• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Konsumsi Beberapa teori konsumsi menurut para ahli ekonomi : 2.1.1. Teori Konsumsi Mankiw - Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Mahasiswa Asing Di Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Konsumsi Beberapa teori konsumsi menurut para ahli ekonomi : 2.1.1. Teori Konsumsi Mankiw - Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Mahasiswa Asing Di Universitas Sumatera Utara"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Konsumsi

Beberapa teori konsumsi menurut para ahli ekonomi :

2.1.1. Teori KonsumsiMankiw

Konsumsi menurut Mankiw (2000) “Konsumsi adalah barang atau jasa yang dibeli oleh rumah tangga konsumsi terdiri dari barang tidak tahan lama (Non Durable Goods) pertama adalah barang yang habis dipakai dalam waktu pendek, seperti makanan dan pakaian, Kedua adalah barang tahan lama (Durable Goods) adalah barang yang dimiliki usia panjang seperti mobil, televisi, alat-alat elektronik, Ketiga adalah jasa (Services) meliputi pekerjaan yang dilakukan untuk konsumen oleh individu dan perusahaan seperti potong rambut dan berobat ke dokter”.

Fungsi Konsumsi dapat dinyatakan dalam persamaan Mankiw (2003): Fungsi Konsumsi ialah : C= Co+cY………..(1)

(2)

Kecendrungan mengkonsumsi dapat dibedakan menjadi dua yaitu kecendrungan mengkonsumsi marginal dan kecendrungan mengkonsumsi rata-rata. Kecendrungan mengkonsumsi marginal dapat dinyatakan sebagai MPC (Marginal Propensity to Consume) didefinisikan sebagai perbandingan diantara pertambahan konsumsi (∆C) yang dilakukan dengan pertambahan pendapatan (Raharja, et, al, 2004).

)

Kecendrungan mengkonsumsi rata-rata dinyatakan dengan APC (Average Propensity to Consume) dapat didefinisikan sebagai perbandingan diantara tingkat pengeluaran konsumsi (∆C) dengan tingkat pendapatan disposabel pada ketika konsumen tersebut dilakukan (Yd). Nilai APC dapat dihitung dengan menggunakan formula (Nanga, 2005)

)

Kecendrungan menabung dapat dibedakan menjadi dua yaitu kecendrungan menabung marginal dan kecendrungan menabung rata-rata . Kecendrungan menabung marginal dinyatakan dengan MPS (Marginal Propensity to Save) adalah perbandingan.

)

(3)

)

Menurut Eugence A. Diulio (1993) “Konsumsi terbagi 2 (dua) yakni konsumsi rutin dan konsumsi sementara. Konsumsi rutin adalah pengeluaran untuk pembelian barang-barang dan jasa yang secara terus menerus di keluarkan selama beberapa tahun. Konsumsi sementara adalah setiap tambahan yang tidak terduga terhadap konsumsi rutin. Menurut Deliarnov (1995) “Konsumsi adalah bagian dari pendapatan yang dibelanjakan untuk pembelian barang-barang dan jasa-jasa guna mendapatkan kepuasan dan memenuhi kebutuhan” (Astriana. 2008).

Menurut Samuelson & Nordhaus (1996) “Konsumsi adalah pengeluaran untuk pembelian barang-barang dan jasa akhir guna mendapatkan kepuasan ataupun memenuhi kebutuhannya”.

Konsumsi dalam istilah sehari hari sering diartikan sebagai pemenuhan akan makanan dan minuman, Konsumsi mempunyai pengertian yang lebih luas lagi yaitu barang dan jasa akhir yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Barang dan jasa akhir yang dimaksud adalah barang dan jasa yang sudah siap dikonsumsi oleh konsumen. Barang konsumsi ini terdiri dari barang konsumsi sekali habis dan barang konsumsi yang dapat dipergunakan lebih dari satu kali Nopirin (1997). Badan Pusat Statistik (2007) menyatakan pengeluaran rumah tangga dibedakan atas pengeluaran konsumsi makanan dan pengeluaran konsumsi non makanan.

(4)

persentasi pengeluaran untuk konsumsi pangan semakin kecil (2) Persentase pengeluaran untuk konsumsi pakaian relatif tetap dan tidak tergantung pada tingkat pendapatan (3) Persentase pengeluaran konsumsi untuk pengeluaran rumah relatif tetap dan tidak tergantung pada tingkat pendapatan (4) Jika pendapatan meningkat, maka persentase pengeluaran untuk pendidikan, kesehatan, rekreasi, barang mewah, dan tabungan semakin meningkat.

Untuk mengetahui suatu barang sebagai kebutuhan pokok atau barang

mewah dilakukan dengan menggunakan kurva Engel. Kurva ini mencoba melihat

hubungan antara tingkat pendapatan dengan tingkat konsumsi. Hubungan

tersebut adalah sebagai berikut : (a) Barang kebutuhan pokok, seperti makanan

pokok. Perubahan pendapatan nominal tidak berpengaruh banyak terhadap

perubahan permintaan. Bahkan jika pendapatan terus meningkat, permintan

terhadap barang tersebut perubahannya makin kecil dibandingkan dengan

perubahan pendapatan. Jika dikaitkan dengan konsep elastisitas, maka elastisitas

pendapatan dari kebutuhan pokok makin kecil bila tingkat nominal pendapatan

makin tinggi. (b) Barang mewah, kenaikan pendapatan terhadap barang tersebut

lebih besar dibandingkan dengan kenaikan tingkat pendapatan atau dapat

dikatakan bahwa permintaan terhadap barang mewah mempunyai elatisitas

yang besar. (Farida Milias)

(5)

Teori dengan hipotesis pendapatan permanen dikemukakan oleh M Friedman. Menurut teori ini pendapatan masyarakat dapat digolongkan

menjadi 2 yaitu pendapatan permanen (permanent income) dan pendapatan sementara (transitory income). Pengertian dari pendapatan permanen adalah : (1) Pendapatan yang selalu diterima pada setiap periode tertentu dan dapat diperkirakan sebelumnya, misalnya pendapatan dari gaji, upah. (2) Pendapatan yang diperoleh dari semua faktor yang menentukan kekayaan seseorang (yang menciptakan kekayaan).

Pengertian pendapatan sementara adalah pendapatan yang tidak bisa diperkirakan sebelumnya (Mangkoesoebroto, 1998). Friedman menganggap pula bahwa tidak ada hubungan antara pendapatan sementara dengan pendapatan permanen, juga antara konsumsi sementara dengan konsumsi permanen, maupun konsumsi sementara dengan pendapatan sementara. Sehingga MPC dari pendapatan sementara sama dengan nol yang berarti bila konsumen menerima pendapatan sementara yang positif maka tidak akan mempengaruhi konsumsi. demikian pula bila konsumen menerima pendapatan sementara yang negatif maka tidak akan mengurangi konsumsi (Suparmoko, 1991).

(6)

meningkat atau dapat dipertahankan lebih lama. Akhirnya hipotesis siklus kehidupan ini akan berarti menekan hasrat konsumsi, menekan koefisien pengganda, dan melindungi perekonomian dari perubahan-perubahan yang tidak diharapkan, seperti perubahan dalam investasi, ekspor, maupun pengeluaran-pengeluaran lain (Suparmoko, 1991).

Pengeluaran konsumsi suatu masyarakat ditentukan terutama oleh tingginya pendapatan tertinggi yang pernah dicapainya. Pendapatan berkurang, konsumen tidak akan banyak mengurangi pengeluaran untuk konsumsi. Untuk mempertahankan tingkat konsumsi yang tinggi, terpaksa mengurangi besarnya saving. Apabila pendapatan bertambah maka konsumsi mereka juga akan bertambah, tetapi bertambahnya tidak terlalu besar. Sedangkan saving akan bertambah besar dengan pesatnya. Kenyataan ini terus kita jumpai sampai tingkat pendapatan tertinggi yang telah kita capai tercapai kembali. Sesudah puncak dari pendapatan sebelumnya telah dilalui, maka tambahan pendapatan akan banyak menyebabkan bertambahnya pengeluaran untuk konsumsi, sedangkan di lain pihak bertambahnya saving tidak begitu cepat. (Reksoprayitno, 2000).

(7)

Teori lain yang berhubungan dengan konsumsi yaitu teori Engel. Penelitian Engel melahirkan empat butir kesimpulan, yang kemudian dikenal dengan hukum Engel. Ke empat butir kesimpulanya yang dirumuskan tersebut adalah : (1) Jika Pendapatan meningkat, maka persentasi pengeluaran untuk konsumsi pangan semakin kecil. (2) Persentase pengeluaran untuk konsumsi pakaian relatif tetap dan tidak tergantung pada tingkat pendapatan. (3) Persentase pengeluaran konsumsi untuk pengeluaran rumah relatif tetap dan tidak tergantung pada tingkat pendapatan. (4) Jika pendapatan meningkat, maka persentase pengeluaran untuk pendidikan,kesehatan,rekreasi,barang mewah,dan tabungan semakin meningkat. 2.1.2. Teori Konsumsi Keynes

Dalam teorinya Keynes mengandalkan analisis statistik, dan juga membuat dugaan-dugaan tentang konsumsi berdasarkan introspeksi dan observasi casual. Pertama dan terpenting Keynes menduga bahwa, kecenderungan mengkonsumsi marginal (marginal propensity toconsume) jumlah yang dikonsumsi dalam setiap tambahan pendapatan adalah antara nol dan satu. Kecenderungan mengkonsumsi marginal adalah krusial bagi rekomendasi kebijakan Keynes untuk menurunkan pengangguran yang kian meluas. Kekuatan kibijakan fiskal, untuk mempengaruhi perekonomian seperti ditunjukkan oleh pengganda kebijakan fiskal muncul dari umpan balik antara pendapatan dan konsumsi.

(8)

Ketiga, keynes berpendapat bahwa pendapatan merupakan determinan konsumsi yang penting dan tingkat bunga tidak memiliki peranan penting. Keynes menyatakan bahwa pengaruh tingkat bungaterhadap konsumsi hanya sebatas teori. Kesimpulannya bahwa pengaruh jangka pendek dari tingkat bunga terhadap pengeluaran individu dari pendapatannya bersifat sekunder dan relatif tidak penting.Berdasarkan tiga dugaan ini,fungsi konsumsi keynes sering ditulis sebagai C = C + cY, C > 0, 0 < c < 1

Keterangan : C = konsumsi

Y = pendapatan disposebel C = konstanta

c = kecenderungan mengkonsumsi marginal (N.G Mankiw, 2003 : 425-426)

Secara singkat di bawah ini beberapa catatan mengenai fungsi konsumsi Keynes:

· Variabel nyata adalah bahwa fungsi konsumsi Keynes menunjukkan hubungan antara pendapatan nasional dengan pengeluaran konsumsi yang keduanya dinyatakan dengan menggunakan tingkat harga konstan.

Pendapatan yang terjadi disebutkan bahwa pendapatan nasional yang menentukan besar kecilnya pengeluaran konsumsi adalah pendapatan nasional yang terjadi atau current national income.

(9)

absolut, yang dapat dilawankan dengan pendapatan relatif, pendapatan permanen dan sebagainya.

· Bentuk fungsi konsumsi menggunakan fungsi konsumsi dengan bentuk garis lurus. Keynes berpendapat bahwa fungsi konsumsi berbentuk lengkung. (Soediyono Reksoprayitno, 2000: 146 ).

2.1.3. Teori Konsumsi Friedman

Teori dengan hipotesis pendapatan permanen dikemukakan oleh M Friedman. Menurut teori ini pendapatan masyarakat dapat digolongkan menjadi 2 yaitu pendapatan permanen (permanent income) dan pendapatan sementara (transitory income). Pengertian dari pendapatan permanen adalah :

· Pendapatan yang selalu diterima pada setiap periode tertentu dan dapat diperkirakan sebelumnya, misalnya pendapatan dari gaji, upah. Pendapatan yang diperoleh dari semua faktor yang menentukan kekayaan seseorang (yang menciptakan kekayaan). Pengertian pendapatan sementara adalah pendapatan yang tidak bisa diperkirakan sebelumnya. (Guritno Mangkoesoebroto, 1998: 72).

(10)

2.1.4. Teori Konsumsi Modigliani

Teori dengan hipotesis siklus hidup dikemukaan oleh Franco Modigliani. Franco Modigliani menerangkan bahwa pola pengeluaran konsumsi masyarakat mendasarkan kepada kenyataan bahwa pola penerimaan dan pola pengeluaran konsumsi seseorang pada umumnya dipengaruhi oleh masa dalam siklus hidupnya.

Karena orang cenderung menerima penghasilan / pendapatan yang rendah pada usia muda, tinggi pada usia menengah dan rendah pada usia tua, maka rasio tabungan akan berfluktuasi sejalan dengan perkembangan umur mereka yaitu orang muda akan mempunyai tabungan negatif (dissaving), orang berumur menengah menabung dan membayar kembali pinjaman pada masa muda mereka, dan orang usia tua akan mengambil tabungan yang dibuatnya di masa usia menengah.

(11)

diharapkan, seperti perubahan dalam investasi, ekspor, maupun pengeluaran-pengeluaran lain. (Suparmoko, 1991: 73-74).

2.1.5. Teori Konsumsi Dusenberry

James Dusenberry mengemukakan bahwa pengeluaran konsumsi suatu masyarakat ditentukan terutama oleh tingginya pendapatan tertinggi yang pernah dicapainya. Pendapatan berkurang, konsumen tidak akan banyak mengurangi pengeluaran untuk konsumsi. Untuk mempertahankan tingkat konsumsi yang tinggi, terpaksa mengurangi besarnya saving. Apabila pendapatan bertambah maka konsumsi mereka juga akan betambah, tetapi brtambahnya tidak terlalu besar. Sedangkan saving akan bertambah besar dengan pesatnya.

Kenyataan ini terus kita jumpai sampai tingkat pendapatan tertinggi yang telah kita capai tercapai kembali. Sesudah puncak dari pendapatan sebelumnya telah dilalui, maka tambahan pendapatan akan banyak menyebabkan bertambahnya pengeluaran untuk konsumsi, sedangkan di lain pihak bertambahnya saving tidak begitu cepat. (Soediyono Reksoprayitno, 2000). Dalam teorinya, Dusenberry menggunakan dua asumsi yaitu:

a. Selera sebuah rumah tangga atas barang konsumsi adalah interdependen. Artinya pengeluaran konsumsi rumah tangga dipengaruhi oleh pengeluaran yang dilakukan oleh orang sekitarnya.

(12)

Beberapa variabel lain yang mempengaruhi pengeluaran konsumsi dalam perkembangan ekonomi yang terjadi mengakibatkan bertambahnya variabel yang dapat mempengaruhi pengeluaran konsumsi selain pendapatan nasional, inflasi, suku bunga, dan jumlah uang beredar seperti sebagai berikut:

1. Selera

Di antara orang-orang yang berumur sama dan berpendapatan sama, beberapa orang dari mereka mengkonsumsi lebih banyak dari pada yang lain. Hal ini dikarenakan ada nyaperbedaan sikap dalam penghematan (thrift).

2. Faktor sosial ekonomi

Faktor sosial ekonomi misalnya: umur, pendidikan, pekerjaan dan keadaan keluarga. Biasanya pendapatan akan tinggi pada kelompok umur muda dan terus meninggi dan mencapai puncaknya pada umur pertengahan, dan akhirnya turun pada kelompok tua. Demikian juga dengan pendapatan yang ia sisihkan (tabung) pada kelompok umur tua adalah rendah. Yang berarti bagian pendapatan yang dikonsumsi relatif tinggi pada kelompok muda dan tua, tetapi rendah pada umur pertengahan. Dengan adanya perbedaan proporsi pendapatan untuk konsumsi diantara kelompok umur, maka naiknya umur rata-rata penduduk akan mengubah fungsi konsumsi agregat. 3. Kekayaan

(13)

Ando dan Franco Modigliani menyatakan bahwa hasil bersih (net worth) dari suatu kekayaan merupakan faktor penting dalam menentukan konsumsi. 4. Keuntungan / Kerugian Capital

Keuntungan kapital yaitu dengan naiknya hasil bersih dari kapital akan mendorong tambahnya konsumsi, sebaliknya dengan adanya kerugian kapital akan mengurangi konsumsi. Menurut John J. Arena menemukan bahwa tidak ada hubungan antara konsumsi agregat dan keuntungan kapital karena sebagian saham dipegang oleh orang-orang yang berpendapatan tinggi dan konsumsi mereka tidak terpengaruh oleh perubahan perubahan jangka pendek dalam harga surat berharga tersebut. Sebaliknya Kul B. Bhatia dan Barry Bosworth menemukan hubungan yang positif antara konsumsi dengan keuntungan kapital.

5. Tingkat harga

Naiknya pendapatan nominal yang disertai dengan naiknya tingkat harga dengan proporsi yang sama tidak akan mengubah konsumsi riil. Bila seseorang tidak mengubah konsumsi riilnya walaupun ada kenaikan pendapatan nominal dan tingkat harga secara proposional, maka ia dinamakan bebas dari ilusi uang (money illusion) seperti halnya pendapat ekonomi kasik. Sebaliknya bila mereka mengubah konsumsi riilnya maka dikatakan mengalami “ilusi uang” seperti yang dikemukakan Keynes.

6. Barang tahan lama

(14)

Seseorang yang memiliki banyak barang tahan lama, seperti lemari es, perabotan, mobil, sepeda motor, tidak membelinya lagi dalam waktu dekat. Akibatnya pengeluaran konsumsi untuk jenis barang seperti ini cenderung menurun pada masa (tahun) yang akan datang. Pengeluaran konsumsi untuk jenis barang ini menjadi berfluktuasi sepanjang waktu, sehingga pada periode tersebut pengeluaran konsumsi secara keseluruhan juga berfluktuasi. 7. Kredit

(15)

1. Barang (goods) yang di konsumsi mempunyai sifat semakin banyak akan semakin besar manfaatnya. Dengan demikian, jika sesuatu yang bila dikonsumsi semakin banyak justru mengurangi kenikmatan hidup (bad) tidak dapat didefinisikan sebagai barang, misalnya penyakit.

2. Utilitas (utility) adalah manfaat yang diperoleh seseorang karena mengkonsumsi barang, Dengan demikian Utilitas merupakan ukuran manfaat (kepuasan) bg seseorang karena mengkonsumsi barang. Keseluruhan manfaat yang diperoleh konsumen karena mengkonsumsi sejumlah barang disebut dengan Utilitas total (Total Utility) Utilitas marjinal (marginal utility) adalah tambahan manfaat yang diperoleh karena menambah satu unit konsumsi barang tertentu. 3. Pada teori Utilitas berlaku Hukum Pertambahan Manfaat yang Makin Menurun (The law of Diminishing marginal utility) yaitu bahwa awalnya sesorang konsumen mengkonsumsi satu unit barang tertentu akan memperoleh atambahan Utilitas (manfaat) yang besar, akan tetapi tambahan unit konsumsi barang tersebut akan memberikan tambahan Utilitas (manfaat yang semakin menurun, dan bahkan dapat memberikan manfaat negatif. Dengan kata lain, Utilitas marjinal (MU) mula-mula adalah besar, dan semakin menurun dengan meningkatnya unit barang yang dikonsumsi.

(16)

5. Pada teori Utilitas diasumsikan bahwa konsumen mempunyai pengetahuan yang sempurna berkaitan dengan keputusan konsumsinya. Mereka dianggap (diasumsikan) mengetahui persis kualitas barang, kapasitas produksi, teknologi yang digunakan dsb.

2.1.7. Faktor - Faktor Penentu Tingkat Konsumsi

1. Pendapatan rumah tangga (Household income), semakin besar pendapatan, semakin besar pula pengeluaran untuk konsumsi.

2. Kekayaan rumah tangga (Household wealth), semakin besar kekayaan, tingkat konsumsi juga akan menjadi semakin tinggi. Kekayaan misalnya berupa saham, deposito berjangka, dan kendaraan bermotor.

3. Prakiran masa depan (Household expectations), bila masyarakat memperkirakan harga barang-barang akan mengalami kenaikan, maka mereka akan lebih banyak membeli/belanja barang-barang.

4. Tingkat bunga (Interest rate), bila tingkat bunga tabungan tinggi/naik, maka masyarakat merasa lebih untung jika uangnya ditabung daripada dibelanjakan. berarti antara tingkat bunga dengan tingkat konsumsi memepunyai korelasi negatif.

5. Pajak (Taxation), pengenaasn pajak akan menurunkan pendapatan disposable yang diterima masyarakat, akibatnya akan menurunkan konsumsinya.

(17)

7. Faktor sosial budaya, misalnya, berubahnya pola kebiasaan makan, perubahan etika dan tata nilai karena ingin meniru kelompok masyarakat lain yang dianggap lebih modern. Contohnya adalah berubahnya kebiasaan orang Indonesia berbelanja dari pasar tradisional ke pasar swalayan

2.2.Konsumsi Mahasiswa

Konsumsi dalam istilah sehari hari sering diartikan sebagai pemenuhan akan makanan dan minuman. Konsumsi mempunyai pengertian yang lebih luas lagi yaitu barang dan jasa akhir yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Barang dan jasa akhir yang dimaksud adalah barang dan jasa yang sudah siap dikonsumsi oleh konsumen. Barang konsumsi ini terdiri dari barang konsumsi sekali habis dan barang konsumsi yang dapat dipergunakan lebih dari satu kali (Nopirin,1997). Badan Pusat Statistik (2006) menyatakan pengeluaran rumah tangga dibedakan atas pengeluaran konsumsi makanan dan pengeluaran konsumsi non makanan (Antari, 2008).

Pengeluaran konsumsi masyarakat dapat dijadikan salah satu perbedaan antara masyarakat yang sudah mapan dan yang belum mapan, atau antara negara maju dan negara berkembang. Pengeluaran konsumsi masyarakat yang belum mapan biasanya didominasi oleh konsumsi kebutuhan pokok atau kebutuhan primer (kebutuhan makanan), sedangkan pola konsumsi masyarakat yang sudah mapan cenderung lebih banyak teralokasi kedalam kebutuhan sekunder atau bahkan tersier (kebutuhan non makanan).

(18)

makanan, membiayai jasa angkutan, membayar pendidikan anak, membayar sewa rumah dan membeli kendaraan. Barang-barang tersebut dibeli rumah tangga untuk memenuhi kebutuhanya, dan pembelanjaan tersebut dinamakan konsumsi. (Sukirno,1994) rumah tangga memutuskan berapa banyak dari pendapatan yang akan dibelanjakan untuk konsumsi dan mereka menabung sisanya. Jadi rumah tangga harus membuat keputusan tunggal bagaimana membagi sisa pendapatan antara konsumsi dan tabungan. Pengeluaran konsumsi rumah tangga merupakan komponen terbesar dari keseluruhan pengeluaran aktual.

(19)

jalur masuk pendaftaran terhadap mahasisa lokal Universitas Sumatera Utara dan konsumsi yang terbesar lainya adalah izin tempat tinggal, izin masuk dan keluar keimigrasian orang asing di Indonesia.

Konsumsi mahasiswa asing diluar dari konsumsi makanan biasanya hanya berpusat pada bidang perkuliahan, seperti fotocopy, biaya internet, print tugas, buku dan lain sebagainya. Jika dikelompokkan maka konsumsi non makanan mahasiswa bergerak dalam empat hal yaitu transportasi, komunikasi meliputi biaya pulsa, internet, dan lain sebagainya; entertainment meliputi pembelanjaan untuk membeli pakaian, handphone, laptop, aksesoris dan lain sebagainya. Lain lagi halnya bila mahasiswa tersebut harus tinggal terpisah dari orangtua (perantau) Sebagian besar mahasiswa tinggal di kost dan jauh dari keluarga. Dengan demikinan pola konsumsi mereka jelas berbeda dengan pola konsumsi mahasiswa yang tinggal dengan orangtuanya. Hal ini disebabkan mahasiswa yang tinggal di kost harus mengeluarkan biaya-biaya rutin seperti biaya untuk makan (pangan) sehari-hari, biaya listrik, transportasi, air, uang sewa kos, dan perlengkapan sehari-hari lainnya. Sedangkan mahasiswa yang tinggal dengan keluarga tidak perlu mengeluarkan biaya-biaya tersebut karena telah di tanggung oleh keluarga mereka. Perbedaan inilah yang memicu peneliti untuk meneliti pola konsumsi mahasiswa baik itu yang tinggal di kos, maupun yang tinggal bersama orangtua.

(20)

konsumsi tersebut tidak sebesar peningkatan pendapatan disposibel. Selanjutnya menurut keynes ada batas konsumsi minimal, tidak tergantung pada tingkat pendapatan yang disebut konsumsi otonom. Artinya tingkat konsumsi tersebut harus dipenuhi walaupun tingkat pendapatan sama dengan nol, dan hal ini ditentukan oleh faktor di luar pendapatan, seperti ekspektasi ekonomi dari konsumen, ketersediaan dan syarat-syarat kredit, standar hidup yang diharapkan,distribusi umur, lokasi geografis.

(21)

mahasiswa yang tinggal di kost namun mereka tidak harus membeli kebutuhan rumah tangga karena telah disediakan oleh orangtua masing-masing.

Seperti halnya rumah tangga ataupun keluarga, dalam penentuan tingkat kesejahtaraan mahasiswa dapat ditinjau dari proporsi konsumsi makanan dan non makanan. Semakin tinggi proporsi konsumsi non makanan maka mahasiswa tersebut akan semakin sejahtera. ketika uang saku meningkat dan sebagian uang saku tersebut digunakan untuk mengkonsumsi non makanan, maka tingkat kesejahteraan mahasiswa dapat dikatakan membaik

Adapun faktor - faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi pada konsumsi mahasiswa asing adalah :

2.2.1. Pendapatan

Keynes berpendapat bahwa pengeluaran konsumsi hampir secara penuh di pengaruhi oleh kekuatan pendapatan. Fungsi konsumsi menurut Keynes menunjukkan hubungan antara pendapatan nasional dengan pengeluaran konsumsi yang kedua-duanya dinyatakan dengan menggunakan tingkat harga konstan, dan bukan hubungan antara pendapatan nasional nominal dengan konsumsi nominal.

(22)

Menurut Sunuharyo (1982), dilihat dari pemanfaatan tenaga kerja, pendapatan yang berasal dari balas jasa berupa upah atau gaji disebut pendapatan tenaga kerja (Labour Income), sedangkan pendapatan dari selain tenaga kerja disebut dengan pendapatan bukan tenaga kerja (Non Labour Income). Dalam kenyataannya membedakan antara pendapatan tenaga kerja dan pendapatan bukan tenaga kerja tidaklah selalu mudah dilakukan. Ini disebabkan karena nilai output tertentu umumnya terjadi atas kerjasama dengan faktor produksi lain. Oleh sebab itu dalam perhitungan pendapatan migran dipergunakan beberapa pendekatan tergantung pada lapangan pekerjaannya. Untuk yang bekerja dan menerima balas jasa berupa upah atau gaji dipergunakan pendekatan pendapatan (income approach), bagi yang bekerja sebagai pedagang, pendapatannya dihitung dengan melihat keuntungan yang diperolehnya. Untuk yang bekerja sebagai petani, pendapatannya dihitung dengan pendekatan produksi (Production Approach). dengan demikian berdasarkan pendekatan di atas dalam pendapatan pekerja migran telah terkandung balas jasa untuk skill yang dimilikinya.

Dalam pengertian umum pendapatan adalah hasil pencaharian usaha. Budiono (1992) mengemukakan bahwa pendapatan adalah hasil dari penjualan faktor-faktor produksi yang dimilikinya kepada sektor produksi. Sedangkan menurut Winardi pendapatan adalah hasil berupa uang atau materi lainnya yang dapat dicapai dari pada penggunaan faktor-faktor produksi.

(23)

Pendapatan juga dapat di definisikan sebagai jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun), pendapatan terdiri dari upah, atau penerimaan tenaga kerja, pendapatan dari kekayaan seperti sewa, bunga dan deviden, serta pembayaran transfer atau penerimaan dari pemerintah seperti tujangan sosial atau asuransi pengangguran (Samuelson dan Nordhaus, 1996).

Adapun menurut Lipsey pendapatan terbagi dua macam, yaitu pendapatan perorangan dan pendapatan disposable. Pendapatan perorangan adalah pendapatan yang dihasilkan oleh atau dibayarkan kepada perorangan sebelum dikurangi dengan pajak penghasilan perorangan. Sebagian dari pendapatan perorangan dibayarkan untuk pajak, sebagian ditabung oleh rumah tangga yaitu pendapatan perorangan dikurangi dengan pajak penghasilan. Pendapatan disposible merupakan jumlah pendapatan saat ini yang dapat di belanjakan atau ditabung oleh rumah tangga yaitu pendapatan perorangan dikurangi dengan pajak penghasilan.

Pendapatan adalah penerimaan bersih seseorang, baik berupa uang kontan maupun natura. Pendapatan atau juga disebut juga income dari seorang warga masyarakat adalah hasil “penjualan” dari faktor-faktor produksi yang dimilikinya pada sektor produksi, sektor produksi ini ”membeli” faktor-faktor produksi tersebut untuk digunakan sebagai input proses produksi dengan harga yang

berlaku dipasar faktor produksi. Harga faktor produksi dipasar faktor produksi ( seperti halnya juga untuk barang-barang dipasar barang ) ditentukan oleh tarik

(24)

2.2.2. Usia

Faktor yang mempengaruhi usia termasuk pada faktor demografi (kependudukan) adapun faktor yang mempengaruhi faktor demografis adalah : (1)

Jumlah penduduk yang banyak akan memperbesar pengeluaran konsumsi; (2) Jumlah penduduk yang banyak akan memperbesar pengeluaran konsumsi

secara menyeluruh walaupun pengeluaran rata-rata perorang atau per keluarga relative rendah; (3) Pengeluaran konsumsi suatu negara akan sangat besar bila jumlah penduduk sangat banyak dan pendapatan perkapita sangat tinggi; (4) Usia produktif dan tidak produktif (15-60 tahun) semakin banyak penduduk usia kerja atau usia produktif maka semakin besar tingkat konsumsinya, terutama bila sebagian dari mereka mendapat kesempatan kerja yang tinggi dengan upah yang wajar atau baik, sebab semakin banyak penduduk yang bekerja maka penghasilanya juga semakin besar.

Dilihat dari segi usia, mahasiswa masih tergolong pada kelompok usia remaja akhir, yakni antara 18-22 tahun. Sebagaimana dikemukakan oleh Jatman (Sumartono, 2002 : 120), remaja merupakan kelompok sasaran yang potensial untuk memasarkan produk-produk industri, sebab remaja memiliki pola yang konsumtif dalam berpakaian, berdandan dan gaya potong rambut.

(25)

Komposisi penduduk satu negara dapat dilihat dari beberapa klasifikasi diantaranya : usia (produktif dan tidak produktif), pendidikan (rendah, menengah, tinggi) dan wilayah tinggal (pekotaan atau pedesaan). Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat maka tingkat konsumsinya pun semakin tinggi. Sebab pada saat seseorang pendidikannya semakin tinggi, mereka tidak lagi sekedar memenuhi kebutuhan makan dan minum melainkan juga memenuhi kebutuhan informasi, pergaulan masyarakat yang lebih baik, serta kebutuhan akan pengakuan orang lain terhadap keberadaannya (eksistensinya). Dan seringkali biaya yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan ini jauh lebih besar dari pada biaya pemenuhan kebutuhan untuk makan dan minum.

2.2.3. Gaya Hidup

Mahasiswa merupakan sebutan status seseorang yang sedang menimba ilmu di perguruan tinggi. Peralihan status dari siswa (dari jenjang pendidikan menengah atas) menjadi mahasiswa tentunya akan di barengi dengan pertukaran simbol-simbol yang akan memaknai bahwa dirinya adalah mahasiswa, bukan lagi siswa. Pada saat itulah terjadi pertukaran identitas, baik identitas sosial dan kultural.

(26)

zaman dan status internasional, Dalam hal ini pola konsumsi yang merefleksikan pilihan sesorang terhadap uang dan waktu.

Toffler (Subandy 2000: 165) mengemukakan bahwa gaya hidup yaitu alat yang dipakai individu untuk mengidentifikasi dengan subkultur-subkultur tertentu sehingga gaya hidup dipakai seseorang dalam bertingkah laku dan mempunyai konsekuensi dalam membentuk pola perilaku tertentu. Misalkan saja menyangkut gaya hidup sehat seorang individu. Untuk merubah gaya hidup sehat seorang individu maka yang diubah bukan hanya individunya saja namun juga lingkungan social dan kondisi tempat tinggal yang mempengaruhi pola perilaku individu tersebut.

Beberapa jenis tren gaya hidup tersebut antara lain pakaian, musik, tempat wisata, makan, dan minum, penampilan pribadi, buku, hobi, olahraga, dan kendaraan.

Pada saat ini banyak berbagai industri yang menyebabkan banyak masyarakat semakin mementingkan gaya daripada isi maupun fungsinya yaitu industri mode atau fashion, industri kecantikan, industry kuliner, pusat perbelanjaan, apartemen beserta perumahan real estate, makanan cepat saji, handphone, industri iklan dan televise, hal ini juga mempengaruhi mahasiswa untuk berperilaku konsumtif demi kebutuhan prestise.

2.2.4. Izin Keimigrasian

(27)

Visa tinggal terbatas bagi pelajar /mahasiswa asing dalam rangka mengikuti pendidikan diindonesia, dapat diberikan untuk jangka waktu izin tinggal terbatas selama 5 (lima) tahun selama di Indonesia dan dapat diperpanjang paling banyak 2 (dua) kali berturut-turut serta setiap kali perpanjangan diberikan paling lama 2 (dua) tahun.

Indonesia sebagai negara yang berdaulat mempunyai tujuan untuk mensejahterakan rakyatnya, hal ini harus diwujudkan. Adanya perlindungan segenap kepentingan bangsa, keikutsertaan dalam melaksanakan ketertiban dunia dalam hubungannya dengan dunia internasional, semua aspek keimigrasian harus didasarkan pada apa yang telah digariskan dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945 sebagai hukum dasar untuk pengaturan implementasi tugas-tugas keimigrasian secara operasional. Jika dikaji dasar pertimbangan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang keimigrasian, maka pengaturan dan pelayanan di bidang keimigrasian merupakan hak dan kedaulatan negara Republik Indonesia sebagai negara hukum. Selanjutnya negara Indonesia untuk menjaga keamanan dalam negerinya terhadap orang yang masuk atau datang ke Indonesia dan keluar dari Indonesia wajib memiliki dokumen perjalanan yang sah dan masih berlaku. Orang asing yang memasuki wilayah yurisdiksi Indonesia, wajib memenuhi beberapa ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang keimigrasian, yaitu:

(28)

Jenderal Imigrasi Nomor : F- 307.IZ.01.10 Tahun 1995 tanggal 15 Maret 1995 tersebut, yang dimaksud dengan surat perjalanan yang masih berlaku adalah minimal 6 (enam) bulan. Pengertian surat perjalanan menurut Pasal 1 ayat (3) UUK adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang dari suatu negara yang memuat identitas pemegangnya dan berlaku untuk melakukan perjalanan antar negara. Jenis surat perjalanan negara asing antara lain: paspor diplomatik, paspor dinas, paspor biasa, certificate of identity, seamans book. Jenis surat perjalanan seamans book, belum semua negara memberlakukannya termasuk Indonesia.

2) Wajib memiliki visa.

Pasal 6 ayat (1) UUK menyebutkan: setiap orang yang masuk ke wilayah Indonesia wajib memiliki visa tidak semua orang asing yang masuk ke wilayah Indonesia dapat diberikan visa. Visa hanya diberikan kepada orang asing yang maksud dan tujuan kedatangannya di Indonesia bermanfaat serta tidak akan menimbulkan gangguan terhadap ketertiban dan keamanan nasional. Pengecualian dari kewajiban orang asing yang memiliki visa sebagaimana yang diatur pada Pasal 7 ayat (1) UUK yaitu: a. orang asing warga negara dari negara yang berdasarkan Keputusan

Presiden tidak diwajibkan memiliki visa. b. orang asing yang memiliki izin masuk kembali.

(29)

d. penumpang transit di pelabuhan atau bandar udara di wilayah Indonesia sepanjang tidak keluar dari tempat transit yang berada di daerah tempat pemeriksaan imigrasi.

Keimigrasian dilakukan terhadap surat dan atau orang, antara lain surat perjalanan, visa atau dibebaskan dari keharusan memiliki visa, fisik sepanjang menyangkut gangguan jiwa atau penyakit menular, kartu embarkasi dan disembarkasi, daftar cekal, dan daftar awak alat angkut serta daftar penumpang. 1. Wajib mendapat izin masuk yaitu izin yang diterakan pada visa atau surat

perjalanan orang asing untuk memasuki wilayah Indonesia yang diberikan oleh pejabat imigrasi di tempat pemeriksaan imigrasi.

2. Wajib memiliki izin masuk kembali yang masih berlaku bagi orang asing yang memiliki izin tinggal terbatas dan tetap.

3. Namanya tidak termasuk dalam daftar penangkalan yaitu larangan yang bersifat sementara terhadap orang-orang tertentu untuk masuk ke wilayah berdasarkan alasan tertentu.

Izin tinggal mahasiswa asing dalam hal ini adalah izin pengurusan masuk ke Indonesia, izin memperpanjang waktu tinggal atau lamanya tinggal di Indonesia selama masa studi berlangsung dan izin keluar Indonesia ke Negara asal mahasiwa melalui pengurusan paspor ke kantor imigrasI, dalam hal ini pemberian Visa tinggal terbatas bagi pelajar/ mahasiswa asing dalam rangka mengikuti pendidikan diindonesia, dapat diberikan untuk jangka waktu izin tinggal terbatas selama 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang paling banyak 2 (dua) kali berturut-turut serta setiap kali perpanjangan diberikan paling lama 2 (dua ) tahun.

(30)

1) Izin Tinggal Kunjungan

Izin Tinggal Kunjungan diberikan kepada orang asing yang masuk wilayah indonesia dengan visa kunjungan. Adapun jenis izin tinggal kunjungan dibagi sebagai beikut :

a. Izin Tinggal Kunjungan (VISA B / VISA Budaya) untuk orang asing 60 hari dari masuk negara asal menuju Indonesia

b. Perpanjangan izin tinggal kunjungan (VISA B/ VISA Budaya) dari tanggal penetapan izin tinggal kunjungan tinggal di Indonesia diperpanjang menjadi 30 hari dan berkelanjutan seterusnya

2) Izin Tinggal Terbatas

Izin tinggal terbatas adalah izin yang diberikan kepada orang asing yang masuk wilayah Indonesia dengan Visa tinggal terbatas dimana orang asing tersebut mengalih statuskan dari izin kunjungan menjadi tinggal terbatas. Izin tinggal terbatas memiliki pilihan waktu perpanjangan selama 2 (dua) tahun, 1 (satu) tahun dan 6 (enam) bulan dengan syarat keimigrasian yang berlaku.

3) Izin kembali masuk dan keluar Indonesia

Izin kembali masuk dan keluar Indonesia terbagi menjadi : • Entry Permit Re Entry Permit (ERP)

ERP adalah Izin masuk dan keluar Indonesia dalam jarak waktu izin masuk dan keluar Indonesia dalam waktu 3 (tiga) bulan hanya diperbolehkan masuk dan keluar indonesia hanya dalam jangka waktu 1 kali saja

(31)

MERP adalah izin masuk dan keluar Indonesia dalam jarak waktu izin Selama 6 (enam) bulan, 1 (satu) tahun dan 2 (dua) tahun dengan syarat penggunan izin masuk dan keluar Indonesia bisa lebih dari 1 kali

2.2.5. Tabungan

Tabungan adalah bagian pendapatan yang tidak dibelanjakan atau dikonsumsi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tabungan ialah :

1. Tingkat Pendapatan

2. Keinginan untuk menabung, yaitu kecenderungan marginal untuk

menabung yang menunjukkan besarnya tambahan pendapatan yang akan

ditabung

3. Tingkat suku bunga bank

4. Tingkat kepercayaan terhadap bank

Dalam sistem ekonomi sederhana (pemikiran barat) dengan 2 pelaku ekonomi yaitu rumah tangga dan swasta maka dikenal model ekonomi sebagai berikut :

Y = C + I...(1) I = S...(2) Arti dari simbol-simbol tersebut adalah :

Y = pendapatan kotor/gross income C = Konsumsi/Consumption

I = Investasi/Investment S = Tabungan/Saving

(32)

Y = C + S...(3) S = Y - C...(4)

Rumusan S = Y - C itulah yang selama ini populer dikalangan masyarakat Nusantara terutama para generasi muda dan masyarakat awam lainnya dimana Tabungan merupakan sisa dari pendapatan/income yang diterima setelah digunakan untuk memenuhi kebutuhan (consumption).

Teori ekonomi menyebutkan bahwa kebutuhan pelaku ekonomi tidak terbatas sedangkan resources atau ketersediaan sumber pemenuhan kebutuhan pelaku ekonomi sangatlah terbatas (scarcity) sehingga pola pemikiran tabungan merupakan sisa dari pendapatan mengakibatkan tidak adanya kesempatan untuk menabung alias pendapatan/income akan selalu habis untuk memenuhi kebutuhan manusia. Salah satu kegunaan dari tabungan itu adalah sebagai antisipasi untuk memenuhi kebutuhan dimasa yang akan datang (sering disebut sebagai konsumsi/belanja yang tertunda) yang penuh dengan ketidakpastian. Selain itu tabungan/saving merupakan sumber dari kebutuhan Investasi seperti gambaran pada rumusan (2) dimana Investasi diharapkan dapat meningkatkan pendapatan/income bagi para pelaku ekonomi sehingga Tabungan/Saving memiliki peran yang sangat signifikan dalam proses peningkatan kesejahteraan pelaku ekonomi.

(33)

2.3.Kerangka Konseptual

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.4.Hipotesis Penelitian

1. Pendapatan berpengaruh positif terhadap tingkat konsumsi mahasiswa asing

Universitas Sumatera Utara, ceteris paribus

2. Usia berpengaruh positif terhadap tingkat konsumsi mahasiswa asing

Universitas Sumatera Utara, ceteris paribus

3. Gaya Hidup berpengaruh positif terhadap tingkat konsumsi mahasiswa asing

Universitas Sumatera Utara, ceteris paribus (X2)

Usia

Tingkat Konsumsi Mahasiswa Asing

(Y)

(X5) Tabungan

(X1)

Pendapatan

(X3)

Gaya Hidup

(X4)

(34)

4. Izin keimigrasian berpengaruh positif terhadap tingkat konsumsi mahasiswa

asing Universitas Sumatera Utara, ceteris paribus

5. Tabungan berpengaruh positif terhadap tingkat konsumsi mahasiswa asing

Universitas Sumatera Utara, ceteris paribus

2.5.Peneliti Terdahulu

Tejar Rinanda, 2010, Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi

masyarakat di propinsi Sumatera Utara, meneliti tentang pengeluaran konsumsi

rumah tangga di Sumatera Utara dipengaruhi oleh PDRB, Suku bunga deposito,

Populasi penduduk, variable-variabel tersebut berepengaruh signifikan terhadap

konsumsi masyarakat provinsi Sumatera Utara.

Fitri, Wahida, 2011, Faktor-faktor yang mempengaruhi Konsumsi Internet Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin. Skripsi Fakultas Ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomi Universitas Hasanuddin. Makassar. meneliti tentang faktor–faktor yang mempengaruhi konsumsi mahasiswa seperti pendapatan, tingkat harga, tingkat suku bunga, selera masyarakat yang berpengaruh secara signifikan terhadap konsumsi

Dwi Harjanto, 2001, analisis pengaruh konsumsi masyarakat pesisir terhadap pendapatan ekonomi kota Jambi menganalisis tentang pengaruh tingkat harga dan tingkat bunga terhadap pendapatan ekonomi

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Destinasi pariwisata atau yang disebut juga dengan daerah tujuan pariwisata, adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang didalamnya

8) Metode pembelajaran dan strategi pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi

Beban daya tampung pencemaran waduk Sutami untuk Fosfor total (kg/tahun) pada lo- kasi hulu, tengah dan hilir waduk masing-masing ada- lah 39 Kg P/Tahun, 195 Kg P/Tahun, 178,5 Kg

 Pemenuhan Beban Beban Kerja Kerja Guru Guru dan dan Pengawas Pengawas Satuan Satuan Pendidikan Pendidikan ,, Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri

Penandaan Kosmetika sediaan pemutih gigi mengandung dan/atau melepaskan Hydrogen peroxide harus sesuai dengan penandaan Kosmetika sebagaimana dimaksud dalam

Sistem Kredit Semester atau disingkat SKS adalah suatu sistem penyelenggaraan pendidikan dengan menggunakan satuan kredit semester atau disingkat SKS untuk

Menetapkan : PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PEDOMAN ANALISIS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN.. Jabatan adalah kedudukan yang

vora o Europskoj uniji, koji Povelji daje obvezujuću snagu, kao što to slijedi.. iz izjave uz Povelju, koja je priložena u zaključnom dokumentu međuvladine konferencije na kojoj