• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep dasar dan peraturan bank islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Konsep dasar dan peraturan bank islam"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PRINSIP-PRINSIP BANK

ISLAM

1. Menghindari unsur riba

 Menghindari penggunaan sistem tambahan di awal

atas suatu usaha, karena hanya Allah swt yang

mengetahui pasti apa yang akan terjadi di esok hari (QS. Lukman ayat 34)

 Menghindari penggunaan sistem prosentase biaya atas

utang atau imbalan atas simpanan yang mengandung unsur berlipat ganda (QS. Ali Imran ayat 130)

 Menghindari penggunaan sistem perdagangan/

penyewaan barang ribawi dengan imbalan barang ribawi lainnya dengan melebihi kuantitas dan kualitas

Menghindari penggunaan sistem penetapan tambahan

atas utang di awal transaksi bukan atas prakarsa yang berutang secara sukarela. Pembayaran utang yang

(3)

Hasil Penelitian Anwar Iqbal

tentang Praktik Riba

Seseorang yang tidak dapat membayar

utangnya pada waktu yang ditentukan,

diberi waktu untuk membayarnya dengan

jumlah yang lebih besar

Seseorang meminjam uang dalam jangka

waktu tertentu dengan syarat bahwa pada

saat jatuh tempo ia harus membayar

pokok modal dan tambahannya

Seseorang meminjam uang dengan syarat

membayarnya dengan adanya tambahan.

Apabila pada saat jatuh tempo tidak

(4)

Praktik Rasulullah saw

Rasulullah meminjam seekor unta dengan usia

tertentu pada seseorang, kemudian ditagih oleh

orang tsb. Setelah dicarikan unta yang seumur

dengan unta yang dipinjam tidak ada, maka

Rasulullah saw memerintahkan untuk membayar

utangnya tsb dengan unta yang lebih tua.

“Sebaik-baik kamu adalah orang yang se“Sebaik-baik-“Sebaik-baiknya

membayar utang” (HR Ahmad bin Hanbal dan Abu

Dawud)

Tambahan tidak termasuk riba apabila:

Tidak disyaratkan di awal perjanjian terlebih dulu

Tambahan berasal dari inisiatif peminjam

(5)

FATWA MUI NO. 1 TAHUN 2004 TENTANG

BUNGA

Pertama : Pengertian Bunga (Interest) dan Riba

Bunga (Interest/fa’idah) adalah tambahan yang dikenakan dalam transaksi pinjaman uang (al-qardh) yang di perhitungkan dari pokok pinjaman tanpa mempertimbangkan pemanfaatan/hasil pokok

tersebut,berdasarkan tempo waktu,diperhitungkan secara pasti di muka,dan pada umumnya berdasarkan persentase.

Riba adalah tambahan (ziyadah) tanpa imbalan yang terjadi karena penangguhan dalam pembayaran yang di perjanjikan sebelumnya, dan inilah yang disebut Riba Nasi’ah.

Kedua : Hukum Bunga (interest)

Praktek pembungaan uang saat ini telah memenuhi kriteria riba yang terjadi pada jaman Rasulullah SAW, yakni Riba Nasi’ah.

Dengan demikian, praktek pembungaan uang ini termasuk salah satu bentuk Riba, dan Riba Haram Hukumnya.

Praktek penbungaan tersebut hukumnya adalah haram,baik

dilakukan oleh Bank, Asuransi,Pasar Modal, Pegadaian, Koperasi, dan Lembaga Keuangan lainnya maupun dilakukan oleh individu.

Ketiga : Bermu’amallah dengan lembaga keuangan

konvensional

Untuk wilayah yang sudah ada kantor/jaringan lembaga keuangan Syari’ah dan mudah dijangkau,tidak dibolehkan melakukan transaksi yang didasarkan kepada perhitungan bunga.

(6)

DAMPAK RIBA SECARA

PSIKOLOGIS

(Safrizal)

1.

Aspek Kognisi (kemampuan berfikir)

 Berfikir yang menyimpang dari fitrah

manusiawi

 Berfikir egoisme dan untuk keuntungan

pribadi serta tidak mempedulikan kemaslahatan orang banyak

2.

Aspek Afeksi (sikap, perasaan, tata nilai)

 Sombong  Kikir

 Tamak

(7)

DAMPAK RIBA SECARA

PSIKOLOGIS

(Safrizal)

3.

Aspek Perilaku

 Boros

Orang kaya memeras orang miskin

4.

Aspek Persepsi

 Memperoleh harta sebanyak mungkin sebagai

tujuan

5.

Aspek Rohani

 Para pemakan riba tidak cenderung untuk

membantu fakir miskin

 Riba merupakan perbuatan yang bathil dan

(8)

DAMPAK RIBA SECARA

EKONOMI

(Abdul Majid Diyah)

1.

Distribusi kekayaan secara tidak adil

Praktik riba akan terpusat hanya pada

pihak yang mampu memberi jaminan

pelunasan hutang dan tambahannya

Keuntungan hanya bagi pemodal,

pengelola menanggung untung dan rugi

Subordinasi keahlian terhadap modal

2.

Hancurnya sumber-sumber ekonomi

Riba akan dipusatkan pada hal yang

(9)

DAMPAK RIBA SECARA

EKONOMI

(Abdul Majid Diyah)

3.

Lemahnya perkembangan ekonomi

dan permodalan

Menurunnya tingkat produktifitas

Menurunnya pengembalian hutang dan

tambahan

4.

Pengangguran

Akibat lemahnya perkembangan

ekonomi dan permodalan

Pengurangan SDM untuk efisiensi

(10)

Prinsip... (2)

2. Menerapkan prinsip bagi hasil dan jual

beli

Investasi bagi penyimpan dana pada bank

akan memperoleh hak bagi hasil dari

usaha bank yang sifatnya tidak tetap dan

tidak pasti

Pembiayaan investasi baik seluruh maupun

sebagian untuk suatu usaha, dengan

mendapatkan bagi hasil dari usaha sesuai

dengan kesepakatan

Bentuk pembiayaan dapat berupa

(11)

PERBEDAAN RIBA & JUAL

BELI

Jual beli hukumnya halal, riba

hukumnya haram

Jual beli ada untung rugi, riba hanya

ada keuntungan

Dalam jual beli penjual dan pembeli

sama-sama untung, dalam riba hanya

pemberi riba yang selalu untung

Dalam jual beli ada usaha/bekerja,

(12)

PERBEDAAN BUNGA DAN BAGI HASIL

SUBJEK

BUNGA

BAGI HASIL

Penentuan

Keuntungan Saat perjanjian berasumsi selalu harus untung Saat perjanjian berasumsi kemungkinan untung rugi

Besar

Prosentase Berdasarkan jumlah uang (modal) yg dipinjamkan Berdasarkan jumlah keuntungan yang diperoleh

Pembayaran Berdasarkan perjanjian tanpa pertimbangan untung atau rugi

Bergantung pada keuntungan. Bila rugi ditanggung bersama

Jumlah

Pembayaran Tetap, tidak meningkat walau keuntungan berlipat Sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan

(13)

PERBEDAAN BANK ISLAM & BANK

KONVENSIONAL

SUBJEK BANK ISLAM KONVENSIONALBANK

Akad & aspek legalitas Hk Islam dan hk positif Hk positif

Lembaga penyelesaian sengketa

Peradilan Agama,

Basyarnas, & Peradilan Umum

Peradilan Umum & BANI

Struktur Organisasi Ada DSN & DPS Tidak ada DSN & DPS

Investasi Halal Halal & haram

Prinsip Operasional Bagi hasil, jual beli, sewa, dll Perangkat bunga

Tujuan Profit dan falah oriented Profit oriented

Hubungan Bank &

(14)

CIRI OPERASIONAL BANK ISLAM DI

INDONESIA

1. Pembinaan dan pengawasan  BI, DSN, & DPS

2. Keselarasan dengan UU Perbankan  UU No.

7/1992, UU No. 10/1989, UU 21/2008 3. Ikatan emosional dan peranan ulama 

Mengikutsertakan DSN-MUI

4. DPS dan fungsinya  DPS yang selalu berada

pada setiap bank Islam berfungsi mengawasi pelaksanaan syari’ah pada bank tsb

5. Kelebihan likuiditas  Banyaknya muslim yang

ingin mendapatkan keuntungan sekaligus keberkahan dari Allah swt menanamkan investasinya pada bank Islam

6. Kebersamaan dalam memikul resiko dan berbagi hasil  Kebersamaan ini merupakan dasar

(15)

Ciri Operasional... (2)

7. Produk-produk perbankan Islam  Transaksi yang

berlandaskan syari’ah diterapkan pada penghimpunan dan penyaluran dana

8. Daya jangkau dan kemampuan penetrasi  Sangat

luas, sehingga dapat digunakan oleh siapa saja, asalkan telah memenuhi syarat dan ketentuannya 9. Fasilitas yang ideal dan primadona  Fasilitas yang

ideal adalah mudharabah dan musyarakah. Fasilitas primadona adalah murabahah

10.Pendapatan bank Islam  Bagi hasil, margin

keuntungan, biaya sewa, fee atas penggunaan fasilitas dan jasa

11.Transparansi bank Islam  Tingkat nisbah atau

(16)

Ciri Operasional... (3)

12.

Sistem pembukuan berbasis tunai (

cash

basis

)

Hanya mengenai penerimaan dan

pengeluaran yang benar-benar terjadi

13.

Penyelesaian pembiayaan bermasalah:

 Dibuat perjanjian baru tanpa tambahan biaya  Diberi pinjaman baru dari pos pembiayaan

kebajikan (al qardhul hassan)

 Ditutup utangnya dari hibah, zakat, infak,

sedekah

Ditutup utangnya dari hasil sita jaminan

 Ditutup utangnya dengan penyertaan sementara

(17)
(18)

UUD 1945 Pasal II Aturan Peralihan

UU No. 14 Tahun 1967 ttg Pokok-pokok

Perbankan

Deregulasi 1 Juni 1983Pakto 1988

UU No. 7 Tahun 1992 ttg Perbankan

UU No. 10 Tahun 1998 ttg Perubahan atas

UU No. 7 Tahun 1992

UU No. 21 Tahun 2008 ttg Perbankan

Syariah

(19)

Pasal 1 huruf a disebutkan definisi

Bank

adalah

Lembaga Keuangan yang usaha pokoknya adalah memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu-lintas pembayaran dan peredaran uang.

Definisi

Kredit

yang diberikan pada Pasal 1

huruf c yaitu:

penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan

pinjam-meminjam antara bank dengan lain pihak

dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban

melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu

dengan jumlah bunga (rente) yang telah

ditetapkan.

(20)

Tujuan pemerintah dalam menentukan

tingkat bunga adalah agar tidak terjadi

penentuan bunga yang sewenang-wenang

oleh masing-masing bank dan untuk

menjaga stabilitas keuangan negara

Akibat penentuan bunga oleh pemerintah:

Bank-bank yang telah didirikan sangat

tergantung kepada tersedianya likuiditas BI

Tidak ada persaingan antar-bank, sehingga

tabungan menjadi tidak menarik dan alokasi dana tidak efisien

(21)

Deregulasi 1 Juni 1983 memberi kebebasan

kepada bank untuk menentukan tingkat suku

bunga, bahkan hingga 0%

Kebolehan memberikan suku bunga 0%

memungkinkan pelaksanaan perbankan yang

sesuai dengan prinsip syariah, namun masih ada

kendala yaitu:

Pemerintah belum membuka izin pendirian bank baruKonsep bank syariah dari segi politis juga dianggap

berkonotasi ideologis merupakan bagian atau berkaitan dengan konsep negara Islam

Masih dipertanyakan, siapa yang bersedia menaruh

modal dalam ventura semacam itu

Bank syariah didirikan dalam bentuk koperasi

yang dimulai oleh Koperasi Jasa Keahlian Teknosa

di Bandung, Koperasi Simpan Pinjam Ridho Gusti

di Jakarta

(22)

Paket Kebijaksanaan Pemerintah Bulan

Oktober pada tanggal 27 Oktober 1988

(PAKTO 88) berisi kebijakan liberalisasi

perbankan yang membuka peluang untuk

mendirikan bank-bank baru.

Terbuka kesempatan untuk mendirikan

bank syariah dalam bentuk Bank

Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS), yaitu

BPR Islam di Lombok, BPRS Berkah Amal

Sejahtera, BPRS Dana Mardhatillah, BPRS

Amanah Rabaniah, dan BPRS Hareukat

(23)

Lokakarya Ulama tentang Bunga dan Perbankan di

Cisarua, Bogor pada tanggal 19-22 Agustus 1990

Musyawarah Nasional ke IV MUI di Jakarta pada

tanggal 22-25 Agustus 1990

Tim Perbankan MUI berhasil mendirikan Bank

Muamalat dengan mengumpulkan komitmen pembelian saham pendiri sebesar Rp84miliar

Silaturahmi Presiden RI dengan masyarakat Jawa

Barat di Istana Bogor, dipenuhi total komitmen

modal disetor awal sebesar Rp106.126.382,- yang bersumber dari dana personal, institusi, dan

masyarakat

Bank Muamalat mulai beroperasi pada tanggal 1

Mei 1992

(24)

Definisi

Bank

pada Pasal 1 angka 1 adalah

badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak

Definisi

Kredit

pada Pasal 1 angka 12 ini

kredit didefinisikan adalah

Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan

persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya

setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah

bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan

(25)

Pasal 6 huruf m mengenai usaha yang

dilakukan oleh Bank Umum dan Pasal 13

huruf c mengenai usaha yang dilakukan

oleh Bank Perkreditan Rakyat, bahwa salah

satu usaha yang dapat dilakukan adalah

menyediakan pembiayaan bagi nasabah

berdasarkan

prinsip bagi hasil

Dalam Pasal 2 ayat (1) PP No. 72 Tahun

1992 disebutkan bahwa

prinsip bagi hasil

adalah prinsip bagi hasil berdasarkan

(26)

Pada Pasal 6 PP No. 72 Tahun 1992

ditentukan bahwa:

1) Bank umum atau Bank Perkreditan Rakyat

yang kegiatan usahanya semata-mata berdasarkan prinsip bagi hasil, tidak

diperkenankan melakukan kegiatan usaha yang tidak berdasarkan prinsip bagi hasil

2) Bank umum atau Bank Perkreditan Rakyat

yang kegiatan usahanya tidak berdasarkan prinsip bagi hasil, tidak diperkenankan

melakukan kegiatan usaha yang berdasarkan prinsip bagi hasil

(27)

SEBI No. 25/4/BPPP tanggal 29 Februari 1993

yang pada pokoknya menetapkan hal-hal antara

lain:

1) Bahwa bank berdasarkan prinsip bagi hasil adalah

Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat yang

dilakukan usaha semata-mata berdasarkan prinsip bagi hasil;

2) Prinsip bagi hasil yang dimaksudkan adalah prinsip

bagi hasil yang berdasarkan syariah;

3) Bank berdasarkan prinsip bagi hasil wajib memiliki

Dewan Pengawas Syariah (DPS); dan

4) Bank Umum atau Bank Perkreditan Rakyat yang

kegiatan usahanya semata-mata berdasarkan prinsip bagi hasil tidak diperkenankan melakukan kegiatan usaha yang tidak berdasarkan prinsip bagi hasil. Sebaliknya, Bank Umum atau Bank Perkreditan

Rakyat yang melakukan usaha tidak dengan prinsip bagi hasil tidak diperkenankan melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip bagi hasil.

(28)

Istilah Bank berdasarkan Prinsip Bagi Hasil

menjadi Bank berdasarkan Prinsip Syariah

Definisi Bank pada Pasal I angka 1

Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada

masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak

Definisi Prinsip Syariah pada Pasal I angka 1

Aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara

bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain, pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan

(murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan

adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina)

(29)

Peraturan lebih lanjut mengenai

bank syariah diatur dalam SK dan

PBI

SK Dir BI No. 32/34/KEP/DIR ttg Bank

Umum Berdasarkan Prinsip Syariah

PBI No. 6/24/PBI/2004

SK Dir BI No. 32/36/KEP/DIR ttg Bank

Perkreditan Rakyat Berdasarkan Prinsip

Syariah

PBI No. 6/17/PBI/2004

(30)

UU No. 21 tahun 2008

memiliki beberapa

ketentuan umum yang menarik untuk

dicermati

. Ketentuan umum dimaksud (Pasal

1) adalah merupakan sesuatu yang baru dan

akan memberikan implikasi tertentu, meliputi:

1. Istilah Bank Perkreditan Rakyat yang diubah

menjadi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Perubahan ini untuk lebih menegaskan adanya perbedaan antara kredit dan pembiayaan

berdasarkan prinsip syariah.

2. Definisi Prinsip Syariah. Dalam definisi dimaksud

memiliki dua pesan penting yaitu (1) prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dan (2) penetapan pihak/lembaga yang berwenang

mengeluarkan fatwa yang menjadi dasar prinsip syariah.

(31)

3. Penetapan Dewan Pengawas Syariah sebagai pihak terafiliasi seperti halnya akuntan

publik, konsultan dan penilai.

4. Definisi pembiayaan yang berubah secara signifikan dibandingkan definisi yang ada dalam UU sebelumnya tentang perbankan (UU No. 10 tahun 1998). Dalam definisi

terbaru, pembiayaan dapat berupa transaksi bagi hasil, transaksi sewa menyewa,

transaksi jual beli, transaksi pinjam

meminjam dan transaksi sewa menyewa jasa (multijasa).

(32)

EVOLUSI PERUNDANG-UNDANGAN PERBANKAN (by Karnaen AP)

* TIDAK MUNGKIN ADA BANK TANPA BUNGA BUNGA TETAPI BELUM DIBUKA IZIN MENDIRIKAN BANK BARU * DIMUNGKINKAN ADANYA BANK TANPA BUNGA DAN SUDAH

DIBUKA IZIN MENDIRIKAN BANK BARU

* SUDAH DIAKOMIDIR ADANYA BANK TANPA BUNGA DENGAN SISTEM BAGI HASIL

* SUDAH DIAKOMIDIR ADANYA BANK SYARIAH

(33)

WASSALAM

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan membaca siswa dari SMA PGRI 1 Pati di tahun akademik

Dalam undang-undang RI No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit dijelaskan bahwa penyelenggaaan umah sakit betujuan membei pelindungan tehadap keselamatan

Dengan demikian, motivasi berprestasi siswa perlu diperhatikan dalam pembelajaran IPA mengingat pembelajaran IPA banyak melibatkan predisposisi untuk merespon

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK DENGAN METODE PERMAINAN LOMPAT KOLAM IKAN PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI PENGALUSAN KECAMATAN MREBET KABUPATEN

[r]

muutenkin kuin taloudellisesti. Käytännöillä, niin kulttuurisilla kuin taloudellisillakin, voi olla esimerkiksi poliittisia ja materiaalisia vaikutuksia. 247-248.)

Meningkatan peran dunia usaha/swasta dalam penyelenggaraa n pengelolaan air limbah Berkurangnya praktek BABS menjadi 25% di wilayah non perkotaan / RIK pada tahun 2017 25%

Dokumen ini dibuat sesuai dengan persyaratan yang berlaku di wilayah hukum seperti tercantum dalam Bagian 1 di atas dan mungkin tidak memenuhi persyaratan peraturan di