• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENERAPKAN ALAT ALAT OPTIK DALAM KEHIDUP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MENERAPKAN ALAT ALAT OPTIK DALAM KEHIDUP"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

MENERAPKAN ALAT-ALAT OPTIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI.

MAKALAH AKHIR

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisika Sekolah 1

Disusun Oleh : Indra Budiansah (1105055) Muhammad Lukman Hakim (1105613)

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA

DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

A. STANDAR KOMPETENSI

3. Menerapkan prinsip kerja alat-alat optik.

B. KOMPETENSI DASAR

3.2 Menerapkan alat-alat optik dalam kehidupan sehari-hari.

C. INDIKATOR

1. Mengidentifikasi alat-alat optik dalam kehidupan sehari-hari;

2. Menjabarkan prinsip-prinsip kerja alat optik dalam kehidupan sehari-hari;

3. Menjelaskan pembentukan bayangan benda pada mata 4. Menerapkan alat bantu optik pada cacat mata.

5. Menjelaskan prinsip kerja lup 6. Menjelaskan prinsip kerja kamera 7. Menjelaskan prinsip kerja mikroskop 8. Menjelaskan prinsip kerja teropong

D. KONSEP PRASYARAT

1. Sifat-sifat sinar istimewa pada cermin

2. Sifat-sifat sinar istimewa pada lensa

3. Prinsip pemantulan dan pembiasan cahaya

E. KONSEP ESENSIAL

Mata Lup Mikroskop Teleskop

ALAT OPTIK

benda Melihat benda-benda jauh Kamera

Kacamata

Membantu

penglihatan Memperbesar bayangan

Macam-macam alat Optik

Berfungsi sebagai

(3)

G. URAIAN MATERI

Dalam kehidupan sehari-hari banyak alat optik yang sering digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan optik, pada dasarnya alat optik dapat dikategorikan menjadi dua jenis yaitu alat optik alami dan buatan, alat optik alami adalah alat optik yang diberikan langsung oleh Yang Maha Pencipta contohnya mata sedangkan alat optik buatan adalah alat optik yang dirangkai oleh manusia untuk mempermudah dalam kehidupan sehari-hari contohnya kacamata, kamera, lup, mikroskop, teropong dan lain-lain.

1. Mata dan Kacamata

Mata merupakan indra penglihatan dan merupakan organ yang dapat menangkap perubahan dan perbedaan cahaya. Organ ini bekerja dengan cara menerima, memfokuskan, dan mentransmisikan cahaya melalui lensa untuk menghasilkan bayangan objek yang dilihatnya.

a. Bagian-bagian mata

1. Kornea

Kornea merupakan selaput tipis yang berfungsi melindungi bagian dalam mata dari pengaruh luar. Kornea mata memiliki indeks bias sekitar 1,376. Dibelakang kornea mata terdapat cairan yang disebut

aqueous humor. Cairan ini memiliki indeks bias sama dengan air, yaitu 1,33. Aqueous humor berfungsi sebagai pembasuh mata. 2. Iris

Iris adalah selaput bola mata yang membentuk celah lingkaran. Iris memberikan warna pada mata.

3. Pupil

Pupil adalah celah lingkaran yang dibentuk iris. Pupil berfungsi mengatur cahaya yang masuk ke mata. Pada saat cahaya yang

(4)

masuk kemata sedikit, iris akan mengendur dan pupil akan membesar sehingga lebih banyak cahya yang masuk ke mata. Namun ketika cahaya yang masuk ke mata banyak, iris akan menegang dan pupil akan mengecil sehingga cahaya yang masuk ke mata berkurang.

4. Lensa mata

Lensa mata berupa lensa cembung yang berfungsi membiaskan cahaya yang masuk ke mata.

5. Retina

Retina juga disebut selaput jala. Retina terletak di bagian belakang dan berfungsi sebagai layar untuk menagkap bayangan yang dibentuk oleh lensa mata. Bayangan yang terbentuk di retina bersifat nyata, terbalik, dan diperkecil. Dalam retina permukaan retina dilapisi jutaan sel peka cahaya, yaitu sel batang dan sel kerucut. Semua sel bermuatan ke syaraf optilk yang meneruskan informasi ke otak. Bayangan yang terbentuk di retina berkebalikan dengan benda aslinya, namun otak tetap memiliki kesan bahwa bayangan itu tegak.

Mata kita memiliki bagian-bagian penting. Tetapi yang memiliki sifat unik sehubungan dengan optik adalah lensa mata. Lensa mata ini memiliki sifat yang dapat berubah-ubah. Kemampuan mata untuk mengubah ketebalan lensa ini disebut daya akomodasi. Lensa mata akan menipis saat melihat benda jauh dan keadaan paling tipis disebut akomodasi minimum. Dan saat melihat benda dekat, lensa mata akan menebal hingga paling tebal disebut akomodasi maksimum.

b. Pembentukan bayangan pada mata normal

(5)

Gambar 1.1 Pembentukan bayangan pada mata normal

c. Gangguan pada mata - Miopi

Miopi atau rabun jauh disebut juga mata dekat karena hanya dapat melihat jelas benda-benda yang dekat. Mata ini tidak dapat berakomodasi minimum secara normal. Titik jauh matanya kurang dari jauh tak hingga (PR < ~). Untuk melihat benda jauh tak hingga, bayangan yang dibentuk oleh mata miopi akan terbentuk di depan retina. Hal ini menyebabkan penderita miopi tidak dapat melihat benda yang jauh dengan jelas. Untuk melihat benda jauh tak hingga maka mata ini dapat dibantu dengan kacamata berlensa negatif (lensa cekung).

Gambar 1.2 Pembentukan bayangan penderita miopi

Kekuatan lensa pada kacamata untuk penderita miopi dapat ditentukan dengan rumus:

(6)

Keterangan : P adalah kekuatan lensa (dalam satuan dioptri), PR(miopi) adalah jarak titik jauh penderita miopi

(dalam satuan cm).

- Hipermetropi

Hipermetropi atau rabun dekat disebut juga mata jauh karena hanya dapat melihat jelas benda-benda yang jauh. Mata ini tidak dapat berakomodasi maksimum secara normal berarti titik dekatnya lebih besar dari 25 cm (PP > 25 cm). Karena sifat tersebut maka setiap melihat benda pada titik baca normal (25 cm) bayangannya akan berada di belakang retina. Hal ini menyebabkan penderita hipermetropi tidak dapat melihat benda yang dekat dengan jelas. Untuk melihat benda berjarak dekat maka mata ini dapat dibantu dengan kacamata berlensa positif (lensa cembung).

Gambar 1.3 Pembentukan bayangan penderita hipermetropi

Kekuatan lensa pada kacamata untuk penderita hipermetropi dapat ditentukan dengan rumus.

P=100 S

100

PP(hyp)

Keterangan : P adalah kekuatan lensa ( dalam satuan dioptri), S adalah jarak benda dari mata (dalam satuan cm), jika tidak disebutkan S=25cm.

- Presbiopi

(7)

benda dekat maupun benda jauh dengan jelas. Mata yang memiliki sifat seperti ini mengalami miopi dan hipermetropi. Cara menanganinya adalah menggunakan kaca mata rangkap.

Gambar 1.4 Pembentukan bayangan penderita presbiopi - Astigmatisma

(8)

Gambar 1.4 Pembentukan bayangan penderita astigmatisma

2. Kamera

Prinsip kerja kamera mirip dengan mata. Jika kita memotret, gambar yang dibentuk oleh bayangan obyek di tuangkan pada film. Sedangkan pada mata kita, jika kita melihat suatu benda maka bayangan yang dibentuk dituangkan pada retina mata. Susunan kamera sama dengan susunan mata kita, akan tetapi pemrosesan gambarnya sangat berbeda.

Gambar 2. Kamera

Pada kamera sederhana terdiri atas lensa cembung yang berfungsi untuk memfokuskan bayangan benda ke lembaran film di bagian belakang kamera yang sensitif terhadap cahaya. Lembaran peka cahaya yang dibuat dari bahan seluloid. Sinar yang dipantulkan oleh cermin diarahkan prisma lima sisi ke mata melalui viewfinder sehingga dapat melihat benda sebelum dipotret yang akan diabadikan. Kamera juga terdiri atas diagfragma yang lebarnya dapat diatur-atur sesuai jumlah cahaya yang masuk pada film, fungsi dari diagfragma ini sama dengan fungsi iris pada mata. Dan tidak lupa sebuah shutter (apertur) untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke kamera, fungsinya ssama dengan fungsi pupil pada mata. Gerak lensa pada kamera sama dengan akomodasi pada mata yaitu untuk memfokuskan bayangan agar jatuh pada film.

(9)

Lup atau kaca pembesar adalah alat optik yang terdiri atas sebuah lensa cembung. Lup digunakan untuk melihat benda-benda kecil agar nampak lebih besar dan jelas. Ada 2 cara dalam menggunakan lup, yaitu dengan mata

berakomodasi dan dengan mata tak berakomodasi.

Pada saat mata belum menggunakan lup, benda tampak jelas bila diletakkan pada titik dekat pengamat (s = sn) sehingga mata melihat

benda dengan sudut pandang . Pada Gambar (b), seorang pengamat menggunakan lup dimana benda diletakkan antara titik O dan F (di ruang I) dan diperoleh bayangan yang terletak pada titik dekat mata pengamat

(s' = sn). Karena sudut pandang mata menjadi lebih besar, yaitu , maka

mata pengamat berakomodasi maksimum.

Untuk mata normal dan berakomodasi maksimum, bayangan yang terbentuk berada pada jarak baca normal (sn). Oleh karena itu, perbesaran

bayangan pada lup dapat dituliskan M=s '

bayangan pada lup adalah sebagai berikut

M=sn s

M=sn

(

1 s

)

Gambar 3.1. melihat dengan akomodasi (menggunkan lup)

(10)

M=sn

(

1

menunjukan bahwa bayangan berada di depan lensa) Keterangan :

M : Pembesaran lup Sn : Jarak titik dekat mata

f : Fokus lup

untuk mata tidak berakomodasi bayangan yang terbentuk ada pada

jarak tak hingga () atau pada saat s’=  dengan demikian pembesaran

bayangannya adalah sebagai berikut :

M=sn berhubungan dengan lup dalam kehidupannya.

4. Mikroskop

(11)

lensa objektif dan lensa yang dekat dengan pengamat disebut lensa okuler.

Karena mikroskop terdiri atas dua lensa positif, maka lensa objektifnya dibuat lebih kuat daripada lensa okuler (fokus lensa objektif lebih pendek daripada fokus lensa okuler). Hal ini dimaksudkan agar benda yang diamati kelihatan sangat besar dan mikroskop dapat dibuat lebih praktis (lebih pendek).

Benda yang akan amati diletakkan pada sebuah kaca preparat di depan lensa objektif dan berada di ruang II lensa objektif (fobj < s < 2 f). Hal ini

menyebabkan bayangan yang terbentuk bersifat nyata, terbalik dan diperbesar. Bayangan yang dibentuk lensa objektif merupakan benda bagi lensa okuler. Dalam mikroskop sama halnya dengan lup ada dua cara penggunaan yaitu mata dengan akomodasi dan tanpa akomodasi

Pada mikroskop, lensa okuler berfungsi sebagai lup. Pengamatan dengan mata berakomodasi maksimum menyebabkan bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif harus terletak di ruang I lensa okuler (di antara Ok dan fok ). Hal ini bertujuan agar bayangan akhir yang dibentuk lensa okuler tepat pada titik dekat mata pengamat. Lukisan bayangan untuk mata berakomodasi maksimum dapat dilihat pada gambar dibawah

Secara matematis perbesaran bayangan untuk mata berakomodasi maksimum dapat ditulis sebagai berikut.

M = Mobj x Mok karena Mok = Mlup =

Sn

f +1 dengan demikian

persamaan pada mikrososkop dengan mata berakomodasi adalah sebagai berikut

(12)

M=s 'obj sobj ×

(

sn

fok+1

)

dan panjang mikroskop pada saat mata

berakomodasi maksimum dapat dihitung secara matematis

L=s 'obj+sok

Pada saat mata tidak berakomodasi pembesaran yang dihasilkan akan berbeda tetapi secara konsep cara untuk menghitung pembesarannya adalah sama dengan mata yang berakomodasi yaitu M = Mobj x Mok tetapi

karena mata tidak berakomodasi sehingga Mok = Mlup =

Sn

f dengan

demikian nilai pembesarannya menjadi M=s 'obj sobj ×

(

sn fok

)

.

5. Teleskop

Teropong atau teleskop adalah alat yang digunakan untuk melihat benda-benda yang jauh agar tampak lebih jelas dan dekat. Ditinjau dari objeknya, teropong dibedakan menjadi dua, yaitu teropong bintang dan teropong medan.

a. Teropong Bintang

Teropong bintang adalah teropong yang digunakan untuk melihat atau mengamati benda-benda langit, seperti bintang, planet, dan satelit. Nama lain teropong bintang adalah teropong astronomi. Ditinjau dari jalannya sinar, teropong bintang dibedakan menjadi dua, yaitu teropong bias dan teropong pantul.

1. Teropong Bias

(13)

2. Teropong Pantul

Pada teropong pantul jalannya sinar di dalam teropong dengan cara memantul maka teropong ini dinamakan teropong pantul. Pembentukan bayangan pada teropong pantul terlihat seperti pada gambar dibawah

Pada teropong pantul, cahaya yang datang dikumpulkan oleh sebuah cermin melengkung yang besar. Cahaya tersebut kemudian dipantulkan ke mata pengamat oleh satu atau lebih cermin yang lebih kecil.

b. Teropong Medang (Teropong Bumi)

Teropong medan digunakan untuk mengamati benda-benda yang jauh di permukaan bumi. Teropong bumi terdiri atas tiga lensa cembung, masing-masing sebagai lensa objektif, lensa pembalik, dan lensa

Gambar 5 Teropong Bias

(14)

okuler. Lensa pembalik hanya untuk membalikkan bayangan yang dibentuk lensa objektif, tidak untuk memperbesar bayangan. Lensa okuler berfungsi sebagai lup. Karena lensa pembalik hanya untuk membalikkan bayangan, maka bayangan yang dibentuk lensa objektif harus terletak pada titik pusat kelengkungan lensa pembalik. Lensa okuler juga dibuat lebih kuat daripada lensa objektif. Pembentukan bayangan pada teropong bumi dapat dilihat pada gambar berikut pada saat mata berakomodasi maksimum.

Sifat bayangan yang dibentuk teropong medan adalah maya, tegak, dan diperbesar. Perbesaran bayangan pada mata berakomodasi maksimum dapat dinyatakan sebagai berikut.

M=fobj

sok

dan panjang teropong dapat dinyatakan sebagai berikut

L=fobj+4fpemb+fok

Untuk mata tak berakomodasi, lensa okuler digeser sedemikian rupa sehingga fokus lensa okuler berimpit dengan titik pusat kelengkungan lensa pembalik (fok = 2f pemb). Pembentukan bayangan

dapat dilihat pada gambar berikut

Gambar 7 Pembentukan bayangan pada teleskop medan (akomodasi)

(15)

Pembesaran bayangan pada saat mata tak berakomodasi dapat

dinyatakan sebagai berikut. M=fobj

sok

Panjang teropongnya adalah

L=Sobj+4fpemb+fok diatas hanya salah satu jenis teropong bumi

(16)

LEMBAR KERJA SISWA

1. Mata

Mata terdiri dari bagian yang memiliki fungsi masing-masing, jelaskan secara singkat bagian mata berikut ini

a. Kornea berfungsi sebagai

b. Iris berfungsi sebagai

c. Pupil berfungsi sebagai

d. Lensa mata berfungsi sebagai

e. Retina berfungsi sebagai

2. Pembentukan bayangan pada mata normal

Gambarkan pembentukan bayangan pada mata normal dengan asumsi jarak benda berada pada jarak tak hingga

3. Gangguan pada mata

(17)

a.

...

...

... b.

...

c.

d.

4. Prinsip kerja kamera

Prinsip kerja kamera adalah ... ... ... ... ... ...

5. Pembesaran pada lup

Pembesaran pada lup jika mata berakomodasi maksimum adalah

M=sn

f +1 dan jika mata tidak berakomodasi maksimum pembesarannya

adalah M=sn

f tuliskan bukti untuk memperoleh persamaan tersebut

(18)

... yaitu teleskop bias dan teleskop pantul, jelaskan prinsip jalannya sinar pada kedua teleskop tersebut ! 8. Teropong medan (teropong bumi) terdiri atas tiga lensa cembung (objektif,

(19)

Pilihan Ganda

1. Mata dapat melihat sebuah benda apabila terbentuk bayangan …. a. nyata, diperkecil, tegak di retina

b. nyata, diperkecil, terbalik di retina c. nyata, diperbesar, tegak di retina d. maya, diperbesar, terbalik di retina e. maya, diperkecil, tegak di lensa mata

2. Cacat mata yang tidak dapat melihat benda dekat dan benda jauh secara jelas disebut ....

a. miopi

b. hipermetropi c. presbiopi d. astigmatisma e. buta warna

3. Penderita presbiopi dapat ditolong menggunakan kacamata berlensa .... a. cembung

b. silinder c. cekung d. datar e. rangkap

4. Penderita astigmatisma dapat ditolong menggunakan kacamata berlensa .... a. cembung

(20)

5. Seseorang yang cacat mata miopi tidak mampu melihat dengan jelas benda yang terletak lebih dari 50 cm dari matanya. Kacamata yang dibutuhkannya untuk melihat benda jauh harus memiliki kekuatan lensa sebesar …. a. –5 dioptri

b. +4 dioptri c. –4 dioptri d. +2 dioptri e. –2 dioptri

6. Seorang penderita hipermetropi dengan titik dekat 40 cm, ingin membaca pada jarak normal (25 cm). Kacamata yang dipakai harus memiliki ukuran …. a. 0,15 dioptri

b. 0,65 dioptri c. 1,5 dioptri d. 6,6 dioptri e. 15 dioptri

7. Titik dekat mata seorang siswa terletak pada jarak 120 cm di depan mata. Untuk melihat dengan jelas suatu benda yang berjarak 30 cm di depan mata, kekuatan

lensa kacamata yang harus dipakai adalah ….

a. –5 dioptri b. –4,16 dioptri c. –2,5 dioptri d. 2,5 dioptri e. 4,16 dioptri

8. Bagian pada kamera yang berperan sama dengan retina mata adalah …. a. kotak kedap suara

b. celah diafragma c. film

(21)

9. Sifat bayangan yang terbentuk pada film yaitu .... a. nyata, diperkecil, tegak di retina

b. nyata, diperkecil, terbalik di retina c. nyata, diperbesar, tegak di retina d. maya, diperbesar, terbalik di retina e. maya, diperkecil, tegak di lensa mata

10. Sebuah benda terletak 4m didepan kamera yang mempunyai titik fokus 4cm, bayangan pada film akan diperkecil hingga … kali

a. 1/99 b. 1/100 c. 1/101 d. 1/200 e. 1/400

11. Sifat bayangan yang dibentuk oleh lup adalah …. a. maya, terbalik, diperbesar

b. nyata, tegak, diperbesar c. maya, tegak, diperbesar d. nyata tegak, diperkecil e. maya, tegak, diperkecil

12. Benda kecil akan terlihat besar bila menggunakan lup dengan mata berakomodasi maksimum. Bentuk persamaannya untuk perbesaran bayangan yang dibentuk oleh lup dengan mata berakomodasi maksimum yaitu ....

a. M = Snf

b. M = f

Sn

c. M = f

(22)

d. M = Sn

f +1

e. M = Sn

f −1

13. Titik dekat mata seseorang adalah 25 cm. Orang tersebut menggunakan lup 20 dioptri untuk mengamati objek kecil dengan cara berakomodasi pada jarak 50 cm. Perbesaran lup sama dengan ….

a. 4 kali b. 5 kali c. 5,5 kali d. 6 kali e. 6,5 kali

14. Sebuah mikroskop mempunyai jarak fokus lensa objektif dan lensa okuler berturut-turut 10mm dan 4 cm, jika sebuah benda diletakkan 11 mm di depan lensa objektif, maka perbesaranyang dihasilkan untuk mata normal tak berakomodasi adalah ...

a. 60 kali b. 62 kali c. 62,5 kali d. 65 kali e. 65,5 kali

15. Panjang tabung sebuah mikroskop adalah 21,4 cm. mikroskop tersebut mempunyai panjang focus objektif 4 mm dan okuler 5 cm. perbesaran total mikroskop untuk mata tak berakomodasi adalah … kali

(23)

16. Sebuah mikroskop majemuk tersusun atas lensa objektif dan lensa okuler yang jarak fokus masing-masing adalah 10 mm dan 50 mm. sebuah benda diletakan 11 mm didepan lensa objektif. Jarak antara lensa objektif dan lensa okuler adalah … cm

a. 16 b. 15 c. 14 d. 13 e. 12

17. Jarak lensa objektif dan lensa okuler dari sebuah mikroskop untuk mata tak berakomodasi adalah 12 cm. Jika jarak fokus lensa objektif dan lensa okuler masing-masing 1,6 cm dan 4 cm, objek ditempatkan didepan lensa objektif sejauh….

a. 1,2 cm b. 1,8 cm c. 2 cm d. 2,4 cm e. 4 cm

18. Alat optik yang mempergunakan tiga buah lensa cembung adalah …. a. mikroskop

b. teropong bintang c. teropong bumi d. teropong panggung e. teropong pantul

19. Jarak titik api lensa objektif dan okuler dari teropong bintang berturut-turut 150 cm dan 10 cm. Jika teropong dipakai oleh mata normal dengan berakomodasi maksimum, panjang teropong adalah …. a.140 cm

(24)

c. 160 cm d. 166 cm e. 180 cm

20. Jika jarak fokus lensa objektif, lensa pembalik, dan lensa okulernya dari sebuah teropong bumi berturut-turut 10 cm, 5 cm, dan 5 cm, panjang tabung dari teropong bumi tersebut untuk mata berakomodasi adalah …. a. 25 cm

b. 35 cm c. 45 cm d. 55 cm e. 65 cm

Kunci Jawaban

1. b 6. c 11. c 16. a

2. c 7. d 12. d 17. c

3. e 8. c 13. c 18. c

4. b 9. b 14. c 19. c

5. e 10. a 15. d 20. b

Essay

1. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis cacat pada mata!

2. Seorang pria yang menggunakan lensa dengan kekuatan 3 dioptri harus memegang surat kabar paling dekat 25 cm di depan matanya supaya dapat membaca dengan jelas. Jika pria tersebut melepas kacamatanya dan tetap ingin membaca surat kabar dengan jelas, maka berapakah jarak terdekat surat kabar dengan matanya (jarak dekat mata hipermetropi)?

3. Tentukan pembesaran lup yang mempunyai titik fokus 10 cm dan jarak titik dekat pengamat adalah 25 cm jika:

(25)

4. Panjang fokus lensa objektif dan lensa okuler sebuah mikroskop berturut-turut adalah 2 cm dan 5 cm. Jika sebuah benda diletakkan pada jarak 2,5 cm dari obyektif, maka:

a. berapakah jarak antara lensa objektif dan lensa okuler untuk mata yang tidak berakomodasi?

b. dan berapakah perbesarannya?

5. Sebuah teropong bintang dipakai untuk mengamati bintang dengan mata tidak berakomodasi menghasilkan perbesaran 5 kali. Jika jarak lensa objektif dengan lensa okuler sama dengan 30 cm, tentukanlah:

a. jarak fokus lensa okuler, dan b. jarak fokus lensa objektifnya

Kunci Jawaban 1. Cacat mata

a. Miopi atau rabun jauh. Mata ini tidak dapat berakomodasi minimum secara normal. Titik jauh matanya kurang dari jauh tak hingga (PR < ~). Untuk melihat benda jauh tak hingga, bayangan yang dibentuk oleh mata miopi akan terbentuk di depan retina yang menyebabkan penderita tidak dapat melihat benda jauh dengan jelas. Untuk mengatasi mata miopi dapat dibantu dengan kacamata berlensa negatif (lensa cekung).

b. Hipermetropi atau rabun dekat. Mata ini tidak dapat berakomodasi maksimum secara normal. Titik dekatnya lebih besar dari 25 cm (PP > 25 cm). Setiap melihat benda pada titik baca normal (25 cm) bayangannya akan berada di belakang retina. Hal ini menyebabkan penderita hipermetropi tidak dapat melihat benda yang jauh dengan jelas. Untuk mengatasi mata hipermetropi dapat dibantu dengan kacamata berlensa positif (lensa cembung).

(26)

miopi dan hipermetropi. Cara menanganinya adalah menggunakan kaca mata rangkap.

d. Astigmatisma adalah sebuah gejala penyimpangan dalam pembentukkan bayangan pada lensa yang disebabkan oleh lensa yang tidak berbentuk sferik (irisan bola), melainkan lebih melengkung pada satu bidang dari pada bidang lainnya, sehingga sinar yang masuk ke dalam mata tidak akan bertemu di satu titik retina. Sinar akan dibiaskan tersebar di retina. Akibatnya benda yang berupa titik difokuskan sebagai garis. Cara mengkoreksi astigmatisma adalah dengan memberikan lensa silinder.

2. Diketahui : P = 3 dioptri Sn = 25 cm

Ditanya : Jarak dekat mata hipermetropi (PP)

Jawab : P ¿100

Ditanya : a. M jika mata berakomodasi b. M jika mata tidak berakomodasi Jawab : a. M untuk mata berakomodasi

M = Sn

f + 1

(27)

M = 2,5 + 1 M = 3,5 kali

b. M untuk mata tidak berakomodasi

M = Sn

f

M = 25cm 10cm

M = 2,5 kali

4. Diketahui : fob = 2 cm

fok = 5 cm

Sob = 2,5 cm

Mata tidak berakomodasi Ditanya : a. d = ?

b. M = ?

Jawab : a. jarak antara lensa objektif dan lensa okuler untuk mata yang tidak berakomodasi

d = S’ob + fok

d = 1/(1/fob - 1/Sob) + fok

d = 1/(1/2 – 1/2,5) + 5 cm d = 1/0,1 + 5 cm

d = 10 cm + 5 cm d = 15 cm

b. Perbesaran mikroskop untuk mata tidak berakomodasi M = S’ob/ Sob x Sn/fok

M = 10cm/2,5cm x 25cm/5 M = 4 x 5

M = 20 kali

5. Diketahui : M = 5 kali D = 30 cm Ditanya : a. fok = ?

(28)

Jawab : a. M = fob/fok

5 = fob/fok

5fok = fob

D = fob + fok

30 cm = 5fok + fok

30 cm = 6fok

fok = 5 cm

b. Karena 5fok = fob

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Nurachmandani, Setya. (2009).. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Sumarsono, Joko. (2009). Fisika Untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: CV Teguh Karya

Setiawan, Asep. (2008). Fisika. Bogor: CV. Dian Bogor

Tipler.P.A. 1998. Fisika untuk sains dan teknik-Jilid 1 (Terjemahan). Jakarata: Erlangga

Karyono. (2006). Fisika 1 Untuk SMA/MA Kelas X. Tersedia (online) : http://

www.scribd.com/doc/34751083/6/B-Penerapan-Alat-Alat-Optik-Dalam-Kehidupan-Sehari (2 Januari 2013).

Purnomo, Sidik. (2008). Alat-alat Optik . tersedia (online) :

http://sidikpurnomo.net/pembelajarafisika/alat-alat-optik (2 Januari 2013).

Budisma. (2012). Materi Pelajaran SMA. Tersedia (online): http://budisma.web.id/materi/sma/fisika-kelas-x/ [2 Januari 2013]

Reza. (2010). Fisika Smart. Tersedia (online): http://fisikasmart.multiply.com

[2 Januari 2013]

Gambar

Gambar  1. Mata
Gambar 1.1 Pembentukan bayangan pada mata normal
Gambar 1.3 Pembentukan bayangan penderita hipermetropi
Gambar 1.4 Pembentukan bayangan penderita presbiopi
+6

Referensi

Dokumen terkait

Jika solusi 4 tidak terjadi dan pemrosesan telah sampai pada node yang terakhir, maka pemrosesan konkuren tidak dapat dilakukan dalam transaksi- transaksi

Masyarakat Indonesia tentunya akan senang jika dapat menonton film dari Maroko mengingat masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak tahu banyak tentang Maroko, apalagi

1 m' Pasang plint ubin teralux kerang ukuran 10x40 cm Dibulatkan Rp. 1 m' Pasang plint ubin teralux kerang ukuran 10x30 cm

Dana pelaksanaan hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA secara bertahap dengan ketentuan sebagai berikut.. a. Laporan

Berdasarkan hasil Klarifikasi dan Negosiasi tersebut, maka Pokja Jasa Konsultansi ULP Prov.Jawa Barat mengusulkan Konsultan tersebut di atas untuk ditunjuk sebagai

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian adalah entitas akuntansi dari Kementerian Pertanian yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan

bertujuan untuk mengetahui batasan-batasan dan pemikiran dari akademisi pemasaran, penelitian ini juga melakukan Focus Group Discussion (FGD) kepada konsumen

Pada tahun 1975 menyelesaikan pendidikan formal Sekolah Dasar Negeri II Petanjungan, yang kemudian melanjutkan pendidikan kejenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri I