• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH RETURN ON ASSET, SECURE DAN MATURITY TERHADAP RATING SUKUK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH RETURN ON ASSET, SECURE DAN MATURITY TERHADAP RATING SUKUK"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ol.x, No.x, July xxxx, pp. 1

PENGARUH

RETURN ON ASSET, SECURE

DAN

MATURITY

TERHADAP

RATING SUKUK

M. Siddiq Al Haraqi *1, Endang Surasetyo Ningsih*2

1,2

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala e-mail: hnf.imam@gmail.com*1, endangsnt@unsyiah.ac.id*2

Abstrak

This research was conducted at the companies that are listed on the Indonesia stock exchange publishes the sukuk as well as listed on the PT Pefindo, with the aim to test the influence of the financial aspects as measured by Return on Asset ratio (ROA) and aspect non-financial as measured by the secure and maturity againts rating sukuk. The number of samples used are as much as 9 companies that observed for 4 years, with the data analysis techniques used are ordinal logistic regressi on analysis. The results showed that simultaneously ROA, secure, and maturity rating to sukuk, with the magnitude of the influenceof 25,3%, whilw partially ROA and influential maturity positvely and significantly to rating sukuk, and secure influential not significant againts the ratings of sukuk

Keywords: Rating Sukuk, Return on Assets, Secure, Maturity.

1.

Pendahuluan

Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSNMUI) No. 32/DSNMUI/IX/2002, sukuk didefinisikan sebagai surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang sukuk yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang sukuk berupa bagi hasil/margin/fee serta membayar kembali dana sukuk pada saat jatuh tempo.

Rating sukuk merupakan indikator ketepatan waktu pembayaran pokok dan sewa atau margin utang sukuk. Rating sukuk mencerminkan skala resiko dari semua sukuk yang diperdagangkan, yaitu menunjukkan skala keamanan sukuk dalam membayar kewajiban pokok dan utang secara tepat waktu. Semakin tinggi rating semakin menunjukkan bahwa sukuk tersebut terhindar dari risiko kegagalan. Rating sukuk di Indonesia dilakukan oleh PT Pemerintah Efek Indonesia (PEFINDO). Rating dilakukan untuk mengevaluasi risiko instrumen utang, melalui 2 tahap, tahap pertama yaitu analisis PEFINDO menyiapkan review internal terhadap perusahaan yang mengeluarkan instrumen utang. Tahap kedua, rekomendasi rating diberikan kepada komite rating kemudian akan menentukan rating perusahaan tersebut.

Adityas (2016) menyebutkan pertumbuhan sukuk juga naik secara signifikan. Total Penerbitan Sukuk (Surat Berharga Syariah Negara) per tanggal 13 Januari 2016 sebesar Rp 390,82 triliun, dengan total outstanding sebesar Rp 297,49 triliun, selain Indonesia, negara-negara maju juga telah menerbitkan sukuk secara regular, baik domestik maupun internasional. Sementara negara-negara non muslim yang telah menerbitkan sukuk adalah Jerman, USA, Jepang, China, United Kingdom, Canada, Rusia, Singapura, Hongkong, dan Gambia. Hingga 13 Januari 2016, total penerbitan International Sovereign Sukuk mencapai 37,31 miliar dolar AS. Indonesia menjadi negara dengan outstanding International Sovereign Sukuk (denominasi USD) terbesar kedua di dunia, dengan kontribusi sebesar 20,50 persen (7,65 miliar dolar AS).

(2)

 ISSN: 1978-1520

kolektibilitas II sebesar 15,7%. Tingginya rasio disebabkan menurunnya harga komoditas dan pelemahan ekonomi global.

Penetapan peringkat sukuk dipengaruhi oleh faktor keuangan dan non keuangan. Faktor keuangan dapat digambarkan melalui kinerja keuangan.yang dapat diukur dengan Return on Asset (ROA). Salah satu rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan adalah return on assets(ROA). Return on Assets (ROA) merupakan salah satu bentuk dari rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan, dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aktiva yang ada. ROA yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan. Sebaliknya jika ROA negative menunjukkan total aktiva yang digunakan tidak memberikan keuntungan. Oleh karena itu dengan semakin positifnya nilai ROA maka akan menunjukkan kinerja keuangan yang baik pula yang akan diikuti dengan meningkatnya rating sukuk dari perusahaan tersebut.

Penelitian yang dilakukan oleh Setyani (2013) dengan judul The Effect of Financial Performance to Corporate Sukuk Ratings in Indonesia menyimpulkan bahwa Return On Assets (ROA) berpengaruh signifikan terhadap rating sukuk.Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Afriani (2012) dimana ROA tidak berpengaruh terhadap rating sukuk.

Faktor non keuangan adalah faktor yang juga mampu mempengaruhi rating sukuk selain faktor keuangan. Menurut Brigham (2010) faktor non keuangan terdiri dari faktor lingkungan hidup, penjamin, stabilitas, regulasi dan kebijakan akuntansi. Menurut Brister (dalam Widya, 2005) sukuk dapat diklasifikasikan menjadi sukuk dengan jaminan (secure) dan sukuk tanpa jaminan. Investor lebih menyukai sukuk yang aman dibanding sukuk tanpa jaminan. Oleh karena itu, sukuk yang memberikan secure dalam bentuk aset perusahaan akan lebih menarik bagi para calon investor. Hasil penelitian Purwaningsih (2013) menunjukkan bahwa secara parsial variabel secure tidak berpengaruh terhadap rating sukuk, sedangkan hasil penelitian Arisanti et al., (2014) menunjukkan bahwa secure merupakan salah satu faktor yang berpengaruh signifikan terhadap rating sukuk.

Tiap sukuk mempunyai masa jatuh tempo atau dikenal dengan istilah maturity date yaitu tanggal dimana nilai pokok sukuk tersebut harus dilunasi oleh penerbit sukuk. Investor cenderung tidak menyukai sukuk dengan umur yang lebih panjang karena risiko yang akan didapat juga akan semakin besar, sehingga umur sukuk yang pendek menunjukkan rating sukuk investment grade. Hasil penelitian Arisanti dkk (2014) menunjukkan maturity berpengaruh terhadap rating sukuk. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Sudaryanti dkk, (2011) yang menyatakan maturity tidak berpengaruh terhadap rating sukuk.

2. Landasan Teori

Berdasarkan Fatwa DSN-MUINo.

32/DSNMUI/IX/2002, Sukuk (Sukuk Syariah) didefinisikan sebagai surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang sukuk yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang sukuk berupa bagi hasil/margin/fee serta membayar kembali dana sukuk pada saat jatuh tempo. Menurut Standar Syariah The Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions (AAOIFI) No.17 tentang Investment Sukuk, sukuk adalah sertifikat bernilai sama yang merupakan bukti atas bagian kepemilikan yang tak terbagi terhadap suatu aset, hak manfaat, dan jasa-jasa, atau atas kepemilikan suatu proyek atau kegiatan investasi tertentu. Sedangkan definisi sukuk dalam PSAK 110 yaitu efek syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian yang tidak tertentu (tidak terpisahkan atau tidak terbagi) atas aset berwujud tertentu, manfaat atas aset berwujud terntu baik yang sudah ada maupun yang akan ada, jasa yang sudah ada maupun yang akan ada, aset proyek tertentudan kegiatan investasi yang telah ditentukan.

(3)

 ISSN: 1978-1520

dari risiko kegagalan.

Seorang pemodal yang tertarik untuk membeli sukuk tentunya harus memperhatikan rating sukuk yang merupakan skala risiko dari semua sukuk yang diperdagangkan. Skala ini menunjukkan seberapa aman suatu sukuk bagi pemodal. Keamanan ini ditunjukkan dari kemampuannya dalam membayar bagi hasil dan pelunasan pokok pinjaman, (Amalia, 2013).

Rating sukuk adalah suatu standarisasi yang diberikan oleh lembaga pemeringkat terkemuka sukuk yang mencerminkan kemampuan penerbit sukuk dan kesediaan mereka untuk membayar bunga dan pembayaran pokok sesuai jadwal. Badan-badan ini menggunakan alat kuantitatif dan penilaian kualitatif untuk mengevaluasi kelayakan kredit dari penerbit. Secara umum, hanya sukuk yang diterbitkan oleh perusahaan terbesar dan terkuat yang menunjukkan kredit relatif tinggi. Peringkat kualitas tertinggi adalah triple A . Tingkat Peringkat turun ke triple C sebagai kemungkinan gagal bayar meningkat dan akhirnya ke D, atau default. Analis dan para investor sering menggunakan peringkat sebagai deskriptor dari kualitas kredit emiten sukuk daripada deskripsi kualitas sukuk sendiri (Hull, Predescu, dan White, 2004).

Indonesia memiliki lembaga pemeringkat efek yang disebut PT. Pefindo. Pemeringkatan sukuk sangat diperlukan untuk mencerminkan kemampuan emiten memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo, dengan kualitas sukuk yang baik maka akan semakin meningkatkan minat investor untuk memilih berinvestasi pada sukuk. Adapun teknis pemeringkatan sukuk korporasi di Indonesia agak berbeda dengan pemeringkatan sukuk korporasi konvensional karena dalam penerbitan sukuk, pemeringkatan juga dilakukan dengan menelaah aset dasar atau underlying asset yang digunakan sebagai jaminan untuk pelunasan hutang.

ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur manajemen perusahaan dalam memperoleh laba secara keseluruhan. Semakin besar ROA maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan tersebut dan menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik (Dendawijaya, 2003:120). Oleh karena itu, ROA dapat menjadi salah satu pertimbangan pihak emiten untuk mencapai rating sukuk yang tinggi.

Kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba (Sucipto, 2003).Kinerja keuangan menjadi salah satu aspek penilaian yang fundamental mengenai kondisi yang dimiliki perusahaan (Nainggolan, 2004 dalam Christiani, 2010). Masyarakat atau calon investor dalam berinvestasi mempertimbangkan beberapa hal yang berhubungan dengan informasi yang dapat mereka pergunakan sebagai dasar keputusan investasi, di antaranya adalah mengenai kinerja keuangan perusahaan. Baik- buruknya kinerja keuangan yang dimiliki oleh perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangannya. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu indikator yang di pergunakan oleh investor untuk menilai suatu perusahaan yang terekspresikan adalah harga pasar saham di bursa efek. Semakin baik kinerja keuangan perusahaan maka semakin tinggi pula return yang akan di dapatkan oleh investor.

Secara umum, jaminan adalah sesuatu benda atau barang yang dijadikan sebagai tanggungan dalam bentuk pinjaman uang. Perusahaan yang tidak memberikan jaminan aset tertentu atas sukuk yang diterbitkan, perusahaan diwajibkan untuk memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu yang telah disepakati, mencakup persyaratan untuk mempertahankan rasio-rasio keuangan tertentu dan mendapatkan persetujuan tertulis. Perusahaan yang tidak memberikan jaminan atas sukuk yang diterbitkan ini merupakan perusahaan yang memiliki reputasi baik atau goodwill. Selain itu, kebanyakan perusahaan yang tidak memberikan jaminan atas sukuk telah membentuk dana cadangan (sinking fund). Tingkat kepuasan dan kepercayaan investor masih terjaga karna perusahaan telah mengurangi risiko yang diterima dengan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya saat jatuh tempo.

Hasil penelitian Arisanti et al., (2014) menunjukkan bahwa secure merupakan salah satu faktor yang berpengaruh signifikan terhadap rating sukuk. Sehingga secure dapat menjadi salah satu pertimbangan pihak emiten untuk mencapai rating sukuk yang tinggi.

(4)

 ISSN: 1978-1520

Periode jatuh tempo sukuk bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5 tahun. Sukuk yang jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah diprediksi sehingga memiliki risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan sukuk yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun. Hal ini sejalan dengan penelitian Arisanti et al., (2014) yang menyatakan bahwa perusahaan yang rating sukuknya tinggi menggunakan umur sukuk yang pendek. Hal ini juga mendukung hasil penelitian yang menunjukkan bahwa maturityternyata berpengaruh signifikan terhadap rating sukuk.

Sedangkan menurut Rahardjo (2003) menyatakan bahwa suatu sukuk yang mempunyai masa jatuh tempo yang lama akan meningkatkan risiko investasi karna dalam periode yang cukup lama, risiko peristiwa yang menyebabkan kinerja perusahaan menurun bisa saja terjadi. Sehingga maturity bisa menjadi salah satu pertimbangan pihak emiten untuk mencapai rating sukuk yang tinggi.

3.Metodologi Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausalitas. Penelitian kausalitas merupakan jenis penelitian yang menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen atau menjelaskan hubungan sebab akibat antar variabel (Sekaran & Bougie, 2013:98).Penelitian ini menguji apakah ROA, Secure, Maturity berpengaruh terhadap rating sukuk.

Untuk memperoleh data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini, maka metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode pengumpulan data dari basis data. Metode ini dilakukan melalui pengumpulan dan pencatatan data laporan tahunan pada perusahaan.

Selain itu, metode ini digunakan untuk mengeksplorasi laporan keuangan perusahaan yang menerbitkan sukuk dan terdaftar di Indonesia Stock Exchange (IDX) yang berupa neraca, laporan Iaba-rugi, kualitas aktiva produktif, perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum, dan perhitungan rasio keuangan dalam Iaporan keuangan triwulanan yang dipublikasikan oleh masing-masing perusahaan.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data yang disajikan dalam bentuk angka. Data-data yang dikumpulkan adalah ROA, Secure, Maturity yang diperoleh dari laporan keuangan publikasi triwulanan yang

diterbitkan oleh Indonesia Stock Exchange (IDX) dan website PT. PEFINDO.

Dalam penelitian ini horizon waktu yang digunakan adalah perpaduan time series dan cross sectional atau dikenal dengan data pooling (pooled data). Data variabel dikumpulkan pada dua atau lebih batas waktu untuk menjawab pertanyaan penelitian. Penelitian ini menggunakan data perusahaan-perusahaan yang menerbitkan sukuk serta telah terdaftar di IDX tahun 2013-2015.

4.Hasil Pembahasan

4.1 Pengaruh ROA, Secure, dan Maturity Secara Simultan Terhadap Rating Sukuk

Berdasarkan hasil uji statistik dan uji hipotesis, dapat diketahui nilai ketiga variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tidak sama dengan nol, sehingga ketiga variabel tersebut berpengaruh terhadap rating sukuk dengan besarnya pengaruh sebesar 25,3%, sedangkan sisanya sebesar 74,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini, seperti ukuran perusahaan yang menerbitkan sukuk, struktur modalnya, kualitas auditor, ukuran perusahaan, tingkat pertumbuhan perusahaan, dan likuiditas perusahaan.. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Anzaki (2016), yang menyatakan bahwa faktor keuangan dan non keuangan berpengaruh terhadap rating sukuk perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI selama tahun 2012-2014, dengan faktor keuangan yang dimaksudkan terdiri atas profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan leverage, sedangkan faktor non keuangan meliputi secure dan maturity.

(5)

 ISSN: 1978-1520 4.2Pengaruh ROA Terhadap Rating Sukuk

Berdasarkan hasil uji statistik dan uji hipotesis, dapat diketahui ROA berpengaruh signifikan terhadap rating sukuk dengan arah pengaruh yang positif. Artinya setiap peningkatan ROA, maka rating sukuk juga akan meningkat. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pebruary (2016), yang menyatakan bahwa profitabilitas perusahaan yang diukur dengan rasio ROA berpengaruh positif signifikan terhadap rating sukuk korporasi periode 2010-2013. Namun hasil penelitian ini menolak hasil penelitian Andayani (2015) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap rating sukuk.

ROA merupakan salah satu rasio yang menunjukkan kinerja keuangan perusahaan atau kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimilikinya untuk menghasilkan laba yang optimal. Laba merupakan salah satu pertimbangan paling penting bagi investor untuk menentukan investasinya, sehingga investor cenderung tertarik pada perusahaan-perusahaan yang profitable karena dengan adanya laba yang dihasilkan perusahaan, maka perusahaan tersebut (obligor) memiliki sumber keuangan untuk menjamin sukuk tersebut, baik itu jaminan pembayaran imbalan atas sukuk ataupun nilai nominal sukuk. Oleh karena itu, ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap rating sukuk karena salah satu rating sukuk yang tinggi mengindikasikan bahwa obligor memiliki kemampuan yang superior dalam memenuhi kewajibannya, dan semakin besar laba yang dihasilkan maka perusahaan semakin superior dalam memenuhi kewajibannya.

4.3 Pengaruh Secure Terhadap Rating Sukuk Berdasarkan hasil uji statistik dan uji hipotesis, dapat diketahui secure atau jaminan berpengaruh tidak signifikan terhadap rating sukuk dengan arah pengaruh yang positif. Artinya setiap peningkatan jaminan sukuk, maka rating sukuk juga akan meningkat. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahayuningsih dan Sulistiyo (2016), yang menyatakan bahwa secure tidak berpengaruh signifikan terhadap rating sukuk. Namun hasil penelitian ini menolak hasil penelitian Arisanti dkk (2014), yang menyatakan bahwa secure berpengaruh positif dan signifikan terhadap rating sukuk di Indonesia.

Dilihat dari sisi jaminannya, sukuk yang diterbitkan oleh obligator meliputi sukuk yang dijamin (secure) dan sukuk tidak dijamin (debenture). Perusahaan yang tidak memberikan jaminan atas sukuk yang diterbitkan diwajibkan memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu yang telah disepakati, dan perusahaan tersebut termasuk kategori perusahaan yang memiliki reputasi baik (goodwill). Selain itu, kebanyakan perusahaan yang tidak memberikan jaminanatas sukuk telah membentuk dana cadangan (sinking fund), sehingga tingkat kepuasaan dan kepercayaan investor masih terjaga karena perusahaan telah mengurangi risiko yang diterima dengan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya saat jatuh tempo. Dengan demikian, secure bukan merupakan salah satu faktor yang sangat diperhitungkan dalam menentukan rating sukuk. Oleh karena itu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secure tidak berpengaruh signifikan terhadap rating sukuk.

4.4 Pengaruh Maturity Terhadap Rating Sukuk Berdasarkan hasil uji statistik dan uji hipotesis, dapat diketahui maturity atau masa jatuh tempo berpengaruh signifikan terhadap rating sukuk dengan arah pengaruh yang positif. Artinya setiap peningkatan maturity, maka rating sukuk juga akan meningkat. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya yang menjadi rujukan dalam penelitian ini, seperti hasil penelitian Rahayuningsih dan Sulistiyo (2016), dan hasil penelitian Arisanti dkk (2014), yang menyatakan bahwa maturity berpengaruh signifikan terhadap rating sukuk.

(6)

 ISSN: 1978-1520 5. Kesimpulan, Keterbatasan, dan Saran

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan yaitu:

ROA, secure, dan maturity secara simultan berpengaruh terhadap rating sukuk, dengan besarnya pengaruh sebesar 25,3%, sedangkan sisanya sebesar 74,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini, seperti ukuran perusahaan yang menerbitkan sukuk, struktur modalnya, kualitas auditor, ukuran perusahaan, tingkat pertumbuhan perusahaan, dan likuiditas perusahaan.

ROA dan maturiy secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap rating sukuk, sedangkan secure berpengaruh tidak signifikan terhadap rating sukuk.

5.2 Keterbatasan

Keterbatasan yang dihadapi dalam penelitian ini diantaranya yaitu hanya menguji pengaruh ROA, secure, dan maturity terhadap rating sukuk, dan tentunya masih banyak variabel lain yang memungkinkan untuk mempengaruhi rating sukuk, serta waktu pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini yang relatif singkat, yaitu hanya tiga (3) tahun.

5.3 Saran

Berdasarkan beberapa keterbatasan yang ditemukan dalam penelitian ini, maka diperlukan beberapa perbaikan yang harus dilakukan, yakni:

1. Diperlukan tambahan variabel-variabel lainnya yang memungkinkan berpengaruh terhadap rating sukuk, sehingga lingkup penelitiannya menjadi lebih luas.

2. Diperlukan pertimbangan penggunakan waktu pengamatan yang lebih lama, sehingga dapat diperoleh sampel yang lebih banyak dan lebih representatif.

Daftar Pustaka

AAOIFI. 2004. Accounting, Auditing and Governance Standards for Islamic Financial Institutions.

(http://www.aaoifi.com). Diakses Pada Tanggal 8 Desember 2015.

Adityas, Halmahera.2016. http://www.rmol.co/read/ 2016/01/24/233182/Sukuk-Dan-Pertumbuhan Ekonomi-.Diakses pada Rabu, 03 Februari 2016 Amalia, Dewi, and Prima Citra Devi. 2007. Faktor—

Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Underpricing Saham Studi Empiris Pada Perusahaan Publik Di Indonesia." Jurnal Bisnis dan Ekonomi.

Arisanti, I., Fadah, I., & Puspitasari, N. 2014. Analisis Faktor Keuangan dan Non Keuangan yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Syariah (Studi Empiris Pada Perusahaan Penerbit Obligasi Syariah yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2012). Jurnal Ekonomi Akuntansi dan Manajemen, 13(2). (http://www.unej.ac.id). Diakses Pada Tanggal 4 Januari 2016.

Bringham. 2010. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan (Buku I, Edisi II). Jakarta: Salemba Empat

Fatwa Majelis Ulama Indonesia No. 32/DSNMUI/IX/2002. (http://www.mui.or.id). Diakses Pada Tanggal 8 Desember 2015.

Nainggolan, P. 2004. Cara Mudah Memahami Akuntansi. Jakarta: PPM.

Purwaningsih, Septi. 2013. Faktor Yang Mempengaruhi Rating Sukuk Yang Ditinjau Dari

Faktor Akuntansi Dan

Non-Akuntansi. Accounting Analysis Journal 2.3. (http://www.unnes.ac.id). Diakses Pada Tanggal 6 Agustus 2016.

Puspita, Dyah.2016 https://ekbis.sindonews.com /read/1102196/32/aset-lemah-pefindo-turunkan-peringkat-bank-muamalat-1461041938

Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Buku 4. Terjemahan Kan Men Yon. Jakarta: Salemba Empat.

(7)

ol.x, No.x, July xxxx, pp. 1

Lampiran I

Tabulasi Data Penelitian

A. Return On Asset

No Kode Nama Perusahaan 2012 2013 2014 2015

1 ADHI PT. Adhi Karya (Persero) Tbk 5,40% 7,30% 5,70% 4,40%

2 ADMF PT. Adira Dinamika MF Tbk 6,70% 6,00% 2,60% 2,30%

3 AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Tbk 6,56% 6,91% 5,13% 4,87%

4 ISAT PT. Indosat Tbk 0,68% 1,63% 3,57% 2,33%

5 SMRA PT. Summarecon Agung Tbk 7,00% 7,62% 6,44% 8,00%

6 BNII PT. Bank Maybank Tbk 1,64% 1,74% 0,68% 1,01%

7 BBMI PT. Bank Muamalat Tbk 0,20% 0,27% 0,17% 0,20%

8 MYOR PT. Mayora Indah Tbk 9,00% 10,00% 4,00% 11,00%

9 PPLN PT. PLN (Persero) Tbk 0,58% (4,45)% 1,95% (5,40%)

B. Secure

No Kode Nama Perusahaan 2012 2013 2014 2015

1 ADHI PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Tidak Dijamin Tidak Dijamin Tidak Dijamin Tidak Dijamin 2 ADMF PT. Adira Dinamika MF Tbk Dijamin Dijamin Tidak Dijamin Tidak Dijamin 3 AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Tbk Dijamin Dijamin Dijamin Dijamin

4 ISAT PT. Indosat Tbk Dijamin Dijamin Dijamin Dijamin

5 SMRA PT. Summarecon Agung Tbk Dijamin Dijamin Dijamin Dijamin

6 BNII PT. Bank Maybank Tbk Dijamin Dijamin Dijamin Dijamin

7 BBMI PT. Bank Muamalat Tbk Dijamin Dijamin Dijamin Dijamin

8 MYOR PT. Mayora Indah Tbk Dijamin Dijamin Dijamin Dijamin

9 PPLN PT. PLN (Persero) Tbk Tidak Dijamin Tidak Dijamin Tidak Dijamin Tidak Dijamin

C. Maturity

No Kode Nama Perusahaan 2012 2013 2014 2015

1 ADHI PT. Adhi Karya (Persero) Tbk 5 Tahun 5 Tahun 3 Tahun 4 Tahun

2 ADMF PT. Adira Dinamika MF Tbk 5 Tahun 2 Tahun 1 Tahun 1 Tahun

3 AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Tbk 7 Tahun 5 Tahun 4 Tahun 6 Tahun

4 ISAT PT. Indosat Tbk 7 Tahun 4 Tahun 5 Tahun 4 Tahun

5 SMRA PT. Summarecon Agung Tbk 3 Tahun 5 Tahun 5 Tahun 3 Tahun

6 BNII PT. Bank Maybank Tbk 4 Tahun 5 Tahun 3 Tahun 4 Tahun

7 BBMI PT. Bank Muamalat Tbk 10 Tahun 10 Tahun 8 Tahun 8 Tahun

8 MYOR PT. Mayora Indah Tbk 5 Tahun 5 Tahun 7 Tahun 5 Tahun

(8)

 ISSN: 1978-1520 D. Rating Sukuk

No Kode Nama Perusahaan 2012 2013 2014 2015

1 ADHI PT. Adhi Karya (Persero) Tbk idA idA idA idA

2 ADMF PT. Adira Dinamika MF Tbk idA idAA idAAA idAAA

3 AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Tbk idA idA idA idA

4 ISAT PT. Indosat Tbk idAA idAAA idAAA idAA

5 SMRA PT. Summarecon Agung Tbk idA idA idA idA

6 BNII PT. Bank Maybank Tbk idAA idAA idAAA idAAA

7 BBMI PT. Bank Muamalat Tbk idA idA idA idA

8 MYOR PT. Mayora Indah Tbk idAA idAA idAA idAA

9 PPLN PT. PLN (Persero) Tbk idAA idAAA idAAA idAA

Lampiran II Output SPSS Case Processing Summary

N Marginal

Percentage

Rating

idAAA 8 22.2%

idAA 11 30.6%

idA 17 47.2%

Secure Tidak Menggunakan Jaminan 10 27.8%

Menggunakan Jaminan 26 72.2%

Maturity >5 Tahun 10 27.8%

<5 Tahun 26 72.2%

Valid 36 100.0%

Missing 0

Total 36

Model Fitting Information

Model -2 Log Likelihood Chi-Square df Sig.

Intercept Only 75.659

Final 66.616 9.044 3 .029

Link function: Logit.

Goodness-of-Fit

Chi-Square df Sig.

Pearson 65.133 65 .472

Deviance 66.616 65 .421

Link function: Logit.

Pseudo R-Square

Cox and Snell .222

Nagelkerke .253

McFadden .120

(9)

 ISSN: 1978-1520

Parameter Estimates

Estimate Std.

Error Wald df Sig.

95% Confidence Interval Lower Bound

Upper Bound

Threshold [Rating = 1] .320 .767 .174 1 .676 -1.183 1.823

[Rating = 2] 2.031 .848 5.731 1 .017 .368 3.693

Location

ROA 32.494 13.131 6.123 1 .013 6.756 58.231

[Secure=0] .139 .741 .035 1 .852 -1.314 1.592

[Secure=1] 0a . . 0 . . .

[Maturity=0] 1.841 .891 4.269 1 .039 .095 3.588

[Maturity=1] 0a . . 0 . . .

Link function: Logit.

a. This parameter is set to zero because it is redundant.

Test of Parallel Linesa

Model -2 Log Likelihood Chi-Square df Sig.

Null Hypothesis 66.616

General 65.888 .728 3 .867

The null hypothesis states that the location parameters (slope coefficients) are the same across response categories.a

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Daut (2016) yang menyatakan bahwa Profit Earning Per Share berpengaruh signifikan

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Prasasti dan Prasetiono (2014) yang menyatakan bahwa Financing To Deposit Ratio (FDR) berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan bagi

Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Juwita (2012) dalam penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa ROE berpengaruh signifikan

95%, hal tersebut dibuktikan dengan hasil nilai signifikansi sebesar (0.011) maka H2 yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap rating sukuk

Hasil penelitian mereka menemukan bahwa keandalan pengungkapan keuangan terbukti memiliki efek positif yang signifikan terhadap sukuk / peringkat obligasi untuk dua

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Wilopo (2006) yang menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan

Penelitian ini menunjukkan hasil yang berbeda dari penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Monica (2016) dan Wismaryanto (2013) yang menyatakan bahwa ROA

Dari uraian hasil penelitian diatas dapat diintepretasikan bahwa model penelitian yang dibangun oleh peneliti belum sesuai untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi