• Tidak ada hasil yang ditemukan

320262308 Upaya Peningatan Hasil Belajar Mapel Menggunakan Pendekatan Cooperative Learning Tipe Student Teams Achivment Divisions Stad

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "320262308 Upaya Peningatan Hasil Belajar Mapel Menggunakan Pendekatan Cooperative Learning Tipe Student Teams Achivment Divisions Stad"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA PENINGATAN HASIL BELAJAR FIQIH

MENGGUNAKAN PENDEKATAN

COOPERATIVE LEARNING

TIPE

STUDENT TEAMS ACHIVMENT DIVISIONS

(STAD)

(Studi Tindakan Kelas di Kelas IV MI Tarbiyatul Islamiyah Gembong Pati

Tahun 2010)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh MUHARTOYO NIM. 073111221

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

(2)

ABSTRAK

Muhartoyo (NIM: 073111221). Upaya peningatan hasil belajar fiqih menggunakan pendekatan cooperative learning tipe student team achivment divisions (STAD) (studi tindakan kelas di kelas IV MI Tarbiyatul Islamiyah Gembong Pati tahun 2010) Skripsi. Semarang: Fakultas Tarbiyah Program Kualifikasi S.1 guru RA dan Madrasah, PAI IAIN Walisongo Semarang 2010.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Bagaimana Penerapan pendekatan cooperative learning tipe student team achivment divisions (STAD), Mata Pelajaran Fiqih materi Zakat kelas IV semester 1, di MI Tarbiyatul Islamiyah Klakahkasihan Gembong Pati Tahun 2010 (2) Bagaimana efektifitas penerapan model pendekatan cooperative learning tipe student team achivment divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Fiqih materi Zakat kelas IV semester 1, di MI Tarbiyatul Islamiyah Klakahkasihan Gembong Pati Tahun 2010

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (clasroom action research) pada peserta didik kelas IV semester 1, di MI Tarbiyatul Islamiyah Klakahkasihan Gembong Pati. Dari hasil observasi secara langsung di kelas IV melalui prasiklus penelitian tindakan dapat diketahui metode yang digunakan oleh guru bidang studi mata pelajaran Fiqih yang belum secara penuh mengedepankan pembelajaran aktif dan cenderung terjadi komunikasi satu arah artinya peserta didik cenderung pasif dalam pembelajaran, hal ini dapat dilihat dari kesiapan dan keaktifan pada saat pembelajaran berlangsung, hal ini juga tampak dengan adanya hasil belajar yang belum optimal artinya belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Kesiapan dalam pembelajaran dan keaktifan peserta didik menggambarkan semangat untuk mengikuti pembelajaran. Obyek penelitian ini adalah di MI Tarbiyatul Islamiyah Klakahkasihan Gembong Pati. dengan populasi 138 peserta didik, yang terdiri dari kelas I 24 peserta didik, kelas II 21 peserta didik, kelas III 23 peserta didik, kelas IV 24 peserta didik, kelas V 22 peserta didik, kelas VI 24 peserta didik. Subyek yang akan diteliti adalah peserta didik pada kelas IV yang berjumlah 24 peserta didik .

(3)

setelah diterapkan cooperative learning tipe student team achivment divisions

(STAD).

(4)

MOTTO

َّىللص

ص ا

ا للووسلرص لصَاقص لصَاقص هلنوعص ا

ل يصض

ا رص ةصرصيورصهل َّىباأص نوعص

َاذصإا" : مصللسص وص هايولصعص ا

ل

(يرَاخبلَا هَاور) "ةصعصَاسللَاراظاتصنوَافص هالاهوأص رايوغص َّىلصإا رلمولصَا دصساول

1

Diriwayatkan dari Abu Harairah ra. berkata, Rasulullah SAW. bersabda: "Bila suatu urusan dikerjakan oleh orang yang bukan ahlinya, maka

tunggulah kehancurannya". (HR. Bukhori).

1 Imam al Bukhari, Shahih Bukhari, juz 1,(Al Maktabah Al Syaamilah), hlm.103.

(5)

Semarang, 5 Juni 2011

NOTA DINAS

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

di Semarang

Assalamu’alaikum wr. wb.

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi saudara:

Nama : Muhartoyo NIM : 073111221

Jurusan : Pendidikan Agama Islam Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Judul : UPAYA PENINGATAN HASIL BELAJAR FIQIH MENGGUNAKAN PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING

TIPE STUDENT TEAMS ACHIVMENT DIVISIONS (STAD) (Studi Tindakan Kelas di Kelas IV MI Tarbiyatul Islamiyah

Gembong Pati Tahun 2010)

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosah.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

(6)
(7)
(8)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT shalawat serta salam tersanjung atas nabi Muhammad SAW dengan memohon ridhaNya skripsi ini saya persembahkan pada :

1. Ayah dan ibuku, Robbighfir lii waaliwaalidayya warhamhuma kama Robbayaanii shoghiro

2. Isteriku, semoga tetap menjadi tauladan bagi putra-putinya

3. anak – anakku, semoga dijadikan ahli ilmu, ahl quran, ahli ibadah, ahl taubah, ahl syukur, ahl dzikir dan jauh dari laku maksiat

4. Teman – teman seangkatan, seperjuangan semoga tetap dalam limpahan nikmat Allah SWT

5. MI Tarbiyatul Islamiyah, semoga dapat bermanfaat sebagai motivasi para guru untuk menggunakan model dan metode pembelajaran, mengingat anak mempunyai karakteristik, kemauan, IQ yang berbeda.

(9)

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Semarang, 5 Juni 2011

Deklarator

(10)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil alamin, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan mengharap ridhoNya.

Shalawat serta salam semoga selalu terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW, para keluarga, sahabat serta ummatnya dengan mengharap syafaatNya.

Penelitian yang berjudul ” Upaya Peningatan Hasil Belajar Fiqih Menggunakan Pendekatan Cooperative Learning Tipe Student team achivment divisions (STAD)

(Studi Tindakan Kelas di Kelas IV MI Tarbiyatul Islamiyah Gembong Pati Tahun 2010) ” ini pada dasarnya disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

Dalam proses penyusunan penelitian tersebut, peneliti banyak mendapatkan bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah membantu peneliti sehingga karya ini bisa menjadi kenyataan. Ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. DR. Suja’i, M.Ag., Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo. 2. Ahmad Muthohar, M.Ag, Ketua Program Kualifikasi.

3. Drs. Mahfudz Junaidi, M.Ag, Pembimbing skripsi. 4. Drs. Ahmad Sudjai, M.Ag, Wali Studi.

5. Segenap Dosen IAIN Walisongo Semarang.

6. Semua Guru MI Tarbiyatul Islamiyah Klakahkasihan Gembong Pati. 7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penelitian ini.

Akhirnya, semoga segala bantuannya yang tidak ternilai ini mendapatkan limpahan nikmat dari Allah SWT dan semoga penelitian ini bermanfaat khususnya bagi peneliti sendiri.

(11)

Penulis

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... BAB II: LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Hasil belajar Fiqih

1. Belajar ……… 2. Hasil belajar ………..…… 3. Peningkatan hasil belajar Fiqih ……… 4. Tinjauan Mata Pelajaran Fiqih………..…… 5. Kajian Materi ……… B. Model Cooperative Learning

1. Pengertian Cooperative Learning ……… 2. Unsur-unsur Cooperative Learning ……… 3. Karakteristik Cooperative Learning ……… 4. Tujuan Cooperative Learning ……… 5. Prosedur Cooperative Learning ………

(12)

C. METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DEVISION

(STAD)

1. Pengertian Student Teams Achievement Devision (STAD) 2. Langkah Student Teams Achievement Devision (STAD) 3. Kelebihan dan kekurangan Student Teams Achievemen

Devision (STAD) ………

D. Hipotesis ………...………

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ……….……… B. Setting Penelitian ……….……… C. Subyek Penelitian ………..……… D. Metode Penelitian……….. E. Metode Analisis ……… F. Desain penelitian ………

BAB IV : DISKRIPSI HASIL PENELITIAN

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jadwal Penelitian 23

Tabel 2 Daftar Nama Peserta Didik 32

Tabel 3 Daftar Guru dan Karyawan 36

Tabel 4 Daftar Siswa 37

Tabel 5 Hasil Observasi Keaktifan Peserta Didik dalam Pembelajaran Pra Siklus

38

Tabel 6 Jadwal Pelaksanaan Siklus I 41

Tabel 7 Jadwal Pelaksanaan Siklus II 45

Tabel 8 Rata-Rata Keaktifan Peserta Didik pada Prasiklus 48 Tabel 9 Ketuntasan Klasikal, Rata-Rata Hasil Belajar Peserta Didik

pada Prasiklus

48

Tabel 10 Perbandingan Persentase Keaktifan Siklus I 51 Tabel 11 Perbandingan Rata-rata Tes Siklus I 51 Tabel 12 Perbandingan Ketuntasan Klasikal Siklus I 51 Tabel 13 Perbandingan Prosentase kektifan Belajar Siklus II 53 Tabel 14 Tabel Perbandingan Rata-rata Tes Akhir Siklus II 53 Tabel 15 Perbandingan Ketuntasan Klasikal Pada Siklus II 53

DAFTAR LAMPIRAN

(14)

2010/2011

Lampiran 2 : Program Tahunan Lampiran 3 : Program Semester Lampiran 4 : Silabus

Lampiran 5 : Kriteria ketuntasan minimal ( KKM ) MI Tarbiyatul Islamiyah Klakahkasihan Gembong Pati

Lampiran 6 : Lembar Penilaian Lampiran 7 : Lembar Hasil Observasi

Guru Mapel Fiqih pada Pra Siklus Lampiran 8 : Lembar Hasil Observasi

Keaktifan peserta didik dalam mengikuti Pembelajaran Pra Siklus

Lampiran 9 : Rencana pelaksanaan pembelajaran Siklus 1 Lampiran 10 : Soal Kuis dan jawaban soal kuis siklus 1 Lampiran 11 : Instrumen Soal Formatif Siklus 1

Lampiran 12 : Jawaban, skor, soal remidi, pengayaan dan PR Lampiran 13 : Hasil tes evaluasi Siklus I

Lampiran 14 : Lembar Hasil Observasi Pengamatan Untuk Guru Terhadap Pengelolaan Kelas Pada Siklus I

Lampiran 15 : Lembar Hasil Observasi Keaktifan Peserta Didik dalam Mengikuti Pembelajaran Siklus I

Lampiran 16 : Daftar kelompok diskusi

Lampiran 17 : Rencana pelaksanaan pembelajaran Siklus 2 Lampiran 18 : Hasil tes proses Siklus II

Lampiran 19 : Lembar Hasil Observasi Pengamatan Untuk Guru Terhadap Pengelolaan Kelas Pada Siklus II

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut, pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Oleh karena peserta didik memiliki posisi sentral,maka kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik..3

Selama ini pembelajaran di MI Tarbiyatul Islamiyah Klakahkasihan Gembong Pati kurang memperhatikan kebutuhan siswa. Pembelajaran masih berpusat pada guru bukan pada peserta didik. Guru hanya mengajar menyampaikan materi dengan metode konvensional dan tidak memperhatikan situasi belajar siswa, hasil belajarpun kurang maksimal.

Pada Mata Pelajaran Fiqih di kelas IV semester 1 materi Zakat, siswa MI Tarbiyatul Islamiyah Klakahkasihan Gembong Pati ditahun pelajaran 2007/2008 hasil pelajaran rata-rata siswa 65 dan ditahun pelajaran 2008/2009

2Lampiran Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang Standart Isi, ,( Jakarta: DIinas

Pendidikan, 2007), hal 1.

(16)

hasil pelajaran rata-rata siswa 67. Hal ini menuntut profesionalitas seorang guru dalam mendesain sebuah pembelajaran yang dapat meningkatkan efektifitas dan hasil belajar dari proses pembelajaran.

Perubahan diharapkan pada proses pembelajaran yang guru berperan sebagai fasilitator dan siswa sebagai pebelajar aktif sehingga pembelajaran tidak berpusat kepada guru tetapi berpusat pada siswa (student centered).

Pelaksanaan proses pembelajaran Fiqih diharapkan menggunakan model pembelajaran yang variatif dan berorientasi konstruktivistik, yang salah satunya adalah pendekatan cooperative learning tipe student teams achivment division (STAD)

Cooperative learning yaitu pembelajaran berkelompok yang diselenggarakan sedemikian rupa sehingga tiap-tiap siswa terlibat setiap saat dalam kelompokknya dan siswa dapat bekerjasama dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki.4

Student Teams Achivement Divisions (STAD) merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang efektif. Pembelajaran kooperatif tipe

Student Teams Achivement Divisions (STAD) terdiri lima komponen utama, yaitu penyajian kelas, belajar kelompok, kuis, skor pengembangan dan penghargaan kelompok. Selain itu Student Teams Achivement Divisions (STAD) juga terdiri dari siklus kegiatan pengajaran yang teratur.5

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa tersebut penulis berminat dan berkeinginan untuk meneliti sejauhmana “UPAYA PENINGATAN HASIL BELAJAR FIQIH MENGGUNAKAN PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS (STAD) ” (Studi Tindakan Kelas di Kelas IV MI Tarbiyatul Islamiyah Gembong Pati Tahun 2010)

4Ariwinata, coooperatif learning menumbuhkan kemampuan berfikir kritis,

http://ariwinata.blogspot.com/8/5/2010

5

(17)

B. Penegasan Istilah

Berdasarkan konsep-konsep yang relefan dengan judul penelitian, maka dapat dijelaskan beberapa istilah yang dipergunakan dalam skripsi ini, sebagai berikut:

1. Peningkatan Hasil belajar

Peningkatan hasil belajar adalah prestasi/nilai yang diperoleh siswa setelah proses pembelajaran lebih menigkat dibanding dengan hasil sebelumnya. Hasil belajar diperoleh dari pengukuran. Pengukuran adalah penetapan angka dengan cara yang sistematis untuk menyatakan keadaan individu. Keadaan individu ini berupa kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor.6

Hasil belajar Fiqih materi Zakat inilah yang diupayakan peningkatannya dalam penelitian ini.

2. Fiqih

Fiqih yang dimaksud adalah mata pelajaran PAI yang ajarkan di Madrasah Ibtidaiyah dengan tujuan, ruang lingkup serta SK dan KD yang termuat dalam Standar Isi sesuai dengan Permenag No: 2 tahun 2008. 3. Student Teams Achievement Devision (STAD)

Student Teams Achievement Devision (STAD) adalah metode pembelajaran berpusat pada siswa (student centered) dengan mengelompokan siswa dalam kegiatannya dan bagi siswa yang sudah menguasai materi mendatangi anggota kelompok yang belum bisa dibimbingnya sampai bisa.7

C. Rumusan Masalah

Sebagai upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Fiqih materi Zakat di Tarbiyatul Islamiyah, Klakahkasihan Gembong Pati

6Djemari Mardapi, Teknik Penyusunan Instrumen Tes Dan Nontes, (Yogyakarta:

Mitra Cendikia Prss, 2008), hlm, 1.

7Arends, Richard I, Learning To Teach, Jilid 1, Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2008,

(18)

menggunakan pendekatan Cooperative Learning tipe Student Teams Achivement Divisions (STAD), dengan rumusan masalah :

1. Bagaimana penerapan pendekatan Cooperative Learning tipe Student Teams Achivement Divisions (STAD) dalam pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Kelas IV Materi Zakat, di MI Tarbiyatul Islamiyah Klakahkasihan Gembong Pati Tahun 2010 ? 2. Bagaimana efektifitas penerapan Cooperative

Learning tipe Student Teams Achivement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar siswa mapel Fiqih kelas IV materi Zakat, di MI Tarbiyatul Islamiyah Klakahkasihan Gembong Pati Tahun 2010 ?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan ini memiliki tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa Mata Pelajaran Fiqih materi Zakat kelas IV semester 1 menggunakan pendekatan Cooperative Learning tipe Student Teams Achivement Divisions (STAD), di MI Tarbiyatul Islamiyah Klakahkasihan Gembong Pati Tahun 2010.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Bagi peserta didik MI Tarbiyatul Islamiyah Klakahkasihan

Gembong Pati

a. Dapat meningkatkan prestasi peserta didik dalam Mata Pelajaran Fiqih materi Zakat

b. Meningkatkan kerja sama antar siswa dan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran

2. Bagi guru MI Tarbiyatul Islamiyah Klakahkasihan Gembong Pati

(19)

b. Sebagai informasi bagi semua tenaga pendidik mengenai pendekatan Cooperative Learning tipe Student Teams Achivement Divisions (STAD)

3. Bagi pihak MI Tarbiyatul Islamiyah Klakahkasihan Gembong Pati secara umum

Sebagai usaha dalam meningkatkan kualitas pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih baik hasil belajar, maupun aktifitas belajar. 4. Bagi peneliti

Untuk mendapatkan bukti hasil pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih materi Zakat menggunakan pendekatan Cooperative Learning

tipe Student Teams Achivement Divisions (STAD).

F. Kajian Pustaka

Pada dasarnya urgensi kajian penelitian adalah sebagai bahan auto kritik terhadap penelitian yang ada, mengenai kelebihan maupun kekurangannya, sekaligus sebagai bahan perbandingan terhadap kajian yang terdahulu. Dan untuk menghindari terjadinya pengulangan hasil temuan yang membahas permasalahan yang sama dan hampir sama dari seseorang, baik dalam bentuk skripsi, buku dan dalam bentuk tulisan lainnya maka penulis akan memaparkan beberapa bentuk tulisan yang sudah ada.

Penulis berpendapat bahwa beberapa bentuk tulisan yang penulis temukan, masing-masing menunjukkan perbedaan dari segi pembahasannya dengan skripsi yang akan penulis susun.

Beberapa penelitian yang sudah teruji keshahihannya diantaranya

meliputi:

(20)

S1 Tadris Kimia, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2009, hasil penelitianya menunjukan bahwa rata-rata ketuntasan belajar pada siklus 1 70,12 % dan meningkat pada siklus 2 menjadi 90,62 %8

Penelitian Pebrianti NIM 3301403074 dengan judul “Efektivitas metode pembelajaran kooperatif STAD (Student Teams Achivement Division) dalam rangka meningkatkan hasil belajar akuntansi pokok bahasan neraca lajur pada siswa kelas XI IPS SMK Negeri 1 Petarukan Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2006/2007, Mahasiswa Universitas Negeri Semarang. Hasil penelitian ini menunjukan adanya peningkatan hasil belajar setelah diterapkan motode pembelajaran STAD, nilai rata-rata meningkat dari populasi 83 siswa dibagi menjadi 2 kelas, kelas kontrol 41 siswa dan kelas eksperimen 42 siswa. Nilai akhir pembelajaran kelompok kelas kontrol 64,24 dan nilai kelas eksperimen 71,27.9

Kajian Pustaka ini penulis gunakan untuk mengetahui cara implementasi, kelebihan dan kekurangan menggunakan pendekatan

Cooperative Learning tipe Student Teams Achivement Divisions (STAD).

8Muhammad Ihwan Syam, NIM 043711047, Implementasi Model Pembelajaran

Kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar Kimia materi pokok Ikatan Kimia di MA Walisongo Pecangaan Jepara tahun pelajaran 2008/2009, skripsi Program S1 Tadris Kimia, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2009.

9 Pebrianti NIM 3301403074 “Efektivitas metode pembelajaran kooperatif STAD

(21)

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Hasil Belajar 1. Belajar

a. Pengertian Belajar

Para ahli pendidikan mempunyai pandangan yang berbeda dalam mengartikan istilah belajar, diantara berbagai pendapat tentang pengertian belajar diantaranya adalah :

Menurut Clifford T. Morgan mengatakan belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang merupakan hasil pengalaman yang lalu “Learning is any relatively permanent change in behavior that is a result of past experince”. 10

Menurut Harold spears mengatakan belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sendiri tentang sesuatu, mendengarkan, mengikuti petunjuk “Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction”.11

Belajar adalah mendengarkan, mengamati, membaca, meniru, mencoba tentang sesuatu untuk mendapatkan pengetahuan, membentuk sikap dan mengadakan perubahan tingkah laku.

b. Jenis-jenis belajar

Beberapa tokoh pendidikan membagi jeni-jenis belajar antar lain : 1) Muhammad Athiyah Al-Abrosyi membagi jenis-jenis belajar

menjadi tiga kelompok:

a) Duruusul ma’luumaat (Belajar pengetahuan) b) Duruusul mahaaroot (Belajar Ketrampilan)

c) Duruusul Tarqiyatidz dzauqi wal wujdan (belajar perasaan dan hati) 12

10Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo, 2009), hlm.39.

(22)

2) Imam al Ghozali dalam kitab Ihya Ulumuddin mengemukakan

Pendidikan adalah pengajaran, memberi manfaat, pemanfaatan, disiplin dan kesopanan.

Secara garis besar jenis belajar dapat dikelompokan dalam belajar pengetahuan, belajar sikap serta belajar ketrampilan.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah prestasi/nilai yang diperoleh siswa setelah proses pembelajaran. Hasil belajar haruslah meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.14 Hasil belajar aspek kognitif, afektif dan psikomotor tidak dijumlahkan karena dimensi yang diukur berbeda dan tidak semua pelajaran yang hasil belajarnya diukur dengan 3 aspek tersebut, hanya sesuai dengan tuntutan kompetensi dasar.15 Hasil belajar diperoleh dari pengukuran. Pengukuran adalah penetapan angka dengan cara yang sistematis untuk menyatakan keadaan individu. Keadaan individu ini berupa kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor.16

Hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas IV terhadap pembelajaran Fiqih materi Zakat.Berdasarkan Teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut17:

a. Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.

b. Ranah Afektif

13Imam al Ghazali, Ihya Ulumudin, Juz 2, (Al Maktabah Al Syamilah), hlm.76. 14Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), hlm.174. 15Djemari Mardapi, Teknik Penyusunan Instrumen Tes Dan Non Tes, (Yogyakarta:

Mitra Cendikia Prss, 2008), hlm.149.

(23)

Berkenaan dengan sikap dan nilai. ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai. c. Ranah Psikomotor

Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati).

Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran disekolah.

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah mereka menerima pengalaman belajarnya.

Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila peserta didik sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.

Howard Kingsley membagi 3 macam hasil belajar18: 1) Keterampilan dan kebiasaan

2) Pengetahuan dan pengertian 3) Sikap dan cita-cita

Pendapat dari Horward Kingsley ini menunjukkan hasil perubahan dari semua proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri peserta didik karena sudah menjadi bagian dalam kehidupan peserta didik tersebut. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik. Dengan perkembangan

(24)

metode pembelajaran, guru diharapkan mampu menggunakan dan menerapkan pada pembelajaran di kelas. Hal ini sangat mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sebagimana sabda Rasulullah SAW:

نومممصوص ): لصَاممقص ,مصللممسصوص هامميولصعص مما

ل َّىللص

ص ا

ل لصووسلرص نلَاص, هلنوعص ا

ل يصض

ا رص, ةصرصيورصهل َّىباأص نوعصوص

(ةانلجصلوَا َّىلصَاا َاققيوراطص هابا هللص ا

ل لصهلسصَامقلوعا هايوفا س

ل ماتصلويص َاققيوراطص كصلصسص

(ملسم هَاور)

19

Dari Hurairah RA, sesungguhnya Rosulullah SAW bersabda: Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya menuju surga. (HR. Muslim)”

3. Peningkatan Hasil belajar

Peningkatan hasil belajar adalah usaha meningkatkan atau merubah prestasi/nilai yang diperoleh siswa setelah proses pembelajaran kearah lebih meningkat/baik dibanding dengan hasil sebelumnya.

Dalam penelitian ini belajar yang dimaksudkan adalah belajar mata pelajaran Fiqih materi Zakat. Materi pembelajaran ini dikembangkan dari indikator pembelajaran yang dirumuskan dari standar Kompetensi dan kompetensi dasar sesuai Permenag no 2 tahun 2008.

Hasil belajar Fiqih materi Zakat diukur dengan metode tes untuk mengetahui kemamuan siswa dalam mengusai materi pembelajaran.

Pengingkatan hasil belajar siswa diusahakan dengan mengadakan penelitian pada skenario dan metode pembelajaran. Dengan perkembangan skenario dan metode diharapkan mampu menggunakan dan menerapkan pada pembelajaran di kelas.

4. Tinjauan Mata pelajaran Fiqih,

Di dalam UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

19 Imam al Muslim, Shahih Muslim, juz 13,(Al Maktabah Al Syaamilah), hlm.212.

(25)

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka salah satu bidang studi yang harus dipelajari oleh peserta didik di Madrasah adalah pendidikan agama Islam, yang dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.20

Mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang fiqih ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan rukun Islam dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari-hari, serta fiqh muamalah yang menyangkut pengenalan dan pemahaman sederhana mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan haram, khitan, qurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam. Secara substansial mata pelajaran Fiqih memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan dan menerapkan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya ataupun lingkungannya

Tujuan Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah adalah untuk membekali peserta didik agar dapat:

a. Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum Islam baik yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.

b. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dan baik, sebagai perwujudan dari ketaatan dalam menjalankan ajaran

20 Permenag No: 2 Tahun 2008, Standar Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi

(26)

agama Islam baik dalam hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, dan makhluk lainnya maupun hubungan dengan lingkungannya.

Ruang lingkup mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah meliputi:

a. Fiqih ibadah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman tentang cara pelaksanaan rukun Islam yang benar dan baik, seperti: tata cara thaharah, shalat, puasa, zakat, dan ibadah haji.

b. Fiqih muamalah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan haram, khitan, qurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam

Standar Kompetensi & Kompetensi Dasar Fiqih Kelas IV semester 1 adalah :

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1.Mengetahui ketentuan zakat

1.1. Menjelaskan macam-macam zakat 1.2. Menjelaskan ketentuan zakat fitrah 1.3. Mempraktekkan tata cara zakat fitrah

Arah Pengembangan Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Dalam merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan Standar Proses dan Standar Penilaian.

5. Mata Pembelajaran Fiqih Materi Zakat.

(27)

Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

1.2. Menjelaskan ketentuan zakat fitrah

1.3. Mempraktekkan tata cara zakat fitrah

1.2.1 Waktu Zakat Fitrah 1.2.2 Jumlah Zakat Fitrah 1.2.3 Benda Zakat Fitrah 1.2.4 Asnaf Zakat Fitrah

1.3.1 Niat Zakat Fitrah 1.3.2 Praktik Zakat Fitrah

Materi Pembelajaran Zakat Fitrah a. Pengertian zakat Fitrah

Zakat yang dikeluarkan seseorang di bulan ramadhan untuk mensucikan jiwa untuk mengharap ridha Allah.

b. Pengertian Zakat Mal

Zakat Mal adalah zakat yang dikeluarkan karena harta yang telah mencapai 1 nishab dan telah 1 haul untuk mensucikan harta benda.

c. Waktu Zakat Fitrah

Waktu mengeluarkan zakat fitrah adalah di bulan Ramadhan d. Jumlah Zakat Fitrah

Jumlah zakat fitrah adalah 2,5 kg

e. Benda Zakat Fitrah

Benda yang digunakan untuk membayar zakat fitrah adalah bahan pokok makanan setempat. Beras digunakan pada masyarakat yang makanan pokoknya adala beras.

(28)

2) Masakin 3) Amil 4) Riqab 5) gharib 6) Sabilillah 7) Ibnu sabil

B. Pendekatan cooperative learning 1. Pengertian cooperative learning

Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Pembelajaran kooperatif lebih dikenal dengan istilah cooperative learning yaitu pembelajaran berkelompok yang diselenggarakan sedemikian rupa sehingga tiap-tiap siswa terlibat setiap saat dalam kelompokknya dan siswa dapat bekerjasama dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki.

Slavin (1995) mengemukakan, “in cooperative learning methods, students work together in four member teams to master material initially presented by the teacher”. Dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa cooperative learning adalah suatu model pembelajaran dimana system belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar.

(29)

2. Unsur-unsur cooperative learning

Menurut (Lungdren, 1994), unsur-unsur dasar dalam cooperative learning

adalah sebagai berikut

a. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang bersama”.

b. Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau peserta didik lain dalam kelompoknya, selain tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi.

c. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang sama.

d. Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab di antara para anggota kelompok.

e. Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok.

f. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan bekerjasama selama belajar.

g. Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

3. Karakteristik cooperative learning

Pembelajaran kooperatif berbeda dengan strategi pembelajaran yang lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran yang lebih menekankan kepada proses kerjasama dalam kelompok. Adapun karakteristik dari pembelajaran kooperatif adalah :

a. Pembelajaran secara tim·

b. Didasarkan pada manajemen kooperatif · c. Kemauan dan keterampilan bekerja sama 4. Tujuan pendekatan cooperative learning

Pada dasarnya model cooperative learning dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum Ibrahim, et al. yaitu :

(30)

Dalam cooperative learning meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya. Di samping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar, cooperative learning dapat memberi keuntungan, baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik.

b. Penerimaan terhadap perbedaan individu

Tujuan lain model cooperative learning adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas social, kemampuan dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain.

c. Pengembangan keterampilan sosial

Tujuan ketiga cooperative learning adalah mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerjasama dan kolaborasi. Keterampilan-keterampilan social penting dimiliki siswa, sebab saat ini banyak anak muda masih kurang dalam keterampilan sosial.

5. Prosedur cooperative learning,

Prosedur pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat tahap, yaitu :·

a. Penjelasan Materi

Tahap penjelasan diartikan sebagai proses penyampaian pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan utama dalam tahap ini adalah pemahamam siswa terhadap pokok materi pelajaran. Pada tahap ini guru memberikan gambaran umum tentang materi pelajaran yang harus dikuasai yang selanjutnya siswa akan memperdalam materi dalam pembelajaran kelompok (tim).· b. Belajar dalam Kelompok

(31)

materi pelajaran, selanjutnya siswa diminta untuk belajar pada kelompoknya masing-masing yang telah dibentuk sebelumnya. Pengelompokkannya bersifat heterogen. Dalam hal kemampuan akademik, kelompok pembelajaran biasanya terdiri dari satu orang berkemampuan akademis tinggi, dua orang dengan kemampuan sedang dan satu lainnya dari kelompok kemampuan akademis kurang.

c. Penilaian

Penilaian bisa dilakukan dengan tes atau kuis yang dilakukan secara individual maupun kelompok.·

d. Pengakuan Tim

Pengakuan tim adalah penetapan tim yang dianggap paling menonjol untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah. Pengakuan dan pemberian penghargaan tersebut diharapkan dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi dan juga membangkitkan motivasi tim lain untuk lebih mampu meningkatkan prestasi mereka.

C. Metode Student Teams Achievement Division (STAD)

1. Pengertian Metode Student Teams Achievement Division (STAD)

Model cooperative learning sistem STAD merupakan salah satu tipe cooperative learning yang bertujuan mendorong siswa berdiskusi, saling bantu menyelesaikan tugas, menguasai dan pada akhirnya menerapkan keterampilan yang diberikan.21

2. Langkah-langkah Metode Student Teams Achievement Division (STAD) Model cooperative learning sistem STAD merupakan salah satu tipe cooperative learning yang bertujuan mendorong siswa berdiskusi, saling bantu menyelesaikan tugas, menguasai dan pada akhirnya menerapkan keterampilan yang diberikan. Slavin (1995) mengemukakan ada 5 langkah pelaksanaan pendekatan ini, yaitu:

a. Persiapan.

21

(32)

Pada tahap ini guru memulainya dengan membenkan tujuan pembelajaran khusus, kemudian memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang kandungan materi yang akan dipelajarai. Kemudian dilanjutkan dengan memberi apersepsi dengan harapan mengingatkan kembali pemahaman siswa akan materi prasyarat yang diperlukan, b. Penyajian Materi.

Dalam mengem-bangkan materi pembelajaran perlu ditekankan hal-hal sebagai berikut : (a) mengembangkan materi pembelajaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok; (b) menekankan bahwa belajar adalah memahami makna dan bukan sekadar hapalan; (c) memberi umpan balik sesering mungkin untuk mengontrol pemahaman siswa; (d) memberi penjelasan atau alasan mengapa jawaban itu benar atau salah dan (e) beralih pada materi berikutnya jika siswa telah memahami masalah yang ada,

c. Tahap kerja kelompok.

Pada tahap ini, siswa diberi kertas kerja sebagai bahan dipelajari dalam bentuk open-ended tasks. Dalam kerja kelompok ini siswa saring berbagi tugas, saling bantu menyelesaikan tugas dengan target mampu memahami materi secara benar. Salah satu kerja kerja dikumpulkan sebagai hasil kerja kelompok. Pada tahap ini guru harus mampu berperan sebagai fasilitator dan motivator kerja kelompok, d. Tahap tes individu.

Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar telah dicapai, diadakan tes secara individual atau quiz, mengenal materi yang telah dipelajari dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan open-ended tasks. Pada perhatian ini tes individu dilakukan pada akhir setiap pertemuan. Tujuannya agar siswa dapat menunjukkan pemahaman dan apa yang telah dipelajari sebelumnya. Skor yang diperoleh siswa per individu ini didata dan diarsipkan sebagai bahan untuk perhitungan skor kelompok. Berikut contoh lembar skor kuis untuk STAD.

(33)

Penghargaan kelompok dilakukan dalam tahapan berikut ini: 1) Menghitung skor individu kelompok. 2) Nilai perkembangan individu dihitung berdasarkan selisih perolehan skor tes awal dan tes berikutnya, sehingga setiap anggota memiliki kesempatan yang sama untuk memberi sumbangan skor maksimal bagi kelompoknya. Menurut Slavin, kriteria perkembangan individu terhadap kelompok sebagai berikut : Skor Tes jika lebih dari 10 poin di bawah skor dasar, nilai perkembangan adalah 5. Skor tes jika 10 poin hingga 1 dibawah skor dasar, nilai perkem-bangannya 20. Skor tes jika skor dasar sampai 10 poin di atasnya, nilai perkembangannya, lebih dari 13 poin di atas skor dasar, nilai perkembangannya 20 skor tes

3. Kelebihan dan kekurangan Student Teams Achievement Division (STAD), Kelebihan metode pembelajaran kooperatif model STAD untuk jangka pendek menurut Soewarso adalah sebagai berikut :

a. Metode pembelajaran kooperatif membantu siswa mempelajari isi materi pelajaran yang sedang dibahas.

b. Adanya anggota kelompok lain yang menghindari kemungkinan siswa mendapat nilai rendah, karena dalam tes lisan siswa dibantu oleh anggota kelompoknya.

c. Pembelajaran kooperatif menjadikan siswa mampu belajar berdebat, belajar mendengarkan pendapat orang lain, dan mencatat hal-hal yang bermanfaat

d. untuk kepentingan bersama-sama.

e. Pembelajaran kooperatif menghasilkan pencapaian belajar siswa yang tinggi menambah harga diri siswa dan memperbaiki hubungan dengan teman sebaya.

f. Hadiah atau penghargaan yang diberikan akan memberikan dorongan bagi siswa untuk mencapai hasil yang lebih tinggi.

(34)

h. Pembentukan kelompok-kelompok kecil memudahkan guru untuk memonitor siswa dalam belajar bekerja sama.

Kekurangan metode pembelajaran kooperatif model STAD Menurut Lie yaitu:

a. Kekhawatiran bahwa akan terjadi kekacauan di kelas dan siswa tidak belajar jika mereka diterapkan dalam grup.

b. Banyak orang mempunyai kesan negatif mengenai kegiatan kerja sama atau belajar dalam kelompok.

c. Banyak siswa tidak senang disuruh untuk kerja sama dengan yang lain. d. Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain dalam grup mereka, sedangkan siswa yang kurang mampu merasa minder ditempatkan dalam satu grup dengan siswa yang lebih pandai. e. Siswa yang tekun juga merasa timnya yang kurang mampu hanya

menumpang saja pada hasil jerih payah mereka.

Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian di atas bahwa untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif model STAD, sebaiknya dalam satu anggota kelompok ditugaskan untuk membaca bagian yang berlainan, sehingga mereka dapat berkumpul dan bertukar informasi. Selanjutnya, pengajar mengevaluasi mereka mengenai seluruh bagian materi. Dengan cara inilah maka setiap anggota merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar berhasil mencapai tujuan dengan baik

D. Hipotesis

Melalui pendekatan kooperatif model Student Teams Achievement Division

(STAD) hasil belajar mata pelajaran Fiqih materi zakat dapat ditingkatkan.

BAB III

(35)

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran.22

Konsep penelitian ini adalah model spiral dari Kemmis dan McTaggart yang terdiri dari beberapa siklus tindakan dalam pembelajaran berdasarkan refleksi mengenai hasil dari tindakan-tindakan pada siklus sebelumnya. Dalam setiap siklus terdiri dari empat komponen yaitu perencanan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Prosedur penelitian tindakan kelas ini adalah terdiri dari 4 tahap, secara rinci sebagai berikut:

1. Perencanaan

a. Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran dan indikator keberhasilan penelitian.

b. Mempersiapka fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas.

c. Mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis proses dan hasil tindakan.

2. Pelaksanaan

Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan tindakan penerapan pembelajaran dengan menggunakan Model

cooperative learning tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dalam peningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik yang telah direncanakan.

3. Pengamatan

Dalam tahap ini dilaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan. Peneliti mempersiapkan lembar pengamatan yang telah disiapkan untuk mengetahui kondisi kelas terutama keaktifan belajar

22 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi

(36)

peserta didik dalam berdiskusi. Disamping itu, peneliti juga melaksanakan pengamanatan terhadap tindakan guru dalam pembelajaran.

4. Refleksi

Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan, dianalisis dan didiskusikan dengan kolaborator yaitu guru pelajaran Fiqih dan dicari solusi dari permasalahan pembelajaran yang telah berlangsung. Berdasarkan hasil observasi guru dapat merefleksi diri tentang penerapan pembelajaran dengan Model cooperative learning tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dalam menyelesaikan tugas diskusi dapat meningkatkan keaktifan belajar peserta didik guna berpengaruh pada hasil belajar peserta didik.

Pelaksanaan penelitian ini dengan Kurt lewin dimana komponen tindakan dan observasi dijadikan satu kesatuan. Sebagaimana gambar dibawah23:

Perencanaan

Refleksi Aksi

Observasi

Gambar 1 :Empat Langkah dalam PTK

B. Setting Penelitian 1. Tempat penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas IV MI Tarbiyatul Islamiyah desa Klakahkasihan Kecamatan Gembong Kabupaten Pati.

23 Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung : Yrama Widya, 2008) hlm.

(37)

2. Waktu penelitian

Waktu Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai 29 Desember 2010, di kelas IV MI Tarbiyatul Islamiyah desa Klakahkasihan Kecamatan Gembong Kabupaten Pati.

Berikut ini merupakan jadwal rencana kegiatan penelitian tindakan kelas IV MI Tarbiyatul Islamiyah desa Klakahkasihan Kecamatan Gembong Kabupaten Pati.

Tabel. 1 Jadwal Penelitian

No. Rencana Kegiatan Waktu (minggu)

(38)

Melakukan Refleksi

tindakan siklus II. X

4. Pembuatan Laporan Menyusun konsep laporan penelitian.

X

Penyelesaian laporan X X

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas IV MI Tarbiyatul Islamiyah desa Klakahkasihan Kecamatan Gembong Kabupaten Pati tahun ajaran 2010/2011 dengan jumlah peserta didik 24 orang yang terdiri dari 12 orang peserta didik laki-laki dan 12 orang peserta didik perempuan.

D. Metode Penelitian

Dasar untuk mencapainya suatu penelitian ini, maka diperlukan data yang mempunyai validitas yang tinggi. Dalam penelitian ini penulis menggunakan triangulasi metode yaitu:

1. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip yang digunakan dalam kerangka atau landasan teori, penyusunan hipotesis secara tajam.24

Metode ini dilakukan untuk memperoleh daftar nama peserta didik yang termasuk dalam subjek penelitian, data-data yang berkaitan dengan madrasah mulai dari struktur organisasi, daftar nama peserta didik yang menjadi subjek penelitian, nilai formatif materi terakhir sebelum pemberian tindakan dan sebagainya. Selain itu juga digunakan untuk pengambilan gambar peserta didik dalam melaksanakan Model

cooperative learning tipe Student Teams Achievement Division (STAD). 2. Metode Observasi Sistematik

24 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,

(39)

Observasi sistematik yaitu observasi dimana faktor-faktor yang sudah diamati sudah didaftar secara sistematis dan sudah didaftar menurut kategorinya.25 Metode ini digunakan untuk mengamati kegiatan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga dapat diketahui apakah proses pembelajaran berlangsung efektif atau tidak. Selain itu untuk meneliti tingkat keaktifan peserta didik selama proses pembelajaran melalui aktivitas yang dilakukannya selama proses pembelajaran berlangsung.

Instrumen pengamatan disusun berdasarkan indikator-indikator yang bisa mengukur tercapainya kompetensi dasar dan indicator pembelajaran Fiqih materi zakat . Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peran aktif dari peserta didik dalam proses pembelajaran dengan mengunakan Model cooperative learning tipe Student Teams Achievement Division (STAD).

3. Metode Tes

Tes merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya tingkat kemampuan manusia secara tidak langsung yaitu melalui respon seseorang terhadap sejumlah stimulus atau petanyaan.26 Tes ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa terhadap penguasaan materi pembelajaran dengan metode Student Teams Achievement Devisions (STAD).

Dengan menggunakan tes ini peneliti akan mengetahui apakah hasil belajar, mengalami peningkatan sesuai dengan yang diharapkan peneliti.

E. Metode Analisis Data

Analisis data merupakan usaha untuk memilih, membuang, menggolongkan, menyusun kedalam kategorisasi, mengklasifikasikan data untuk mendukung tujuan dari penelitian.

25 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,

2006), edisi revisi, Hal. 30-31.

26Djemari Mardapi, Teknik Penyusunan Instrumen Tes Dan Non Tes, (Yogyakarta:

(40)

Sebagaimana dalam pelaksanaan PTK, analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Analisis kualitatif digunakan untuk memberikan informasi yang menggambarkan peningkatan hasil belajar dan keaktifan belajar peserta didik dengan menggunakan Model cooperative learning tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada materi pokok zakat.

2. Analisis Kuantitatif digunakan untuk menganalisis nilai hasil belajar peserta didik dan perolehan skor keaktifan belajar peserta didik dengan menggunakan Model cooperative learning

tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada materi pokok zakat.

Dalam hal ini peneliti menggunakan statistik deskripif dengan mencari nilai rata-rata dan prosentase dari hasil belajar maupun keaktifan belajar peserta didik, sebagaimana rumus:

c. Persentase Ketuntasan Klasikal = 100% 37 x

e. Prosentase Keaktifan (%) =

Maksimum

N = Nilai Peserta Didik P = Peserta Didik Sk = Skor Keseluruhan

T = Peserta Didik yang Tuntas F. Desain Penelitian

(41)

a. Prasiklus

Dalam pra siklus ini peneliti mencari data dengan observasi proses pembelajaran Fiqih selama ini belum memperoleh hasil yang memenuhi KKM, yaitu 6,0 dan nilai ketuntasan yang diperoleh rata-rata 5,9. Sehingga perolehan ini perlu ditingkatkan menjadi 6,0 sesuai KKM.

b. Siklus 1

1) Perencanaan tindakan

a) Menyiapkan rencana pengajaran dengan Model cooperative learning tipe Student Teams Achievement Division (STAD) materi pokok zakat.

b) Merencanakan pembuatan PR, untuk pokok bahasan yang akan disampaikan di kelas.

c) Menyiapkan prasarana yang diperlukan dalam penyampaian materi pelajaran termasuk sarana dan alat peraga.

d) Mempersiapkan lembar observasi untuk mengamati situasi dan kondisi kegiatan pembelajaran.

Lembar observasi yang dibuat adalah sebagai berikut :

(1) Lembar observasi untuk peserta didik, antara lain meliputi :

(a) Keaktifan bertanya

(b) Keaktifan berdiskusi

(c) Keaktifan presentasi

(d) Keaktifan membimbing

siswa lain

(e) Keaktifan menjawab kuis

(2) Lembar observasi untuk guru, antara lain meliputi :

(42)

(g) Keterampilan guru dalam melaksanakan RPP.

(h) Memberi kesempatan

peserta didik untuk bertanya.

(i) Mempersiapkan alat

evaluasi untuk mengetahui :

i. Apakah peserta didik aktif dalam mengikuti KBM ii. Apakah prestasi belajar peserta didik meningkat 2) Pelaksanaan tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan, yaitu sebagai berikut:

a) Sebelum guru melanjutkan materi pembelajaran, terlebih dahulu memberikan apersepsi.

b) Guru menjelaskan materi pembelajaran kepada peserta didik c) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk

bertanya.

d) Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok diskusi.

e) Guru berkeliling untuk membimbing dan menjawab kesulitan siswa.

f) Guru guru menyuruh jubir peserta didik untuk menempel hasil diskusi dipapan tulis dan dipresentasikan.

g) Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik lain untuk menanggapi hasil pekerjaan temannya

h) Guru menyuruh siswa yang sudah faham untuk membina siswa lain yang belum bisa.

i) Guru memberikan tes kuis. j) Guru memberikan tes evaluasi

(43)

l) Guru memberikan pengayaan dan remidi

m) Guru memberikan beberapa soal lain sebagai tugas rumah individu yang harus dikumpulkan pada pertemuan berikutnya. 3) Pengamatan tindakan

Selama kegiatan pembelajaran observasi mengamati dan mencatat hasil dalam lembar observasi yang akan digunakan sebagai dasar refleksi siklus I dipadukan dengan hasil evaluasi.

4) Refleksi

Sumber data yang dikumpulkan oleh observer kemudian dianalis. Analisis dilakukan secara kuantitatif. Data-data yang telah diperoses selanjutnya dikumpulkan, bagaiman peserta didik menerima pelajaran dan bagaimana dan bagaimana hasil pembelajaran guru.

Langkah berikutnya adalah refleksi. Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil kerja peserta didik lembar pengamatan yang telah diisi dari hasil diskusi yang dilakukan peneliti dan pengamat. Analisis dilakukan untuk mengukur kekurangan dan kelebihan yang terdapat pada siklus I. Hasil analisis siklus I merupakan acuan penyusunan perencanaan siklus II. Kelebihan yang ada dipertahankan dan kekurangan yang terjadi diperbaiki.

c. Siklus II

1) Perencanaan tindakan

a) Menyiapkan rencana pengajaran dengan Model cooperative learning tipe Student Teams Achievement Division (STAD) materi pokok zakat.

(44)

c) Menyiapkan prasarana yang diperlukan dalam penyampaian materi pelajaran termasuk sarana dan alat peraga.

d) Mempersiapkan lembar observasi untuk mengamati situasi dan kondisi kegiatan pembelajaran.

Lembar observasi yang dibuat adalah sebagai berikut :

(1) Lembar observasi untuk peserta didik, antara lain meliputi :

(a) Keaktifan bertanya (b) Keaktifan berdiskusi (c) Keaktifan presentasi

(d) Keaktifan membimbing siswa lain (e) Keaktifan menjawab kuis

(2) Lembar observasi untuk guru, antara lain meliputi : (a) Penguasaan materi

(b) Keterampilan guru dalam melaksanakan RPP. (c) Memberi kesempatan peserta didik untuk bertanya. (d) Mempersiapkan alat evaluasi untuk mengetahui :

i. Apakah peserta didik aktif dalam mengikuti KBM ii. Apakah prestasi belajar peserta didik meningkat 2) Pelaksanaan tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan, yaitu sebagai berikut:

(a) Sebelum guru melanjutkan materi pembelajaran, terlebih dahulu memberikan apersepsi.

(b) Guru menjelaskan materi pembelajaran kepada peserta didik (c) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk

bertanya.

(45)

(e) Guru berkeliling untuk membimbing dan menjawab kesulitan siswa.

(f) Guru guru menyuruh jubir peserta didik untuk menempel hasil diskusi dipapan tulis dan dipresentasikan.

(g) Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik lain untuk menanggapi hasil pekerjaan temannya

(h) Guru menyuruh siswa yang sudah faham untuk membina siswa lain yang belum bisa.

(i) Guru memberikan tes kuis. (j) Guru memberikan tes evaluasi

(k) Guru memberikan refleksi pembelajaran sekaligus kesimpulan dari pembelajaran

(l) Guru memberikan pengayaan dan remidi

(m) Guru memberikan beberapa soal lain sebagai tugas rumah individu yang harus dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.

3) Pengamatan tindakan

Selama kegiatan pembelajaran observasi mengamati dan mencatat hasil dalam lembar observasi yang akan digunakan sebagai dasar refleksi siklus II dipadukan dengan hasil evaluasi.

4) Refleksi

Sumber data yang dikumpulkan oleh observer kemudian dianalis. Analisis dilakukan secara kuantitatif. Data-data yang telah diperoses selanjutnya dikumpulkan, bagaiman peserta didik menerima pelajaran dan bagaimana dan bagaimana hasil pembelajaran guru.

(46)

yang terdapat pada siklus II. Hasil analisis siklus II. Sekaligus refleksi siklus I & II dijadikan rangkuman tentang penggunaan Model cooperative learning tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dalam pembelajaran Fiqih materi zakat.

1. Sumber Data dan Jenis Data

a. Sumber data adalah dari subyek penelitian itu sendiri. Jumlah keseluruahan peserta didik yang ada di MI Tarbiyatul Islamiyah Klakahkasihan Gembong Pati adalah 138 peserta didik, yang terdiri dari kelas I 24 peserta didik, kelas II 21 peserta didik, kelas III 23 peserta didik, kelas IV 24 peserta didik, kelas V 22 peserta didik, kelas VI 24 peserta didik.27 Subyek yang akan diteliti adalah peserta didik pada kelas IV yang berjumlah 24 peserta didik .

Tabel. 2

Daftar Nama Peserta Didik Kelas IV MI Tarbiyatul Islamiyah Klakahkasihan Gembong Pati.

No. Nama Jenis Kelamin(L/P)

1 Abidur Razaq L

2 Aditya Gelar Pratama L

3 Amin Abdul Muhid L

4 Maulana Syaifudin L

5 M Robbi Alhimna L

6 Alfiani Rahmah P

7 M Alfian Hidayatullah L

8 M Rizal Rizqi L

9 M Sayuti L

10 Nur Huda L

11 Anisa Dwi Lestari P

12 Eli Susanti P

13 Auva Dzaqoq L

14 Fina Birratul Wahdah P

15 Firlia Izzatul Mu’ifah P

16 Knur Syafi’ah P

17 Rahayu Nur Indah P

27 Dokumen MI Tarbiyatul Islamiyah Klakahkasihan Gembong Pati Tahun Ajaran

(47)

No. Nama Jenis Kelamin(L/P)

18 Rina Setyawati P

19 Ayu Linda Rahmawati P

20 Ahmad Irvan L

21 Alfian Hidayat L

22 Bagus Setyo Khoirul Anam L

23 M Andik Arianto L

24 Dewi Purwaningsih P

b. Jenis datanya adalah data kuantitatif dan kualitatif yang berupa (a) hasil tes, (b) data hasil wawancara dan (c) data hasil observasi/ pengamatan.

2. Kolaborator

Kolaborator di sini adalah suatu kerjasama dengan pihak-pihak lain seperti atasan, sejawat / kolega. Kolaborator ini diharapkan dapat dijadikan sumber data. Pengamatan, observasi atau monitoring dapat dilakukan sendiri oleh peneliti atau kolabolator. Pada saat memonitoring pengamat haruslah mencatat semua peristiwa atau hal yang terjadi dikelas penelitian. Misalnya menngenai kinerja guru, situasi kelas, prilaku dan sikap siswa, penyajian atau pemabahasan materi, penyerapan siswa terhadap materi yang diajarkan, dan sebagainya.28

Salah satu ciri khas PTK adalah adanya kolaborasi (kerjasama) antara praktisi dan peneliti dalam pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan tindakan (action). Dalam pelaksanaan tindakan di dalam kelas, maka kerjasama (kolaborasi) antara guru dengan peneliti menjadi hal sangat penting. Melalui kerjasama, mereka secara bersama menggali dan mengkaji permasalahan nyata yang dihadapi guru dan peserta didik di sekolah.

28 Departemen Pendidikan Direktorat Jenderal Pendidikan dasar dan Menengah,

(48)

Dalam PTK, kedudukan peneliti setara dengan guru, dalam arti masing-masing mempunyai peran dan tanggung jawab yang saling membutuhkan dan saling melengkapi untuk mencapai tujuan. Peran kerjasama (kolaborasi) sangat menentukan keberhasilan PTK terutama pada kegiatan mendiagnosis masalah, menyusun usulan, melaksanakan penelitian (melaksanakan tindakan, observasi, merekam data, evaluasi, dan refleksi), menganalisis data, menyeminarkan hasil, dan menyusun laporan akhir29.

Adapun kerjasama di sini berupa sudut pandang dari kolabolator dalam upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu, peneliti memerlukan kolabolator yang dapat memberikan masukan-masukan demi tercapainya tujuan penelitian.

Yang menjadi kolaborator disini adalah Bapak Zainal Arifin, S.Pd.I. Karena pengalaman mengajar beliau sudah lama diharapkan kolaborator ini dapat memberikan masukan-masukan dalam melaksanakan perbaikan-perbaikan pembelajaran selama siklus penelitian dilaksanakan.

BAB IV

DISKRIPSI HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Madrasah

1. Letak Geografis Madrasah

Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Islamiyah terletak di desa Klakahkasihan Kecamatan Gembong Kabupaten Pati, dengan jarak kurang lebih 15 km dari pusat Kota Pati.

29 Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Bumi Aksara,

(49)

2. Struktur Organisasi Madrasah, Keadaan Guru dan peserta didik.

a. Struktur Organisasi

Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Islamiyah Klakahkasihan Gembong Pati sebagai lembaga formal dalam pendidikan mempunyai banyak kegiatan yang harus dilaksanakan dalam rangka mencapai keberhasilan disekolah maka dibentuklah struktur organisasi madrasah. Adapun struktur organisasi Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Islamiyah Klakahkasihan Gembong Pati adalah

Struktur organisasi

MI Tarbiyatul Islamiyah Klakahkasihan Gembong Pati Tahun Pelajaran 2010 / 2011

Kepala Madrasah : H. Muhartoyo

Wakabid. Kurikulum : Zaenal Arifin, S.Pd.I Wakabid. Kesiswaan : Moh Ismail, BA Wakabid. Sarana Prasarana : Ahmad

BK : Zaenuri

Administrasi dan TU : Khamdan Staff TU Bid Keuangan : Khusnin Staf TU Bid. Perpustakaan : Masyanto

Wali Kelas 1 : Munif

Wali Kelas 2 : Moh Annas

Wali Kelas 3 : Akhmad Fauzan Wali Kelas 4 : Nur Sholikhin

Wali Kelas 5 : Arsyad

Wali Kelas 6 : Syaifur Rahman

b. Keadaan Guru dan Peserta didik

(50)

latar belakang pendidikan yang berbeda-beda, sedangkan jumlah peserta didik berdasarkan data 2010/2011 adalah 138 peserta didik.

Tabel. 3

Daftar Guru dan Karyawan

MI Tarbiyatul Islamiyah Klakahkasihan Gembong Pati Tahun Pelajaran 2010 / 2011

No Nama Tempat Tgl

Lahir L/P Jabatan Mapel/Kelas 1 H. Muhartoyo Pati, 02-02-67 P Ka. MI Kelas 1 2 M Ismail, BA Pati, 11-12-64 L Guru Kelas 2

3 Ahmad Pati, 08-09-68 P Guru Mtk

4 Zaenuri Pati, 24-12-68 P Guru B. Indo, B. Ing 5 Zaenal Arifin, S.Pd.I Pati, 08-08-83 P Guru Fiqih

6 Khusnin Pati, 06-07-78 L Guru IPS, PJOK

7 Masyanto Pati, 17-02-74 P Guru IPA

9 Munif Pati, 15-06-74 P Guru Kelas 1, 2

10 Moh Annas Pati, 17-03-75 P Guru KTK, B. Jawa 11 Achmad Fauzan Pati, 07-02-82 P Guru AH, B.Arab 12 Nur Shalikhin Pati, 11-12-69 P Guru PKn, Klas 1

13 Arsyad Pati, 11-12-69 P Guru SKI

14 Saifur Rahman Pati, 11-12-69 P Guru Aqidah Akhlaq 15 Mas’udi, S.Pd.I Pati, 11-12-69 P Guru B. Arab

Tabel. 4 Daftar siswa

MI Tarbiyatul Islamiyah Klakahkasihan Gembong Pati Tahun Pelajaran 2010 / 2011

(51)

B. Hasil Penelitian

1. Prasiklus

Pra siklus dilaksanakan dengan mengobservasi pembelajarn Fiqih oleh kolabolator, dan pelaksanaan pembelajaran Fiqih masih terjadi komunikasi satu arah artinya peserta didik cenderung pasif dan kurang mempunyai pengalaman belajar dalam pembelajaran. Sehingga peserta didik kurang menyukai pelajaran Fiqih dan menyebabkan hasil belajar rendah. Hal ini terbukti dengan nilai pada materi Zakat tahun pelajaran 2009/2010 adalah 6,70.sebab selama ini indikator pembelajaran membebankan siswa pada hafalan dasar zakat dan dasar asnaf pada penerima zakat.

Observasi ini untuk mengetahui keaktifan belajar siswa, hasil belajar siswa dan tindakan pembelajaran yang dilaksanakan guru, sebelum penerapan Model cooperative learning tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Dari hasil observasi pra siklus didapatkan data keaktifan peserta didik sebagai berikut:

Tabel. 5

Lembar Hasil Observasi

Keaktifan Peserta Didik dalam Mengikuti Pembelajaran Pra Siklus

No Aspek Pengamatan Skor

1 2 3 4

1 Peserta didik aktif memperhatikan penjelasanguru 3

2 Keaktifan peserta didik mengikuti perubahansetting kelas 1

3 Peserta didik aktif bertanya 1 4 Peserta didik aktif menjawab pertanyaan guru 2

(52)

No Aspek Pengamatan Skor

1 2 3 4

6 Keaktifan peserta didik dalam bertanya tentangpermasalahan 1

7 Keaktifan peserta didik dalam mengumpulkanhasil pengerjaan 1

8 Peserta didik pernah menjadi tutor sebaya 1

9 Peserta didik aktif mengikuti evaluasi 4 10 Peserta didik aktif menyelesaikan soal remidi 1

11 Peserta didik aktif menyelesaikan tugas

pengayaan 1

12 Peserta didik aktif dalam menarik kesimpulan tentang pentingnya materi Zakat 1

Jumlah 9 2 3 4

Jumlah total 18

Score Maksimal 48

Keterangan :

1. Bila hasil kurang 2. Bila hasil cukup 3. Bila hasil baik 4. Bila hasil sangat baik

Kriteria penilaian:

1 = Kurang 40% 3 = Baik 61% - 80%

2 = Cukup 41 – 60 % 4 = Sangat Baik 81%

Dari hasil wawancara yang dilihat dari indikator kesiapan dan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran Fiqih pada tahap prasiklus dapat diprosentasekan bahwa keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran sebelum diterapkan Model cooperative learning tipe

Student Teams Achievement Division (STAD) yaitu:

Prosentase keaktifan siswa = 4818 x 100% = 37.5

(53)

2. Siklus I

Pada siklus I penelitian yang telah dilakukan akhirnya diperoleh data-data sebagai berikut.

a. Rencana Tindakan

Pada tahap perencanaan pembelajaran siklus I penulis menyusun :

1) Merumuskan tujuan perbaikan

Meningkatkan hasil belajar siswa materi Zakat melalui penerapan Model cooperative learning tipe Student Teams Achievement Division (STAD)

2) RPP yang memuat: Standar Kompetensi :

1. Mengetahui ketentuan zakat Kompetensi Dasar :

1.1 Menjelaskan macam-macam zakat 1.2. Menjelaskan ketentuan zakat fitrah Indikator :

1.1.1 Pengertian zakat Fitrah 1.1.2 Pengertian Zakat Mal 1.2.1 Waktu Zakat Fitrah 1.2.2 Jumlah Zakat Fitrah 1.2.3 Benda Zakat Fitrah

1.2.4 Asnaf Zakat Fitrah Tujuan Pembelajaran

1. siswa dapat menjelaskan pengertian zakat Fitrah, 2. siswa dapat menjelaskan Pengertian Zakat Mal, 3. siswa dapat menjelaskan Waktu Zakat Fitrah 4. siswa dapat menjelaskan Jumlah Zakat Fitrah 5. siswa dapat menjelaskan Benda Zakat Fitrah 6. siswa dapat menjelaskan Asnaf Zakat Fitrah 3) Soal-soal :

a) Soal apersepsi

(54)

(2) Apa zakat fitah itu …. b) Soal kuis (terlampir)

c) Soal tes akhir siklus 1(terlampir) d) Soa perbaikan(terlampir)

e) Soal pengayaan(terlampir) f) Soal PR(terlampir)

4) Lembar observasi

a) Lembar observasi siswa b) Lembar observasi guru

b. Pelaksanaan Tindakan

Penelitian siklus I ini dilaksanakan dalam satu kali pertemuan, seperti dalam table dibawah ini :

Tabel. 6

Jadwal Pelaksanaan Siklus I

Hari/ Tanggal Waktu Materi

Senin,

19 Juli 2010 2 x 35’

1.1.1 Pengertian zakat Fitrah 1.1.2 Pengertian Zakat Mal 1.2.1 Waktu Zakat Fitrah 1.2.2 Jumlah Zakat Fitrah 1.2.3 Benda Zakat Fitrah 1.2.4 Asnaf Zakat Fitrah Evaluasi Siklus I

Deskripsi pelaksanaan tindakan pembelajaran adalah sebagai berikut:

Pertemuan I

Pertemuan I dilaksanakan pada:

Hari/Tanggal : Senin, 19 Juli 2010 Waktu : 07.00 – 08.10 WIB

Materi : Pengertian zakat Fitrah, Pengertian Zakat Mal,

Waktu Zakat Fitrah, Jumlah Zakat Fitrah, Benda, Zakat Fitrah, Asnaf Zakat Fitrah

Gambar

Tabel. 1
Tabel. 2Daftar Nama Peserta Didik Kelas IV MI Tarbiyatul Islamiyah
Tabel. 4
Tabel. 5Lembar Hasil Observasi
+4

Referensi

Dokumen terkait

// Berperahu mengelilingi waduk dan mendatangi rumah makan terapung menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.// Mereka dengan mudah juga bisa mendapatkan ragam ikan segar

Hampir seluruh siswa memberikan tanggapan setuju dan guru sangat setuju bahwa penerapan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dengan metode Saintifik dapat membuat

YOGYAKARTA / MENARGETKAN PADA TAHUN 2010 / PEMKOT TELAH MEMILIKI PARAMETER PENGANGGURAN SEHINGGA ANGKA YANG DITEMUKAN DAPAT SESUAI DENGAN. KENYATAAN

meminda hkan loyang- loyang yang telah kosong ke stasiun pemoton gan meminda hkan loyang- loyang yang telah kosong ke stasiun pemoton gan dari meja kerja 6 Operator mengamb il roti

sustainability in our three pillars of energy resources, energy services and energy infrastructure, also carries out the roles of mentor to communities and steward of

Dokumen ini adalah f ormulir Resmi VerVal NUPTK periode 2013, untuk inf o lebih lanjut kunjungi http://padamu.kemdikbud.go.id.. FORMULIR

Bagi para pengusaha kecil dan menengah yang memiliki keterbatasan dalam modal usaha untuk promosi dan menjual produk dapat memanfaatkan teknologi e-Commece ini, karena tidak

Kwh meter atau dalam dunia PLN disebut Alat Pembatas dan alat Pengukur (APP) adalah Alat milik PT PLN (Persero) yang berfungsi untuk membatasi daya listrik yang dipakai serta