• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEORI BAHASA AUTOMATA “TBA”

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "TEORI BAHASA AUTOMATA “TBA”"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

TEORI BAHASA AUTOMATA

TBA

Penyusun

Kelompok 8

1.

RENOL

: 09011519

2.

ABDU RAHMAN HALIM : 08011073

3.

TURNADO SARAGIH

: 08010194

4.

DOVI MITOAWAN

: 08010236

STRATA 1 TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

(2)

5-3. AHN DENGAN TRANSISI HAMPA (TRANSISI-^)

Pada bagian ini, pada AHN diperbolehkan adanya transisi Strata dengan

untai hampa digunakan sebagai input. Automata Hingga ini kita sebut AHN

dengan transisi-^.

Seperti yang kita duga. Autmata Hingga seperti itu kurang kuat lagi

dibandingkan dengan Automata Hingga yang diperkenalkan pada subbagian

terdaulu. Sungguhpun demikia, AHN dengan transisi-^ ini merupakansuatu

bentuk yang baik guna menyajikan Ekspresi Regular.

Digraf Transisi untuk suatu AHN dengan Transisi-^ diberikan pada

gambar 5-4. Mesin ini menerima untai berbentuk 1m0n,m,n >= 0. Setelah

membaca barisan simbol I dari dari untai input, Automata Hingga ini berubah ke

Stata q1. sebelum membaca 0 yang mengikutinya. Hal ini dilakukan dengan cara

membaca untai hampa yang ditempatkan antara I terakir dan 0 pertama.

Gambar 5-4

Definisi

Suatu Autmata Hingga Nondeterministik dengan Transisi-^ adalah suatu

tupel-5 (K,VT,M,S,Z) dengan K, VT, S dan Z adalah sama seperti pada defini

yang lalu terhadap Automata Hingga Nndeterministik dan M adalah pemetaan.

(3)

Dengan menggunakan definisi ini, AHN yang disajikan pada Gambar 4-8

dapat didefinisikan sebagai :

F = ({q0q1}.{0,1}), M,q0,{q1}

Dengan fungsi pemetaan didefinisikan pada Tabel 5-5.

Tabel 5-5

Sebelum dapat dibuktikan ekivalensi antara suatu AHN dengan transisi-^

dan suatu AN tanpa transisi-^ adalah perlu untuk mendefinisikan pemetaan

M(q,x) untuk x anggota VT.

Definisi

CLOSURE-^ suatu subhimpunan dari F, Stata q, mengandung semua

Stata yang dapat dicapai dari suatu Stata q tersebut melalui transisi-^ dinyatakan

dengan CLOSURE-^(q).

Pada contoh Gambar 5-4, ^(q0) = {q0,q1}, dan

CLOSURE-^(q1) = {q1}.

Perhatikan bahwa CLOSURE-^(q) untuk setiap Stata q selalu

mengandung Stata q tersebut, karena suatu Stata selalu dapat dianggap

(4)

Lebih lanjut, jika P adalah himpunan Stata, maka CLOSURE-^(P) =

U[CLOSURE-^(q)] untuk semua q anggota P.

Definisi CLOSURE-^ ini memungkinkan kita memperluas fungsi

pemetaan dengan mendefinisikan

1. M(q.^) = CLOSURE-^(q)

2. M(q.tT) = CLOSURE-^(P) sedemikian rupa sehinggatanggotaVT, T anggota

VT

P = {s | ranggotaM(q.t) dan s anggota M(r.T)

Sekarang barulah kita perlihatkan ekivalensi AHN dan AHN dengan

transisi-^ . Pembuktian teorem berikut. Sekaligus memberikan metode untuk

membentuk AHN tanpa transisi-^ dari AHN dengan transisi-^.

Teorema 5-2

Diketahui F = (K, VT, M,S,Z) suatu AHN dengan transisi-^ akan ada

suatu AHN F1 tanpa transisi-^ sedemikian sehingga L9F) = L(F). Dengan

perkataan lain, sedemikian sehingga bahasa yang diterima oleh kedua Automata

Hingga tersebut adalah sama.

Bukti :

Kita tentukan suatu AHN F1 tanpa transisi^ sebagai berikut :

F1 = (K,VT,M1,S,Z1) dengan K,VT dan S adalah sama untuk F dan F1

(5)

= Z dalah hal lain.

Dan M1(q.a) adalah sama dengan M(q.a) untuk q anggota K, dan a

anggota VT dengan M adalah fungsi pemetaan dari f ang diperluas untuk untai.

Dengan melakukan induksi pada |x| adalah perlu untuk memperlihatkan bahwa

M1(S.x) = M (S.x) bila |x| >= 1. jelas jika x = ^ maka M1(S.^) = S, dan M(S.^) =

CLOSURE-^(S) dan F1, S anggota Z jika suatu Stata Akhir termuat dalam

CLOSURE-^(S) dari F.

Langkah induksi adalah sebagai berikut. Asumsikan

|x| >= I dan x = Tt untuk T anggota VT dan t anggota VT. Maka

M1(S,Tt) = M1(M1(S,T).t)

= M1(M(S,T).t) dengan hipotesis induksi

Misalkan M(S,Tt) = P. Maka M1(P,T) = U M1(q,t) = U M(q,t) untuk

setiap anggota P.

Sehingga U M(q,t) = M(S,Tt) dan M1(S,Tt) = M(S,Tt)

Kita harus menunjukkan bahwa M1(S,x) memuat suatu Stata Akhir jika

dan hanya jika M(S,x) memuat Stata Akhir memuat Stata Akhir. Telah

ditunjukkan sebelum ini bahwa hal demikian terjadi pada kasus dengan x = ^.

Perhatikan untuk x = Tt dengan T anggota VT dan t anggota VT. Dengan

konstruksi dari F1, jika M(S,x) memuat suatu Stata Akhir, maka demikian pula

M1(S,x). Kita juga harus menunjukkan kebalikkannya. Artinya M(S,x) memuat

Stata Akhir jika M1(S,x). juga memuat Stata Akhir. Pandang M1(S,x) yang

memuat suatu Stata Z1 selain S. Maka M(S,Tt) harus memuat suatu Stata yang

(6)

anggota M(S,x) maka mempunyai suatu Stata pada CLOSURE-^(S) dan F juga

pada M(S,x) karena M (S,x) = CLOSURE-^(M(S,T),t).

Dengan menggunakan konstruksi dari pembuktian dari pembuktian di

atas, suatu AHN tanpa transisi-^ dapat kita bentuk dari AHN dengan

konstruksi-^ contoh kita pada awal bagian AHN F1 = ({q0,q1},{0,1},M1,q0,{q0,q1})

mempunyai fungsi pemetaannya seperti didefinisikan pada Tabel 5-6, dan Digraf

Transisi untuk F1 tersebut diberikan pada Gambar 5-5.

Tabel 5-6

Stata Inpt

0 1

Q0 Q1

{q1} {q1}

{q1,1} HAMPA

Gambar 5-5

5-4. EKIVALENSI GRAMMAR REGULAR DAN AUTMATA HINGGA

Ekivalensi Grammar Regular dan Autmata Hingga ditunjukkan pada

bagian ini. Pertama, diberikan suatu metode untuk mengkonstruksi suatu AHN

dari Grammar Regular, kemudian digambarkan suatu cara pengubahan suatu

(7)

Dapat dibuktikan bahwa bahasa yang diterima oleh Automata Hingga

Stata Hingga adalah sama dengan bahasa yang dapat dihasilkan oleh Grammar

Regular.

Teorema dan pembuktiannya berikut memberikan prosedur untuk

pengubahan suatu Grammar Regular ke suatu AHN.

Teorema 5-3.

Ada suatu AHN F = (K,VT,M,S,Z) yang menerima bahasa yang

dihasilkan oleh Grammar Regular G = (VN,VT,S,Q).

Bukti

Tentukan AHN F dengan Stata K sebagai VN U {X} dengan X bukan

anggota VN. Stata Awal dari Automata Hingga adalah S (simbl start dari

Grammar) dan Stata Akhirnya adalah X. Untuk masing-masing produksi

Grammar dibuat pemetaan M dengan cara berikut :

1. A1 anggota M(A1,a), jika terdapat produksi A1 aA1 pada G

2. A1 anggota M(A1,a), jika terdapat produksi A1 a pada G

AHN F, ketika memproses kalimat x, mensimulasikan suatu turunan x

pada Grammar G adalh perlu untuk menunjukkan bahwa

L(F) = L(G). Miasl x = a1,a2,...,am, m >=1 pada bahasa L(G), kemudian

ada beberapa turunan pada G sedemikian sehingga

(8)

 a1 a2A1

 ....

 a1 a2A1

Untuk suatu urutan nonterminal A1A2.... dari konstruksi M, jelas bahwa

M(S,a) memuat A1.M(A1,az) memuat a2... dan M(Am-1,am) memuat X dan X

anggota Z.

Untuk mengambarkan bagaimana suatu AHN dikonstruksikan dari suatu

Grammar Regular. Perhatikan Grammar G (VNVT,S,O) dengan

VN = {S,A,B}.VT = {a,b} himpunan produksi 0 adalah :

1. S  aS 3. A aA 5. B  b

2. S  bA 4. A aB

Kita tentukan AHN F = (K,VT,M,S,Z) dengan K = {S,A,B,X}. VT =

{a.b}. Z = (X) dan M ditentukan oleh :

1. M(S.a) = {S} dari prduksi S  aS

2. M(S.b) = {A} dari prduksi S  bA

3. M(A.a) = {A,B} dari prduksi A  aA dan A  aB

4. M(B.b) = {B} dari prduksi B  b

5. M(A.b) = M(B,a) HAMPA{S}, karena tidak ada prduksi yang

berkorenponsi dengan pemetaan.

F adalah suatu Autmata Hingga Nondeterministik yang menerima bahasa

(9)

Sama halnya seperti Automata Hingga Nondeterministik yang dapat

dikonstruksi dari suatu Grammar Regular dengan cara yang cukup mudah, suatu

Grammar Regular juga dapat diturunkan dari suatu Automata Hingga dengan

cara yang sederhana. Teorem berikut ini. Seperti teorema terdahulu.

Memberikan prsedur yang diperlukan. Untuk membuat suatu Grammar dari

AHN yang diketahui.

Teorema 5-4

Akan selalu ada suatu Grammar Regular G = (VN,VT,S,P) menghasilkan

bahasa yang diterima oleh suatu AHD tertentu F = (K,VT,S,Z).

Bukti

Definisikan Grammar Regular G dengan Stata anggota K menjadi simbol

Determinal dari G. Simbol start dari G adalah S (Stata Awal dari F) dan

himpunan produksi P ditentukan sebagai berikut.

1. A1  aA, anggota P, jika M(A1,a) = A1

2. A1  a, anggota P, jika M(A1,a) = A1 dan A1 anggota Z

Harus ditunjukkan bahwa S ===> ... ===> x, jika dan hanya jika M(S,x)

anggota Z untuk |x| >= 1. Pada kasus x = ^ dan M(S,x) anggota Z, tambahkan

produksi S  ^ ke dalam P.

Misalnya x = a1, a2,..., an anggota L(F) dan n >= 1. kemudian terdapat

himpunan transisi :

(10)

M(A1,a2) = A2

....

M(AN-1,an) = An

Dengan An adalah Stata Akhir dari F.

Jadi G memuat produksi

S  a1A1

A1  a2A2

....

Aa-1  an

Dan Grammar G dapat menghasilkan untai yang diterima oleh F

Sebaliknya jika x anggota L(G), maka suatu penerimaan x pada F yang

menstimulasi suatu derivasi pada G dapat diperoleh dengan mudah, sehingga

kesimpulannya adalah bahwa x anggota L(P).

Untuk mengambarkan konversi suatu Automata Hingga ke Grammar

(11)

AHD ini menerima untai yang mempunyai sebanyak genap 0 dan

sebanyak genap 1. dengan menggunakan metode untuk mengkonstruksi

Grammar G seperti yang diberikan pada teorema 5-4, Grammar G didefinsikan

sebagai G = ({S,A,B,C},{0,1},S,P) dengan himpunan Produksi P didefinisikan

sebagai

1. S  0B 5. A  1S 9. B  1C

2. S  1A 6. A  1 10. C  0A

3. S  ^ 7. B  0S 11. C  1B

4. A  0C 8. B  0

Karena S adalah juga Stata Akhir, Prduksi S  ^ adalah juga anggota P.

Karena AHN adalah ekivalen dengan AHD, konversi Automata Hingga

ke Grammar Regular telah secara lengkap dinyatakan ditentukan oleh Terema

5-3 dan 5-4. jadi Grammar Regular dapat digunakan untuk menggambarkan

Scanner yang diimplementasikan sebagai suatu Automata Hingga. Meskipun

demikian, nampaknya Ekpresi Regular lebih mudah digunakan untuk

menyajikan Scanner. Ekivalensi Ekspresi Regular dengan Automata Hingga

(12)

5-5 EKIVALENSI EKSPRESI REGULAR DAN AUTOMATA HINGGA

Ekspresi Regular yang diperkenalkan pada bagian 4-3 seringkali

merupakan suatu cara yang mudah untuk menyajikan Scanner. Pentingnya hal

ini akan terbukti pada bagian berikut nanti, ketika disajikan Generator Scanner

yang menggunakan Ekspresi Regular sebagai input. Bagian 5-6 ini akan

menjelaskan secara rinci metode untuk menghasilkan suatu Automata Hingga

dari suatu Ekspresi Regular. Serta sebaliknya untuk mengubah Automata Hingga

menjadi Ekspresi Regular. Untuk itu akan ditunjukkan bahwa Ekspresi Regular

dan Automata Hingga tersebut adalah ekivalen dengan mengingat terema

terdahulu, yakni bahwa untuk bahasa yang ditunjukkan dari suatu Grammar

Regular ada suatu Ekspresi Regular menunjukkan bahasa yang sama.

Secara knseptual, mudah dipahami mengapa suatu Ekspresi Regular

dapat diknversi menjadi suatu Autmata Hingga dengan menggunakan Digraf

Transisi. Tetapi sebelum menlanjutkan pembicaraan. Adalah bermanfaat untuk

memperlihatkan bagaimana ketiga Ekspresi Regular ^, {} atau HAMPA, dan r

anggota VT, disajikan sebagai suatu Digraf Transisi.

Gambar 5-6 menggambarkan Digraf Automata yang berkaitan dengan

masing-masing Ekspresi ini. Ekspresi ^ digambarkan pada Grammar 5-6a. Di

sini tidak terjadi transisi Stata. Digraf menerima untai ^ Gambar 4-10b

menunjukkan bahwa ekspresi Regular {} tidak menerima unati apapun,

termasuk ^ Transisi yang terjadi pada Ekspresi Regular r, ditunjukkan pada

(13)

Gambar 5-6

Dengan beranjak dari Digraf Transisi gambar 5-6 yang menggambarkan

Ekspresi Regular paling sederhana, maka Ekspresi Regular yang lebih kompleks

dapat kita kembangkan, dengan menggunakan operasi eltermasi, konkatenasi

serta closure.

Gambar 5-7 mengambarkan bagaimana dua Ekspresi Regular r1, dan r2,

dapat disajikan oleh suatu AHN dengan transisi-^ untuk masing-masing operasi

di atas. Pada masing-masing kasus, kita bentuk sebuah Stata Awal baru S dan

sebuah Stata pada Akhir baru Z.

Busur mengarah ke Ekspresi r1 atau ke r2 mengambarkan suatu transisi

ke Stata Awal dari Automata asal yang mewakili Ekspresi tersebut. Sementara

itu, busur yang mengarah ke luar dari Automata asal, mengambarkan suatu

(14)

Gambar 5-7

Digraf transisi untuk Ekspresi r1r2 diberikan pada Gambar 5-7a.

Automata Hingga ini harus menerima salah satu dari r1 atau r2 di sini

digambarkan transisi-^ dari Stata Awal ke r1 dan ke r2, serta transisi-^ dari

masing-masing r1 dan r2 ke Stata Akhir. Di sini seolah-olah kita melakukan

penggabungan secara paralel.

Konkatenasi digambarkan pada Gambar 5-7b. Yakni menggambarkan

Ekspresi r1r2 di sini kita tambahkan suatu transisi-^ dari r1 ke r2 di samping

transisi-^ dari Stata Awal ke r1 dan dari r2 ke Stata Akhir. Di sini seolah-olah kita

(15)

Gambar 5-7c menggambarkan Digraf Transisi untuk Ekspresi r,

Transisi-^ kita buat. Dari Stata Akhir r1 ke Stata Awalnya menggambarkan kemungkinan

lebih dari satu pengulangan r.

Untai hampa dari Ekspresi dimungkinkan dengan menambahkan

transisi-^ dari Stata Awal S ke Stata Akhir Z.

Untuk menggambarkan secara lebih jelas, bagaimana penerapan aturan

untuk membangun suatu AHN dengan transisi-^ dari Ekspresi Regular yang

diketahui, baiklah kita pergunakan Ekspresi ()(1|23) sebagai contoh. Gambar 5-8

menunjukkan langkah yang diperlukan pada penciptaan Automata Hingga dari

Ekspresi ini.

Dengan menulis kembali Ekspresi tersebut dalam bentuk bertanda

kurung penuh proses akan menjadi lebih mudah dikerjakan selangkah demi

selangkah, dimulai dari operasi di dalam kurung terdalam. Ekspresi kita, dapat

ditulis sebagai ()(1|(2,3)) dengan simbol terminal adalah himpunan {0,1,2,3}.

Maka operasi yang pertama dilakukan adalah konkatenasi dari dua Subekspresi

2 dan 3. Digraf untuk Ekspresi 23 yang dihasilkan. Ditunjukkan pada Gambar

5-9a. Kemudian diterpakan operasi altemasi pada kedua Subekspresi 1 dan 23

yang menghasilkan Digraf Gambar 5-8c memberikan Digraf Autmata Hingga

untuk Ekspresi (1|23)1u. Akhirnya () dikonkatenasikan dengan Ekspresi Gambar

5-8c yang menyajikan Ekspresi Regular keseluruhan. Dan Automata Hingga

yang dihasilkan diberikan pada Gambar 5-8d. Untuk mudahnya beberapa

Gambar

Tabel 5-5 Stata Input
Gambar 5-5
Tabel 5-7 Stata Inpt
Gambar 5-6
+2

Referensi

Dokumen terkait

1) Dari penelitian dihasilkan sebuah sistem pembelajaran berbasis multimedia bagi pengguna (mahasiswa) untuk mata kuliah teori bahasa otomata pokok bahasan..

 Otomata adalah mesin abstrak yang dapat mengenali (recognize), menerima (accept), atau membangkitkan (generate) sebuah kalimat dalam bahasa tertentu...  BEBERAPA

• Reduksi dilakukan untuk mengurangi jumlah state tanpa mengurangi kemampuan untuk menerima suatu bahasa seperti semula (efisiensi) • State pada FSA dapat direduksi apabila

• ProperPostfix (atau PoperSufix) string w adalah string yang dihasilkan dari string w dengan menghilangkan satu atau lebih simbol-simbol paling depan dari string

Dalam perancangan perangkat lunak ini, masukan yang berupa kumpulan kata dalam bahasa Komering Rasuan akan diartikan terlebih dahulu ke dalam bahasa Indonesia dan

Berdasarkan data yang diperoleh, dari 30 mahasiswa yang pernah mengambil mata kuliah Teori Bahasa Otomata khususnya materi Push Down pada Finate Automata, dapat

 ProperSubstring string w adalah string yang dihasilkan dari string w dengan menghilangkan satu atau lebih simbol-simbol paling depan dan/atau

Dalam mengkonstruksi aturan produksi tata bahasa regular dari suatu finite state automata, perlu kita ingat yang menjadi perhatian kita adalah state-state yang