongan IV/b ke IVc.

Petugas Perpustakaan Jakarta, 21 Pebruari 2008 SMP Negeri 101 Jakarta Peneliti

Niza Maulida Supardi, S.Pd, M.Pd

NIP.131470009 NIP.131576799.

Mengetahui/Mengesahkan : Kepala SMPN 101 Jakarta Barat

Drs.H.D.Subagjo,M.Pd NIP. 130 804 882

Lampiran 3(A) PTK revisi.indd 2 8/11/2009 1:09:39 AM

ii

(3)

AlAsAn Guru TAkuT MelAkukAn PTk

199

Lampiran-Lampiran

iii ABSTRAK

Supardi. “Implementasi metode tutor sebaya dalam upaya meningkatkan partisipasi siswa pada pembelajaran Matematika di Kelas VIII-2 SMP Negeri 101 Jakarta”.

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, dan patisipasi siswa yang masih rendah dalam proses pembelajaran matematika di kelas VIII-2 SMP Negeri 101 Jakarta.

Pemecahan rendahnya partisipasi siswa di kelas VIII-2 SMP Negeri 101 Jakarta adalah dengan penerapan metode tutor sebaya. Setelah diterapkan metode tutor sebaya partisipasi siswa kelas VIII-2 dalam pembelajaran matematika mening- kat. Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus terhadap 37 orang siswa. Teknik pengumpulan data melalui observasi oleh guru dan kolaborator, dan analisis data dilakukan secara deskripsi dengan teknik persentase. Tingkat partisipasi siswa dinya-takan dengan kategori tinggi, sedang, atau rendah, sedangkan keberhasilan tutor sebaya dinyatakan dengan berhasil, kurang berhasil, atau tidak berhasil.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1) Keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran tinggi, karena telah mencapai kriteria yang ditetapkan, yakni 100% siswa terlibat aktif, 2) Frekuensi siswa yang bertanya tinggi, karena kriteria yang ditetapkan, yakni 76%, sedangkan kriteria 75%, 3) Siswa yang mampu mengajukan pendapat sedang, karena meskipun belum memenuhi kriteria tetapi dari segi kuantitas mengalami peningkatan, 4) Siswa yang mampu menjawab pertanyaan tinggi, karena melampaui kriteria yang ditetapkan yakni 83%, sedangkan kriteria 80%, dan 5) Kinerja kelompok tinggi, karena sangat kompak dan dapat menyelesaikan tugas tepat waktu. Dengan demikian implementasi metode tutor sebaya berhasil meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran matematika di kelas VIII-2 SMP Negeri 101 Jakarta.

Kata kunci : Prestasi Belajar, Partisipasi Siswa, Metode Tutor Sebaya CONTOH ABSTRAK DAN KATA PENGANTAR PTK

Lampiran 3(A) PTK revisi.indd 3 iii8/11/2009 1:09:40 AM

(4)

MenGenAl PeneliTiAn TindAkAn kelAs

200

MengenaLPeneLitiantindakankeLas iv

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmad, Hidayah dan Inayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menye- lesaikan laporan penuliisan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Implementasi metode tutor sebaya dalam upaya meningkatkan partisipasi siswa pada pembelajaran Matematika di Kelas VIII-2 SMP Negeri 101 Jakarta”.

Penulisan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan untuk mengikuti pemilihan guru berprestasi tahun 2009 tingkat Kota Administrasi Jakarta Barat.

Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kepala Dinas Pendidikan Dasar Kota Administrasi Jakarta Barat.

2. Kepala Seksi Tendik Pendidikan Dasar Kota Administrasi Jakarta Barat.

3. Kepala SMP Negeri 101 Jakarta

4. Kepala Tata Usaha beserta semua guru SMP Negeri 101 Jakarta

5. Semua panitia pemilihan guru berprestasi tingkat Kota Administrasi Ja- karta Barat

Serta semua pihak yang turut membantu terselesaikannya penulisan laporan penelitian tindakan kelas (PTK), dan rekan-rekan seprofesi yang telah memberi kesempatan dan masukan kepada penulis hingga penulisan laporan PTK ini selesai.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan laporan PTK ini masih jauh dari kesempurnaan, hal ini dikarenakan oleh keterbatasan kemampuan penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaan PTK ini.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga PTK ini dapat memenuhi dari salah satu persyaratan yang telah ditentukan, dan bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin.

Jakarta, 21 Februari 2008

Penulis

Supardi, S.Pd, M.Pd

Nip.131576799

Lampiran 3(A) PTK revisi.indd 4 8/11/2009 1:09:40 AM

iv

(5)

AlAsAn Guru TAkuT MelAkukAn PTk

201

Lampiran-Lampiran

v DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar pengesahan ... ii

Abstrak ... iii

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi ... v

Daftar Gambar/ Grafik ... vii

Daftar Tabel ... viii

Daftar lampiran... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 2

C. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... 2

D. Tujuan Penelitian ... 3

E. Manfaat Hasil Penelitian... 3

BAB II KAJIAN TEORETIK A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran ... 5

B. Hakikat Tutor Sebaya ... 5

C. Hakikat Belajar matematika di SMP ... 8

D. Hakikat Partisipasi Siswa Dalam Pembelajaran... 8

E. Kerangka Berpikir ... 9

F. Hipotesis Tindakan ... 9

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Tindakan ... 11

B. Seting/Lokasi/Subyek Penelitian... 11

C. Metode Pengumpulan Data ... 11

D. Metode Analisa Data ... 12

E. Cara Pengambilan Kesimpulan ... 12

Lampiran 3(A) PTK revisi.indd 5 8/11/2009 1:09:40 AM

v

(6)

MenGenAl PeneliTiAn TindAkAn kelAs

202

MengenaLPeneLitiantindakankeLas vi BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Selintas Tentang Setting ... 13

B. Uraian Penelitian Secara Umum/keseluruhan ... 13

C. Penjelasan per Siklus ... 16

D. Proses Menganalisa Data …... 24

E. Pembahasan dan pengambilan keputusan ... 25

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan dan Saran ... 27

B. Saran Untuk Tindakan lebih Lanjut ... 27

DAFTAR PUSTAKA ... 29

Lampiran-lampiran ... 30

Lampiran 3(A) PTK revisi.indd 6 8/11/2009 1:09:40 AM

VI

(7)

AlAsAn Guru TAkuT MelAkukAn PTk

203

Lampiran-Lampiran vii

DAFTAR GAMBAR/GRAFIK

Halaman Gambar 1.1 Kegiatan Tutor Sebaya Dalam Kelompok ... 17 Gambar 1.2 Kegiatan Siswa Dalam Pleno... 17 Grafik 1.1 Partisipasi Siswa Dalam Pembelajaran... 25 Grafik 1.2 Perbandingan Kriteria Partisipasi Siswa Yang

Ditetapkan Dengan Hasil Pengamatan Pada Siklus III... 26

Lampiran 3(A) PTK revisi.indd 7 8/11/2009 1:09:40 AM

VII

(8)

MenGenAl PeneliTiAn TindAkAn kelAs

204

MengenaLPeneLitiantindakankeLas

viii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Kondisi Pembelajaran Siswa Kelas VIII.1 SMP

Negeri 101 Jakarta Tahun Pelajaran 2007/2008 ... 1

Tabel 2.1 Hasil Pengamatan Siklus I Pertemuan ke-1 ... 18

Tabel 2.2 Hasil Pengamatan Siklus I Pertemuan ke-2... 19

Tabel 2.3 Hasil Pengamatan Siklus II ... 21

Tabel 2.4 Hasil Pengamatan Siklus III ... 23

Tabel 3.1 Hasil Pengamatan Siklus I, II, dan III... 25

Tabel 3.2 Perbandingan Kriteria Partisipasi Siswa Yang Ditetapkan Dengan Hasil Pengamatan Pada Siklus III... 26

viii

(9)

AlAsAn Guru TAkuT MelAkukAn PTk

205

Lampiran-Lampiran

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )... 30

Lampiran 2 LKS untuk menemukan rumus keliling lingkaran... 41

Lampiran 3 LKS untk menemukan rumus luas lingkaran... 43

Lampiran 4 Format rubrik penilaian... 45

Lampiran 5 Lembar observasi siswa siklus I ... 46

Lampiran 6 Lembar observasi siswa siklus II ... 50

Lampiran 7 Lembar observasi siswa siklus III ... 54

Lampiran 8 Lembar observasi guru siklus I ... 58

Lampiran 9 Lembar observasi guru siklus II ... 62

Lampiran 10 Lembar observasi guru siklus III ... 63

Lampiran 11 Angket siswa terhadap pembelajaran metode Tutor Sebaya... 64

Lampiran 12 Instrumen Obsevasi Guru Pada Siklus III... 65

Lampiran 13 Angket Siswa ... 66

ix

(10)

MenGenAl PeneliTiAn TindAkAn kelAs

206

x

(11)

lAMPirAn-lAMPirAn

207

Lampiran-Lampiran 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu regulasi peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Implementasi KTSP di sekolah menuntut para guru dan siswa untuk lebih kreatif dan memiliki inovasi dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. KTSP lebih menekankan pada pencapaian kompetensi siswa, ini berarti dalam pembelajaran matematika berpusat kepada siswa (student oriented) dan bukan lagi bersumber pada guru (teacher oriented).

Karakteristik pembelajaran matematika lebih menekankan pada membangun atau mengkonstruksi pengetahuan tentang konsep yang sedang dibahas. Proses mengkonstruksi pengetahuan ini memerlukan kreatifitas guru untuk menciptakan “PAIKEM-GEMBROT” (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, menyenangkan, gembira dan berbobot) sehingga siswa dapat berpartisipasi aktif yang pada akhirnya mereka memiliki pengalaman belajar yang bermakna dan menyenangkan, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator.

Fakta empirik yang ditemukan penulis melalui kegiatan observasi di kelas, pembelajaran yang terjadi monoton sehingga siswa terlihat jenuh karena kurang diberdayakan, mereka diperlakukan sebagai objek yang harus duduk manis memperhatikan guru yang sedang menerangkan. Selain itu pembelajaran yang berlangsung seolah-olah hanya untuk sekelompok siswa tertentu. Berikut ini data proses pembelajaran matematika di kelas VIII-2 SMP Negeri 101 Jakarta:

Tabel 1.1 Kondisi Pembelajaran Siswa Kelas VIII SMP Negeri 101 Jakarta

Proses Kelas

Pembelajaran VIII-1 VIII-2 VIII-3 VIII-4 VIII-5 VIII-6 VIII-7 VIII-8 Pemberdayaan

siswa pandai Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Metode

bervariasi Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya

Partisipasi siswa Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah

Lampiran 3(A) PTK revisi.indd 1 8/11/2009 1:09:41 AM

1

(12)

MenGenAl PeneliTiAn TindAkAn kelAs

208

MengenaLPeneLitiantindakankeLas 2

Uraian data tersebut di atas sangat menarik perhatian penulis untuk melakukan penelitian tindakan kelas, dengan menerapkan pembelajaran tutor sebaya dalam rangka meningkatkan partisipasi siswa selama proses pembelajaran untuk materi Keliling dan Luas Lingkaran pada mata pelajaran matematika di kelas VIII-2 SMP Negeri 101 Jakarta.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Rendahnya partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.

2. Siswa masih dianggap sebagai objek belajar yang tidak memiliki potensi atau pengetahuan.

3. Rendahnya kepedulian siswa kelompok tinggi terhadap siswa kelompok rendah.

4. Siswa kelompok rendah merasa kurang mendapat perhatian baik dari guru maupun dari teman sebaya.

C. Pembatasan/Rumusan/Pemecahan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Proses pembelajaran matematika dengan metode Tutor sebaya untuk meningkatkan partisipasi pada pembelajaran matematika dilaksanakan di kelas VIII-2 SMP Negeri 101 Jakarta semester genap tahun pelajaran 2007 / 2008

b. Materi yang diajarkan adalah Keliling dan Luas Lingkaran.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah dengan metode tutor sebaya dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran matematika di kelas VIII-2 SMP Negeri 101 Jakarta?

3. Cara Pemecahan Masalah

Cara pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah pelaksanaan pembelajaran tutor sebaya. Dengan cara ini diharapkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran matema- tika meningkat.

Lampiran 3(A) PTK revisi.indd 2 8/11/2009 1:09:41 AM

2

(13)

AlAsAn Guru TAkuT MelAkukAn PTk

209

Lampiran-Lampiran

3 D. Tujuan Penelitian

Untuk memberi arah yang jelas tentang maksud dari penelitian ini dan berdasar pada rumusan masalah yang diajukan, maka tujuan secara umum adalah untuk memperbaiki pembelajaran matematika di SMP, sedangkan secara khusus tujuan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui peningkatan partisipasi siswa dalam pembelajaran matematika di kelas VIII-2 SMP Negeri 101 Jakarta Tahun Ajaran 2007–

2008 semester genap yang diajarkan dengan metode Tutor Sebaya.

2. Untuk mengetahui dampak metode Tutor Sebaya dalam meningkatkan partisipasi siswa kelas VIII-2 SMP Negeri 101 Jakarta Tahun Ajaran 2007 – 2008 pada materi keliling dan luas lingkaran.

E. Manfaat Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :

1. Bagi Siswa, Meningkatkan aktivitas belajar dalam membahas sebuah konsep matematika.

2. Bagi Guru, dapat meningkatkan strategi dan kualitas pembelajaran matematika

3. Bagi Sekolah, sebagai umpan balik untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran, meningkatkan kualitas atau mutu sekolah melalui peningkatan partisipasi siswa dan kinerja guru.

Lampiran 3(A) PTK revisi.indd 3 8/11/2009 1:09:41 AM

3

(14)

MenGenAl PeneliTiAn TindAkAn kelAs

210

4

(15)

AlAsAn Guru TAkuT MelAkukAn PTk

211

Lampiran-Lampiran

5 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran

Belajar pada prinsipnya adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara siswa dengan sumber-sumber atau obyek belajar baik secara sengaja dirancang atau tanpa sengaja dirancang (Suliana,2005). Kegiatan belajar tersebut dapat dihayati (dialami) oleh orang yang sedang belajar. Selain itu kegiatan belajar juga dapat diamati oleh orang lain. Belajar yang dihayati oleh seorang pebelajar (siswa) ada hubungannya dengan usaha pembelajaran, yang dilakukan oleh pembelajar (guru). Pada satu sisi, belajar yang dialami oleh pebelajar terkait dengan pertumbuhan jasmani yang siap berkembang. Pada sisi lain, kegiatan belajar yang juga berupa perkembangan mental tersebut juga didorong oleh tindakan pendidikan atau pembelajaran. Dengan kata lain, belajar ada kaitannya dengan usaha atau rekayasa pembelajar.

Dari segi siswa, belajar yang dialaminya sesuai dengan pertumbuhan jasmani dan perkembangan mental, akan menghasilkan hasil belajar sebagai dampak pengiring, selanjutnya, dampak pengiring tersebut akan menghasilkan program belajar sendiri sebagai perwujudan emansipasi siswa menuju kemandirian. Dari segi guru, kegiatan belajar siswa merupakan akibat dari tindakan pendidikan atau pembelajaran. Proses belajar siswa tersebut menghasilkan perilaku yang dikehendaki, suatu hasil belajar sebagai dampak pengajaran. (Dimyati &

Mudjiono, 2002)

B. Hakikat Metode Tutor Sebaya 1. Pengertian Tutor Sebaya

Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas merupakan sebuah proses pembimbingan terhadap peserta didik dengan memperhatikan tingkat perkembangan siswa, mengingat kecepatan perkembangan mereka masing- masing tidak sama. Proses pembelajaran juga harus menempatkan siswa sebagai subyek yang memiliki keunikan dan kekhususan masing-masing.

Heterogenitas kemampuan siswa dalam memahami sebuah konsep sering menimbulkan masalah, antara lain ada siswa yang sangat cepat dan ada siswa

Lampiran 3(A) PTK revisi.indd 5 8/11/2009 1:09:41 AM

5

(16)

MenGenAl PeneliTiAn TindAkAn kelAs

212

MengenaLPeneLitiantindakankeLas 6

yang merasakan kesulitan tetapi mereka segan bahkan takut untuk bertanya kepada guru. Kesulitan yang dialami oleh sekelompok siswa tersebut dapat diatasi dengan cara menerapkan pembelajaran dengan metode tutor sebaya.

Tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang murid yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu murid-murid tertentu yang mengalami kesulitan belajar. Bantuan yang diberikan oleh teman sebaya pada umumnya dapat memberikan hasil yang lebih baik. Hubungan antar murid terasa lebih dekat dibandingkan dengan hubungan antara murid dengan guru. (Moh.Surya, 1985).

M. Sobry Sutikno (2007) mengatakan bahwa untuk mencapai hasil belajar yang optimal, dianjurkan agar pendidik membiasakan diri menggunakan komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai transaksi, yakni komunikasi yang tidak hanya melibatkan interaksi dinamis antara pendidik dengan siswa melainkan juga melibatkan interaksi dinamis antara siswa yang satu dengan siswa lainnya.

Selanjutnya Hamzah B. Uno (2007) mengatakan bahwa model pertemuan adalah model pembelajaran yang ditujukan untuk membangun suatu kelompok sosial yang saling menyayangi, saling menghargai, mempunyai disiplin tinggi, dan komitmen berperilaku positif.

Metode pembelajaran yang sangat ditekankan dalam pembelajaran tuntas adalah pembelajaran individual, pembelajaran sejawat (peer instruction), dan bekerja dalam kelompok kecil. Berbagai metode (multi metode) pembelajaran harus digunakan untuk kelas atau kelompok. (Kunandar, 2007).

Guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dalam kelompok- kelompok belajar. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen, yang pandai mengajari yang lemah, yang tahu memberitahu yang belum tahu, yang cepat menangkap mendorong temannya yang lambat, yang mempunyai gagasan segera memberi usul, dan seterusnya. (Trianto, 2007).

Teori Perkembangan Piaget memperkuat pendapat di atas, yakni perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari tindakan. Piaget yakin bahwa pengalaman-pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan penting bagi terjadinya perubahan perkembangan. Sementara itu bahwa interaksi sosial dengan teman sebaya, khususnya berargumentasi dan berdiskusi membantu

Lampiran 3(A) PTK revisi.indd 6 8/11/2009 1:09:41 AM

6

(17)

AlAsAn Guru TAkuT MelAkukAn PTk

213

Lampiran-Lampiran 7

memperjelas pemikiran yang pada akhirnya memuat pemikiran itu lebih logis.

(Nur, dalam Trianto, 2007).

Dari uraian pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa tutor sebaya adalah sebuah proses belajar dengan difasilitasi oleh satu orang siswa atau lebih untuk membiming siswa sebayanya yang mengalami kesulitan dalam belajar, sehingga interaksi antar siswa akan tumbuh dinamis, penuh kasih sayang, disiplin, dan memiliki komitmen belajar yang tinggi. Tutor sebaya dinamakan juga sebagai pembelajaran sejawat yang bekerja dalam kelompok-kelompok kecil.

2. Kriteria Dan Keuntungan Tutor sebaya

Salah satu empat pilar belajar yang ditetapkan UNESCO adalah learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu). Learning to do dapat terjadi manakala si pebelajar (siswa) difasilitasi untuk mengaktualisasikan kompetensi, bakat, dan minat yang dimilikinya.

Penerapan metode tutor sebaya dalam pembelajaran akan mendukung pilar belajar tersebut di atas, jika siswa yang ditunjuk menjadi tutor memenuhi kriteria-kriteria tertentu.

Moh. Surya (1985), menyebutkan bahwa kriteria tutor sebaya adalah: 1) tutor membantu murid yang kesulitan berdasarkan petunjuk guru, 2) murid yang dipilih sebagai tutor hendaknya diperhatikan segi kemampuan dalam penguasaan materi dan kemampuan membantu orang lain, 3) dalam pelaksanaannya, tutor- tutor ini dapat membantu teman-temannya baik secara individual maupun secara kelompok sesuai petunjuk guru, 4) tutor dapat berperan sebagai pemimpin dalam kegiatan-kegiatan kelompok, dalam hal tertentu ia dapat berperan sebagai pengganti guru.

Dari uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa yang ditunjuk sebagai tutor harus memenuhi kriteria tertentu, yakni siswa yang memiliki keunggulan kompetensi dibandingkan dengan siswa lain dikelasnya.

Selanjutnya Moh. Surya (1985) juga mengatakan bahwa keuntungan metode tutor sebaya adalah: 1) adanya suasana hubungan yang lebih dekat dan akrab antara murid yang dibantu dengan murid sebagai tutor yang membantu, 2) bagi tutor sendiri sebagai kegiatan remedial yang merupakan kesempatan uttuk pengayaan dalam belajar dan juga dapat menambah motivassi belajar, 3) bersifat efisien, artinya bisa lebih banyak dibantu, dan 4) dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri.

Lampiran 3(A) PTK revisi.indd 7 8/11/2009 1:09:41 AM

7

(18)

MenGenAl PeneliTiAn TindAkAn kelAs

214

MengenaLPeneLitiantindakankeLas 8

Dari pendapat tersebut di atas, disimpulkan bahwa metode tutor sebaya dapat menimbulkan sebuah penguatan (reinforcement) baik bagi siswa yang dibantu maupun siswa yang membantu dalam mengkonstruksi pengetahuan/

konsep, karena tutor sebaya dibangun dengan jalinan kedekatan dan kasih sayang.

C. Hakikat Pembelajaran Matematika di SMP

Matematika adalah sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai persoalan praktis, yang unsur- unsurnya logika dan intuisi, analisis dan konstruksi, generalisasi dan individualitas, serta mempunyai cabang-cabang antara lain aritmatika, aljabar, geometri, dan analisis. Hakikat belajar matematika didasarkan pada pandangan konstruktivisme, yakni anak belajar matematika dihadapkan pada masalah tertentu berdasarkan pengetahuan yang diperolehnya ketika belajar dan berusaha meme-cahkannya.

(Hamzah B.Uno,2007).

Bagi para siswa di sekolah, matematika sangat dibutuhkan untuk meningkatkan daya nalar dan melatih diri agar mampu berpikir logis, kritis, sistematis, dan kreatif (G.Polla, 2000).

D. Hakikat Partisipasi Siswa Dalam Pembelajaran

Penerapan metode tutor sebaya dalam kelompok-kelompok kecil memerlukan peran aktif dari para siswa sebagai subyek ajar, dengan demikian proses pembelajaran akan berlangsung efektif dan bermakna.

Terkait dengan aktivitas atau partisipasi siswa dalam pembelajaran, Trianto (2007) mengatakan bahwa guru tidak dibenarkan mengelola tingkah laku siswa dalam kelompok secara ketat, dan siswa memiliki ruang dan peluang untuk secara bebas mengendalikan aktivitas-aktivitas di dalam kelompoknya.

Berdasarkan prinsip student centered peserta didik merupakan pusat dari suatu kegiatan belajar. Hal ini dikenal dengan istilah cara belajar siswa aktif, terjemahan dari student active training, yang maknanya adalah bahwa proses pembelajaran akan lebih berhasil apabila peserta didik secara aktif melakukan latihan langsung dan relevan dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan.

(Dick dan Carey, dalam Hamzah B.Uno, 2007).

Beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh guru dalam mendorong/ memacu partisipasi siswa dalam proses pemelajaran adalah sebagai berikut; 1) sabar saat

Lampiran 3(A) PTK revisi.indd 8 8/11/2009 1:09:41 AM

8

(19)

AlAsAn Guru TAkuT MelAkukAn PTk

215

Lampiran-Lampiran 9

menunggu respon, karena seorang siswa untuk menyampaikan gagasannya perlu waktu, 2) pantau partisipasi kelas, untuk mengetahui apakah siswa tertentu berkembang partisipasinya, 3) beri siswa tugas yang memerlukan komunikasi, misalnya beri tugas dia sebagai asisten guru, tutor sebaya, atau menjadi ketua suatu kelompok kecil dari sebuah grup diskusi. (Ken Shore’s, dalam M. Sobry Sutikno, 2007).

E. Kerangka Berpikir

Metode tutor sebaya adalah proses pembelajaran partisipatif dalam kelompok-kelompok kecil dengan fasilitator melibatkan teman sejawat yang memiliki kriteria tertentu sehingga para siswa merasa lebih fair, senang, dan terjadi konstruksi pengetahuan yang lebih kuat diantara mereka.

Metode ini tepat digunakan pada pembelajaran matematika, karena pembelajaran matematika di SMP adalah sebuah proses kerja mengkonstruksi pengetahuan siswa, agar mereka terbiasa berfikir logis, kritis, sistematis, dan kreatif. Proses ini memerlukan interaksi siswa dengan sumber belajar, satu di antara sumber belajar tersebut adalah teman sejawat yang dianggap memiliki pengetahuan dan kemampuan lebih.

Metode tutor sebaya juga dapat merangsang partisipasi siswa dalam pembelajaran, sehingga aktivitas dan kemampuan siswa dalam menyampaikan gagasan atau pendapat dalam proses pembahasan materi ajar atau konsep semakin bermakna.

F. Hipotesis Tindakan

Memperhatikan landasan teori dan kerangka berpikir tersebut di atas, maka hipotesis tindakan dirumuskan sebagai berikut: “dengan penerapan metode tutor sebaya akan meningkatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran matematika di kelas VIII-2 SMP Negeri 101 Jakarta.

Lampiran 3(A) PTK revisi.indd 9 8/11/2009 1:09:42 AM

9

(20)

MenGenAl PeneliTiAn TindAkAn kelAs

216

10

(21)

AlAsAn Guru TAkuT MelAkukAn PTk

217

Lampiran-Lampiran

11 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Obyek Tindakan

Mengacu dari uraian yang disampaikan oleh Suharsimi Arikunto, (2006:24) yang menjadi objek tindakan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa unsur, antara lain :

1. Unsur siswa: yang diamatai adalah respon dan partisipasi terhadap pene- rapan pembelajaran dengan metode tutor sebaya.

2. Unsur guru: yang diamati adalah keterampilan guru dalam menggunakan model pembelajaran dengan metode tutor sebaya.

3. Unsur Materi: yang diamati kesesuaian penyusunan bahan ajar dengan ku- rikulum.

B. Setting Penelitian

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas model Kurt Lewin dan terdiri dari tiga siklus yang setiap siklusnya terdiri dari empat tahap (Suharsimi Arikuinto, 2006:16), yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 101 Jakarta, Jl. Palmerah Utara II No.210C Jakarta Barat untuk mata pelajaran Matematika.

Penelitian dilakukan selama 2 bulan, yaitu mulai bulan Januari sampai bulan Februari 2008. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas.

Sedangkan subyek penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 101 Jakarta kelas VIII-2 dengan jumlah siswa sebanyak 37 orang, terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Pemilihan kelas VIII-2 ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan partisipasi pada pembelajaran matematika di kelas VIII-2.

C. Metode dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini adalah observasi; hasilnya dipergunakan untuk memperoleh data tentang aktivitass belajar siswa.

Lampiran 3(A) PTK revisi.indd 11 8/11/2009 1:09:42 AM

11

(22)

MenGenAl PeneliTiAn TindAkAn kelAs

218

MengenaLPeneLitiantindakankeLas 12

Sedangkan alat pengumpul data berupa lembar observasi untuk mengukur tingkat aktivitas/partisipasi siswa dalam pembelajaran matematika.

D. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh pada setiap kegiatan observasi dari setiap siklus, dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam proses pembelajaran. Kegiatan analisis meliputi:

1. Tingkat partisipasi atau keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, den- gan kategori tinggi, sedang, dan rendah.

2. Hasil belajar siswa berupa nilai ulangan harian untuk KD 4.2. (terlampir) 3. Tingkat keberhasilan metode tutor sebaya, dengan kategori berhasil,

kurang berhasil, dan tidak berhasil.

E. Cara Mengambil Kesimpulan

Cara pengambilan kesimpulan pada penelitian tindakan ini yaitu dengan merangkum hasil tes, hasil penyebaran angket, dan hasil observasi siklus I, II, dan siklus III. Selanjutnya menyusun, mengolah, dan menyajikannya sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah sehingga menjadi data yang bermakna.

Berdasarkan data yang sudah bermakna dan mudah untuk dibaca selanjutnya dapat disimpulkan pelaksanaan penelitian tindakan berhasil atau tidak berhasil dengan mengacu kepada indikator keberhasilan yang telah ditentukan.

Lampiran 3(A) PTK revisi.indd 12 8/11/2009 1:09:42 AM

12

(23)

AlAsAn Guru TAkuT MelAkukAn PTk

219

Lampiran-Lampiran

13 BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Selintas tentang Seting

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari tiga siklus, setiap siklusnya terdapat empat tahapan (Suharsimi Arikunto, 2006:16) yaitu; perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 101 Jakarta pada kelas VIII-2 semester genap tahun pelajaran 2007/2008 dengan materi keliling dan luas lingkaran.

SMP Negeri 101 Jakarta adalah suatu sekolah negeri yang berada dibawah Dinas Pendidikan Dasar Propinsi DKI Jakarta yang beralamatkan di Jl.Palmerah Utara II No.210C Palmerah Jakarta Barat telepon (021)5481510. SMP Negeri 101 Jakarta berdiri pada tanggal 1 April 1977, yang terletak di Palmerah Kecamatan Palmerah Kota Administrasi Jakarta Barat, yang menempati lahan seluas 1.333m2 dengan bangunan gedung berlantai satu dalam kondisi yang sudah sangat tua yang terdiri 24 kelas dengan jumlah siswa 962 siswa, yang diasuh oleh 48 guru termasuk peneliti. Sebagai obyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-2 yang berjumlah 37 orang. Sekolah tersebut dipilih sebagai tempat penelitian karena SMP Negeri 101 Jakarta merupakan tempat bertugas peneliti sehingga diyakini peneliti mengetahui dengan baik kondisi siswa tersebut.

B. Uraian Penelitian Secara Umum/Keseluruhan

Desain penelitian terdiri dari 3 siklus secara berulang yang meliputi siklus I, siklus II, dan siklus III. Setiap siklus dalam penelitian ini meliputi empat tahap sebagaimana yang dikemukakan Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi (2006:16), sebagai berikut: (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan (acting), (3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi (reflecting). Hasil refleksi dijadikan dasar untuk menentukan keputusan perbaikan pada siklus berikutnya.

Adapun langkah-langkah tindakan yang ditempuh dalam penelitian ini sebagaimana yang diutarakan oleh Suharsimi Arikunto (2006:16) yaitu:

Lampiran 3(A) PTK revisi.indd 13 8/11/2009 1:09:42 AM

13

(24)

MenGenAl PeneliTiAn TindAkAn kelAs

220

MengenaLPeneLitiantindakankeLas 14 1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan :

1. Peneliti menganalisis Standar Kompetensi (SK) 4, dan Kompetensi Dasar (KD) 4.2

2. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan dengan metode tutor sebaya.

3. Membuat Lembar Kerja Siswa.

4. Membuat Alat Evaluasi.

5. Membuat Instrumen Penelitian.

b. Tahap Pelaksanaan:

1. Siswa dibagi menjadi 8 kelompok.

2. Memberi penjelasan teknis dan alur pembelajaran.

3. Tiap kelompok diberikan materi yang harus dibahas.

4. Selama kerja atau diskusi kelompok, guru berkeliling melakukan penilaian dan bimbingan seperlunya.

5. Perwakilan siswa dari kelompok yang sudah siap, mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, dan siswa lain memberi tanggapan.

6. Penguatan dan menyimpulkan materi yang dibahas secara bersama- sama.

7. Guru dan kolaborator melakukan observasi.

c. Tahap Pengamatan:

Hal-hal yang akan diamati adalah:

1. Aktivitas atau partisipasi siswa selama pembelajaran baik dalam kerja kelompok maupun pada saat presentasi (pleno).

2. Kemampuan siswa mengutarakan pendapat, idea atau gagasan..

3. Kemampuan bertanya baik di kelompok maupun pada saat pleno.

4. Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan atau kuis.

5. Ketepatan waktu dalam kerja kelompok d. Tahap refleksi:

Keberhasilan dalam penelitian ini diperlihatkan oleh:

1. 100% dari jumlah siswa terlibat aktif dalam membahas materi pelajaran.

2. 75% siswa mampu menyampaikan pendapat tentang materi yang sedang dibahas.

3. 75% siswa berani bertanya atau memberikan tanggapan terhadap presentasi yang disampaikan.

Lampiran 3(A) PTK revisi.indd 14 8/11/2009 1:09:42 AM

14

(25)

AlAsAn Guru TAkuT MelAkukAn PTk

221

Lampiran-Lampiran 15

4. 80% siswa dapat menjawab pertanyaan dari guru atau teman sebayanya.

5. Menyelesaikan tugas kelompok tepat waktu 100%.

6. Rata-rata tingkat partisipasi siswa dalam proses pembelajaran di kelas mencapai 86%.

2. Siklus II

a. Tahap Perencanaan :

Peneliti membuat perencanaan tindakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama.

b. Tahap Pelaksanaan:

Pelaksanaan pembelajaran tetap menggunakan metode tutor sebaya dan berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama.

c. Tahap Pengamatan:

Peneliti melakukan pengamatan lebih tajam terhadap partisipasi siswa dalam pembelajaran dengan memperhatikan hasil refleksi pada siklus pertama.

d. Tahap refleksi:

Melaksanakan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran dan hasil pen- gamatan pada siklus kedua.

3. Siklus III

a. Tahap Perencanaan :

Peneliti membuat perencanaan tindakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus kedua.

b. Tahap Pelaksanaan:

Pelaksanaan pembelajaran tetap menggunakan metode tutor sebaya dan berdasarkan hasil refleksi pada siklus kedua.

c. Tahap Pengamatan:

Peneliti melakukan pengamatan lebih tajam terhadap partisipasi siswa dalam pembelajaran dengan memperhatikan hasil refleksi pada siklus kedua.

d. Tahap refleksi:

Peneliti melakukan refleksi berdasarkan pelaksanaan pembelajaran dan hasil pengamatan pada siklus ketiga, kemudian menganalisis dan membuat kesimpulan tentang keberhasilan metode tutor sebaya untuk meningkat- kan partisipasi siswa dalam belajar.

Lampiran 3(A) PTK revisi.indd 15 8/11/2009 1:09:42 AM

15

(26)

MenGenAl PeneliTiAn TindAkAn kelAs

222

MengenaLPeneLitiantindakankeLas 16 C. Penjelasan per siklus

1. Penelitian Siklus I a. Tahap Perencanaan

Siklus I dilaksanakan selama dua kali pertemuan yaitu tanggal 21 Januari dan 26 Januari 2008, kompetensi dasar (KD) yang dipelajari adalah KD 4.2 dengan materi pokok yang dibahas pada pertemuan ke-1 adalah menemukan rumus keliling lingkaran, dan pada pertemuan ke-2 menemukan rumus luas lingkaran.

Untuk efektivitas pembelajaran telah dibuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Siklus pertama yang dilaksanakan dua kali pertemuan ini, dihadiri oleh 34 orang, dan satu orang observer sebagai kolaborator.

Kriteria keberhasilan siswa ditetapkan bila 100% dari jumlah siswa terlibat aktif dalam membahas materi pelajaran, 75% siswa mampu menyampaikan pendapat tentang materi yang sedang dibahas, 75% siswa berani bertanya, 80%

siswa mampu menjawab pertanyaan, dan 100% penyelesaian tugas kelompok tepat waktu, sehingga rata-rata partisipasi siswa dalam pembelajaran diharapkan mencapai 86%.

b. Tahap Pelaksanaan

Siklus pertama dilaksanakan sesuai dengan rencana, yaitu dua kali pertemuan;

tanggal 21 Januari dan 26 Januari 2008. Pada pertemuan ke-1 jumlah siswa yang hadir 34 orang dari 37 orang yang terdaftar di kelas VIII-2, 3 orang yang tidak hadir dikarenakan sakit dan alasan lain, sedangkan pada pertemuan kedua siswa yang hadir 37 orang, dan observer sebagai kolaborator yang hadir satu orang.

Pada siklus ini proses pembelajaran berlangsung berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah ditetapkan. Pertemuan ke-1 membahas pembuktian atau penemuan rumus keliling lingkaran melalui percobaan membandingkan keliling lingkaran dengan diameternya.

Proses membuktikan atau menemukan rumus keliling lingkaran diawali dengan penjelasan teknis oleh guru sekitar 5 menit, dipandu oleh masing-masing tutor oleh pada tiap kelompok selama 20 menit, presentasi kelompok selama 40 menit, dan 15 terakhir digunakan untuk menyimpulkan hasil temuan dan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Lampiran 3(A) PTK revisi.indd 16 8/11/2009 1:09:42 AM

16

(27)

AlAsAn Guru TAkuT MelAkukAn PTk

223

Lampiran-Lampiran 17

Sedangkan pertemuan ke-2 pada siklus pertama ini, proses pembelajaran membuktikan atau menemukan rumus luas lingkaran melalui percobaan modifikasi lingkaran menjadi bangun yang mendekati persegi panjang atau segitiga sama kaki.

Proses membuktikan atau menemukan rumus luas lingkaran diawali dengan penjelasan teknis oleh guru sekitar 5 menit, dipandu oleh masing-masing tutpr pada tiap kelompok selama 35 menit, dan 10 menit terakhir digunakan untuk menyimpulkan hasil temuan dan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Berikut ini adalah cuplikan atau gambaran proses pembelajaran yang berlangsung pada siklus pertama pertemuan yang ke-2:

Gambar 1.

Kegiatan Tutor Sebaya dalam kelompok tutorial Menemukan rumus luas lingkaran

Gambar 2.

Kegiatan Tutor Sebaya dalam Pleno

Lampiran 3(A) PTK revisi.indd 17 8/11/2009 1:09:43 AM

17

(28)

MenGenAl PeneliTiAn TindAkAn kelAs

224

MengenaLPeneLitiantindakankeLas 18 c. Tahap Pengamatan

Selama proses pembelajaran berlangsung guru dan kolaborator melakukan penilaian proses dan pengamatan terhadap kinerja kelompok, maupun pada saat pleno dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan.

Aspek partisipasi siswa yang diamati selama proses pembelajaran berlangsung meliputi:

1. Kinerja kelompok: terlibat aktif, dan ketepatan waktu.

2. Kegiatan pleno: mengajukan pendapat, bertanya, dan menjawab pertanyaan.

Data hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran pada siklus ini adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Hasil Pengamatan Pada Siklus I Pertemusan ke-1 No. Kelompok

Banyak Siswa dan Aspek yang diamati Terlibat

Bertanya Mengajukan Menjawab Tepat

aktif Pendapat pertanyaan waktu

1 KUBUS 2 2 1 2 Ya

2 BALOK 2 2 1 1 -

3 TRAPESIUM 2 2 1 1 -

4 JAJARGENJANG 3 2 2 1 -

5 BELAH KETUPAT 2 2 2 1 -

6 TABUNG 2 2 1 1 -

7 SEGITIGA 3 1 2 2 Ya

8 LIMAS 2 2 1 2 -

Jumlah 18 15 11 11 2

Persentase 53% 44% 32% 32% 25%

Lampiran 3(A) PTK revisi.indd 18 8/11/2009 1:09:43 AM

18

(29)

AlAsAn Guru TAkuT MelAkukAn PTk

225

Lampiran-Lampiran 19

Tabel 2.2 Hasil Pengamatan Pada Siklus I Pertemusn ke-2 No. Kelompok

Banyak Siswa dan Aspek yang diamati Terlibat

Bertanya Mengajukan Menjawab Tepat

aktif Pendapat pertanyaan waktu

1 KUBUS 3 3 2 2 Ya

2 BALOK 3 3 2 2 Ya

3 TRAPESIUM 4 3 2 3 Ya

4 JAJARGENJANG 4 3 2 2 -

5 BELAH KETUPAT 2 3 2 2 -

6 TABUNG 2 2 2 2 -

7 SEGITIGA 3 2 2 3 Ya

8 LIMAS 3 2 2 2 Ya

Jumlah 24 21 16 18 5

Persentase 65% 57% 43% 49% 62%

Data tersebut di atas menunjukkan bahwa pada pertemuan ke-1 tingkat partisipasi siswa rata-rata dalam proses pembelajaran adalah 37,2%, dan pada pertemuan ke-2 tingkat partisipasi siswa mengalami kemajuan yakni 55,2%.

Data ini menunjukkan bahwa tingkat partisipasi siswa pada siklus pertama pertemuan ke-1 dan ke-2 diperoleh rata-rata 46,2%, dengan konsentrasi siswa yang terlibat aktif 59%, yang bertanya 50,5%, yang mengajukan pendapat 37,5%, yang menjawab pertanyaan 40,5%, dan kinerja kelompok yang tepat waktu rata-rata 43,5%.

d. Tahap Refleksi

Berdasarkan data hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus ini, terdapat temuan-temuan sebagai berikut:

1. Tingkat partisipasi siswa masih rendah, karena siswa belum terbiasa bela- jar dengan sebayanya, dan siswa yang menjadi tutor masih belum percaya diri.

2. Pekerjaan kelompok masih belum dapat menyesuaikan dengan waktu yang tersedia, karena waktu ditentukan oleh guru dan beban tugas terlalu berat.

Lampiran 3(A) PTK revisi.indd 19 8/11/2009 1:09:43 AM

19

(30)

MenGenAl PeneliTiAn TindAkAn kelAs

226

MengenaLPeneLitiantindakankeLas 20 2. Penelitian Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Siklus kedua dilaksanakan tanggal 4 Februari 2008, dengan banyak siswa 37 orang dan kolaborator satu orang. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan adalah untuk pertemuan ke-3 dan kriteria keberhasilan seperti yang ditetapkan pada siklus pertama.

Tindakan yang dilakukan pada siklus kedua ini ditetapkan berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama, yaitu:

1. Metode tutor sebaya tetap dilaksanakn dengan fokus: siswa yang belum aktif diberi stimulus (misalnya diberi tugas oleh tutor untuk menjawab pertanyaan atau menyampaikan pendapatnya), dan tutor diberi peman- tapan penguasaan materi di luar jam pelajaran agar mereka lebih percaya diri.

2. Beban tugas kelompok dan waktu untuk menyelesaikan tugas ditetapkan berdasarkan musyawarah (koordinasi dengan siswa).

b. Tahap Pelaksanaan

Siklus kedua dilaksanakan sesuai dengan rencana, yaitu tanggal 4 Februari 2008 yang merupakan pertemuan ke-3. Pada pertemuan ini jumlah siswa yang hadir 37 orang, dan observer sebagai kolaborator satu orang.

Pada siklus ini proses pembelajaran berlangsung berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah ditetapkan, yakni menggunakan rumus keliling dan luas lingkaran pada soal-soal pemahaman konsep, dan soal- soal penalaran dan komunikasi.

Proses pembelajaran diawali dengan penjelasan teknis oleh guru sekitar 5 menit, membahas soal-soal pemahaman konsep, dan penalaran komunikasi yang dipandu oleh masing-masing tutor pada setiap kelompok selama 30 menit, presentasi kelompok selama 35 menit, dan 10 menit terakhir digunakan untuk membuat rangkuman dan refleksi terhadap pross pembelajaran yang baru saja dilakukan.

c. Tahap Pengamatan

Pengamatan terhadap proses pembelajaran yang berlangsung dilakukan oleh guru dan kolaborator. Instrumen yang digunakan berupa lembar observasi

Lampiran 3(A) PTK revisi.indd 20 8/11/2009 1:09:44 AM

20

(31)

AlAsAn Guru TAkuT MelAkukAn PTk

227

Lampiran-Lampiran 21

yang telah disediakan seperti pada siklus pertama. Aspek partisipasi siswa yang diamati selama proses pembelajaran berlangsung sama dengan pada siklus pertama yaitu kinerja kelompok (terlibat aktif, dan ketepatan waktu), dan kegiatan pleno (Selama proses pembelajaran berlangsung guru dan kolaborator melakukan penilaian proses dan mengajukan pendapat, bertanya, dan menjawab pertanyaan).

Data hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran pada siklus ini adalah sebagai berikut:

Tabel 2.3 Hasil Pengamatan Pada Siklus II No. Kelompok

Banyak Siswa dan Aspek yang diamati Terlibat

Bertanya Mengajukan Menjawab Tepat

aktif Pendapat pertanyaan waktu

1 KUBUS 4 3 3 3 Ya

2 BALOK 3 3 3 2 Ya

3 TRAPESIUM 3 2 3 3 Ya

4 JAJARGENJANG 3 2 2 3 Ya

5 BELAH KETUPAT 3 3 2 2 Ya

6 TABUNG 3 2 2 2 Ya

7 SEGITIGA 3 3 3 3 Ya

8 LIMAS 4 2 2 3 Ya

Jumlah 26 20 20 21 8

Persentase 70,3% 54% 54% 56,8% 100%

Data tersebut di atas menunjukkan bahwa tingkat partisipasi siswa pada siklus kedua rata-rata 67%, dengan konsentrasi siswa yang terlibat aktif 70,3%, yang bertanya 54%, yang mengajukan pendapat 54%, yang menjawab pertanyaan 56,8%, dan kinerja kelompok yang tepat waktu mencapai 100%.

d. Tahap Refleksi

Berdasarkan data hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus ini, terdapat temuan-temuan sebagai berikut:

Lampiran 3(A) PTK revisi.indd 21 8/11/2009 1:09:44 AM

21

(32)

MenGenAl PeneliTiAn TindAkAn kelAs

228

MengenaLPeneLitiantindakankeLas 22

1. Terdapat peningkatan tingkat partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.

2. Tutor dan siswa mulai percaya diri, namun masih harus selalu diberi mo- tivasi karena siswa yang terlibat aktif baru mencapai 26 orang, siswa yang mau bertanya baru 20 orang, dan siswa yang menjawab pertanyaan baru 21 orang.

3. Kinerja kelompok sangat bagus.

3. Penelitian Siklus III a. Tahap Perencanaan

Siklus ketiga dilaksanakan tanggal 11 Februari 2008, dengan banyak siswa 37 orang dan kolaborator satu orang. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan adalah untuk pertemuan ke-4 dan kriteria keberhasilan seperti yang ditetapkan pada siklus pertama dan siklus kedua.

Tindakan yang dilakukan pada siklus kedua ini ditetapkan berdasarkan hasil refleksi pada siklus kedua, yaitu:

1. Proses pembelajaran masih tetap menggunakan metode tutor sebaya, para tutor wajib memberi tugas kepada teman di kelompoknya untuk be- rani bertanya, menyampaikan pendapat, dan menjawab pertanyaan den- gan benar.

2. Dilakukan pertemuan tutor untuk pemantapan penguasaan materi dengan cara membahas lebih dahulu tugas-tugas yang diberikan.

3. Waktu untuk menyelesaikan tugas ditetapkan bersama-sama dengan siswa.

b. Tahap Pelaksanaan

Siklus ketiga dilaksanakan sesuai dengan rencana, yaitu pada tanggal 11 Februari 2008 yang merupakan pertemuan ke-4. Pada pertemuan ini banyak siswa yang hadir 37 orang, dan observer sebagai kolaborator satu orang.

Pada siklus ini proses pembelajaran berlangsung berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah ditetapkan, yakni menggunakan rumus keliling dan luas lingkaran pada soal-soal pemecahan masalah sebagaimana terdapat pada RPP terlampir. Proses pembelajaran diawali dengan penjelasan teknis oleh guru sekitar 5 menit, dipandu oleh masing-masing tutor pada setiap kelompok selama 30 menit, presentasi kelompok selama 35 menit, dan 10 menit terakhir digunakan untuk membuat rangkuman dan refleksi terhadap proses pembelajaran yang baru saja dilakukan.

Lampiran 3(A) PTK revisi.indd 22 8/11/2009 1:09:44 AM

22

(33)

AlAsAn Guru TAkuT MelAkukAn PTk

229

Lampiran-Lampiran 23

c. Tahap Pengamatan

Pengamatan terhadap proses pembelajaran yang berlangsung pada siklus ketiga dilakukan oleh guru dan kolaborator. Instrumen yang digunakan berupa lembar observasi yang telah disediakan seperti pada siklus pertama dan siklus kedua. Aspek partisipasi siswa yang diamati selama proses pembelajaran berlangsung sama dengan pada siklus pertama dan kedua yaitu kinerja kelompok (terlibat aktif, dan ketepatan waktu), dan kegiatan pleno (Selama proses pembelajaran berlangsung guru dan kolaborator melakukan penilaian proses dan mengajukan pendapat, bertanya, dan menjawab pertanyaan).

Data hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran pada siklus ini adalah sebagai berikut:

Tabel 2.4 Hasil Pengamatan Pada Siklus III No. Kelompok

Banyak Siswa dan Aspek yang diamati Terlibat

Bertanya Mengajukan Menjawab Tepat

aktif Pendapat pertanyaan waktu

1 KUBUS 5 4 4 5 Ya

2 BALOK 5 3 3 4 Ya

3 TRAPESIUM 5 3 4 4 Ya

4 JAJARGENJANG 5 4 4 4 Ya

5 BELAH KETUPAT 4 3 3 3 Ya

6 TABUNG 4 3 2 3 Ya

7 SEGITIGA 5 4 3 4 Ya

8 LIMAS 4 3 3 4 Ya

Jumlah 37 28 27 31 8

Persentase 100% 76% 73% 83% 100%

Data tersebut di atas menunjukkan bahwa tingkat partisipasi siswa pada siklus ketiga rata-rata 86,4%, dengan konsentrasi siswa yang terlibat aktif 100%, yang bertanya 76%, yang mengajukan pendapat 83%, yang menjawab pertanyaan 57%, dan kinerja kelompok yang tepat waktu mencapai 100%.

d. Tahap Refleksi

Berdasarkan data hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus ini, terdapat temuan-temuan sebagai berikut:

Lampiran 3(A) PTK revisi.indd 23 8/11/2009 1:09:44 AM

23

(34)

MenGenAl PeneliTiAn TindAkAn kelAs

230

MengenaLPeneLitiantindakankeLas 24

1. Tigkat partisipasi siswa terlihat mengalami kemajuan, keinginan siswa untuk terlibat aktif mencapai 37 orang, bertanya 28 orang, mengajukan pendapat 27 orang, dan menjawab pertanyaan dengan benar 31 orang.

2. Kinerja kelompok sangat efektif, hal ini terlihat bahwa semua siswa dalam kelompok terlibat aktif dan memiliki tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok tepat waktu.

D. Proses Menganalisa Data

1. Partisipasi Siswa Sebelum Tutor Sebaya

Sebagaimana diuraikan pada latar belakang penelitian ini, bahwa aktivitas siswa atau partisipasi siswa dalam proses pembelajaran sangat rendah sehingga pembelajaran dirasakan kurang bermakna, dan kurang membangun potensi atau pengetahuan siswa yang telah dimilikinya.

Rendahnya tingkat partisipasi siswa dalam proses pembelajaran ini terlihat dari kondisi-kondisi sebagai berikut:

a. Keterlibatan siswa dalam membahas materi pelajaran rendah, karena siswa kurang diberi tanggung jawab.

b. Kemampuan siswa untuk menyampaikan pendapat rendah, karena siswa sering diperlakukan sebagai objek belajar.

c. Kemampuan siswa untuk bertanya rendah, karena siswa tidak memahami konsep yang sedang dibahas sehingga ia tidak tahu apa yang harus ditan- yakan.

d. Kemampuan siswa menjawab pertanyaan hanya terdapat pada siswa- siswa yang termasuk kategori pandai. Kurangnya berbagi pengalaman (sharing) antara siswa pandai dan kurang pandai menjadi pemicu semakin terpuruknya siswa-siswa yang kurang pandai tersebut.atan kerja kelom- pok kurang be terkesan tidak kompak.

2. Partisipasi Siswa Sesudah Tutor Sebaya

Penerapan metode tutor sebaya merupakan salah satu solusi dalam mengatasi rendahnya tingkat partisipasi siswa sebagaimana diuraikan di atas.

Tindakan ini diterapkan selama tiga siklus terhadap siswa kelas VIII-2 SMP Negeri 101 Jakarta, dan ternyata hasil penelitian tentang partisi pasi siswa dalam proses pembelajaran menunjukkan peningkatan yang signifikan.

Lampiran 3(A) PTK revisi.indd 24 8/11/2009 1:09:44 AM

24

(35)

AlAsAn Guru TAkuT MelAkukAn PTk

231

Lampiran-Lampiran

25

E. Pembahasan dan Pengambilan Kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, hasil belajar siswa dari siklus I, siklus II, dan siklus III dapat dipresentasikan melalui tabel berikut:

Tabel 3.1 Data Hasil Pengamatan Pada Siklus I, Siklus II, dan Siklus III No. Siklus

Banyak Siswa dan Aspek yang diamati Terlibat

Bertanya Mengajukan Menjawab Tepat Rata-

aktif Pendapat pertanyaan waktu rata

1 I 59 50,5% 37,5% 40,5% 43,5% 46,1%

2 II 70,3% 54% 54% 56,8% 100% 67%

3 III 100% 76% 73% 83% 100% 86,4%

Data tersebut di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan 20,9% dari siklus pertama ke siklus kedua, dan 19,4% dari siklus kedua ke siklus yang ketiga. Dengan demikian terjadi rata-rata peningkatan partisipasi siswa dalam pembelajaran sebesar 20,15%.

Peningkatan tingkat partisipasi siswa dalam proses pembelajaran di kelas VIII-2 SMP Negeri 101 Jakarta selama tiga siklus penelitian tindakan kelas, dapat lebih jelas terlihat pada grafik berikut ini:

Grafik 1.1

Partisipasi Siswa dalam Proses Pembelajaran

Lampiran 3(A) PTK revisi.indd 25 8/11/2009 1:09:45 AM

25

(36)

MenGenAl PeneliTiAn TindAkAn kelAs

232 Perbandingan tingkat ketercapaian partisipasi siswa dengan kriteria ideal

yang ditetapkan terlihat pada table dan grafik sebagai berikut:

Tabel 3.2 Perbandingan Kriteria Yang Ditetapkan Dengan Hasil Pada Silus Ketiga

No. Kondisi

Banyak Siswa dan Aspek yang diamati Terlibat

Bertanya

Mengaju- an Pendapat

Menjawab Pertanyaan

Tepat Waktu

Rata-rata

aktif 1 Kriteria

Keterca paian

100% 75% 75% 80% 100% 86%

2 Siklus III 100% 76% 73% 83% 100% 86%

Keterangan Tercapai Terlampaui Mendekati Terlampaui Tercapai Tercapai

Grafik 1.2

Perbandingan Kriteria Yang Ditetapkan Dengan Hasil Pada Silus Ketiga

Data tersebut di atas, menunjukkan bahwa kondisi siswa yang terlibat aktif dalam proses pembelajaran, bertanya, menjawab pertanyaan, dan tepat waktu dalam kerja kelompok telah memenuhi kriteria yang ditetapkan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode tutor sebaya dalam upaya meningkatkan partisipasi siswa pada pembelajaran matematika di kelas VIII-2 SMP Negeri 101 Jakarta dikatakan berhasil.

MengenaLPeneLitiantindakankeLas 26

Perbandingan tingkat ketercapaian partisipasi siswa dengan kriteria ideal yang ditetapkan terlihat pada table dan grafik sebagai berikut:

Tabel 3.2 Perbandingan Kriteria Yang Ditetapkan Dengan Hasil Pada Silus Ketiga

No. Kondisi

Banyak Siswa dan Aspek yang diamati Terlibat

Bertanya

Mengaju- an Pendapat

Menjawab Pertanyaan

Tepat Waktu

Rata-rata

aktif 1 Kriteria

Keterca paian

100% 75% 75% 80% 100% 86%

2 Siklus III 100% 76% 73% 83% 100% 86%

Keterangan Tercapai Terlampaui Mendekati Terlampaui Tercapai Tercapai Grafik 1.2

Perbandingan Kriteria Yang Ditetapkan Dengan Hasil Pada Silus Ketiga

Data tersebut di atas, menunjukkan bahwa kondisi siswa yang terlibat aktif dalam proses pembelajaran, bertanya, menjawab pertanyaan, dan tepat waktu dalam kerja kelompok telah memenuhi kriteria yang ditetapkan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode tutor sebaya dalam upaya meningkatkan partisipasi siswa pada pembelajaran matematika di kelas VIII-2 SMP Negeri 101 Jakarta dikatakan berhasil.

Lampiran 3(A) PTK revisi.indd 26 8/11/2009 1:09:45 AM

26

Gambar

Tabel 2.1 Hasil Pengamatan Pada Siklus I Pertemusan ke-1 No. Kelompok
Tabel 2.2 Hasil Pengamatan Pada Siklus I Pertemusn ke-2 No. Kelompok
Tabel 2.3 Hasil Pengamatan Pada Siklus II No. Kelompok
Tabel 2.4  Hasil Pengamatan Pada Siklus III No. Kelompok
+3

Referensi

Dokumen terkait

Translasi (pergeseran) adalah pemindahan suatu objek sepanjang garis lurus dengan arah Translasi (pergeseran) adalah pemindahan suatu objek sepanjang garis lurus

Menurut Brock (1986), terdapat tiga faktor yang menyebabkan bakteri termofilik mampu bertahan hidup dan berkembang biak pada suhu tinggi, yaitu kandungan enzim

Peneliti membahas mengenai “Pengaruh Risik o Usaha Terhadap (CAR) Pada Bank Pembangunan Daerah.” Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah apakah rasio

Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tonsilitis kronik dengan penurunan kualitas hidup manusia.. Metode Penelitian: Penelitian ini

Sedangkan tujuan yang ingin dicapai adalah : (1) Untuk mengetahui karakteristik rumah tangga di Kabupaten Kolaka terhadap minat konsumsi sagu, (2) Untuk mengetahui

- Jika peserta didik dapat menyebutkan minimal 2 langkah yang akan dilakukan apabila menemukan teman yang tidak membayar makanan di kantin dengan tepat, mendapat

adalah persyaratan paling penting seorang penyair: kedalamanan penghayatan dan renungan tentang makna hidup dan kearifan-kearifan universal. Dan Rumi telah

Sumalindo Lestari Jaya Tbk jelas-jelas melalaikan prinsip transparansi atau keterbukaan mengenai transaksi material yang seharusnya diketahui melalui RUPS dan