• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Seragam Kerja Terhadap Efektivi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh Seragam Kerja Terhadap Efektivi"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Seragam Kerja Terhadap Efektivitas dan Produktivitas Kinerja Bagi Perusahaan

Seragam kerja merupakan seperangkat pakaian yang disarankan atau diharuskan memakainya pada saat kerja berlangsung atau melakukan aktivitas lainnya. Seragam kerja di atur oleh semua organisasi perusahaan untuk menandakan identitas perusahaan tersebut. Setiap perusahaan memiliki seragam yang berbeda-beda, tergantung perusahaan yang memutuskan tentang seragam kerja. Seragam kerja dipakai oleh civitas perusahaan, seperti direktur, manager, asisiten, dan pekerja lainnya. Ketika anda sedang bekerja pada suatu perusahaan, kantor bahkan pabrik, tentunya anda akan merasa senang ketika anda mengenakan pakaian seragam.

Perusahaan di dunia dan perusahaan di Indonesia tentunya tidak terlepas dari yang namanya seragam perusahaan. Seragam dapat memberikan citra positif pada suatu perusahaan. Seragam juga dapat berfungsi sebagai media promosi bagi perusahaan untuk meningkatkan produktivitas karyawan. Karyawan yang mengenakan seragam kerja akan menjadi sebuah kebanggan yang tersendiri. Pemakaian seragam tersebut sudah dijadwalkan oleh perusahaan. Biasanya perusahaan tidak mempunyai satu jenis seragam saja, tetapi lebih dari satu seragam untuk di pakai pada hari yang berbeda. Seragam pabrik yang dipakai karyawan biasanya mempunyai keunikan tersendiri. Berbeda dengan seragam kantor, seragam tersebut sangat rapi, yang menunjukkan penempatan kerja tersebut di kantor.

Latar Belakang Seragam Kerja

Seragam kerja adalah seperangkat pakaian standar yang dikenakan oleh anggota suatu organisasi sewaktu berpartisipasi dalam aktivitas organisasi tersebut. Pelaksana kegiatan keagamaan telah menggunakan kostum standar sejak dulu. Contoh lain penggunaan seragam yang pertama adalah pakaian tentara Kekaisaran Romawi dan peradaban-peradaban lainnya. Seragam modern dikenakan oleh angkatan bersenjata dan organisasi paramiliter seperti polisi, layanan darurat, satpam, di beberapa tempat kerja, sekolah, dan penghuni penjara.

Di beberapa negara, pejabat negara juga dapat menggunakan seragam, contohnya seragam pegawai negeri sipil di Indonesia. Saat ini banyak pegawai - pegawai restauran dan pedagang kaki lima juga menggunakan seragam kerja kantor. Seragam dibuat secara khusus dalam hal desain, warna, dan atribut dan diproduksi dalam skala kecil maupun besar oleh tailor, maupun garmen. Lokasi tempat pembuatan seragam dalam skala besar di Indonesia banyak terdapat di kota Bandung, Jakarta, Surabaya, Cikarang. Sehingga banyak konveksi - konveksi di Bandung, produksi seragam tersebut.

Arti Seragam Kerja

Seragam kerja adalah seperangkat pakaian standar yang dikenakan oleh anggota suatu organisasi/ instansi/ perusahaan, ketika beraktivitas atau pun berpartisipasi pada saat melaksanakan kegiatan yang diikutinya. Pakaian seragam pun merupakan salah satu seperangkat simbol yang menjadi identitas para pemakainya.

▸ Baca selengkapnya: kesimpulan cerpen seragam

(2)

Seragam bagi karyawan merupakan salah satu hal terpenting dikarenakan seragam tersebut merupakan salah satu kebutuhan para pekerja, sehingga perusahaan perlu memfasilitasinya karena dapat memberikan efisiensi penghematan bagi setiap karyawan untuk mengeluarkan uang untuk membeli pakaian dalam pekerjaan. Sehingga setiap orang akan terhindar untuk menghabiskan uang ekstra hanya untuk membeli pakaian.

Selain dari pada itu setiap perusahaan yang memfasilitasi karyawannya dengan pakaian seragam tentunya memudahkan pula bagi masyarakat untuk mengetahui identitas karyawan tersebut dan memberikan kebanggaan bagi para karyawan terhadap perusahaan tempatnya bekerja.

Di era modern seperti sekarang ini pakaian atau baju seragam kerja mengalami banyak perkembangan mulai dari bentuk, model, & variasi pada pemakainya dan bahan baku serta sistem pembuatannya seragam kerja itu sendiri. Ketika kita memperhatikan di sekitarkita, telah banyak sekali masyarakat yang menggunakan seragam kerja. Mengingat pakaian kerja merupakan salah satu alat untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan sehingga pakaian kerja harus mewujudkan pekerjaan yang memakainya meliputi kondisi keselamatan, vitalitas, performansi dan citranya sehingga terjaga penuh yang akhirnya berdampak pada peningkatan produktivitas kerja. Pakaian kerja pun merupakan bagian dari media Perusahaan dalam membangun dan mempertahankan citra Perusahaan sehingga Perusahaan berkewajiban menjaga kualitas pakaian kerja yang dikenakan karyawan

Pakaian seragam kebanyakan dibuat dengan model yang berbeda untuk setiap Bidang pekerjaan, Departement dan Jabatan. Pakaian seragam banyak disukai dengan model yang lebih sederhana tapi memberikan kesan berwibawa, model seragam yang mempunyai konsep, sehingga pas dan nyaman dipakainya, terbuat dari bahan yang berkualitas, sehingga awet dan tahan lama dipergunakannya. Pemilihan Seragam Kerja Bagi Perusahaan

1. Harus menjadi pelindung bagi pemakainya

2. Harus berkualitas tinggi sehingga tidak mudah sobek, aus, atau pun pudar warnanya. 3. Harus menekan biaya yang efektif sehingga perusahaan tidak dirugikan.

4. Harus sesuai keinginan pemakainya 5. Harus nyaman pada saat dipakai

6. Harus sesuai dengan persyaratan operasional.

7. Harus mencerminkan image dari perusahaan tersebut Keuntungan Menggunakan Seragam Kerja

1. Dapat meningkatkan Tingkat Motivasi 2. Dapat Meningkatkan Efisiensi kerja karyawan

3. Dapat membuat si pemakai dan yang melihatnya pun merasa nyaman 4. Dapat melindungi karyawan

(3)

6. Hal ini memungkinkan untuk membedakan pekerja pada tiap-tiap bagian perusahaan

7. Dapat menjadi alat mempromosikan nama perusahaan di pasar serta memperkecil suatu kondisi inferioritas kompleks di antara karyawan

Alasan Seragam Kerja Dapat Meningkatkan Efektivitas Kinerja Perusahaan

Pragmatis, sebagai penanda identitas personal. Karena perusahaan sudah susah menghafal orang satu persatu, maka salah satu cara untuk mengetahuinya dengan seragam.

Identitas profesi dan institusi, misalnya para jurnalis yang ditugaskan kantornya untuk sebuah peliputan. Mereka butuh identitas. Lebih-lebih jika tugasnya di kawasan yang tingkat kegawatannya tinggi. Seragam dinilai penting untuk membedakan identitas profesi, institusi, dan eksistensi.

Memberi kepercayaan pihak lain. Kita bisa langsung lebih mudah percaya terhadap orang yang datang ke rumah dengan memakai seragam petugas keamanan atau pegawai departemen, misalnya begitu. Saking mudahnya membangun trust melalui seragam, banyak penipu yang berhasil meloloskan idenya dengan menggunakan seragam.

Identifikasi Tingkatan Pekerjaan di lingkungan tertentu. Misalnya ada perusahaan yang membedakan seragam kerja untuk staff, supervisor, dan manajer. Ini biasanya ada di perusahaan yang kurang memiliki kepentingan langsung terhadap pentingnya menunjukkan identitas dan kepercayaan pihak luar.

Efek Psikologis

Terlepas apapun alasannya, di lingkungan perusahaan, pada umumnya ada efek psikologis tertentu yang dirasakan karyawan dengan aturan penggunaan seragam. Seragam itu bisa membuat orang lebih pede, tetapi juga bisa sebaliknya. Bisa membuat orang merasa bangga dengan statusnya, tetapi juga bisa sebaliknya.

Karena itu, sebelum seragam diwajibkan, perlu dipikirkan secara seksama terutama terkait dengan sejauh mana seragam kerja itu nantinya memberi kontribusi terhadap keutuhan identitas komunitas tertentu, kepuasan kerja, peningkatan kinerja dan kepentingan perusahaan terhadap pihak luar yang terkait.

False Groupthink

Terkait denga Efek Psikologis di atas, perusahaan yang sudah terlanjur menerapkan seragam kerja, lebih-lebih sudah bertahun-tahun lamanya, efek psikologis yang perlu kita bentengi adalah munculnya false group think. Ketika individu sudah disatukan ke dalam satu kesatuan/komunitas, lama kelamaan akan melahirkan groupthink model.

Model ini ada yang tepat dan ada yang tidak, bahkan dalam kajian psikologi sosialnya Janis Irvin dalam tulisannya di “Social Psychology”, groupthink lebih banyak mengandung resiko dan perlu diwaspadai. Groupthink lebih condong pada corak pemikiran yang, yang membuat lumpuh kapasitas rasional suatu kelompok/komunitas, sehingga menjadi tidak efektif dan tidak produktif. Kelumpuhan tersebut biasanya distimulasi oleh:

Ilusi kekebalan sehingga membuat orang berani melanggar aturan orang lain.

(4)

Rasionalisasi kolektif sehingga membuat orang maunya mengurang-ngirangi dalam banyak hal. Upaya memberi stigma orang / kelompok lain sebagai pihak yang lemah dan salah.

De-individuasi yang membuat orang kurang jelas sikap, opini, dan keputusan personalnya karena kalah oleh grup/kelompok.

Dengan kata lain jangan sampai seragam kerja memicu munculnya Kepercayaan Semu (illusion of confidence) maupun rasa superioritas yang tidak realistis (grandiosity) yang bisa membuat orang arogan, mendiskriminasikan orang lain tanpa alasan, merasa paling sah berbuat sesuatu yang menganggu orang banyak, misalnya menutup jalan umum, menyepelekan pihak lain, dan sebagainya.

“Grandiosiy” lebih condong dikaitkan dengan gangguan kepribadian narsistik, atau hypomanic gangguan bipolar .Ini mengacu pada rasa superioritas yang tidak realistis, pandangan diir secara berkelanjutan sebagai lebih baik daripada yang lain yang menyebabkan narsis untuk melihat orang lain dengan jijik atau sebagai inferior. Hal ini juga mengacu pada rasa keunikan, keyakinan bahwa beberapa orang lain memiliki kesamaan dengan diri sendiri dan hanya dapat dipahami oleh beberapa orang atau secara khusus. Untuk itu pemikiran dan kesadaran akan arti hubungan antara seragam kerja dengan kualitas kinerja, baik pribadi dan komunitas serta kontribusi nyata keberadaan komunitas tersebut bagi masyarakat, perlu dibangun,a gar hal tersebut diatas bisa diatasi. Oleh karenanya, bukti positif harus diperlihatkan tidak sebatas tulisan atau simbol di seragam, tapi lebih pada aksi nyata baik dalam bentuk kualitas pelayanan, transparansi, hingga etika & integritas. Sehingga, simbol, logo maupun motto akan menjadi pengesahan dan pengingat bagi pemakainya.

Ekspresi Budaya

Dapat dikatakan disini bahwa tujuan seragam itu untuk mempersatukan berbagai karakter dan kepribadian individu dalam kelompok pada waktu dan kondisi tertentu. Atau dengan kata lain, seragam kerja adalah sarana menciptakan budaya kerja yang dianut oleh organisasi /perusahaan. Semua perusahaan memiliki budaya. Bedanya, ada yang kuat dan ada yang lemah. Budaya kuat adalah perilaku kelompok yang sudah mencerminkan nilai-nilai, paradigma berpikir, pelajaran dari pengalaman, atau standar kualitas operasi organisasi.

Sedangkan budaya lemah adalah budaya yang tidak sinkron sama sekali atau setengah-setengahnya saja. Nilai-nilai perusahaan hanya dicetak di seragam, kop surat, atau tertulis di tembok, tapi perilaku operasinya bertentangan. Fungsi seragam di sini hanya sekedar fashion atau bisa-bisa malah memperkuat lahirnya group think yang negative.

Kultur Organisai

Membangun budaya organisasi itu mudah. Tapi, untuk membangun budaya yang kuat (sinkron dengan nilai, paradigma, standar, dll), tadaklah mudah. Lebih-lebih jika cakupannya luas, good willnya lemah, apalagi jika political will-nya tidak jelas.

Jadi, apapun yang bisa kita jadikan sebagai tool untuk membangun budaya yang kuat, perlu kita pakai, termasuk seragam kerja. Walaupun masih dalam taraf permukaan.

(5)

1. Artifacts

Disini, seragam termasuk Artifact atau lambang dari kultur perusahaan yang belum tentu merefleksikan kultur perusahaan itu. Artinya, orang yang pakai seragam belum tentu menjalankan nilai-nilai yang dianut. Meski demikian, kita berharap melihat orang yang memakai seragam itu sedikit-banyaknya mewakili standar budaya insitusi tersebut. Paling tidak, asumsi kita sedikit banyak, ada benarnya.

2. Espoused Values

Adalah budaya yang dibentuk dari nilai-nilai, strategi, atau filosofi organisasi, namun tahapannya masih di hafalan, peraturan, atau baru mulai ditransfer melalui usaha-usaha yang sadar dan terencana. Misalnya pegawai mini mart yang diharuskan oleh aturan harus senyum kepada dan menyapa customer untuk menunjukkan budaya keramahan.

3.Basic Assumption and Value

Merupakan level kultur yang paling tinggi, yaitu ketika nilai-nilai, filosofi, strategi, atau berbagai kode organisasi itu sudah menjadi seperti udara yang kita pakai untuk bernafas. Orang menjalankan nilai-nilai, keyakinan, dan standar organisasi secara reflek, sudah membudaya, tak merasa seperti diatur, sudah menjadi Basic Assumption and Value

Kesimpulan

Seragam kerja bisa dipakai sebagai jalan menuju “nilai panutan”, entah melalui peraturan atau perumusan standar operasi (SOP) atau melalui makna di balik lambangnya. Jika terus kita laksanakan secara manusiawi, baik melalui pembinaan, pengarahan, maupun pelatihan, lama kelamaan akan menjadi Basic Assumption. Tapi juga bisa sebaliknya. Seragam kerja dapat dijadikan sebagai alat untuk mempertegas budaya organisasi yang sudah melekat namun belum ter ekspresikan dalam rumusan atau lambangnya.

Banyak perusahaan dalam menganggarkan baju seragam, pemikiran untuk menjadikannya sebagai saluran memperkuat budaya organisasi menjadi sangat minim atau lemah. Tidak sedikit justru meributkan budget-nya, kualitas kain atau warnya, padahal, budaya lah esensinya.

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu tantangan dalam mengelola sumber daya manusia yang berkaitan dengan kebutuhan para karyawan adalah bagaimana menciptakan kondisi dan lingkungan kerja yang

Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa manajemen sumber daya manusia memiliki tugas untuk menggali dan mengelola segala potensi yang dimiliki oleh karyawan

Hasil koefisien determinasi Adjusted R Square sebesar 0,674 berarti 67,4% variabel kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh deskripsi kerja, penempatan kerja, dan disiplin

ukuran tersebut sudah memenuhi standart ukuran seragam pada umumnya. Kebutuhan warna yang cukup sedikit daripada kebutuhan kain batik biasanya. Dengan biaya bahan

secara penuh apabila memberikan tugas baru pada karyawan. Hal ini tentu saja akan membuat kepuasan kerja dari karyawan meningkat dan juga menurunkan tingkat

Karyawan adalah sumber daya yang sangat penting dalam organisasi, tanpa adanya karyawan dalam suatu organisasi sangat sulit untuk mencapai tujuan karena karyawan

5.1.1 Perlunya perusahaan meningkatkan kelima variabel dari motivasi kerja karyawan diantaranya kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan sosial,

Untuk Karyawan Setiap karyawan dapat mengetahui pengaruh motivasi terhadap produktivitas kerja didalam sebuah perusahaan dan memahami faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi baik