• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Optimalisasi Kinerja Pegawai Melal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Upaya Optimalisasi Kinerja Pegawai Melal"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Studi Al-Quran, P-ISSN: 0126-1648, E-ISSN: 2239-2614 145

Upaya Optimalisasi Kinerja Pegawai Melalui Penerapan Nilai-Nilai Spiritualitas Islam

(Studi Kasus di PT. Pandu Siwi Sentosa)

Ilyas Rosyad

Universitas Negeri Jakarta Ilyas-rosyad@unj.ac.id

Sari Narulita

Universitas Negeri Jakarta sari-narulita@unj.ac.id

Andy Hadiyanto Universitas Negeri Jakarta

andy-hadiyanto@unj.ac.id

Abstract

This study aims to explain how the employee performance optimization program in Pandu Siwi Sentosa or Pandu Logistic, the application of Islamic spiritual values associated with employee performance optimization, and the application method of Islamic spiritual values in Pandu Logistics. In obtaining the data, the researcher used a qualitative approach. With this approach, researchers can explore more in-depth information from the research informants. The results obtain conclusions that Islamic spirituality values which is applied in relation to the performance optimization is applied through the assessment criteria performance evaluation, work culture, and service aspects which is derived in activities such as lectures, i'tikaf, smoking ban, veiling duty, praying, and sunnah praying.

Keywords: Employee Peformance, Islamic Spirituality Values

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana program optimalisasi kinerja pegawai di Pandu Siwi Sentosa atau Pandu Logistic, penerapan nilai-nilai spiritualitas Islam yang berkaitan dengan optimalisasi kinerja pegawai, dan metode penerapan nilai-nilai spiritualitas Islam di Pandu Logistic. Dalam mendapatkan data, peneliti mengguakan pendekatan kualitatif. Dengan pendekatan ini, peneliti dapat menggali informasi yang lebih mendalam dari informan penelitian. Hasil penelitian mendapatkan kesimpulan nila-nilai spiritualitas Islam yang diterapkan berkaitan dengan optimalisasi kinerja diterapkan melalui kriteria penilaian evaluasi kinerja, budaya kerja, dan aspek pelayanan yang diturunkan melalaui kegiatan seperti pengajian, i’tikaf, pelarangan merokok, kewajiban berjilbab, shalat berjamaah, dan shalat sunnah.

(2)

146 Jurnal Studi Al-Quran, P-ISSN: 0126-1648, E-ISSN: 2239-2614

A. Pendahuluan

Pegawai merupakan aset yang mempunyai andil cukup besar terhadap kemajuan

instansi atau perusahaan, maka dari itu perlu ada penanangan yang tepat untuk

mengoptimalkan kinerja mereka, penangan yang tidak tepat akan membuat kinerja

pegawai tidak optimal dan bahkan target yang telah ditentukan perusahaan bisa tidak

tercapai.

Ravianto menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai

diantaranya yaitu pendidikan dan latihan, disiplin, sikap dan aktivitas kerja, motivasi, masa

kerja, gizi dan kesehatan, tingkat penghasilan, jaminan sosial, lingkungan kerja, teknologi

dan sarana produksi, kesempatan kerja, serta kebutuhan untuk berprestasi.1

Selain hal yang bersifat intelektual dan emosional, seperti yang disebutkan diatas,

upaya untuk mengoptimalkan kinerja juga dapat dilakukan melalui pendekatan penanaman

nilai-nilai spiritual, yang akan menumbuhkan kecerdasan spuritual. Zohar dan Marshal

mengatakan bahwa kecerdasan spiritual mampu menjadikan manusia sebagai mahluk yang

lengkap secara intelektual, emosional dan spiritual.2

Agar semua individu dalam suatu perusahaan tahu manfaat dari kecerdasan spiritual

tersebut maka perlu dibuat suatu pencerdasan, dan sistem atau aturan agar orang-orang

dalam perusahaan tersebut mau membangkitkan kecerdasan spiritualnya, dan faktanya

sekarang banyak perusahaan-perusahaan besar melakukan hal tersebut.

John Naisbit dan Patricia Aburdence menyampaikan bahwa 67.000 pegawai Pacific

Bell di California, mengikuti pelatihan sipritual ala New Age, Tahun 1999 Mark Moody

pemimpin senior perusahaan Minyak terbesar Shell, memanggil seorang pendeta Budha

terkemuka guna memberikan training spiritual kepada 550 orang eksekutif perusahaan hal

tersebut diberitakan oleh Asia Inc. Gay Hendricks, seorang Profesor dari Colorado dan

Kate Ludeman, seorang doktor psikologi dan seorang konsultan eksekutif, menulis buku

yang berjudul The Corporate Mystic, beberapa perusahaan besar menjadi klien mereka untuk membenahi kondisi spiritual pegawainya seperti Motorola, General Electric,

Johnson & Johnson dan Silicon Graphics. Fenomena ini bukan hanya terjadi pada

perusahaan besar dunia, tetapi juga perusahaan lokal yang ada di Indonesia, baik

perusahaan besar atau perusahaan kecil, contohnya adalah perusahaan Garuda Indonesia,

1

Ravianto,Production of Management, (Jakarta: LSIUP 1998) h. 20

2

(3)

Jurnal Studi Al-Quran, P-ISSN: 0126-1648, E-ISSN: 2239-2614 147

PT. Krakatau Steel, PT. Pusri, Taspen dan lainnya.3 Diantara perusahaan tersebut ada juga

perusahaan Pandu Siwi Sentosa atau Pandu Logistic yang juga menerapkan nilai-nilai

spiritualitas Islam untuk mengoptimalkan kinerja pegawainya. Dengan landasan tersebut,

maka peneliti akan menjelaskan tentang penerapan nilai-nilai spiritual Islam yang

berkaitan dengan kinerja, dan metode penerapan nilai spiritualitas Islam.

B. Kajian Teori

1. Kinerja Pegawai

Pengertian kinerja menurut Wirawan merupakan singkatan dari kinetika energi kerja yang padanannya dalam bahasa Inggris adalah peformance. Yang sering diindonesiakan sebagai peforma. 4

Mathis dan Jackson memberikan standar kinerja sesorang yang dilihat kuantitas

output, kualitas output, jangka waktu output, kehadiran di tempat kerja dan sikap

kooperatif.5 Standar kinerja tersebut ditetapkan berdasarkan kriteria pekerjaan yaitu

menjelaskan apa-apa saja yang sudah diberikan organisasi untuk dikerjakan oleh karyawan

atau pegawainya, oleh karena itu kinerja individual dalam pekerjaan haruslah diukur,

dibandingkan dengan standar yang ada dan hasilnya harus dikomunikasikan kepada

seluruh karyawan.

Menurut R.L Mathis dan Jckson langkah yang harus dilakukan manajemen

perusahaan untuk mengoptimalkan kinerja pegawai adalah menentukan standar kinerja dan

target yang diinginkan, selanjutnya adalah perusahaan mendorong kinerja tingkat tinggi

dengan cara menjanjikan bonus, insentif tambahan ataupun penghargaan bagi yang

memenuhi target atau bekerja diatas standar waktu serta melampaui taget yang ditetapkan

perusahaan dan pendisiplinan bagi yang tidak memenuhi target, memberikan bimbingan

atau pelatihan sesuai kebutuhan, mengevaluasi dan memberikan umpan balik atau

penilaian kinerja individu, memberikan penghargaan bagi yang memenuhi target, dan

mendisiplinkan bagi yang tidak memenuhi target. 6

3

Ary Ginanjar Agustian,Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ Power Sebuah Inner Journey Melalui Al-Ihsan (Jakarta: Penerbit Arga 2003) hh. 9-10

4

Wirawan, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia Teori, Aplikasi, dan Penelitian, (Jakarta: Salemba Empat 2009), h.5

5

RL Mathis dan Jackson, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jilid 1 dan 2, Terj: Bayu Brawira, (Jakarta: Salemba Empat, 2002) h.78

6

(4)

148 Jurnal Studi Al-Quran, P-ISSN: 0126-1648, E-ISSN: 2239-2614

2. Nilai-Nilai Spiritualitas Islam

Seorang pekerja dapat menunjukkan kinerja yang prima apabila ia sendiri

mendapatkan kesempatan untuk mengekspresikan seluruh potensi diri sebagai manusia.

Hal tersebut akan dapat muncul bila seseorang dapat memaknai setiap pekerjaannya dan

dapat menyelaraskan antara emosi, perasaan dan otak. Kecerdasan spiritual mengajarkan

orang untuk mengekspresikan dan memberi makna pada setiap tindakannya, sehingga bila

ingin menampilkan kinerja yang baik maka dibutuhkan kecerdasan spiritual.7

Danah Zohar dan Ian Marshal mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai rasa

moral, kemampuan menyesuaikan aturan yang kaku dibarengi dengan pemahaman dan

cinta serta kemampuan setara untuk melihat kapan cinta dan pemahaman sampai pada

batasannya, juga memungkinkan kita bergulat dengan ihwal baik dan jahat,

membayangkan yang belum terjadi serta mengangkat kita dari kerendahan.8 Kecerdasan

tersebut menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan

kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup sesorang lebih bernilai

dan bermakna.9

Dalam buku Ari Ginanjar tentang ouput dari energi nilai spiritual disebutkan

bahwasanya berdasarkan hasil survey interasional yang dilakukan oleh James M. Kouzes

dan Bary Z. Postner pada tahun 1987 dan 1993 mengenai karakter Chief Excecutif Officer

(CEO) yang sukses, diterangkan bahwa umumnya mereka memiliki karakter sebagai

berikut: jujur, mampu memberi inspirasi, adil, suka mendukung mampu bekerjasama,

memiliki empati dan kepedulian, loyal dan mandiri. Pada 21 Juni 1999, penulis artikel

majalah Fortune, Ram Charan dan Geofrey Colvin mengemukakan bahwa sukses para

CEO bukan terletak kepada kemampuan mengolah faktor perencanaan ataupun keuangan,

melainkan karena adanya sifat-sifat integritas, tegar, bijaksana, mampu berkomunikasi, dan

memiliki perilaku yang bisa menumbuhkan kepercayaan. Dari sisi perusahaan sikap-sikap

ini diharapkan akan menjadi budaya perusahaan yang tidak hanya bersifat slogan, tetapi

nilai yang bisa diterapkan dalam keseharian. Sederhananya, output yang dihasilkan adalah

akhlakul karimah atau tingkat EQ dan SQ yang tinggi.10

Menurut H.S Habib Adnan jika kita melihat kepada ajaran Islam, Islam tidak

mengajarkan pada manusia untuk bekerja sekedarnya atau asal jadi belaka, baik yang

7

Ningky Munir: Spiritualitas dan Kinerja, Majalah Manajemen, Vol.124, Juli 2000 h. 32

8

Danah Zohar dan Ian Marshal, The Ultimate Intelligence, Mizam Media Utama, Bandung h. 37

9

Danah Zohar dan Ian Marshal, The Ultimate Intelligence, Mizam Media Utama, Bandung h. 25 10

(5)

Jurnal Studi Al-Quran, P-ISSN: 0126-1648, E-ISSN: 2239-2614 149

berkenaan dengan perbuatan yang bernuansa ritual seremonial maupun keseharian. Karena

Allah SWT, yang Maha Sempurna dalam bekerja senantiasa mempunyai karakter antara

lain yaitu:

1. Mempunyai kualitas yang setinggi-tingginya,

2. Tiada cacat dan cela,

3. Bukan untuk kepentingan diriNya semata, tetapi untuk keperluan dan kepentingan

manusia, dengan maksud:

a. Sebagai ayat atau bukti adanya Allah.

b. Bagi kemanfaatan manusia itu sendiri

c. Untuk kepentingan alam semesta.11

Metode yang diajarkan-Nya adalah ketika bekerja haruslah sadar bahwa

pekerjaannya itu dilaksanakan di hadapan-Nya atau mereka menyadari bahwa Allah AWT

senantiasa mengawasi ketika melaksanakan pekerjaan.12

Hal ini sesuai dengan surat Al-taubah ayat 105 yang ditafsirkan oleh Quraish Shihab

sebagai berikut: “Bekerjalah Kamu, demi karena Allah semata dengan aneka amal yang

saleh dan bermanfaat, baik untuk diri kamu maupun untuk masyarakat umum, maka Allah

akan melihat yakni menilai dan memberi ganjaran amal kamu itu.13

C. Metode Penelitian

Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dengan

maksud untuk mengeksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan

sosial, dengan jalan mendiskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah

dan unit yang diteliti.14 Yang dimaksudkan untuk mengeksplorasi dan menganalisis “apa yang terjadi” dalam suatu situasi serta mengklarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan dengan jalan mendiskriptifkan kenyataan bagaimana penerapan nilai-nilai

Spiritual Islam dijalankan.

Dalam mendaptkan data peneliti menggunakan cara observasi, studi dokumen,

wawancara, dan penyebaran angket.

11

Ary Ginanjar Agustian,Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ Power Sebuah Inner Journey Melalui Al-Ihsan, hh. xiv-xv

12

Ary Ginanjar Agustian,Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ Power Sebuah Inner Journey Melalui Al-Ihsan h. xvi

13

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Alquran vol.5, h. 711

14

(6)

150 Jurnal Studi Al-Quran, P-ISSN: 0126-1648, E-ISSN: 2239-2614

D. Hasil Penelitian dan Pembahasan.

Nilai-nilai spiritualitas Islam yang diterapkan oleh perusahaan Pandu Logistic

memang dirancang untuk mengoptimalkan kinerja dari pegawainya. Nilai spirituaitas

tersebut diterapkan melalui kriteria penilaian dalam evaluasi kerja, budaya kerja, dan aspek

layanan yang dijalankan oleh kurir.

Dalam evaluasi kerja nilai spiritual yang diterapkan adalah kerapihan, loyalitas,

kerjasama, dan komunikasi. Untuk budaya kerja nilai yang diterapkan oleh Pandu Logistic

adalah amanah, bersih, rapi, teliti, cepat, dan konsisten. Dan untuk aspek layanan nilai

spiritual yang diterapkan adalah amanah, mudah dan berorientasi pada solusi. Semua nilai

tersebut lalu diturunkan dalam bentuk sebuah kegiatan yang bernuansa relijius, seperti

kegiatan pengajian bulanan, i’tikaf ramadhan, kewajiban berjilbab, pelarangan merokok,

shalat berjamaah, dan shalat sunnah.

Nilai-nilai spiritual yang ada di perusahaan Pandu diterapkan setelah lima tahun dari

berdirinya perusahaan, yaitu pada tahun 1997. Tujuan penerapan nilai-nilai spiritualitas

Islam di perusahaan ini adalah untuk mencapai sukses dunia dan akhirat, mendapat

keberkahan, selalu mendapatkan solusi ketika terjadi masalah dalam pekerjaan,

membentuk budaya kerja, serta untuk memfasilitasi pegawai dalam menjalankan peraturan

keagamaan yang merupakan bagian dari dakwah Islam.15

Penerapan kegiatan spiritual yang diterapkan oleh perusahaan Pandu Logistic tidak

hanya berlaku bagi kantor pusat saja, tetapi juga berlaku bagi seluruh kantor cabang yang

ada di Indonesia, namun untuk pengajian rutin hanya diadakan di cabang yang besar saja.16

Untuk peraturan yang wajib diikuti semua pegawai yang pertama adalah pegawai

perempuan disana semuanya diwajibkan untuk memakai jilbab, dan kita bisa memastikan

bahwasanya jika ada perempuan yang tidak berjilbab disana berarti bukan pegawai Pandu

Logistic. Kewajiban selanjutnya adalah pelarangan merokok. Untuk pelarangan merokok

hal ini berlaku untuk semua orang yang datang ke perusahaan, bukan hanya untuk pegawai

Pandu Logistic. Kegiatan spiritual yang menjadi kewajiban berikutnya adalah mengikuti

pengajian bulanan, dan kewajiban mengikuti i’tikaf ramadhan, yang dilaksanakan pada

sepuluh hari terakhir di bulan ramadhan.

Tujuan dari penerapan peraturan pemakaian jilbab adalah untuk membentuk budaya

kerja yang rapih dan konsisten, rapih yang dimaksud adalah bagaimana para pegawai bisa

berprilaku rapih dimulai dari pakaian yang dipakainya, dengan harapan hal ini akan

15

Wawancara dengan HRD, Rabu 19 Juni 2013 pukul 14.30 WIB, di Pandu Logistic. 16

(7)

Jurnal Studi Al-Quran, P-ISSN: 0126-1648, E-ISSN: 2239-2614 151

terbawa kedalam dunia kerja. Sedangkan maksud dari konsisten adalah, mereka bisa

konsisten dalam berapakaian rapih, yang juga akan terbawa kedalam kerja mereka,

sehingga mereka akan tetap konsisten bekerja dengan baik.

Untuk peraturan pemakaian jilbab yang ada di perusahaan ini tidak mengarahkan

pegawainya untuk memakai jilbab dengan merujuk kepada standar tertentu, untuk

memakai jilbab yang panjang sampai menutupi dada misalnya, akan tetapi pegawai

dibebaskan memakai jilbab dengan kenyamanan pegawai masing-masing, sehingga jilbab

yang dipakai oleh pegawai perempuan di perusahaan inipun terlihat beragam.17

Pelarangan merokok yang berada di perusahaan ini mempunyai tujuan untuk

membentuk budaya kerja yang rapih, dan sopan. Maksudnya adalah agar dalam bekerja

mereka tidak mengerjakan sesuatu yang lain dalam pekerjaan mereka, untuk kurir

pelarangan merokok ini juga untuk kenyamanan pelanggan, ketika berhadapan dengan

kurir tidak tercium bau rokok.

Dalam kegiatan pengajian semua nilai spiritual yang tertera dalam budaya kerja,

penilaian evaluasi, dan aspek pelayanan kepada pelanggan diturunkan dalam bentuk

penyampaian materi. Materi dalam pengajian rutin disesuaikan dengan kondisi para

pegawai saat itu, atau juga disesuaikan dengan perayaan hari besar tertentu, seperti

peringatan tahun baru Islam, maulid Nabi, dan isra mi’raj Nabi, yang pembahasan

kajiannya lebih menekankan untuk meneladani karakter dari Rasulullah SAW dalam

berbagai bidang terutama teladan Rasul dalam bekerja.

Dari empat data pengajian yang diperoleh peneliti, ada dua karakter yang berbeda

dalam pelaksanaan pengajian yang dilaksanakan oleh Pandu Logistic. karakter yang

berbeda tersebut dikarenakan tempat kajian yang berbeda, dan segmentasi yang hadir pun

berbeda, jika mengadakan di kantor maka segmentasinya hanya pegawai, dan yang

dibicarakannya pun hanya seputar bagaimana menjadi seorang pegawai Muslim yang baik,

sedangkan untuk pengajian diadakan di Masjid An-nur Permata Timur temanya lebih

umum tentang bagaimana seorang bisa menjalankan sunnah Rasul, dan efek dari shalat

dalam pembentukan karakter, hal ini dikarenakan orang yang hadir disana bukan hanya

pegawai tetapi ada juga masyarakat umum yang hadir.

Yang pertama adalah kajian yang dilaksanakan pada tahun baru Islam yang

mengundang Habib Syahab dengan tema “Menyambut tahun baru Islam dengan penuh rasa

syukur”, dalam ceramahnya Habib Syahab menuturkan bahwasanya karakter dari pegawai

17

(8)

152 Jurnal Studi Al-Quran, P-ISSN: 0126-1648, E-ISSN: 2239-2614

yang bersyukur salah satunya adalah menjalankan tugas yang telah diamanahkan

perusahaan kepada karyawan dan menerangkan bahwa menjalankan tugas dengan

sebaik-baiknya adalah bentuk dari syukur kita kepada Allah.

Dalam kesempatan itu, Habib Syahab juga menerangkan hendaknya kita jangan

seperti Bani Israel yang tidak pandai bersyukur, melainkan selalu melanggar aturan Allah.

Padahal, Bani Israel telah diberi kenikmatan-kenikmatan dunia, namun mereka tetap tidak

mau beribadah kepada Allah, melalui ajaran yang dibawa oleh Nabi Musa AS. Menurut

beliau gambaran karyawan yang seperti Bani Israel adalah karyawan yang tidak mau

bekerja dengan baik, padahal ia sudah mendapatkan pekerjaan, gaji bulanan, dan lain

sebagainya, namun tetap malas-malasan dalam menjalankan amanah.

Selanjutnya, pada kajian maulid yang diadakan pada tahun 2010 yang didapatkan

peneliti, karakter pengajian sama seperti pada tahun baru Islam. Dengan mengundang

Ahmad Al-Habsyi, beliau menjelaskan bahwasanya Rasulullah mencintai orang yang kerja

keras. Pernah pada suatu hari Rasulullah mencium tangan Saad bin Muadz, seorang

pekerja batu yang bekerja keras karena untuk menafkahi keluarganya. Selain itu, Saad juga

rajin shalat lima waktu berjamaah dan mencintai Rasul.

Menurut Ustadz al-Habsyi, bahwa karyawan itu memiliki dua tipe. Tipe pertama

adalah tipe wajib, di mana keberadaannya dinanti oleh keluarganya, teman-temannya, dan

koleganya. Karyawan seperti ini bekerja semata-mata karena Allah. Berikutnya adalah

karyawan tipe sunnah. Di mana dalam bekerja bukan semata-mata karena Allah tapi hanya

karena manusia. Semangatnya pun naik turun sesuai dengan perhatian dari orang lain.

Sedangkan karakter kajian yang diadakan di Permata Timur bertema lebih umum,

pada tanggal 1 Juni 2013 yang mengundang Arifin Ilham, dalam ceramahnya beliau

memaparkan membiasakan shalat berjamaah di masjid akan membentuk akhlak seseorang.

Beliau menuturkan, kalau orang sudah khusyuk shalatnya hal yang tidak bermanfaat akan

dia tinggalkan, zakat dia tunaikan, tidak mau berzina, dia jaga kehormatan dirinya, dia

tepat janji, lalu dia jaga shalat-shalatnya.

Sebelumnya pada tanggal 5 Januari 2013 diadakan kajian tentang 7 sunnah Nabi

yang meliputi shalat malam, membaca Al Quran, shalat berjamaah, bersedekah, menjaga

wudhu dan menjaga hati dengan berdzikir. Arifin Ilham dalam ceramahnya mengatakan

bahwa orang beriman semakin sedikit jumlahnya, karena itu kita harus mempersiapkan

kematian dengan amalan yang dicintai Allah.

Ketika memasuki bulan Ramadhan di sepuluh hari terakhir para pegawai diwajibkan

(9)

Jurnal Studi Al-Quran, P-ISSN: 0126-1648, E-ISSN: 2239-2614 153

pegawai diwajibkan untuk ikut kegiatan ini, dan para pimpinan biasanya mengetahui siapa

saja yang tidak hadir dalam kegiatan tersebut dan yang tidak hadir langsung diberi nasihat

pagi harinya agar malam besoknya mereka hadir. Nasihat yang diberikan adalah

bahwasanya harus ada kesimbangan antara pencarian atau usaha mencari kebahagiaan di

kehidupan dunia dengan usaha mencari kebahagiaan kehidupan di akhirat.18

Tujuan pelaksanaan i’tikaf di perusahaan ini untuk menumbuhkan budaya kerja yaitu

loyalitas para pegawai, tujuan yang lain adalah dapat meningkatkan amalan-amalan ibadah

mereka selama bulan Ramadhan.

Setelah diatas dipaparkan tentang kegiatan spiritual yang diwajibkan, maka

selanjutnya akan dijelaskan tentang penerapan kegiatan spiritual yang dibiasakan, yaitu

shalat berjama’ah dan shalat sunnah. Setiap memasuki waktu shalat suara adzan terdengar

sampai ruangan-ruangan yang ada di kantor, karena dalam ruangan tersebut dipasang

pengeras suara yang disambungkan ke mushola perusahaan, sehingga para pegawai

mengetahui jika waktu shalat sudah tiba, dan mereka segera bergegas menuju tempat

shalat.

Perusahaan Pandu Logistic tempat peneliti disediakan sebuah mushola yang memang

tidak akan cukup menampung semua pegawai untuk shalat dalam satu waktu, akan tetapi

para pegawai sudah mengaetahui dengan keadaan ini, dan mereka langsung shalat di

mushola seberang perusahaan ini, dan untuk perempuan disediakan tempat shalat di sekitar

ruangan kerja mereka. Para pegawai disini juga biasa melakukan shalat dhuha setiap pagi,

sebelum mulai bekerja.

Durasi waktu istirahat siang yang memasuki waktu shalat zuhur satu jam, waktu

yang cukup leluasa ini bisa mereka gunakan tidak hanya untuk shalat zuhurnya saja, tetapi

juga bisa mereka gunakan untuk shalat sunnah rawatib dan juga bezikir bersama. Untuk

waktu shalat ashar, para pegawai diberikan waktu shalat sampai dengan selesai berdzikir.19

Tujuan dari pembiasaan kegaiatan shalat berjama’ah ini adalah untuk menumbuhkan

budaya kerja, yaitu nilai amanah atau tanggung jawab terhadap kewajibannya kepada Allah

tanpa perlu dipaksa, dan untuk menumbuhkan tanggung jawab atau amanah terhadap

pekerjaan mereka, menumbuhkan sikap kerjasama, komunikasi, disiplin waktu secara

konsisten serta patuh terhadap peraturan perusahaan.20

18

Wawancara dengan HRD, Rabu 19 Juni 2013 pukul 14.30 WIB, di Pandu Logistic.

19

Hasil Observasi, 19 Juni 2013 di Pandu Logistic. 20

(10)

154 Jurnal Studi Al-Quran, P-ISSN: 0126-1648, E-ISSN: 2239-2614

Sedangkan untuk shalat sunnah, ini dimaksudkan untuk membentuk budaya kerja

yaitu konsisten, pada hal-hal yang sekalipun itu bukan wajib. Hubungannya dengan dunia

kerja adalah, bagaimana nantinya seorang pegawai tidak hanya bekerja secara formalitas,

tetapi juga untuk mendaptkan nilai lebih ketika bekerja, untuk bisa mengatur waktu dan

tetap mengisi waktu yang senggang itu dengan hal yang bermanfaat.

Pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 sempat diberlakukan kewajiban untuk

shalat shubuh berjama’ah di Masjid An-nur, Permata Timur, Jakarta Timur dan diberi uang

transport khusus bagi pegawai yang bisa menjalankannya, akan tetapi karena yang shalat

begitu banyak dan daya tampung masjid tidak memenuhi, maka akhirnya kebijakan itu

diubah dengan idakebijakan shalat shubuh berjama’ah di masjid sekitar rumah masing

-masing.

Penerapan shalat shubuh yang diadakan di Masjid Permata Timur bertujuan untuk

melatih kesungguhan atau loyalitas pegawai dalam menjalankan instruksi dari perusahaan

yang akan mereka aplikasikan dalam dunia kerja. Sebagaimana diketahui kegiatan shalat

shubuh berjamaah bisa dikatakan berat untk dilaksanakan, terutama bagi orang yang tidak

biasa melaksanakannya, sekalipun itu disekitar lingkungan rumah. Maka bisa dibayangkan

jika shalat shubuh dilaksanakan di luar lingkungan tempat tinggal para pegawai, maka

sangat dibutuhkan loyalitas untuk menjalankannya.

Penerapan nila-nilai spiritualitas yang diterapkan oleh perusahaan Pandu Logistic

diakui pa Bhakty mempunyai dampak yang positif bagi perusahaan dan beliau selalu

mendapatkan jalan keluar dari masalah, terutama masalah yang dihadapi oleh

perusahaannya.21

Jika kita melihat kepada sikap kedsiplinan pegawai di Pandu Logistic, maka kita bisa

mengetahui bahwasanya penerapan nilai-nilai spiritualitas Islam ini memiliki peran dalam

optimalisasi pegawai. Meneliti mengambil data dari keterlambatan pegawai dalam tiga

bulan terakhir, pegawai yang telat dalam tiga bulan terkhir mencapai persentase maksimal

3% dari jumlah keseluruhan pegawai.

Menurut keterangan dari ibu Hastiningsih bahwasanya orang-orang yang terlambat

adalah orang yang sama yang mereka juga jarang mengikuti kegiatan pengajian. Pegawai

yang sering terlambat itu juga menurut keterangan beliau adalah dari bagian invoice dan

arsip.

21

(11)

Jurnal Studi Al-Quran, P-ISSN: 0126-1648, E-ISSN: 2239-2614 155

Bagian invoice menjadi menarik untuk disorot, karena dengan pemenuhan target

anggotanya yang minimal mencapai 75% dan maksimal 94%, dan dari pendapat pegawai

invoice yang mengisi angket 4 dari 5 orang atau 90% menjawab bahwasanya kegiatan pengajian dan i’tikaf dapat membuat kinerja mereka optimal. Akan tetapi disaat yang bersamaan kedisiplinan pegawainya untuk datang tepat waktu kurang baik. Ini berarti

secara riil penerapan nilai spiritual belum optimal untuk memberi sikap disiplin atau

datang tepat waktu pegawai di bagian invoice.

Dalam menerapkan nilai-nilai spiritualitas Islam, perusahaan Pandu Logistic

menggunakan dua metode, metode yang pertama yaitu dengan membuat peraturan yang

dijadikan sebagai kewajiban, seperti kewajiban memakai jilbab untuk perempuan,

pelarangan merokok di areal perusahaan, kewajiban mengikuti i’tikaf, dan kewajiban

mengikuti pengajian bulanan.

Untuk pelarangan merokok bahkan diberi sanksi yang tegas bagi yang melanggarnya.

Metode yang dilakukan oleh Pandu Logistic ini bisa terbilang efektif, karena di areal

sekitar perusahaan tidak ada satupun pegawai atau bahkan tamu yang datang merokok

disana. Para tamu merasa sungkan untuk merokok dikarenakan ada sebuah spanduk yang

terpampang sangat jelas dan besar dengan tulisan “Kawasan Dilarang Merokok”. kalaupun

ada tamu yang tidak mengetahui peraturan tersebut dan merokok di area perusahaan pasti

akan langsung ditegur oleh keamanan.22

Metode yang kedua yang dilakukan oleh Pandu Logistic adalah dengan melakukan

pembiasaan kegiatan ibadah seperti shalat berjamaah, dan shalat sunnah dengan memasang

pengeras suara ke dalam ruang kerja yang disambungkan dengan mushola, bahkan untuk

shalat shubuh berjamaah pada awalnya diberikan insentif berupa uang transport bagi yang

menjalankannya. Menurut keterangan ibu Hastiningsih, beliau mengatakan perusahaan

sampai mengeluarkan dana sekitar 500.000.000 rupiah dalam satu bulan untuk pemberian

uang transport tersebut kepada karyawan. Uang yang dikeluarkan tersebut tidak dianggap

pengeluaran yang sia-sia, tetapi dianggap sebagai stimulus untuk kemajuan perusahaan di

kemudian hari, karena prinsip yang dimiliki oleh pa Bhakti yaitu memadukan bisnis dan

dakwah, dan memandang pegawai sebagai bagian terpenting untuk kemajuan perusahaan.

Pembiasaan yang dilakukan oleh perusahaan Pandu Logistic terbilang cukup efektif

untuk shalat shubuh berjamaah yang dibiasakan dari tahun 2007 sampai dengan tahun

2009, mendapatkan sambutan positif dari para pegawai, yaitu dengan membludaknya

22

(12)

156 Jurnal Studi Al-Quran, P-ISSN: 0126-1648, E-ISSN: 2239-2614

pegawai yang shalat shubuh berjama’ah di Masjid An-nur, perumahan Permata Timur,

hingga akhirnya peraturan tersebut diubah dengan mempercayakan para pegawai untuk

shalat shubuh berjamaah di masjid sekitar rumah masing-masing.

E. Kesimpulan

Penerapan nilai-nilai spiritual yang berkaitan dengan optimalisasi kinerja, diturunkan

melalui kegiatan seperti kegiatan pengajian bulanan, i’tikaf di bulan ramadhan, kewajiban

berjilbab, dan pelarangan merokok, shalat berjamaah dan shalat sunnah.

Hasil dari penerapan nilai spiritual yang diturunkan melalui kegiatan tersebut

memberikan dampak yang optimal bagi kinerja pegawainya, kecuali pada poin kehadiran

di tempat kerja yang tidak optimal, karena pegawai pada bagian invoice, persentase

keterlambatannya mencapai maksimal 38%.

F. Referensi

Agustian, Ary Ginanjar, Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ Power Sebuah Inner Journey Melalui Al-Ihsan, Jakarta: Penerbit Arga, 2003.

Budiman, Dwi, PT. PANDU SIWI SENTOSA: Mengukir Prestasi dengan Manajemen

Spiritual, Majalah Suara Hidayatullah, edisi 02 / XII / Juni 2009.

Faisal, Sanafiah, Format-format Penelitian Sosial, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1989.

Mathis, RL dan Jackson, Human Resource Management, terj: Diana Angelica, manajemen sumber daya manusia edisi 10, Jakarta: Salemba Empat, 2009.

Munir, Ningky: Spiritualitas dan Kinerja, Majalah Manajemen, Vol.124, Juli 2000. Ravianto, Production of Management, Jakarta: LSIUP, 1998.

Shihab, M.Quraish, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Alquran vol.5, Jakarta: Lentera Hati, 2002.

Wirawan, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia Teori, Aplikasi, dan Penelitian, Jakarta: Salemba Empat, 2009.

Referensi

Dokumen terkait

Jadi pengembangan multimedia pembelajaran interaktif mata kuliah computer akuntansi dengan program (MYOB Accounting 13 pada materi Inventory Journal sangat tepat

Berdasarkan data tersebut disimpulkan bahwa hasil analisis untuk pertanyaan ketiga tentang aplikasi yang dibuat membantu mengenalkan alat musik tradisional pulau

Ephedrine alkaloids are amphetamine-like compounds used in OTC and prescription drugs with potentially lethal stimulant effects on the central nervous system and heart.. The FDA

Kader posyandu lansia berkunjung ke rumah lansia yang tidak hadir dalam kegiatan posyandu lansia untuk memantau keadaan

melihat prilaku sosial masyarakat dan permasalahan-permasalahan yang terjadi pada masyarakat beragam di daerah tersebut. Observasi selanjutnya dilaksanakan pada

Evaluasi postur kerja dapat dilakukan dengan menggunakan metode ROSA ( Rapid Office Strain Assesment ).Faktor-faktor risiko dari penggunaan komputer terbagi atas

Persepsi mahasiswa terhadap profesi akuntan adalah pandangan mahasiswa yang terbentuk akibat faktor-faktor di sekitar mereka mengenai pekerjaan sebagai akuntan, sehingga mereka

Pengaruh perilaku merokok terhadap kepercayaan diri mahasiswa yang mengikuti organisai Intra Kampus UIN MALIKI MALANG, Skripsi, Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik