• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sosialisasi Perdirjen Uji Coba Pembayaran dengan Kartu Kredit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Sosialisasi Perdirjen Uji Coba Pembayaran dengan Kartu Kredit"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

SOSIALISASI:

“Uji Coba Pembayaran dengan Kartu Kredit

Dalam Rangka Penggunaan Uang

Persediaan”

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal

Perbendaharaan

(2)

Peraturan Direktur Jenderal

Perbendaharaan

Nomor 17/PB/2017

tentang Uji Coba

(3)

3

1. Latar Belakang dan Tujuan

Latar Belakang

1. Kesepakatan Forum Harmonisasi antara Bank Indonesia dengan Menteri Keuangan tahun 2016 yang mendiskusikan pengembangan pembayaran secara cashless dalam transaksi APBN

2. Implementasi Inisiatif Strategis: Pengelolaan Likuiditas Keuangan Negara dengan Instrumen Keuangan Modern

3. Perlunya modernisasi sistem pembayaran APBN secara non tunai antara lain dengan menggunakan kartu kredit

4. Milestone Kementerian Keuangan #2 Pilot project penggunaan kartu kredit/ pinjaman perbankan dalam dukungan belanja pemerintah

Tujuan

1. Meminimalisasi penggunaan uang

tunai dalam transaksi keuangan

negara

2. Meningkatkan keamanan dalam

bertransaksi

3. Mengurangi potensi

fraud

dari

transaksi secara tunai

4. Mengurangi

cost of fund/idle cash

(4)

4

2. Penyempurnaan Mekanisme Pembayaran APBN

Pada era 1950an, belanja pemerintah yang dilakukan unit teknis melibatkan instansi di Jawatan Perbendaharaan

•Central Kantoor Voor de Comptabiliteit (CKC) Dalam perkembangan diubah menjadi Kantor Pusat Perbendaharaan Negara (KPPN). Kantor menerbitkan surat perintah bayar (Surat Perintah Membayar Uang/SPMU). Sampai dengan awal tahun 60an, terdapat 15 KPPN di seluruh Indonesia.

•Landkassen - Kantor Kas Negara (KKN) menjalankan wewenang Bendahara Umum yang melaksanakan pembayaran tunai belanja pemerintah.

•Administratie Kantoor Voor de Landkassen atau dalam Bahasa Indonesia disebut Kantor Pengawas dan Tata Usaha Kas Negara (KPTUKN) menjalankan fungsi verifikasi dan penatausahaan pengeluaran negara.

Satuan kerja atau instansi mengajukan permintaan pembayaran kepada KPN dalam bentuk Surat Permintaan Pembayaran (SPP) dengan melampirkan asli SKO beserta surat/bukti yang diperlukan.

• Kemudian KPN menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM). Ada bagian yang disebut carik giro SPM, yang dikirim ke Kantor Kas Negara (KKN).

• Berdasarkan carik giro SPM tersebut, KKN

membayarkan secara tunai kepada Satuan Kerja.

• Pada masa tersebut, pola pembiayaan dana APBN dikenal dengan nama Beban Tetap dan Beban Sementara.

Pada permulaan tahun anggaran, bendaharawan Satuan Kerja mengajukan Surat Permintaan Pembayaran penyediaan dana UYHD (SPP-DU) kepada KPKN.

• Untuk pembayaran langsung, Bendaharawan Satuan Kerja mengajukan Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-LS) kepada KPKN.

• Menindaklanjuti SPP-DU, KPKN menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM) kepada bendaharawan atas beban mata anggaran khusus. Sedangkan berdasarkan SPP-LS, KPKN menerbitkan SPM

kepada pihak yang berhak menerima pembayaran langsung tersebut.

• Setelah dana UYHD digunakan, baik sebagian maupun seluruhnya maka untuk mendapatkan dana UYHD lagi, bendaharawan Satuan Kerja mengajukan SPP penggantian dana UYHD (SPP-GU) kepada KPKN.

Satuan Kerja menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM) dan mengajukan SPM tersebut kepada KPPN dengan dilampiri dokumen yang dipersyaratkan.

• Selanjutnya setelah melalui pengujian formal oleh KPKN, diterbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) kepada bank operasional untuk melakukan pembayaran sejumlah nilai yang tertera di SP2D langsung ke rekening penerima.

• Terjadi perubahan istilah Uang Yang Harus ipertanggungajawabkan (UYHD) menjadi Uang Persediaan (UP). Mekanisme pembayaran langsung masih tetap dilaksanakan.

Terwujudnya single database dalam pengelolaan APBN, diimplementasikan dengan implementasi aplikasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) di seluruh KPPN.

• Dengan berlakunya SPAN,

mekanisme pencairan dana berjalan secara elektronik dan terotomatisasi, Satuan Kerja menyampaikan SPM dan ADK kepada KPPN untuk kemudian di proses melalui Aplikasi SPAN dan secara otomatis penolakan dan persetujuan pembayaran atas tagihan tersebut akandisampaikan kepada email Satuan Kerja.

• Pemberian uang persediaan masih tetap dilaksanakan untuk belanja yang dilakukan secara tunai

1945

Jawatan Perbendaharaan

1950 1990

Direktorat Jenderal Anggaran

2004

Direktorat Jenderal Anggaran

2012 2015

Direktorat Jenderal Perbendaharaan

(5)

5

3. Belanja APBN

Pembayaran atas pengeluaran negara seharusnya secara non tunai langsung ke penerima,

dalam keadaan tertentu Dapat dilakukan pembayaran secara tunai dengan menggunakan

Uang Persediaan.

Belanja

Langganan Daya,

Ke Rekening :

>50 juta

Ke Rekening : Penerima

Bantuan

Tunai : Uang Makan, Uang

Lembur,

Rp

Tunai : Honor, Perjalanan Dinas,

ATK, Konsumsi

Rp

Tunai :

<50 juta

Rp

Tunai : Diterima tunai oleh penerima bantuan

(6)

6

4. Konsep Kartu Kredit Pemerintah dalam Penggunaan Uang Persediaan

Pembayaran dengan Uang Persediaan dapat digantikan dengan alat pembayaran non tunai

berupa Kartu Kredit yang selama ini telah disediakan pihak Bank, sehingga dapat menekan jumlah

UP yang beredar.

Belanja Barang Operasional dan Non Operasional

Belanja Barang Operasional dan Non Operasional

Langsung kepada Penerima Hak

Langsung kepada Penerima Hak dengan Kartu

Kredit

Diselesaikan dengan Kartu

Kredit

Belanja barang Persediaan, Sewa,

Pemeliharaan

Belanja barang Persediaan, Sewa,

Pemeliharaan

Corporate Card

Contoh: PPK, Kasubag TU

Uji Coba Pembayaran Dengan Kartu Kredit Dalam Rangka UP

(7)

7

5. Jenis Kartu Kredit Pemerintah

Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah untuk belanja pemerintah difokuskan pada belanja

keperluan operasional yang Merupakan bagian terbesar dari penggunaan Uang Persediaan.

Uang

Persedi

aan

Belanja Keperluan Operasional

Belanja Keperluan

Perjalanan

Dinas

ATK Pemelihar

aan

Jamua

n

Tiket

Penginap

an

dipegang oleh

Pelaksana Kegiatan

(Contoh: PPK, Kasubag TU)

dipegang oleh

Pelaksana Perjadin

(8)

8

6. Simulasi Penghematan UP/TUP...(1)

Sebagian besar Satker menggunakan UP sampai dengan Rp500 Juta, hal tersebut berdampak

langsung pada tingginya Dana yang harus disediakan pemerintah.

No.

Jumlah Uang Persediaan

Jumlah Satker

1

s.d 500 juta

17.222

2

>500 s.d 1M

1.365

3

>1M s.d 5M

234

4

>5M

63

Jumlah

18.884

(9)

9

6. Simulasi Penghematan UP/TUP...(2)

Jumlah Outstanding UP/TUP sebesar

Rp7,66 Triliun

Sumber: Monev Per 12 Maret 2018

OUTSTANDING UP

OUTSTANDING TUP

Rp

7,52

Triliun

Rp

134,91

Miliar

Kewenangan

Outstanding UP

KP

5.877.974.627.989

KD

1.502.557.860.875

DK

99.697.690.700

TP

45.890.942.650

UB

-Jumlah

7.526.121.122.214

Kewenangan

Outstanding TUP

KP

73.452.272.315

KD

50.645.530.270

DK

10.090.181.414

TP

730.955.000

UB

(10)

10

6. Simulasi Penghematan UP/TUP...(3)

Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah diharapkan dapat menekan jumlah UP/TUP yang dikuasai

oleh Bendahara sehingga Dapat mengurangi

cost of fund

dari Pemerintah.

Total UP/TUP

Rp7.573.575.210.

899

Asumsi kas di Bendahara

18.88

4

Satker @ Rp200.000.000

Rp3.776.800.000.00

0

Potensi UP/TUP yang akan dikurangi

Rp3.796.775.210.

899

Seandainya utang yang dikurangi

Asumsi suku bunga kredit

8%

Potensi UP/TUP yang akan

dikurangi

Rp3.796.775.210

.899

Penghematan pembayaran bunga

Rp303.742.016.87

2

Seandainya ditempatkan

Asumsi suku bunga

6%

(11)

11

7. Mekanisme Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah

Belanja dengan Kartu

Kredit oleh Pemegang Kartu Kredit

Transaksi dengan Kartu

Kredit oleh Pemegang

Pengujian oleh PPK dan penerbitan SPBy

(12)

12

8. Mekanisme Pengujian dan Pembayaran Kartu Kredit Pemerintah

Transaks

Tanggung jawab

Pribadi

Pemegang Kartu

Kredit

Tanggung jawab

Pribadi

Pemegang Kartu

Kredit

Dalam hal sisa

UP di rekening

cukup tersedia

Dalam hal sisa

UP di rekening

cukup tersedia

jawaban UP

SPM

(13)

13

9. Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) Induk

Penandatanganan PKS Induk secara simbolik/seremonial antara Direktur Jenderal Perbendaharaan

Kementerian Keuangan dan Direktur Utama anggota HIMBARA yang disaksikan oleh Ibu Menteri Keuangan.

PKS Induk berkaitan dengan Koordinasi Pengembangan Pelaksanaan Pembayaran dengan Kartu Kredit

Pemerintah dalam rangka penggunaan Uang Persediaan.

Point-Point PKS Induk

DITJEN

PERBENDAHARAAN KEMENKEU

 Memastikan regulasi/peraturan terkait pembayaran dengan Kartu Kredit Pemerintah

 Menerbitkan Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Satker yang ikut uji coba Kartu Kredit Pemerintah

 Mensosialisasikan penggunaan Kartu Kredit Pemerintah

 Menyusun rancangan dan standarisasi PKS Satker

 Melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan pembayaran dengan Kartu Kredit Pemerintah

Memastikan

standardisasi

pelayanan

dalam

hal

percepatan

penandatanganan PKS Satker di tingkat pusat dan daerah

Memastikan standardisasi pelayanan dalam hal percepatan penerbitan

Kartu Kredit Pemerintah di tingkat Pusat

Memastikan

standardisasi

pelayanan

dalam

hal

penggunaan/

pembayaran Kartu Kredit Pemerintah di tingkat pusat dan daerah

(14)

14

10. Contoh Design Kartu Kredit Pemerintah dalam rangka Penggunaan

Uang Persediaan

SETNEG

KPK

PPATK

(15)

15

11. Batasan Belanja (Limit) Kartu Kredit Pemerintah

Limit

1. Kartu Kredit untuk keperluan Perjalanan Dinas diberikan

batasan belanja (limit)

sebesar maksimal Rp20 juta per Kartu

Kredit per bulan.

2. Kartu Kredit untuk keperluan Belanja Operasional diberikan

batasan belanja

(limit)

sebesar maksimal Rp50 juta per Kartu

Kredit per bulan.

 Dalam hal terdapat keperluan belanja Perjalanan Dinas yang melebihi Rp20 juta per bulan maka admin Kartu Kredit dapat meminta kenaikan limit sementara kepada bank penerbit Kartu Kredit. Selanjutnya, Admin kartu kredit agar segera mengembalikan limit ke jumlah limit normal setelah selesai melakukan perjalanan dinas.

 Dalam hal Satker memerlukan kenaikan limit secara permanen di atas Rp50 juta untuk Kartu Kredit keperluan Belanja Operasional, KPA satker dapat meminta kepada bank mitra penerbit Kartu Kredit untuk menambah limit diatas Rp50 juta.

(16)

16

(17)

13. Keamanan Dalam Bertransaksi

Untuk menjaga keamanan dalam penggunaan Kartu Kredit pengguna kartu

diharapkan :

Keamanan dalam transaksi di

Merchant

Tidak memberitahukan PIN kepada siapapun

Tidak membiarkan kartu di gesek dua kali di

merchant

Tidak menyerahkan kartu kepada pelayan

Memastikan kartu digesek hanya pada mesin EDC

Memperhatikan notifikasi/sms dari bank setelah transaksi

Keamanan dalam bertransaksi

online

Memastikan bahwa website yang dikunjungi merupakan website resmi

biasanya situs resmi terdapat tulisan https: dengan gambar

Memastikan bahwa computer telah diinstal antivirus dan browser yang

selalu di

update

Tidak melakukan transaksi dengan menggunakan fasilitas koneksi

wifi

public

Pastikan menerima notifikasi 6 angka rahasia dari bank sebelum

melanjutkan transaksi

Dalam hal kartu tidak sedang dipergunakan karena cuti, tugas belajar, tidak dalam posisi

dinas dan lainnya, dalam rangka pengamanan agar :

1.

Melakukan non aktif kartu kredit melalui admin kartu kredit

2.

Menyimpan kartu pada tempat yang aman

(18)

18

14. Biaya Penggunaan Kartu Kredit

1.

Biaya yang dibebaskan oleh

Bank

a. Annual fee

b. Biaya asuransi perjalanan

2.

Biaya yang bisa dihindari

dengan menggunakan

e-banking

a. Biaya pencetakan

billing

bulanan

b. Biaya pembayaran tagihan

3.

Biaya yang dikeluarkan karena

kesalahan pengguna

a. Biaya Kartu Hilang

b. Biaya penggantian PIN

4.

Biaya yang diwajibkan bank

karena ketentuan

a. Biaya materai

b. Denda karena keterlambatan

pembayaran

(19)

19

15. Pengenaan Pajak Atas Transaksi

1. Saat ini pengaturan yang ada yaitu PMK 190 Tahun 2012 masih mewajibkan bendahara untuk melakukan pemotongan pajak atas transaksi yang menggunakan uang persediaan.

2. Untuk transaksi pada mechant seperti Carrefour, informa dimana merupakan PKP sehingga transaksi sudah pasti termasuk pengenaan PPN 10% maka apabila dimungkinkan dimintakan faktur pajak dari merchant dimaksud.

3. Apabila tidak memungkinkan maka transaksi di merchant yang bersangkutan pada saat dilakukan pembayaran meskipun sudah termasuk pajak dianggap sebagai transaksi nett nya sehingga atas belanja yang dilakukan ditambahkan lagi pembayaran PPN dan PPh yang mana selanjutnya disetorkan sendiri oleh pihak bendahara.

(20)

20

16. Pembukuan Bendahara atas Transaksi Kartu Kredit

Bendahara

1.

Bendahara pada prinsipnya wajib untuk

mencatatkan

transaksi

dengan

menggunakan kartu kredit pada saat

uang

dari

pengelolaan

bendahara

dikeluarkan.

2.

Dengan demikian pencatatan dilakukan

pada

saat

bendahara

akan

mengeluarkan

kas

dari

rekening

bendahara

dan

memindahbukukan

dengan menggunakan CMS kepada

bank penerbit kartu kredit.

(21)

21

Pelaksanaan dan Hasil Uji Coba

Pembayaran Dengan Kartu Kredit

Pemerintah

(22)

22

1. Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah

Jumlah total Kementerian Negara/

Lembaga (K/L)

yang mengikuti uji coba Kartu Kredit

dalam rangka penggunaan UP selama masa uji coba (dari bulan

Oktober 2017 s.d Desember 2018) adalah

85 K/L, 447 Satker.

Satker Pelaksana Uji Coba Pembayaran Kartu Kredit dalam rangka penggunaan UP Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan

No

. Tahap

Nomor Kepdirjen

Tanggal Kepdirjen

Jumlah K/

L Jumlah Satker

1 I 494/PB/2017 29 September

2017 4 6

2 II 648/PB/2017 18 Desember

2017 1 215

3 III 111/PB/2018 19 Februari 2018 42 83

4 IV 239/PB/2018 16 April 2018 14 25

5 V 379/PB/2018 10 Juli 2018 20 46

6 VI 542/PB/2018 31 Oktober 2018 43 72

(23)

23

2. Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah

Dari total 375 Satker

,

jumlah

Satker yang sudah mengadakan PKS dengan bank selama

masa uji coba dari bulan Oktober 2017 s.d Juli 2018 adalah

sebanyak 199 Satker atau persentasenya sebesar 60,49%

dari total Satker. Satker uji coba Tahap IV dan V belum

menyampaikan laporan pelaksanaan uji coba pembayaran

dengan kartu kredit.

Persentase Satker Yang Telah Menandatangani Perjanjian Kerja Sama Per Tahapan

(24)

24

3. Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah

Kartu kredit yang telah diterbitkan

selama masa uji coba dari bulan Oktober 2017 s.d Juli

2018 adalah sebanyak 1.183 kartu. 654 kartu diterbitkan oleh BRI (55,3%), 430 kartu diterbitkan oleh Bank Mandiri (36,3%)

dan 99 kartu diterbitkan oleh BNI (8,4%). Selama masa uji coba, penerbitan kartu kredit banyak didominasi oleh bank yang

tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (HIMBARA).

(25)

25

4. Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah

Berdasarkan jenis kartu kredit,

batasan belanja (limit) kartu yang telah diterbitkan untuk keperluan Perjalanan Dinas Jabatan adalah Rp30.922.322.000,- dan untuk keperluan belanja Operasional, batasan belanja (limit) kartu adalah sebesar

Rp26.240.300.000,-

Total tagihan kartu kredit yang diterbitkan bank penerbit kartu kredit selama periode Oktober 2017 sampai dengan Mei 2018

Rp

36,9

Miliar

(26)

26

5. Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah pada Kemsetneg, KPK dan PPATK

KPK

PPATK

 Telah diterbitkan 44 kartu kredit dengan total limit/credit line

sebesar Rp15 miliar

 Bank Penerbit Kartu Kredit adalah BNI

 Total tagihan/penerbitan SPM-GUP sebesar Rp18,8 miliar, dengan rincian:

 Bulan Oktober 2017 sebesar

 Kartu Kredit dipergunakan untuk pembayaran hotel, pembelian tiket pesawat, jamuan, sewa kendaraan dan

Ground Handling Pesawat Kepresidenan

 Telah diterbitkan 367 kartu dengan total limit sebesar Rp19 miliar

 Bank Penerbit Kartu Kredit adalah BRI

 Total tagihan/penerbitan SPM-GUP sebesar Rp4,6 miliar, dengan rincian:

 Bulan Desember 2017 sebesar Rp26.996.620

 Januari 2018 sebesar Rp1.299.582.487

 Februari 2018 sebesar Rp3.314.386.963

 Kartu Kredit dipergunakan untuk Perjalanan Dinas, Tiket, Hotel, Tour & Travel, Resto

 Telah diterbitkan Kartu Kredit sebanyak 77 kartu dengan total limit sebesar Rp2 miliar

 Bank Penerbit Kartu Kredit adalah Bank Mandiri

 Total tagihan/penerbitan SPM-GUP sebesar Rp255,9 Juta

 Kartu Kredit

dipergunakan untuk Perjalanan Dinas, pembelian bahan bakar, pembelian ATK dan barang operasional

(27)

27

6. Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah pada Ditjen Perbendaharaan, BKF dan

Setjen Kemenkeu

 Total tagihan/penerbitan SPM-GUP sebesar Rp560.295.473, dengan rincian:

 Kartu Kredit dipergunakan untuk pembelian Tiket, Hotel, dan Tour & Travel

BKF KEMENKEU

Telah diterbitkan kartu

kredit sebanyak 14

kartu

Bank Penerbit Kartu

Kredit

adalah

Bank

Mandiri

 Total tagihan/penerbitan SPM-GUP sebesar Rp989 Juta

(28)
(29)

Pengaturan/Regulasi

Tentang Uji Coba Pembayaran

Dengan

Kartu Kredit Dalam Rangka

Penggunaan Uang Persediaan

Pengaturan/Regulasi

Tentang Uji Coba Pembayaran

Dengan

(30)

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DIREKTORAT PELAKSANAAN ANGGARAN

Direktorat Pelaksanaan Anggaran

Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan – Kesempurnaan

Perdirjen Nomor PER-17/PB/2017

Tentang Uji Coba Pembayaran Dengan Kartu Kredit Dalam Rangka

Penggunaan Uang Persediaan

&

Kepdirjen Nomor KEP-542/PB/2018

tentang Perubahan Kelima atas KEP-494/PB/2017 tentang

(31)

Sistematika

Perdirjen Nomor PER-17/PB/2017

BAB I

BAB III

BAB V

BAB VII

BAB IX

BAB II

BAB IV

BAB VI

BAB VIII

ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENGGUNA

PELAKSANAAN UJI COBA KARTU KREDIT

PENYALAHGUNAAN KARTU KREDIT DAN SANKSI

KETENTUAN UMUM

RUANG LINGKUP

PRINSIP-PRINSIP DASAR

BIAYA DAN DENDA

MONITORING EVALUASI

KETENTUAN PENUTUP

31

(32)

32

BAB I

KETENTUAN UMUM

Definisi

APBN

KPA

PPK

PPSPM

Bendahara Pengeluaran

Pemegang Kartu Kredit

Kartu Kredit

Kartu Debit

Bank Penerbit Kartu Kredit

Daftar Pembayaran Tagihan Kartu

Kredit

Surat Perintah Bayar

Surat Referensi, dll

Pokok

Pengaturan

Pokok

Pengaturan

(33)

33

BAB II

RUANG LINGKUP

Pembayaran dengan Kartu Kredit

dalam rangka penggunaan UP pada

Satker

Kementerian

Negara/

Lembaga

Jenis Kartu Kredit yang digunakan

yaitu

Kartu

Kredit

Corporate

(corporate card)

Sebagai pelaksana ujicoba adalah

Satker K/L yang ditetapkan dengan

Keputusan Dirjen Perbendaharaan

Pokok

Pengaturan

Pokok

Pengaturan

(34)

34

BAB III

PRINSIP-PRINSIP

DASAR

Jenis belanja barang yang dapat dibayar

dengan Kartu Kredit:

Belanja barang operasional

Belanja barang non operasional

Belanja barang persediaan

Belanja sewa

Belanja pemeliharaan

Belanja barang perjadin jabatan

Pembayaran dengan Kartu Kredit

dilakukan dengan mempertimbangkan

ketersediaan UP di rekening Bendahara

Pengeluaran

Pokok

Pengaturan

Pokok

Pengaturan

Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan – Kesempurnaan

(35)

35

BAB III

PRINSIP-PRINSIP

DASAR

Komponen

belanja

barang

perjadin jabatan:

o

Biaya transpor

o

Biaya penginapan

o

Sewa kendaraan dalam kota

Pokok

Pengaturan

Pokok

Pengaturan

Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan – Kesempurnaan

(36)

36

BAB III

PRINSIP-PRINSIP

DASAR

Pembayaran belanja barang dengan Kartu

Kredit kepada 1 (satu) penerima/penyedia

barang/jasa

paling

banyak

sebesar

Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)

kecuali untuk pembayaran belanja barang

perjalanan dinas jabatan

Pembayaran belanja barang tersebut di atas

dapat melebihi Rp50.000.000,00 (lima puluh

juta rupiah) setelah mendapat persetujuan

Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal

Perbendaharaan

Pokok

Pengaturan

Pokok

Pengaturan

Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan – Kesempurnaan

Besaran

(37)

37

BAB IV

ORGANISASI DAN

MANAJEMEN PENGGUNA

Tugas dan wewenang KPA,

PPK,

PPSPM,

Bendahara

Pengeluaran,

Pemegang

Kartu Kredit, Bank Penerbit

Kartu Kredit, Administrator

Kartu Kredit

Pokok

Pengaturan

Pokok

Pengaturan

(38)

38

BAB IV

ORGANISASI DAN

MANAJEMEN PENGGUNA

menetapkan Bank Penerbit Kartu Kredit

menandatangani perjanjian kerja sama

dengan Bank Penerbit Kartu Kredit

menetapkan surat keputusan Pemegang Kartu

Kredit

menetapkan surat keputusan Administrator

Kartu Kredit

menerbitkan Surat Referensi

menerbitkan

Surat

Perintah

Pendebitan

Rekening (SPPR)

menerbitkan

Surat

Peringatan

kepada

Pemegang Kartu Kredit

melakukan

monitoring

dan

evaluasi

pelaksanaan

pembayaran

dengan

Kartu

Kredit, dan

menyusun Laporan Pelaksanaan Pembayaran

dengan Kartu Kredit

Pokok

Pengaturan

Pokok

Pengaturan

Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan – Kesempurnaan

(39)

39

Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan – Kesempurnaan

a. ruang lingkup kerjasama penggunaan Kartu Kredit;

b. hak dan kewajiban Pemegang Kartu Kredit dan Bank

Penerbit Kartu Kredit;

c. tata cara penagihan dan pembayaran tagihan Kartu

Kredit;

d. jenis dan besaran denda, jenis dan besaran biaya

(fee)

,

tata

cara

perhitungan

bunga

atas

keterlambatan pembayaran, pajak-pajak;

e. penyelesaian perselisihan dan hukum yang berlaku;

f. jangka waktu perjanjian;

g. berakhirnya dan akibat pengakhiran perjanjian;

h. alamat dan wakil para Pemegang Kartu Kredit dan

Bank Penerbit Kartu Kredit; dan

i. kerahasiaan informasi/data.

Paling kurang

memuat:

(40)

40

Surat

Referensi

Surat

Perintah

Pendebitan

(41)

41

Laporan

Pelaksanaan

Pembayaran

Dengan Kartu

(42)

42

BAB IV

ORGANISASI DAN

MANAJEMEN PENGGUNA

 membuat Perjanjian Kerja Sama dengan Bank Penerbit Kartu Kredit

 mengusulkan nama Pemegang Kartu Kredit kepada KPA

 menyampaikan surat permohonan penerbitan Kartu Kredit kepada Bank Peneribit Kartu Kredit

 menguji tagihan/daftar sementara yang memuat rincian transaksi yang dihasilkan oleh sistem perbankan

 menerbitkan Daftar Pembayaran Tagihan Kartu Kredit

 menerbitkan SPBy

 atas nama KPA menerbitkan SPPR

 membuat dan menandatangani SPP-GUP/GUP Nihil

 membuat dan menandatangani surat penarikan Kartu Kredit

 melaporkan pelaksanaan/penyelesaian kegiatan kepada KPA, dan

 menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan kegiatan

PPK dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Administrator Kartu Kredit

Pokok

Pengaturan

Pokok

Pengaturan

Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan – Kesempurnaan

(43)

43

Daftar

Usulan

Pemegang

Kartu

KRedit

Daftar

Pembayara

(44)

44

BAB IV

ORGANISASI DAN

MANAJEMEN PENGGUNA

memeriksa dan menguji SPP-GUP/GUP Nihil

beserta dokumen pendukung, dan

menerbitkan SPM

Pokok

Pengaturan

Pokok

Pengaturan

Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan – Kesempurnaan

(45)

45

BAB IV

ORGANISASI DAN

MANAJEMEN PENGGUNA

Pokok

Pengaturan

Pokok

Pengaturan

Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan – Kesempurnaan

menguji SPBy

meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang

diterbitkan oleh PPK

pemeriksaan kebenaran atas hak tagih, meliputi:

pihak yang ditunjuk untuk menerima

pembayaran

nilai tagihan yang harus dibayar

jadwal waktu pembayaran

menguji ketersediaan dana yang bersangkutan

pemeriksaan kesesuaian pencapaian keluaran

antara spesifikasi teknis yang disebutkan dalam

penerimaan barang/jasa dan spesifikasi teknis yang

disebutkan dalam dokumen perjanjian/kontrak

pemeriksaan dan pengujian ketepatan penggunaan

kode mata anggaran pengeluaran (akun 6 digit)

memungut/memotong pajak/bukan pajak atas tagihan

dalam SPBy dan menyetorkan ke kas negara, dan

melakukan pembayaran atas tagihan dalam SPBy

melalui pendebitan rekening Bendahara

(46)

46

BAB IV

ORGANISASI DAN

MANAJEMEN PENGGUNA

menandatangani Surat Pernyataan Pemegang

Kartu Kredit

menggunakan Kartu Kredit untuk pembayaran

belanja barang

mengumpulkan tagihan/daftar sementara yang

memuat rincian transaksi yang dihasilkan oleh

sistem perbankan dan bukti-bukti pengeluaran

membuat Daftar Pengeluaran Riil Kegiatan

Dengan Kartu Kredit/ Daftar Pengeluaran Riil

Perjalanan Dinas Dengan Kartu Kredit, dan

menyampaikan Daftar Pengeluaran Riil Kegiatan

Dengan Kartu Kredit/ Daftar Pengeluaran Riil

Perjalanan Dinas Dengan Kartu Kredit kepada PPK

beserta tagihan/daftar sementara yang memuat

rincian transaksi yang dihasilkan oleh sistem

perbankan dan bukti-bukti pengeluaran

Pokok

Pengaturan

Pokok

Pengaturan

Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan – Kesempurnaan

(47)

47

Surat Pernyataan

Pemegang Kartu Kredit

Petunjuk Pengisian

(48)

48

Daftar Pengeluaran Riil Kegiatan

Dengan Kartu Kredit

Daftar Pengeluara

n Riil Perjadin

(49)

49

BAB IV

ORGANISASI DAN

MANAJEMEN PENGGUNA

melakukan

verifikasi

surat

permohonan

penerbitan Kartu Kredit dan Surat Referensi

menerbitkan surat pemberitahuan penolakan

menerbitkan Kartu Kredit

menerbitkan rekapitulasi penerbitan Kartu Kredit

menerbitkan tanda terima Kartu Kredit, dan

menerbitkan tagihan/daftar sementara yang

memuat rincian transaksi yang dihasilkan oleh

sistem perbankan

Penetapan Bank Penerbit Kartu Kredit dilakukan

dengan mempertimbangkan di mana Rekening

Bendahara Pengeluaran dibuka

Pokok

Pengaturan

Pokok

Pengaturan

Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan – Kesempurnaan

(50)

50

(51)

51

BAB IV

ORGANISASI DAN

MANAJEMEN PENGGUNA

pengaktifan/penonaktifan penggunaan Kartu

Kredit

permintaan perubahan batas kredit kepada

Bank Penerbit Kartu Kredit

Monitoring penggunaan Kartu Kredit

tugas lain yang ditetapkan oleh KPA

Pelaksanaan tugas Administrator Kartu Kredit

dilakukan berdasarkan persetujuan KPA

Pokok

Pengaturan

Pokok

Pengaturan

Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan – Kesempurnaan

(52)

52

BAB V

PELAKSANAAN UJI COBA

KARTU KREDIT

Isi Perjanjian Kerja Sama

Penetapan Pemegang Kartu Kredit

Penerbitan dan Penyerahan Kartu

Kredit

Penggunaan Kartu Kredit

Penatausahaan bukti-bukti

Penagihan dan penyelesaian tagihan

Pembayaran tagihan

Pertanggungjawaban/Penggantian

UP

Pokok

Pengaturan

Pokok

Pengaturan

(53)

53

BAB V

PELAKSANAAN UJI COBA

KARTU KREDIT

Perjanjian Kerja Sama

Pokok

Pengaturan

Pokok

Pengaturan

Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan – Kesempurnaan

ruang lingkup kerjasama penggunaan Kartu

Kredit

hak dan kewajiban Pemegang Kartu Kredit

dan Bank Penerbit Kartu Kredit

tata cara penagihan dan pembayaran tagihan

Kartu Kredit

jenis dan besaran denda, jenis dan besaran

biaya (fee), tata cara perhitungan bunga atas

keterlambatan pembayaran, pajak-pajak

penyelesaian perselisihan dan hukum yang

berlaku

jangka waktu perjanjian

berakhirnya

dan

akibat

pengakhiran

perjanjian

alamat dan wakil para Pemegang Kartu Kredit

dan Bank Penerbit Kartu Kredit, dan

(54)

54

BAB V

PELAKSANAAN UJI COBA

KARTU KREDIT

Penetapan Pemegang Kartu

Kredit

Pokok

Pengaturan

Pokok

Pengaturan

Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan – Kesempurnaan

PPK menyampaikan Daftar Usulan Pemegang

Kartu Kredit kepada KPA

KPA dapat menyetujui/menolak sebagian/

seluruhnya Daftar Usulan Pemegang Kartu

Kredit

Daftar Usulan Pemegang Kartu Kredit yang

telah

disetujui

sebagian/seluruhnya

ditetapkan dengan surat keputusan KPA

(55)

55

BAB V

PELAKSANAAN UJI COBA

KARTU KREDIT

Penerbitan dan Penyerahan Kartu

Kredit

Pokok

Pengaturan

Pokok

Pengaturan

Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan – Kesempurnaan

KPA menerbitkan Surat Referensi yang memuat

keterangan mengenai calon pemegang Kartu Kredit

PPK menyampaikan surat permohonan penerbitan

Kartu Kredit kepada Bank Penerbit Kartu Kredit

dilampiri Surat Referensi

Bank Penerbit Kartu Kredit melakukan verifikasi

surat permohonan penerbitan Kartu Kredit dan

Surat Referensi

Bank Penerbit Kartu Kredit menerbitkan Kartu Kredit

disertai rekapitulasi penerbitan Kartu Kredit dan

tanda terima Kartu Kredit untuk diserahkan kepada

PPK

Dalam hal Bank Penerbit Kartu Kredit tidak

menyetujui permohonan, Bank Penerbit Kartu Kredit

menyampaikan surat pemberitahuan penolakan

kepada PPK.

(56)

56

BAB V

PELAKSANAAN UJI COBA

KARTU KREDIT

Penggunaan Kartu Kredit

Pokok

Pengaturan

Pokok

Pengaturan

Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan – Kesempurnaan

belanja keperluan perkantoran

belanja pengadaan bahan makanan

belanja bahan

belanja barang persediaan barang konsumsi

belanja sewa

belanja barang persediaan pemeliharaan gedung

dan bangunan

belanja bahan bakar minyak dan pelumas (BMP)

dan pelumas khusus non pertamina

belanja barang persediaan pemeliharaan peralatan

dan mesin

tiket

sewa kendaraan dalam kota, dan

(57)

57

BAB V

PELAKSANAAN UJI COBA

KARTU KREDIT

Penatausahaan Bukti-Bukti

Pokok

Pengaturan

Pokok

Pengaturan

Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan – Kesempurnaan

 Pemegang Kartu Kredit mengumpulkan dokumen:

 Tagihan/daftar sementara yang memuat rincian transaksi yang dihasilkan oleh sistem perbankan Bank Penerbit Kartu Kredit bulan berkenaan, dan

 bukti-bukti pengeluaran.

 Pemegang Kartu Kredit membuat Daftar Pengeluaran Riil Kegiatan Dengan Kartu Kredit/Daftar Pengeluaran Riil Perjalanan Dinas Dengan Kartu Kredit

 Daftar Pengeluaran Riil Kegiatan Dengan Kartu Kredit dibuat untuk pembayaran belanja selain Perjalanan Dinas

 Daftar Pengeluaran Riil Perjalanan Dinas Dengan Kartu Kredit dibuat untuk pembayaran belanja Perjalanan Dinas

(58)

58

BAB V

PELAKSANAAN UJI COBA

KARTU KREDIT

Penagihan

dan

Penyelesaian

Tagihan (1)

Pokok

Pengaturan

Pokok

Pengaturan

Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan – Kesempurnaan

 PPK melakukan pengujian:

 kebenaran perhitungan bukti-bukti pengeluaran

 kebenaran perhitungan tagihan/daftar sementara yang memuat rincian transaksi yang dihasilkan oleh sistem perbankan

 kesesuaian perhitungan antara bukti pengeluaran dengan tagihan/daftar sementara yang memuat rincian transaksi yang dihasilkan oleh sistem perbankan, dan

 kesesuaian jenis belanja barang yang dapat dibayarkan dengan Kartu Kredit.

 PPK mengesahkan sebagian/seluruhnya bukti-bukti pengeluaran dan menetapkan DPT Kartu Kredit

 Bukti-bukti pengeluaran yang disahkan oleh PPK meliputi kuitansi/bukti pembelian.

 Kuitansi/bukti pembelian disertai dengan faktur pajak dan Surat Setoran Pajak (SSP).

 PPK dapat menolak sebagian/seluruh bukti-bukti

(59)

59

BAB V

PELAKSANAAN UJI COBA

KARTU KREDIT

Penagihan

dan

Penyelesaian

Tagihan (2)

Pokok

Pengaturan

Pokok

Pengaturan

Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan – Kesempurnaan

PPK atas nama KPA menerbitkan dan

menyampaikan SPBy dilampiri:

Kuitansi/bukti pembelian yang telah

disahkan PPK beserta faktur pajak dan

Surat Setoran Pajak (SSP)

Nota/bukti penerimaan barang/jasa atau

dokumen pendukung lainnya yang

diperlukan yang telah disahkan PPK, dan

DPT Kartu Kredit yang telah ditetapkan

oleh PPK.

(60)

60

BAB V

PELAKSANAAN UJI COBA

KARTU KREDIT

Pembayaran Tagihan (1)

Pokok

Pengaturan

Pokok

Pengaturan

Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan – Kesempurnaan

Berdasarkan SPBy, Bendahara Pengeluaran

melakukan:

pengujian atas SPBy, dan

pemungutan/pemotongan

pajak/bukan

pajak atas tagihan dalam SPBy yang

diajukan dan menyetorkan ke kas negara

Pengujian atas SPBy meliputi:

meneliti kelengkapan perintah pembayaran

yang diterbitkan oleh PPK

pemeriksaan kebenaran atas hak tagih

pemeriksaan kesesuaian pencapaian

keluaran

(61)

61

BAB V

PELAKSANAAN UJI COBA

KARTU KREDIT

Pembayaran Tagihan (2)

Pokok

Pengaturan

Pokok

Pengaturan

Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan – Kesempurnaan

Bendahara

Pengeluaran

melakukan

pembayaran atas tagihan dalam SPBy

apabila

telah

memenuhi

persyaratan

pengujian.

Apabila tidak memenuhi persyaratan untuk

(62)

62

BAB V

PELAKSANAAN UJI COBA

KARTU KREDIT

Pembayaran Tagihan (3)

Pokok

Pengaturan

Pokok

Pengaturan

Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan – Kesempurnaan

Bendahara

Pengeluaran

melakukan

pembayaran dengan Kartu Kredit melalui

pendebitan rekening Bendahara Pengeluaran ke

Bank Penerbit Kartu Kredit

Pendebitan rekening Bendahara Pengeluaran

dilakukan sejumlah tagihan yang harus dibayar

sesuai Daftar Pembayaran Tagihan Kartu Kredit

Pendebitan rekening Bendahara Pengeluaran

menggunakan:

o

Layanan Perbankan Secara Elektronik

o

Cek/bilyet giro

Layanan Perbankan Secara Elektronik berupa:

o

Internet Banking

, atau

(63)

63

BAB V

PELAKSANAAN UJI COBA

KARTU KREDIT

Pertanggungjawaban/Penggantian

UP

Pokok

Pengaturan

Pokok

Pengaturan

Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan – Kesempurnaan

PPK

menerbitkan

SPP-GUP/GUP

Nihil

setelah

Bendahara Pengeluaran melakukan pendebitan

SPP-GUP/GUP Nihil disampaikan kepada PPSPM

Mekanisme

penerbitan

SPP-GUP/GUP

Nihil

dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Menteri

Keuangan mengenai tata cara pembayaran dalam

rangka pelaksanaan anggaran pendapatan dan

belanja negara

PPSPM melakukan pemeriksaan dan pengujian

SPP-GUP/GUP Nihil beserta dokumen pendukung yang

disampaikan oleh PPK

Dalam hal pemeriksaan dan pengujian SPP beserta

dokumen pendukung memenuhi ketentuan, PPSPM

menerbitkan/menandatangani SPM.

(64)

64

BAB VI

PENYALAHGUNAAN KARTU

KREDIT DAN SANKSI

Kriteria yang termasuk dalam

penyalahgunaan kartu kredit

Pengenaan sanksi yang berakibat

pada penarikan kartu kredit

Penerbitan surat penarikan kartu

kredit

Kondisi

yang

menyebabkan

dilakukan penarikan kartu kredit

Pokok

Pengaturan

Pokok

Pengaturan

(65)

65

BAB VI

PENYALAHGUNAAN KARTU

KREDIT DAN SANKSI

Kriteria penyalahgunaan Kartu Kredit

(1)

Pokok

Pengaturan

Pokok

Pengaturan

Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan – Kesempurnaan

 penggunaan Kartu Kredit untuk pembayaran belanja perjalanan dinas jabatan di luar komponen yang ditentukan

 penggunaan Kartu Kredit dengan jumlah melebihi standar biaya perjalanan dinas jabatan yang dapat dibayarkan atas beban APBN

 penggunaan Kartu Kredit untuk pembayaran belanja barang selain perjalanan dinas jabatan tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang disebutkan dalam dokumen penerimaan barang/jasa dengan spesifikasi teknis yang disebutkan dalam dokumen rencana kegiatan

 penggunaan Kartu Kredit oleh bukan Pemegang Kartu Kredit

 kelalaian Pemegang Kartu Kredit dalam menyampaikan tagihan/daftar sementara yang memuat rincian transaksi yang dihasilkan oleh sistem perbankan dan bukti-bukti pengeluaran

 penarikan uang secara tunai

(66)

66

BAB VI

PENYALAHGUNAAN KARTU

KREDIT DAN SANKSI

Kriteria penyalahgunaan Kartu Kredit

(2)

Pokok

Pengaturan

Pokok

Pengaturan

Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan – Kesempurnaan

PPK melakukan verifikasi dan pengujian atas

penyalahgunaan Kartu Kredit

Berdasarkan hasil verifikasi dan pengujian, KPA

menerbitkan

Surat

Peringatan

kepada

Pemegang Kartu Kredit dalam hal terjadi

penyalahgunaan Kartu Kredit

Surat

Peringatan

diterbitkan

dengan

ketentuan:

Surat Peringatan Pertama diterbitkan dalam

hal Pemegang Kartu Kredit melakukan

penyalahgunaan Kartu Kredit untuk pertama

kalinya, dan

(67)

67

BAB VI

PENYALAHGUNAAN KARTU

KREDIT DAN SANKSI

Penarikan Kartu Kredit (1)

Pokok

Pengaturan

Pokok

Pengaturan

Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan – Kesempurnaan

PPK dapat memberikan sanksi berupa

penarikan Kartu Kredit.

Penarikan Kartu Kredit dilakukan dalam

hal:

Pemegang Kartu Kredit telah menerima

Surat Peringatan Pertama dan tidak

melakukan pembayaran atas tagihan

Kartu Kredit dalam waktu yang telah

ditetapkan

Pemegang Kartu Kredit telah menerima

Surat Peringatan Kedua, atau

Pemegang Kartu Kredit melakukan

(68)

68

BAB VI

PENYALAHGUNAAN KARTU

KREDIT DAN SANKSI

Penarikan Kartu Kredit (2)

Pokok

Pengaturan

Pokok

Pengaturan

Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan – Kesempurnaan

Selain yang diatas, Penarikan Kartu Kredit

dilakukan dalam hal Pemegang Kartu Kredit:

dijatuhi hukuman disiplin sedang atau berat

dijatuhi hukuman yang sudah mempunyai

kekuatan hukum tetap

diberhentikan sebagai Pegawai Negeri

sakit berkepanjangan

meninggal dunia

tugas belajar, atau

mutasi / berpindah tempat kerja.

Penarikan Kartu Kredit dilakukan dengan

menerbitkan surat penarikan Kartu Kredit.

(69)

69

BAB VII

BIAYA

Penggunaan

Kartu

Kredit

diupayakan menimbulkan biaya

yang serendah-rendahnya

Biaya

yang

timbul

akibat

penggunaan Kartu Kredit dan

Layanan

Perbankan

Secara

Elektronik dapat dibebankan pada

APBN

Biaya

dituangkan

dalam

perjanjian kerja sama penggunaan

Kartu Kredit dengan Bank Penerbit

Kartu Kredit

Pokok

Pengaturan

Pokok

Pengaturan

(70)

70

BAB VIII

MONITORING DAN

EVALUASI

KPA melakukan Monev atas pelaksanaan uji

coba pembayaran dengan Kartu Kredit dalam

rangka penggunaan UP

Berdasarkan hasil Monev, KPA menyusun

Laporan Pelaksanaan Pembayaran dengan

Kartu Kredit

KPA menyampaikan Laporan Pelaksanaan

Pembayaran dengan Kartu Kredit kepada Dit.

PA paling lambat 10 hari kerja setelah

pelaksanaan uji coba berakhir

Laporan Pelaksanaan Pembayaran dengan

Kartu Kredit berupa jumlah tagihan Bank,

jumlah yang dibayarkan, selisih pembayaran,

dan kendala

Berdasarkan

Laporan

Pelaksanaan

Pembayaran dengan Kartu Kredit, Dit PA

dapat melakukan monev atas pelaksanaan

pembayaran dengan Kartu Kredit

Pokok

Pengaturan

Pokok

Pengaturan

(71)

71

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP

Peraturan Direktur Jenderal

Perbendaharaan ini mulai

berlaku pada tanggal

ditetapkan.

Pokok

Pengaturan

Pokok

Pengaturan

(72)

72

Kepdirjen Nomor 648/PB/

2017

tgl 18 Desember 2017

Satker Kementerian Negara/

Lembaga yang melaksanakan uji coba

Tahap I, dilaksanakan pada:

1. Satker Istana Kepresidenan Jakarta, Kementerian Sekretariat Negara; 2. Satker Sekretariat Jenderal,

Kementerian Keuangan;

3. Satker Kantor Pusat Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Kementerian Keuangan;

4. Satker Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan;

5. Satker Pusat Pelaporan Dan Analisis Transaksi Keuangan, Pusat Pelaporan Dan Analisis Transaksi Keuangan; dan 6. Satker Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Komisi Pemberantasan Korupsi.

Tahap II, dilaksanakan pada seluruh Satker Vertikal Direktorat Jenderal

Perbendaharaan.

Pelaksanaan

Pelaksanaan Uji Coba Pembayaran Dengan Kartu Kredit dilaksanakan:

Tahap I : paling lambat bulan Oktober 2017 sampai dengan Maret 2018

Tahap II : paling lambat bulan Nopember 2017 sampai dengan Maret 2018

Monitoring Evaluasi

(73)

73

Kepdirjen Nomor 111/PB/

2018

tgl 19 Februari 2018

Satker Kementerian Negara/Lembaga yang melaksanakan uji coba

Berdasarkan Kepdirjen Nomor 111/PB/2018, satker pelaksana uji coba adalah satker Tahap I dan Tahap II (sebagaimana tersebut pada Kepdirjen Nomor 648/PB/ 2018 tanggal 18 Desember 2017), serta terdapat tambahan satker K/L yang ikut melaksanakan uji coba yaitu:

1. MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT (2 satker). 2. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT (1 satker). 3. BADAN PEMERIKSA KEUANGAN (2 satker). 4. MAHKAMAH AGUNG (4 satker)

5. KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA (2 satker) 6. KEMENTERIAN DALAM NEGERI (6 satker) 7. KEMENTERIAN LUAR NEGERI (1 satker) 8. KEMENTERIAN PERTAHANAN (1 satker) 9. KEMENTERIAN KEUANGAN (1 satker) 10. KEMENTERIAN PERTANIAN (1 satker) 11. KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN (1 satker)

12. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL (1 satker) 13. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN (9 satker) 14. KEMENTERIAN AGAMA (12 satker)

15. KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN (2 satker) 16. KEMENTERIAN SOSIAL (1 satker)

17. KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN (1 satker)

18. KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN (1 satker)

19. KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN (1 satker) 20. KEMENTERIAN PARIWISATA (1 satker)

21. KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI (1 satker) 22. BADAN INTELIJEN NEGARA (1 satker)

23. KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (1 satker) 24. PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA (1 satker)

25. KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (3 satker) 26. KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA (4 satker) 27. BADAN NARKOTIKA NASIONAL (1 satker)

28. KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI (1 satker)

29. BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL (1 satker) 30. MAHKAMAH KONSTITUSI RI (1 satker)

31. LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA (1 satker) 32. BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (1 satker)

33. LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA (1 satker)

34. BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN (1 satker) 35. KEMENTERIAN PERDAGANGAN (2 satker)

36. DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD) (2 satker) 37. KOMISI YUDISIAL RI (1 satker)

38. BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA (1 satker) 39. BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN (1 satker) 40. SEKRETARIAT KABINET (1 satker)

41. BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM (4 satker) 42. BA BENDAHARA UUMUM NEGARA (BUN) (1 satker)

Pelaksanaan

Pelaksanaan Uji Coba Pembayaran Dengan Kartu Kredit dilaksanakan Tahap III paling lambat bulan Februari 2018 sampai dengan Maret 2018

Penetapan satker

Satker tambahan yang ikut melaksanakan uji coba tahap III adalah:

1. Satker yang pengajuan dispensasi perubahan besaran UP disetujui oleh Kanwil Ditjen Perbendaharaan dan

2. Satker yang mengajukan permohonan ikut melaksanakan uji coba ke Direktorat

(74)

74

Kepdirjen Nomor 239/PB/

2018

tgl 16 April 2018

Satker Kementerian Negara/Lembaga yang melaksanakan uji coba

Berdasarkan Kepdirjen Nomor 239/PB/2018, satker pelaksana uji coba adalah satker Tahap I, II, III dan serta terdapat tambahan satker K/L tahap IV yang ikut melaksanakan uji coba yaitu:

1. Kantor Pusat Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler, Kementerian Luar Negeri;

2. Sekretariat Jenderal, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI; 3. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengembangan Sumber Daya Manusia,

Kementerian Keuangan;

4. Biro Umum, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

5. Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kemendikbud; 6. Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan;

7. Direktorat Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini-Pendidikan Masyarakat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 8. Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar, Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan;

9. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

10. Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan, Kementeria Pendidikan dan Kebudayaan;

11. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, Kementerian Kesehatan; 12. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan, Kementerian Agama; 13. Inspektorat Jenderal, Kementerian Kelautan dan Perikanan;

14. Sekretariat Jenderal Kementerian Riset,Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi;

15. Direktorat Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi;

16. Universitas Syiah Kuala, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi; 17. Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kementerian

Komunikasi dan Informasi;

18. Sekretariat Utama, Badan Narkotika Nasional;

19. Deputi Bidang Pemberantasan, Badan Narkotika Nasional;

20. Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Jawa Barat, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional;

21. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia; 22. Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum;

23. Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Sulawesi Selatan, Badan Pengawas Pemilihan Umum;

24. Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Kalimantan Utara, Badan Pengawas Pemilihan Umum;

25. Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Jatim, Badan Pengawas Pemilihan Umum.

Pelaksanaan

Pelaksanaan Uji Coba Pembayaran Dengan Kartu Kredit dilaksanakan Tahap IV paling lambat bulan April 2018 sampai dengan Desember 2018

Penetapan satker

Satker tambahan yang ikut melaksanakan uji coba tahap IV adalah:

1. Satker yang pengajuan dispensasi perubahan besaran UP disetujui oleh Kanwil Ditjen Perbendaharaan dan

2. Satker yang mengajukan permohonan ikut melaksanakan uji coba ke Direktorat

(75)

75

Kepdirjen Nomor 379/PB/

2018

tgl 10 Juli 2018

Satker Kementerian Negara/Lembaga yang melaksanakan uji coba

Berdasarkan

Kepdirjen

Nomor

379/PB/2018, Satker pelaksana uji

coba adalah satker Tahap I, II, III,

IV serta terdapat 46 (empat puluh

enam) tambahan Satker K/L tahap

V yang ikut melaksanakan uji

coba Kartu Kredit.

Pelaksanaan

Pelaksanaan Uji Coba Pembayaran Dengan Kartu Kredit dilaksanakan Tahap V paling lambat bulan Juli 2018 sampai dengan Desember 2018

Penetapan satker

Satker tambahan yang ikut melaksanakan uji coba tahap V adalah:

1. Satker yang pengajuan dispensasi perubahan besaran UP disetujui oleh Kanwil Ditjen Perbendaharaan dan

2. Satker yang mengajukan permohonan ikut melaksanakan uji coba ke Direktorat

(76)

76

Kepdirjen Nomor 542/PB/

2018

tgl 31 Oktober 2018

Satker Kementerian Negara/Lembaga yang melaksanakan uji coba

Berdasarkan

Kepdirjen

Nomor

542/PB/2018, Satker pelaksana uji

coba adalah satker Tahap I, II, III,

IV, V serta terdapat 72 (tujuh

puluh dua) tambahan Satker K/L

tahap VI yang ikut melaksanakan

uji coba Kartu Kredit.

Pelaksanaan

Pelaksanaan Uji Coba Pembayaran Dengan Kartu Kredit dilaksanakan Tahap VI paling lambat

bulan November 2018 sampai dengan Desember 2018

Penetapan satker

Satker tambahan yang ikut melaksanakan uji coba tahap VI adalah:

1. Satker yang pengajuan dispensasi perubahan besaran UP disetujui oleh Kanwil Ditjen Perbendaharaan dan

2. Satker yang mengajukan permohonan ikut melaksanakan uji coba ke Direktorat

(77)

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis dan membuktikan pengaruh faktor fundamental perusahaan terhadap risiko

Konsep akuntabilitas dalam pembangunan tahap II Jembatan Way Sekampung Kresnowidodo-Negara Saka Kabupaten Pesawaran dan juga merujuk pada penelitian terdahulu mengenai

untuk mengetahui Perbedaan Perilaku Sebelum dan Sesudah Penyuluhan CTPS dengan Metode Audiovisual Terhadap Siswa SDN 10 Lambung tahun 2016, penelitian ini dilakukan dengan

Contoh: untuk mengetahui kemampuan peserta didik terhadap materi tertentu, alat evaluasi yang berbentuk isian (objektif), setelah dianalisis dan dibandingkan ternyata lebih baik

Namun begitu, terdapat banyak responden tidak terlibat dalam program kerajaan disebabkan oleh masalah pihak kerajaan. Antaranya termasuklah, 1) kekurangan kemahiran

Faktor ekstrenal, yaitu lingkungan keluarga ; ada kaitan yang positif antara keyakinan orang tua dengan keyakinan anak terhadap kemampuannya, iklim kelas ; konsep diri

Manfaat dari penelitian ini adalah apabila faktor pengalaman kerja, gender, usia dan komunikasi tersebut berpengaruh terhadap efektifitas audit, diharapkan auditor

Berdasarkan hasil olah data dimana nilai probabilitas (p) ≤ 0,05 dapat disimpulkan bahwa karakteristik kategori produk Dimoderasi Oleh Kebutuhan Mencari Variasi