• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model TGT (Team Games Tournament) Berbantuan Permainan Kipas Pecahan untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4 SDN Blotongan 01 Salatiga Semes

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model TGT (Team Games Tournament) Berbantuan Permainan Kipas Pecahan untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4 SDN Blotongan 01 Salatiga Semes"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

79

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.2 Deskripsi Pra Siklus

Peneliti telah melakukan kegiatan pembelajaran pra siklus, sebelum diterapkan model pembelajaran TGT berbantuan permainan kipas pecahan, siswa masih sangat ramai dalam pembelajaran. Siswa masih banyak yang malas apalagi materi pecahan masih banyak siswa yang kurang paham dengan materi tersebut.beberapa siswa masih sangat pasif dan hanya diam saja dalam proses pembelajarannya. Hasil belajar siswa masih sangat rendah. Adapun data pra siklus dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 20

Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus

No. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Kategori Jumlah Siswa

Jumlah Presentase

1 ≥70 Tuntas 4 17 %

2 ˂ 70 Tidak tuntas 19 83 %

Jumlah 23 100 %

Rara- rata nilai 51,7

Nilai tertinggi 70 9,0 %

Nilai terendah 30 3,0 %

Jadi, dari 23 siswa terdapat 4 siswa tuntas dan 19 siswa belum tuntas pada mata pelajaran Matematika. Kriteria ketuntusan yang ditetapkan oleh peneliti adalah 70. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 70, sedangkan nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 30. Presentase ketuntasan belajar baru mencapai 83% belum tuntas dan 17% tuntas. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel ketuntasan hasil belajar siswa yang diuraikan berikut ini.

Sesuai dengan tabel 17 dapat dituliskan persentase ketuntasan hasil belajar siswa 17% tuntas dan 83% belum tuntas. Siswa dengan kategori belum tuntas

sejumlah 19 siswa yakni dengan perolehan nilai dibawah KKM sebesar ≤ 70. Hal

(2)

yang tuntas. Presentase ketuntasan belajar tersebut dapat dilihat pada diagram berikut ini.

Gambar 04

Diagram Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus

4.1.2 Deskripsi Siklus I

Rencana pelaksaan pembelajaran yang akan dilakukan mempunyai 3 langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan dan observasi terakhir adalah refleksi. Rencana pelaksaan pembelajaran siklus 1 terdiri dari 3 pertemuan yaitu pertemuan 1, pertemuan 2, dan pertemuan 3. Kegiatan pada pertemuan pertama yaitu penyampaian materi menggunakan 3 indikator, kemudian dilanjutkan dengan permainan kipas pecahan yang berguna untuk membantu siswa memahami materi. Pada pertemuan ke 2 dilakukan kegiatan penyampaian materi dengan indikator yang berbeda dan penerapan langkah TGT berbantuan permainan kipas pecahan sama seperti pertemuan satu. Selanjutnya pada pertemuan ke 3 guru mengulas sedikit materi agar siswa lebih paham dengan materi yang disampaikan untuk mengerjakan soal. Pertemuan ke 3 khusus untuk mengerjakan soal evaluasi beserta refleksi dalam proses pembelajaran tanpa ada langkah TGT berbantuan permainan kipas pecahan.

17%

83%

Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus

(3)

Tes formatif dirancang berdasarkan kompetensi dasar dan indikator yang diambil oleh peneliti. Selain itu,materi ajar yang digunakan diambil dari buku pegangan guru dan siswa. Permainan kipas pecahan bertujuan sebagai salah satu media pada pembelajaran pecahan yang bertujuan meningkatkan keaktifan dan pemahaman siswa dalam proses belajar. Langkah- langkah pembelajaran yang dirancang peneliti, disesuaikan dengan model TGT berbantuan kipas pecahan. Untuk mengetahui implementasi model pemnelajaran tersebut saat di kelas, peneliti menyediakan lembar observasi penerapan model pembelajaran TGT berbantuan kipas pecahan.

a. Rencana Tindakan

Sebelum melaksanakan pembelajaran, peneliti dan guru kolabolator mendiskusikan waktu yang tepat untuk mengajar. Selain itu, peneliti dan guru kolabolator melihat Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar yang akan digunakan dalam penelitian. Waktu pelaksanaan mengajar siklus 1 dimulai pada hari Senin tanggal 14 November 2016 sampai hari Rabu tanggal 16 November 2016. Standar Kompetensi yang digunakan adalah nomor 6. Menggunakan pecahan dan pemecahan masalah. Kemudian Kompetensi Dasar yang digunakan adalah 6.1 Menjelaskan arti pecahan dan urutannya. Kemudian 6.2 Menyederhanakan berbagai bentuk pecahan. Peneliti ingin pembelajaran yang diajarkan kepada siswa menjadi menyenangkan dan berkesan. Oleh karena itu, untuk menunjang kegiatan pembelajaran tersebut digunakan media gambar dan garis bilangan yang terbuat dari kertas karton. Serta adanya suatu permainan yaitu permainan kipas pecahan. Permainan kipas pecahan ini melatih siswa untuk beradu cepat dengan yang lain, membuat siswa lebih aktif sehingga pembelajaran tidak pasif. Kipas pecahan berisi soal tentang pecahanyang telah disampaikan oleh guru

b. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi a) Pertemuan Pertama

1. Kegiatan Awal

(4)

kelas memimpin doa setelah berdoa, siswa menjawab salam dari guru. Guru menngecek kesiapan siswa baik itu secara fisik maupun psikis sebelum pembelajaran dimulai. guru bertanya jawab dengan siswa mengenai pecahan. Apa pengertian pecahan contoh pecahan. Guru juga menyampaikan tujuan yang akan dicapai setelah mempelajari materi tentang pecahan. Setelah bertanya jawab, siswa memberikan hal-hal yang termasuk suatu pecahan.

2. Kegiatan Inti

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada tahap adalah tanya jawab mengenai pecahan. Guru menunjukkan kertas karton yang berbentuk lingkaran dan persegi panjang terbagi atasbeberapa bagian. Kemudian, siswa mengamati bentuk tersebut dan menanggapi apa yang mereka lihat. Disini siswa mengamati dan langsung memberikan tanggapan bahwa media yang ditunjukkan guru merupakan gambaran suatu pecahan dilanjutkan penjelasan dari guru tentang materi tersebut. Kemudian, siswa dibagi menjadi 4 sampai 5 kelompok, yaitu kelompok A,B,C,D, dan E. Siswa mengelompok sesuai dengan kelompok masing- masing. Setelah siswa berkumpul dengan kelompok masing- masing, guru menjelaskan aturan untuk mengikuti turnamen permainan kipas pecahan. siswa mendengarkan dengan baik. Setelah siswa paham dengan penjelasan dari guru, siswa diberikan satu kipas besar yang berisi 5 kipas kecil yang warnanya berbeda untuk menemukan soal yang lengkap siswa harus menemukan kipas kecil dikelompok lain yang sama warnanya dengan warna kipas besar sesuai dengan kelompok masing- masing. Setelah lengkap soalnya, disetiap kipas kecil tersebut, terdapat soal mulai dari soal nomor 1 sampai 5. Guru meminta masing- masing kelompok untuk mengikuti instruksi dengan baik, ketika guru memberi aba-aba “

Siap” siswa mengeluarkan soal, kemudian guru memberi aba- aba “Mulai” kelompok mendiskusikan soal yang di bahas.

(5)

belum memperoleh skor, disini guru bertugas untuk memotivasi agar lebih giat lagi belajar.

3. Kegiatan Penutup

Guru dan siswa merangkum materi ajar sesuai dengan pemahaman siswa, dan menyimpulkan pembelajaran yang telah berlangsung. Guru memberikan soal evaluasi pada tiap pertemuan. Guru menyampaiakan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu membandingkan dan mengurutkan suatu pecahan. Setelah menyampaikan kepada siswa. guru dan siswa berdoa bersama, ketua kelas diminta untuk memimpin doa.

4. Kegiatan Observasi

Kemudian untuk kegiatan observasi pada pertemuan pertama dilaksanakan selama proses kegiatan berlangsung. Pada siklus 1 ditemukan beberapa masalah. Masalah tersebut diantaranya, siswa masih sering ribut ketika menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, susana kelas menjadi ramai, terdapat siswa yang masih mendominasi dalam setiap kelompok, siswa masih kurang tertib saat mengikuti turnamen dan dalam pelaksanaan tes formatif masih ada siswa yang belum tuntas. Selain itu, guru kurang tegas dalam mengajar.

b) Pertemuan Kedua

1. Kegiatan Awal

Kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa saat awal pembelajaran pada siklus 2 adalah adalah guru mengajak siswa untuk berdoa, guru mengecek kesiapan siswa baik itu secara fisik maupun psikis sebelum pembelajaran dimulai. Guru mengaitkan dengan materi yang akan dipelajari. Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai pecahan.” Bagaimana cara membandingkan dan

mengurutkan suatu pecahan”. 2. Kegiatan Inti

(6)

menjelaskan materi agar siswa paham. Setelah itu, siswa dikelompokkan menjadi 4-5 kelompok kecil untuk mengikuti turnamen yaitu kelompok A,B,C,D, dan E. Sama seperti pertemuan pertama, pertemuan ke 2 ini sifatnya yaitu memantapkan pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap materi yang diterima. Guru menjelaskan terebih dahulu sebelum memberikan kipas pecahan pada setiap kelompok. Kelompok mendengarkan penjelasan dari guru secara tertib.

Setelah siswa berkumpul dengan kelompok masing- masing, guru menjelaskan aturan untuk mengikuti turnamen permainan kipas pecahan sebelum kipas pecahan diberikan pada tiap kelompok, siswa diberi satu kipas besar yang berisi 5 kipas kecil yang warnanya berbeda.untuk menemukan soal yang lengkap siswa harus menemukan kias kecil dikelompok lain yang sama warnanya dengan warna kipas besar sesuai dengan kelompok masing- masing. Setelah lengkap soalnya, disetiap kipas kecil tersebut, terdapat soal mulai dari soal nomor 1 sampai 5. Guru meminta masing- masing kelompok untuk mengikuti instruksi dengan baik, ketika guru memberi aba-aba “ Siap” siswa mengeluarkan soal, kemudian guru memberi aba- aba “Mulai” kelompok mendiskusikan soal yang di bahas. Jika ada siswa maupun kelompok yang tidak tertib berlari kesana kesini

guru bertanya “mana tempat dudukmu” siswa akan berlari mencari tempat duduknya.

Kelompok tercepat boleh mengangkat tangan maju kedepan untuk menuliskan dan menjelaskan hasil diskusinya. Sampai dengan nomor 5 aturannya sama. Kelompok yang memperoleh skor tertinggi adalah kelompok paling kuat. Selain itu siswa diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan jika belum jelas dengan materi. Jika ada yang bertanya, tugas guru adalah menjawab pertanyaan siswa dengan baik. Selain itu, guru menghitung skor masing- masing kelompok bagi kelompokyang paling baik , guru memberikan hadiah berupa makanan. Hadiah ini berguna untuk memotivasi siswa agar selalu belajar dengan baik dan sungguh- sungguh. Guru juga memotvasi siswa yang kurang aktif dan skornya kurang memuaskan.

(7)

Kegiatan siswa dan guru pada tahap penutup ialah merangkum materi ajar yang sudah dipelajari dan diberikan suatu kesimpulan dari pertemuan tersebut. Guru memberikan soal evaluasi pada akhir pembelajaran. Guru menyampaikan apa yang akan dibahas untuk pertemuan ke tiga pada siklus 1 . Siswa akan mengkuti tes formatif pada siklus 1 oleh karena itu siswa harus belajar giat. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa, kemudian guru mengucap salam, siswa menjawab salam.

4. Kegiatan Observasi

Kegiatan observasi dilakukan secara langsung ketika guru mengajar pada pertemuan ke 2 siklus 1. Pada pertemuan ke 2 ini masalah yang terdapat pada siklus 1 dapat teratasi. Siswa duduk rapi dan yang terakhir siswa tertib dalam mengikuti turnamen. Guru sudah mulai tegas dalam mengajar. Tidak ada siswa yang mendominasi dalam proses pembelajaran semuanya aktif untuk memberikan umpan balik kepada guru. Pada siklus ke 2 masih ada kendala yaitu siswa masih banyak yang ramai karena turnamen yang berlangsung. Ada beberapa siswa yang belum tuntas dalam mengerjakan soal evaluasi pertemuan 2.

c) Pertemuan Ketiga 1. Kegiatan Awal

Kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa pada pertemuan ke 3 adalah guru berdoa bersama. Ketua kelas memimpin doa setelah berdoa. Guru meminta siswa untuk mempersiapkan diri mengikuti pelajaran sebelum dimulai. Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai materi pecahan yang sudah dipelajari pada pertemuan 1 dan 2.

2. Kegiatan Inti

(8)

kelompok namun sudah duduk secara individu pada masing-masing meja dan kursinya. Guru membagikan soal tes formatif, kemudian siswa mengerjakan soal selama kurang lebih satu jam. Dengan jumlah soal sebanyak 20 butir bentuk soal pilihan ganda. Jika ada soal yang kurang jelas, siswa boleh bertanya kepada guru. Siswa yang sudah selesai boleh maju kedepan untuk mengumpulkan lembar jawab pada guru. Jika ada yang belum memberikan nama dan ada soal yang belum terjawab tugas guru ialah mengingatkan agar diberi nama dan jawaban.

3. Kegiatan Penutup

Kegiatan siswa dan guru pada tahap penutup ialah merangkum materi ajar yang sudah dipelajari dan diberikan suatu kesimpulan dari pertemun 1, pertemuan 2 dan pertemuan 3. Guru bertanya kepada siswa “ Apakah soalnya gampang atau

sulit ? “. Kemudian siswa menjawab soalnya gampang setelah mengerjakan soal

evaluasi, dengan jawaban siswa, bahwa meteri yang disampaikan oleh guru sudah jelas guru berharap siswa akan memperoleh nilai baik. Guru menyampaikan apa yang akan dibahas untuk pertemuan pertama pada siklus 2. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa, kemudian guru mengucap salam, siswa menjawab salam.

4. Kegiatan Observasi

Kegiatan observasi dilakukan secara langsung oleh observer saat guru mengajar dan mengawasi siswa pada pertemuan ke 3 siklus 1. Pada pertemuan ke 3 ini masalah yang terdapat pada pertemuan 2 dapat teratasi walaupun masih ada satu dua siswa yang masih pasif. Siswa tidak ramai sendiri siswa diam dan konsentrasi mengerjakan soal tes formatif. Guru berpikir siswa akan memperoleh nilai yang maksimal saat mengerjakan soal tes siklus 1 ternyata masih ada siswa yang tidak tuntas.

4.1.2.1 Hasil Tindakan Siklus 1

a. Hasil Belajar Siswa

(9)

materi yang telah diterima pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 . Soal yang dikerjakan siswa berjumlah 20 butir dengan bentuk tes berupa pilihan ganda. Soal yang dibuat sudah sesuai dengan indikator yang diajarkan oleh guru. Adapun hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 21 berikut ini:

Tabel 21

Ketuntasan Hasil Belajar Siklus 1

No. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Kategori Jumlah Siswa

Jumlah Presentase

1 ≥70 Tuntas 17 74 %

2 ˂ 70 Tidak tuntas 6 26 %

Jumlah 23 100 %

Rara- rata nilai 7,2

Nilai tertinggi 90 12,0 %

Nilai terendah 3,5 4,0%

Melalui tabel diatas dapat diketahui yaitu terdapat 6 siswa (26%) belum tuntas belajar karena belum memenuhi KKM pada pembelajaran siklus 1. siswa

yang tuntas berjumlah 17 siswa (74%) sudah memenuhi KKM yaitu ≥ 70.

Presentase ketuntasan hasil belajar pada siklus 1 dapat dilihat pada gambar diagram dibawah ini.

Gambar 05. Diagram Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Silkus 1 74%

26%

Presentase Ketuntasan Hasil Belajar

Silkus 1

(10)

Hasil belajar yang diperoleh setelah pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus 1 selama tiga kali pertemuan mengalami peningkatan dari hasil belajar yang didapat oleh siswa pada kondisi awal. Hasil belajar yang dimaksud disajikan pada tabelberikut ini :

Tabel 22

Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus dan Siklus 1

Presentase

Kondisi Awal Pra Siklus Siklus 1

17% 74%

Sesuai dengan tabel di atas, dapat dilihat bahwa ketuntasan hasil belajar yang diperoleh siswa mengalami peningkatan dari jumlah presentase siswa yang telah tuntas sebesar sebelumnya adalah 17 % menjadi 74%. Peningkatan hasil belajar siklus disajikan dalam diagram berikut :

Gambar 06. Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus dan Siklus 1

b. Hasil Keaktifan Belajar Siswa

Peneliti membuat lembar observasi kegiatan siswa dalam proses pembelajaran yang berfungsi untuk menentukan tingkat keaktifan belajar siswa. Adapun kriteria rentan penilaian keaktifan belajar siswa ialah 1% - 25% sangat

0% 20% 40% 60% 80%

Pra Siklus Siklus 1

17%

Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Pra

Siklus dan Siklus 1

(11)

rendah, 26% - 50%, rendah, 56% - 75% sedang dan 76% - 100% tinggi. Sedangkan, hasil observasi keaktifan belajar siswa pada siklus 1 pertemuan 1 54,5%, kemudian pada pertemuan ke 2 63,6%. Jadi keaktifan belajar pada siklus 1 dapat dikatakan masuk ke kriteria sedang. Untuk pertemuan ke 3 peneliti tidak menggunakan lembar observasi keaktifan belajar kerena siswa hanya mengerjakan tes formatif pada siklus 1 tanpa ada kegiatan siswa yang menggunakan model pembelajaran TGT berbantuan kipas pecahan. Peningkatan presentase keaktifan siswa dapat dilihat pada rekapan lembar observasi pertemuan 1 dan pertemuan 2 pada siklus 1 berikut ini.

Tabel 23

Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Pertemuan 1 dan Pertemuan 2 Pada Siklus 1

No. Indikator Keaktifan Belajar Siswa

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Ya Tidak Ya Tidak

1 Apakah siswa mendengarkan penjelasan materi dari guru tentang pecahan?

v v

2 Apakah siswa dibagi menjadi beberapa kelompok ?

v v

3 Apakah setiap siswa berkumpul pada kelompoknya masing-masing?

v v

4 Apakah setiap siswa memberi pendapat kepada kelompok dalam turnamen permainan kipas pecahan?

v v

5 Apakah setiap individu siswa mempunyai kesempatan untuk menjawab soal yang berada dikipas pecahan?

v V

6 Apakah dalam mengerjakan soal di kipas pecahan dikerjakan

8 Apakah masing-masing siswa mengerjakan soal dengan menggunakan cara bertentu ?

v V

9 Apakah kelompok mampu mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan teman

(12)

sekelas ?

10 Apakah semua kelompok membantu menyelesaikan di

11 Apakah kelompok memperoleh hadiah ketika mampu menjawab pertayaan dengan benar?

v v

Total 6 5 7 4

Presentase 54,5% 45,5% 63,6% 36,4%

Lebih jelasnya peningkatan presentase keaktifan siswa pertemuan 1 dan pertemuan 2 pada siklus 1 dapat dilihat pada gambar diagram berikut ini.

Gambar 07

Peningkatan Presentase Keaktifan Siswa Pertemuan 1 dan Pertemuan 2 Pada Siklus 1

c. Refleksi

Setelah siklus 1 telah selesai dilakukan, kemudian peneliti dan guru melakukan refleksi untuk membahas permasalahan yang ada. Melalui model pembelajaran TGT berbantuan permainan kipas pecahan dapat meningkatkan keaktifan selain itu pandai berbicara atau berkomunikasi, siswa senang bekerja kelompok dapat mengahargai pendapat orang lain serta hasil belajar siswa

54,50%

Peningkatan Presentase Keaktifan Belajar Siswa Pertemuan 1

dan Pertemuan 2 Pada Siklus 1

(13)

meningkat walaupun masih kurang maksimal. sebagian besar siswa pasif dan belum tuntas hasil belajarnya.

Tingkat penggunaan model pembelajaran TGT berbantuan permainan kipas pecahan telah mencapai 92% selama kegiatan berlangsung. Kegiatan yang belum maksimal tersebut dikarenakan power point yang seharusnya digunakan dalam proses pembelajaran namun tidak dapat digunakan karena keterbatasan media. Serta berdampak pada hasil belajar siswa yaitu mencapai 74% . Oleh karena itu, peneliti dan guru mengambil keputusan untuk tidak menggunakan media power point pada siklus selanjutnya.

4.1.3 Deskripsi Siklus II

a. Rencana Tindakan

Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2 terdiri dari 3 pertemuan. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan pada hari Senin tanggal 21 November 2016 sampai hari Rabu tanggal 23 November 2016. Pada pertemuan ke 3 tidak menggunakan model pembelajaran TGT berbantuan permainan kipas pecahan karena prtemuan ke 3 khusus digunakan untuk mengerjakan tes formatif. Kegiatan pada pertemuan pertama yaitu penyampaian 3 indikator. Pada pertemuan ke 2 dilakukan kegiatan penyampaian 3 indikator, kemudian pada pertemuan ke 3 akan dilakukan tes formatif oleh siswa untuk siklus 2. Tes formatif dirancang bedasarkan kompetensi dasar dan indikator yang diambil oleh peneliti. Selain itu, materi ajar yang digunakan diadaptasi dari buku pegangan guru dan siswa, internet. Media gambar pecahan berbentuk lingkaran dan persegi panjang.

b. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi a) Pertemuan Pertama

1. Kegiatan Awal

(14)

membahas materi yang sebelumnya, guru bertanya “Siapakah yang tahu pecahan senilai itu seperti apa?” dan “ Bagaimana penyederhanaan pecahan yang benar”. 2. Kegiatan Inti

Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada inti meliputi, guru memasang alat peraga dengan menggunakan penjumlahan serta media pembelajaran pada papan tulis. Siswa diminta mengamati alat peraga dan media tersebut. Setelah itu, siswa menentukan pecahan senilai dan menyederhanakan suatu pecahan. Guru menjelaskan materi ajar kepada siswa terutama yang sulit bagi siswa.

Kemudian, siswa dibagi ke dalam 5 kelompok yaitu kelompok A,B,C,D dan E yang terdiri dari siswa yang berkemampuan tinggi, rendah, dan sedang seperti dengan siklus 1. Guru memberikan kipas berukuran besar pada tiap kelompok yang berisi 5 kipas kecil yang berisi soal dengan warna kipas yang berbeda. Kelompok diminta mencari kipas yang sama warna, sesuai kipas yang besar. Guru akan memberikan aba-aba “Siap” siswa mengeluarkan kipas nomor 1 jika guru

berkata “ Mulai” maka semua boleh menjawab. Kemudian siswa diberi waktu 2 menit untuk menentukan jawaban nomor 1.

Setiap kelompok mengerjakan soal dengan cepat, siapa yang tercepat boleh mengangkat tangan menyebutkan nama kelompok. Setelah menyebutkan nama kelompok, salah satu maju kedepan untuk mempresentasikan jawabannya dengan suatu cara. Jika ada salah satu soal yang tidak bisa terjawab oleh semua kelompok, soal tersebut dianggap hangus.

Bagi kelompok yang memperoleh skor tertinggi maka kelompok tersebut akan memperoleh reward atau hadiah yang berupa makanan. Guru menghitung skor dan memberikan hadiah pada kelompok yang memperoleh skor tertinggi.

3. Kegiatan Penutup

(15)

kepada siswa, dilanjutkan mencocokan Guru menyampaikan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.

4. Kegiatan Observasi

Kegiatan observasi pada pertemuan siklus ke 2 dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung. Pada peertemuan pertama siklus 2 ini siswa masih terkesan ramai dan masih kurang aktif. Siswa lebih banyak bermain sendiri dengan kipasnya dari pada mendengarkan instruksi guru. Namun turnamen permainan kipas pecahan dapat berjalan dengan baikwalaupun kurang maksimal.

b) Pertemuan Kedua

1. Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal ini, guru mengajak siswa untuk berdoa bersama sebelum memulai pembelajaran. Ketua kelas memimpin doa setelah berdoa guru mengucapkan salamdan siswa menjawab salam. Apersepsi yang dilakukan adalah mengingat kembali materi yang disampaikan sebelumnya yakni penyederhanaan pecahan dan penjumlahan pecahan. Guru memberikan pertanyaan mengenai pengurangan pecahan. Kemudian siswa siswa memberikan umpan balik dengan menjawab pertanyaan dari guru. Guru mengaitkan antara pertemuan kemarin dengan apa yang akan dipelajari oleh siswa agar siswa terangsang dan termotivasi terhadap materi yang akan dibahas.

2. Kegiatan Inti

Pada kegiatan ini, guru menampilkan suatu gambar yang berupa gambar suatu pecahan di slide power point baik itu pengurangan maupun penjumlahkan dan campuran. Siswa mengamati gambar yang ditampilkan oleh guru. Setelah siswa mengamati gambar pecahan yang bervariasi tersebut. Kemudian siswa menentukan bagaimana cara mengerjakan soal penjumlahan suatu pecahan, pengurangan suatu pecahan, campuran pecahan dan pemecahan soal atau soal cerita dengan benar. Dilanjutkan dengan penjelasan dari guru dan siswa mendengarkan penjelasan tersebut.

(16)

kipas yang sama untuk memperoleh soal yang lengkap. Setelah soalnya lengkap guru memberikan aba–aba “ Siap” siswa mengeluarkan kipas nomor 1, kemudian guru berkata “Mulai” siswa boleh mengerjakan. Siswa diberi waktu 2 menit untuk mengerjakan soal.

Kelompok yang tercepat boleh mengangkat tangan menyebutkan nama kelompok dan menjawab soal dengan menggunakan cara serta dipresentasikan ke teman-teman yang lain. Kelompok yang skornya tertinggi seperti biasa akan memperoleh hadiah atau reward.

Guru menghitung total skor perkelompok dan dilanjutkan guru memberikan hadiah bagi siswa, bagi yang belum pernah memenangkan turnamen guru mengatakan jangan pernah putus asa dan memotivasi siswa untuk giat belajar.

3. Kegiatan Penutup

Pada tahap kegiatan akhir ini, siswa dan guru merangkum materi yang sudah dipelajari, dilanjutkan untuk memberi suatu kesimpulan terhadap pembelajaran yang berlangsung. Siswa diberikan soal evaluasi pada pertemuan ke 2, bagi siswa yang belum baik akan mengerjakan soal remidi bagi yang sudah baik akan diberikan soal pengayaan. Guru menyampaikan bahwa pertemuan ke 3 akan diadakan tes formatif untuk akhir pertemuan siklus 2. Guru mengucapkan salam dan siswa menjawab salam dari guru.

4. Kegiatan Observasi

(17)

c) Pertemuan Ketiga

1. Kegiatan Awal

Kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa pada awal pertemuan ke 3 adalah guru mengajak siswa untuk berdoa. Ketua kelas memimpin doa. Guru meminta siswa untuk mempersiapkan diri mengikuti pelajaran sebelum dimulai. Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai materi pecahan yang sudah dipelajari pada pertemuan 1 dan 2.

2. Kegiatan Inti

Pada tahap ini, guru dan siswa bertanya jawab mengulang materi yang sudah dipelajari sebelumnya selama 15 menit. Siswa aktif bertanya kepada guru tentang materi yang belum dipahami. Siswa bertanya jawab dengan antusis. Setelah siswa mantap dengan pemahamannya dan tidak ada yang bertanya dengan guru. Semua menyiapkan alat yang digunakan untuk mengerjakan soal.

Pada tahap pertemuan ke 3, siswa tidak lagi dibentuk kelompok namun sudah duduk secara individu pada masing-masing meja dan kursinya. Guru membagikan soal evaluasi, kemudian siswa mengerjakan soal selama kurang lebihnya yaitu satu jam. Dengan jumlah soal sebanyak 20 butir bentuk soal pilihan ganda. Jika ada soal yang kurang jelas, siswa boleh bertanya kepada guru. Bagi siswa yang sudah selesai, boleh maju kedepan untuk mengumpulkan lembar jawab pada guru. Jika ada yang belum meberikan nama dan ada soal yang belum terjawab tugas guru ialah mengingatkan agar diberi nama dan jawaban.

3. Kegiatan Penutup

Kegiatan siswa dan guru pada tahap penutup ialah merangkum materi ajar yang sudah dipelajari dan diberikan suatu kesimpulan dari pertemun 1, pertemuan 2 dan pertemuan 3. Guru bertanya kepada siswa “Apakah soalnya gampang atau

sulit ?”. Kemudian siswa menjawab soalnya gampang setelah mengerjakan soal evaluasi, dengan jawaban siswa, bahwa meteri yang disampaikan oleh guru sudah jelas guru berharap siswa akan memperoleh nilai baik. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa, kemudian guru mengucap salam, siswa menjawab salam.

(18)

Selanjutnya kegiatan observasi dilakukan secara langsung oleh observer saat guru mengajar dan mengawasi siswa pada pertemuan ke 3 siklus II. Pada pertemuan ke 3 ini sudah tidak ada masalah karena sumua sudah teratasi. Semua siswa sudah aktif dalam proses pembelajaran, nilainya sudah baik, dan siswa sudah tertib dan tidak ramai.

4.1.3.1Hasil Tindakan Siklus II a. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa diperoleh saat pembelajaran telah selesai dilakukan. Pada pertemuan ke 3 siklus 2. Siswa mengerjakan tes formatif dengan jumlah soal 20 butir dengan bentuk tes pilihan ganda. Bentuk soal disesuaikan dengan indikator yang telah dirancang oleh peneliti sebelumnya. Kriteria Ketuntasan pada mata pelajaram Matematika siklus II sama dengan KKM siklus 1 yaitu 70. Dari 23 siswa yang mencapai ketuntasan minimal yaitu 23 siswa atau dapat dikatakan bahwa semua siswa tuntas.

Jumlah keseluruhan siswa ada 23 siswa, nilai tertinggi dari siklus 2 yaitu 100 yang diraih oleh 1 siswa dan nilai terendah adalah 70 siswa yang sama dengan KKM diraih oleh 6 siswa. Presentase ketuntasan belajar yang diperoleh pada pembelajaran siklus 2 sebesar 100% atau 23 siswa telah memperoleh nilai yang memenuhi KKM.

Presentase ketuntasan hasil belajar pada siklus 2 dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 24

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus 2

No. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Kategori Jumlah Siswa

Jumlah Presentase

1 ≥70 Tuntas 23 100%

2 ˂ 70 Tidak tuntas 0 0%

Jumlah 23 100%

Rata- rata nilai 80

Nilai tertinggi 100 10,0 %

Nilai terendah 70 7,0%

(19)

siswa yang mendapat nilai dibawah KKM sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada siswa yang tidak tuntas belajar pada siklus 2 ini, dengan KKM ≥70 sesuai yang di rancang oleh peneiti. Presentase ketuntasan hasil belajar pada siklus 2 dapat dilihat pada diagram berikut ini.

Gambar 08

Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus 2

Hasil belajar yang diperoleh setelah melakukan kegiatan pembelajaran siklus 2 yang terdiri dari pertemuan 1, pertemuan 2, dan pertmuan 3 totalpertemuan ada 3 pertemuan, disimpulkan bahwa ada suatu peningkatan hasil belajar. Pada siklus 1 masih ada siswa yang belum tuntas namun pada siklus 2 semua siswa mengalami peningkatan hasil belajar. Perbandingan peningkatan siklus 1 ke siklus 2 dapat dilihat pada tabel 25 berikut ini.

Tabel 25

Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus 1 dan Siklus II

Presentase Ketuntasan Belajar

Siklus 1 Siklus 2

74% 100%

Dapat dilihat pada tabel di atas, bahwa ketuntasan hasil belajar yang diperoleh siswa kelas 4 SDN Blotongan 01 mengalami peningkatan dari jumlah

Tuntas 100%

(20)

presentase siswa yang telah tuntas KKM sebesar 74% menjadi 100%. Peningkatan hasil belajar siklus 1 ke siklus II disajikan dalam bentuk diagram berikuti ini.

Gambar 09

Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus 1 dan Siklus II

b. Hasil Keaktifan Belajar Siswa

Data keaktifan dari siklus 2 menunjukkan bahwa pertemuan 1 siswa memperoleh presentase keaktifan 81,8% siswa aktif dan 18,2% siswa tidak aktif sedangkan pertemuan 2 sebesar 91% siswa aktif dan 9% siswa tidak aktif. Dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa pada siklus 2 yaitu sangat tinggi. Disini dari pertemuan 1 ke pertemuan 2 sudah ada peningkatan keaktifan. Untuk pertemuan ke 3 peneliti tidak menggunakan lembar observasi keaktifan kerena siswa hanya mengerjakan tes formatif pada siklus II tanpa ada kegiatan siswa yang menggunakan model pembelajaran TGT berbantuan kipas pecahan. Peningkatan presentase keaktifan siswa dapat dilihat pada rekapan lembar observasi pertemuan 1 dan pertemuan 2 pada siklus II tabel 26 berikut ini.

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Siklus 1 Siklus 2

74%

Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus 1 dan Siklus 2

(21)

Tabel 26

Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Pertemuan 1 dan Pertemuan 2 Pada Siklus II

No. Indikator Keaktifan Belajar Siswa

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Ya Tidak Ya Tidak

1 Apakah siswa mendengarkan penjelasan materi dari guru tentang pecahan?

v v

2 Apakah siswa dibagi menjadi beberapa kelompok ?

v v

3 Apakah setiap siswa berkumpul pada kelompoknya masing-masing?

v v

4 Apakah setiap siswa memberi pendapat kepada kelompok dalam turnamen permainan kipas pecahan?

v v

5 Apakah setiap individu siswa mempunyai kesempatan untuk menjawab soal yang berada dikipas pecahan?

v v

6 Apakah dalam mengerjakan soal di kipas pecahan dikerjakan secara diskusi ?

v v

7 Apakah setiap siswa mampu memberi jawaban yang bagus dan cepat untuk menjawab pertanyaan yang diterima ?

v v

8 Apakah masing-masing siswa mengerjakan soal dengan menggunakan cara bertentu ?

v V

10 Apakah semua kelompok membantu menyelesaikan di depan kelas jika perwakilan kelompok tidak mampu untuk menjelaskan kepada teman yang lain ?

v v

11 Apakah kelompok memperoleh hadiah ketika mampu menjawab pertayaan dengan benar?

v v

Total 9 2 10 1

(22)

81,80%

91%

76,00% 78,00% 80,00% 82,00% 84,00% 86,00% 88,00% 90,00% 92,00%

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Peningkatan Presentase Keaktifan Belajar Siswa Pertemuan 1

dan 2 Siklus II

Series1

Adapun bentuk diagram dari keaktifan belajar siswa kelas 4 SDN Blotongan 01 adalah sebagai berikut:

Gambar 10

Presentase Keaktifan Belajar Siswa Pertemuan 1 dan 2 Pada Siklus II

c. Refleksi

Refleksi yang dilakukan membahas tentang kelebihan model pembelajaran TGT berbantuan permainan kipas pecahan. Kelebihan model pembelajaran TGT berbantuan kipas pecahan yaitu dapat meningkatkan keaktifan siswa, siswa lebih antusias dalam belajar, siswa mampu mengikuti turnamen, mampu menghargai pendapat orang lain.

(23)

4.2 Analisis Data dan Rekapitulasi Prasiklus, Siklus I, Siklus II dan Keaktifan Siswa

a. Analisis Data dan Rekapitulasi Prasiklus, Siklus I , Siklus II

Hasil pembelajaran pada kelas 4 mata pelajaran Matematika SDN Blotongan 01 mengalami peningkatan pada hasil pra siklus, siklus I dan siklus II. Hasil peningkatan pada setiap siklus dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 27

Rekapitulasi Data Hasil Belajar Pra siklus, Siklus I, dan Siklus II

Kategori Nilai

Kondisi Awal (Prasiklus)

Siklus I Siklus II

Jumlah Presentase Jumlah Presentase Jumlah Presentase Belum Tuntas

Melalui tabel 27 dapat disimpulkan bahwa jumlah siswa yang belum tuntas pada kondisi awal (pra siklus) yaitu 19 siswa (83%) menjadi 6 siswa (26%) setelah peneliti melaksanakan siklus I. Pada kegiatan pembelajaran siklus terakhir semua siswa berada pada kategori tuntas yakni nilai yang diperoleh lebih besar sama dengan 70. Presentase siswa yang telah mencapai KKM di kondisi pra siklus adalah 4 siswa ( 17%) sedangkan pada siklus I adalah 17 siswa (74%). Pada akhir siklus II semua siswa tuntas belajar.

Pada tabel 28 terlihat ketuntasan hasil belajar yang telah dicapai pada tahap pra siklus, siklus I,dan siklus II.

Tabel 28

Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Presentase Ketuntasan

(24)

17%

74%

100%

0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%

Siklus Pra Siklus Siklus I Siklus II

Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, Siklus II

Series1

Peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa terlihat mulai dari kondisi awal (pra siklus), siklus I dan siklus II. Presentase ketuntasan hasil belajar kondisi awal (pra siklus) sebesar 17%, sedangkan pada siklus I sebesar 74% . Diakhir Pembelajaran siklus II, diperoleh ketuntasan hasil belajar sebesar 100% siswa telah mencapai KKM. Lebih jelasnya untuk peningkatan hasil belajar siswa kelas 4 mata pelajaran Matematika SDN Blotongan 01 Salatiga dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 11

Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, Siklus II

b. Analisis Keaktifan Belajar Siswa

Melalui pembelajaran dengan menggunakan TGT berbantuan permainan kipas pecahan pada mata pelajaran Matematika pada siswa kelas 4. Siswa pengalami peningkatan keaktifan belajar. Lebih jelasnya peningkatan keaktifan belajar siswa tersebut dapat dilihat pada tabel 29 di bawah ini.

Tabel 29

Presentase Keaktifan Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II

Siklus I Siklus II

Pertemuan I Pertemuan 2 Pertemuan I Pertemuan 2 Presentase

Keaktifan Belajar

(25)

Melalui tabel 29 keaktifan siswa setiap pertemuan mengalami peningkatan pada siklus I pertemuan 1 keaktifan siswa mencapai 54,5%. Presentase 54,5% keaktifan belajar siswa dapat dikatakan sedang. Kemudian untuk pertemuan 2 pada siklus I mengalami peningkatan yaitu menjadi 63,6%, keaktifan belajar tersebut dapat dikatakan sedang.

Setelah itu peneliti mengadakan pertemuan I pada siklus 2 ternyata keaktifan belajar siswa mengalami peningkatan yang awalnya 63,6% pada pertemuan 2 siklus 1. Pada pertemuan 1 siklus 2 keaktifan belajar siswa meningkat menjadi 81,8% , keaktifan belajar siswa pada pertemuan pertama siklus 2 ini dapat dikatakan tinggi. Sedangkan, pada pertemuan ke 2 siklus 2 keaktifan belajar siswa mengalami peningkatan mencapai 91% , keaktifan belajar siswa tersebut dapat dikatan tinggi.

Lebih jelasnya peningkatan belajar siswa mulai dari siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar diagram sebagai berikut:

Gambar

Presentase Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II

Melalui gambar diagram dilihat bahwa keaktifan belajar siswa mengalami peningkatan setiap pertemuan mulai dari pertemuan 1 siklus I presentase keaktifan yaitu 54,5% sampai dengan pertemuan 2 siklus II keaktifan siswa mencapai 91%.

0,00%

Keaktifan Belajar Siswa Siklus 1 dan 2

(26)

4.3 Langkah –Langkah Penerapan Model TGT Berbantuan Permainan Kipas Pecahan

Pada pembelajaran ini, peneliti telah menggunakan langkah-langkah model pembelajaran TGT berbantuan permainan kipas pecahan yang terdiri dari 3 pertemuan. Akan tetapi pertemuan 3 peneliti tidak menggunakan langkah-langkah model pembelajaran karena khusus tes formatif dan berisi tanya jawab untuk mengulas materi yang lalu. Berikut adalah tabel rekapitulasi lembar observasi pedoman penerapan model TGT berbantuan kipas pecahan selama siklus I dan II.

Tabel 30

Hasil Rekap Lembar Observasi Pedoman Penerapan Model TGT Berbantuan Kipas Pecahan

1 Guru mempersiapkan ruang,alat, dan media dengan mengucap salam dan mengabsen siswa.

˅ ˅ ˅ ˅

4 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

˅ ˅ ˅ ˅

(27)

10 Guru menjelaskan mengenai kegiatan yang akan dilakukan oleh

12 Guru membagi LKS (Kipas besar yang berisi 5 kepas untuk membimbing siswa untuk melakukan turnamen. kepada kelompok yang tertinggi skornya. pembelajaran yang sudah berlangsung

˅ ˅ ˅ ˅

(28)

92% 92%

96%

100%

88% 90% 92% 94% 96% 98% 100% 102%

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 1 Pertemuan 2

Siklus 1 Siklus2

Presentase Penerapan Model TGT Berbantuan Kipas Pecahan

Series1 Tabel 31

Presentase Penerapan Model TGT Berbantuan Kipas Pecahan

Siklus 1 Siklus 2

Pertemuan ke 1

Pertemuan ke 2

Pertemuan ke 1 Pertemuan ke 2

Presentase Keaktifan 92% 92% 96% 100%

Melalui tabel 31 dapat disimpulkan bahwa setiap pertemuan siklus ada suatu peningkatan yaitu keaktifan belajar siswa. Yang mana, pada pertemuan satu siklus I keaktifan siswa adalah 92%, pertemuan 2 masih sama dengan pertemuan satu yaitu 92%, kemudian siklus 2 pada pertemuan 1 mengalami peningkatan yaitu menjadi 96% dan yang terakhir pertemuan ke 2 padasiklus 2 menjadi 100% siswa aktif dalam proses pembelajaran. Kemudian peneliti telah membuat presentase penggunaan model pembelajaran TGT berbantuan permainan kipas pecahan dalam diagram sehingga lebih mudah dibaca, diagram tersebut dapat dilihat pada gambar diagram berikut ini.

Gambar 13

(29)

Berdasarkan tabel hasil rekap lembar observasi terhadap aktivitas guru dalam menerapkan model TGT berbantuan kipas pecahan pada siklus I dan II. Setiap siklus diadakan 3 pertemuan. Pertemuan pertama dan kedua pada siklus I, menunjukan semua langkah – langkah kegiatan pembelajaran model TGT berbantuan kipas pecahan terlaksana 93% atau sebanyak 23 pertanyaan sudah terlaksana sesuai dengan rencana.

Pertemuan pertama dan kedua pada siklus II menunjukan ada suatu peningkatan. Pada pertemuan pertama 96% terlaksana atau 24 pertanyaan terlaksana .kemudian pada pertemuan kedua presentase penggunaan model pembelajaran TGT berbantuan permainan kipas pecahan meningkat menjadi 100% terlaksana semua.

Pertemuan ketiga tidak tercantum kedalam table karena tidak mengandung pembelajaran dengan model TGT berbantuan permainan kipas pecahan pertemuan ke 3 hanya digunakan untuk melakukan tes formatif dari setiap siklus.

4.4 Pembahasan dan Implikasi

(30)

Hal ini juga menengok dari penelitian relevan penerapan model pembelajaran TGT yang dilakukan oleh Yunita Nirmalasari pada tahun 2015 Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar Matematika dengan Model Kooperatif Model TGT Di Kelas 4 Paraksari. Penelitiannya berhasil dengan aktivitas rata-rata kelas yang diperoleh pada siklus 1 yaitu 66,38% kemudian rata-rata kelas tersebut mengalamieningkatan menjadi 88.05% dan berada pada kategori baik . Presentase yang ada tersebut sudahmemenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 80%. Melalui penelitian diatas dapat dikatakan bahwa penerapan langkah-langkah model pembelajaran TGT yang menggunakan alat bantu tertentu serta penerapannya diberbagai mata pelajaran dengan materi yang berbeda dan mata pelajaran yang berbeda pula, ternyata model pembelajaran TGT berbantuan permainan kipas pecahan dapat diterapkan pada materi pecahan berbantuan permainan kipas pecahan sehingga dapat berjalan dengan lancar dan memperoleh hasil yang maksimal. Selain itu, dalam kajian pustaka melalui ahli yaitu Slavin (1995) mengatakan bahwa TGT merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif untuk membantu siswa menguasai materi pelajaran. Di dalam penelitian ini proses pembelajaran model TGT berbantuan permainan kipas pecahan memang membantu siswa menguasai materi pembelajaran, karena dalam mengikuti turnamen dan permainan siswa harus mampu menguasai materi pembelajaran terlebih dahulu.

Model TGT berbantuan permainan kipas pecahan dapat membantu siswa untuk lebih termotivasi dan aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Matematika. Pemanfaatan permainan berupa kipas pecahan ini sangan efektif dan membantu siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran, karena sisswa tertarik dengan permainan dalam pembelajaran sehingga mereka sangat antusias dan aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

(31)

pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini yakni guru menemukan alternatif baru melalui penggunaan metode pembelajaran yang inovatif dan kreatif untuk memperbaiki mutu pembelajaran.

Gambar

Tabel 20 Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus
Gambar 04 Diagram Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus
Tabel 21 Ketuntasan Hasil Belajar Siklus 1
Tabel 22 Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus dan Siklus 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hamzah Hasyim, ST, M.Eng.Sc PERAIH PREDIKAT CUMLAUDE. WISUDA PERIODE

Virtual lab dengan mata kuliah Logika dan Algoritma ini terdiri dari tiga kali pertemuan, di dalamnya terdapat modul yang berisi materi seperti teori dasar graf, pewarnaan graf

Dina Lab Electronic Language System , terdiri : CentlCont MasTapeRec StudTape RecHead, Set HearUnit Room Speak VidPlay TeacTV14", StudTV29" DeskAse BoothAse TeacChair

Laporan hasil Praktik pengalaman lapangan kependidikan yang dilaksanakan oleh Mahasiswa program studi Biologi fakultas keguruan dan ilmu pendidikan ini disusun

Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan pendekatan Active Learning di kelas IV MIS Al- Iqra’ Medan Belawan.. Untuk mengetahui

Hasil belajar siswa yang tidak maksimal dikarenakan siswa kurang mampu mengilustrasikan materi dengan nalarnya serta siswa kurang mampu berpikir secara sistematis dan

Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagi hasilnya ia akan

Praktik pengalaman lapangan adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan mahasiswa praktikan sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh dalam