• Tidak ada hasil yang ditemukan

Istilah istilah dalam sandiwara docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Istilah istilah dalam sandiwara docx"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Istilah-istilah dalam

sandiwara

1. Adegan : Bagian dari babak yang

menggambarkan satu suasana dari beberapa suasana dalam babak

2. Additive Mixing : Pencampuran warna pada objek yang disinari dari dua atau lebih lampu yang berbeda

3. Akting : Tingkah laku yang dilakukan pemain sebagai wujud penghayatan peran yang

dimainkan

4. Aktor : orang yang melakukan akting

5. Amphiteater : Panggung pertunjukan jaman Yunani Kuno

6. Amplifikasi : Penguatan energi listrik setelah melalui rangkaian elektronik

7. Apron : Daerah yang terletak di depan layar atau persis di depan bingkai proscenium

8. Arena : Salah satu bentuk panggung yang tidak dibatasi oleh konvensi empat dinding imajiner

9. Artikulasi : Hubungan antara apa yang

(2)

dipengaruhi oleh penguasaan organ produksi suara

10. Aside : Dialog menyamping, atau suara hati dan pikiran tokoh

11. Atmosfir : Isitlah teater untuk menyebutkan suasana atau kondisi lingkungan

12. Audibility : Segala sesuatu yang berkaitan dengan pendengaran

13. Auditorium : Ruang tempat duduk penonton

dalam panggung proscenium

14. Backdrop : Layar paling belakang. Kain yang

dapat digulung atau diturun-naikkan dan

membentuk latar belakang panggung

15. Bahasa tubuh : Bahasa yang ditimbulkan oleh isyarat-isyarat dan ekspresi tubuh

16. Bar : Pipa bisa yang digunakan sebagai baris untuk pemasangan lampu

17. Barndoor : Sirip empat sisi yang diletakkan pada lampu dan digunakan untuk mebatasi lebar sinar cahaya

18. Batten : (1) Lampu flood yang dirangkai dalam satu kompartemen (wadah). (2) Perlengkapan panggung yang dapat

digunakan untuk mengaitkan sesuatu dan dapat dipindahpindahkan

(3)

20. Belly to Belly : Dua lensa yang dipasang berhadapan dalam sebuah lampu dan jaraknya bisa diatur

21. Bifocal : Lampu Bifocal adalah lampu profile standar yang ditambahi dengan shutter

tambahan

22. Blocking : Gerak dan perpindahan pemain dari

satu area ke area lain di panggung

23. Boom : Baris lampu yang dipasang secara vertikal

24. Border : Pembatas yang terbuat dari kain. Dapat dinaikkan dan diturunkan. Fungsinya untuk memberikan batasan area permainan yang digunakan

25. Bracket : Pengait untuk memasang lampu pada boom. Disebut pula sebagai boom arm

26. Catwalk : Permukaan, papan atau jembatan

yang dibuat di atas panggung yang dapat menghubungkan sisi satu ke sisi lain

27. Clamp : Klem atau pengait untuk memasang lampu pada bar, disebut juga sebagai C-clamp atau Hook Clamp

(4)

29. Control Desk : Disebut juga Remote Control, alat untuk mengatur tinggi rendahnya

intensitas cahaya dari jarak jauh

30. Cyc Light : Lampu flood yang dikhususkan untuk menerangi layar belakang (siklorama)

31. Denotasi : Arti yang sebenarnya sesuai dengan arti yang terdapat dalam kamus

32. Dialog : Percakapan para pemain.

33. Diafragma : Sekat yang memisahkan antara rongga dada dan rongga perut

34. Diffuse : Jenis refleksi cahaya yang memiliki

pantulan merata serta panjang sinarnya sama

35. Diftong : Kombinasi dua huruf vokal dan diucapkan bersamaan

36. Diksi : Latihan mengeja kata dengan suara keras dan jelas

37. Dimmer : Alat pengatur tinggi rendahnya intensitas cahaya

38. Distorsi : Hasil rekaman suara melebihi standar batas maksimal yang ditentukan

39. Donut : Pelat metal yang digunakan untuk meningkatkan ketajaman lingkar sinar cahaya yang dihasilkan oleh lampu spot

40. Drama : Salah satu jenis lakon serius dan

(5)

konflik yang rumit dan penuh daya emosi tetapi tidak mengagungkan sifat tragedi

41. Dramatic Irony : Aksi seorang tokoh yang

berkata atau bertindak sesuatu, dimana tanpa disadari akan menimpa dirinya sendiri

42. Ekstensi : Menambah besarnya sudut antara dua bagian badan

43. Eksposisi : Penggambaran awal dari sebuah lakon, berisi tentang perkenalan karakter, dan masalah yang akan digulirkan

44. Elastisitas : Tingkat kekenyalan suatu objek sehingga dengan mudah bisa diterapkan atau digunakan

45. Ellipsoidal : Jenis reflektor yang memiliki bentuk elips

46. Emosi : Proses fisik dan psikis yang kompleks yang bisa muncul secara tiba-tiba dan

spontan atau diluar kesadaran

47. Ephemeral : Sifat pertunjukan yang bermula

pada suatu malam dan berakhir pada malam

yang sama

48. ERS : Elliposoidal Reflector Spotlight. Lampu spot yang menggunakan reflektor berbentuk elips disebut juga lampu profile atau leko

(6)

50. ERS Radial : Lampu ERS yang bohlamnya dipasang miring 45 derajat

51. Farce : Seni pertunjukan yang menyerupai dagelan tetapi bukan dagelan yang seperti di Indonesia

52. Filter : Palstik atau mika berwarna untuk mengubah warna lampu

53. Flashback : Kilas balik peristiwa lampau yang dikisahkan kembali pada saat ini

54. Flat Karakter : Karakter tokoh yang ditulis oleh penulis lakon secara datar dan biasanya bersifat hitam putih

55. Fleksi (flexion) : Membengkokkan suatu sendi untuk mengurangi sudut antara dua bagian badan

56. Fleksibelitas : Daya lentur suatu objek / tingkat kelenturan suatu objek

57. Flies : Disebut juga penutup. Bagian atas

rumah panggung yang dapat digunakan untuk menggantung set dekor serta menangani

peralatan tata cahaya

58. Floodligth : Jenis lampu yang sinar cahayanya menyebar serta tidak bisa diatur fokusnya

(7)

60. FOH : Front Of House. Bagian depan baris kursi penonton dimana di atasnya terdapat pipa baris lampu

61. Fokus : (1) Istilah dalam penyutradaraan untuk menonjolkan adegan atau permainan aktor. (2) Istilah tata cahaya untuk area yang disinari cahaya dengan tepat dan jelas

62. Follow Spot : Jenis lampu spot yang dapat dikendalikan secara manual untuk mengikuti arah gerak pemain

63. Fore Shadowing : Bayang-bayang yang mendahului sebuah peristiwa yang

sesungguhnya itu terjadi

64. Foyer : Ruang tunggu penonton sebelum pertunjukan dimulai atau saat istirahat

65. Frequency Respon : Kemampuan dalam

menangkap frekuensi pada batas maksimum dan minimum

66. Fresnel : (1) Lensa yang mukanya bergerigi. (2) Jenis lampu yang menggunakan lensa bergerigi

67. Gesture : sikap tubuh yang memiliki makna, bisa juga diartikan dengan gerak tubuh

sebagai isyarat

(8)

menimbulkan pertentangan atau konflik antar tokoh

69. Gimmick : Adegan awal dari sebuah lakon yang berfungsi sebagai pemikat minat

penonton untuk menyaksikan kelanjutan dari lakon tersebut

70. Globe : Panggung yang tempat duduk

penontonnya berkeliling, digunakan dalam pementasan teater jaman Elizabeth di Inggris

71. Gobo : Pelat metal yang dicetak membentuk pola atau motif tertentu dan digunakan untuk membuat lukisan sinar cahaya

72. Groundrow : Lampu flood yang diletakkan di bawah untuk menerangi aktor atau siklorama dari bawah

73. Imajinasi : Proses pembentukan gambaran-gambaran baru dalam pikiran, dimana

gambaran tersebut tidak pernah dialami

sebelumnya atau mungkin hanya sedikit yang dialaminya

74. Improvisasi : Gerakkan dan ucapan yang tidak terencana untuk menghidupkan

permainan.

(9)

76. Insersio : Kearah mana otot itu berjalan atau arah jalannya otot yang bergerak.

77. Irama : Gelombang naik turun, longgar kencangnya gerakkan atau suara yang berjalan dengan teratur

78. Iris : Piranti untuk memperbesar atau

memperkecil diameter lingkaran sinar cahaya yang dihasilkan oleh lampu

79. Jeda : Pemenggalan kalimat dengan maksud untuk memberi tekanan pada kata.

80. Karakter : Gambaran tokoh peran yang diciptakan oleh penulis lakon melalui

keseluruhan ciri-ciri jiwa dan raga seorang peran

81. Karakter Teatrikal: Karakter tokoh yang tidak wajar, unik, dan lebih bersifat simbolis.

82. Kolokasi : Asosiasi kata dengan bahasa yang tidak formal, bahasa percakapan sehari-hari pada suatu tempat dan masa tertentu.

83. Komedi : salah satu jenis lakon yang

mengungkapkan cacat dan kelemahan sifat manusia dengan cara yang lucu, sehingga para penonton bisa lebih menghayati

kenyataan hidupnya

(10)

populer di Indonesia pada jaman sebelum kemerdekaan

85. Komunikan : Penerima komunikasi

86. Komunikator : Penyampai kamunikasi

87. Konflik : Ketegangan yang muncul dalam lakon akibat adanya karakter yang

bertentangan, baik dengan dirinya sendiri maupun yang ada di luar dirinya.

88. Konotasi : Arti kata yang bukan sebenarnya dan lebih dipengaruhi oleh konteks kata

tersebut dalam kalimat.

89. Konsentrasi : Kesanggupan atau kemampuan yang diperlukan untuk mengerah kan pikiran dan kekuatan batin yang ditujukan ke suatu sasaran tertentu sehingga dapat menguasai diri dengan baik.

90. Lakon : Penuangan ide cerita penulis menjadi alur cerita yang berisi peristiwa yang saling mengait dan tokoh atau peran yang terlibat, disebut juga naskah cerita

91. Lakon Satir : Salah satu jenis lakon yang mengemas kebodohan, perlakuan kejam, kelemahan seseorang untuk mengecam, mengejek bahkan menertawakan suatu

(11)

92. Latar Peristiwa : Peristiwa yang melatari

adegan itu terjadi dan bisa juga yang melatari lakon itu terjadi

93. Latar Tempat : Tempat yang menjadi latar peristiwa lakon itu terjadi.

94. Latar Waktu : Waktu yang menjadi latar belakang peristiwa, adegan, dan babak itu terjadi

95. Level : (1) Istilah pemeranan dan

penyutradraan untuk mengatur tinggi rendah pemain. (2) Isitilah tata suara untuk tingkat ukuran besar kecilnya suara yang terdengar

96. Lever : Bilah yang dapat dinaikkan dan diturunkan yang terdapat pada control desk

97. Ligamen : Jaringan ikat yang

menghubungkan otot dengan tulang atau pembungkus sendi.

98. Melodrama : Salah satu jenis lakon yang

isinya mengupas suka duka kehidupan

dengan cara yang menimbulkan rasa haru kepada penonton

99. Membran : Selaput atau lapisan tipis yang sangat peka terhadap getaran

(12)

101. Mime : Pertunjukan teater yang

menitikberatkan pada seni ekspresi wajah pemain

102. Mimetic/mimesis : Peniruan atau meniru sesuatu yang ada

103. Mimik : Ekspresi gerak wajah untuk menunjukkan emosi yang dialami pemain

104. Mixed : Jenis refleksi cahaya yang

hasilnya bercampur antara relfeksi diffuse dan specular

105. Monolog : Cakapan panjang seorang aktor yang diucapkan di hadapan aktor lain

106. Noise : Gangguan suara yang tidak diinginkan dalam memproses suara atau rekaman

107. Observasi : Kegiatan mengamati yang bertujuan menangkap atau merekam hal apa saja yang terjadi dalam kehidupan

108. Orchestra Pit : Tempat para musisi orkestra bermain

109. Origio : Tempat otot timbul atau tempat asal otot yang terkuat

(13)

111. Panoramic : Kesan suara yang terdengar pada telinga kiri atau telinga kanan

112. Pantomimik : Ekspresi gerak tubuh untuk menunjukkan emosi yang dialami pemain

113. PAR : Parabolic Aluminized Reflector. Lampu yang menggunkan reflektor parabola terangkai dalam satu unit dengan lensanya

114. Parafrase : Latihan untuk menyatakan kembali arti dialog dengan menggunakan kata-kata kita sendiri, dengan tujuan untuk membuat jelas dialog tersebut

115. PC : (1) Planno Convex, jenis lensa yang permukaannya halus. (2) Jenis lampu yang menggunakan lensa tunggal baik lensa Planno Convex atau Pebble Convex

116. Pebble Convex : Jenis lensa yang mukanya halus tapi bagian belakangnya bergerigi

117. Pemanasan : Serial dari latihan gerakan tubuh dimaksudkan untuk meningkatkan sirkulasi dan meregangkan otot dengan cara progresif (bertahap).

118. Pemeran : Seorang seniman yang menciptakan peran yang digariskan oleh

penulis naskah, sutradara, dan dirinya sendiri.

(14)

120. Pernafasan : Peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang

banyak mengandung karbondioksida

121. Pita magnetic : Pita plastic yang dilapisi oleh serbuk magnet yang digunakan untuk menyimpan getaran listrik

122. Planno Convex : Jenis lensa (lih. PC)

123. Plot : Biasa disebut dengan alur adalah kontruksi atau bagan atau skema atau pola dari peristiwa-peristiwa dalam lakon, puisi atau prosa dan selanjutnya bentuk peristiwa dan perwatakan itu menyebabkan pembaca atau penonton tegang dan ingin tahu

124. Polarity : Kemampuan maksimum dalam menangkap sumber suara

125. Practical : Lampu sehari-hari atau lampu rumahan yang digunakan di atas panggung

126. Preset : Pengaturan intensitas cahaya pada control desk disaat lampu dalam

keadaan mati (tidak dinyalakan)

127. Profile : Jenis lampu spot yang dapat ukuran dan bentuk sinarnya dapat

disesuaikan

128. Properti : Benda atau pakaian yang digunakan untuk mendukung dan

(15)

129. Protagonis : Peran utama yang

merupakan pusat atau sentral dari cerita

130. Proscenium : Bentuk panggung berbingkai

131. Proscenium Arc : Lengkung atau bingkai proscenium

132. Resonansi : Bergema atau bergaung

133. Rias Fantasi : Tata rias yang diterapkan untuk menggambarkan sifat atau karakter yang imajinatif

134. Rias Karakter : Tata rias yang diterapkan untuk menegaskan gambaran karakter tokoh peran

135. Rias Korektif : Tata rias yang diterapkan untuk memperbaiki kekurangan sehingga pemain nampak cantik

136. Ritme : Tempo atau cepat lambatnya dialog akibat variasi penekanan kata-kata yang penting.

137. Round Karakter : Karakter tokoh dalam lakon yang mengalami perubahan dan

perkembangan baik secara kepribadian maupun status sosialnya

(16)

139. Sendi : Hubugan yang terbentuk antara dua tulang.

140. Sendratari : Pertunjukan drama yang di tarikan atau gabungan seni drama dan seni tari

141. Side Wing : Bagian kanan dan kiri

panggung yang tersem bunyi dari penonton, biasanya digunakan para aktor menunggu giliran sesaat sebelum tampil

142. Skeneri : Dekorasi yang mendukung dan menguatkan suasana permainan

143. Skenario : Susunan lakon yang diperagakan oleh pemeran

144. Soliloki : Cakapan panjang aktor yang diucapkan seorang diri dan kepada diri sendiri

145. Specular :Jenis refleksi yang

memantulkan cahaya seperti aslinya (efek cermin)

146. Snoot : Disebut juga Top Hat, piranti yang digunakan untuk mengurangi tumpahan

cahaya

147. Spherical : Jenis reflektor yang memiliki bentuk setengah lingkaran

148. Spread : Jensi refleksi cahaya yang

mengenai objek dengan intensitas lebih tinggi garis cahayanya akan memendar dan

(17)

149. Stand : Pipa untuk memasang lampu yang dapat berdiri sendiri

150. Struktur Dramatik : Rangkaian alur cerita yang saling bersinambung dari awal cerita sampai akhir.

151. Suara Nasal : Suara yang dihasilkan oleh rongga hidung karena udara beresonansi.

152. Suara Oral : Suara yang dihasilkan oleh mulut

153. Subtractive Mixing: Pencampuran warna cahaya yang dihasilkan dari dua filter berbeda

154. Surprise : Peristiwa yang terjadi diluar dugaan penonton sebelumnya dan

memancing perasaan dan pikiran penonton agar menimbulkan dugaan-dugaan yang tidak pasti.

155. Sutradara : Orang yang mengatur dan memimpin dalam sebuah permainan.

156. Teknik Muncul : Suatu teknik seorang pemeran dalam memainkan peran untuk

pertama kali memasuki sebuah pentas lakon.

157. Teknik Timing : Teknik ketepatan waktu antara aksi tubuh dan aksi ucapan atau

(18)

158. Tema : Ide dasar, gagasan atau pesan yang ada dalam naskah lakon dan ini

menentukan arah jalannya cerita.

159. Tempo : Cepat lambatnya suatu ucapan yang kita lakukan

160. Thrust : Bentuk panggung yang sepertiga bagiannya menjorok ke depan

161. Timbre : Warna suara yang memberi kesan pada kata-kata yang kita ucapkan

162. Tirai Besi : Satu tirai khsusus yang dibuat dari logam untuk memisahkan bagian

panggung dan kursi penonton. Digunakan bila terjadi kebakaran di atas panggung, tirai ini diturunkan sehingga api tidak menjalar keluar dan penonton bisa segera dievakuasi.

163. Tragedi : Salah satu jenis lakon yang meniru sebuah aksi yang sempurna dari seorang tokoh besar dengan menggunakan bahasa yang menyenangkan supaya para penonton merasa belas kasihan dan ngeri

sehingga penonton mengalami pencucian jiwa atau mencapai katarsis

164. Trapezium : Tulang yang ada pada antara pergelangan tangan dan ibu jari tangan

(19)

166. Wicara : Cara kita berbicara dan cara mengucapkan sebuah dialog dalam naskah lakon

Referensi

Dokumen terkait

Sarana dan prasarana pendukung proses belajar kimia di SMA Negeri 1 Pekalongan sudah cukup memadai, ruang kelas yang ber AC membuat siswa menjadi nyaman berada

The objectives of the study in this thesis are (1) To find out the characteristics of Eddie as described in the story, (2) To find out how Eddie’s incestuous love is revealed in

Selain belajar menceritakan pengalaman, dalam bab ini kalian juga dapat belajar menggunakan huruf kapital, membaca cerita tokoh idola serta membuat karangan sederhana...

Sedangkan pada gambar 3 pantai dikelompokkan pada zona berbahaya, karena pada zona tersebut terdapat 7 pola rip current, dan di lapangan dibuktikan dengan adanya

Pada beban kerja fisik yang dialami oleh pekerja untuk proses pemipihan dan penjemuran cukup berat dimana pekerja melakukan proses pemipih- an menggunakan bantuan alat

Dalam rangka mengantisipasi perubahan kebijakan akibat dinamika perkembangan yang terjadi dan untuk memberikan ruang bagi Kepala Daerah dalam menangani masalah tersebut,

Walaupun sikap Jepang terhadap umat Islam lebih lunak (ini dilihat dari kebijaksanaan-kebijaksanaan Jepang) dari Belanda, namun di balik semua itu tersembunyi maksud untuk

Jika pertanyaan itu juga ingin diketahui jawabannya, maka dia harus memberi tanda centang ( jika tidak berikan langsung.. kepada teman disamping kanannya). Di dalam