• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Masalah - Gambaran Persepsi Mahasiswa USU Terhadap Pola-Pola E-Learning

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Masalah - Gambaran Persepsi Mahasiswa USU Terhadap Pola-Pola E-Learning"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Masalah

Sistem pendidikan secara nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pengembangan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan. Strategi pembelajaran telah mengalami perkembangan yang cukup pesat seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Salah satu di antaranya adalah e-learning. E-learning telah menjadi suatu kebutuhan bagi sivitas akademika, mengingat baik dosen, mahasiswa maupun institusi pendidikan telah memanfaatkan teknologi komputer dalam proses kegiatan belajar mengajar (Widanarko, 2007).

(2)

wawasan mahasiswa sekaligus meningkatkan kemampuan bahasa Inggris mahasiswa (Wiliam, 2007). E-learning juga mendukung efisiensi pembelajaran dalam beberapa hal, diantaranya efisiensi waktu dan sarana pembelajaran. Bentuk efisiensi waktu yang ditawarkan adalah kemudahan mengakses materi pembelajaran karena materi dapat diunggah ke sistem sehingga dapat diakses oleh siswa atau mahasiswa kapanpun dan dimanapun (Abdullah, 2012).

Banyak definisi yang dapat menjelaskan istilah e-learning. Naidu (2006) mendefinisikan e-learning sebagai penggunaan dari teknologi informasi dan komunikasi dalam proses belajar mengajar. E-learning melibatkan semua aktivitas pembelajaran yang dijalankan oleh individu maupun kelompok, dapat dilakukan secara offline maupun online dan dapat dilakukan secara synchronous atau asynchronous melalui jaringan ataupun komputer pribadi dan perangkat elektronik lainnya.

Romiszowski (dalam Naidu, 2006) menyatakan bahwa e-learning memiliki empat pola. Pertama individualized self-paced e-learning online yaitu situasi di mana individu belajar dengan mengakses sumber belajar melalui database atau course content online via intranet atau internet. Kedua individualized self-paced e-learning offline yaitu situasi di mana individu belajar dengan bantuan media elektonik secara offline. Ketiga group-based e-learning synchronously yaitu situasi di mana sekelompok

(3)

bekerja melalui intranet atau internet dan dalam pertukaran atau proses pembelajaran antara peserta terjadi dengan adanya jeda waktu.

E-learning sudah banyak diterima masyarakat dunia, terbukti dengan maraknya implementasi e-learning di lembaga pendidikan (sekolah, training, dan universitas). Universitas Sumatera Utara (USU) merupakan salah satu perguruan tinggi negeri yang ada di Sumatera Utara yang memiliki fasilitas e-learning. Menurut informasi yang diperoleh di situs USU E-learning mengenai Pemuatan Bahan Kuliah di Website USU, diharapkan agar semua dosen di lingkungan USU dapat mengirimkan semua materi perkuliahan ke Pusat Sistem Informasi USU untuk dimuat dalam situs USU E-learning. Bahan kuliah yang dikirimkan adalah bahan kuliah penuh atau handout atau dalam bentuk slides perkuliahan. Sajian tersebut bisa dalam bentuk Bahasa Inggris maupun Bahasa Indonesia (USU E-learning, 2009).

(4)

dengan salah satu staff pelatihan dan pembelajaran PSI yang bertugas mengelola e-learning di USU :

“ e-learning di USU sudah menyebar di seluruh fakultas, namun ada beberapa fakultas yang memang uptodate mengunduh bahan-bahan perkuliahan ke situs e-learning dan ada yang enggak. Dan biasanya semua ini tergantung dosen di setiap fakultas menerapkan pembelajaran e-learning ke mahasiswanya atau enggak. Kalau soal pola-pola e-learning saya tidak paham, yang saya tahu e-learning itu electronic learning jadi sudah pasti menggunakan media elektronik dan juga aktivitas online. Biasanya e-learning yang dipakai di USU ini sebagai media belajar seperti untuk kuis yang mana dosennya akan meminta id dan password ke PSI yang kemudian kuis tersebut hanya bisa diakses oleh mahasiswanya dengan id dan password tersebut dan juga e-learning di USU ini digunakan sebagai penyedia bahan-bahan perkuliahan yang bisa diakses seluruh mahasiswa USU.”

(5)

Webometrics merupakan salah satu cara praktis dalam melakukan

bencmarking prestasi perguruan tinggi dalam hal media online dan

kekayaan file ilmiah di media online. Webometrics juga memberikan penekanan filosofis dalam pemberdayaan media online untuk menyusun keterbukaan ilmu dalam media online, dengan penekanan pada karya ilmiah, jurnal dll yang menunjang pola mencerdaskan dunia dengan kajian bermutu tinggi dari perguruan tinggi (Pranashakti, 2014).

Berdasarkan rangking webometrics, Universitas Sumatera Utara berada dirangking kategori rendah. Pranashakti (2014) menyatakan beberapa alasan universitas tinggi berada dikategori rendah karena belum adanya kedisiplinan dari stakeholder selaku dosen untuk menggunakan media online sebagai distribusi informasi yang dapat dibaca setiap saat dan belum siapnya para SDM yaitu mahasiswa di perguruan tinggi meningkatkan kedisiplinan untuk membiasakan diri menggunakan media online dalam publikasi baik untuk kepentingan internal maupun umum.

(6)

“aku tau e-learning, e-learning itu kan belajar pake elektronik. Jadi kita belajarnya pake media elektronik yang ada di kampus kayak proyektor gitu. Menurut ku gak pala bermanfaat kali e-learning ini soalnya kalo mati lampu gak bisa juga dipake proyektornya, dosenku pun gak pernah ada ngasih tau e-learning itu yg gimana dan gada juga dosenku yang nerapin pembelajaran e-learning.”

(F dari Fakultas Teknik Stambuk 2011, Komunikasi Personal, 03 November 2014) “aku gak tau e-learning itu apa. Aku aja baru dengar nya sekarang karna kau tanya.”

(I dari Fakultas FISIP Stambuk 2011, Komunikasi Personal, 03 November 2014) “aku gak tau e-learning itu apa, tapi kayaknya itu belajar-belajar pendidikan lewat metode elektronik gitu ya.”

(N dari Fakultas Ilmu Budaya Stambuk 2011, Komunikasi Personal, 22 Januari 2015)

Wawancara di atas menunjukkan bahwa ada mahasiswa dari beberapa fakultas yang belum mengetahui apa sebenarnya e-learning atau bahkan mereka belum pernah mendengar kata e-learning itu sendiri. Seharusnya dengan tersedianya fasilitas e-learning di USU mendorong mahasiwa menjadi individu yang mandiri yang mencari sumber belajarnya sendiri.

Berdasarkan pola-pola e-learning yang dijabarkan Romiszowski (dalam Naidu, 2006) ada beberapa mahasiswa dari beberapa fakultas yang paham tentang e-learning. Wawancara awal menunjukkan bahwa pola individual self paced e-learning online lebih banyak digunakan oleh

(7)

“aku tau e-learning sa, e-learning itukan elektronik e-learning jadi kita belajarnya pake media elektronik kayak laptop gitu terus kita cari tugas kuliah kita di internet. Kalo dikampus ku, dosenku menerapkan e-learning sa soalnya kami disuruh cari buku blok kami gitu di situs e-learning USU sama cari materi perkuliahan. Dan biasanya dosen-dosen pendidikan di FKG yang nerapin e-learning ke mahasiswanya.”

(D dari Fakultas Kedokteran Gigi Stambuk 2011, Komunikasi Personal, 3 November 2014) “e-learning itukan yang kita nyari-nyari tugas kuliah kita di internet, terus e-learning itu kita gak perlu datang ke kampus lagi karna kuliahnya email-emailan sama dosennya. Nanti kita dikasih tugas terus jawabannya di email ke dosen kita. Enaknya sih dengan adanya e-learning ini kita gak usah capek-capek ke kampus tapi gak enak nya kalau ada yang gak ngerti gak bisa ditanya langsung ke dosennya.”

(W dari Fakultas Hukum Stambuk 2011, Komunikasi Personal, 3 November 2014)

Dapat dilihat dari wawancara di atas bahwa pola individual self paced e-learning online lebih banyak digunakan oleh mahasiswa USU.

Dimana sebagian mahasiswa USU merasakan manfaat yang didapatkan dari e-learning dan menggunakan internet untuk mencari sumber belajarnya. Hal ini menguatkan peneliti untuk meneliti gambaran pola-pola lain nya berdasarkan pola-pola e-learning menurut Romiszowski (dalam Naidu, 2006) pada mahasiswa Universitas Sumatera Utara.

(8)

dengan dunia teknologi sehingga mereka tidak mengemukakan sikap yang positif maupun yang negatif.

Hasil penelitian diatas adalah mahasiswa USU bersikap netral terhadap pola e-learning. Hal inilah yang mendasari peneliti perlu melakukan penelitian yang berkaitan dengan persepsi, karena sebelum seseorang dapat menentukan sikapnya perlu terlebih dahulu diketahui pemahaman seseorang tersebut terhadap pola-pola e-learning.

(9)

bantuan jaringan internet hal ini di namakan dengan pola individual self paced e-learning online.

Selanjutnya, penelitian yang dilakukan Yaghoubi, dkk (2008) kepada siswa-siswa di Iran, diperoleh hasil bahwa siswa memiliki persepsi positif terhadap e-learning. Salah satu faktor yang mempengaruhi individu menggunakan e-learning adalah penilaian terhadap keuntungan yang dirasakan individu tersebut. Semakin individu menilai bahwa e-learning memberikan keuntungan maka semakin tinggi penggunaan e-learning. Penilaian yang dilakukan individu serta keuntungan yang dapat dirasakan individu merupakan persepsi.

Penelitian lain yang bekaitan dengan persepsi dilakukan oleh Sitanggang (2012) tentang hubungan antara persepsi terhadap e-learning dengan motivasi belajar pada mahasiswa fakultas psikologi USU. Hasil menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa Psikologi terhadap e-learning adalah positif.

(10)

meliputi penilaian individu terhadap suatu stimulus. Ke empat aspek inilah yang akan dikaitkan dengan pola-pola e-learning untuk melihat persepsi apa yang akan dimunculkan para mahasiswa USU.

Berdasarkan pemaparan di atas peneliti merasa perlu melakukan penelitian mengenai gambaran persepsi mahasiswa USU terhadap pola-pola e-learning.

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan fenomena di atas peneliti ingin mengetahui hal yang dirumuskan dalam pertanyaan dibawah ini :

Bagaimana gambaran persepsi mahasiswa USU terhadap pola e-learning?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran persepsi mahasiswa USU terhadap pola e-learning.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

(11)

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian diharapkan digunakan sebagai :

1. Memberikan pandangan mengenai pola-pola e-learning agar mahasiswa USU mengetahui pola e-learning mana yang ia gunakan dalam kegiatan belajar dan agar proses belajarnya berjalan lebih fleksibel, artinya mahasiswa USU dapat belajar kapanpun dan dimanapun dengan menggunakan teknologi baik yang terhubung ke jaringan internet maupun offline.

2. Sebagai masukan bagi pihak kampus USU untuk menentukan sistem e-learning yang tepat sehingga dapat lebih memudahkan kinerja para pengajar dan memudahkan pembelajaran bagi peserta didik.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan proposal penelitian ini adalah:

BAB I : LATAR BELAKANG

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

(12)

dimuat adalah teori yang berhubungan dengan persepsi dan e-learning.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai identifikasi variabel, definisi operasional variabel, populasi sampel dan metode pengambilan sampel, alat ukur yang digunakan, uji coba alat ukur, tahap pelaksanaan penelitian serta metode analisis data.

BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai hasil penelitian. Pembahasan akan dimulai dengan memberikan gambaran umum subjek penelitian dilanjutkan dengan hasil penelitian, analisa data penelitian serta pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Referensi

Dokumen terkait

Fungsi speaker ini adalah mengubah gelombang listrik menjadi getaran suara.proses pengubahan gelombag listrik/electromagnet menjadi gelombang suara terjadi karna

Abstrak: Telah dibuat sensor kecepatan angin dengan memanfaatkan perbedaan suhu sebagai langkah awal pemanfaatan tenaga angin sebagai pembangkit listrik

Analisis univariat dilakukan pada masing-masing variabel yang akan diteliti dengan tujuan untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi subyek penelitian dan

SKRIPSI PENGARUH SISTEM DISPERSI

Perbedaan kadar GSH yang terjadi pada kelompok A dengan D dan B dengan E dikarenakan kelompok tersebut menerima jenis amoksisilin yang berbeda, yaitu amoksisilin generik

Hasil perancangan sistem ini memiliki beberapa aspek pengujian dan pengukuran, diantaranya uji keandalan sistem operasi hanya gagal sebanyak 1 kali pada putaran forward ,

Skripsi RANCANG BANGUN POMPA LIMFEDEMA SEBAGAI ALAT TERAPI... NITA ZELFIA DINIANTI LUZI MULYAWATI.. Hasil uji tekanan pompa limfedema pada chamber 2 dengan tekanan 40mmHg-60mmHg.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perendaman daging sapi dalam ekstrak bunga kecombrang (Etlingera elatior) antara 10-40 ml belum dapat digunakan