• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Sejarah Melalui Model Pembelajaran Picture and Picture pada Siswa X IPS 2 SMA Kristen Satya Wacana Salatiga Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Sejarah Melalui Model Pembelajaran Picture and Picture pada Siswa X IPS 2 SMA Kristen Satya Wacana Salatiga Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA Kristen Satya Wacana Salatiga Kelas/ Semester : X / 1 (ganjil)

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia

Materi : Indonesia Zaman Praaksara: Awal kehidupan

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan

pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

3.4. Memahami hasil-hasil dan nilai-nilai budaya masyarakat praaksara Indonesia dan pengaruhnya dalam kehidupan lingkungan terdekat

3.4.1. Menjelaskan corak kehidupan masyarakat pada masa praaksara di Indonesia :  Menerangkan proses kehidupan masyarakat pada masa praaksara

 Menerangkan perkembangan kehidupan masyarakat praaksara dari masa ke masa  Menerangkan hasil-hasil peninggalan kebudayaan masa praaksara

 Menerangkan nilai-nilai kebudayaan masa praaksara

4.3. Menyajikan hasil-hasil dan nilai-nilai budaya masyarakat praaksara Indonesia dan pengaruhnya dalam kehidupan lingkungan terdekat dalam bentuk tulisan

 Menganalisis ide, mengkaji tentang proses perkembangan kehidupan masa praaksara  Merumuskan hasil-hasil kebudayaan zaman palaeolithikum dan mesolithikum

 Melalui diskusi peserta didik dapat memahami tentang informasi tambahan yang belum dipahami mengenai kehidupan manusia purba, peninggalan hasil-hasil budaya dan nilai-nilai budaya zaman praaksara

 Mempresentasikan hasil kajian yang diperoleh kelompok tentang kehidupan pada masa praaksara terutama zaman palaeolithikum dan mesolithikum serta hasil-hasil kebudayaannya.

(6)

C. Tujuan Pembelajaran

Melalui diskusi, mengamati, dan membaca refenrensi siswa dapat :

1. Menunjukkan sikap tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas pembelajaran sejarah terkait perkembangan kehidupan manusia praaksara pada zaman Paleolithikum sampai Mesolithikum beserta hasil kebudayaannya di Indonesia di Indonesia

2. Menunjukkan sikap responsife dan pro-aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran dikelas

3. Mampu menganalisis perkembangan kehidupan manusia purba di Indonesia

4. Mampu menyajikan dalam bentuk presentasi mengenai perkembangan kehidupan manusia purba serta hasil-hasil kebudayaan pada masa praaksara di Indonesia

D. Materi Pembelajaran

1. Corak kehidupan masyarakat masa praaksara 2. Perkembangan teknologi masyarakat praaksara 3. Sistem kepercayaan masyarakat masa praaksara

4. Hasil-hasil kebudayaan peninggalan masyarakat masa praaksara

E. Model dan Metode Pembelajaran Pendekatan pembelajaran : Scientific

Metode Pembelajaran : Ceramah, Tanya-jawab, diskusi,dan Picture And Picture Strategi pembelajaran : Problem base learning

F. Media, Alat dan Sumber Belajar 1. Media : LKS dan Power Point

2 2. Alat; LCD, Slide Power Point, Lembar Soal, Lembar Diskusi, White Board, Spidol Hitam. 3. Sumber Belajar:

- Kemendikbud RI 2013, Buku Guru, Sejarah Indonesia Kelas X, Jakarta: Kemendikbud - Kemendikbud RI 2013, Buku Siswa, Sejarah Indonesia Kelas X, Jakarta: Kemendikbud - Internet : https://repository.usd.ac.id/684/2/091314029_full.pdf

G. Langkah-Langkah Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Alokasi

Waktu Pendahulu

an

a. Mengawali pembelajaran dengan berdoa dan memberi salam b. Mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk memulai proses

KBM (kerapian, kebersihan ruang kelas, menyediakan media dan alat serta buku yang diperlukan)

c. Memantau kehadiran dengan mengabsen peserta didik d. Guru menyiapkan alat dan materi pembelajaran

e. Menampilkan gambar tentang kehidupan masa praaksara pada masa Palaeolithikum dan mesolithikum

f. Siswa menerima penjelasan guru mengenai tujuan pembelajaran

(7)

g. Guru menyampaikan cakupan materi secara garis besar.

h. Guru mengadakan tanya jawab yang mengarah pada materi pembelajaran

i. Siswa diberi penjelasan mengenai pelaksanaan pembelajaran Picture and Picture

Inti

(Mengamati)

 Peserta didik ditunjukkan gambar oleh guru :

 yang terkait dengan corak kehidupan masyarakat masa praaksara

 Jenis-jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia  Macam-macam penemuan hasil kebudayaan masa praaksara

(Menanya)

 Guru memberi pertanyaan pada peserta didik yang berkaitan dengan materi pembelajaran

 Siswa menjawab pertanyaan tentang corak kehidupan masyarakat masa praaksara yang bertujuan untuk menggali kemampuan siswa

(Menalar)

 Setiap siswa mengamati gambar pada layar LCD dan mendengarkan penjelasan dari guru

 Siswa dibagi dalam 6 kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 4-5 orang dengan cara mengambil permen warna-warni yang disediakan oleh guru lalu mencari warna permen yang sesuai dengan yang didapat oleh peserta didik lalu dengan mudah peserta didik menjadi satu kelompok  Siswa yang telah menemukan kelompoknya melaporkan

kepada guru dan guru membuat catatan pada lembar instrumen yang sudah dipersiapkan

 Setiap kelompok bertugas merangkai potongan kertas lalu ditempelkan pada bingkai menjadi rangkaian yang utuh yang sudah disediakan oleh guru

 Masing-masing kelompok diminta untuk mencari informasi materi dengan membaca buku siswa/ mencari di internet tentang corak kehidupan masa praaksara.

 Setiap kelompok diberikan tugas untuk menganalisa tentang pola kehidupan masyarakat hingga hasil kebudayaan peninggalan masa praaksara sebagai berikut :

Kelompok 1

1. Mengkaji dan merumuskan tentang jenis manusia purba di Indonesia berupa Meganthropus Paleojavanicus

Kelompok 2

2. Mengkaji dan merumuskan tentang jenis manusia purba di Indonesia berupa gambar Pithecanthropus

Kelompok 3

(8)

3. Mengkaji dan merumuskan tentang gambar pola hunian masa praaksara berupa gambar tinggal dalam gua (Abris Sous Roche) masa mesolithikum

Kelompok 4

4. Mengkaji dan merumuskan tentang hasil kebudayaan masa praaksara berupa gambar alat berburu meramu masa palaeolitikum

Kelompok 5

5. Mengkaji dan merumuskan tentang hasil kebudayaan masa praaksara berupa gambar alat produksi masa mesolithikum

Kelompok 6

6. Mengkaji dan merumuskan tentang jenis manusia purba di Indonesia berupa gambar Homo Sapiens

(Mencoba)

 Peserta didik bekerjasama merangkai potongan kertas lalu menempelkan pada bingkai yang telah disediakan oleh guru, adapun peserta didik yang bertugas mencari berbagai sumber untuk mendapatkan informasi mengenai arahan tugas dari guru untuk dipresentasikan di depan kelas

 Setelah rangkaian potongan kertas tersusun sesuai dengan gambar pada layar LCD, masing-masing siswa mencari informasi melalui internet maupun buku LKS

 Peserta didik saling bekerja sama membuat analisa pada tugas yang diberikan oleh guru lalu mempresentasikan di depan kelas sesuai urutan nomor perkelompok

 Setiap peserta didik mencatat hasil diskusi kelompoknya  Peserta didik yang sudah selesai presentasi diberi reward oleh

guru

(Membuat Jejaring)

 Setiap kelompok maju mempresentasikan hasil diskusi sesuai dengan urutan nomor kelompok dengan begitu siswa berinisiatif mempresentasikan tanpa ditunjuk oleh guru  Masing- masing kelompok melaporkan/ mempresentasikan

hasil diskusinya di depan kelas, dan kelompok lain menanggapi

 Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan pada kelompok-kelompok diskusi yang telah selesai melaporkan hasil diskusinya.

Penutup  Siswa diberi soal tes evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa

 Siswa mengerjakan soal tes evaluasi dan angket Picture And Picture yang telah diberikan oleh guru secara individu

 Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dengan memberikan tugas mandiri terstruktur, peserta didik diminta membaca buku LKS serta membuat

(9)

rangkuman tentang perkembangan corak kehidupan pada masa praaksara serta hasil-hasil kebudayaan dari masa praaksara bagi kehidupan manusia.

 Menutup pelajaran dengan berdoa dan salam penutup

H .Penilaian

Bentuk Instrumen dan Jenis/Teknik Penilaian : a. Bentuk Instrumen berupa tes :

1. Testulis bentuk pilihan ganda b. Bentuk instrument berupa non tes :

1. Observasi untuk penilaian perilaku ilmiah siswa dan guru beserta pedoman penskoran

Salatiga, 20 Oktober 2017 Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran, Peneliti

Dra. Magdalena Yahmini Soewadji, S.S.,M.Pd. Fajarwidyartiningsih

Kepala Sekolah

(10)

Lembar Evaluasi Siklus 1 Soal evaluasi siklus 1

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban yang benar!

1. Manusia penghuni bumi yang hidup pada zaman prasejarah ketika manusia belum mengenal tulisan disebut ...

a) Fosil

b) Tulang-belulang c) Peninggalan d) Manusia Purba

2. Zaman ini berlangsung selama 600.000 tahun yang lalu selama masa plestosen (dilluvium) disebut zaman ...

a) Neolithikum b) Mesolithikum c) Paleolithikum d) Mesozoikum

3. Palaeo itu tua sedang litikum adalah zaman batu, jadi Paleolithikum adalah ... a) Zaman batu muda

b) Zaman batu madya c) Zaman batu tua

d) Zaman batu berkelanjutan

4. Pola hunian masyarakat pada masa paleolithikum belum menetap yang sering disebut .... a) Nomaden

b) kjokkenmodinger c) Abris sous roche d) Atas bukit

5. Kapak Perimbas (Chopper), alat serpih,, alat dari tulang merupakan ciri hasil kebudayaan pada masa ....

(11)

6. 1. Hasil budaya masih kasar

2. Food Producing (bercocok tanam)

3. Tinggal di Gua-gua atau Rumah Panggung di Pantai 4. Belum mengenal penguburan mayat

Ciri kehidupan pada masa Mesolithikum ialah .... a. 1 dan 2

b. 2 dan 3 c. 2 dan 4 d. 1 dan 4

7. Mesolithikum disebut juga sebagai .... a. Zaman batu muda

b. Zaman batu tua c. Zaman batu tengah d. Zaman batu besar

8. Sampah dapur atau sering disebut juga Kjokkenmodinger merupakan kebudayaan pada masa .... a. Megalithikum

b. Jaman logam c. Paleolithikum d. Mesolithikum

9. Zaman mesolithikum sudah mulai tinggal di gua atau sering disebut dengan istilah ... a. Abris Sous Roche

b. Kjokkenmodinger c. Nomaden

d. Migrasi

10. Pithecanthropus Erectus menjadi temuan pertama yang menjadi pangkal penyelidikan selanjutnya yang ditemukan oleh ...

a. E. Dubois

(12)

d. J. Deandeles

11. Meganthropus Palaeojavanicus ditemukan oleh seorang peneliti pada tahun 1941 yang bernama ....

a. E. Dubois

b. Von Koenigswald c. F. Weidenreich d. J. Deandeles

12. Kebudayaan tertua di Indonesia yang ditemukan di provinsi Jawa Timur pada zaman Palaeolithikum nama kedua tempat penemuan tersebut dibagi atas ....

a. Trinil dan Sangiran b. Nganjuk dan Ngawi c. Pacitan dan Sangiran d. Pacitan dan Ngandong

13. Kapak genggam mesolithikum itu dinamakan pebble atau juga menurut tempat penemuannya disebut ...

a. Kapak Aceh b. Kapak Sumatra c. Kapak Lonjong d. Kapak Pendek

14. 1. Hidup antara 2 s/d 1 juta tahun yang lalu 2. Tubuh besar dan tegap

3. Hidup mengumpulkan makanan dan memakan tumbuhan 4. Rahangnya kuat

5. Volume otak kecil

Ciri Manusia purba diatas merupakan ciri dari .... a. Meganthropus Palaeojavanicus

(13)

d. Homo Wajakensis

15. 1. Hidup antara 2 s/d 1 juta tahun yang lalu 2. Hidup berkelompok

3. Hidungnya lebar dengan tulang pipi yang kuat dan menonjol 4. Mengumpulkan makanan dan berburu

5. Makanannya daging dan tumbuhan Ciri Manusia purba diatas merupakan ciri dari ....

a. Meganthropus Palaeojavanicus b. Homo Sapiens

c. Homo Wajakensis d. Pithecanthropus 16. 1. Homo wajakensis

2. Austronesia 3. Papua melanesoid 3. Homo Soloensis 4. Pithecanthropus

Ciri jenis manusia/bangsa pada zaman Paleolithikum antara lain ialah .... a. 1, 3 dan 4

b. 2, 3, dan 4 c. 1, 2, dan 3 d. 1, 2, dan 4

17. 1. Kapak pendek 2. Lukisan Gua 3. Choppers 4. alat dari tanduk rusa

(14)

b. 1 dan 4 c. 1 dan 2 d. 3 dan 4

18. 1. Alat-alat tulang dan tanduk rusa 2. Flakes 3. choppers

Hasil kebudayaan diatas merupakan hasil pada zaman ...

a. Palaeolithikum b. Mesolithikum c. Neolithikum d. Logam

19. Jenis manusia yang menjadi pendukun kebudayaan pada zaman mesolithikum ialah ... a. Austronesia

b. Pithecanthropus c. Papua-Melanesoid d. Homo Soloensis

20. Pada masa bercocok tanam, masyarakat sudah mengenal sistem kepercayaan untuk memanggil roh nenek moyang yang disebut ...

a. Animisme dan Dinamisme b. Monotheisme

(15)
(16)

Observasi untuk penilaian perilaku ilmiahsiswa

LEMBAR PENGAMATAN KEGIATAN PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

RESPONDEN SISWA Nama Sekolah : SMA Kristen Satya Wacana Salatiga Mata Pelajaran : Sejarah

Kelas/Semester : X IPS 2 Tahun Pelajaran : 2017/2018 Pokok Bahasan :

Siklus I

No Aspek yang diamati Baik Sekali

Baik Cukup Kurang

1 Keaktifan dalam pembelajaran

2 Memperhatikan penjelasan guru

3 Mengerjakan tugas yang diberikan guru

4 Memahami tugas masing-masing

5 Berpartisipasi dalam pembelajaran

6 Apabila mengalami kesulitan, berinisiatif menanyakan kepada guru atau teman lain

7 Kelancaran pada saat presentasi

Beri tanda () untuk pertanyaan yang sesuai Keterangan :

Baik sekali : 4 Baik : 3 Cukup : 2

(17)

Observasi untuk penilaian perilaku ilmiahguru

LEMBAR PENGAMATAN KEGIATAN PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

RESPONDEN GURU Nama Sekolah : SMA Kristen Satya Wacana Salatiga Mata Pelajaran : Sejarah

Kelas/Semester : X IPS 2 Tahun Pelajaran : 2017/2018 Pokok Bahasan :

3 Menjelaskan materi 4 Menjelaskan

langkah-langkah pembelajaran

Picture And Picture?

B. Kegiatan Inti

5 Membagi siswa dalam kelompok

8 Memberi bantuan kepada siswa yang mengalami

(18)

Keterangan :

Baik sekali : 4

Baik : 3

Cukup : 2

(19)
(20)
(21)
(22)
(23)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA Kristen Satya Wacana Salatiga Kelas/ Semester : X / 1 (ganjil)

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia

Materi : Indonesia Zaman Praaksara: Awal kehidupan

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan

pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

3.4. Memahami hasil-hasil dan nilai-nilai budaya masyarakat praaksara Indonesia dan pengaruhnya dalam kehidupan lingkungan terdekat

3.4.1. Menjelaskan corak kehidupan masyarakat pada masa praaksara di Indonesia :  Menerangkan proses kehidupan masyarakat pada masa praaksara

 Menerangkan perkembangan kehidupan masyarakat praaksara dari masa ke masa  Menerangkan hasil-hasil peninggalan kebudayaan masa praaksara

 Menerangkan nilai-nilai kebudayaan masa praaksara

4.3. Menyajikan hasil-hasil dan nilai-nilai budaya masyarakat praaksara Indonesia dan pengaruhnya dalam kehidupan lingkungan terdekat dalam bentuk tulisan

 Menganalisis ide, mengkaji tentang proses perkembangan kehidupan masa praaksara  Merumuskan hasil-hasil kebudayaan zaman neolithikum sampai zaman logam

 Melalui diskusi peserta didik dapat memahami tentang informasi tambahan yang belum dipahami mengenai kehidupan manusia purba pada zaman neolithikum sampai zaman logam, serta peninggalan hasil-hasil budaya dan nilai-nilai budaya zaman praaksara.  Mempresentasikan hasil kajian yang diperoleh kelompok tentang kehidupan pada masa

praaksara terutama zaman neolithikum sampai zaman logam

(24)

C. Tujuan Pembelajaran

Melalui diskusi, mengamati, dan membaca referensi siswa dapat :

1. Menunjukkan sikap tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas pembelajaran sejarah terkait perkembangan kehidupan manusia masa praaksara pada zaman Neolithikum sampai zaman logam beserta hasil kebudayaannya di Indonesia

2. Menunjukkan sikap responsife dan pro-aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran dikelas

3. Mampu menganalisis perkembangan kehidupan manusia purba beserta hasil-hasil kebudayaan di Indonesia

4. Mampu menyajikan dalam bentuk presentasi mengenai perkembangan kehidupan manusia purba beserta hasil-hasil kebudayaan pada masa praaksara di Indonesia

D. Materi Pembelajaran

1. Corak kehidupan masyarakat masa praaksara 2. Perkembangan teknologi masyarakat praaksara 3. Sistem kepercayaan masyarakat masa praaksara

4. Hasil-hasil kebudayaan peninggalan masyarakat masa praaksara

E. Model dan Metode Pembelajaran Pendekatan pembelajaran : Scientific

Metode Pembelajaran : Ceramah, Tanya-jawab, diskusi,dan Picture And Picture Strategi pembelajaran : Problem base learning

F. Media, Alat dan Sumber Belajar 1. Media : LKS dan Power Point

2 2. Alat; LCD, Slide Power Point, Lembar Soal, Lembar Diskusi, White Board, Spidol Hitam. 3. Sumber Belajar:

- Kemendikbud RI 2013, Buku Guru, Sejarah Indonesia Kelas X, Jakarta: Kemendikbud - Kemendikbud RI 2013, Buku Siswa, Sejarah Indonesia Kelas X, Jakarta: Kemendikbud - Internet : https://repository.usd.ac.id/684/2/091314029_full.pdf

G. Langkah-Langkah Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Alokasi

Waktu Pendahulu

an

a. Mengawali pembelajaran dengan berdoa dan memberi salam b. Mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk memulai proses

KBM (kerapian, kebersihan ruang kelas, menyediakan media dan alat serta buku yang diperlukan)

c. Memantau kehadiran dengan mengabsen peserta didik d. Guru menyiapkan alat dan materi pembelajaran

e. Menampilkan gambar tentang kehidupan masa praaksara pada masa neolithikum sampai zaman logam

(25)

f. Siswa menerima penjelasan guru mengenai tujuan pembelajaran g. Guru menyampaikan cakupan materi secara garis besar.

h. Guru mengadakan tanya jawab yang mengarah pada materi pembelajaran

i. Siswa diberi penjelasan mengenai pelaksanaan pembelajaran Picture and Picture

Inti

(Mengamati)

 Peserta didik ditunjukkan gambar oleh guru :

 yang terkait dengan perkembangan corak kehidupan masyarakat pada masa praaksara zaman neolithikum sampai zaman logam

 Macam-macam penemuan hasil kebudayaan masa praaksara pada zaman neolithikum sampai zaman logam

(Menanya)

 Guru memberi pertanyaan pada peserta didik yang berkaitan dengan materi pembelajaran

 Siswa menjawab pertanyaan tentang corak kehidupan masyarakat masa praaksara zaman neolithikum sampai zaman logam yang bertujuan untuk menggali kemampuan siswa

(Menalar)

 Setiap siswa mengamati gambar pada layar LCD dan mendengarkan penjelasan dari guru

 Siswa dibagi dalam 5 kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 5 orang dengan cara mengambil permen warna-warni yang disediakan oleh guru lalu mencari warna permen yang sesuai dengan yang didapat oleh peserta didik lalu dengan mudah peserta didik menjadi satu kelompok  Siswa yang telah menemukan kelompoknya melaporkan

kepada guru dan guru membuat catatan pada lembar instrumen yang sudah dipersiapkan

 Setiap kelompok bertugas merangkai potongan kertas lalu ditempelkan pada bingkai menjadi rangkaian yang utuh yang sudah disediakan oleh guru.

 Masing-masing kelompok diminta untuk mencari informasi materi dengan membaca buku siswa/ mencari di internet tentang corak kehidupan masa praaksara zaman neolithikum sampai zaman logam.

 Setiap kelompok diberikan tugas untuk menganalisa tentang pola kehidupan masyarakat hingga hasil kebudayaan peninggalan masa praaksara zaman neolithikum sampai zaman logam sebagai berikut :

Kelompok 1

(26)

1. Mengkaji dan merumuskan tentang hasil kebudayaan pada zaman neolithikum berupa kapak lonjong

Kelompok 2

2. Mengkaji dan merumuskan tentang hasil kebudayaan pada zaman neolithikum berupa kapak persegi Kelompok 3

3. Mengkaji dan merumuskan tentang berupa alat pemujaan roh nenek moyang pada zaman megalithikum contoh menhir

Kelompok 4

4. Mengkaji dan merumuskan tentang hasil kebudayaan pada zaman megalithikum berupa gambar punden berundak-undak

Kelompok 5

5. Mengkaji dan merumuskan tentang hasil kebudayaan masa praaksara berupa gambar Nekara

(Mencoba)

 Peserta didik bekerjasama merangkai potongan kertas lalu menempelkan pada bingkai yang telah disediakan oleh guru, adapun peserta didik yang bertugas mencari berbagai sumber untuk mendapatkan informasi mengenai arahan tugas dari guru untuk dipresentasikan di depan kelas

 Setelah rangkaian potongan kertas tersusun sesuai dengan gambar pada layar LCD, masing-masing siswa mencari informasi melalui internet maupun buku LKS

 Peserta didik saling bekerja sama membuat analisa pada tugas yang diberikan oleh guru lalu mempresentasikan di depan kelas sesuai urutan nomor perkelompok

 Setiap peserta didik mencatat hasil diskusi kelompoknya  Peserta didik yang sudah selesai presentasi diberi reward oleh

guru

(Membuat Jejaring)

 Setiap kelompok maju mempresentasikan hasil diskusi sesuai dengan urutan nomor kelompok dengan begitu siswa berinisiatif mempresentasikan tanpa ditunjuk oleh guru  Masing- masing kelompok melaporkan/ mempresentasikan

hasil diskusinya di depan kelas, dan kelompok lain menanggapi

 Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lesan pada kelompok-kelompok diskusi yang telah selesai melaporkan hasil diskusinya.

Penutup  Siswa diberi soal tes evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa

 Siswa mengerjakan soal tes evaluasi dan angket Picture And Picture yang telah diberikan oleh guru secara individu

 Menutup pelajaran dengan berdoa dan salam penutup

(27)

H .Penilaian

Bentuk Instrumen dan Jenis/Teknik Penilaian : a. Bentuk Instrumen berupa tes :

1. Testulis bentuk pilihan ganda b. Bentuk instrument berupa non tes :

1. Observasi untuk penilaian perilaku ilmiah siswa dan guru beserta pedoman penskoran

Salatiga, 27 Oktober 2017 Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran, Peneliti

Dra. Magdalena Yahmini Soewadji, S.S.,M.Pd. Fajarwidyartiningsih

Kepala Sekolah

(28)

Lembar Evaluasi Siklus II Soal evaluasi siklus II

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban yang benar!

1. Manusia pendukung kebudayaan Neolithikum adalah ... a) Pithecanthropus

b) Bangsa Austronesia dan Papua Melanesoid c) Negroid

d) Australia

2. Beberapa jenis peralatan yang ditemukan dan sekaligus menjadi corak khusus masa Neolithikum meliputi ...

a) Mata panah, perhiasan, tembikar b) Kapak perimbas

c) Flakes

d) Alat dari tulang

3. Daerah penemuan kapak lonjong di Indonesia, hanya terbatas di daerah bagian timur diantara lain ....

a) Kalimantan, Bali, Surabaya b) Bandung, Jakarta, Bali c) Sulawesi, Flores, Maluku d) Medan, Jambi, Aceh

4. Beliung persegi berasal dari zaman Megalithikum yang memiliki fungsi digunakan untuk.. a) Melubangi kayu dan membuat ukiran.

b) Bercocok tanam c) Menggali kubur d) Memangkas rumput

5. Menurut Van Heekeren, pada jaman Neolithik orang-orang Indonesia purba telah .... a) Abris Sous Roche

b) Hidup menetap c) Nomaden

d) Tinggal dipinggir sungai

6.

(29)

b) Jawa c) Kalimantan d) Sulawesi

7.

Penemuan terbanyak perhiasan pada masa neolithikum ada di daerah .... a) Banda Aceh

b) Jambi c) Medan d) Jawa e) Palembang

8.

Kapak corong berfungsi untuk .... a) Bercocok tanam

b) Berburu

c) Alat upacara dan hiasan d) Menguliti hewan

9.

Gambar diatas berfungsi sebagai salah satu alat dalam upacara untuk mendatangkan hujan, memanggil roh nenek moyang, alat tersebut memiliki istilah ….

(30)

c) Pipisan d) Cobek

10.

Fungsi Moko pada gambar diatas adalah digunakan sebagai a) Cendramata

b) Hiasan

c) Alat pusaka atau sebagai mas kawin d) Oleh-oleh khas daerah

11.

Gambar diatas merupakan peninggalan pada zaman ... a) Plastik

b) Kertas c) Logam d) Batu

12.

Di beberapa tempat di Indonesia ditemukan kapak corong, seperti di a) Sumatera Selatan

(31)

13. 1. 2. 3. 4.

Pada gambar diatas yang BUKAN merupakan peninggalan zaman logam ialah .... a) 1

b) 2 c) 3 d) 4

14. Neolithikum atau sering disebut juga dengan istilah .... a) Jaman batu tua

b) Jaman batu tengah c) Jaman batu muda d) Jaman batu besar

15. 1. 2. 3.

Gambar diatas merupakan ciri peninggalan pada zaman .... a) Zaman besi

b) Zaman Megalithikum c) Zaman perunggu d) Zaman logam

16. Peralatan peninggalan pada zaman perunggu diantara lain ....

a) tembikar

b) Nekara Perunggu, Benjana Perunggu, Arca Perunggu, c) Kapak lonjong

d) Kapak persegi

17. Teknik peleburan besi lebih sulit dari teknik peleburan tembaga maupun perunggu sebab melebur besi membutuhkan panas yang sangat tinggi, yaitu ...

(32)

b) ±3500 °C. c) 2000°C. d) 1000°C.

18. Teknik pembuatan alat logam ada dua macam, yaitu ....

a) Didinginkan dengan es b) Dibakar dengan api c) Direndam dengan air d) bivalve & a cire perdue

19.

Punden berundak-undak dan Kubur batu termasuk ...

a) Jaman besi b) Jaman logam c) Jaman perunggu d) Jaman megalithikum

20.

Bahan dasar pembuatan pakaian pada masa Neolithikum yang ditemukan di Kalimantan dan Sulawesi seperti pada gambar diatas ialah ...

(33)
(34)

Observasi untuk penilaian perilaku ilmiahsiswa

LEMBAR PENGAMATAN KEGIATAN PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

RESPONDEN SISWA Nama Sekolah : SMA Kristen Satya Wacana Salatiga Mata Pelajaran : Sejarah

Kelas/Semester : X IPS 2 Tahun Pelajaran : 2017/2018 Pokok Bahasan :

Siklus II

No Aspek yang diamati Baik Sekali

Baik Cukup Kurang

1 Keaktifan dalam pembelajaran

2 Memperhatikan penjelasan guru

3 Mengerjakan tugas yang diberikan guru

4 Memahami tugas masing-masing

5 Berpartisipasi dalam pembelajaran

6 Apabila mengalami kesulitan, berinisiatif menanyakan kepada guru atau teman lain

7 Kelancaran pada saat presentasi

Beri tanda () untuk pertanyaan yang sesuai Keterangan :

Baik sekali : 4 Baik : 3 Cukup : 2

(35)

Observasi untuk penilaian perilaku ilmiahguru

LEMBAR PENGAMATAN KEGIATAN PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

RESPONDEN GURU Nama Sekolah : SMA Kristen Satya Wacana Salatiga Mata Pelajaran : Sejarah

Kelas/Semester : X IPS 2 Tahun Pelajaran : 2017/2018 Pokok Bahasan :

3 Menjelaskan materi 4 Menjelaskan

langkah-langkah pembelajaran

Picture And Picture?

D. Kegiatan Inti

5 Membagi siswa dalam kelompok

8 Memberi bantuan kepada siswa yang mengalami

(36)

Keterangan :

Baik sekali : 4

Baik : 3

Cukup : 2

(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)

Lampiran Materi

Perkembangan Kehidupan Manusia Purba di Indonesia 1. Apa itu Manusia Purba?

Manusia purba adalah manusia penghuni bumi yang hidup pada zaman prasejarah (zaman ketika manusia belum mengenal tulisan). Kita mengetahui adanya manusia purba, yaitu dengan ditemukannya fosil dan artefak. Fosil adalah sisa-sisa organisme (manusia, hewan, dan tumbuhan) yang telah membatu yang tertimbun di dalam tanah dalam waktu yang sangat lama. Sedangkan artefak adalah perkakas atau alat-alat yang dipergunakan manusia purba ketika masih hidupnya. Fosil dan artefak itu ditemukan oleh para arkeolog (ahli purbakala) melalui kegiatan penggalian tanah. Hasil penggalian yang berupa fosil dan artefak ini kemudian diteliti. Tujuannya untuk mengetahui kehidupan manusia yang hidup pada masa lampau. Sebab manusia purba tidak meninggalkan sumber-sumber sejarah yang berupa tulisan.

Dari fosil dan artefak inilah kita dapat mengetahui kehidupan manusia Indonesia yang hidup pada masa prasejarah. Mengetahui kehidupan masyarakat Indonesia pada zaman prasejarah sangatlah penting. Karena selain kita dapat mengetahui ciri-ciri kehidupan manusia Indonesia yang hidup pada masa lampau, kita juga dapat membandingkannya dengan manusia sekarang.

(46)

2. Para Peneliti Manusia Purba di Indonesia

Peta lokasi penemuan manusia purba di Indonesia

Fosil adalah tulang-belulang manusia maupun hewan dan tumbuhtumbuhan yang telah membantu. Sedangkan, artefak adalah peralatan dan perlengkapan kehidupan manusia sebagai hasil dari kebudayaannya.

Eugena Dobois adalah yang pertama kali tertarik meneliti manusia purba di Indonesia setelah mendapat kiriman sebuah tengkorak dari B.D Von Reitschoten yang menemukan tengkorak di Wajak, Tulung Agung. Fosil itu dinamai Homo Wajakensis, termasuk dalam jenis Homo Sapien (manusia yang sudah berpikir maju).

a. Ter Haar, Oppenoorth, G.H.R Von Koeningswald.

Hasil penemuannya adalah Fosil tengkorak di Ngandong, Blora. Tahun 1936, ditemukan tengkorak anak di Perning, 1 Meganthropus Palaeojavanicus Mojokerto. Tahun 1937-1941 ditemukan tengkorak tulang dan rahang Homo Erectus dan Meganthropus Paleojavanicus di Sangiran, Solo. Penemuan lain tentang manusia Purba : Ditemukan tengkorak, rahang, tulang pinggul dan tulang paha manusia Meganthropus, Homo Erectus dan Homo Sapien di lokasi Sangiran, Sambung Macan (Sragen),Trinil, Ngandong dan Patiayam (kudus).

b. Tjokrohandoyo dan Duifjes

Usaha penggalian yang dilakukan oleh Tjokrohandoyo dibawah pimpinan Duifjes telah menemukan dua fosil. Fosil-fosil yang ditemukan di Desa Perning dekat Mojokerto dan Sangiran dekat Surakarta itu menjadi sangat penting, karena diperkirakan berasal dari lapisan tanah yang sangat tua (lebih kurang dua juta tahun yang lalu). Fosil yang ditemukan itu diberi nama Homo Mojokertensis.

c. DR. T. Jacob

(47)

oleh Dr. Davidson Black, dinamai Sinanthropus Pekinensis.

Fosil yang ditemukan di Neanderthal, dekat Duseldorf, Jerman yang dinamai Homo Neaderthalensis. Menurut Dubois, bangsa asli Australia termasuk Homo Wajakensis, sehingga ia berkesimpulan Homo Wajakensis termasuk golongan bangsa Australoid.

3. Jenis Manusia Purba di Indonesia

Berdasarkan penemuan para ahli dapat diketahui adanya beberapa jenis manusia purba yang berhasil ditemukan di Indonesia, di antaranya:

a. Meganthropus Palaeojavanicus

Meganthropus Palaeojavanicus merupakan jenis manusia besar tertua di Pulau Jawa. Ditemukan di daerah Sangiran pada tahun 1941 oleh Van Koenigswald. Hasil temuannya berupa rahang atas dan bawah.

b. Pithecanthropus

Pithecanthropus berarti manusia kera. Fosil jenis Pithecanthropus ini ditemukan di Trinil Desa Ngawi , Perning daerah Mojokerto, Sangirang, Kedung kudus, Sambung Macan, dan ngadong.

Eugene Dubois menyimpulkan bahwa fosil ini memiliki volume otak 900 cc yang lebih kecil dibandingkan dengan volume otak manusia yang diatas 1000 cc dan volume otak kera yang tertinggi hanya 600 cc. Volume otak dari fosil itu berada di antara volume otak kera dan manusia. Oleh karena itulah, fosil itu disebut Pithecanthropus yang berarti manusia kera.

1) Pithecanthropus Erectus

(48)

tegak.

Pithecanthropus Erectus

2) Pithecanthropus Mojokertensis (Robustus)

Pithecanthropus Mojokertensis berarti manusia kera dari Mojokerto. Fosil ini ditemukan dan diteliti oleh Von Koenigswald antara tahun 1936-1941. Hasil penemuannya berupa tengkorak anak-anak. Von Koenigswald memperkirakan tengkorak anak yang ditemukan itu adalah fosil yang berasal dari anak-anak Pithecanthropus

3) Pithecanthropus Soloensis

(49)

Beberapa ciri-ciri manusia purba yang ditemukan di Indonesia:

1. Ciri Meganthropus Palaeojavanicus

 Hidup antara 2 s/d 1 juta tahun yang lalu.

 Tubuh besar dan tegap.

 Hidup mengumpulkan makanan.

 Hanya memakan tumbuhan.

 Rahangnya kuat.

 Volume otak kecil.

2. Ciri Pithecanthropus

 Hidup antara 2 s/d 1 juta tahun yang lalu.

 Hidup berkelompok.

 Hidungnya lebar dengan tulang pipi yang kuat dan menonjol.

 Mengumpulkan makanan dan berburu.

 Makanannya daging dan tumbuhan.

3. Ciri jenis Homo Sapiens

 Hidup antara 25.000 s/d 40.000 tahun yang lalu.

 Muka dan hidung lebar.

 Dahi masih menonjol.

(50)

c. Homo Sapiens

Homo Sapiens adalah jenis manusia purba yang telah memiliki bentuk tubuh yang sama dengan manusia sekarang.

Homo Sapiens

Jenis-jenis fosil Homo Sapiens yaitu: 1) Homo Wajakensis

Fosil manusia purba ini pertama kali ditemukan di Tulungagung Jawa Timur, oleh B.D. Van Rietschoten pada tahun 1889. Fosil ini merupakan fosil pertama yang dilaporkan ditemukan di Indonesia. Bagian tubuh yang ditemukan berupa fosil tengkorak atas dasar beberapa ruas tulang leher. Fosil manusia ini digolongkan sebagai Homo Sapiens.

2) Homo Soloensis

“Manusia Solo” adalah sebutan bagi Homo Erectus Soloensis. Fosilnya ditemukan oleh Ter Haar pada tahun 1931 di daerah Ngandong, Jawa Tengah, berupa sebelas fosil tengkorak, tulang rahang dan gigi. Saat pertama kali ditemukan fosil manusia purba ini digolongkan sebagai Homo Sapiens dan diberi nama Homo (Javanthropus) soloensis oleh W.F.F. Oppenoorth.

3) Homo Floresiensis

(51)

belum sepenuhnya membantu) dari sembilan individu. Kesembilan sisa-sisa tulang itu menunjukkan postur paling tinggi sepinggang manusia modern, sekitar 100 cm, dengan volume otak 380 cc. Usia kerangka-kerangka ini diperkirakan berasal dari 94.000 hingga 13.000 tahun yang lalu. Selain sisa-sisa tubuh yang belum membatu itu, ditemukan juga berbagai mamalia seperti makhluk mirip gajah Stegodon, biawak, serta tikus besar, yang barangkali menjadi bahan makanan mereka, alat-alat batu seperti pisau, beliung, mata panah, arang, serta tulang yang terbakar, yang menunjukkan tingkat peradaban penghuninya.Pemberian nama tersebut berangkat dari keyakinan bahwa Homo Floresiensis bukan manusia modern, melainkan spesies yang berbeda. Hal ini ditunjukkan dari hasil penelitian bahwa tulang Homo Floresiensis berbeda dari tulang Homo Sapiens (manusia modern) dan manusia Neanderthal. Dua publikasi pada tahun 2009 memperkuat argumen bahwa spesimen kerangka Homo Floresiensis lebih primitif daripada Homo Sapiens dan berada pada wilayah variasi Homo Erectus.

Namun, pendapat bahwa fosil ini berasal dari spesies bukan manusia (modern) ditentang oleh kelompok peneliti yang juga terlibat dalam penelitian ini, seperti Prof. Teuku Jacob dari Universitas Gajah Mada. Berdasarkan temuannya, fosil dari Liang Bua ini berasal dari sekelompok orang katai Flores, yang sampai sekarang masih bisa diamati pada beberapa populasi di sekitar lokasi penemuan, yang menderita gangguan pertumbuhan yang disebut mikrosefali (“kepala kecil”); jadi, merupakan nenek moyang dari manusia modern. Menurut tim ini, sisa manusia dari Liang Bua merupakan moyang manusia katai Homo Sapiens yang sekarang juga masih hidup di Flores dan termasuk kelompok Australomelanesoid. Kerangka yang ditemukan terbaring di Liang Bua itu menderita microsefali, yaitu bertengkorak kecil dan berotak kecil.

4. Hasil-hasil Manusia Purba di Indonesia

Kebudayaan merupakan hasil dari pemikiran yang dilakukan dengan sadar yang bertujuan untuk menciptakan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Perkembangan kebudayaan manusia tersebut sesuai dengan perkembangan akan manusia yang menciptakan kebudayaan baik kebudayaan materi (kebudayaan kebendaan) maupun kebudayaan rohani.

a. Kebudayaan Material (Kebendaan)

Berupa alat-alat yang dapat membantu mereka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hasil kebudayaan mereka pada masa berburu dan mengumpulkan makanan seperti: Kapak genggam, alat serpih dan alat tulang/tanduk. Sedangkan pada masa bercocok tanam berupa Kapak genggam Sumatera (Pabble), Kapak Pendek (Bache Courte), flakes, dan sebagainya. Dan pada masa Perundagian berupa alat-alat dari logam seperti: Kapak corong (Kapak sepatu), Nekara, Bejana Perunggu, perhiasan dan manik-manik dari perunggu.

b. Kebudayaan Rohani

(52)

C. Budaya Bacson-Hoabinh, Dong Son, Sa Huynh, India di Indonesia 6. Perkembangan Budaya Bacson-Hoabinh

Istilah Bacson-Hoabinh ini dipergunakan sejak tahun 1920-an, yaitu untuk menunjukkan suatu tempat pembuatan alat-alat batu yang khas dengan ciri dipangkas pada satu atau dua sisi permukaannya. Daerah tempat penemuan dari peninggalan kebudayaan Bacson-Hoabinh di temukan diseluruh wilayah Asia Tenggara, hingga Myanmar (Burma) di barat dan ke utara hingga propinsi-propinsi selatan dari kurun waktu antara 18000 dan 3000 tahun yang lalu. Namun pembuatan kebudayaan Bacson-Hoabinh masih terus berlangsung di beberapa kawasan, sampai masa yang lebih baru. Ciri khas alat batu kebudayaan Bacson-Hoabinh adalah penyerpihan pada satu atau dua sisi permukaan batu kali yang berukuran lebih kurang satu kepalan, dan sering kali seluruh tepiannya menjadi bangian yang tajam. Hasil penyerpihannya itu menunjukkan berbagai bentuk seperti lonjong, segi empat, segitiga dan beberapa diantaranya ada yang mempunyai bentuk berpinggang.

Menurut C.F. Gorman dalam bukunya The Hoabinhian and After: Subsistance Patterns in South East Asia during the latest pleistocene and early recent periods ( 1971) menyatakan bahwa penemuan alat-alat dari batu paling banyak ditemukan dalam penggalian pegununggan batu kapur di daerah Vietnam bagian utara, yaitu daerah Bacson pegunungan Hoabinh. Disamping alat-alat dari batu yang berhasil ditemukan, juga ditemukan alat-alat serpih batu giling dari berbagai ukuran, alat-alat dari tulang dan sisa-sisa tulang belulang manusia yang dikuburkan dalam posisi terlipat dan ditaburi zat warna merah. Sementara itu, didaerah Vietnam ditemukan tempat-tempat pembuatan alat-alat batu, sejenis alat-alat batu dari kebudayaan Bacson-Hoabinh. Bahkan di Gua Xom Trai (dalam buku Pham Ly Houng; Radiocarbon Dates of The Hoabinh Culture in Vietnam, 1994) ditemukan alat-alat batu yang sudah diasah pada sisi yang tajam. Alat-alat batu dari Gua Xom Trai tersebut diperkirakan berasal dari 18000 tahun yang lalu. Kemudian dalam perkembangannya, alat-alat dari batu atau yang dikenal dengan kebudayaan Bacson-Hoabinh, tersebar dan berhasil ditemukan, hampir diseluruh daerah Asia Tenggara, baik daratan maupun kepulauan, termasuk wilayah Indonesia.

7. Perkembangan Budaya Dong Son

Pembuatan benda-benda perunggu didaerah vietnam utara dimulai sekitar tahun 2500 sm dan dihubungkan dengan tahap-tahap budaya dong dau dan gou mun. Apabila dibandingkan dengan daerah muangthai tengah dan Muangthai timur laut, daerah vietnam memiliki bukti paling awal tentang pembuatan perunggu di Asia tenggara. Namun perlu diketahui bahwa benda-benda perunggu yang telah ada sebelum tahun 500 SM terdiri atas kapak corong

(53)

menunjukkan pengaruh yang sangat kuat.Nekara dari tipe heger 1 memiliki kesamaan dengan nekara yang paling bagus dan tertua di Vietnam. Benda-benda perunggu lainnya yang berhasil ditemukan di daerah Dong Son serta beberapa kuburan seperti daerah Vie Khe, Lang Cha, Lang Var. Satu nekara yang ditemukan yang besar berisi 96 mata bajak perunggu bercorang. Dari penemuan itu terdapat alat-alat dari besi, meskipun jumlahnya sangat sedikit. Dari penemuan benda-benda budaya Dong Son itu, diketahui cara pembuatannya dengan menggunakan teknik cetak lilin hilang yaitu dengan membuat bentuk benda dari lilin, kemudian lilin itu di balut dengan tanah liat dan dibakar hingga terdapat lubang pada tanah liat tersebut. Budaya Dong Son sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan budaya perunggu di indonesia. Bahkan tidak kurang dari 56 nekara yang berhasil ditemukan di beberapa wilayah Indonesia dan terbanyak nekara ditemukan di Sumatera, Jawa, Maluku Selatan. Nekara yang penting ditemukan diwilayah indonesia dari pulau sangeang dekat sumbawa yang berisi hiasan gambar orang yang menyerupai pakaian dinasti Han. Hiasan seperti itu diperkirakan belum dikenal oleh penduduk pulau tempat nekara tersebut ditemukan.

Berbagai Peninggalan Budaya Dong-Son

(54)

8. Perkembangan Budaya Sa Huynh

Budaya Sa-Huynh di Vietnam bagian selatan didukung oleh suatu kelompok penduduk yang berbahasa Austronesia (Cham) yang diperkirakan berasal dari daerah-daerah di Kepulauan Indonesia. Tampaknya mereka telah mendiami wilayah ini dari daerah semenanjung Malaya atau Kalimantan. Munculnya pemukiman ini dapat dilacak dari keberadaan budaya Sa-Huynh itu sendiri, yang pada 600 SM telah berada pada bentuknya yang mapan. Para arkeolog Vietnam berpendapat bahwa hasil-hasil penemuan benda-benda arkeologi diduga menjadi bukti cikal bakal budaya ini. Sebelum adanya budaya Sa-Huynh atau budaya turunannya langsung, daerah Vietnam bagian selatan sepenuhnya didiami oleh bangsa yang berbahasa Austronesia. Orang-orang Cahm pernah mengembangkan peradaban yang dipengaruhi oleh budaya India Champa. Kemudian mereka dikalahkan oleh ekspansi penduduk Vietnam sekarang dan hanya sebagai kelompok minoritan hingga dewasa ini. Dari sudut pandang Indonesia, keberadaan orang-orang Cham dekat pusat penemuan benda-benda logam di Vietnam Utara pada akhir masa prasejarah mempunyai arti yang amat penting, karena mereka adalah kelompok masyarakat yang menggunakan bahasa Austronesia dan mempunyai kedekatan kebangsaan dengan masyarakat yang tinggal di Kepulauan Indonesia. Namun hubungan-hubungan yang langsung dengan pusat-pusat pembuatan benda-benda perunggu di daerah Dong Son sangat terbatas. Hal ini terbukti dengan penemuan tujuh buah nekara tipe heger I di daerah selatan Vietnam dari 130 nekara yang berhasil ditemukan hingga menjelang tahun 1990. Dengan demikian benda-benda perunggu yang tersebar sampai ke wilayah Indonesia melalui jalur-jalur berikut ini.

1. Melalui jalur darat; yaitu Muangthai dan Malaysia terus ke Kepulauan Indonesia.

2. Melalui jalur laut; yaitu dengan menyeberangi lautan dan terus tersebar di daerah Kepulauan Indonesia.

(55)

kebudayaan Dong Son. Benda-benda perunggu yang berhasil ditemukan di daerah Sa-Huynh berupa berbagai perhiasan, gelang, lonceng, dan bejana kecil. Juga ditemukan beberapa manik-manik emas yang langka dan kawat perak. Selain itu, juga ditemukan manik-manik kaca dari batu agate bergaris dan berbagai manik-manik Camelian (bundar, berbentuk cerutu). Dengan demikian, kebudayaan Sa-Huynh diperkirakan berlangsung antara tahun 600 SM sampai dengan tahun Masehi.

9. Perkembangan Budaya India di Indonesia

Kehidupan masyarakat Indonesia menjelang pengaruh budaya India, masyarakat telah memiliki tata kehidupan yang teratur dan kebudayaan yang cukup tinggi. Masyarakat telah mengenal bercocok tanam; pelayaran dengan perahu bercadik; penguasaan pengetahuan perbintangan (astronomi) baik untuk keperluan berlayar maupun bertani, yakni dengan penentuan tanam yang tepat; Pola kehidupan dengan rumah panggung, telah dibuatnya bangunan-bangunan dari batu besar (megalith), memiliki kepercayaan animisme (kepercayaan bahwa semua benda memiliki roh) dan dinamisme (kepercayaan bahwa semua benda memiliki kekuatan gaib) sebagai suatu ciri masyarakat yang telah memiliki kebudayaan yang tinggi. Nenek moyang kita telah mengenal pula kepandaian menenun, membuat pakaian dari serat atau kulit kayu dan dalam bidang kesenian telah mampu membuat barang-barang dari batu dan perunggu, dengan nilai seni yang tinggi. Di samping itu, masyarakat awal Indonesia telah memiliki masyarakat yang teratur dengan kelompok suku, mengenal pemujaan terhadap roh nenek moyang, mengenal teknik perundagian dan terkenal sebagai bangsa pelaut yang ulung. Dengan demikian, ketika budaya India masuk ke Indonesia pada awal tarikh masehi lewat hubungan perdagangan, dengan mudah masyarakat awal Indonesia dapat menerima budaya India tersebut. Unsur-unsur budaya India berpengaruh dalam berbagai bidang, terutama bidang politik (pemerintahan), sosial, seni dan budaya serta agama.

10. Perkembangan Budaya Logam di Indonesia

Kebudayaan, Perkembangan, Pengaruh, Peradaban, Alat-alat, Penemuan, Ciri-ciri, Persebaran - Pengaruh budaya Dong Son sangat besar terhadap perkembangan budaya logam di Indonesia. Persebaran budaya logam, terutama perunggu (bronze), di Indonesia dapat terlihat dari tempat-tempat ditemukannya alat pencetakan benda-benda perunggu. Lokasi-lokasi pencetakan tersebut tersebar di Jawa, Bali, Madura. Sementara itu, perkembangan tahap awal budaya logam di Indonesia tersebar di daerah Sumatera, Jawa, Bali, Sumba, Kepulauan Talaud dan Maluku Utara, dan Sulawesi.

a. Tahap Logam Awal di Sumatera

(56)

Sejumlah relief lain menunjukkan pertempuran manusia melawan harimau atau ular. Tampak pula pahatan berbentuk kerbau dan gajah, yang digambarkan sebagai hewan yang dapat dikendalikan manusia. Dari penemuan tadi terlihat perkembangan logam tahap awal di wilayah Sumatera. Melalui teknik pengecoran dan pencetakan logam, masyarakat purba memenuhi kebutuhan hidupnya lebih efisien.

b. Tahap Logam Awal di Jawa

Perkembangan, Alat-alat, penemuan, ciri-ciri A.R. van der Hoop melakukan penelitian terhadap sejumlah kubur peti batu atau sarkofagus di daerah Gunung Kidul dekat Wonosari, Jawa Tengah. Penelitiannya membuktikan bahwa pada kubur peti batu tersebut terdapat bekal kubur berupa perkakas-perkakas dari besi seperti pisau bertangkai, belati, kapak, cincin perunggu, dan manik-manik kaca. Sementara itu, penelitian yang dilakukan Heekern pada tahun 1931 di Besuki, Jawa Timur, terhadap sarkofagus tidak berhasil menemukan benda-benda logam. Situs-situs lainnya di Jawa terdapat di Leuwiliang dekat Bogor, Jawa Barat, dan di Pejaten, Jakarta bagian selatan. Di Leuwiliang berhasil ditemukan sejumlah bekal kubur yang terdiri atas anting-anting perunggu dan topeng dari logam mulia, sedangkan di Pejaten ditemukan cetakan dari tanah liat yang dibakar sebagai tempat membuat beliung perunggu dan pisau. Cetakan tanah liat tersebut ditafsir dibuat pada tahun 200 SM.

gambar sarkofagus

c. Tahap Logam Awal di Bali

(57)

Gambar semacam sekop d. Tahap Logam Awal di Sumba

Perkembangan, Alat-alat, penemuan, ciri-ciri di Sumba, Nusa Tenggara Barat, ditemukan sejumlah benda-benda logam yang berupa bejana atau tembikar berukuran kecil yang ditempatkan di dalam atau di sekitar tempayan. Ditemukan pula manik-manik gelang dan benda logam lainnya yang difungsikan sebagai bekal kubur yang umum. Selain sebagai bekal kubur, terdapat pula peralatan rumah tangga, bercocok tanam, dan berkebun. Selain di Nusa Tenggara Barat, ditemukan beberapa benda logam di Nusa Tenggara Timur. Sebuah kapak upacara yang terbuat dari perunggu ditemukan di daerah Landau, Roti, Nusa Tenggara Timur. Kapak ini bermotifkan manusia dan memiliki desain seperti model yang ditemukan di bagian selatan Pasifik.

e. Tahap Logam Awal di Kepulauan Talaud dan Maluku Utara

(58)

f. Tahap Logam Awal di Sulawesi

Perkembangan, Alat-alat, penemuan, ciri-ciri sama seperti di daerah lain, di Sulawesi ditemukan pula kuburan dari tempayan, umumnya berada di goa-goa. Tembikar-tembikar yang ada di Sulawesi ini diperkirakan berhubungan dengan tembikar yang ada di daerah Ulu Leang-Leang di Maros, Sulawesi Selatan. Tembikar ini memiliki bidang hiasan yang padat dengan pola hias goresan seperti beberapa tembikar yang ada di Sembiran, Bali. Di Sulawesi Tengah ditemukan pula beberapa kuburan tempayan, terutama di daerah Bada, sebelah barat Danau Poso. Pada tempayan-tempayan tersebut banyak ditemukan benda-benda logam sebagai bekal kubur dan tembikar berpola hias dan berukir.

(59)

Dokumentasi Penelitian

GB 1. Guru memaparkan tujuan pembelajaran pada siswa.

(60)

GB 3. Guru menjelaskan materi dengan model pembelajaran Picture and Picture menggunakan Power Point

(61)

GB 5. Guru membagi siswa menjadi kelompok kecil

(62)

GB 7. Guru mengawasi jalannya permainan

(63)

GB 9. Siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas

(64)

GB 11. Guru menyimpulkan materi pelajaran dengan melibatkan siswa

Gambar

gambar alat
gambar pada layar LCD, masing-masing siswa mencari
Gambar diatas berfungsi sebagai salah satu alat dalam upacara untuk mendatangkan hujan,    memanggil roh nenek moyang, alat tersebut memiliki istilah …
Gambar diatas merupakan peninggalan pada zaman ...
+3

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Banyuasin Tahun Anggaran 2015, berdasarkan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung Nomor. 10.03/PP.I/Disbun-05/2015 Tanggal 9 Oktober 2015 dan Surat Penetapan

bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain, pembiayaan

Degree Of Risk , yaitu tingkat risiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang

ANALISIS D ESKRIPTIF MULTIMED IA INTERAKTIF FRENCH CITY, PLAY & LEARN FRENCH D ALAM PEMBELAJARAN BAHASA PERANCIS1. Universitas Pendidikan Indonesia

[r]

Proses pemesinan akan menghasilkan produk yang baik/sesuai dengan intruksi kerja ditentukan oleh proses finishingnya, sementara masih banyak operator/mekanik mesin

[r]