• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN REPLIKASI JU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUGAS METODOLOGI PENELITIAN REPLIKASI JU"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN REPLIKASI JURNAL

Disusun oleh :

Lintang Dwiki Paramita F0211067

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MERET SURAKARTA 2013

(2)

A. JUDUL : Keterkaitan antara Merek, Promosi, Persepsi Nilai, Citra Toko, dan Niat Beli dalam Bisnis Online

B. LATAR BELAKANG

(3)

berpengaruh positif terhadap perkiraan pelanggan dari harga wajar suatu produk yang dipromosikan, untuk meningkatkan nilai yang dirasakan dari kesepakatan, dan meningkatkan kepuasan dengan pembelian dan niat pembelian (Darke dan Dahl, 2003). Promosi juga merupakan salah satu atribut penting yang berkontribusi untuk menghasilkan citra toko yang positif (Collins-Dodd dan Lindley, 2003). Sedangkan persepsi nilai menganggap bahwa nilai yang dirasakan merupakan faktor penting untuk mempengaruhi niat beli konsumen karena komposisi utilitas transaksi dan utilitas akuisisi. Selanjutnya, konsumen dapat mentransfer sikap dan perasaan mereka dari endorser iklan untuk produk dan menciptakan nilai yang dirasakan. Jadi, jika konsumen dapat menerima persepsi nilai dalam proses produk / jasa konsumsi, maka akan menciptakan citra merek yang baik, loyalitas, keuntungan dan saing untuk bisnis. Lalu yang terakhir adalah citra toko, meliputi karakteristik seperti lingkungan fisik toko, tingkat pelayanan, dan kualitas barang (Baker, Grewal, dan Parasuraman, 1994). Citra toko merupakan input yang penting dalam proses pengambilan keputusan konsumen (Nevin dan Houston, 1980).

Penelitian mengenai pengaruh niat beli ini salah satunya pernah diteliti oleh Park dan Lennon pada tahun 2009 di Amerika Serikat. Penelitian tersebut mengenai nama merek dan promosi dalam kontek penjualan online. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nama merek yang terkenal merupakan faktor kuat yang secara langsung mempengaruhi persepsi citra toko online pada konsumen dan promosi merupakan faktor penentu penting dari nilai yang dirasakan, dan pada akhirnya akan mempengaruhi niat beli konsumen.

Penelitian ini mereplikasi dari penelitian Park dan Lennon pada tahun 2009. Alasan penulis mereplikasi jurnal tersebut, karena topik dalam jurnal tersebut menarik untuk diteliti dan peneliti penyebutkan bahwa masih sedikit penelitian yang mengangkat tentang masalah ini.

(4)

1. Apakah orang yang dikenalkan pada merek yang sudah terkenal akan merasa memiliki (a) nilai yang lebih tinggi dan (b) citra toko yang lebih positif, dibandingkan dengan orang-orang yang dikenalkan pada sebuah website dengan merek asing atau tidak familiar?

2. Apakah orang yang menerima kode promosi lengkap akan merasa memiliki (a) nilai yang lebih tinggi dan (b) citra toko yang lebih positif, dibandingkan dengan orang yang tidak menerima kode promosi?

3. Apakah penerimaan nilai secara positif akan berhubungan dengan niat pembelian?

4. Apakah penerimaan citra toko secara positif akan berhubungan dengan niat pembelian?

D. TUJUAN

Tujuan dari penelitian ini antara lain:

1. Untuk menguji dan menganalisis bahwa orang yang dikenalkan pada suatu merek terkenal akan merasa memiliki (a) nilai yang lebih tinggi dan (b) citra toko yang lebih positif, dibandingkan dengan orang-orang yang dikenalkan pada sebuah website dengan merek asing atau tidak familiar.

2. Untuk menguji dan menganalisis bahwa orang yang menerima kode promosi lengkap akan merasa memiliki (a) nilai yang lebih tinggi dan (b) citra toko yang lebih positif, dibandingkan dengan orang yang tidak menerima kode promosi.

3. Untuk menguji dan menganalisis bahwa penerimaan nilai secara positif akan berhubungan dengan niat pembelian.

4. Untuk menguji dan menganalisis bahwa penerimaan citra toko secara positif akan berhubungan dengan niat pembelian.

(5)

Manfaat penelitian yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah :

1) Sebagai bahan informasi/masukan bagi pengelola bisnis atau toko online untuk mempertimbangkan kebijakannya khususnya tentang merek sebuah produk dan promosi itu sangat mempengaruhi banyak hal, mulai dari citra toko hingga persepsi nilai. Bahkan dengan citra toko dan persepsi nilai yang positif sangat mempengaruhi niat konsumen untuk membeli.

2) Dengan melakukan penelitian, diharapkan dapat memberikan pengalaman yang berguna bagi peneliti khususnya mengenai merk, promosi, citra toko hingga persepsi nilai pada niat beli konsumen

F. MODEL

H1a H3

H2a H1b

H2b

H4

BAB II Merek

Promosi

Pers epSi Nilai

Citra Toko

(6)

Telaah Pustaka dan Rumusan Hipotesis I. Kajian Teoritis

a. Merek

Menurut Wheeler (2006:5) sebuah merek adalah inti dari penjualan dan kegiatan pemasaran, menghasilkan peningkatan kesadaran dan loyalitas, bila dikelola secara strategis.

Aaker (2004) berpendapat merek dapat dikatakan sebagai sebuah janji seorang penjual atau perusahaan untuk konsisten memberikan nilai, manfaat, fitur, dan kinerja tertentu bagi pembelinya.

Sedangkan menurut Keller (2007:5), sebuah merek merupakan lebih dari sekedar produk, karena mempunyai dimensi yang menjadi diferensiasi dengan produk lain yang sejenis. Diferensiasi tersebut harus rasional dan terlihat secara nyata dengan performa suatu produk dari sebuah merek atau simbolis, emosional, dan tidak kasat mata yang mewakili sebuah merek. Berdasarkan definisi di atas, suatu merek berfungsi untuk mengidentifikasikan penjual atau perusahaan yang menghasilkan produk tertentu yang membedakannya dengan penjual atau perusahaan lain yang memiliki nilai yang berbeda pada setiap merek-nya.

(7)

lebih banyak usaha dalam memproses informasi tentang produk dengan nama merek terkenal (Shen, 2001). Ketika konsumen tidak memiliki pengetahuan tentang atribut produk dan tidak yakin tentang produk, merek memainkan peran penting dalam mengurangi risiko yang dirasakan dan menilai kualitas produk (Dean, 1999).

b. Promosi

Menurut E. Jerome. McCarthy dan William D. Perreault, Jr.(1993: 294), promosi adalah kegiatan mengkomunikasikan informasi dari penjual kepada pembeli atau pihak lain dalam saluran untuk mempengaruhi sikap dan perilaku. Tanpa promosi keberadaan produk kurang mendapat perhatian dari konsumen atau bahkan pelanggan tidak tahu sama sekali mengenai produk tersebut. Pelanggan yang tidak mengetahui sebuah produk akan memperkecil atau meniadakan kemungkinan untuk menjadi pelanggan yang loyal atau setia.

Promosi adalah isyarat yang berguna untuk evaluasi kognitif produk dan keputusan pembelian (Raghubir, 2004).

Sedangkan menurut Charles W. Lamb (2001) Promosi adalah komunikasi oleh pemasar yang menginformasikan dan mengingatkan calon pembeli mengenai sebuah produk untuk mempengaruhi suatu pendapat atau memperoleh suatu respons. Dari pengertian- pengertian promosi di atas dapat diartikan bahwa promosi merupakan komunikasi informasi antara penjual dan pembeli yang bertujuan untuk menyampaikan informasi, berkomunikasi, dan menyakinkan masyarakat terhadap suatu produk.

(8)

pemasaran pengecer, untuk mendorong para pengunjung berkunjung kembali ke pengecer, dan meningkatkan loyalitas pelanggan (Bagozzi, 1998).

Promosi adalah salah satu kunci dalam 4P pemasaran campuran (Dibb et al., 1994) dan dengan demikian memiliki peran kunci dalam keberhasilan pasar. Promosi berkaitan dengan memastikan bahwa pelanggan sadar akan produk yang tersedia untuk para pelanggan. Lebih khusus, tujuan dari setiap sategi promosi akan diambil dari yang sesuai campuran peran berikut promosi;

1. meningkatkan penjualan;

2. mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar; 3. membuat atau meningkatkan pengenalan merek;

4. menciptakan iklim yang menguntungkan bagi penjualan masa depan; 5. menginformasikan dan mengedukasi pasar;

6. menciptakan keunggulan kompetitif, relatif terhadap produk pesaing atau posisi pasar;

7. meningkatkan efisiensi promosi.

Totten dan Block (1994) menyatakan bahwa istilah "promosi penjualan " mengacu pada berbagai jenis insentif dan teknik penjualan yang dimaksudkan untuk menghasilkan efek penjualan jangka pendek. Pada promosi penjualan umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori:

1. Promosi konsumen;

Promosi konsumen (misalnya kupon, sampel, paket harga, pengembalian uang, acara khusus) biasanya digunakan oleh produsen untuk merangsang pembelian pada konsumen akhir.

2. Promosi perdagangan

Promosi perdagangan (misalnya tunjangan kasus, iklan tunjangan, tunjangan layar, kupon perdagangan, pembiayaan insentif, dan kontes) dirancang oleh produsen untuk memotivasi perantara pemasaran atau anggota saluran untuk saham dan mempromosikan produk.

(9)

Promosi pengecer (misalnya harga pemotongan / transaksi, display, iklan fitur, barang gratis, pengecer kupon, dan kontes / premi) yang diprakarsai oleh pengecer untuk menarik pembeli dan pembelian di toko.

c. Persepsi Nilai

Persepsi nilai (perceived value) merupakan akibat atau keuntungan-keuntungan yang diterima pelanggan dalam kaitannya dengan total biaya (termasuk didalamnya adalah harga yang dibayarkan ditambah biaya-biaya lain terkait dengan pembelian). Dengan kata lain, McDougall dan Levesque (2000) menyatakan value adalah perbedaan antara manfaat-manfaat yang diterima dengan biaya-biaya yang dikeluarkan.

Broadly mendefinisikan, persepsi nilai adalah hasil atau manfaat pelanggan menerima di dalam hubungan bagi biaya total (yang termasuk harga yang dibayar ditambah biaya lain yang terkait dengan pembelian).

Persepsi nilai juga didefinisikan sebagai keuntungan bersih yang dirasakan terkait dengan produk atau jasa, hal ini dipengaruhi oleh trade-off kognitif antara produk yang dirasakan, kualitas dan pengorbanan dirasakan (Dodds et al., 1991).

(10)

Para peneliti telah mengemukakan bahwa nilai adalah evaluasi yang menyeimbangkan apa yang konsumen terima dalam pertukaran versus apa mereka menyerah (misalnya, Dodds, Monroe, dan Grewal, 1991; Zeithaml, 1988). Dengan demikian, komponen penting dari persepsi nilai meliputi promosi harga (atau harga jual terkait dengan harga penawaran) dan persepsi kualitas merek.

d. Citra Toko

Citra toko didefinisikan sebagai satu set pengamatan atau pengaruh yang disimpulkan dari persepsi atribut toko (Bloemer dan Ruyter, 1998). Peter dan Olson (2002) menyatakan citra toko sebagai apa yang dipikirkan, dipersepsi dan disikapi oleh konsumen atas suatu toko. Citra toko didasarkan pada pengalaman konsumen saat mengunjungi toko. Citra atau image merupakan hal yang penting bagi perusahaan, khususnya sebuah toko. Definisi tentang citra toko yang lebih luas dikemukakan oleh Martineu (1995) yaitu cara dimana sebuah toko didefinisikan di dalam benak pembelanja, sebagian oleh kualitas fungsionalnya dan sebagian lagi oleh pancaran cahaya atribut psikologis. Mengacu dari beberapa definisi citra di atas, citra toko dapat didefinisikan sebagai suatu kesan yang dimiliki oleh konsumen maupun publik terhadap suatu toko sebagai suatu refleksi atas evaluasi toko yang bersangkutan.

(11)

toko di berbagai atribut (menonjol). Definisi ini sejalan dengan definisi Houston dan Nevin (1981). Namun, selama bertahun-tahun penulis yang berbeda telah membedakan toko yang berbeda atribut atau karakteristik yang merupakan bagian dari keseluruhan citra menuju toko (yang disebut bauran ritel). Misalnya, Lindquist (1974), di ruang kerjanya di toko sastra gambar, menggabungkan model dari 19 studi dan muncul dengan sembilan elemen yang berbeda: barang, jasa, klien, fasilitas fisik, kenyamanan, suasana promosi, toko, kepuasan kelembagaan dan pasca-transaksi.

Baru-baru ini, citra toko adalah seharusnya terdiri dari berbagai elemen dari bauran pemasaran ritel seperti yang diperkenalkan oleh Ghosh (1990). Kedelapan unsur tersebut adalah: lokasi, barang dagangan, suasana lingkungan toko, layanan pelanggan, harga, periklanan, penjualan pribadi dan program insentif penjualan. Untuk setiap toko ritel citra yang berbeda mungkin ada dalam perkiraan konsumen.

e. Niat Beli

Niat beli menurut Assael (1998), merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian.

Sedangkan pengertian niat beli menurut Howard (1994) merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Buckley (1991) menemukan hubungan antara citra toko dan niat untuk membeli produk. Penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa niat beli juga berpengaruh positif terkait dengan nilai yang dirasakan (Dodds, Monroe, dan Grewal, 1991; Grewal, Monroe, dan Krishnan, 1998).

(12)

pernyataan bernada positif dari lingkungan perilaku yang bertanggung jawab (Backhaus dkk, 2005).

Niat beli memiliki implikasi yang lebih luas dan akan sering memiliki dampak positif pada tindakan individu (Ajzen dan Driver, 1992;. Schlosser et al, 2006).

Laroche, Kim dan Zhou (1996) menemukan bahwa keakraban dengan merek menciptakan kepercayaan yang lebih besar yang mempengaruhi niat untuk membeli merek yang sama.

II. Hubungan Antar Variabel

1. Merek Mempengaruhi Persepsi Nilai Konsumen dan Citra Toko

Sebuah merek akan mempengaruhi persepsi nilai seorang konsumen pada suatu produk yang akan dibelinya dan juga akan berpengaruh pada citra toko dimana produk tersebut dijual. Konsumen cenderung lebih menyukai suatu merek yang sudah terkenal dibanding merek suatu produk yang baru muncul, karena menurutnya merek yang sudah terkenal memiliki persepsi nilai yang tinggi dengan kualitas yang baik. Suatu toko yang menjual produk dengan merek-merek terkenal juga akan akan mempengaruhi citra dari toko tersebut. Konsumen cenderung akan mencari atau mengunjungi toko-toko yang memiliki citra toko yang baik, karena menurut konsumen, toko yang sudah memiliki citra yang baik pasti menjual produk-produk dengan kualitas yang baik pula.

Nama merek yang terkenal merupakan faktor kuat yang secara langsung mempengaruhi persepsi nilai dan citra toko (Park dan Lennon, 2009). Persepsi nilai dan citra toko positif dapat ditingkat dengan merek terkenal dibandingkan dengan merek asing (Grewal, 1998).

(13)

konsumen, perhatian, dan evaluasi positif dari suatu produk, dan mendorong pembelian berulang (Porter dan Claycomb, 1997).

Dibandingkan dengan merek asing, merek-merek terkenal memiliki potensi untuk menyediakan konsumen dengan informasi yang lebih, yang diciptakan oleh iklan, komunikasi dari mulut ke mulut, dan pembelian sebelumnya (Stokes, 1985). Konsumen dapat membuat kesimpulan dari nilai produk dan citra toko berdasarkan merek asing terkait dengan citra merek yang positif. Nama merek yang sangat dikenal berpengaruh positif pada citra toko (Porter dan Claycomb, 1997)

H1. Orang yang dikenalkan pada merek yang sudah terkenal akan merasa memiliki (a) persepsi nilai yang lebih tinggi dan (b) citra toko yang lebih positif, dibandingkan dengan orang-orang yang dikenalkan pada sebuah merek asing atau kurang familiar.

2. Promosi Mempengaruhi Persepsi Nilai Konsumen dan Citra Toko

Promosi yang dilakukan produsen untuk memasarkan atau memperkenalkan produknya kepada konsumen merupakan cara yang efektif untuk menarik perhatian konsumen. Promosi yang dilakukan produsen atau penjual dapat memengaruhi persepsi nilai konsumen suatu produk. Konsumen akan tertarik membeli suatu produk dengan penawaran promosi yang menarik, seperti adanya potongan harga dan bonus-bonus pembelian yang lain. Strategi promosi yang dilakukan produsen juga dapat memberikan citra positif pada suatu toko apabila dapat disampaikan dengan baik kepada konsumen.

(14)

Promosi juga merupakan salah satu atribut penting yang berkontribusi untuk menghasilkan citra toko positif (Collins dan Lindley, 2003).

H2. Orang yang menerima kode promosi lengkap akan merasa memiliki (a) persepsi nilai yang lebih tinggi dan (b) citra toko yang lebih positif, dibandingkan dengan orang yang tidak menerima kode promosi.

3. Persepsi Nilai Konsumen dan Citra Toko Mempengaruhi Niat Beli Konsumen

Persepsi nilai suatu produk akan sangat bepengaruh pada niat beli konsumen. Konsumen akan memiliki niat beli apabila suatu produk memiliki persepsi nilai yang tinggi. Citra toko juga akan berpengaruh pada niat beli konsumen. Konsumen cenderung akan memilih toko yang memiliki citra positif untuk menjadi pertimbangan pembelian. Konsumen memiliki pandangan bahwa toko yang memiliki citra positif pasti menjual produk-produk yang sudah terpercaya dan berkualitas baik. Sejumlah penelitian telah mendukung gagasan bahwa citra toko merupakan komponen penting untuk menemukan hubungan antara citra toko dan niat untuk membeli produk. Penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa niat beli juga berpengaruh positif terkait dengan persepsi nilai (Grewal dan Krishnan, 1998).

(15)

toko yang dirasakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap niat pembelian (Grewal, Krishnan, Baker, dan Borin, 1998)

Ketika konsumen membeli sebuah produk, mereka akan membandingkannya dengan produk lain. Sebuah produk dengan citra yang baik dapat membuat konsumen memiliki tingkat kepuasan yang tinggi dan kepercayaan diri untuk membelinya. Semakin tinggi persepsi nilai maka semakin tinggi niat pembelian. Konsumen akan menggunakan persepsi subyektif dan nilai yang dirasakan untuk mengevaluasi produk / jasa dalam proses pembelian mereka, dan tidak akan dipengaruhi oleh rekomendasi dari endorser iklan. Konsumen akan mengikuti nilai yang dirasakan dari produk / jasa untuk membuat keputusan pembelian (Chi, Yeh, dan Tsai, 2009).

Penelitian mengenai pengaruh pengaruh citra toko dan persepsi nilai produk pada niat pembelian konsumen menunjukkan menurut review dan proposisi pengembangan sastra, penelitian ini akan mencapai hasil sebagai berikut: 1. citra toko membawa pengaruh yang cukup positif terhadap persepsi nilai produk 2. Persepsi nilai produk memiliki pengaruh positif pada niat beli konsumen. 3. citra toko memiliki pengaruh positif pada niat beli konsumen. 4 persepsi nilai produk memiliki efek mediasi antara citra toko dan niat beli konsumen (Lin dan Liau, 2012)

H3. Penerimaan nilai secara positif akan berhubungan dengan niat pembelian. H4. Penerimaan citra toko secara positif akan berhubungan dengan niat pembelian.

(16)

H1a H3

H2a

H1b

H2b H4

Merek suatu produk dan promosi yang dilakukan oleh produsen akan mempengaruhi persepsi nilai konsumen dan citra toko yang pada akhirnya akan mempengaruhi niat beli konsumen pada suatu produk.

BAB III

METODE PENELITIAN

(17)

Ditinjau dari tujuannya, penelitian ini dikategorikan kedalam penelitian pengujian hipotesis (hypothesis testing). Pengujian hipotesis adalah penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis dan umumnya merupakan penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antar variabel (Indriantoro dan Bambang Supomo, 1999). Metode survei digunakan dalam penelitian ini, yaitu suatu metode pengumpulan data primer dengan memberikan kuesioner kepada responden (Jogiyanto, 2004: 115). Dilihat dari hubungan antar variabelnya, penelitian ini merupakan penelitian kausal atau sebab akibat, yaitu penelitian yang diadakan untuk menjelaskan hubungan antar variabel, variabel yang satu menyebabkan atau menentukan nilai variabel yang lain (Cooper Schindler, 2006).

B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling a. Populasi Penelitian

Menurut Sekaran (2011:121), populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal minat yang ingin peneliti investigasi. Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa UNS sebagai pelanggan atau konsumen yang menyukai berbelanja secara online melalui website penyedia jasa jual beli online seperti, kaskus, toko bagus, dll.

b. Sampel dan Teknik Sampling

(18)

sampling, yakni teknik sampling yang satuan samplingnya dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk memperoleh satuan sampling yang memiliki karakteristik atau kriteria yang dikehendaki dalam pengambilan sampel. Adapun kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah pelanggan di forum jual beli online yang sudah berbelanja secara online lebih dari 1 kali. Menurut Hair et.al, (1998) jumlah sampel yang dinilai cukup untuk model penelitian ini adalah minimal lima kali estimated parameter. Jumlah parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah 17, selain itu juga ditambah menguji pengaruh antar variabel-variabelnya (arah panah dari variabel-variabelnya) sehingga jumlah minimal sampel yang direkomendasikan adalah (17+6) x 5 =115. Karena mempertimbangkan prinsip kehati-hatian maka peneliti menggunakan 150 sampel.

C. Teknik Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu organisasi atau perorangan langsung dari objeknya dengan tujuan yang spesifik (Sekaran, 2011: 61). Dalam penelitian ini, data primer diperoleh dari jawaban responden dari kuesioner yang disebar.

(19)

D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional dalam penelitian ini meliputi variabel-variabel penelitian yang terdiri dari variabel independen dan variabel dependen. Untuk memberikan gambaran dan pemahaman yang lebih baik, maka berikut ini akan disampaikan beberapa definisi operasional dari masing-masing variabel yang dibahas dalam penelitian ini:

1. Brand (Merek)

Menurut Keller (2007:5), sebuah merek lebih dari sekedar produk, karena mempunyai dimensi yang menjadi diferensiasi dengan produk lain yang sejenis. Diferensiasi tersebut harus rasional dan terlihat secara nyata dengan performa suatu produk dasri sebuah merek atau simbolis, emosional, dan tidak kasat mata yang mewakili sebuah merek. Berdasarkan definisi di atas, suatu merek berfungsi untuk mengidentifikasikan penjual atau perusahaan yang menghasilkan produk tertentu yang membedakannya dengan penjual atau perusahaan lain yang memiliki nilai yang berbeda pada setiap merek-nya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua jenis merek jam tangan yang produknya dijual secara online, yaitu merek jam tangan yang sudah terkenal Casio (0) dan merek yang kurang terkenal Pabbel (A)

2. Promotion (Promosi)

(20)

Dalam penelitian ini, peneliti mengggunakan coding (pengkodean):

1. Menggunakan promosi : 0 2. Tidak menggunakan promosi : A 3. Perceived Value (Persepsi Nilai)

Persepsi nilai didefinisikan sebagai penilaian secara keseluruhan konsumen dari utilitas produk berdasarkan persepsi pada apa yang diterima dan apa yang diberikan (Zeithaml, 1988).

Pengukuran variabel persepsi nilai dilakukan dengan 5 item pernyataan berdasarkan penelitian dari Park dan Lennon (2009) dan setiap item pernyataan dinilai dengan menggunakan skala likert dengan 7 alternatif pilihan, dengan skala (1= sangat tidak setuju, 7= sangat setuju)

4. Store Image (Citra Toko)

Citra toko didefinisikan sebagai suatu kesan yang dimiliki oleh konsumen maupun publik terhadap suatu toko sebagai suatu refleksi atas evaluasi toko yang bersangkutan (Martineu:1995).

Pengukuran variabel citra toko dilakukan dengan 5 item pernyataan berdasarkan penelitian dari Park dan Lennon (2009) dan setiap item pernyataan dinilai dengan menggunakan skala likert dengan 5 alternatif pilihan, dengan skala (1= sangat tidak setuju, 5= sangat setuju)

5. Purchase Intention (Niat Beli)

Pengertian niat beli menurut Howard (1994) merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu.

(21)

E. Metode Analisis Data 1. Analisis Deskriptif

Menurut Uma Sekaran (2011) tujuan penelitian deskriptif adalah studi yang dilakukan untuk mengetahui dan menjadi mampu untuk menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti dalam suatu situasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dan metode studi kasus. Metode survey adalah penelitian yang dilakukan pada suatu populasi dengan menganalisis data yang diperoleh dari populasi itu sendiri. Sedangkan metode studi kasus adalah studi korelasi yang dilakukan dalam organisasi.

2. Pengujian Instrumen Penelitian a. Uji Validitas

Uji validitas bertujuan untuk mengetahui seberapa tepat suatu tes melakukan fungsi ukurnya. Semakin tinggi validitas suatu fungsi ukur, semakin tinggi pengukuran mengenai sasarannya (Sekaran, 2011). Untuk uji validitas akan digunakan Confirmatory Factor Analysis dengan bantuan SPSS for windows versi 11.5, di mana setiap item pertanyaan harus mempunyai factor loading >0,50 (Hair et al., 1998).

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas bertujuan untuk mengetahui konsistensi internal dari indikan-indikan dalam suatu variabel. Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran dapat dipercaya/ dapat diandalkan dan sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan dan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran 2 kali atau lebih terhadap gejala yang sama. Untuk mengukur reliabilitas alat pengukuran yang digunakan adalah teknik analisis Cronbach Alpha. Kategori koefisien alpha dari suatu pengujian adalah sebagai berikut (Sekaran: 2011):

(22)

2) 0.6 – 0.799 = reliabilitas dapat diterima 3) < 0.6 = reliabilitas kurang baik

3. Pengujian Hipotesis 1. Uji T

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independent secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependent (Ghozali, 2005).

Penelitian ini menggunakan uji t untuk menguji H1 dan H2. H1 dapat dinyatakan sebagai berikut:

H10 : orang yang dikenalkan pada merek yang sudah terkenal akan miliki (a) persepsi nilai yang lebih tinggi dan (b) citra toko yang lebih positif.

H1A : orang yang dikenalkan dengan merek yang kurang terkenal akan memiliki (a) persepsi nilai yang rendah dan (b) citra toko yang negatif.

H2 dinyatakan sebagai berikut :

H20 : orang yang menerima kode promosi akan memiliki (a) persepsi nilai yang tinggi dan (b) citra toko yang positif.

H2A : orang yang tidak menerima kode promosi akan memiliki (a) persepsi nilai yang rendah dan (b) citra toko yang negatif.

Langkah-langkah Uji Hipotesis untuk Koefisien Regresi adalah: Perumusan Hipotesis Nihil (H0) dan Hipotesis Alternatif (HA) H0 : bi = 0

Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independent terhadap variabel dependent.

(23)

Ada pengaruh yang signifikan antara variabel independent terhadap variabel dependent.

Nilai t hitung akan dibandingkan dengan t tabel dengan tingkat kesalahan (α = 5%) dan (df) = (n-k), kriteria pengambilan keputusannya, yaitu: H0 diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5%

H0 ditolak jika t hitung > t tabel pada α = 5%.

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Dalam upaya menjawab permasalahan dalam penelitian ini maka digunakan analisis regresi linear berganda (Multiple Regression) untuk menguji H3 dan H4.

H3 : penerimaan persepsi nilai secara positif akan berhubungan dengan niat pembelian.

H4 : penerimaan citra toko secara positif akan berhubungan dengan niat pembelian

Analisis regresi linear berganda pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (bebas), dengan tujuan mengestimasi dan atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai-nilai variabel independen yang diketahui (Ghozali, 2005).

Model persamaan yang digunakan adalah :

PI = α + β1PV + β2SI Dimana:

PI : Purchase Intention (niat beli) α : konstanta

(24)

PV : Perceived Value (persepsi nilai) SI : Store Image (citra toko)

Sumber Referensi

(25)

Aurier, P and Lanauze, G. (2011), “Impacts of in-store manufacturer brand expression on perceived value, relationship quality and attitudinal loyalty”, International Journal of Retail & Distribution Management, Vol.39 No. 11, pp. 810-835.

Bloemer, T.J. and Ruyter, K.D. (1998), “On the relationship between store image, store satisfaction and store loyalty”, European Journal of Marketing, Vol. 32 Nos 5/6, pp. 499-513.

Bagozzi, R.P. (1998), Marketing Management, Prentice-Hall, Upper Saddle River, NJ.

Chi, H., Yeh, H., and Tsai, Y (2012), “ The Influences of Perceived Value on Consumer Purchase Intention: The Moderating Effect of Advertising Endorser”.

Collins-Dodd, C. and Lindley, T. (2003), “Store brand and retail differentiation: the influence of store image and store brand attitude on store own brand perceptions”, Journal of Retailing and Consumer Services, Vol. 10, pp. 345-52.

Darke, P.R. and Dahl, D.W. (2003), “Fairness and discounts: the subjective value of a bargain”, Journal of Consumer Psychology, Vol. 13 No. 3, pp. 328-38.

Dean, D.H. (1999), “Brand endorsement, popularity and event sponsorship as advertising cues affecting consumer pre-purchase attitudes”, Journal of Advertising, Vol. 28 No. 3, pp. 1-12.

Grewal, D., Krishnan, R., Baker, J. and Borin, N. (1998), “The effect of store name, brand name and price discounts on consumers’ evaluations and purchase intentions”, Journal of Retailing, Vol. 24 No. 3, pp. 331-52.

Dr. Hsinkuang Chi, Dr. Huery Ren Yeh, dan Yi Ching Tsai, “The Influences of Perceived Value on Consumer Purchase Intention: The Moderating Effect of Advertising Endorser”.

(26)

Jogiyanto, H.M. 2004. Metode Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman. BPFE: Yogyakarta.

Kim, M. (2004), “Consumer response to stockouts in online apparel shopping”, unpublished doctoral dissertation, The Ohio State University, Columbus, OH. Kotler, Philip and Keller,Kevin Lane. 2007. Marketing Management. Erlangga:

Jakarta.

Lin, L and Liau, C. (2012), “The Influence of Store Image and Product Perceived Value on Consumer Purchase Intention”, International Journal of Advanced Scientific research and Technology, Vol. 3, pp. 306-321.

Martinez, E. and Buil, I. (2013), “The influence of brand equity on consumer responses”, Journal of Consumer Marketing, Vol. 30 No. 1, pp. 62-74.

Oliver, R.L. and Shor, M. (2003), “Digital redemption of coupons: satisfying and dissatisfying effects of promotion codes”, Journal of Product & Brand Management, Vol. 12 No. 2, pp. 121-34.

Park, M., Lennon, S.J., 2009, ”Brand name and promotion in online shopping contexts”, Journal of Fashion Marketing and Management, Vol. 13, pp. 149-160.

Porter, S.S. and Claycomb, C. (1997), “The influence of brand recognition on retail store image”, Journal of Product & Brand Management, Vol. 6 No. 6, pp. 373-87.

Raghubir, P. (2004), “Free gift with purchase: promoting or discounting the brand?”, Journal of Consumer Psychology, Vol. 14 Nos 1/2, pp. 181-6.

Sekaran, Uma. 2011. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Salemba Empat: Jakarta.

Shen, F. (2001), “Effects of violence and brand familiarity on responses to television commercial”, International Journal of Advertising, Vol. 20, pp. 381-97.

(27)

Referensi

Dokumen terkait

1. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi mahasiswa yang ingin membuat bisnis ikan lele. Sebagai bahan masukan bagi pengusaha yang membudidayakan ikan lele. Sebagai

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan atau informasi tambahan bagi para pemilik toko online shop untuk lebih memperhatikan faktor-faktor penting seperti

Hasil data output yang sama dari pengujian Simulink dan pengujian pada DSK membuktikan bahwa model simulasi baseband PLC yang dibuat telah berhasil diterapkan pada

Tata itu lazim disebut kaidah (berasal dari bahasa Arab) atau norma (berasal dari bahasa Latin) yang berarti ukuran-ukuran. Norma-norma itu mempunyai dua macam isi, dan menurut

C.  “Jika p salah, maka q benar”  D.  “Jika q benar, maka p salah”  E.  q benar, maka p benar”. 

Terdapat beberapa indikator yang digunakan dalam memantau upaya pengendalian rabies yaitu, kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR), kasus yang divaksinasi dengan Vaksin Anti

Sebuah analisis bibliometri dilakukan terhadap Jurnal Ekonomi dan Pembangunan periode 2016 – 2020. Digynakan data Jurnal Ekonomi dan Pembangunan yang diakses dari

Penugasan Klinis tersebut berupa daftar Kewenangan Klinis yang diberikan oleh Direktur Utama Rumah Sakit kepada tenaga keperawatan untuk melakukan asuhan keperawatan atau