LEMBAR PENGESAHAN
KURIKULUM
SMP NEGERI 3 SUSUT
Setelah memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah, maka dengan ini
kurikulum SMP Negeri 3 Susut disahkan untuk diberlakukan mulai tahun ajaran
2014/2015
Disahkan
: di Bangli
Tanggal
: ...
Menyetujui
Mengesahkan
Ketua Komite SMP Negeri 3 Susut
Kepala SMP Negeri 3 Susut
I Wayan Suandi
I Nengah Wikrama, S.Pd.M.Pd.
Nip. 19801015 200501 1010
Mengetahui,
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga
Kabupaten Bangli
Drs.
I Nyoman Sumantra
, M.Ag.
Pembina Utama Muda
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Ida Sanghyang Widi Wasa/Tuhan Yang
Maha Esa, atas berkat rahmat-Nya sehingga Kurikulum SMP Negeri 3 Susut inji dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Kurikulum ini dibuat atas kerjasama tim pengembang
kurikulum sekolah, komite sekolah, pengawas sekolah dan atas bantuan para guru SMP
Negeri 3 Susut oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini, kami tak lupa mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan bekerja
sama dalam penyelesaian kurikulum ini.
Kurikulum ini disusun sebagai pedoman pelaksanaan pendidikan di SMP negeri 3
Susut sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mengamanatkan agar
pengembangan kurikulum dilakukan oleh satuan pendidikan. Kurikulum ini merupakan
kurikulum operasional di sekolah karena dirancang dan di buat oleh sekolah dengan tetap
berpedoman pada rambu-rambu pusat maupun daerah. Dengan demikian sekolah akan
lebih mandiri sehingga tujuan-tujuan sekolah dapat lebih mudah dan lebih cepat tercapai.
Dengan kurikulum ini diharapkan semua pihak yang berkepentingan akan mengetahui
segala rencana, dan aktivitas serta imformasi penting lainya yang ada di sekolah ini.
Harapan kami kurikulum ini benar-benar mampu dijadikan pedoman dalam menjalankan
pendidikan di SMP Negeri 3 Susut.
Akhirnya kami mohon maaf andai kata ada hal-hal dalam kurikulum ini ada yang
kurang tepat atau perlu direvisi, kam kami akan sangat berterima kasih bila ada saran dan
kritik dari para stakeholder yang dapat memberi masukan kepada tim pengembang
kurikulum sekolah untuk penyempurnaan kurikulum ini ditahun berikutnya.
Susut, 23 Juli 2014
`
Kepala SMP Negeri 3 Susut
I Nengah Wikrama,S.Pd. M.Pd.
NIP. 19801015 200501 1 010
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... BAB I. PENDAHULUAN...
A.
Latar Belakang...B.
Landasan Hukum...C.
Tujuan Pengembangan Kurikulum SMP...D.
Prinsip Pengembangan Kurikulum... BAB II. TUJUAN PENDIDIKAN...A.
Tujuan Pendidikan...B.
Visi Pendidikan SMP Negeri 3 Susut...C.
Misi Pendidikan SMP Negeri 3 Susut...D.
Tujuan Sekolah... BAB III. STRUKTUR DAN MUATAN LOKAL...A.
Struktur Kurikulum...B.
Muatan Kurikulum...1.
Mata Pelajaran...2.
Muatan Lokal...3.
Pengembangan Diri...4.
Pendidikan Kecakapan hidup...5.
Pendidikan Berbasis Keunggulan Global dan Lokal...6.
Pengaturan Beban Belajar...7.
Ketuntasan Belajar...8.
Kenaikan dan kelulusan...9.
Penanganan terhadap Peserta Didik yang tidak naik kelas danTidak Lulus...
10.
Mutasi Peserta Didik...11.
Pendidikan Karakter Bangsa...C.
Standar Kompetyensi Lulusan...1.
Pendidikan Agama Islam...2.
Pendidikan Agama Kristen...3.
Pendidikan Agama Katholik...4.
Pendidikan Agama Hindu...5.
Pendidikan Agama Budha...6.
Pendidikan kewarganegaraan...7.
Bahasa Indonesia...8.
Bahasa Inggris...9.
Matematika ...10.
Ilmu Pengetahuan Alam...11.
Ilmu pengetahuan Sosial...12.
Seni Budaya...13.
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan...14.
Ketrampilan... BAB IV. KALENDER PENDIDIKAN... LAMPIRAN-LAMPIRANBAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan nasional yang berdasarkan Pansasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945, berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa. Tujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap,kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Oleh karena itu, sistim pendidikan nasional harus mampu menjamin
pemerataan kesempatan pendidikan, meningkatkan mutu serta relevasi dan efisiensi
manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan
kehidupan lokal, nasional, dan gelobal sehingga perlu dilakukan perubahan pendidikan
secara terencana, terarah, dan berkesinambungan. Pembaharuan pendidikan tak terlepas
dari perubahan kurikulum sekolah, yang harus disesuaikan dan dikembangkan secara terus
menerus, sehingga tetap relevan dengan tuntutan jaman, serta mengarah pada pencapaian
tujuan pendidikan secara nasional.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu, yang searah dengan dengan
tujuan pendidikan nasional. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional,
pengembangan kurikulum hendaknya mengacu pada standar nasional pendidikan yang
telah ditetapkan pemerintah.
Disamping itu pengembangan kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan
hendaknya dikembangkan dengan prinsip-prinsip diverifikasi, sesuai dengan satuan
pendidikan, potensi daerah, dan karakteristik peserta didik. Dengan demikian setiap satuan
pendidikan akan memiliki kurikulum oprasional yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi
daerah, tanpa mengesampingkan kepentingan nasional.
Pemberlakuan Kurikulum 2013 oleh Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan
mengharuskan setiap satuan pendidikan untuk melakukan review dan penyesuian dengan
prinsip-prinsip maupun struktur kurikulum sehingga sekolah dapat memberikan layanan
pendidikan sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku.
SMP Negeri 3 Susut merupaka sekolah negeri yang berdiri pada tanggal 28 April
2005 yang dibangun di atas tanah seluas 58,63 are. Kondisi riil sekolah adalah bahwa SMP
Negeri 3 Susut terletak kurang lebih 7 kilo meter dari pusat kota dengan sarana transfortasi
yang cukup memadai dan terjangkau oleh masyarakat. Selama sepuluh tahun sejak
berdirinya sekolah ini, sekolah dengan bekerjasama dengan stakehoders telah melakukan
berbagai upaya untuk memenuhi standar nasional pendidikan.
Berdasarkan hasil Evaluasi Diri Sekolah (EDS) pemenuhan dan ketercapain standar
nasional pendidikan di SMP Negeri 3 Susut adalah bahwa dalam proses pembelajaran
semua guru mampu menyusun perencanaan pembelajaran yang meliputi silabus dan RPP
secara mandiri. Dalam rangka mendukung pelaksanaan proses pembelajaran khususnya
dalam pratek pembelajaran IPA sekolah telah memiliki laboratorium biologi dan fisika,
dan juga untuk praktek bahasa indonesia dan bahasa inggris sudah didukung dengan
laboratorium Bahasa serta didukung oleh Perpustakaan dengan yang representative.
Sekolah memiliki 8 rombel dengan jumlah peserta didik 245 orang yang didukung oleh
tenaga pendidik berjumlah 30 orang dengan kwalifikasi S1 dan 1 orang kwalifikasi S2,
dengan 15 orang sudah lulus dam memiliki sertifikasi profesi sebagai pendidik.
Berdasrkan kondisi riil sekolah tersebut di atas, SMP Negeri 3 Susut menyusun
kurikulum sendiri yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan olah
warga sekolah dan stake holders sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan nasional sesuai
amanat Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003.
B. LANDASAN HUKUM
Adapun yang menjadi landasan / dasar hukum dalam penyusunan Kurikulum SMP
Negeri 3 Susut adalah :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan nasional
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
3. Permendiknas 22 tahun 2006 tentang Standar Isi.
Standar Isi ( SI) mencakup lingkup materi dan dan tingkat kompetensi lulusan
pada jenjang dan Jenis Pendidikan tertentu termasuk dan struktur kurikulum ,
Standar Kompetensi ( SK ) dan Kompetensi dasar ( KD ) setiap mata pelajaran
pada setiap Semester dari setiap Jenis dan jenjang Pendidikan Dasar dan
Menengah . SI ditetapkan dengan Kepmendiknas No : 22 Tahun 2006.
4. Permendiknas 23 tahun 2006 tentangStandar Kompetensi Lulusan ( SKL )
Standar Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup Sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagaimana yang ditetapkan
dengan Kepmendiknas No. 23 tahun 2006.
5. Permendiknas RI Nomor 24 tahun 2005 tentang pelaksanaan Permendiknas RI
Nomor 22 tahun 2006 dan Permindiknas RI Nomor 23 tahun 2006.
6. Permendiknas nomor 6 tahun 2007 tentang Perubahan Permendiknas RI nomor
22 tahun 2006 dan Pemendiknas RI Nomor 23 Tahun 2006
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 19 Tahun 2007 tentang standar
Pengelolaan
8. Permendiknas RI Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian
9. Permendiknas RI. Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana Prasarana
10. Permendiknas RI. Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
12. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan
Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010
13. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2010 tentang percepatan
Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010
14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang
StandarPendidikan Nasioanal
15. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54
Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan
Menengah.
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64
Tahun 2013 tentang Standar isi Pendidikan Dfasar dan Menengah.
17. Peraturan Menteri pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65
Tahun 2013 tentasng standar Proses.
18. Peraturan Menteri pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66
Tahun 2013 tentasng Standar Penilaian Pendidikan
19. Peraturan Menteri pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 68
Tahun 2013 tentasng Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah
Menengah Pertama/Madrsah Tsanawiyah.
20. Peraturan Menteri pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81 A
Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013
21. Peraturan Gubernur No.20 tahun 2013 tentang Bahasa, Aksara, dan Sastra BAli
22. Surat Edaran Disdikpora Bali Nomor 421.3/9940/Disdikpora Perihal Struktur
Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
C. TUJUAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
Adapun tujuan pengembangan Kurikulum SMP Negeri 3 Susut adalah
1. Agar sekolah memiliki kurikulum yang sesuai denhan kebutuhan dan potensi
sekolah mengacu pada delapan standar nasional pendidikan.
2. Agar sekolah memiliki pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikan
untuk mencapai tujuan sekolah maupun tujuan pendidikan secara nasioanal.
3. Agar sekolah dapat melakukan modifikasi dan pengembangan inovasi-inovasi
sesuai dengan kondisi, tuntutan, dan kebutuhan peserta didik, sekolah, daerah, dan
nasional
D. ANALISIS KONTEK
1. Analisis Lingkungan Operasional
Masyarakat kecamatan Susut sangat membutuhkan pendidikan yang layak bagi
anak usia sekolah dan SMP Negeri 3 Susut menjadi salah satu pilihan untuk memenuhi
harapan mereka. Masyarakat sekitar dalam bidang ekonomi secara umum masih berada
pada golongan menengah kebawah sehingga partisifasi dan dukungan finansial dari
masyarakat masih sangat rendah dalam menunjang kegiatan pendidikan di sekolah
utamanya program-program terobosan. Hal ini akan menimbulkan kesenjangan harapan
dengan output peserta didik.
Kualitas akademik dari input sekolah sangat bervariatif, hal ini disebabkan tidak
beraninya sekolah memberikan standar nilai kepada input, mengingat sekolah alternatif
bagi calon siswa tidak tersedia disekitar sekolah. Strategi pengelolaan pendidikan tidak
dapat terlepas dari faktor-faktor, sosial budaya, sosial ekonomi dan keadaan geografis yang
sangat beraneka ragam. Faktor-faktor ini secara langsung maupun tidak langsung akan
mempengaruhi dunia pendidikan dan oleh karena itu perlu adanya strategi yang khusus
dalam mengelola pendidikan sesuai jenjangnya dan kondisi yang ada di daerah tersebut.
ngerot dan seni ukir, kerajinan kontemporer (untuk pariwisata), kerajinan perak, menjarit,
dan seni kerajinan yang lainnya.
SMP Negeri 3 Susut berada pada wilayah komunitas masyarakat yang masih kuat
akan adat-istiadatnya. Kekuatan adat-istiadat masyarakat terlihat dari kekuatan ikatan
anggota masyarakat terhadap aturan adat. Kekuatan adat memberikan pendidikan
demokrasi masyarakat yang lebih baik terutama dalam hal musyawarah mufakat,
gotong-royong, dan kebersamaan. Hal ini sangat positif bagi pengembangan program sekolah
dalam kaitannya dengan demokrasi, gotong-royong, dan kebersamaan. Namun demikian
dengan kekuatan adat, maka ketika masyarakat adat memiliki kegiatan yang sangat
penting, maka anggota masyarakat yang sebagai warga sekolah mesti siap untuk dilibatkan
dalam aktivitas tersebut. Hal ini sedikit mengganggu aktivitas dan kegiatan-kegiatan
sekolah.
Secara geografis SMP Negeri 3 Susut berada pada wilayah kecamatan Susut,
kabupaten Bangli-Bali. Jarak tempuh dari kota kecamatan relatif dekat yakni kurang lebih
5 kilometer, dan sekitar 8 kilometer dengan kota kabupaten. Dari hal ini, maka pengurusan
yang terkait dengan pemerintah Kabupaten sangat lancar. Wilayah Susut merupakan
daerah datar, namun antar banjar banyak yang dibatasi oleh sungai yang terjal. Dengan
keadaan ini, maka angkutan umum sangat terbatas terutama pada jalan-jalan kecil,
sehingga ada siswa yang terhambat mobilisasinya ke sekolah, terutama untuk sekolah sore.
SMP Negeri 3 Susut ditilik dari kenyamanan sangat terhindar dari kebisingan,
karena terletak pada jalan kabupaten yang tidak terlalu padat. Dari segi keamanan SMP
Negeri 3 Susut sangat aman, karena secara fisik sekolah sudah ditembok tinggi, dan
peranan masyarakat untuk ikut menjaga keamanan sangat baik.
2. Aalisis kondisi sekolah saat ini
masih terbatas sehingga jumlah tiap rombongan belajar melebihi 35. Keberadaan gedung
utama yang masih dalam proses perbaikan, sehingga sangat mengancam proses
pembelajaran siswa.
3. Analisis kondisi sekolah satu tahun kedepan
Berdasarkan kondisi sekolah saat ini, disusunlah program perbaikan kualitas sekolah
dengan tujuan dalam 1 tahun yang akan datang SMP Negeri 3 Susut diharapkan mampu
mencapai standar nasional pendidikan yaitu tercapainya standar kurikulum sekolah, standar
proses belajar mengajar, standar pendidikan dan tenaga kependidikan, mencapai standar
kurikulum sesuai SKBM, standar fasilitas yang sangat memadai, standar pengelolaan yang
lebih profesional, standar pembiayaan yang lebih mencukupi, dan standar penilaian yang
otentik dan berkesinambungan.
4. Identifikasi tantangan nyata sekolah
Tantangan yang dihadapi adalah sekolah mampu menyusun dan merumuskan
kurikulum tingkat satuan pendidikan yang lebih proporsional, kooperatif dan kompetitif,
melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan yang lebih inovatif,
peningkatan mutu tenaga kependidikan melalui MGMP, Workshop, penelitian ilmiah,
menambah kualifikasi tenaga kependidikan, dan pelatihan. Meningkatkan standar
kelulusan siswa melalui penerapan proses belajar mengajar yang lebih inovatif,
meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan penunjang pendidikan, melaksanakan
penggalian sumber dana dari berbagai sumber serta melaksanakan sistem penilaian yang
lebih konsisten, terukur sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP).
E. PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM
KTSP disusun dengan memerhatikan acuan operasional sebagai berikut.
1. Peningkatan Iman dan Takwa serta Akhlak Mulia
Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan
kepribadian peserta didik secara utuh. Oleh karena itu, kurikulum yang disusun
sebisamungkin dapat menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia
pada setiapmata pelajaran
2. Pembentukan Kompetensi Masa Depan
toleran dalam keragaman, mampu hidup dalam masyarakat global, memiliki ninat
luas dalam kehidupan dan memiliki kesiapan dalam bekerja, kecerdasan sesuai
dengan bakat/minatnya dan perdulu nterhadap lingkungannya.
3. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat Sesuai dengan Tingkat
Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik
Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia
secara holistik sehingga memungkinkan potensi afektif, kognitif, dan psikomotor
berkembang secara optimal. Oleh karena itu, kurikulum harus disusun dengan
memerhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual,
emosional, sosial, spiritual, dan kinestetik peserta didik.
4. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah serta Lingkungan
Setiap daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik lingkungan
yang beragam. Oleh karena itu, setiap daerah memerlukan kurikulum pendidikan
yang sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup siswa sehari-hari.
Kurikulum yang disusun harus memuat keragaman tersebut sehingga dapat
menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.
5. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan yang otonom
dan demokratis perlu memerhatikan keragaman dan mendorong partisipasi
masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional secara berimbang.
6. Tuntutan Dunia Kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadipeserta
didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh karena
itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik
memasuki dunia kerja. Kompetensi ini sangat penting, terutama bagi satuan
pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang
pendidikanyang lebih tinggi.
7. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni (Ipteks)
penyesuaian dengan perkembangan ipteks sehingga tetap relevan dan kontekstual
dengan perubahan.
Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan
berkesinambungan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni.
8. Agama
Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan takwa
serta akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat
beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua mata pelajaran harus ikut
mendukung peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia.
9. Dinamika Perkembangan Global
Pendidikan harus menciptakan kemandirian individu dan kemandirian bangsa. Hal
ini sangat penting pada masa pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin erat
memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta hidup berdampingan
dengan suku dan bangsa lain.
10. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan
Pendidikan bertujuan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta
didik sehingga dapat memberikan landasan penting bagi upaya pemeliharaan
persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh karena itu, kurikulum
harus mendorong berkembangnya wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan
nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
11. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
Kurikulum harus dikembangkan dengan memerhatikan karakteristik social budaya
masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya.
Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat harus terlebih dahulu
ditumbuhkan sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.
12. Kesetaraan Gender
Kurikulum harus diarahkan pada terciptanya pendidikan yang berkeadilan dan
memerhatikan kesetaraan gender.
13. Karakteristik Satuan Pendidikan
BAB II
TUJUAN PENDIDIKAN TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
A.Tujuan Pendidikan
1. Tujuan Pendidikan Nasional
Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman, bertaqwa
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, bertanggungjawab dan
demokratis.
2. Tujuan Pendidikan Dasar
Tujuan pendidikan dasar yaitu meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
lebih lanjut
.
B. VISI SMP Negeri 3 Susut
Untuk dapat memberikan arah yang jelas dan tegas tentang impian masa
depan SMP Negeri 3 Susut, maka dirumuskanlah visi sekolah. Visi ini juga
dimaksudkan sebagai pedoman pergerakan pelaksanaan proses pendidikan di SMP
Negeri 3 Susut. Adapaun bunyi visi tersebut adalah :
“
SEHAT BERBUDI, CERDAS BERBUDAYA
“
Adapun indikator dari perumusan visi tersebut adalah :
Berbadan sehat, memiliki pengetahuan dan ketrampilan kesehatan, berperilaku
sehat, dan berprestasi bidang kesehatan.
Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta berbudi pekerti
luhur.
Memiliki kompetensi dan berprestasi dalam bidang IPTEK.
Memiliki pengetahuan, kecintaan, usaha pelestarian, dan prestasi dalam bidang
kebudayaan.
C. MISI SMP Negeri 3 Susut
1.
Pengembangan dan pelaksanaan Kurikulum SMP Negeri 3 Susut yang
berorientasi pada peningkatan standar proses, pengelolaan dan manajemen,
pendidik, sarana prasarana, pembiayaan, dan penilaian.
3.
Pembudayaan kehidupan beragama dan penempaan budi pekerti untuk
pemantapan akhlak mulia dan keimanan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4.
Pengembangan pengetahuan, kecintaan, usaha pelestarian, dan prestasi dalam
bidang kebudayaan.
5.
Pengembangan dan pelaksanaan TRIAS UKS untuk membentuk karakter
budaya hidup sehat
D. TUJUAN SEKOLAH
Berdasarkan analisis kondisi pendidikan saat ini, maka Kondisi Pendidikan yang
diharapkan pada empat tahun yang akan datang yaitu tahun 2011-2012 sampai dengan
tahun 2014-2015 adalah :
1. Tercapai standar kelulusan 100% memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP)
dengan rata-rata nilai ujian minimal 8,0, berprestasi dalam bidang akademik dan
non akademik, sehat, berbudaya, dan memiliki keimanan yang tinggi.
2. Tercapainya standar kurikulum di sekolah 100% memenuhi Standar Nasional
Pendidikan (SNP)
3. Tercapai standar PBM 100% memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP), yaitu
pembelajaran yang menggunakan pendekatan
Conteksttual Teaching and Learning
(CTL)
, menganut prinsip
mastery learning
.
4. Tercapai standar pendidik dan tenaga kependidikan 100% memenuhi Standar
Nasional Pendidikan (SNP)
5. Tercapai standar sarana prasarana pendidikan 100% memenuhi Standar Nasional
Pendidikan (SNP)
6. Tercapai standar pengelolaan pendidikan 100% memenuhi Standar Nasional
Pendidikan (SNP)
7. Tercapai standar pembiayaan 100% memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP).
8. Tercapai standar penilaian 100% memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP)
9. Terciptanya budaya hidup sehat melalui pelaksanaan TRIAS UKS dan pelestarian
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
A.
Struktur Kurikulum
SMP Negeri Susut merupakan sekolah pelaksana kurikulum 2013, oleh karena itu
Struktur dan Muatan Kurikulum untuk kelas VII dan VIII disusun berdasarkan Kukrikulum
2013 dan Struktur Kurikulum kelas IX disusun berdasarkan kurikulum 2006
Tabel 01. Struktur Kurikulum Kelas VII dan VIII (Kurikulum 2013)
MATA PELAJARAN
ALOKASI WAKTU
SMT. 1
SMT. 2
KELOMPOK A
1.
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
3
3
2.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
3
3
3.
Bahasa Indonesia
6
6
4.
Matematika
5
5
5.
Ilmu Pengetahuan Alam
5
5
6.
Ilmu Pengetahuan Sosial
4
4
7.
Bahasa Inggris
4
4
KELOMPOK B
1.
1.1. Seni Budaya
1.2. Muatan lokal(Bahasa Bali)
3
2
3
2
2.
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
3
3
3.
Prakarya
2
2
Tabel 02. Struktur Kurikulum Kelas IX (kurikulum 2006)
Komponen
Kelas dan Alokasi
Waktu
VII
VIII
IX
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama
2
2. Pendidikan kewarganegaraan
2
3. Bahasa Indonesia
4+1
4. Bahasa Inggris
4
5. Matematika
4+1
6. Ilmu Pengetahuan Alam
4
7. Ilmu Pengetahuan Sosial
4
8. Seni Budaya
2
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga
2
10. Ketrampilan/Tenologi
Imformasi dan teknologi
2
B.1. Muatan Lokal Wajib
Bahasa Daerah Bali
Budi Pekert
2.Muatan lokal Pilihan
Uparengga
2
1
1
C. Pengembangan Diri
2*)
Jumlah
36
2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran.
Penambahan jam untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, matematika, dengan maksud agar
siswa mempunyai kemampuan lebih baik karena nilai kedua mata pelajaran tersebut selalu
di bawah KKM dan untuk persiapan Ujian Nasional, sedangkan penambahan jam untuk
mulok pilihan yaitu Uperengga, bertujuan untuk menambah kemampuan siswa dalam
membuat sarana upacara-upakara yadnya mengingat situasi disekitar sekolah sering
melaksanakan upacara ke agamaan.
Muatan Kurikulum SMP Negeri 3 Susut meliputi Mata Pelajaran, Muatan Lokal,
Pengembangan diri, Pengaturan Beban Belajar, ketentuan mengenai Kenaikan Kelas dan
Kelulusan, Pendidikan Kecakapan Hidup, Pendidikan Berbasis keunggulan lokal dan
Global, Mutasi siswa, Serta Pendidikan Karakter Bangsa
1. Mata Pelajaran
Mata pelajaran yang terdapat pada struktur kurikulum SMP Negeri 3 Susut meliputi :
1.1.
Mata pelajaran berdasrkan Kelompok A
Strukur Kurikulum tahun 2006 untuk kelas IX pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah yang tertuang dalam Standar Isi, meliputi lima kelompok mata pelajaran,
sebagai berikut:
1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
4. Kelompok mata pelajaran estetika;
5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan;
Cakupan kelompok mata pelajaran sebagai berikut :
Kelompok Mata
Pelajaran
Cakupan
1. Agama dan Akhlak
2. Kewarganegaraan
dan Kepribadian
Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian dimaksud untuk meningkatkan kesadaran dan
wawasan peserta didik akan status, hak dan
Kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara serta peningkjatan kwalitas dirinya sebagai
manusia.
Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kabangsaan,
jiwa dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap
hak-hak asasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian
lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung
jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk mengenal,
menyikapi, dan mengapresiasikan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta menanamkan kebiasaan berpikir dan
berprilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
pada SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan untukmemperoleh
kompetensi dasar ilmu pengetahuan dan teknologi serta
membudayakan berpikir ilmiah secara kritis dan mandiri
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
pada SMA/MA/SMALB dimaksudkan untuk memperoleh
kompetensi lanjut ilmu pengetahuan dan teknologi serta
membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan
mandiri.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
pada SMK/MAK dimaksudkan untuk menerapkan ilmu
pengetahuan dan teknologi, membentuk kompetensi,
kecakapan, dan kemandirian kerja.
4.Estetika
Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk
meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresikan
dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni.
Kemampuan mengapresiasi dan mengekspresikan
keindahan serta harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi,
baik dalam kehidupan individual sehingga mampu
menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam
kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan
kebersamaaan yang harmonis.
5. Jasmani, Olahraga
Dan Kesehatan
hidup sehat.
Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan
pada SMP/MTs/SDLB dimaksudkan untuk meningkatkan
potensi fisik serta membudayakan sportivitas dan
kesadaran hidup sehat.
Kelompok mata pelajaran jasmani,olahraga kesehatan pada
SMA/MA/SMALB?SMK/MAK dimaksudkan untuk
meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sikap
sportif,disiplin,kerja sama,dan hidup sehat.
Budaya hidup sehat termasuk kesadaran,sikap,dan perilaku
hidup sehat yang bersifat individual ataupun yang bersifat
kolektif kemasyarakatan seperti keterbatasan dari perilaku
seksual bebas,kecanduan narkoba, HIV/AIDS, demam
berdarah,muntaber,dan penyakit lain yang potensial untuk
mewabah.
Mata pelajaran beserta alokasi waktu berpedoman pada struktur kurikulum di atas
a. Pendidikan Agama.
b. Kewarganagaraan dan kedpribadian.
c. Bahasa Indonesia.
d. Bahasa Inggris.
e. Matematika.
f. Ilmu Pengetahuan Alam.
g. Ilmu Pengetahuan Sosial
H. Seni Budaya
i. Pendidikan Jasmani
j. Ketrampilan/Teknologi Imformasi dan Komunikasi(TIK)
a. Pendidikan Agama
Meliputi: Agama Hindu, mengingat kondisisosial budaya masyarakat di lingkungan
sekitar sekolah.
Tujuan: Memberi wawasan terhadap keberagaman agama di Indonesia dan
meningkatkan keimanan dan ketakwaan siswa sesuai dengan keyakinan
agamanya masing-masing.
b. Kewarganegaraan dan Kepribadian
berbangsa dan bernegara dan pentingnya penanaman rasa persatuan dan
kesatuan.
c. Bahasa Indonesia
Tujuan: Membina keterampilan berbahasa secara lisan dan tertulis serta
dapatmenggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dan sarana pemahaman
terhadap ipteks.
d. Bahasa Inggris
Tujuan: Membina keterampilan berbahasa dan berkomunikasi secara lisan
dantertulis untuk menghadapi perkembangan ipteks dalam menyongsong era
globalisasi.
e. Matematika
Tujuan: Memberikan pemahaman logika dan kemampuan dasar matematikadalam
rangka penguasaan ipteks.
f. Ilmu Pengetahuan Alam
Tujuan: Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada siswa untuk
menguasai dasar-dasar sains dalam rangka penguasaan ipteks.
g. Ilmu Pengetahuan Sosial
Tujuan: Memberikan pengetahuan sosiokultural masyarakat yang majemuk,
mengembangkan kesadaran hidup bermasyarakat, dan memiliki keterampilanhidup
secara mandiri.
h. Seni Budaya
Meliputi: Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari, dan Seni Teater
Tujuan: Mengembangkan apresiasi seni, daya kreasi, dan kecintaan pada seni
budaya nasional.
i. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Tujuan: Menanamkan kebiasaan hidup sehat, meningkatkan kebugaran,
danketerampilan dalam bidang olahraga, serta menanamkan rasa
sportivitas,tanggung jawab, disiplin, dan percaya diri pada siswa.
j. Keterampilan/Teknologi Informasi dan Komunikasi
Meliputi: Elektronika, Teknologi Informasi, dan Komunikasi
2. MUATAN LOKAL
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang
disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,termasuk keunggulan daerah.Muatan lokal
yang dipiilih adalah sesuai dengan keputusan Gubernur Bali dalam melestarikan Budaya
Bali,maka Bahasa Bali dan Budi pekerti merupakan muatan lokal yang wajib diberikan
pada semua jenjang pendidikan,sedangkan muatan lokal pilihan yaitu; Uperengga
a. MULOK: BAHASA BALI
Tujuan :
Untuk melestarikan kompetensi Berbahasa Bali untuk melestrikan
Bahasa Bali.
b. MULOK: BUDI PEKERTI
Tujuan:
Mengembangkan sikap dan perilaku siswa dalam kehidupan
Sehari-hari sesuai dengan norma agama,norma sociaL
kemasyarakatan sehingga dapat membentuk manusia yang mememiliki Budi
pekerti Luhur.
c. MULOK PILIHAN
1. Uperengga(alat-alat Upacara Yandya)
Tujuan:
Mengembangkan kompetensi kearifan lokal daerah sebagai media untuk
melestarikan budaya yang telah diwariskan.
C. KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI
Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan
kebutuhan, bakat dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.
peserta didik serta kegiatan ekstrakurikuler, seperti kepramukaan, kepemimpinan,
kelompok seni budaya, kolompok tim olahraga, dan kelompok ilmiah remaja.
Kegiatan pengembangan diri yang dilakukan SMP Negeri 3 Susut antara lain sebagai
berikut :
1. Kegiatan Pelayanan Konseling
Tujuan:
1) membantu melayani masalah kesulitan belajar siswa;
2) melayani pengembangan karier siswa;
3) membantu dalam pemilihan jenjang pendidikan yang lebih tinggi;
4) membantu siswa dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sosial siswa.
2. Kegiatan ekstrakurikuler
a. Kepramukaan
Tujuan:
1) melatih siswa untuk terampil dan mandiri;
2) melatih siswa untuk mempertahankan hidup secara mandiri;
3) sebagai wahana siswa untuk berlatih berorganisasi dan kepemimpinan;
4) memiliki sikap kerja sama kelompok;
5) memiliki jiwa sosial dan peduli kepada orang lain;
6) dapat menyelesaikan permasalahan dengan tepat.
b. Kegiatan Palang Merah Remaja (PMR)
Tujuan:
1) memiliki jiwa sosial dan kepedulian kepada orang lain;
2) memiliki sikap kerja sama kelompok;
3) memiliki pengetahuan dan praktik PPPK;
4) membentuk petugas piket UKS;
5) melatih siswa untuk cepat dan tepat dalam memberikan pertolongan pertama.
c. Kegiatan Kelompok Ilmiah Remaja (KIR)
Tujuan:
1) melatih siswa terampil dalam menulis karya ilmiah;
2) melatih siswa berpikir kritis;
d. Kegiatan Olahraga, Seni, dan Budaya
Tujuan:
1) mengembangkan prestasi olahraga;
2) mengembangkan seni bela diri;
3) mengembangkan seni rupa, tari,tabuh, teater dan suara(mekidung);
4) mengembangkan seni menulis lontar, mejejahitan.
e. Pengayaan mata pelajaran Matematika
Tujuan:
1) melatih siswa dalam mengerjakan soal-soal
2) memantapkan siswa menguasai materi matematika
3) melatih kecakapan siswa berpikir riil
f. English Club
Tujuan:
1) melatih ketrampilan siswa dalam berbahasa inggris
2) melatih penguasaan English Grammar.
3) melatih siswa berkomunikasi dengan bahasa Inggris
1. Kegiatan pengembangan diri yang tidak terprogram terdiri dari;
a.
Rutin : Kegiatan yang terjadwal seperti upacara
bendera, kegiatan keagamaan dan pemeliharaan kebersihan lingkungan.
b.
Spontan : Kegiatan yang tidak terjadwal dalam
pembentukan prilaku seperti pemberian salam, membuang sampah pada
tempatnya, budaya antre, mengatasi silang pendapat
c.
Keteladanan: Kegiatan dalam bentuk prilaku
sehari-hari seperti berpakaian rapi, berbahasa yang baik dan benar, rajin membaca,
datang tepat waktu dan memuji keberhasilan
Kegiatan Pengembangan diri dilaksanakan di luar jam pelajaran ( ekstra kurikuler )
Dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran ( 2 x 40 Menit ) untuk kelas VII dan VIII
sedangkan kelas IX diberikan bimbingan belajar ( LES ) untuk persiapan ujian.
b. Pembina/Pelatih
Kegiatan pengembangan diri /Ekstra dibina atau dilatih oleh Guru , Praktisi atau alumni
yang mempunyai kualifikasi yang bai berdasarkan surat Keputusan Kepala Sekolah yang
dikordinir oleh masing-masing koordinator.
Sedangkan untuk Layanan konseling dibina oleh Guru BK, dan latihan kepemimpinan
peserta didik dibina oleh Pembina Osis dengan kordinator Urusan Kepeserta didikan.
c. Jadwal Kegiatan
Oleh karena jumlah jam pelajaran per minggu hanya 35 jam, maka pelaksanaan
pengembangan diri dilaksanakan secara serentak pada hari Sabtu dan Minggu yaitu mulai
pukul 7.30 – 12.30 WITA.
d. Penilaian
Kegiatan Pengembangan Diri dinilai dengan melaporkan secara tertulis kepada kepala
sekolah dan orang tua siswa dalam bentuk nilai kualitatif dengan katagori sebagai berikut :
Katagori
Keterangan
No
Jenis kegiatan
Hari
Waktu
a. Bingbingan konseling
b. Pramuka
Minggu
Kamis
08.00 – 10.00
15.00 – 16.00
D. Pengaturan beban belajar
Beban belajar menggunakan sistim paket dengan beban belajar 36 jam pelajaran
per minggu. Satu jam pelajaran 40 menit. Alokasi waktu untuk praktek, 2 jam
kegiatan praktek di sekolah setara dengan 1 jam tatap muka, 4 jam praktek di
luar sekolah setara dengan 1 jam tatap muka.
Tabel beban belajar Kegiatan tatap muka
Kelas
Pemb. Tatap
Satu jam
muka
Jml. Jam
Pemb. Per
minggu
Minggu
Efektif
Pemb. Per
tahun
Waktu
pemb. Per
tahun
Jumlah
Jam pemb.
Pertahun
a)60 menit
VII
40
36
34-38
1088-1216
725-811
VIII
40
36
34-38
1088-1216
725-811
IX
40
36
34-38
1088-1216
725-811
Penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur maks. 50% dari
jumlah waktu kegiatan tatap muka
E. Ketuntasan belajar
Ketuntasan belajar setiap mata pelajaran ditentukan oleh kelompok guru mata
pelajaran dengan mempertimbangkan materi esensial, kompleksitas, intake
siswa, dan daya dukung dalam penyelenggarakkan pembelajaran. Ketuntasan
belajar masing-masing mata pelajaran terlampir.
1. KRETERIA KETUNTASAN MINIMAL(KKM)
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
No
Mata pelajaran
KKM
Ket
VII
VIII
IX
1
Pendidikan Agama
74
76
78
2
Pendidikan kewarganegaraan
70
73
75
3
Bahasa Indonesia
73
74
75
4
Bahasa Inggris
70
72
73
5
Matematika
70
72
73
6
IPA
70
72
73
7
IPS
71
72
73
8
Seni Budaya
70
73
75
9
Pendidikan Jasmani,Olah Raga dan
kesehatan
70
71
72
10
Ketrampilan/TIK
70
72
73
B. 1. MUATAN LOKAL WAJIB
11
Bahasa Daerah Bali
70
72
75
12
Budi pekerti
74
76
78
2. MUATAN LOKAL PILIHAN
13
Uperengga
74
76
78
C. PENGEMBANGAN DIRI Penilaian secara kualitatif
2. KETUNTASAN KELOMPOK MATA PELAJARAN
No
Kelompok Mapel
Mata pelajaran
Ketuntasan
Ket
VII
VIII
IX
1
Agama dan akhlak Mulia
1.
Pendidikan Agama2.
Budi Pekerti3.
Sarana Up. Agama74 74 74
76 76 76
78 78 78
Jumlah 74 76 78
Rata-rata 74 76 78
2
Kewarganegaraan dan Kepribadian
1. Pendidikan Kewarganegaraan
70 73 75
Rata-rata 70 73 75
3
Ilmu Pengetahuan dan teknologi
1. Bahasa Indonesia 2. Bahasa Inggris 3. Matematika
4. Ilmu pengetahuan Alam 5. Ilmu pengetahuan Sosial
73
Jumlah 343 351 430
Rata-rata 68,5 70,2 86
4
Estetika 1. Seni Budaya
2. Ketrampilan/TIK
Jumlah 140 145 148
Rata-rata 70 72,5 74
5 Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan
1. Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan
70 71 72
Jumlah 70 71 72
Rata-rata 70 71 72
3. Ketuntasan belajar
Ketuntasan sekolah diambil dari rata-rata ketuntasan mata
pelajaran atau jumlah rata-rata kelompok mata pelajaran dibagi 5.
Jadi ketuntasan kelas VII = 7 4 +
70
+
68,5
+ 70 + 70
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun. Kreteria kenaikan kelas
diatur sebagai berikut :
a. Siswa dinyatakan naik kelas bila nilai semua mata pelajaran ≥ KKM
masing-masing mata pelajaran.
b. Siswa dinyatakan naik bersyarat bila ada paling banyak 4 mata pelajaran
memiliki nilai dibawah KKM masing-masing mata pelajaran.
c. Siswa dinyatakan tidak naik kelas bila memiliki nilai dibawah KKM lebih
dari 4 mata pelajaran dan/atau memiliki ≤ 50.
d. Memiliki nilai minimal B ( baik ) untuk aspek Kepribadian, Kelakuan, dan
Kerajinan serta Pengembangan Diri pada semester yang diikuti.
e. Jika karena alasan yang kuat, misal karena gangguan kesehatan fisik, emosi
atau mental sehingga tidak mungkin berhasil dibantu mencapai kompetensi
yang ditargetkan
f. Bagi siswa yang nilanya dibawah KKM dimasing-masing mata pelajaran
diadakan remedial maksimal 3 kali sampai memenuhi atau standar KKM.
g. Siswa yang tidak melaksanakan remedial diberikan pengayaan untuk
peningkatan mutu siswa itu sendiri.
Kreteria Kelulusan
Berdasarkan PP 19/2005 pasal 72 ayat 1 dan 2, Peserta didik dinyatakan
lulus jika:
(1)
Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada
pendidikan dasar dan menengah setelah:
a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. memperoleh nilai minimal baik ≥ 65 pada penilaian akhir untuk
seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian,
kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran
jasmani, olah raga, dan kesehatan ;
c. lulus ujian sekolah/madrasahdengan nilai minimal ≥ 60 untuk
kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; dan
d. lulus Ujian Nasional.
(2)
Kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan ditetapkan oleh
satuan pendidikan yang bersangkutan sesuai dengan kriteria yang
dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri.
(3)
Untuk mendapatkan kelulusan yang maksimal mulai tahun ajaran
(4)
Bagi siswa yang potensi tidak lulus didata dan dibuatkan program
Rerama Anyar untuk megawasi dan membimbing semaksimal mungkin
baik didalam sekolah maupun diluar sekolah.
G. Pendidikan Kecakapan Hidup
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMP Negeri 3 Susut juga memasukkan
pendidikan kecakapan hidup, yang mencakup kecakapan pribadi, sosial, akademik, dan
vokasional melalui kegiatan pengembangan diri dan ekstrakurikuler sebagaimana
tercantum dalam poin 3.
Kecakapan hidup (life Skills) adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk
berani menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan,
kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya
mampu mengatasinya.
Kecakapan hidup yang dikembangkan melalui pembelajaran meliputi:
a. Kecakapan personal yaitu:
1) Melaksanakan persembahyangan setiap hari dan pada hari-hari besar
agama.
2) Mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi sesuai dengan
mekanisme yang ditetapkan dalam tata tertib sekolah.
3) Mampu melaksanakan/menyelesaikan setiap tugas-tugas yang
dibebankan oleh guru, sekolah secara maksimal.
b. Kecakapan sosial:
1) Membiasakan saling sapa antara sesama warga sekolah.
2) Mengadakan pengabdian masyarakat dan keagamaan minimal 2 kali
dalam satu semester.
3) Menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan sekolah secara
berkesinambungan.
c. Kecakapan akademik:
1)
Membiasakan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar dalam berkomunikasi sehari-hari.
2)
Membiasakan melakukan penelitian ilmiah.
3)
Membiasakan pola demokrasi dalam setiap pengambilan
keputusan.
1)
Meningkatkan ketrerampilan seni melalui ekstra tari,tabuh
dan tembang.
2)
Meningkatkan keterampilan penguasaan teknologi informasi
dan komunikasi melalui pembelajaran TIK
3)
Meningkatkan kewirausahaan melalui kegiatan atau
pemberdayaan koperasi siswa.
4)
Melatih keterampilan mengolah sampah organik dan
anorganik.
5)
Meningkatkan keterampilan menulis lontar melalui kegiatan
pengembangan diri
6)
Meningkatka keterampilan membuat sarana upacara melalui
pengembangan diri Uperengga.
Tabel 1:
Analisis
Pengintegrasian Kecakapan Hidup dalam
Muatan
Kurikulum
No PelajaranMata Tujuan Pendidikan
Pengembangan Kecakapan Hidup *)
Kecaka
agama Membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME
x
2 Pendidikan Kewargane-garaan
Membentuk peserta didik menjadi warga negara yang memiliki wawasan dan rasa kebersamaan, cinta tanah air, serta bersikap dan berperilaku demokratis
x x
3 Bahasa Membentuk peserta didik mampu berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulisan
x
4 Matematika Mengembangkan logika dan kemampuan berpikir peserta didik dan kemampuan analisis peserta didik terhadap
No PelajaranMata Tujuan Pendidikan
Pengembangan Kecakapan Hidup *) Kecaka lingkungan alam dan sekitarnya
6 Ilmu
Pengetahuan Sosial
Mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis peserta didik terhadap kondisi sosial masyarakat
x x
7 Seni dan
Budaya Membentuk karakter peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa seni dan pemahaman budaya
Membentuk karakter peserta didik agar sehat jasmani dan rohani, serta menumbuhkan rasa sportivitas
x
9 Keterampilan/ Bahasa Asing/ TIK
Membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki keterampilan
x x
10 Muatan Lokal Membentuk pemahaman terhadap potensi sesuai dengan ciri khas di daerah tempat tinggalnya
x x
11 Pengembanga
n Diri Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, minat, dan bakat
x x x
H.
PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DAN GLOBAL
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang
memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek
ekonomi, budaya , bahasa, teknologi, ekologi dan lain-lain yang bermanfaat bagi
pengembangan kompetensi peserta didik agar mampu bersaing ditingkat lokal,
nasional dan Internasional (global).
1) Muatan lokal Bahasa Daerah Bali yang diimplementasikan dalam
bentuk kegiatan kongkret yaitu wajib berkomunikasi dengan
bahasa daerah Bali yang baik dan benar pada setiap hari Jumat.
2) Pengembangan diri dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler seni
tari, tabuh, Seni Rupa, pesantian, majejahitan.
b. Pendidikan berbasis keunggulan global diintegrasikan dalam:
1) Pengembangan diri pada pembinaan kelompok mata pelajaran
(matematika, Ilmu Pengetahuan Alam dan Bahasa Inggris), salah
satu bentuk implementasinya adalah melalui kegiatan wajib
berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Inggris pada setiap
hari Sabtu.
2) Menggunakan media internet sebagai sumber belajar untuk
semua mata pelajaran.
3) Mengangkat isu- isu global ke dalam mata pelajaran seperti
pemanasan global, HIV/AIDS, imtaq.
I. Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan
hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan
karakter dan akhlak mulia peserta didik secara untuh, terpadu dan seimbang.
Pendidikan karakter pada tingkat sekolah mengarah pada pembentukan budaya
sekolah dan simbul-simbul yang diperaktekan oleh sekolah dan masyarakat
sekitarnya.
Karakter adalah nilai-nilai yang melandasi perilaku manusia berdasarkan
norma agama, kebudayaan, hukum/konstitusi, adat istiadat, dan estetika.
Pendidikan karakter merupakan upaya yang terencana untuk menjadikan peserta
didik mengenal, peduli dan menginternalisasi nilai-nilai sehingga peserta didik
berperilaku sebagai insan kamil
.kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai, baik terhadap Tuhan Yang
Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga
menjadi manusia insan kamil.
Fungsi pendidikan karakter adalah:
1.
pengembangan: pengembangan potensi peserta didik untuk menjadi
pribadi berperilaku baik; ini bagi peserta didik yang telah memiliki sikap dan
perilaku yang mencerminkan budaya dan karakter bangsa;
2.
perbaikan: memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk bertanggung
jawab dalam pengembangan potensi peserta didik yang lebih bermartabat;
dan
3.
penyaring: untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa lain
yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang
bermartabat.
Tujuan pendidikan karakter adalah:
1. mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai
manusia dan warganegara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter
bangsa;
2. mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan
sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang
religius;
3. menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik
sebagai generasi penerus bangsa;
4. mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang
mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan; dan
Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter diidentifikasi dari
sumber-sumber berikut ini.
1.
Agama: masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama. Oleh karena
itu, kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada
ajaran agama dan kepercayaannya. Secara politis, kehidupan kenegaraan
pun didasari pada nilai-nilai yang berasal dari agama. Atas dasar
pertimbangan itu, maka nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa
harus didasarkan pada nilai-nilai dan kaidah yang berasal dari agama.
2.
Pancasila: negara kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas
prinsip-prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut Pancasila.
Pancasila terdapat pada Pembukaan UUD 1945 dan dijabarkan lebih lanjut
dalam pasal-pasal yang terdapat dalam UUD 1945. Artinya, nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan
politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya, dan seni. Pendidikan
budaya dan karakter bangsa bertujuan mempersiapkan peserta didik
menjadi warga negara yang lebih baik, yaitu warga negara yang memiliki
kemampuan, kemauan, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupannya sebagai warga negara.
3.
Budaya: sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup
bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai-nilai budaya yang diakui
masyarakat itu. Nilai-nilai budaya itu dijadikan dasar dalam pemberian
makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antaranggota
masyarakat itu. Posisi budaya yang demikian penting dalam kehidupan
masyarakat mengharuskan budaya menjadi sumber nilai dalam pendidikan
budaya dan karakter bangsa.
memuat berbagai nilai kemanusiaan yang harus dimiliki warga negara
Indonesia. Oleh karena itu, tujuan pendidikan nasional adalah sumber
yang paling operasional dalam pengembangan pendidikan karakter.
Berdasarkan keempat sumber nilai itu, Kementrian Pendidikan Nasional
telah mengidentifikasi sejumlah nilai termasuk deskripsinya untuk
dijadikan acuan dalam pengembangan pendidikan karakter disatuan
pendidikan. Untuk lebih jelasnya nilai dan deskripsi nilai tersebut
dipaparkan pada table berikut:
Tabel 1. Nilai dan Deskripsi Nilai Karakter Bangsa
NILAI
DESKRIPSI
1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran
agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak
dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui
lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10. Semangat Kebangsaan
NILAI
DESKRIPSI
11. Cinta Tanah Air Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
12. Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/ Komuniktif
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
14. Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
15. Gemar Membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai
bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung-jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
Perencanaan dan pelaksanaan pendidikan karakter bangsa dilakukan oleh
kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan (konselor) secara bersama-sama
sebagai suatu komunitas pendidik dan diterapkan ke dalam kurikulum melalui
hal-hal berikut ini.
1. Program Pengembangan Diri
Dalam program pengembngan diri, perencanaan dan pelaksanaan
pendidikan karakter bangsa dilakukan melalui pengintegrasian ke dalam
kegiatan sehari-hari sekolah yaitu melalui hal-hal berikut.
a.
Kegiatan rutin sekolah
upacara bendera pada hari Senin, hari hari besar kenegaraan
( nilai kedisiplinan, kerja keras, nasionalisme)
pemeriksaan kebersihan badan (kuku, telinga, rambut, dan
lain-lain) setiap hari Senin,
bertrisandya ( sembahyang Agama Hindu) pada saat memulai
dan selesai pelajaran ( Religius)
mengucapkan Pancasila mengawali pembelajaran ( Nasionalisme,
cinta tanah air)
b. Kegiatan spontan
Kegiatan spontan yaitu kegiatan yang dilakukan secara spontan pada
saat itu juga. Kegiatan ini dilakukan biasanya pada saat guru dan
tenaga kependidikan yang lain mengetahui adanya perbuatan yang
kurang baik dari peserta didik yang harus dikoreksi pada saat itu juga.
Apabila guru mengetahui adanya perilaku dan sikap yang kurang baik
maka pada saat itu juga guru harus melakukan koreksi sehingga peserta
didik tidak akan melakukan tindakan yang tidak baik itu. Kegiatan
spontan:
membuang sampah pada tempatnya (tanggung jawab,
kedispilinan)
bersalaman saat mengakhiri pembelajaran, mengucap salam
bila bertemu guru, tenaga kependidikan, atau teman.
( toleransi,cinta damai,kesantunan)
c. Keteladanan
bersikap sesuai dengan nilai-nilai itu. Misalnya, berpakaian rapi, datang
tepat pada waktunya, bekerja keras, bertutur kata sopan, kasih sayang,
perhatian terhadap peserta didik, jujur, menjaga kebersihan.
d. Pengkondisian
Untuk mendukung keterlaksanaan pendidikan budaya dan karakter
bangsa maka sekolah harus dikondisikan sebagai pendukung kegiatan
itu. Sekolah harus mencerminkan kehidupan nilai-nilai karakter bangsa
yang diinginkan. Misalnya, toilet yang selalu bersih, bak sampah ada di
berbagai tempat dan selalu dibersihkan, sekolah terlihat rapi dan alat
belajar ditempatkan teratur.
e. Ektra Kurikuler
1) Kepramukaan,
Nilai karakter yang dikembangkan: Kejujuran, ketangguhan,
kepedulian, kemandirian, demokratis, kerja keras, tanggung jawab,
kedisiplinan, percaya diri, nasionalisme
2) Palang merah Remaja (PMR)
Nilai karakter yang dikembangkan : kepedulian, gaya hidup sehat,
kejujuran, ketangguhan, kemandirian, demokratis, kerja keras,
tanggung jawab, kedisiplinan, percaya diri, nasionalisme
3) Kelompok Ilmiah Remaja
Nilai karakter yang dikembangkan : kecerdasan, berpikir logis,
kritis, kreatif, dan inovatif, keingintahuan, cinta ilmu, cinta ilmu.
4) KSPAN ( Kelompok Siswa Peduli Anti narkoba )
Nilai karakter yang dikembangkan : gaya hidup sehat, patuh
terhadap aturan sosial, kereligiuasan, kejujuran, ketangguhan,
kedemokrasian, kepedulian.
5) Pesantian
6) Seni Tabuh
Religius, jujur, cerdas, tangguh, peduli, demokratis, menghargai keberagaman, nasionalis, dan menghargai karya orang lain, ingin tahu, disiplin
7) Seni Tari
Religius, jujur, cerdas, tangguh, peduli, demokratis, menghargai keberagaman, nasionalis, dan menghargai karya orang lain, ingin tahu, disiplin
8) Seni Rupa
Religius, jujur, cerdas, tangguh, peduli, demokratis, menghargai keberagaman, nasionalis, dan menghargai karya orang lain, ingin tahu, disiplin
9) Olahraga Prestasi
Religius, jujur, cerdas, tangguh, peduli, demokratis, bergaya hidup sehat, kerja keras, disiplin, percaya diri, mandiri, menghargai karya dan prestasi orang lain
10) Menjahit
Religius, jujur, cerdas, tangguh, peduli, demokratis, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, mandiri, bertanggung jawab, dan menghargai karya orang lain
11) Memasak
Religius, jujur, cerdas, tangguh, peduli, demokratis, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, mandiri, bertanggung jawab, dan menghargai karya orang lain
12) Kerajinan Tangan ( menulis lontar, darma caruban)
Religius, jujur, cerdas, tangguh, peduli, demokratis, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, mandiri, bertanggung jawab, dan menghargai karya orang lain