• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Perbandingan Jumlah Tepung Terigu Dan Tepung Sukun Dengan Jenis Penstabil Terhadap Mutu Cookies Sukun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh Perbandingan Jumlah Tepung Terigu Dan Tepung Sukun Dengan Jenis Penstabil Terhadap Mutu Cookies Sukun"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

69

DAFTAR PUSTAKA

Afriananda, R. 2012. Pengaruh penambahan sukrosa dan glukosa pada pembuatan permen karamel susu kambing terhadap sifat kimia, mikrobiologi dan organoleptik. Skripsi. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Alinkolis, J.J.1989. Candy Technology. The AVI Publishing Co. Westport Connectitut.

Anggaini, D. N., L. E. Radiati, dan Purwadi. 2012. Penambahan Carboxymethyle Cellulose (CMC) pada Minuman Madu Sari Apel Ditinjau dari Rasa, Aroma, Warna, pH, Viskositas, dan Kekeruhan. Universitas Brawijaya, Malang.

Apriyani, R. N. N., Setyadit, dan M. Arpah. 2011. Karakterisasi empat jenis umbi talas varian mentega, hijau, semir, dan beneng serta tepung yang dihasilkan dari keempat varian umbi talas. Jurnal Ilmu Pangan. (1) : 5-6.

Amos dan Purwanto. 2002. Hard candy dengan flavor dari minyak kelapa. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia. 4 (5) : 1-6.

AOAC. 1995. Official Methods of Analysis of The Association of Analytical Chemists. Washington D.C.

Apriyantono, A. 2006. Bahan pembuat bakery dan kue. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Apriyantono, A., D. Fardiaz, N. Puspitasari, dan S. Budiyanto. 1989. Petunjuk Laboratorium Analisis Pangan. IPB-Press, Bogor.

Aspinal. 1970. Investigation of Some 12th Century Chinese Papers. The Book and Paper Goup Annual Volume 10.The American Institute for Conservation.

Astawan, M. 2004. Membuat Mie dan Bihun. Penebar Swadaya, Jakarta.

Badan Standarisasi Nasional. 2009. Standar Nasional Indonesia. Syarat Mutu Kue Kering (Cookies). SNI 01-2973-1992. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.

Badan Pusat Statistik, 2010. Produksi Sukun Sektor Pertanian di Indonesia Tahun 2008-2010. Badan Pusat Statistik, Jakarta.

(2)

70

Balai Besar Penelitian danPengembangan Pasca Panen Pertanian. 2009. Sukun: bisakah menjadi bahan baku produk pangan?. Dalam Warta Penelitian

dan

Pengembangan Pertanian. Vol 31 : 1.

Bangun, M. K. 1991. Perancangan Percobaan Untuk Menganalisis Data Bagian Biometri. Fakultas Pertanian USU, Medan.

Bernasconi, G., H. Gester, H. Hauser, H. Satuble dan E. Scneiter. 1995. Teknologi Kimia Bagian 2. Terjemahan : L. Hadojo. Pradnya Paramita, Jakarta.

Desroiser, N. W. 2008. Teknologi Pengawetan Pangan. Penerjemah M. Muljohardjo. UI-Press, Jakarta.

Deviwings., 2008. The Science of Bakery Products. The Royal Society of chemistry. Cambrige.

Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 2012. Diversifikasi Produk Olahan Sukun. Bharatara Karya Aksara, Jakarta.

Dwiyani, H. 2013. Formulasi Biskuit Subsitusi Tepung Ubi Kayu dan Ubi Jalar dengan Penambahan Isolat Protein Kedelai serta Mineral Fe dan Zn untuk Balita Gizi Kurang.IPB-Press, Bogor.

Fardiaz, 1986. Mikrobiologi Pangan 1. Gamedia Pustaka Utama, Jakarta.

Farida, A., K. S. Pada, A. Yulastri, dan L. Yusuf. 2008. Patiseri Jilid 1-3. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Fatma, W. N. Zainuddin, L. Yacobus, A. Rohani, R. Baso, M. Aziz dan Anwar. 1986. Penelitian Teknologi Pembuatan Biskuit & Mie. Departemen Perindustrian. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri, Makassar.

Fatmawati, W. T. 2012. Pemanfaatan Tepung Sukun Dalam Pembuatan Produk Cookies. UNY-Press, Yogyakarta.

Fennema, O. R. 1996. Food Chemistry, Third Edition. Marcel Dekker, Inc. New York.

Food Safety Commision. 2007. Polysorbate 20, Polysorbate 40, Polysorbate 65 , and Polysorbate 80. Evaluation Report Food Additives. Juni 2007, (1-35).

Gujral, H.S dan S.S., Brar. 2003. Effect of hydrocolloids on the dehydration kinetics, color, and texture of mango leather. International Journal of Food and Food Prop. 6(2) : 269-279.

(3)

71

Hastuti, A. Y. 2012. Aneka Cookies Paling Favorit, Populer, Istimewa. Cetakan Pertama. Dunia Kreasi, Jakarta.

Hidayat, N. Dan K. Ikariztiana. 2004. Membuat Permen Jelly. Penerbit : Trubus Agisana, Surabaya.

Hildayati, R. 2005. Pengaruh Lama Perendaman Natrium Metabisulfit (Na2SO4) dan Lama Pengeringan Terhadap Mutu Tepung Sukun

(artocarpus altilis). Skripsi. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Hendrasty, H. K. 2013. Bahan Produk Bakery. Graha Ilmu Yogyakarta.

Hui, Y. H. 1992. Encyclopedia of Food Science and Technology.Volume II. John Willey and Sons Inc, Canada.

Imeson, A.1992. Thickening and Gelling Agents for Food. Blackie Academic &

Professional. New York.

Indrasti, D. 2004. Pemanfaatan tepung talas belitung (Xanthosama sagitifollum) dalam pembuatan cookies. Skripsi. Fakultas Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Isnaharani, Y. 2009. Pembuatan Tepung Jerami Nangka Dalam Pembuatan Cookies Serat. Skripsi. Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Koswara, S. 1992. Teknologi Pengolahan Kedelai Menjadikan Makanan Bermutu. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

Kusbiantoro, B. H. Herawati, dan A. B. Ahza. 2005. Pengaruh jenis dan konsentrasi bahan penstabil terhadap mutu produk velva labu jepang. Jurnal Hortikultura.15 (3) : 223 - 230.

Laskowski, J. S. 2001. Developments in Mineral Processing. Elsevier B.V, Amsterdam.

Lingga, L. 2012. Sehat dan Sembuh Dengan Lemak. Gafika Mardi Yuana, Bogor.

Matz, S. A dan T. D. Matz. 1978. Cookies and Crackers Technology (2nd ed). The AVI Publishing Westport, Connecticut.

Matz, S.A. 1992. Bakery Technology and Engineering.Third Edition. Van Nostrand Reinhold, New york.

Medical Biocare. 2002. Tween 20 Buffer ISO9001:2000. Concord, USA.

Mega, H. 2014. Pengaruh metode pembuatan tepung jagung dan perbandingan tepung jagung dan tepung beras terhadap mutu cookies. Skripsi. Jurusan Ilmu Dan Teknologi Pangan. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Minifie, B.W.2003. Chocolate, Cocoa and Confectionary. Van Nostrand Reinhold, New York.

Moehyl, S. 1992. Penyelenggaraan Makanan Instuisi dan Jasa Boga. Bhratara, Jakarta.

Pitojo, S. 1992. Budidaya Sukun. Kanisius, Jakarta.

(4)

72

tehnique. G.Charalambous (Ed). Journal of Food Flavors : Generation Analysis and Process Influence. Vol 7 : 147-151.

Robertson, G. L. 2010. Food Packaging and Shelf Life: A Practical Guide, CRC- Press, Florida.

Rodriguez, L. H., D. A. Morales, E. R. Rodriguez, dan C. D. Romero. 2011. Minerals and trace elements in a collection of wheat landraces from the canary islands. Journal of Food Composition and Analysis. 24:1081-1090.

Rowe, R. C., P,J. Sheskey, and Quinn M. E. 2009.Handbook of Pharmaceutical Excipients Lexi-Comp. American Pharmaceutical Association, Inc.

Shabella, R. 2012. Terapi Daun Sukun Dahsyatnya Khasiat Daun Sukun Untuk Menumpas Penyakit. Cable Book, Klaten.

Sinaga, S. 2010. Pengaruh substitusi tepung terigu dan jenis penstabil dalam pembuatan cookies labu kuning. Skripi. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Soekarto, E. 1985.Penilaian Organoleptik untuk Pangan dan Hasil Pertanian. Bhratara Karya Aksara, Jakarta.

Subagjo, A.2007. Manajemen Pengolahan Kue dan Roti. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Sudarmadji, S. B. Haryono dan Suhardi.1989.Prosedur Analisa Untuk Makanan dan Pertanian. Liberty, Yogyakarta.

Sulastri. 2008. Pengaruh Konsentrasi Gum Arab Terhadap Mutu Velva Buah Nenas Selama Penyimpanan Dingin. Skripsi. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Sutardi dan Supriyanto.1996. Sifat Tepung dan Kesesuaiannya untuk diolah menjadi berbagai produk olahan makanan kecil. Media komunikasi dan informasi pangan. Jakarta

Suprapti, M. L. 2002. Tepung Sukun Pembuatan dan Pemanfaatannya. Kanisius, Jakarta.

Suyanti, S. Widowati dan Suismono.2001.Teknologi Pengolahan Tepung Sukun dan Pemanfaatannya untuk berbagai Produk Makanan Olahan. Balai Penelitian Pasca Panen, Jakarta.

Tensiska. 2008. Serat makanan. Jurnal Teknologi Industri Pangan. Universitas Padjadjaran. (2) : 3-10.

(5)

73

Ugwu, F.M. dan Oranye N.A. 2006. Effect of some processing methods on the toxic components of African breadfruit (Treculia Africana) African. Journal of Biotechnology. Vol. 5 (22) : 2329-2333.

Wahyudi. 2003. Memproduksi Roti. Direktorat Pendidikan Menengah KejuruanDirektorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Warintek. 2010. Pengawetan dan bahan kimia. www.warintek.ristek.go.id. 23 Mei 2014.

Widowati, S. 2001. Prospek Tepung Sukun Untuk Berbagai Produk Makanan Olahan dalam Upaya Menunjang Diversifikasi Pangan. BB Pascapanen, Bogor.

Widowati, S., N. Richana, Suarni, P. Raharto, dan I.G.P. Sarasutha. 2009. Studi Potensi dan Peningkatan Dayaguna Sumber Pangan Lokal untuk Penganekaragaman Pangan di Sulawesi Selatan. Laporan Hasil Penelitian Puslitbangtan, Bogor.

Widyani, R., dan T. Suciaty. 2008. Prinsip Pengawetan Pangan. Swagati-Press, Cirebon.

Wikipedia. 2007. Bakpuder. http://wikipedia.org (23 Mei 2014).

Winarno, F.G, S. Fardiaz dan D. Fardiaz.1984. Pengantar Teknologi Pangan. Gamedia, Jakarta.

Winarno, F.G. 1995. Enzim Pangan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Interaksi lama pengeringan kentang dengan perbandingan tepung terigu dan tepung kentang memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar air dan

Dari daftar analisa sidik ragam (Lampiran 6) dapat dilihat bahwa interaksi perbandingan tepung terigu dengan tepung ubi jalar dan jenis penstabil memberikan pengaruh yang

Interaksi perbandingan tepung terigu dengan tepung labu kuning dan jenis penstabil memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap kadar betakaroten dan uji organoleptik

Tepung sukun merupakan produk olahan dari buah sukun yang memiliki kandungan pati cukup tinggi yaitu sebesar 69% oleh karena itu tepung sukun berpotensi sebagai bahan makanan

Tepung sukun merupakan produk olahan dari buah sukun yang memiliki kandungan pati cukup tinggi yaitu sebesar 69% oleh karena itu tepung sukun berpotensi sebagai bahan

Perbandingan tepung jantung pisang, tepung kacang hijau, dengan tepung terigu memberi pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar

Pembuatan roti dengan mensubstitusi tepung selain tepung terigu memerlukan bahan tambahan makanan yang berkaitan dengan menurunnya kadar protein dalam bentuk gluten yang

Hasil penelitian menunjukan bahwa perbandingan tepung sukun dan tepung terigu pada produk kaastengels berpangaruh terhadap repon organoleptik (warna, aroma, rasa, dan tekstur),