BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis deskriptif data penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan secara umum bahwa penerapan Pendekatan Inkuiri Terbimbing adalah sangat baik untuk materi pokok Alat-alat Optik pada peserta didik kelas X MIPA 5 SMAK Giovanni Kupang.
Secara terperinci dapat disimpulkan antara lain sebagai berikut:
1. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran materi pokok Alat- alat Optik pada peserta didik kelas X MIPA 5 SMAK Giovanni Kupang dengan menerapkan Pendekatan Inkuiri Terbimbing adalah baik. Yang mencakup: perencanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran adalah termasuk dalam kategori sangat baik dengan skor masing-masing 3,92; 3,90; 4,00 . 2. Indikator Hasil Belajar (IHB) yang disiapkan sebanyak lima indikator
produk, sembilan indikator afektif dan tujuh indikator psikomotor semuanya tuntas karena memiliki P ≥ 0,75 dengan rata-rata proporsi masing-masing 0,82; 0,92; 0,83.
3. Ketuntasan hasil belajar peserta didik kelas X MIPA 5 SMAK
Giovanni Kupang materi pokok Alat-alat Optik dalam kegiatan
pembelajaran dengan menerapkan Pendekatan Inkuiri Terbimbing dari
32 peserta didik secara keseluruhan tuntas dengan rata-rata proporsi
untuk THB produk 0,80, THB afektif 0,92, THB Psikomotor 0,83
THB penilaian diri untuk sikap religius memperoleh kategori sangat baik dan baik, THB penilaian diri untuk sikap sosial memperoleh kategori baik, THB penilaian antarpeserta didik memperoleh kategori sangat baik, baik dan cukup baik.
4. Respon peserta didik terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan inkuiri terbimbing yang meliputi kegiatan pendahuluan, inti, penutup, pengelolaan waktu dan suasana kelas berada dalam kategori sangat baik karena rata-rata tanggapan peserta didik berada pada rentang 81 %-100 % dengan skor masing-masing aspek secara berturut-turut adalah 93% %; 95% %; 94 %; 94 %; dan 83 %. Skor rata-rata yang diperoleh dari kelima aspek adalah 93,8 % dengan kategori sangat baik.
B. Saran
Guna terwujudnya suasana pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan, maka beberapa saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan Inkuiri terbimbing sangat baik dan efektif dalam pembelajaran sains, oleh karena itu disarankan agar guru mata pelajaran fisika dapat menerapkannya dalam pembelajaran untuk mendapatkan hasil belajar yang baik pada materi pokok yang sesuai.
2. Sebagai guru harus lebih banyak lagi mengetahui strategi, model serta
metode yang tepat sehingga dapat mewujudkan suatu pembelajaran yang
baik agar dapat membangkitkan semangat belajar peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Yunus, 2014. Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013.
Bandung : PT Refika Aditama
Anam Khoirul, 2005. Pembelajaran Berbasis Inkuiri. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Anggota IKAPI.
Arikunto Suharsimi.2010 Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara,
Danin Sudarwan, 2010. Pengantar Kependidikan Landasan teori dan 234 Metafora Pendidikan Bandung : Alvabeta,cv
Daryanto, 2009. Panduan Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreatif. Jakarta:
Publishe,
Forum Tentor Indonesia, 2014. Bank Soal Luar Biasa Komplit Fisika SMA Kelas
1, 2, 3. Yogyakarta: Forum EdukasiHamilik Oemar, 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Hosnan, 2014. Pendekatan saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran ABAD 21 Kunci sukses Implementasi Kurikulum 2013. Bogor : Ghalia Indonesia, Cet.
Kedua, September 2014
Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Berdasarkan
Kurikulum 2013). Jakarta: Grafindo.Kurniasih, Imas dan Berlin sani, 2014 Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan
Penerapan. Surabaya: Kota PenaLamadike Eduard, Yustinus,2013. Penerapan Pendekatan Inkuiri Terbimbing
pada Materi Pokok Tekanan Pada Peserta Didik Kelas VIIIA Semester Ganjil SMPK Sta. Maria Assumpta Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi.Kupang: Universitas Katholik Widya Mandira.
Sanjaya H. Wina, 2006. Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta : Kencana.Suharto, 2015. Menteri Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Jakarta: Badan pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidkan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan.
Supardi Bibit, 2013. Milenia Fisika SMA Kelas X Materi dan Latihan soal
menghadapi ujian Fisika. Yogyakarta : ANDI OFFSETSuparno Paul, 2007. Metode Pembelajaran Fisika. Yogyakarta: Universitas Sanata Darma,
Timor Express, 2016. Guru diminta tanamkan cinta belajar: Kupang
Trianto, 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivisme.
Jakarta: Prestasi Pustaka,
, 2009Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Surabaya:
Penerbit Kencana Prenada Media Group,
.L A M
P
I
R
A
N
Perhitungan Validasi Perangkat Pembelajaran dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing A. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
No Aspek yang Diamati
Skor yang
diperoleh Rata-
rata X Kategori Vd1 Vd2
I 1. Identitas (satuan pendidikan, mata
pelajaran, kelas/semester, materi pokok dan alokasi waktu).
4 4 4 4 Sangat
Valid
II
1. Kemampuan yang terkandung dalam Kompetensi Dasar
4 4 4
4 Sangat Valid 2. Ketepatan penjabaran
Kompetensi Dasar ke Indikator
4 4 4
3. Jumlah Indikator dibandingkan dengan waktu yang disediakan
4 4 4
4. Kejelasan rumusan Indikator
4 4 4
5. Kesesuaian Indikator dengan tingkat perkembangan peserta didik
4 4 4
III
1. Apakah Pendekatan yang dipilih (Inkuiri
Terbimbing) sesuai dengan materi yang disajikan?
4 4 4 4 Sangat
Valid
IV
Peneliti menggunakan sarana dan sumber belajar yang meliputi:
1. Sarana/media
pembelajaran mendukung untuk mencapai tujuan pembelajaran
4 4 4
4 Sangat Valid
2. Sumber belajar relevan dengan materi yang akan disajikan (bahan ajar,
4 4 4
Lampiran 01
Lembar Kerja, THB).
V
Peneliti menyusun skenario pembelajaran yang meliputi:
1. Memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan guru secara berurutan (pendahuluan, kegiatan inti dan penutup).
4 4 4
4 Sangat Valid 2. Fase-fase Pendekatan
Inkuiri Terbimbing
4 4 4
3. Memberikan peluang kepada peserta didik untuk membangun sendiri pengetahuannya.
4 4 4
4. Mencerminkan ciri khas keterampilan dasar mata
pelajaran yang
bersangkutan.
4 4 4
5. Bervariasi dengan mengkombinasikan antara
kegiatan belajar
perseorangan,
berpasangan, klasikal atau berkelompok.
4 4 4
6. Alokasi waktu pada proses pembelajaran di atur dengan baik.
4 4 4
VI
Peneliti membuat evaluasi
pembelajaran yang
mencakup:
1. Kuis 2. Afektif 3. Psikomotor 4. Tertulis/lisan
4 4 4 4 Sangat
Valid
SKOR TOTAL RATA-
RATA 4 4 4 4 Sangat
Valid
B. Bahan Ajar Peserta Didik
No Aspek yang diamatiSkor yang diperoleh
Rata -rata
Kategori
Vd1 Vd2
I
A. Pendahuluan
1. Ilustrasi sub konsep B. Isi
1. Tujuan 2. Memuat
aktivitas/kegiatan pendukung pembelajaran 3. Memuat konsep-konsep
penting
4. Gambar yang relevan 5. Contoh-contoh yang
mendukung konsep 6. Kaitan dengan ilmu
pengetahuan/teknologi 7. Sumber yang dipakai
jelas
C. Karakteristik sub konsep 1. Hubungan antar
pelajaran
2. Pemecahan masalah 3. Mencari dan
menemukan 4. Mengembangkan
kemampuan bernalar D. Penutup
Pertanyaan tentang materi yang baru diajarkan
4 4
4
4
4 4
4
4
4 Sangat Valid
II
1. Kesesuaian dengan indikator dan tujuan
2. Kebenaran konsep 3. Urutan konsep 4. Keterbacaan
5. Gambar menunjang materi 6. Latihan soal mendukung
konsep
7. Kebermanfaatan
4
4 4 4 4 4 4
4
4 4 4 4 4 4
4 Sangat Valid
SKOR TOTAL RATA-RATA 4 4 4 Sangat
Valid
C. Lembar Kerja Peserta didik
No Aspek yang DiamatiSkor yang diperoleh Rata-
rata X Kategor Vd1 Vd2 i
I
1. Kompetensi Dasar 4 4 4
4 Sangat Valid 1. Indikator Pencapaian
2. Tujuan Pembelajaran
4 4 4
3. Rangkaian materi 4 4 4
4. Permasalahan 4 4 4
5. Tujuan Pembelajaran 4 4 4
II
Peneliti menjabarkan rangkaian materi yang meliputi:
1. Kesesuaian dengan tujuan
4 4 4
4 Sangat Valid
2. Kebenaran konsep 4 4 4
3. Memuat langkah- langkah yang berurutan
4 4 4
4. Keterbacaan 4 4 4
III
Peneliti merumuskan prosedur yang mencakup:
1. Urutan kerja yang jelas
4 4 4
4 Sangat Valid 2. Kegiatan
awal/demonstrasi
4 4 4
3. Kegiatan inti 4 4 4
4. Pengenalan konsep 4 4 4
5. Penerapan konsep 4 4 4
6. Evaluasi 7. Keterbacaan
4 4
4 4
4 4
IV
1. Kesesuaian dengan Tujuan
4 4 4 4
Sangat Valid 2. Mendukung konsep
3. Keterbacaan
V
1. Peneliti menyiapkan alat dan bahan sesuai dengan tujuan dan kegiatan pembelajaran
4 4 4 4
SKOR TOTAL 4 4 4 4 Sangat
Valid
D. Kisis-kisi Soal
No Peryataan/Pertanyaan
Skor yang
diperoleh Rata-rata Skor Vd1 Vd2
I 1. Kompetensi Inti 2. Kompetensi Dasar
4 4 4
Sangat Valid
3. Indikator Soal 4 4 4
4. Nomor Soal 4 4 4
5. Klasifikasi Soal 4 4 4
6. Skor 4 4 4
7. Jenis Soal 4 4 4
8. Uraian Soal 4 4 4
9. Kunci Jawaban 4 4 4
II
1. Batasan jawaban/
ruang lingkup yang hendak diukur sudah jelas
4 4 4
Sangat Valid 2. Isi materi yang hendak
ditanyakan sesuai dengan pengalaman
4 4 4
3. Isi materi tes sesuai dengan jenis sekolah
dan tingkatan kelas 4 4 4
III
1. Rumusan butir soal menggunakan kata tanya yang tepat.
4 4 4
Sangat Valid 2. Rumusan butir soal
tidak menimbulkan makna ganda.
4 4 4
3. Untuk Pilihan ganda hanya ada satu option yang benar.
4 4 4
4. Keterbacaan 4 4 4
IV
1. Rumusan butir soal menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif serta mudah dipahami
4 4 4
Sangat Valid 2. Rumusan butir soal
menggunakan kata- kata/kalimat yang tidak menimbulkan penafsiran ganda
4 4 4
3. Rumusan butir soal menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar
4 4 4
4. Rumusan butir soal tidak menggunakan bahasa daerah yang diberlaku di daerah setempat
4 4 4
SKOR TOTAL 4 4 4 Sangat
Valid
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1. Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pencerminan dan pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa
2.
Menyajikan ide/rancangan sebuah alat optik dengan menerapkan prinsip pemantulan dan pembiasan pada cermin dan lensaC. INDIKATOR
1. Mendeskripsikan karakteristik alat-alat optik
2. Menganalisis cara kerja alat optik mata, kaca mata, lup mikroskop, kamera dan teropong atau teleskop menggunakan sifat pencerminan dan pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa melalui demonstrasi dan tanya- jawab.
BAHAN AJAR PESERTA DIDIK
Lampiran 023. menyajikan ide/rancangan sebuah alat optik dengan menerapkan prinsip pemantulan dan pembiasan pada cermin dan lensa.
D. TUJUAN
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini peserta didik diharapkan mampu:
1. Mendeskripsikan karakteristik alat-alat optik melalui demonstrasi.
2. Menganalisis cara kerja alat optik mata, kaca mata, lup, kamera, mikroskop dan teropong menggunakan sifat pencerminan dan pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa melalui diskusi dan tanya-jawab.
3. Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini peserta didik diharapkan mampu menyajikan ide/rancangan sebuah alat optik dengan menerapkan prinsip pemantulan dan pembiasan pada cermin dan lensa.
E. MATERI AJAR a) Mata
Semua alat yang memanfaatkan lensa disebut alat optik. Cara kerja alat optik berdasarkan sifat cahaya sebagai gelombang elektromagnetik,
diantaranya adalah pemantulan dan pembiasan. Mata merupakan alat optik yang utama, sedangkan alat optik lain merupakan alat bantu penglihatan kita.
a) Bagian-bagian mata dan fungsinya
Gambar 1. Mata dan bagian-bagiannya
1) Kornea yaitu, selaput (lapisan) luar bola mata yang tidak berwarna (bening). Fungsinya untuk menerima rangsangan cahaya dan meneruskannya ke bagian mata yang lebih dalam.
2) Aqueous humour adalah cairan yang terdapat di antara kornea dan lensa mata, berfungsi membiaskan cahaya yang masuk ke mata serta memberi bentuk dan kekukuhan pada mata.
3) Lensa kristalin mata adalah benda bening di dalam bola mata yang berbentuk cembung. Fungsinya untuk meneruskan dan memfokuskan cahaya agar bayangan benda tepat jatuh di retina. Ketebalan lensa mata dapat diubah-ubah. Jika mata melihat benda-benda yang dekat, lensa mata menjadi cembung. Sebaliknya jika mata melihat benda-benda yang jauh lensa mata menjadi pipih. Kemampuan lensa mata untuk menjadi cembung atau pipih disebut daya akomodasi.
4) Iris adalah lapisan di dalam lensa mata yang berwarna. Fungsi iris untuk mengatur ukuran pupil.
5) Pupil adalah celah bundar di tengah iris. Fungsinya mengatur cahaya yang masuk ke mata.
6) Otot mata, otot yang menyangga lensa kristalin dan mengatur besar kecilnya lensa
7) Vitreus humor/cairan bening yang mengisi rongga mata, terdapat diantara
lensa mata dan retina, berfungsi membiaskan cahaya yang masuk ke
mata.
8) Retina adalah lapisan terdalam dari dinding bola mata. Berfungsi sebagai layar penerima bayangan benda. Lapisan retina yang mengandung sel-sel peka cahaya disebut bintik kuning, sedangkan sel-sel yang tidak peka cahaya disebut bintik buta.
9) Bintik kuning, lengkungan pada retina yang merupakan bagian yang paling peka pada retina
10) Optik nerve/saraf optik, meneruskan sinyal yang dikirim oleh sel batang menuju ke otak.
b) Pembentukan bayangan pada retina
Pembentukan bayangan pada retina yakni, cahaya yang masuk ke mata kemudian dibiaskan oleh lensa mata, sehingga terbentuk bayangan pada retina. Benda berada di ruang III. Bayangan jatuh di ruang II di belakang lensa, terbentuk pada retina dan bersifat nyata, terbalik dan diperkecil.
Gambar 2. Diagram jalannya sinar pada mata normal
Gambar 3 Bayangan yang dibentuk pada retina
c) Cara kerja mata
Cahaya yang dipantulkan oleh benda yang kita lihat masuk ke mata melalui kornea dan mengalami pembiasan. Dari kornea, cahaya yang dipantulkan oleh benda akan diteruskan ke retina. Pada mata kita terdapat 2 jenis otot mata yang melingkari retina, yaitu otot silinder dan otot radikal. Otot silinder berfungsi untuk menekan retina dan menjadikannya lebih tebal. Otot radikal berfungsi untuk menarik retina agar menjadi tipis. Ketika kita melihat objek yang berdekatan otot silinder akan menekan dan otot radikal akan mengembang. Ini menjadikan retina lebih tebal dan lebih dekat dengan penerima. Menebal dan menipisnya retina ini menjadikan objek yang kita lihat dapat difokuskan dan jatuh tepat pada bintik kuning.
d) Daya akomodasi mata
Kemampuan membuat lensa mata lebih cembung atau lebih pipih sesuai dengan jarak benda yang dilihat mata agar bayangan jatuh tepat di retina disebut dengan daya akomodasi mata.
1) Titik dekat mata
Untuk melihat dengan jelas, benda harus terletak pada jangkauan penglihatan mata, yaitu antara Punctum Remotum dan Punctum Proximum.Titik dekat mata (Punctum Proximum = PP) adalah
titik terdekat yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh mata yang berakomodasi maksimum. Untuk orang normal sejauh 25cm.
2) Titik jauh mata
Titik jauh mata (Punctum Remotum = PR) adalah titik terjauh
yang masih dapat dilihat benda dengan jelas oleh mata yang tidak berakomodasi yaitu sejauh tak terhingga. Mata normalmemiliki titik dekat 25 cm dan titik jauh tak berhingga artinya dapat melihat benda dengan jelas pada paling dekat 25 cm dan paling jauh tak berhingga tanpa bantuan.
e) Cacat mata
Seseorang dikatakan mengalami cacat mata bilamana batas penglihatannya di luar batas penglihatan mata normal. Orang yang mengalami gangguan penglihatan sering disebut menderita gangguan refraksi, artinya gangguan penglihatan terjadi akibat tidak sempurnanya
bayangan benda yang diterima oleh saraf penglihatan untuk disampaikan ke otak.(1)Rabun Dekat (Hypermetropi)
Gambar 4. Pembentukan bayangan pada mata hipermetropi Ciri-ciri orang yang mengalami cacat mata rabun dekat:
(a) Mata tidak dapat melihat benda-benda dekat.
(b) Titik dekatnya lebih jauh dari 25 cm dan titik jauhnya dianggap tak berhingga sehingga dapat melihat dengan jelas benda-benda yang sangat jauh tanpa berakomodasi, tapi untuk benda-benda yang dekat biasanya tidak kelihatan dengan jelas.
(c) Bayangan jatuh di titik jauh mata (S’ = PP) atau di belakang retina dan biasanya S’ = –Sn)
Agar bisa melihat benda dekat dengan jelas, diperlukan lensa yang mengumpulkan berkas cahaya sebelum cahaya masuk ke mata, sehingga berkas cahaya dari benda dekat difokuskan tepat diretina.
Jenis lensa yang mengumpulkan cahaya disebut lensa cembung
atau lensa positif.
Gambar 5
Pembentukan bayangan pada mata hipermetropi (a) sebelum menggunakan kacamata dan (b) sesudah menggunakan kacamata
Contoh soal 1:
Seorang penderita rabun dekat dengan titik dekat 150 cm ingin membaca pada jarak baca normal (25 cm); berapa jarak fokus dan kekuatan lensa yang harus digunakannya?
Petunjuk:
Diketahui:
S’ = – titik dekatnya = – 150 cm S = 25 cm
Ditanya: a). Jarak fokus (f) b). Kekuatan lensa (P)
Jawab: a). Jarak fokus (f)=....
sehingga akan didapat nilai f = 30 cm
5 30 150 150
5
1
f f
150 5 150
1 150
6 1 150
1 25
1 1 150
1 25
1
1
f f
f
b). Kekuatan lensa kacamata (P) = P = 1/f P = 1/0,3
= +3,33 dioptri, sehingga didapat P = +3,33
tanda + menunjukkan bahwa lensa yang digunakan adalah lensa cembung atau positif.
(2) Rabun Jauh (Myopi) = Terang Dekat
Gambar 6 Pembentukan bayangan pada mata myopi
Pada orang myopia, bentuk bola mata terlalu lonjong atau kornea terlalu melengkung sehingga bayangan benda yang masuk ke mata menjadi tidak fokus. Bayangan benda jatuh di depan retina, daerah sensitif pada mata sehingga menyebabkan penglihatan menjadi kabur.
Ciri-ciri orang yang mengalami cacat mata rabun dekat:
(1) Mata tidak dapat melihat benda-benda jauh
(2) Titik dekat mata (PP) lebih dekat tak hingga, dan bayangan jatuh di depan retina
3 , 0
1 )
P1 (
meter satuan dalam
f f P
Gambar 7 Pembentukan bayangan pada mata myopia (a) sebelum menggunakan lensa
cekung dan (b) setelah menggunakan Untuk membantu penglihatan digunakan kacamata negative yaitu lensa yang bersifat menyebarkan berkas cahaya (–), dimana agar mata dapat melihat dengan normal benda yang jauh (S = ~), maka bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung tersebut harus jatuh dititik jauh mata (S’= – PR) , didepan lensa dan maya.
Untuk menghitung Kekuatan kacamata yang digunakn dapat menggunakan persamaan lensa.
Contoh Soal 2:
Seseorang dapat melihat benda dengan jelas paling jauh pada jarak 4 m, berapa jarak fokus dan kekuatan lensa yang harus dipakai agar dapat melihat seperti mata normal?
Petunjuk:
Diketahui:
S = ~
S’ = - 4 m= - 400 cm (titik jauh mata) Ditanya:
a) Jarak fokus (f)
b). Kekuatan lensa (P)
Jawab: a) jarak fokus (f)=....
sehingga didapat besarny fokus adalah f = - 4 m
b). Kekuatan lensanya
, sehingga didapat kekuatan lensa kacamata yang digunakan adalah P = - 1/4 dioptri, tanda (-) menunjukkan bahwa lensa yang digunakan adalah lensa cekung atau negatif.
f) Mata Tua (Presbiopi)
Presbyopia berasal dari bahasa Yunani
“Presbys” yang berarti orang tua dan “Opia”
artinya mata. Ini berkaitan dengan berkurangnya kemampuan mata untuk focus pada jarak dekat seperti membaca karena usia yang mulai menua.
Gambar 8. Mata tua (presbiopi
Jadi cacat mata ini karena berkurang daya akomodasi karena lanjut usia. Titik dekat lebih besar dari 25 cm dan titik jauh pada jarak tertentu. sehingga penderita presbiopi tidak dapat melihat benda dengan jelas dan juga tidak dapat membaca pada jarak baca normal. Dapat ditolong dengan kaca mata bifokal (lensa rangkap).
Kacamata bifokal adalah kaca mata yang terdiri atas dua lensa, yaitu lensa 400
1 1
400 0 1 1 400
1 1
1
f f
f
4 1 1
f P
cekung dan lensa cembung. Lensa cekung berfungsi untuk melihat benda jauh dan lensa cembung untuk melihat benda dekat/membaca.
Dapat ditolong dengan kaca mata bifokal (lensa rangkap). Kacamata bifokal adalah kaca mata yang terdiri atas dua lensa, yaitu lensa cekung dan lensa cembung. Lensa cekung berfungsi untuk melihat benda jauh dan lensa cembung untuk melihat benda dekat/membaca.
Contoh Soal 3
Titik dekat seseorang terletak pada jarak 120 cm di depan mata. Untuk melihat dengan jelas suatu benda yang terletak 30 cm di depan mata, kekuatan lensa kaca mata yang harus dipakai adalah....
Penyelesaian
Diketahui : PP = 120 cm Sn = 30 cm Ditanya : P...?
Jawab :
Kekuatan lensa untuk hipermetropi P = 100/Sn – 100/PP
= 100/30 – 100/120
= 400 – 100/120
= 300/120
P = 2,5 Diopotri
b) Kamera
Kamera merupakan salah satu alat optik karena kamera memanfaatkan lensa untuk membantu proses pembentukan bayangan pada kamera.
1) Bagian-bagian kamera dan fungsinya masing-masing
Komponen utama kamera adalah: lensa, aperature dan pelat film. Lensa berfungsi untuk membiaskan cahaya yang masuk ke kamera, aperature berfungsi untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk ke kamera dan pelat film
berfungsi sebagai tempat terbentuknya bayangan.
Tombol
Film lensa Gambar 2.9. Kamera dan bagian-bagiannya
2) Pembentukan bayangan pada kamera
Kualitas gambar yang dihasilkan oleh kamera bergantung pada susunan
lensa yang terdapat pada kamera tersebut. Prinsip terbentuknya bayangan
pada kamera dapat dijelaskan dengan diagram brikut:
Gambar 2.10. Diagram pembentukan bayangan pada kamera
Benda yang akan diambil (difoto) diletakkan di ruang III di depan lensa kamera.
Gambar 2.11. Proses pembentukan bayangan pada kamera.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengatur jarak fokus lensa obyektif.
Bayangan yang terbentuk terjadi di plat film (di ruang II) dengan sifat nyata, terbalik dan diperkecil.
3) Cara kerja kamera
Cara kerja kamera sederhana adalah sebagai berikut: Pantulan cahaya dari
benda yang dipotret masuk ke badan kamera mengenai lensa optic (lensa
cembung)-lensa memfokuskan cahaya yang diterima berupa bayangan
terbalik ke film. Proses kimia terjadi saat film terkena cahaya dan
membentuk sebuah pola gambar. Hasil dari penangkapan film adalah sebuah klise yaitu lembaran hitam (bersifat negative yang dalam kehidupan sehari-hari dikenal atau disebut dengan istilah hasil cuci foto).
Kemudian film dicetak pada kertas foto menjadi foto (positif) seperti yang sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Proses pencetakan atau pencucian dilakukan pada ruang gelap, karena cahaya dapat merusak hasil film yang rentan terbakar.
4) Persamaan kamera dengan mata
Gambar 2.12. Persamaan kamera dan lensa mata.
Gambar A menunjukkan kamera memiliki lensa cembung yang
digunakan untuk memfokuskan bayangan pada film. Kamera memiliki
diafragma dan shutter untuk mengatur cahaya yang masuk ke dalam
kamera. Seperti ditunjukkan pada Gambar B, mata juga memiliki lensa
cembung yang memfokuskan cahaya pada retina. Iris merupakan suatu
diafragma yang terbuka dan tertutup untuk mengatur jumlah cahaya yang
memasuki mata. Kelopak mata, tidak digambar pada Gambar B, dapat
dipandang sebagai shutter. Bedanya, shutter pada kamera umumnya
terbuka selama sepersekian detik, sedangkan kelopak mata pada
umumnya sampai beberapa detik, bergantung kapan seseorang membuka atau mengedipkan mata.
1.
Sebuah kamera digunakan untuk melihat sebuah gedung yang tinggi 15 m. Jaka jarak kamera ke gedung 60 m dan panjang kamera 25 cm. Hitunglah tinggi bayangan gedung pada kamera.
Diketahui : h = 15 m,
S = 60 m
S’ = 25 cm = 0,25 m Ditanya : h’ = ...?
Jawab : h/h = s/s’
15/h’ = 60/0,25 h’ = 0,0625 m = 6,25 cm
C. Lup (Kaca Pembesar)
Gambar 13.
Lup/kaca
pembesar
Lup/kaca pembesar adalah sebuah lensa
cembung yang digunakan untuk melihat benda-benda yang berukuran
kecil sehingga tampak lebih besar dan jelas. Kaca pembesar sering
digunakan oleh tukang arloji untuk memeriksa bagian-bagian arloji agar
tampak jelas.
Pada kaca pembesar, benda diletakkan di antara O dan F, sehingga bayangan yang terbentuk di depan lensa bersifat maya, tegak dan diperbesar. Supaya benda dapat diamati dengan jelas, jarak lensa terhadap benda diatur sedemikian sehingga bayangan terbentuk di titik dekat pengamat (misalnya 25 cm). Ini disebut pengamat menggunakan lup dengan mata berakomodasi maksimum. Jika pengamat ingin mengamati benda menggunakan lup dengan relaks, benda diletakkan tepat di titik fokus lensa (titik F
2), sehingga berkas sinar bias sejajar memasuki mata. Ini disebut pengamat menggunakan lup dengan mata tidak berakomodasi.
(a) (b)
Gambar 2.14.
a. Diagram sinar penggunaan lup dengan mata berakomodasi maksimum
b. Diagram sinar penggunaan lup dengan mata tidak berakomodasi
Gambar 15. Pembentukan bayangan pada lup
Contoh soal
1. Seseorang dengan titik dekat 25 cm menggunakan lensa 40 diopotri sebagai kaca pembesar sederhana. Tentukan perbesaran yang diperoleh, untuk mata tidak berakomodasi.
Diketahui: Sn = 25 cm P = 40 D
Ditanya M Jawab
Cari duluan kekuatan kaca pembesar
P = 1/f
f = 1/P
f = 1/40
f = 0,025 m
f = 2,5 m
Untuk mata tidak berakomodasi
M = Sn/f
= 25/2,5
= 10 kali
D. Mikroskop
Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati obyek yang berukuran sangat kecil. Hal ini membantu memecahkan persoalan manusia tentang organisme yang berukuran kecil.
1. Jenis-jenis mikroskop
Ada dua jenis mikroskop berdasarkan pada kenampakan obyek yang diamati, yaitu mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga dimensi (mikroskop stereo). Sedangkan berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop elektron.
Jenis mikroskop bersadarkan kenampakan objek yang diamati:
a. Mikroskop cahaya
Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali.
Mikroskop mempunyai kaki yang berat dan kokoh dengan tujuan agar dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa obyektif, lensa okuler, dan kondensor.
b. Mikroskop stereo
Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa
digunakan untuk benda yang berukuran relatif besar. Mikroskop
stereo mempunyai perbesaran 7 hingga 30 kali. Beberapa
perbedaan dengan mikroskop cahaya adalah: (1) ruang ketajaman
lensa mikroskop stereo jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
mikroskop cahaya sehingga kita dapat melihat bentuk tiga
dimensi benda yang diamati, (2) sumber cahaya berasal dari atas sehingga obyek yang tebal dapat diamati. Perbesaran lensa okuler biasanya 10 kali, sedangkan lensa obyektif menggunakan sistem
zoom dengan perbesaran antara 0,7 hingga 3 kali, sehinggaperbesaran total obyek maksimal 30 kali.
2. Bagian-bagian mikroskop dan fungsiny
Gambar 16. Mikroskop dan bagian-bagiannya
Fungsi bagian-bagian mikroskop
a. Lensa okuler; untuk memperbesar benda yang dibentuk oleh lensa objektif
b. Tabung mikroskop; untuk mengatur fokus, dapat dinaikkan dan diturunkan
c. Tombol pengatur fokus kasa; untuk mencari fokus bayangan objek
secara cepat sehingga tabung mikroskop turun atau naik dengan cepat
d. Tombol pengatur fokus halus; untuk memfokuskan bayangan objek secara lambat, sehingga tabung mikroskop turun atau naik dengan lambat
e.
Revolver; untuk memilih lensa obyektif yang akan digunakanf. Lensa objektif; untuk menentukan bayangan objektif serta memperbesar benda yang diamati. Umumnya ada 3 lensa objektif dengan pembesaran 4x, 10x, dan 40x.
g. Lengan mikroskop; untuk pegangan saat membawa mikroskop h. Meja preparat; untuk meletakkan objek (benda) yang akan diamati
i. Penjepit objek glas; untuk menjepit preparat di atas meja preparat agar preparat tidak bergeser.
j. Kondensor; merupakan lensa tambahan yang berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk dalam mikroskop
k. Diafragma; berupa lubang-lubang yang ukurannya dari kecil sampai selebar lubang pada meja objek. Berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang akan masuk mikroskop
l. Reflektor/cermin; untuk memantulkan dan mengarahkan cahaya ke dalam mikroskop. Ada 2 jenis cermin, yaitu datar dan cekung. Bila sumber cahaya lemah, misalkan sinar lampu, digunakan cermin cekung tetapi bila sumber cahaya kuat, misalnya sinar matahari yang menembus ruangan, gunakan cermin datar.
m. Kaki mikroskop; untuk menjaga mikroskop agar dapat berdiri dengan mantap di atas meja.
3. Cara penggunaan mikroskop:
a. Letakkan mikroskop di atas meja dengan cara memegang lengan mikroskop sedemikian rupa sehingga mikroskop berada di hadapan pemakai.
b. Putar revolver sehingga lensa obyektif dengan perbesaran lemah
berada pada posisi satu poros dengan lensa okuler yang ditandai
bunyi klik pada revolver.
c. Aturlah cermin dan diafragma untuk melihat kekuatan cahaya, hingga dari lensa okuler tampak terang berbentuk bulat.
d. Tempatlan preparat (penampang daun) pada meja benda tepat pada lubang preparat dan jepit dengan penjepit benda.
e. Aturlah fokus untuk memperjelas gambar obyek dengan cara memutar pemutar kasar, sambil dilihat dari lensa okuler. Untuk mempertajam putarlah pemutar halus.
f. Amati bayangan penampang daun, dan gambarlah hasil pengamtanmu dalam kertas yang disiapkan.
g. Apabila bayangan obyek sudah ditemukan, maka untuk meperbesar, gantilah lensa obyektif dengan ukuran dari 10x, 40x, dengan cara memutar revolver hingga bunyi klik.
h. Bandingkan hasil pengamatanmu dengan pengamatan sebelumnya.
4. Perbesaran pada mikroskop
Mikroskop sederhana menggunakan dua buah lensa bikonveks. Lensa yang dekat dengan obyek disebut lensa obyektif dan lensa yang dekat dengan mata disebut lensa okuler. Jarak titik fokus lensa obyektif lebih kecil daripada jarak fokus lensa okuler (f
ob<f
ok).
a. Perbesaran pada lensa obyektif (M
ob)dapat dirumuskan sebagai
berikut:
ob ob
ob S
M S
'
dengan : M
ob= Perbesaran lensa obyektif
S
ob= Jarak benda terhadap lensa obyektif
S
ok’= Jarak bayangan yang dibentuk oleh lensa obyektif
b. Perbesaran pada lensa okuler (Mok), untuk mata berakomodasi
maksimum dapat dirumuskan sebagai berikut:
1
ok n
ok f
M S
dengan :
M
ok= Perbesaran lensa okuler
S
n= Jarak benda terhadap lensa okuler
f
ok= Jarak titik fokus lensa okuler
c. Perbesaran pada lensa okuler (M
ok), untuk mata tidak berakomodasi dapat dirumuskan sebagai berikut:
ok n
ok f
M S
dengan : M
ok= Perbesaran lensa
okuler
S
n= Jarak benda terhadap lensa okuler
f
ok= Jarak titik fokus lensa okuler
d. Perbesaran total yang terjadi pada mikroskop (M) adalah:
ok obM M
M
dengan M= perbesaran mikroskop; M
ob= perbesaran lensa obyektif dan M
ok= Perbesaran lensa okuler
Contoh soal:
Sebuah mikroskop sederhana menggunakan lensa objektif dan lensa
okuler dengan jarak fokus masing-masing 3 cm dan 5 cm. Jika jarak
titik dekat mata pengamat 25 cm dan jarak antara kedua lensa adalah
15,17 cm, berapakah perbesaran total mikroskop jika mata
berakomodasi maksimum?
Penyelesaian:
Diketahui:
fob 3
cm,
fok 5
cm,
Sn 25
cm,
d 15 , 17
cmDitanya: M
total=....?
Jawab:
Perbesaran lensa okuler:
6 5 1
1 25
ok
ok n
ok M
f M S
Jadi perbesaran lensa okuler adalah 6 kali
Perbesaran lensa objektif:
10 17 , 4 17 , 15
17 , 6 4 25 25
6 25
1 25
5 1
25 1 5 1 1 25 1 5 1 1
1 1 1 1
1 1
'
ob ok
ok ok
ok ok
n ok ok n
ok ok
S d S
S S
S S
S f S S S f
29 , 7 4 30 30
7 30
3 30 10 10
1 3 1 1
1 1 1 1
1 1
' '
ob ob
ob ob ob ob
ob ob
S S
f S S S
S f
kali a
objektifny lensa
perbesaran Jadi
S M S
ob ob ob
33 , 2 33
, 29 2 , 4
'
10
Perbesaran total:
98 , 13
6 . 33 , 2
.
Mob Mok M
Jadi perbesaran total mikroskop adalah 13,98 kali 5. Perjalanan sinar pada mikroskop
Gambar 17. Perjalanan sinar pada mikroskop
Seperti halnya kaca pembesar, komponen utama mikroskop adalah lensa cembung. Kaca pembesar hanya menggunakan satu lensa cembung, sedangkan mikroskop menggunakan beberapa lensa cembung untuk mendapatkan bayangan yang sebesar-besarnya. Pada dasarnya, lensa ini dibagi dua, yaitu lensa okuler dan lensa objektif. Lensa okuler adalah lensa yang dekat mata pengamat, sedangkanlensa objektif adalah lensa yang dekat objek yang diamati, perhatikan Jarak fokus lensa objektif selalu lebih kecil daripada jarak fokus lensa okuler (Fob<Fok). Benda yang diamati diletakkan di depan lensa objektif, yaitu antara titik fokus Fob dan 2Fob atau di ruang dua lensa objektif. Akibatnya, bayangan benda berada di ruang III lensa objektif, bersifat nyata, terbalik, dan diperbesar.
Bayangan dari lensa objektif harus diletakkan di ruang I lensa okuler atau
di antara O dan Fok. Akibatnya, bayangan ada di ruang IV lensa okuler,
bersifat maya, sama tegak, dan diperbesar. Dengan demikian, lensa okuler
mikroskop dapat berfungsi sebagai lup.
E. Teropong
Teropong atau teleskop adalah alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda sangat jauh (misalnya bintang) agar tampak lebih dekat dan jelas. Ada dua jenis teropong yakni teropong bintang/ astronomi dan teropong bumi.
Gambar 18. Teropong bintang 1. Teropong bintang/ astronomi,terdiri atas 2 yakni:
a. Teropong bias astronomi
Pada teropong ini jarak fokus obyektif lebih besar daripada jarak fokus okuler (f
ob>f
ok). Benda-benda yang diamati (misalnya bintang dan bulan) letaknya sangat jauh, sehingga sinar-sinar yang menuju ke lensa obyektif merupakan sinar-sinar sejajar. Dua kumpulan sinar- sinar sejajar yang berasal dari bagian atas bintang (T) dan bagian bawah (B) membentuk bayangan nyata dan terbalik B
1T
1di bidang fokus lensa obyektif. Selanjutnya B
1T
1dilihat sebagai benda oleh lensa okuler yang berfungsi sebagai lup.
Gambar 19. Diagram sinar pembentukan bayangan pada
teropong astronomi/ bintang.
Bagaimana bekerjanya teleskop bias tersebut sehingga dapat memperbaiki penglihatan kita terhadap benda-benda jauh dapat dijelaskan dengan gambar di atas. Komponen utama jenis teleskop ini adalah lensa objektif dan lensa okuler. Lensa objektif tersebut merupakan sebuah lensa cembung besar dengan panjang focus panjang, dan lensa okuler yang dapat digerak-gerakkan dan memiliki panjang fokus
yang relatif pendek. Sinar-sinar dari suatu objek jauh pada dasarnya paralel dan membentuk suatu bayangan (I0) pada titik fokus objektif (Fo). Bayangan ini bertindak sebagai suatu objek untuk okuler, yang digerak-gerakkan sedemikian rupa sehingga bayangan tersebut tepat jatuh di dekat dan di dalam titik fokusnya (Fe). Suatu bayangan yang besar, terbalik, dan maya (Ie) terlihat oleh pengamat. Ada beberapa masalah berhubungan dengan teleskop bias. Lensa objektif harus lebih besar agar memungkinkan masuknya cahaya yang cukup banyak untuk membentuk bayangan yang terang. Lensa kaca yang berat ini sulit dibuat dan mahal. Berat lensa itu sendiri dapat menyebabkan lensa itu melengkung dan bayangan menjadi rusak.
b. Teropong pantul astronomi
Disebut teropong pantul karena sebagai objektif digunakan cermin
cekung besar yang berfungsi sebagai pemantul cahaya. Teropong
pantul ini terdiri atas satu cermin cekung besar, satu cermin datar kecil
yang diletakkan sedikit di depan titik fokus cermin cekung F dan satu
lensa cembung untuk mengamati benda.
Cermin digunakan sebagai pengganti lensa objektif karena:
1. Cermin lebih mudah dibuat dan lebih murah dari pada lensa 2. Cermin tidak mengalami aberasi kromatik (penguraian warna)
seperti lensa.
3. Cermin lebih ringan dari pada lensa yang berukuran sama sehingga lebih mudah digantung
2. Teropong bumi
Gambar 20. Teropong bumi
Digunakan untuk melihat dengan jelas benda-
benda di permukaan bumi. Sebagai teropong bias,
teropong ini menggunakan dua buah lensa
(obyektif dan okuler) dan sepasang prisma
sikusiku untuk membalikkan bayangan. Prinsip kerja teropong bumi sama
dengan teropong bintang hanya saja, bayangan yang terbentuk oleh
teropong bintang terbalik, dan hal ini akan menyulitkan jika objek yang
diamati berada di bumi. Karena itu, pada teropong buni ditambahkan
sebuah lensa bikonveks sebagai pembalik. . Prinsip kerja teropong sama
dengan teleskop pantul, kecuali ada dua set lensa yang dipasang, yaitu satu
buah untuk tiap mata. Lensa ketiga atau sepasang prisma pemantul
ditambahkan pada teropong untuk membalikkan bayangan yang terbalik
agar kelihatan tegak. Teropong Bumi seperti yang digunakan untuk
mengamati burung, juga dirancang untuk menghasilkan bayangan yang
tegak.
Penyelesaian soal tentang teropong
Panjang teropong dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan:
ok
ob
f
f
d
Perbesaran teropong bintang M adalah hasil bagi jarak fokus lensa obyektif f
obdengan lensa okuler f
okok ob
f M f
Contoh soal:
Sebuah teropong bintang memiliki lensa obyektif dengan jarak fokus 120 cm dan lensa okuler 10 cm. Teropong ini digunakan untuk melihat benda- benda langit yang sangat jauh. Tentukan:
a). Panjang teropong b). Perbesaran teropong Penyelesaian
Diketahui: -.jarak fokus obyektif f
ob= 120 cm -. Jarak fokus okuler f
ok= 10 cm Ditanya: a). Panjang teropong (d)
b). Perbesaran teropong (M) Jawab:
a). Panjang teropong d = f
ob+ f
okd= 120 cm + 10 cm = 130 cm
b). Perbesaran teropong
kali cmcm f
M f
ok
ob
12
10
120
SILABUS MATA PELAJARAN: FISIKA
Satuan Pendidikan : SMA Kelas /Semester : X/Genap Kompetensi Inti:
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
Lampiran 03
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Alokas i Waktu
Sumber Belajar
1.1 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad raya melalui
pengamatan fenomena alam fisis dan pengukurannya
.
Alat-alat optik
Mata dan kaca mata.
Kaca pembesar (lup).
Mikroskop
Teleskop
Kamera.
Mengamati
Melakukan studi pustaka untuk mencari informasi mengenai alat-alat optic dalam kehidupan sehari- hari
Mengeksplorasi
siswa mengeksplorasi dari sumber belajar yang relevan tentang prinsip pembentukan -bayangan dan perbesaran pada kacamata,lup, mikroskop, teropong dan kamera . Mepertatanyakan:
Mempertanyakan tentang prinsip pembentukan
Tugas Membuat resume hasil eksplorasi untuk bahan diskusi kelas.
Portofolio Bahan presentasi rancangan untuk membuat teropong sederhana Observasi
12 JP (4 x 3
JP)
Sumber
PHYSICS :
Principles with Aplication / Douglas C.
Giancoli – 6th ed.
Pearson Prentice Hall
FISIKA SMA Jilid 1, Pusat Perbukuan
Panduan Praktikum Fisika 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa
ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun;
hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis;
kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi sikap dalam melakukan percobaan , melaporkan, dan berdiskusi 3.9 Menganalisis cara kerja alat optik
menggunakan sifat pencerminan dan pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Alokas i Waktu
Sumber Belajar
4.9 Menyajikan ide/rancangan sebuah alat optik dengan menerapkan prinsip pemantulan dan pembiasan pada cermin dan lensa
bayangan dan perbesaran pada kaca mata, lup, mikroskop ,teleskop dan kamera
Eksplorasi
Melakukan eksplorasi tentang pembentukan bayangan dan perbesaran pada kaca mata, lup, mikroskop ,teleskop dan kamera
Melalui diskusi kelompok
dapat membedakan
pengamatan tanpa
akomodasi dengan
berakomodasi maksimum pada alat optik lup, mikroskop dan teleskop.
Merancang dan membuat teropong sederhana secara berkelompok Mengkomunikasikan
Cecklist lembar pengamatan kegiatan diskusi kelompok Hasil karya Teropong sederhana Tes Uraian dan atau pilihan ganda tentang prinsip pembentuka n dan perbesaran bayangan
SMA, Erlangga
e-
dukasi.net Alat
teropong bintang
mikroskop
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Alokas i Waktu
Sumber Belajar
Presentasi kelompok tentang hasil merancang dan membuat teropong sederhana
pada kaca mata, lup, mikroskop , teropong dan kamera
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMA Katolik Giovanni Kupang Mata Pelajaran : IPA - FISIKA
Materi Pokok : Alat-alat optik Alokasi Waktu : 3 JP (3 x 45 menit)
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
K1 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Lampiran 04 a
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
KI Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi 1. 1.1 Menyadari kebesaran
Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad raya melalui pengamatan fenomena alam fisis dan pengukurannya.
1.1.1 Menyadari kebesaran tuhan dengan mempelajari alat
optik mata yang
dikaruniakan tuhan kepada kita
2. 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif;
jujur; teliti; cermat;
tekun; hati-hati;
bertanggung jawab;
terbuka; kritis; kreatif;) dalam aktivitas sehari- hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan , melaporkan, dan berdiskusi
2.1.1 Bersikap teliti, cermat dan jujur dalam melakukan kegiatan baik individu maupun kelompok.
2.1.2 Bertanggung jawab terhadap alat – alat yang digunakan 2.1.3 Berkomunikasi dengan
bahasa yang santun dan mudah dipahami
2.1.4 Memiliki rasa ingin tahu
untuk memecahkan
permasalahan
2.1.5 Bersikap kreatif dan inovatif 2.1.6 Memiliki sikap disiplin
dalam memenuhi
kewajibannya.
KI Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi 3. 3.9 Menganalisis cara kerja
alat optik menggunakan sifat pencerminan dan pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa
3.9.1 Mendeskripsikan
karakteristik alat-alat optik mata kaca mata dan kamera melalui Percobaan.
3.9.2 Menganalisis cara kerja alat optik mata, kaca mata dan kamera
4 4.9 Menyajikan
ide/rancangan sebuah alat optik dengan menerapkan prinsip pemantulan dan pembiasan pada cermin dan lensa
4.9.1 Menyajikan ide/rancangan sebuah alat optik tentang kamera
C. Tujuan Pembelajaran 1. Kognitif
Peserta didik dapat:
a. Menjelaskan karakteristik alat-alat optik mata, kaca mata dan kamera melalui percobaan
b. Menjelaskan cara kerja alat optik mata, kaca mata dan kamera 2. Afektif
Peserta didik dapat:
a. Sikap spiritual
1) Menyadari kebesaran tuhan dengan mempelajari alat optik mata kacamata dan kamera yang dikaruniakan tuhan kepada kita
b. Sikap sosial
1) Bersikap teliti, cermat dan jujur dalam melakukan kegiatan baik individu maupun kelompok.
2) Bertanggung jawab terhadap alat – alat yang digunakan 3) Berkomunikasi dengan bahasa yang santun dan mudah
dipahami
4) Memiliki rasa ingin tahu untuk memecahkan permasalahan
5) Bersikap kreatif dan inovatif
6) Memiliki sikap disiplin dalam memenuhi kewajibannya.
3. Psikomotor
Peserta didik dapat
a. Terampil dalam menggunakan alat dan bahan dalam melakukan percobaan pada mata dan kamera
D. Materi Pembelajaran
1. (Alat optik mata, dan kaca mata)
Semua alat yang memanfaatkan lensa disebut alat optik. Cara kerja alat optik berdasarkan sifat cahaya sebagai gelombang elektromagnetik,
diantaranya adalah pemantulan dan pembiasan. Mata merupakan alat optik yang utama, sedangkan alat optik lain merupakan alat bantu penglihatan kita.
a. Bagian-bagian mata dan fungsinya
Gambar 1. Mata dan bagian-bagiannya
1. Kornea yaitu, selaput (lapisan) luar bola mata yang tidak berwarna (bening). Fungsinya untuk menerima rangsangan cahaya dan meneruskannya ke bagian mata yang lebih dalam.
2. Aqueous humour adalah cairan yang terdapat di antara kornea dan lensa mata, berfungsi membiaskan cahaya yang masuk ke mata serta memberi bentuk dan kekukuhan pada mata.
3. Lensa kristalin mata adalah benda bening di dalam bola mata yang berbentuk cembung. Fungsinya untuk meneruskan dan memfokuskan cahaya agar bayangan benda tepat jatuh di retina. Ketebalan lensa mata dapat diubah-ubah. Jika mata melihat benda-benda yang dekat, lensa mata menjadi cembung. Sebaliknya jika mata melihat benda-benda yang jauh lensa mata menjadi pipih. Kemampuan lensa mata untuk menjadi cembung atau pipih disebut daya akomodasi.
4. Iris adalah lapisan di dalam lensa mata yang berwarna. Fungsi iris untuk mengatur ukuran pupil
5. Pupil adalah celah bundar di tengah iris. Fungsinya mengatur cahaya yang masuk ke mata.
6. Otot mata, otot yang menyangga lensa kristalin dan mengatur besar kecilnya lensa
7. Vitreus humor/cairan bening yang mengisi rongga mata, terdapat diantara
lensa mata dan retina, berfungsi membiaskan cahaya yang masuk ke
mata.
8. Retina adalah lapisan terdalam dari dinding bola mata. Berfungsi sebagai layar penerima bayangan benda. Lapisan retina yang mengandung sel-sel peka cahaya disebut bintik kuning, sedangkan sel-sel yang tidak peka cahaya disebut bintik buta.
9. Bintik kuning, lengkungan pada retina yang merupakan bagian yang paling peka pada retina
10. Optik nerve/saraf optik, meneruskan sinyal yang dikirim oleh sel batang menuju ke otak.
b. Pembentukan bayangan pada retina
Pembentukan bayangan pada retina yakni, cahaya yang masuk ke mata kemudian dibiaskan oleh lensa mata, sehingga terbentuk bayangan pada retina. Benda berada di ruang III. Bayangan jatuh di ruang II di belakang lensa, terbentuk pada retina dan bersifat nyata, terbalik dan diperkecil.
Gambar 2. Diagram jalannya sinar pada mata normal
Gambar 3 Bayangan yang dibentuk pada retina
c. Cara kerja mata
Cahaya yang dipantulkan oleh benda yang kita lihat masuk ke mata melalui kornea dan mengalami pembiasan. Dari kornea, cahaya yang dipantulkan oleh benda akan diteruskan ke retina. Pada mata kita terdapat 2 jenis otot mata yang melingkari retina, yaitu otot silinder dan otot radikal. Otot silinder berfungsi untuk menekan retina dan menjadikannya lebih tebal. Otot radikal berfungsi untuk menarik retina agar menjadi tipis. Ketika kita melihat objek yang berdekatan otot silinder akan menekan dan otot radikal akan mengembang. Ini menjadikan retina lebih tebal dan lebih dekat dengan penerima.
Menebal dan menipisnya retina ini menjadikan objek yang kita lihat dapat difokuskan dan jatuh tepat pada bintik kuning.
1. Daya akomodasi mata
Kemampuan membuat lensa mata lebih cembung atau lebih pipih sesuai dengan jarak benda yang dilihat mata agar bayangan jatuh tepat di retina disebut dengan daya akomodasi mata
.a. Titik dekat mata
Untuk melihat dengan jelas, benda harus terletak pada jangkauan penglihatan mata, yaitu antara Punctum Remotum dan Punctum Proximum.Titik dekat mata (Punctum Proximum = PP) adalah
titik terdekat yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh mata yang berakomodasi maksimum. Untuk orang normal sejauh 25cm.
b. Titik jauh mata
Titik jauh mata (Punctum Remotum = PR) adalah titik terjauh
yang masih dapat dilihat benda dengan jelas oleh mata yang tidak berakomodasi yaitu sejauh tak terhingga. Mata normalmemiliki titik dekat 25 cm dan titik jauh tak berhingga artinya dapat melihat benda dengan jelas pada paling dekat 25 cm dan paling jauh tak berhingga tanpa bantuan.
d. Cacat mata
Seseorang dikatakan mengalami cacat mata bilamana batas
penglihatannya di luar batas penglihatan mata normal. Orang yang
mengalami gangguan penglihatan sering disebut menderita gangguan
refraksi, artinya gangguan penglihatan terjadi akibat tidak sempurnanya
bayangan benda yang diterima oleh saraf penglihatan untuk disampaikan ke otak.1) Rabun Dekat (Hypermetropi)
Gambar 4. Pembentukan bayangan pada mata hipermetropi
Ciri-ciri orang yang mengalami cacat mata rabun dekat:
a.) Mata tidak dapat melihat benda-benda dekat.
b.) Titik dekatnya lebih jauh dari 25 cm dan titik jauhnya dianggap tak berhingga sehingga dapat melihat dengan jelas benda-benda yang sangat jauh tanpa berakomodasi, tapi untuk benda-benda yang dekat biasanya tidak kelihatan dengan jelas.
c.) Bayangan jatuh di titik jauh mata (S’ = PP) atau di belakang retina dan biasanya S’ = –Sn)
Agar bisa melihat benda dekat dengan jelas, diperlukan lensa yang mengumpulkan berkas cahaya sebelum cahaya masuk ke mata, sehingga berkas cahaya dari benda dekat difokuskan tepat diretina. Jenis lensa yang mengumpulkan cahaya disebut lensa cembung atau lensa positif.
Gambar 5
Pembentukan bayangan pada mata
hipermetropi (a) sebelum
menggunakan kacamata dan (b) sesudah menggunakan kacamata 2) Rabun Jauh (Myopi) = Terang Dekat
Gambar 6 Pembentukan bayangan pada mata myopi
Pada orang myopia, bentuk bola mata terlalu lonjong atau kornea terlalu melengkung sehingga bayangan benda yang masuk ke mata menjadi tidak fokus. Bayangan benda jatuh di depan retina, daerah sensitif pada mata sehingga menyebabkan penglihatan menjadi kabur.
Ciri-ciri orang yang mengalami cacat mata rabun dekat:
(1) Mata tidak dapat melihat benda-benda jauh
(2) Titik dekat mata (PP) lebih dekat tak hingga, dan bayangan jatuh di depan retina
Gambar 7 Pembentukan bayangan pada mata myopia (a) sebelum menggunakan lensa
cekung dan (b) setelah menggunakan Untuk membantu penglihatan digunakan kacamata negative yaitu lensa yang bersifat menyebarkan berkas cahaya (–), dimana agar mata dapat melihat dengan normal benda yang jauh (S = ~), maka bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung tersebut harus jatuh dititik jauh mata (S’= – PR) , didepan lensa dan maya.
o Untuk menghitung Kekuatan kacamata yang digunakn dapat menggunakan persamaan lensa.
e. Mata Tua (Presbiopi)
Presbyopia berasal dari bahasa Yunani
“Presbys” yang berarti orang tua dan “Opia”
artinya mata. Ini berkaitan dengan berkurangnya kemampuan mata untuk focus pada jarak dekat seperti membaca karena usia yang mulai menua.
Gambar 8. Mata tua (presbiopi