• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hakikat sosiologi sebagai ilmu pengetahu (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Hakikat sosiologi sebagai ilmu pengetahu (1)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Hakikat sosiologi sebagai ilmu pengetahun adalah sebagai berikut...

 Sosiologi adalah ilmu sosial, hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa sosiologi mempelajari atau berhubungan dengan gejala-gejala kemasyarakatan

 Berdasarkan penerapannya, sosiologi digolongkan dalam ilmu pengetahuan murni (pure science) dan dapat menjadi ilmu terapan (applied science).

 Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak dan bukan pengetahuan yang konkret. Artinya, yang menajdi perhatian adalah bentuk dan pola peristiwa dalam masyarakat secara menyeluruh, tidak hanya peristiwa itu sendiri.

 Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian dan pola manusia dan masyarakatnya. Sosiologi meneliti dan mencari apa yang menjadi prinsip dan hukum-hukum umum dari interaksi manusia serta bentuk, sifat, isi dan struktur masyarakat.

 Sosiologi merupakan ilmu umum, bukan khusus, artinya mempelajari gejala-gejala pada interaksi antarmanusia.

Sejalan dengan perkembangan masyarakat yang ditandai dengan semakin kompleksnya unsur-unsur kemasyarakatan, sosiologi dipersempit menjadi bidang-bidang:

 Sosiologi Industri,

 Sosiologi Ekonomi,

 Sosiologi Kesehatan,

 Sosiologi Militer,

 Sosiologi Politik,

 Sosiologi Pendidikan,

 Sosiologi Budaya,

 Sosiologi Agama,

 Sosiologi Perkotaan dan Pedesaan,

 Sosiologi Hukum, dan

 Sosiologi Pertanian.

(2)

Metode-metode Sosiologi – Telah dijelaskan sebelumnya bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri. Sebagai sebuah ilmu pengetahuan maka sosiologi sekurang-kurangnya harus dirumuskan dalam dua cara. Pertama, suatu ilmu adalah satuan kerangka pengetahuan yang tersusun dan teruji yang diperoleh melalui suatu penelitian ilmiah. Kedua, suatu ilmu adalah suatu metode untuk menemukan suatu kerangka pengetahuan yang tersusun dan teruji. Menurut Paul Horton, ada berbagai langkah dalam penelitian ilmiah yang mudah disusun, yaitu:

a. Merumuskan Masalah

Kita membutuhkan suatu masalah yang bermanfaat untuk diteliti dan yang dapat diselidiki melalui metode ilmiah.

b. Meninjau Kepustakaan

Tinjauan kepustakaan dilakukan untuk mencari dasar teori yang digunakan sebagai dasar menganalisis masalah yang diteliti agar penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

c. Merumuskan Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang baru diteliti. Sedangkan hipotesis itu sendiri antara lain dapat dirumuskan berdasar atas kajian pustaka yang telah dilakukan.

d. Merencanakan Desain Penelitian

Menguraikan apa yang perlu ditelaah, data apa yang perlu dicari, di mana, bagaimana mengumpulkan, mengolah, dan menganalisisnya.

e. Mengumpulkan data sesuai dengan desain penelitian

terdapat sejumlah teknik pengumpulan data. Meskipun begitu teknik pengumpulan data harus disesuaikan dengan jenis serta desain penelitiannya, apakah berbentuk kualitatif atau kuantitatif sebagaimana pada disiplin ilmu-ilmu lainnya.

(3)

 Empiris, artinya bahwa ilmu pengetahuan tersebut didasarkan atas hasil observasi (terhadap fenomena yang kasat mata) atau bersifat empirik. Selain itu juga didasarkan atas akal sehat sehingga hasilnyapun tidak bersifat spekulatif.

 Teoritis, yaitu ilmu pengetahuan yang selalu berusaha untuk menyusun abstraksi dari hasil-hasil observasi. Abstraksi merupakan kerangka unsur-unsur yang tersusun secara logis serta bertujuan untuk menjelaskan hubungan-hubungan sebab akibat sehingga menjadi teori.

 Kumulatif, bahwa teori-teori sosiologi dibentuk atas dasar teori-teori yang sudah ada dalam arti memperbaiki, memperluas, serta memperhalus teori-teori lama.

 Bersifat nonetis, yang dipersoalkan dalam sosiologi bukan baik buruknya fakta tetapi bertujuan untuk menjelaskan fakta tersebut secara analitis.

 Menganalisis data. Membuat klasifikasi, tabel, dan memperbandingkan data, melaksanakan berbagai pengujian dan perhitungan yang diperlukan untuk membantu menemukan hasilnya

 Menarik Kesimpulan. Hal terpenting dari penarikan kesimpulan harus memperhatikan: 1) Hipotesis. 2) Kebenaran hasil berdasarkan data penelitian. 3) Implikasinya bagi sosiologi. 4) Meningkatkan pengetahuan dan wawasan. 5) Saran sebagai kebijakan lebih lanjut.

Oleh karena itu, sosiologi dapat disebut sebagai ilmu pengetahuan yang mampu berdiri sendiri. Pertanyaannya sekarang termasuk dalam ilmu pengetahuan apa sosiologi itu? Pada perkembangannya, terdapat perdebatan apakah sosiologi merupakan ilmu murni (pure science) atau ilmu terapan (applied scinence). Ilmu murni adalah pencarian pengetahuan, penggunaan praktisnya bukan merupakan perhatian utama. Sedangkan ilmu terapan adalah pencarian cara-cara untuk mempergunakan pengetahuan ilmiah guna memecahkan masalah praktis. Banyak sarjana atau tokoh sosiologi yang mencoba menerapkan teori sosiologi untuk memecahkan masalahmasalah sosial dan di lain pihak sosiologi secara konstan tetap mencari pengetahuan yang lebih mendasar sebagai dukungan bagi penerapan pengetahuan praktisnya, sehingga menimbulkan dua konsep sosiologi yaitu ilmu murni dan ilmu terapan.

Setelah mempunyai pemahaman dan pengertian mendalam tentang sosiologi, hal terpenting lainnya adalah mengetahui metode-metode penelitian dalam sosiologi sehingga mampu mempergunakan konsepkonsep sosiologi secara mudah. Ada banyak metode yang dilakukan para ahli dalam mempelajari sosiologi sebagai ilmu pengetahuan. Pada saat ini telah berkembang menjadi sebuah metodologi penelitian untuk memperdalam dan menganalisis perubahan sosial budaya dalam masyarakat. Beberapa metode yang digunakan dalam sosiologi antara lain:

(4)

Misalnya, melihat tingkat kemiskinan suatu daerah sebelum dan setelah mendapatkan bantuan dengan daftar pertanyaan yang sama. Secara sederhana, pengumpulan pendapat umum dalam skala nasional disebut studi cross-sectional, sedangkan penggunaan daftar pertanyaan yang sama diulang dalam selang waktu akan diperoleh suatu perbandingan atau yang disevut pula sebagai studi longitudinal.

2. Eksperimen Laboratorium dan Eksperimen Lapangan. Dalam penelitian laboratorium, subjek orang dikumpulkan di dalam suatu tempat atau laboratorium kemudian diberi pengalaman yang sesuai dengan yang diinginkan peneliti kemudian dicatat dan ditarik kesimpulan. Sedangkan eksperimen lapangan adalah pengamatan yang dilakukan di luar laboratorium di mana peneliti memberikan pengalaman-pengalaman baru kepada objek secara umum kemudian diamati hasilnya dan ditarik kesimpulannya.

3. Metode Evaluasi. Ini biasa dilakukan untuk mengukur keefektifan suatu program kegiatan dengan tujuan untuk melihat keberhasilan program melalui pengetahuan yang ilmiah. Misalnya, tentang evaluasi pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam pendidikan nasional kita. Biasanya dalam penelitian evaluasi ini banyak menggunakan variabel yang harus dikendalikan dan tidak mudah karena seringkali hasil kesimpulan yang ada dengan kenyataannya berbeda.

4. Metode Kuantitatif dan Kualitatif. Merupakan metode dasar dalam sosiologi. Metode kuantitatif merupakan metode yang menggu-nakan angka-angka yang kemudian diolah dan diwujudkan dalam bentuk statistik, seperti skala, tabel, indeks, dan lainnya. Termasuk metode kuantitatif adalah: 1) Metode Statisfik, yaitu metode dalam sosiologi yang bertujuan untuk menelaah gejala-gejala sosial secara matematis. 2) Metode smimurti, yaitu metode yang mempergunakan skalaskala dan angka-angka dalam rangka antar manusia dalam masyarakat. Metode kualitatif merupakan metode yang lebih menekankan pada terjadinya interaksi yang membentuk tindakan, dan kondisi sosial tertentu.

Termasuk metode kualitatif adalah:

 Metode historis, metode pengamatan yang menganalisis peristiwaperistiwa dalam masa silam untuk merumuskan prinsip-prinsip umum.

 Metode komparatif, metode pengamatan dengan membandingkan antara bermacam-macam masyarakat serta bidang-bidangnya untuk memperoleh perbedaan dan persamaan sebagai petunjuk perilaku suatu masyarakat pertanian Indonesia pada masa lalu dan masa depan.

 Metode studi kasus, metode pengamatan tentang suatu keadaan, kelompok, masyarakat setempat, lembaga-lembaga, maupun individu-individu

(5)

berprilaku nakal, sampai memberikan alternatif pemecahan masalah tersebut. Hampir semua gejala sosial yang terjadi di desa maupun di kotabaik individu ataupun kelompok merupakan ruang kajian yang cocok bagi sosiologi, asalkan menggunakan prosedur ilmiah. Ruang lingkup kajian sosiologi lebih luas dari ilmu sosial lainnya. Hal ini dikarenakan ruang lingkup sosiologi mencakup semua interaksi sosial yang berlangsung antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok di lingkungan masyarakat.

Ruang lingkup kajian sosiologi tersebut jika dirincikan menjadi beberapa hal, misalnya antara lain:

1. Ekonomi beserta kegiatan usahanya secara prinsipil yang berhubungan dengan produksi distribusi dan sumber-sumber kekayaan alam.

2. Masalah manajemen yaitu pihak-pihak yang membuat kajian berkaitan dengan apa yang dialami warganya.

3. Persoalan sejarah yaitu berhubungan dengan catatan kronologis misalnya usaha kegiatan manusia beserta prestasinya yang tercatat dan sebagainya.

Sosiologi menggabungkan data dari berbagai ilmu pengetahuan sebagai dasar penelitiannya. Dengan demikian sosiologi dapat dihubungkan dengan kejadian sejarah sepanjang kejadian itu memberikan keterangan beserta uraian proses berlangsungnya hidup kelompok-kelompok atau beberapa peristiwa dalam perjalanan sejarah dari kelompok manusia. Sebagai contoh riwayat suatu negara dapat dipelajari dengan mengungkapkan latar belakang terbentuknya suatu negara, faktor-faktor, prinsip-prinsip suatu negara sampai perjalanan negara dimasa yang akan datang. Sosiologi mempertumbuhkan semua lingkungan dan kebiasaan manusia, sepanjang kenyataan yang ada dalam kehidupan manusia dan dapat memengaruhi pengalaman yang dirasakan manusia serta proses dalam kelompoknya. Selama kelompok itu ada maka selama itu pula akan terlihat bentuk-bentuk, cara-cara, standar, mekanisme, masalah, dan perkembangan sifat

kelompok tersebut. Semua faktor tersebut dapat memengaruhi hubungan antara manusia dan berpengaruh terhadap analisis sosiologi.

Sedangkan sosiologi sendiri berasal dari bahasa latin yaitu Socius yang berarti kawan, teman sedangkan Logos berati ilmu pengetahuan. Ungkapan ini dipublikasikan diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul “Cours De Philosophie Positive” karangan August Comte (1798-1857). Walaupun banyak definisi tentang sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat. Masyarakat adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya.

Sosiologi hendak mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang dibangun. Sebagai sebuah ilmu, sosiologi

(6)

Sosiologi adalah sebuah disiplin ilmu yang mempelajari individu kelompok dan lembaga sosial yang membentuk masyarakat secara umum. Ini tentu saja batasan sosiologi yang sangat

sederhana, tetapi paling mudah dimengerti secara awam. Sekedar pengenalan awam berikut akan dijelaskan secara selintas ruang lingkup kajian sosiologi tersebut.

Sesungguhnya, ruang lingkup kajian sosiologi sebagai ilmu sangatlah luas, mencakup hampir semua bidang kehidupan masyarakat, baik bidang ekonomi politik agama, pendidikan, kebudayaan, tentu saja dilihat dari perspektif (asumsi teoritis dan metodologis) sosiologi.

Setidaknya ada sejumlah elemen penting yang menjadi perhatian ahli sosiologi dalam mempelajari masyarakat. Elemen-elemen tersebut tercakup kepada lima area sosial, yakni: karakteristik penduduk, prilaku sosial, lembaga sosial, lembaga sosial, elemen budaya dan perubahan sosial. Karakteristik penduduk akan menentukan pola-pola hubungan sosial dan truktur sosial yang tercipta dalam kehidupan sosial dimana penduduk bertempat tinggal.

Prilaku sosial dipelajari secara komprehensif dalam sosiologi. Dalam teori psikologi sosial banyak dibahas tentang prilaku kelompok, sikap kompromitas, kepemimpinan, moral kelompo dan bermacam-macam bentuk prilaku lainnya. Juga dipelajari interaksi sosial, konflik sosial gerakan sosial dan perang. Disini juga dipelajari tentang konsep status dan peran, peran (role) adalah harapan sosial terhadap status (position) yang disandang seseorang di tengah masyarakat (lingkungan).

Lembaga sosial adalah kumpulan hubungan-hubungan sosial di masyarakat yang membentuk fungsi sosial khusus. Lembaga sosial tersebut misalnya organisasi bisnis, pemerintah, rumah sakit, masjid atau pesantren atau sekolah.Masing-masing lembaga memiliki keterkaitan langsung dengan masyarakat yang eksisis, demikian juga antara lembaga-lembaga sosial terhadap hubungan timbal balik, yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lain. Lembaga sosial yang dianggap paling penting adalah: keluarga, ekonomi, politik, pendidikan, dan agama.

Elemen budaya membantu menyatukan dan mengatur kehidupan sosial. Ini memberikan orang-orang landasan umum dalam komunikasi dan saling pengertian. Elemen budaya mencakup: seni, tradisi, bahasa, pengetahuan dan niali-nilai agama. Ahli sosiologi melakukan studi terhadap pengaruh masing-masing elemen tersebut terhadap kondisi karakter dan prilaku sosial.

Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam kondisi atau pola prilaku dalam

masyarakat. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial, seperti mode invensi, revolusi, perang, atau sejumlah masalah penduduk lainnya. Tetapi teknologi memainkan pera yang sangat penting dalam perubahan sosial masyarakat, terutam sejak revolusi industr di Eropa. Secara umum perubahan sosial dapat dibagi dua (dilihat dari sumber terjadinya perubahan), yakni perubahan internal (dalam) dan perubahan eksternal (luar).

Konsep dan Teori Sosiologi Pengetahuan

(7)

Sosiologi pengetahuan merupakan “cabang baru” dalam sosiologi yang secara umum mulai ramai dikembangkan semenjak tahun 1960-an. Semenjak saat itu sampai kini, sosiologi pengetahuan tetap menarik perhatian, meskipun terjadi beberapa perubahan penekanan dalam perkembangannya. Paper berikut disusun dari Buku Coser dan Dant, khususnya berkenaan dengan penjelasan konsep dan sedikit perkembangan sosiologi pengetahuan yang “hanya” menjadi wacana di kawasan Eropa dan AS.

Posisi sosiologi pengetahuan dalam sosiologi dan perkembangannya

Secara sederhana, sosiologi pengetahuan dapat dimaknai sebagai upaya menjadikan pengetahuan sebagai objek perhatian dengan menerapkan perspektif sosiologi. Dalam bukunya, Tim Dant dijelaskan bahwa pengetahuan merupakan key factor dalam masyarakat. Ia merupakan

komponen sehingga seklompok orang layak disebut ‘masyarakat”. Objek sosiologi pengetahuan berbeda dengan sosiologi dan juga discourse. Sosiologi pengetahuan adalah suatu perspektif yang menekankan tentang karakter sosial dari pengetahuan. Ia merefleksikan nilai-nilai dalam masyarakat yang ditransfer melaui diskursus.

Pengetahuan selalu dibentuk dalam konteks. Hal-hal yang secara subjektif dianggap benar, hanya benar secara subjektif. Dengan demikian, pengetahuan di satu masyarakat tidak bisa

dibandingkan dengan di masyarakat lain. Demikian pula, pengetahuan orang awam tidak berarti lebih rendah dibandingkan ekspert.

Pada hakekatnya, dapat dikatakan bahwa sosiologi pengetahuan merupakan suatu cabang dari ilmu-ilmu sosiologi. Dalam bidang ini dipelajari bagaimana hubungan antara pengetahuan dan masyarakat, yaitu bagaimana pengetahuan diproduksi, didistribusi dan direpoduksi di tengah masyarakat melalui relasi-relasi sosial. Hal ini sangat berbeda dengan filsafat. Dalam filsafat, pengetahuan tidak berhubungan dengan masyarakat, ia disusun terpisah dari masyarakatnya. Ia “benar” dengan sendirinya, dan hanya menurut kalangan ahli filsafat. Pengetahuan bukan suatu yang relatif, karena ia menjadi satu kebenaran.

Dalam buku Tim Dant juga dipaparkan tentang perkembangan sosiologi pengetahuan dan sumbangan berbagai ahli. Ia menemukan bahwa sosiologi pengetahuan berakar dari pemikiran filsafat. Pada masa awal, disebutkan Merton telah mendiskusikan peran sosial dari intelektual dalam birokrasi politik. Ia melakukan studi sosiologis tentang science sehingga melahirkan apa yang dilabelinya ”ethos of science”. Selanjutnya perlu pula disebut peran Znaniecki yang mulai membahas ini semenjak tahun 1940-an. Sementara Parson tertarik dengan operasi nilai-nilai dalam lapangan pengetahuan. Di kalangan modern dapat misalnya disebut Neisse dan Eriksson yang mengembangkan metodologi bagaimana melakukan sosiologi pengetahuan sehingga menjadi ilmiah.

(8)

Dari analisa sosiologi pengetahuan, disimpulkan bahwa apa yang diagung-agungkan sebagai sifat universalitas dari pengetahuan, sesungguhnya tidak lebih dari universalitas fikiran Barat, khususnya Eropa Barat. Kebenaran universal ini ini misalnya lalu dipakai dalam menyusun teori-teori developmentalis. Demikian pula, ilmu pengetahuan yang disusun dan berkembang di era kolonial cenderung mengklaim bahwa ilmu (mereka) universal.

Beberapa Konsep dan Teori Sosiologi Pengetahuan

Secara sadar atau tidak, objek sosiologi pengetahuan telah menjadi perhatian para ahli sosiologi, semenjak era sosiologi klasik. Comte misalnya memaparkan bahwa pengetahuan dan

masayarakat saling mempengaruhi secara timbal balik. Karena relasinya yang timbal balik, maka pola-pola pengembangan masyarakat tercermin pula dari pola-pola pengetahuan yang dominan. Menurut Comte, pengetahuan bermula dari bentuk-bentuk teologis, berlanjut menjadi metafisik, dan akhirnya menjadi positivistik. Pada era teologis benda-benda merupakan sumber

pengetahuan. Pembabakan ini hanya melihat modus intelektual yang dominan, karena sedikit banyak tipe pengetahuan yang tahayul misalnya masih tetap ada dalam satu masyarakat meskipun perkembangannya telah lanjut.

Selanjutnya Emile Durkheim, sebagaimana ide dasarnya “fakta sosial”, ia melihat bahwa pengetahuan dibentuk dalam relasi yang intersubjektif. Pengetahuan merupakan sesuatu yang berada di luar kontrol individu, dan melekat padanya berbagai atribut lain karena ia merupakan fakta sosial. Bahkan, agama juga merupakan suatu yang intersubjektif, karena berbentuk sebagai sebuah kesadaran. Agama, sebagaimana pengetahuan, berkembang seirama dengan corak

solidaritas sosial di masyarakat bersangkutan. Agama totem misalnya berkembang pada masyarakat dengan ciri solidaritas mekanis. Durkheim melihat cukup besarnya peran agama dalam masyarakat, dimana ia menjelaskan masyarakat melalui agama yang dianutnya. Dalam konteks pengetahuan, Durkheim meyakini bahwa agama lah yang telah mengenalkan konsep ruang dan waktu pada masyarakat. Ia menjadi basis terbentuknya pengetahuan di masyarakat bersangkutan.

Demikian pula Karl Marx dengan ide besarnya tentang kelas dan mode of production. Menurut Marx, pengetahuan berkaitan dengan relasi produksi, dan ia pun menjadi modes of production. Relasi kelas yang eksis dapat dilihat juga sebagai sebuah relasi pengetahuan. Dengan kata lain, pengetahuan ada dalam modes of production, sebagai modal untuk memperoleh ekonomi. Di sisi lain, pengetahuan juga menjadi dasar untuk menjalankan modes of production tersebut. Marx berpendapat bahwa pengetahuan pada abad ke 20 dibentuk dari revolusi proletariat dan revolusi borjuasi. Clash of civilization telah menyebabkan pula lahirnya clash of development.

Satu tokoh yang cukup penting berkenaan dengan sosiologi pengetahuan adalah Karl Mannheim, yang sedikit banyak ikut dipengaruhi oleh Marx khususnya pemikirannya tentang ideologi. Sosiologi pengetahuan menurut Mannheim adalah studi secara sistematis terhadap pengetahuan, gagasan, dan fenomena intelektual secara umum. Mannheim mengaitkan gagasan tentang kelompok dengan pandangan tentang kelompok dalam struktur sosial.

(9)

Sosiologi pengetahuan di satu sisi menyingkap untuk memahami pemikiran dan perilaku, di sisi lain untuk mengembangkan teori untuk situasi kontemporer berkenaan dengan signifikansi faktor kondisi non teoritis dalam pengetahuan. Pengetahuan tidak mudah diidentifikasi secara empiris, berbeda dengan ideologi yang lebih mudah mengidentifikasinya. Ideologi merupakan

pengetahuan khusus yang hidup di setiap masyarakat yang memiliki perspektf politik dan berkaitan dengan kelas dan strata politik.

Menurut Mannheim, “ideologi” merupakan pengetahuan yang tidak mencerminkan

masyarakatnya. Pengetahuan melekat di kultur, dimana basisnya adalah masyarakat. Namun ideologi tidak memiliki basis sosial sama sekali. Ideologi hanya disusun oleh sebagian kecil elit, lalu disebarkan untuk diamini. Pengetahuan merupakan produksi kelompok (group product) karena membutuhkan pengakuan secara sosial. Mannheim tidak membedakan antara kultur dan pengetahuan ilmiah (scientific knowledge), sehingga juga tidak bisa membedakan sosiololgi pengetahuan dan filsafat ilmu pengetahuan.

Karl Mannheim merupakan salah satu tokoh yang penting dalam sosiologi pengetahuan.

Menurutnya, analisis struktural dari teori-teori pengetahuan itu sebenarnya tidak dirancang untuk membedakan teori pengetahuan dengan berbagai bentuk elemen pendukung dan katrakteristik yang ada pada setiap teori. Oleh karenanya, harus diupayakan untuk mengurangi perbedaan-perbedaan antara konsep liberalisme sebagai suatu sistem politik dan liberalisme sebagai suatu struktur pengetahuan. Atas dasar itu, harus ada keseimbangan antara konflik atau krisis dengan kompromi terutama yang menyangkut masalah-masalah politik dan kehidupan sosial. Di situ, harus ada keseimbangan antara janji-janji dan ancaman secara bersama-sama.

Mannheim telah berbicara mengenai konsep-konsep yang menyangkut sosiologi pengetahuan, ideologi, politik, dan kehidupan sosial. Secara jelas ia menerapkan konsepnya Marx berkenaan kesadaran kelas. Dalam kaitan ini ada dua hal penting yang harus diperhatikan, pertama adalah adanya konsep-konsep ideologi sebagai struktur kognitif yang dianggap lemah, karena hanya memiliki perspektif tunggal yang memerlukan koreksi dari perspektif lain. Kedua adalah bahwa sosiologi pengetahuan itu muncul dari isu-isu substansial yang terwujud karena berbagai ideologi yang ada memberikan kontribusinya secara langsung di dalam orientasi dan kehidupan politik.

Manheim menyebutkan betapa pentingnya sosiologi pengetahuan sebagai salah satu bidang kajian. Secara relatif, sosiologi pengetahuan merupakan bidang yang masih muda

perkembangannya. Ia menyusun tahapan-tahapan dari satu ideologi menjadi wacana dalam sosiologi pengetahuan. Langkah-langkah tersebut diawali dengan mengeksplorasi filasafat kesadaran, dilanjutkan dengan meneguhkan perspektif historis, dan berakhir dengan analisa proses sosial historis. Melalui jalan ini, konsep totalitas dalam ideologi yang bersifat generalis perlahan-lahan bertransformasi ke sistem riset dan pengamatan dalam sosiologi pengetahuan.

Sumber Bacaan:

Coser, Lewis. 1977. Masters of Sociological Thought: Ideas in Historical and Social Context. New York: Harcourt Brace Jovanovich.

(10)

2.4. Manfaat Sosiologi

Pada hakikatnya ilmu pengetahuan timbul karena adanya hasrat ingin tahu dalam diri manusia. Hasrat ingin tahu tadi timbul karena banyak sekali aspek-aspek kehidupan yang masih gelap bagi manusia, dan manusia ingin mengetahui kebenaran dari kegelapan tersebut. Sama halnya dengan ilmu-ilmu lain, teori-teori yang ada dalam sosiologi memiliki tujuan untuk mencari kebenaran dari berbagai fenomena, gejala, dan masalah sosial. Ditinjau dari aspek aksiologi, sosiologi memiliki nilai guna dalam menganalisis fenomena-fenomena sosial yang ada di masyarakat.

Keragaman budaya seharusnya menyadarkan kita bahwa sangat penting memahami latar belakang sosial budaya yang berasal dari masyarakat lain. Kajian tentang fenomena sosial budaya tidak bermaksud untuk memberikan penilaian suatu budaya baik atau buruk, cocok atau tidak cocok bagi suatu masyarakat. Sosiologi tidak bertujuan untuk memberikan penilaian bahwa suatu kebudayaan lebih tinggi atau lebih rendah dari kebudayaan masyarakat lain. Namun, kita diajak untuk memahami keragaman budaya sebagai sesuatu yang dapat memperkaya kebudayaan dalam suatu masyarakat.

Referensi

Dokumen terkait

2 4.3 Menilai apakah suatu bilangan dapat dinyatakan sebagai jumlah, selisih, hasil kali, atau hasil bagi dua bilangan cacah.. 4.3.1 Menilai apakah suatu bilangan dapat

Hal ini dapat dilihat sebagai berikut: (1) model yang ada adalah model yang berada pada tahap detil design dan integrasi yang dilakukan adalah integrasi pada

Hal ini memungkinkan terjadi bagi pengguna yang mempunyai penghasilan yang relatif rendah tetapi utilitas terhadap jasa tersebut sangat tinggi, sehingga keinginan pengguna

Namun perlu diketahui pula bahwa batasan atau standar yang digunakan dalam pengiriman pada umumnya, yaitu ± 52 jam sehingga penambahan pasir sebesar 62,5 gram (efisiensi bobot)

12.Menurut Anda, apakah timbal balik yang diberikan ( USPP dan uang pangkal) kepada Mawar Sharon Christian School cukup pantas dengan pendidikan yang didapat oleh anak Anda

k) Bagi penyedia yang hanya memasukkan hasil pemindaian (scan) jaminan penawaran tanpa memasukan jaminan penawaran asli maka akan dilakukan klarifikasi kepada

Pagilaranberada pada klasifikasi warna biru dengan nilai fungsi kawasan < Rp 200.000.000.000,- Kawasan agrowisata pagilaranmemiliki nilai fungsi kawasan sebesar

Pada 2011 sebesar 3.000 militer Sunni membelot dari pemerintahan tetapi hal ini tidak mempengaruhi banyak karena kebanyakan dari militer Sunni ini tidak menempati