• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I LATAR BELAKANG (8)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB I LATAR BELAKANG (8)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

terbaharukan, sehingga sekali diambil, maka bahan galian tersebut tidak dapat diciptakan kembali di lokasi tersebut. Oleh sebab itu, pemanfaatan yang efektif dan efsien merupakan suatau keharusan bagi pengelolaan kegiatan penambangan. Kegiatan penambangan yang berlangsung efektif, efsien dan mengacu kepada produktiftas kerja yang tinggi dengan menjunjung nilai-nilai keselamatan kerja dan pengelolaan lingkungan pertambangan yang optimal, akan dapat dicapai dengan penyusunan perencanaan kegiatan penambangan yang memenuhi kaidah yang baik dan benar. Oleh sebab itu, kegiatan perencanaan tambang harus dibuat sebaik mungkin dan harus selalu dilakukan evaluasi dari waktu ke waktu, sehingga tercapai optimalisasi kegiatan Kepada H. Endang Kuswan Seluas 3 Hektar

1.2Luas Pembebasan Lahan

(2)

Gambar 1.1

(3)

BAB II

RENCANA INFRASTRUKTUR

Kegiatan pembangunan dan pembuatan infrastruktur merupakan bagian dari awal kegiatan penambangan. Dalam hal ini infrastruktur sangat berperan penting untuk mendukung kegiatan penambangan. Rencana infrastruktur yang sudah dibuat dan dalam proses perencanaan, diantaranya adalah :

a. Jalan Akses dan Jalan tambang (Mine Road) b. Kolam Sedimentasi dan Saluran Drainase c. Konstruksi bangunan pendukung

2.1. Jalan Akses dan Jalan Tambang (Mine Road)

Jalan akses utama lokasi kegiatan berada tepat di tepi Jalan Pataruman yang menghubungkan Kabupaten Bandung Barat dengan Kabupaten Bandung tepatnya ± 2 km dari Patrol. Kondisi jalan menuju lokasi berkonstruksi tanah dan pasir dengan perkerasan. Panjang jalan ini kurang lebih 200 meter dan memiliki lebar berkisar 12 meter.

Jalan tambang adalah jalan dalam lokasi penambangan yang berfungsi sebagai jalur mobilisasi alat produksi yang dibuat bertahap sesuai kemajuan penambangan. Jalan ini memiliki lebar ± 6 meter dengan konstruksi semi permanen dengan perkerasan.

2.2. Kolam Sedimentasi dan Saluran Drainase

(4)

material tanah urugan yang berada di sekitar lokasi penambangan, dan saluran ini dibuat sepanjang jalan dalam lokasi kegiatan termasuk jalan tambang. Saluran drainase berguna sebagai saluran dari kolam penampungan dan menjaga arah aliran air atau lumpur dari tambang.

Pemeliharaan saluran drainase dan kolam penampungan dilakukan dengan pengerukan dan penguatan dinding-dindingnya. Kegiatan ini direncanakan seiring dengan kemajuan tambang dan pemeliharaan jalan tambang yang di jadwalkan setiap ± 3 bulan.

2.3. Konstruksi Bangunan Pendukung

Fasilitas pendukung kegiatan penambangan H. ENDANG KUSWAN digolongkan menjadi 2 (dua) tipe yaitu konstruksi yang bersifat permanen dan yang fleksibel.

(5)

sesuai kemajuan kegiatan penambangan, lokasi penampungan galian tambang (stock pile), tempat sementara penimbunan tanah penutup (dumping area).

BAB III PRE MINING ATAU PERSIAPAN PENAMBANGAN

3.1 Perhitungan Sumberdaya Bahan Galian dan Umur Tambang

3.1.1. Perhitungan Sumberdaya

Perhitungan besarnya sumberdaya yang ada di lokasi penyelidikan dilakukan dengan beberapa tahapan dan asumsi; di antaranya adalah sebagai berikut :

i) Dasar perhitungan adalah Peta Batas Wilayah Ijin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi yang merupakan peta topograf hasil pengukuran lapangan dengan skala 1:1000. Lokasi objek penyelidikan yang merupakan lokasi kegiatan pertambangan, dibagi menjadi 3 bagian pokok yaitu :

1. Lokasi penambangan sumberdaya/bahan galian tanah urug yang terletak pada elevasi/kontur/ketinggian antara 722 – 777 m dpl.

2. Lokasi konstruksi sarana penunjang kegiatan penambangan, seperti; kantor, bengkel, unit pengolahan dan lain-lain, terletak pada ketinggian antara 710 – 715 m dpl.

(6)

sebagai Pemrakarsa kegiatan dalam pemeliharaannya. Jalan ini terletak pada ketinggian antara 685 – 710 m dpl. ii) Pengukuran luas dilakukan manual dan pengolahan datanya

dibantu menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel.

iii) Teknik perhitungan menggunakan rumusan volume kerucut terpancung.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat dihitung volume tanah penutup dan sumberdaya tanah urug yang tersedia di lahan H. ENDANG KUSWAN seluas 3 Ha Hasil Perhitungan Didapat Sumberdaya Sebesar 1.217.691 m3

Tabel 3.1

Peta koordinta Wilayah Izin Usaha Pertambangan H. ENDANG KUSWAN

3.2. Pembuatan Batas Patok KP dan Front Kerja

(7)
(8)

3.3. Land Clearinng

Area land clearing dilakukan pada wilayah yang dijadikan blok penambangan dan infrastruktur pada lahan yang sudah bebas. Total area yang sudah di land clearing pada wilayah konsesi H. Endang Kuswan ± 3 Ha.

Foto 3.1

Area Yang Di Land Clearing dan Area Infrastruktur

3.4 Umur Tambang

Dasar perhitungan umur tambang adalah volume cadangan yang dapat ditambang dan rencana produksi penambangan. Dengan asumsi bahwa kegiatan penambangan yang direncanakan akan berproduksi sebanyak 450 m3 (LCM)/hari (dasar penentuan akan diuraikan dalam laporan studi kelayakan dan perencanaan tambang), maka umur tambang adalah 20 Tahun yang diperoleh berdasarkan perhitungan berikut :

 Target pembongkaran total = 450

m3 / hari = 12.600 m3 / Bulan

 Total Cadangan 1.217.691 m3 (LCM)

 Sehingga Umur Tambangnya Menjadi

(9)
(10)

3.5 Faktor-Faktor Produksi 3.5.1. Kemantapan Lereng

Kestabilan lereng merupakan salah satu permasalahan yang harus dihadapi dalam merencanakan suatu aktivitas penambangan yang aman dan optimum. Banyak pertimbangan dalam mendisain suatu lereng agar tercapai kondisi bukaan yang aman.

Kemantapan lereng memerlukan suatu kajian yang kompleks dan dipengaruhi oleh banyak faktor yang sulit untuk diukur. Tetapi hal ini dapat disederhanakan dengan menerapkan suatu metode yang memenuhi kaidah-kaidah penambangan yang benar. Sistem penambangan berjenjang/trap (bench system) yang dimaksud didasarkan pada Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 555 K.MPE.26/1985 tentang Keselamatan Kerja Pertambangan Umum, dengan spesifkasi sebagai berikut :

 Tinggi jenjang/tebing individu maksimal 6 m.

 Studi kemantapan/stabiltas lereng harus dibuat jika tinggi jenjang individu >15 m.

 Lebar lantai jenjang minimal 1,5 kali tinggi jenjang atau disesuaikan dengan kebutuhan manuver alat-alat tambang sehingga dapat bekerja dengan aman dan harus dilengkapi dengan tanggul pengaman pada tebing yang terbuka.

 Kemiringan maksimal jenjang individu 700, sedangkan jenjang keseluruhan 450.

 Kedalaman pertambangan disesuaikan dengan

kondisi topograf, hidrologi dan rencana reklamasi.

(11)

Sebelum dilakukan kegiatan pembangunan sarana penunjang dan kegiatan operasi penambangan itu sendiri, perlu dilakukan pengadaan alat-alat kegiatan. Mempertimbangkan peralatan yang digunakan rata-rata merupakan alat berat yang berukuran besar, maka perlu direncanakan secara matang pengadaan/mobilisasinya. Alat berat yang akan dimobilisasi yaitu alat-alat mekanis khususnya untuk kegiatan penambangan yang antara lain adalah :

- Alat unuk membersihkan lahan seperti bulldozer - Alat gali muat seperti exavator back hoe

- Alat angkut seperti truk jungkit (dump truck). Tabel 3.2

Peralatan Tambang

Jenis Alat Tipe Kapasit

as Unit

Exavator Back Hoe CAT-320 0,8 m3 2 Dump Truck Colt

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ketrampilan tenaga kerja adalah :

o Pelatihan, seperti kegiatan pelatihan perlu dilakukan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan para kerja dan pengawasan kerja.

(12)

Tabel 3.4 Tenaga Kerja sehingga perlu diperhatikan beberapa komponen sebagai berikut : pedoman pada rencana kerja disusun dengan baik

 Pengawasan kerja, untuk menilai apakah pelaksanaan suatu pekerjaan sudah sesuai dengan rencana pengaturan kerja yang diberikan. Dengan adanya pengawasan kerja yang baik, maka segala bentuk penyimpangan kerja. Dilakukan koreksi dengan segera dan diarahkan pada rencana semula.

(13)

o Keadaan medan kerja, keadaan tempat bekerja mempengaruhi efektiftas pekerjaan, semakin berat medan kerja yang dihadapi semakin banyak kesulitan yang harus diatasi begitu pula sebaliknya

o Kemampuan kerja, kemampuan pekerja maupun alat

pendukung sangat memberikan andil yang cukup besar dalam efsiensi kerja.

o Lama waktu kerja yang diperlukan dalam pekerjaan

berpengaruh terhadap produksi maupun kemampuan kerja karyawan serta alat bantu pekerjaan, maka dalam hal ini diperlukan sinkronisasi dalam kedua hal tersebut untuk memenuhi target yang dibebankan.

3.2.5. Efisiensi Kerja

Efsiensi kerja adalah perbandingan antara waktu efektif dengan waktu yang tersedia. Waktu efektif adalah waktu yang digunakan untuk menghasilkan produksi saja, sedangkan waktu produksi yang digunakan untuk kegiatan non-produkif dianggap sebagai hambatan.

Untuk mengetahui waktu efektif perlu diketahui waktu kerja penambangan (berdasarkan jadwal yang ditentukan). Waktu kerja penambangan ditentukan berdasarkan target produksi yang telah ditetapkan. Kegiatan yang akan dilakukan memiliki waktu kerja per hari + 8 jam dengan jumlah hari kerja adalah 28 hari per bulan.

Tabel 3.5

(14)

Waktu (menit) Waktu (menit)

1 Masuk Kerja 8.00 0 8.00

-2 Persiapan kerja 08.00 - 08.15 15 08.00 - 08.15 15

3 Kerja Produktif 08.15 - 12.00 285 08.15 - 11.30 255

4 Istirahat 12.00 - 13.00 60 11.30 - 13.00 90

5 Kerja Produktif 13.00 - 15.30 90 13.00 - 15.30 90

6 Persiapan Pulang 15.30 - 16.00 30 15.30 - 16.00 30 Kegiatan

No Senin - Sabtu Jum'at

Berdasarkan tabel tersebut di atas maka dapat diketahui : - Waktu kerja yang tersedia = 480 menit

- Waktu kerja efektif = (285 + 90) x 5 + (255 + 90) 6

= 370 menit

Sedangkan untuk menghitung besarnya efsiensi kerja digunakan persamaan :

We

E = x 100 % Wt

= 75 %

Keterangan : E = Efsiensi kerja, %

We = Waktu kerja efektif, menit

Wt = Waktu kerja yang tersedia, menit

3.2.8. Target Produksi

Target produksi H. ENDANG KUSWAN terhadap penambangan bahan galian pasirnya, sangat dipengaruhi oleh kemampuan alat produksi (gali-muat) yang digunakan yaitu

(15)

memperhitungkan kehilangan-kehilangan selama proses produksinya, diperoleh volume target produksi penambangan sebesar 11.250 m3 (LCM)/bulan atau 135.000 m3 (LCM)/tahun.

3.4.Jalur dan Jarak Hauling

Jalur hauling atau pengangkutan batubara dari Pit ke jalan raya yang terdekat adalah 1,2 km dari front kerja. ( peta Terlampir )

Foto 3.2

(16)

BAB IV BLOK PROSPEK PENAMBANGAN

4.1. Cadangan Terukur

Cadangan Terukur IUP Operasi Produksi H. Endang Kuswan Dihitung Menggunakan Software Sistem Informasi Geografs Dengan Perhitungan Cut and Fill Volumetric Menggunakan Metode Penampang, Cadangan Terukur IUP H. Endang Kuswan adalah Sebesar 1.217.651 ( Gambar 4.1 )

Gambar 4.1

(17)

BAB V PRODUKSI DAN KEMAJUAN

5.1. Kemajuan Tambang

(18)

Gambar 5.1

Peta Sequencing Penambangan IUP H. Endang Kuswan

BAB V KESIMPULAN

1. Cadangan yang terukur berdasarkan hasil pemodelan menggunakan sistem informasi geografs adalah sebesar 1.217.651 M3 yang dihitung dengan menggunakan metode penampang.

2. Dengan Kapasitas Produksi sebesar 450 M3 / Hari atau sekitar 11.250 M3

Gambar

Gambar 1.1 Peta Lokasi IUP H. Endang Kuswan
Tabel 2.1 Komponen Lahan Penambangan
Tabel 3.1 Peta koordinta Wilayah Izin Usaha Pertambangan
Tabel 3.2Peralatan Tambang
+3

Referensi

Dokumen terkait

• Driver Relay akan bekerja ketika transistor mengalami saturasi yang menyebabkan tegangan basis dari transistor masuk ke tegangan kolektor dan masuk ke input

Oleh karena itu, peristiwa turunnya Al Qur’an selalu terkait dengan kehidupan para sahabat baik peristiwa yang bersifat khusus atau untuk pertanyaan yang muncul.Pengetahuan

 Pembentukan Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar (Satgas Saber Pungli) Kabupaten Banjarnegara sesuai dengan Keputusan Bupati Banjarnegara Nomor: 700/1290

Esensial dan Pembinaan Hutan Lindung Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Perlindungan Hutan 2 Penyidikan dan Pengamanan Hutan Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Perlindungan Hutan

Simpan jaringan ke basisdata, pada tahap pelatihan data wajah dari berbagai posisi dan beberapa ekspresi yang berupa matriks setelah dilakukan pembentukan jaringan

Struktur pasar monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau penjual banyak dengan produk yang serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk tersebut

ayo kita coba bermain ayo kita coba bermain gerakan yang agak sulit gerakan yang agak sulit yaitu berjalan di balok titian yaitu berjalan di balok titian naiklah ke atas balok

Berdasarkan dasar teori, perancangan sistem, dan hasil pengujian sistem yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa Dengan adanya sistem usulan ini laporan