• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Sipil Militer dalam Strategi Ko (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Hubungan Sipil Militer dalam Strategi Ko (1)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Hubungan Sipil-Militer dalam Strategi Kontra-Insurgensi Kolombia Latar Belakang

Selama lebih dari empat puluh tahun, Kolombia telah mengalami konflik internal dan perselisihan ideologi. Pemerintah Kolombia terkurung dalam pertaruhan legitimasi politik dan bertahan hidup melawan kelompok – kelompok pemberontak. Konflik ini membawa Kolombia ke situasi kritis yang mengancam kedaulatan negara dan memungkinkan Kolombia menjadi failed state. Untuk merespon situasi tersebut, bangsa Kolombia, kelompok politik dan militer di Kolombia dan masyarakat sipil Kolombia telah bersatu dalam upaya mengambil alih kontrol negara. Hasil dari upaya persatuan komponen – komponen tadi diimplementasikan dalam strategi politik-militer sejak 1999.

Tabel 1 Kelompok Pemberontak di Kolombia1

Nama Keterangan persenjataan paling baik di Amerika Latin.

 Wilayah operasi di pedesaan, dengan basis utama di Tenggara Kolombia

 Aktivitasnya termasuk pemboman, pembunuhan, serangan mortir, penculikan dan pembajakan terhadap politisi Kolombia

(2)

perbatasan Kolombia-Venezuela.

 Aktivitasnya termasuk pemboman, penculikan, perusakan pipa minyak dan perdagangan narkotika.

 Gereja Katolik Roma berpengaruh besar terhadap ELN.

Strategi awal yang dilakukan Kolombia untuk mengambil alih kembali kontrol terhadap beberapa wilayah yang memberontak dari dalam negara adalah menginisiasi Plan Colombia. Plan Colombia menyajikan strategi yang jelas dan dijadikan sebagai pedoman operasional bagi elit politik dan militer di Kolombia. Walaupun Plan Colombia tidak menghentikan perdagangan narkotika seperti yang diharapkan rakyat, Plan Colombia menuntun pemerintah dengan arah yang jelas untuk implementasi operasi-operasi militer melawan pemberontak. Hal yang membuat Plan Colombia berbeda dengan kampanye militer dan kebijakan demokratisasi lainnya adalah aspek taktik dan operasionalnya, sehingga Plan Colombia lebih memberikan daya rusak terhadap basis dan psikologis kelompok pemberontak. Sebenarnya hal ini bisa terjadi karena pemerintah Kolombia telah belajar dari operasi – operasi militer dan strategi kontra-insurgensi sebelumnya, pada saat militer Kolombia menyerang wilayah yang dikontrol pemberontak dan kemudian keluar dari wilayah tersebut, pemberontak biasanya kembali dan mengontrol kembali wilayah yang sudah diamankan tadi.

Para pemikir strategi militer Kolombia terus mengembangkan doktrin kontra-insurgensi lain untuk merespon efek destabilisasi yang dilakukan kelompok pemberontak. Doktrin ini melibatkan seluruh elemen pemerintah dan masyarakat sipil, yaitu Strategi Plan Patriota dan Democratic Security Strategy, dan yang paling baru adalah Strategi Democratic Security Consolidation Policy. Gagasan utama dari strategi-strategi ini adalah ketika Angkatan Bersenjata Kolombia menyerang wilayah – wilayah pemberontak, maka selanjutnya Polisi nasional Kolombia mengamankan wilayah operasi. Institusi-institusi pemerintah selanjutnya datang dan membantu masyarakat lokal melalui proyek sosial dan ekonomi. Kondisi yang muncul adalah konsolidasi demokrasi yang membawa fungsi institusi pemerintah dan masyarakat sipil dalam satu payung insurgensi. Pendekatan ini merupakan salah satu model inter-agensi dari kontra-insurgensi. Pendekatan inter-agensi ini tidak hanya memperkuat sektor keamanan, tetapi juga meningkatkan sektor sosial-politik.

(3)

Kolombia. Pemerintahan yang berkelanjutan merupakan salah satu inti utama dari konsep demokrasi.

Permasalahan

Ancaman utama terhadap keamanan di Kolombia berasal dari aktor internal dan eksternal. Bangsa Kolombia telah lama mempunyai masalah dengan gerilyawan, paramiliter dan penyeludup narkotika.2 Seiring waktu, pergerakan kelompok-kelompok ini semakin berdampak terhadap keamanan Kolombia. Selain itu, ada ancaman politik terhadap rezim pemerintah yang berasal dari negara-negara tetangga seperti Ekuador dan Venezuela.3 Banyak dari kelompok pemberontak memiliki basis di perbatasan dan bergerak lintas perbatasan Kolombia dan negara tetangga untuk berlindung. Kondisi ini menempatkan Kolombia dalam posisi yang tidak menguntungkan karena diperlukan upaya diplomatik untuk berurusan dengan negara tetangga yang secara tidak langsung melindungi kelompok pemberontak tersebut.

Gejolak dalam negeri Kolombia berdampak besar terhadap negara dalam berbagai sektor. Salah satu sektor yang terkena dampak paling parah adalah keamanan internal. Fokus yang berlebih di dalam negeri juga berpengaruh terhadap keamanan eksternal, hasilnya negara ini lebih rentan terhadap serangan dari luar. Penekanan pada stabilitas dalam negeri juga mempengaruhi perhatian negara-negara lain terhadap konflik dengan kelompok pemberontak, mengingat wilayah konflik juga banyak di sekitar perbatasan Kolombia dengan negara-negara tetangganya.

Kondisi di Kolombia merupakan bentuk sistem kekerasan (system of violence). Richani (2002) menjelaskan bahwa perang yang terjadi di Kolombia telah membuat sistem perang yang saling terhubung. Sistem ini dijalin oleh interaksi aktor-aktor konflik, kondisi ekonomi-politik setiap individu dan kondisi ekonomi-politik secara umum dan membuat hubungan kompleks di sektor ekonomi-sosial-politik berpengaruh terhadap pencegahan resolusi perdamaian.4

2 Uribe-Uran, Victor. 2009. Colombian Strategic Culture. Florida International University. ARC Strategic Culture Findings Report 4. hal 24

3 Op. Cit, Beittel, hal 7

(4)

Hipotesis

Sejak pemerintah Kolombia melaksanakan doktrin kontra-insurgensi yang berlandaskan hubungan sipil-militer, pemerintah Kolombia juga mampu mempertahankan stabilitas keamanan di dalam negeri

Penilaian

Tabel 2 Sejarah Strategi Kontra-Insurgensi Kolombia

Tahun Strategi Keterangan

1962 Plan Lazo  Amerika Serikat melihat perlunya mendukung pemerintahan baru Kolombia setelah La

Violencia untuk menyerang kembali

pemberontak komunis yang posisinya makin kuat di Kolombia

 Amerika Serikat mengurukan tim survei dari DOD/CIA dan tim latihan militer (MTT) ke Kolombia untuk membantu Militer Kolombia menstabilkan situasi

 Komponen utama dalam strategi ini adalah penetapan action civica militar, sebuah aksi yang ditujukan untuk menstabilkan situasi, dengan cara membuat hubungan utama antara perdamaian dan solidaritas antara pemerintah dengan masyarakat melalui program-program pengembangan masyarakat.5

1999 Plan Colombia  Presiden Pastrana mendesain rencana nasional Kolombia yang ditujukan untuk memperkuat negara, mencapai perdamaian dan kesejahteraan, dan melawan kartel narkotika

 Strategi ini dilihat sebagai Marshall Plan bagi Kolombia. Strategi ini berdasarkan lima pilar utama pembangunan institusi sosial, diantaranya: formulasi proses perdamaian, reformasi ekonomi, kebijakan kontra-narkotika,

(5)

demokratisasi dan reformasi sosial.6

2003 Plan Patriota dan

Democratic Security Strategy

 Presiden Uribe mengambil langkah keras menghadapi kelompok pemberontak dan mendapat dukungan penuh dari masyarakat. Strategi ini merupakan kampanye untuk mengambil kembali wilayah – wilayah Kolombia yang dikuasai FARC.7

 Strategi ini mendapat bantuan dari Kementerian Pertahanan, untuk membangun strategi nasional yang dapat memulihkan dan menjaga kondisi demokrasi di beberapa wilayah Kolombia yang masih tertinggal.8

 Strategi ini berdasarkan visi Presiden Uribe yang menginginkan masuknya investasi asing ke Kolombia. Jika situasi dalam negeri aman, arus investasi asing akan masuk dan keyakinan masyarakat terhadap pemerintah meningkat.9

 Strategi ini merupakan strategi pertama di Kolombia yang menjelaskan hubungan sipil-militer sebagai inti dari konsep operasionalnya. Seperti yang tertulis di kebijakan resmi pemerintah Kolombia, bahwa tujuan utama dari

Democratic Security Strategy adalah untuk memperkuat dan menjamin supremasi hukum di Kolombia, melalui bantuan otoritas demokrasi.

 Pemerintah Kolombia menggunakan strategi ini dalam implementasi kebijakan yang ditujukan untuk tujuan keamanan dan perdamaian, penindakan hukum, penjaminan keamanan, koordinasi kekuatan dan koordinasi lembaga negara.11

6 Muller, Christopher. 2006. USMILGP Colombia: Transforming Security Cooperation in the Global War on Terrorism.Master's Thesis, Naval Postgraduate College.

7 Beittel, Op.Cit, hal 7

8 Mejia, Alberto. 2008. Colombia's National Security Strategy, A New COIN Approach. Master's Thesis, US Army War College. hal 16

9 Ibid

(6)

 Strategi ini dipersiapkan untuk operasi militer besar yang dikonsolidasikan dengan peningkatan pengaruh politik di masyarakat

Tabel 2 telah menjelaskan strategi kontra-insurgensi yang dilakukan pemerintah Kolombia. Strategi Kolombia dapat dilihat sebagai implementasi tujuan militer untuk tujuan politik, maka perlu dilakukan evaluasi sistematis mengenai strategi yang terbaru (Democratic Security Consolidation Policy)

Penilaian terhadap model strategi tidak memerlukan analisis saintifik jika dapat memahami tujuan strategi tersebut. Bartholomees (2008) menjelaskan pedoman yang mampu mengurai kompleksitas dari suatu strategi. Pedoman ini ditujukan untuk mencapai koherensi, keberlanjutan dan konsensus antara tujuan politik dan tujuan militer. Evaluasi menggunakan pedoman ini dimulai dari perspektif mengenai tujuan nasional dan beraakhir pada implementasi strategi di lapangan. Adapun pedoman yang dimaksud bisa dilihat pada;

Gambar 1 Model Formulasi Strategi12

11 Ibid

(7)

Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan adalah selama perumusan strategi, lingkungan global (eksternal) dan lingkungan nasional (internal) berpengaruh diluar dan tetap sebagai konstanta selama proses formulasi. Evaluasi akan dijelaskan dalam tabel 3.

Tabel 3 Penilaian Terhadap Strategi Democratic Security Consolidation Policy

No Variabel Keterangan

1 Tujuan Nasional Dalam kebijakan resmi Pemerintah Kolombia tertulis bahwa tujuan nasional Negara Kolombia adalah untuk terus meningkatkan kondisi sosial masyarakat, untuk terus mengkonsolidasikan demokratisasi di wilayah lemah hukum dan untuk mengakhiri kekuatan kelompok-kelompok bersenjata.13 Tujuan ini merefleksikan upaya negara untuk kembali ke dasar moralitasnya dan bertanggung jawab kepada masyarakat.

2 Kepentingan Nasional Pemerintah Kolombia akan meningkatkan

(8)

keamanan melalui pengerahan armada militer dan keamanan untuk menekan kekuatan kelompok pemberontak, termasuk juga mereformasi kebijakan pemerintah terkait bantuan keamanan.14 Ketika keamanan mampu ditingkatkan, negara akan memulai untuk mengembangkan metode untuk meningkatkan aksi pemerintah untuk mempromosikan nilai – nilai kepemerintahan yang baik.

3 Strategi Besar Strategi Democratic Security Consolidation Policy

berpengaruh terhadap peningkatan keamanan nasional dan rasa aman serta damai diantara rakyat Kolombia.15

4 Kebijakan Nasional Pemimpin politik Kolombia telah mengembangkan pedoman nasional yang menjelaskan hubungan diantara aktor-aktor pemerintahan. Terkait strategi

Democratic Security Consolidation Policy, pedoman ini dirumuskan dalam formula keselarasan upaya, yaitu; Militer/Polisi + Sipil + Kontrol Anti-Narkotika pada konteks kontrol, stabilisasi dan konsilidasi.16

5 Proses Formulasi

Strategi Dokumen Departemen Pertahanan Kolombia(2007) menjelaskan bahwa Democratic Security Consolidation Policy membutuhkan perombakan total dari Badan Intelijen Negara dan pendirian suatu Pusat Studi Strategis yang memeriksa kesesuaian kebijakan negara dengan tujuan nasionalnya, konsep strategis dan kekuatan nasionalnya serta mengatur mekanisme pengawasan dalam negeri yang mengawasi sumber daya negara.

Dari penjelasan tabel diatas, dapat dilihat bahwa strategi Democratic Consolidation Policy merupakan implementasi objek politik kedalam organisasi militer yang berlandaskan kepentingan rakyat sipil.

Analisis

Penulis mencoba menganalisis proses inter-agensi dalam hubungan sipil militer di Kolombia dengan teori konkordinasi. Teori ini menyebutkan bahwa tiga

(9)

aktor –militer, elit politik dan masyarakat- seharusnya memiliki sasaran hubungan kerjasama. Teori ini juga tidak menghalangi pemisahan institusi sipil dan militer, lebih menekankan perlunya dialog, akomodasi dan pertukaran nilai antara militer, elit politik dan masyarakat. Teori konkordinasi memiliki empat konsep utama yang dipengaruhi kesepakatan tiga partner, yaitu: komposisi sosial dari petugas kepolisian, proses perumusan kebijakan politik, metode rekrutmen militer dan gaya kemiliteran.17

Tujuan dari teori konkordinasi ada dua hal; pertama, mencoba menjelaskan kondisi kelembagaan dan budaya yang mempengaruhi hubungan antara militer, elit politik dan masyarakat. Kedua, membantu prediksi terkait kurangnya kesepakatan antara tiga aktor dan kemungkinan intervensi militer dalam politik internal, didasarkan pada ketidakpraktisan dari kesepakatan.18

Ketika pendekatan sipil-militer ini diaplikasikan kedalam formulasi strategi Kolombia, ada beberapa komposisi yang saling mendukung dan berkontribusi didalam kesuksesan hubungan sipil-militer di Kolombia, dan ada komposisi lain yang tidak berkontribusi dalam kasus di Kolombia. Ketiga komponen yang berkontribusi pada strategi kontra-insurgensi Kolombia yang terakhir (Democratic Security Consilidation Policy) adalah proses pembuatan kebijakan politik, metode rekruitmen militer dan gaya kemiliteran.

Strategi Democratic Security Consilidation Policy menempatkan tanggung jawab pembuatan kebijakan oleh institusi sipil. Pendekatan ini diterima oleh kelompok militer dan masyarakat sipil, hasilnya legitimasi negara terbilang tinggi dalam implementasi strategi. Pada konteks metode rekruitmen militer, jumlah personel militer Kolombia meningkat setiap tahunnya. Rekruitmen, pelatihan dan perlengkapan membutuhkan pengeluaran yang besar. Untuk mengatasinya, pemerintah mengeluarkan pajak perang untuk meningkatkan pendapatan negara. Terkait gaya kemiliteran, dapat dikatakan bahwa militer Kolombia telah dianalisis dari kondisi keamanan. Empat indikator yang dipilih untuk menjelaskan hubungan strategi dengan dampak keamanan adalah jumlah pembunuhan, penculikan, serangan kelompok bersenjata dan kombatan ilegal yang telah demobilisasi.

17 Schiff, Rebecca L. 2009. The Military and Domestic Politics: A Concordance Theory of Civil-Military Relations. New York: Routledge.

(10)

Tabel 4 Level Kekerasan di Kolombia - Indikator Keamanan19

2000 236 5663 1349 0 7448

2001 185 4123 1172 0 5482

2002 115 4590 1645 1412 6350

2003 Plan

2004 46 2199 724 2972 2969

2005 48 1177 612 2364 1837

2006 37 977 646 2460 1660

2007 Democratic

2008 37 634 347 3461 1018

Tabel 4 dapat menjelaskan keberhasilan strategi kontra-insurgensi yang dilakukan oleh Kolombia. Perubahan strategi kontra-insurgensi yang didasarkan pada penyempurnaan strategi sebelumnya juga berdampak pada penurunan jumlah insiden kekerasan yang terjadi di Kolombia. Penurunan drastis jumlah insiden kekerasan terjadi sejak strategi Plan Patriota dan Democratic Security Strategy

dilaksanakan. Tabel 2 telah menjelaskan bahwa strategi ini merupakan strategi pertama yang menekankan hubungan sipil-militer sebagai inti operasionalnya.

Dibalik keberhasilan strategi ini, ada beberapa kelemahan, yaitu pelanggaran Hak Asasi Manusia dan ketergantungan pemerintah Kolombia terhadap dukungan internasional. Selama berlangsungnya operasi militer melawan

(11)

pemberontak, ditemukan banyak kasus pelanggaran HAM yang dilakukan oleh militer Kolombia. Padahal, pelanggaran HAM ini berdampak negatif terhadap operasi kontra-insurgensi dan mengurangi keefektifan hubungan sipil-militer. Salah satu permasalah yang tersisa adalah ketakutan rakyat Kolombia bahwa militer tidak mampu melindungi mereka dari pemberontak yang mampu berbaur ditengah – tengah masyarakat.

Tabel 5 Bantuan Luar Negeri Amerika Serikat Terhadap Kolombia20

Tahun Strategi Total Bantuan (USD$)

1999 Plan Colombia 318, 464, 877

2000 1,002,896,855

2001 225,290,217

2002 504,050,141

2003 Plan Patriota dan Democratic Security Strategy

742,327,707

2004 728,723,588

2005 713,634,737

2006 724,787,053

2007 Democratic Security

Consolidation Policy

752,349,023

2008 646,675,402

2009 643,953,053

Faktor eksternal yang berpengaruh besar terhadap keberhasilan Kolombia melaksanakan strategi kontra-insurgensi adalah bantuan dan dukungan internasional, terutama Amerika Serikat. Kolombia seperti hampir semua negara-negara Amerika Latin menghadapi permasalahan finansial. Pemerintah Kolombia percaya bahwa bantuan dari Amerika Serikat akan selalu datang. Padahal, dalam lingkungan strategis kontra-insurgensi, kita harus selalu mencoba dua atau tiga langkah didepan lawan dan mencoba memprediksi langkah-langkah strategis didepan. Jika ketergantungan terhadap bantuan asing ini terus terjadi, maka visi

(12)

politik dan strategis yang tertulis dalam komponen-komponen formulasi strategis seperti pada gambar 1 tidak mampu dicapai.

Kesimpulan dan Rekomendasi

Kolombia telah membuat suatu doktrin strategi, yang menggabungkan hubungan sipil-militer sebagai penggerak utamanya. Dari hasil analisis, pendekatan kontra-insurgensi yang baru (Democratic Security Consolidation Policy) berdampak positif terhadap kondisi keamanan di Kolombia. Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:

1. Tanpa pemahaman yang jelas, pendekatan kontra-insurgensi dapat dipahami sebagai instrumen kekerasan daripada sebagai instrumen untuk meningkatkan kondisi keamanan dan sosial-politik

2. Untuk menghindari persepsi negatif terhadap strategi tersebut, diperlukan upaya pelibatan komponen sipil yang lebih besar. Terutama di basis-basis pemberontak

3. Untuk menghindari ketergantungan yang berlebihan terhadap bantuan finansial Amerika Serikat, Kolombia seharusnya melakukan reformasi sistem politik yang bertujuan untuk kemandirian negara.

Strategi kontra-insurgensi di Kolombia telah melewati berbagai tantangan dalam implementasinya. Dibalik keberhasilannya, proses ini masih menyisakan beberapa masalah, misalnya akses yang lebih luas bagi penduduk Kolombia kedalam sistem politik yang berpengaruh positif terhadap konsilidasi demokrasi di negara tersebut. Pendekatan inter-agensi menggabungkan pengalaman-pengalaman menghadapi pemberontak kedalam sebuah konsep baru yang hasilnya lebih baik lagi. Hasilnya termasuk kemungkinan untuk peningkatan level keamanan dan status sosial-politik. Gabungan pemerintah sipil, militer dan masyarakat sispil menghasilkan sebuah “harmonisasi strategis” dalam formulasi strategi kontra-insurgensi. Formulasi sebuah strategi kontra-insurgensi yang efektif dan tepat sasaran membutuhkan pemeriksaan dan pengujian terlebih dahulu di dalam negeri,

(13)

Daftar Pustaka

Bartholomees, J Boone. 2008. US Army War College Guide to National Security Issues, Volume II: National Security Policy and Strategy. Carlisle: US Army War College-Strategic Studies Institute.

Beittel, June S. and Clare Seelke. 2009. Colombia: Issues for Congress. Washington D.C.: Congressional Research Service.

Center for International Policy. "Plan Colombia and Beyond," Colombia Program.

http://www.cipcol.org/

Colombian Ministry of Defense. 2007. Politico de Consolidacion de La Seguridad Democratica. Bogota: La Oficina del Ministro de Defensa Nacional.

Mejia, Alberto. 2008. Colombia's National Security Strategy, A New COIN Approach. Master's Thesis, US Army War College.

Muller, Christopher. 2006. USMILGP Colombia: Transforming Security Cooperation in the Global War on Terrorism. Master's Thesis, Naval Postgraduate College.

Rempe, Dennis. 2002. The Past as Prologue: A History of U.S. Counterinsurgency Policy in Colombia, 1958-66. Carlisle: US Army War College Strategic Studies Institute.

(14)

Schiff, Rebecca L. 2009. The Military and Domestic Politics: A Concordance Theory ofCivil-Military Relations. New York: Routledge.

Schoonover, Harvey A. 2011. Cooperation in The Midst of Chaos: An Examination of Colombia’s Civil-Military Relationship and Its Effort in Combating Socio-Political Destabilization Master’s Thesis, Florida Atlantic University.

Gambar

Tabel 1 Kelompok Pemberontak di Kolombia1
Tabel 3  Penilaian Terhadap Strategi Democratic Security Consolidation
Tabel 4 Level Kekerasan di Kolombia - Indikator Keamanan19
Tabel 5 Bantuan Luar Negeri Amerika Serikat Terhadap Kolombia20

Referensi

Dokumen terkait

 Nilai-nilai dalam Pancasila merupakan nilai yang telah disepakati bersama dan oleh karenanya menjadi salah satu sarana untuk menyatukan masyarakat Indonesia..  Sebagai

Untuk memperkuat temuan bahwa Nilai Tukar Dinar Emas lebih stabil dibandingkan Nilai Tukar Rupiah ( Fiat Money ) hendaknya perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai

Berdasarkan analisis tersebut dapat dijelaskan bahwa hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara explosive power dan kelincahan

Tidak terdapat hubungan antara penggunaan air bersih, penggunaan jamban, dan mencuci tangan dengan kejadian diare di desa Ranowangko kecamatan Tombariri

Berdasarkan atas latar belakang dan pandangan yang telah di kemukakan pada halaman terdahulu, fokus penelitian ini adalah hal-hal, ide-ide serta

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dilakukan pada Prodi Pendidikan Ekonomi Universitas PGRI Semarang.subjek penelitian ini adalah mahasiswa semester

Pancen 04 01 Bojong Majalaya... Carik 11 05

Kesalahan siswa adalah karena salah meletakkan posisi lidah ketika melafalkan huruf ص yang seharusnya ujung lidah berada didekat persambungan antara dua buah