• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Temperatur Terhadap Proses Pemurnian CPO pada Crude Oil Tank (COT) di Stasiun Klarifikasi di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Temperatur Terhadap Proses Pemurnian CPO pada Crude Oil Tank (COT) di Stasiun Klarifikasi di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sejarah Kelapa Sawit

Kelapa sawit bukan tanaman asli dari Indonesia, namun kenyataannya mampu hadir dan berkiprah di Indonesia tumbuh dan berkembang dengan baik (perkebunannya dapat ditemukan antara lain di Sumatera dan D.I. Aceh) dan produk olahannya – minyak sawit – menjadi salah satu komoditas perkebunan yang handal.

Awal mulanya di Indonesia, kelapa sawit sekedar berperan sebagai tanaman hias langka di Kebun Raya Bogor, dan sebagai tanaman penghias jalanan atau perkarangan. Itu terjadi mulai tahun 1848 hingga beberapa puluh tahun sesudahnya.

Ketika itu, tahun 1848, Pemerintah Kolonial Belanda mendatangkan empat batang bibit kelapa sawit dari Mauritius dan Amsterdam (masing-masing mengirimkan dua batang) yang kemudian ditanam di Kebun Raya Bogor.Selanjutnya hasil anaknya dipindahkan ke Deli, Sumatera Utara. Di tempat ini, selama beberapa puluh tahun, kelapa sawit yang telah berkembang biak hanya berperan sebagai tanaman hias di sepanjang jalan di Deli sehingga potensi yang sesungguhnya belum kelihatan.

(2)

Deli, jenis yang waktu itu banyak menghiasi jalanan di Deli (asumsikan di Deli). Perihal kelapa sawit Deli ini, Hallet punya pendapat menarik : kelapa sawit di Deli ternyata lebih produktif, komposisi buahnya juga lebih baik dibandingkan dengan kelapa sawit di Pantai Barat Afrika. Budidaya kelapa sawit yang diusahakan secara komersial oleh A. Hallet, kemudian diikuti oleh K. Schadt, menandai lahirnya perkebunan kelapa sawit di Indonesia.Sejak saat itu perkebunan kelapa sawit di Indonesia mulai berkembang pesat.

2.2. Varietas dari Kelapa Sawit

Ada beberapa varietas tanaman kelapa sawit yang telah dikenal.Varietas-varietas itu dapat dibedakan berdasarkan tebal tempurung dan daging buah, atau berdasarkan warna kulit buahnya. Selain varietas-varietas tersebut, ternyata dikenal juga beberapa varietas unggul yang mempunyai beberapa keistimewaan, antara lain mampu menghasilkan produksi yang baik dibandingkan dengan varietas lain.

Secara umum buah kelapa sawit terdiri dari execarp, mesocarp, shell dankernel.Kedua lapisan execarp dan mesocarp disebut pericarp dan dari lapisan pericarp inilah minyak diekstraksi sehingga menghasilkan minyak kelapa sawit yang

didominasi oleh asam palmitat, sedangkan inti sawit juga mengandung minyak yang mendominasi oleh asam laurat dimana kualitasnya lebih baik dari minyak yang dihasilkan dari pericarp, hanya saja kandungan minyaknya rendah.

(3)

serat daging) dan minyak 20% buah yang dilapisi kulit tipis, kadar minyak pada pericarp sekitar 34 – 40%. Minyak kelapa sawit adalah minyak semi padat yang memiliki komposisi tetap.

2.2.1 Pembagian Varietas Berdasarkan Ketebalan Tempurung dan Daging Buah

Berdasarkan ketebalan cangkang dan daging buah kelapa sawit yang dibudidayakan, dikenal ada lima varietas kelapa sawit yang terdiri dari:

2.2.1.1 Dura

Tempurung cukup tebal antara 2 – 8 mm dan tidak terdapat lingkaran sabut pada bagian luar tempurung. Daging buah relativ tipis dengan persentase daging buah terhadap buah bervariasi antara 35 – 50%. Kernel (daging biji) biasanya besar dengan kandungan minyak yang rendah.

2.2.1.2 Pisifera

Ketebalan tempurung sangat tipis, bahkan hampir tidak ada, tetapi daging buahnya tebal.Persentase daging buah terhadap buah cukup tinggi, sedangkan daging biji sangat tipis. Jenis Pisifera tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan dengan jenis yang lain. Varistas ini dikenal sebagai tanaman betina yang steril sebab bunga betina gugur pada fase dini.Oleh sebab itu, dalam persilangan dipakai sebagai induk jantan. Penyerbukan silang antara Pisifera dengan Dura akan menghasilkan varietas Tenera.

2.2.1.3 Tenera

(4)

ini.Tempurung sudah menipis, ketebalannya berkisar antara 0,5 – 4 mm, dan terdapat lingkaran serabut disekelilingnya. Persentase daging buah terhadap buah tinggi, antara 60 – 90%.Tandan buah yang dihasilkan oleh Tenera lebih banyak daripada Dura, tetapi ukurannya relative lebih kecil.

2.2.1.4 Macro carya

Tempurung sangat tebal, sekitar 5 mm, sedangkan daging buahnya tipis sekali.

2.2.1.5 Diwikka – wakkat

Varietas ini mempunyai ciri khas dengan adanya dua lapisan daging buah.Diwikka – wakka dapat dibedakan menjadi diwikka-wakkadura, diwikka-wakkapisifera dan diwikka-wakkatenera. Dua varietas kelapa sawit yang disebutkan terakhir ini jarang dijumpai dan kurang begitu dikenal di Indonesia.

Perbedaan ketebalan daging buah kelapa sawit menyebabkan perbedaan persentase atau rendemen minyak yang dikandungnya.Rendemen minyak tertinggi terdapat pada varietas Tenera yaitu sekitar 22 – 24%, sedangkan pada varietas Dura antara 16 – 18%. Jenis kelapa sawit yang di usahakan tentu saja yang mengandung rendemen minyak tinggi sebab minyak sawit merupakan hasil olahan yang utama. Sehingga tidak mengherankan jika lebih banyak perkebunan yang menanam kelapa sawit dari varietas Tenera.

Tabel 2.1 Beda Tebal Tempurung dari Berbagai Tipe Kelapa Sawit Tipe Tempurung (mm)

(5)

Dura Tebal : 3 – 5 Tenera Sedang : 2 – 3 Psifera Tipis : 1 - 2

Sumber : Ketaren, S, Pengantar Teknologi Minyak Dan Lemak Pangan (1986)

2.2.2 Pembagian Varietas Berdasarkan Warna Kulit

Ada tiga varietas kelapa sawityang terkenal berdasarkan perbedaan warna kulitnya. Varietas –varietas tersebut antara lain adalah:

2.2.2.1 Nigrescens

Buah berwarna ungu sampai hitam pada waktu muda dan berubah menjadi jingga kehitam-hitaman pada waktu masak.Varietas ini banyak ditanam di perkebunan.

2.2.2.2 Virescens

Pada waktu muda buahnya bewarna hijau dan ketika masak warna buah berubah menjadi jingga kemerahan, tetapi ujungnya tetap kehijauan. Varietas ini jarang dijumpai di lapangan.

2.2.2.3 Albescens

(6)

Tabel 2.2 Kriteria Kematangan Kelapa Sawit, Berdasarkan Warna Kulit Buah dan Bentuk Kulit

Varietas Warna kulit buah (setelah masak)

Nigrescens Merah kehitaman

Varescens Merah terang

Bentuk Buah

Dura Tidak teratur, tempurung tebal

Tenera Penampang bulat, tempurung tipis

Pisifera Penampang bulat, inti kecil

Sumber : Ketaren, S, Pengantar Teknologi Minyak Dan Lemak Pangan (1986)

2.3 Minyak Kelapa Sawit

Salah satu dari beberapa tanaman golongan palm yang dapat menghasilkan minyak adalah kelapa sawit. Kelapa sawit dikenal terdiri dari empat macam tipe atau varietas, yaitutipe Macrocarya, Dura, Tenera dan Pisifera.Warna daging buah kelapa sawit putih kekuningan diwaktu masih muda dan bewarna jingga setelah buah menjadi matang.

(7)

Sebagai minyak atau lemak, minyak kelapa sawit adalah suatu trigliserida, yaitu senyawa gliserol dengan dengan asam lemak.Sesuai dengan bentuk bangun rantai asam lemaknya.Minyak sawit termasuk golongan minyak asam oleat-linoleat. Minyak sawit berwarna merah jingga karena kandungan karotenoida (terutama-βkaroten), berkonsistensi setengah padat pada suhu kamar (konsistensi dan titik lebur minyak ditentukan oleh kadar ALB-nya). Dan dalam keadaan segar dan kadar asam lemak bebas dari baud an rasanya cukup enak. Titik lebur minyak sawit tergantung pada kadar ALB-nya, atau lebih tepat lagi pada kadar digliseridanya. Pada kadar ALB 7% terdapat titik lebur rendah karena terbentuk formasi eutestic antara digliserida dan trigliserida.

Gambar 2.1 Reaksi molekul pembentukan minyak adalah sebagai berikut :

H H

H --- C --- OH HOOCR1 H --- C --- OOCR1 H --- C --- OH + HOOCR2 H --- C --- OOCR2 + 3H2O

H --- C --- OH + HOOCR3 H --- C --- OOCR3

H H

Gliserol Asam Lemak Trigliserida Air

Minyak sawit terdiri atas trigliserida dengan rantai asam lemak yang berbeda-beda.Panjang rantai adalah antara 14 – 20 atom karbon.Dengan demikian sifat minyak kimia ditentukan oleh perbandingan dan komposisi trigliserida tersebut.

(Soepadio Mangoensoekarjo, 2003)

2.3.1 Komposisi Kimia Minyak Kelapa Sawit

(8)

kelapa sawit adalah lemak semi padat yang mempunyai komposisi yang tetap. Rata-rata komposisi asam lemak minyak kelapa sawit dapar dilihat pada Tabel 2.3, bahan yang tidak dapat disabunkan jumlahnya sekitar 0,3 persen.

Tabel 2.3 Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit dan Minyak Inti Kelapa Sawit

Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit (%) Minyak Inti Sawit (%)

Asam kaprilat - 3 – 4

Asam kaproat - 3 – 7

Asam laurat - 46 – 52

Asam miristat 1,1 – 2,5 14 – 17

Asam palmitat 40 – 46 6,5 – 9

Asam stearat 3,6 – 4,7 1 – 2,5

Asam oleat 39 – 45 13 – 19

Asam linoleat 7 - 11 0,5 - 2

Sumber : Eckey, S.W, (1955)

2.3.2 Lemak dan Minyak

Lemak dan minyak merupakan zat makanan nyang penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia.Selain itu, lemak dan minyak juga merupakan sumber energi yang lebih efektif bila dibandingkan dengan karbohidrat dan protein.Satu gram minyak dan lemak dapat menghasilkan 9 kkal.Minyak atau lemak, khususnya minyak nabati mengandung asam lemak essensial seperti asam lenoleat yang dapat mencegah penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan kolesterol.(Poedjadi, 1994).

(9)

dengan sengaja dan lemak berfungsi sebagai penghantar panas, seperti minyak goreng, mentega putiih, lemak dan margarin.Minyak yang telah diekstraksi dari tumbuhan atau hewan dan dimurnikan dikenal dengan minyak atau lemak biasa.(Winarno, 1998).

2.4 Proses Pembuatan CPO

2.4.1 Uraian Proses

Pengolahan bahan kelapa sawit dimaksud untuk memperoleh minyak kelapa sawit (CPO) dan inti kelapa sawit dari biji (nut). Pada prinsip nya proses pengolahan TBS menjadi minyak diperlukan pengolahan. Proses pengolahan buah kelapa sawit yang ada di PKS PT.MNA Kuala Tanjung dapat dilihat dari daftar lampiran, dimana pengolahan ini dibagi dalam beberapa stasiun yaitu:

1. Stasiun Weight Bridge 2. Stasiun Sortasi

3. Stasiun Loading Ramp 4. Stasiun Sterilizer 5. Stasiun Tipler

6. Stasiun Press and Thresser 7. Stasiun Clarification 8. Stasiun Kernel

9. Stasiun Empty Bunch Press

2.4.2. Stasiun Timbangan (Weight Bridge ) 2.4.2.1. Penimbangan TBS (Tandan Buah Segar)

(10)

berat TBS dapat diketahui dari selisih berat bruto (berat truk dan buah) dan berat truk saja. Penimbanga dilakukan pada saat truk berisi buah yang akan masuk ke pabrik dan pada saat truk kosong (keluar dari loading ramp).

2.4.3 Stasiun Sortasi

2.4.3.1 Penyortiran TBS (Tandan Buah Segar)

Sortasi berfungsi untuk memilih buah-buah yang masuk yang diterima pada pabrik. Standart Operating Prosedure (SOP) :

1. Mengatur lokasi pembongkaran 2. Memeriksa SPB

3. Menentukan berat janjang rata-rata 4. Memisahkan TBS yang tidak sesuai 5. Melakukan pemotongan TBS 6. Membuat laporan hasil pemotongan 7. Membuat berita acara pengembalian TBS 8. Memeriksa TBS/brondolan yang berceceran

 Berdasarkan varietas (jenis bibit tanaman) a. Varietas Fisifera

b. Varietas Dura c. Varietas Tenera

 Tabel 2.4 Berdasarkan Fraksi Panen

Fraksi Istilah Kriteria

00 Mentah Sekali Brondolan 0

0 Mentah Brondolan 1-12,5% buah luar

1 Kurang Matang Brondolan 12,5-25% permukaan luar 2 Matang I Brondolan 25-50% permukaan luar 3 Matang II Brondolan 50-75% permukaan luar 4 Lewat Matang Brondolan 75-100% permukaan luar 5 Sangat Matanng Buah dalam ikut memberondol

(11)

e. Buah Mengkal f. Buah Mentah

g. Buah Besar (BJR >12kg)

h. Buah Sedang (BJR 6kg s/d 11,99kg) i. Buah Kecil (BJR 3kg s/d 5,99kg) j. Buah Kastrasi (BJR<3kg)

k. Buah Landak/Buah Sakit l. Tandan Kosong

m. Sampah dan Pasir

 Tabel 2.5 Berdasarkan Berat Janjangan

Jenis Buah Berat Persentase Rendemen

Dura Tenera

Kastrasi <3kg 6% 9%

Kecil 3kg s/d 5,99kg 10% 13%

Sedang 6kg s/d 11,99kg 14% 17%

Besar >12kg 19% 22%

 Tabel 2.6 Berdasarkan Varietas Kelapa Sawit

Jenis Buah Mesacarps Cangkang Inti Rendemen

Dura 20-65% 25-50mm 4-20mm 18-19%

Fisifera 92-97% - 3-8mm 28-29%

Tenera 60-96% 3-20mm 13-15mm 21-23%

2.4.4 Stasiun Loading Ramp

(12)

2.4.4.1Loading Ramp

TBS yang telah ditimbang kemudian buahnya dituang kedalam loading ramp.Loading ramp adalah suatu bangunan bidang T dengan sudut kemiringan 450. Pada loading ramp dilengkapi dengan pintu-pintu sebanyak 52 pintu dimana samping kiri / kanan yaitu 14/14 dan depan 24 pintu yang digerakkan secara hidrolik agar memudahkan memasukkan TBS kedalam lori. Dilantai loading ramp, perlu diperhatikan agar buah jangan berserakan dilantai dengan tujuan agar brondolan jangan sampai tergilas oleh truk, karena buah yang tergilas tersebut akan mengakibatkan tingginya lossis pada kondensat, walaupun minyak tersebut dapat diambil dari recovery fat pit, tetapi asam lemak bebas akan meningkat, untuk itu sebaiknya hal ini dapat dicegah.

2.4.4.2 Lori

Dari loading ramp dengan alat hidrolid pump, TBS dikeluarkan dari lori rebusan yang berkapasitas 10 ton / lori. Dalam mengisi lori harus dihindari pengisian terlalu penuh karena dapat mengakibatkan packing pintu bergeser dan buah jatuh dari lori. Lori didorong ke sterilizer rebusan dengan menggunakan bantuan tali capstand.

2.4.4.3 Transfer Carriage

Transfer Carriage berfungsi untuk memindahkan lori yang berisi atau kosong ke jalur sterilizer yang diinginkan.

2.4.5 Stasiun Sterilizer

2.4.5.1Sterilizer (Perebusan)

(13)

1. Temperatur 1100 – 1400C 2. Waktu sekitar 85 – 90 menit

Dalam Perebusan ada sistem 3 puncak (triple peak)

1. Puncak 1 : dengan tekanan 1,50 bar dengan temperatur 1270 dan dilakukan pembuangan kondensat serta tekanan akan kembali seperti semula 0,0. Tujuan pembuangann kondensat pada puncak 1 adalah untuk membuang deaerasi yang terjebak didalam sterilizer ,membuang kondensat karena udara adalah konduktor terburuk dalam perebusan buah serta membuang air, dan menonaktifkan enzim lipase.

2. Puncak 2 : dengan tekanan 2,20 bar dan temperatur 1350 dan dilakukan pembuangan kondensat sampai tekanan kembali seperti semula 0,0. Tujuan pembuangan kondensat pada puncak 2 adalah untuk membuang air.

3. Puncak 3 : dengan tekanan 2,85 bar dan temperatur 1100 - 1200 dan dilakukan penahanan sebelum pembuangan kondensat selama 25 sampai 30 menit yang bertujuan untuk mempermudah lepasnya inti dari cangkang.

Tujuan dilakukan perebusan (sterilizer) adalah :

 Mematikan/menonaktifkan enzim lipase  Mengurangi kadar air

 Mempermudah lepasnya brondolan dari janjangan  Membantu proses pelepasan inti dari cangkang Langkah – langkah perebusan yaitu :

- Saat buah masuk, exhaust dan kondensat dibuka - Exhaust ditutup, Inlet dibuka sampai tekanan 1,5 bar - Setelah 1 menit inlet dibuka, Kondensat ditutup

- Setelah mencapai 1,5 bar, inlet ditutup dan kondensat dibuka

- Setelah 1 menit kondensat dibuka, exhaust dibuka hingga tekanan mencapai 0,0..

- Exhaust kembali ditutup, Inlet dibuka sampai tekanan 2,2 bar - Setelah 1 menit inlet dibuka, Kondensat ditutup

(14)

- Setelah 1 menit kondensat dibuka, Exhaust dibuka hingga tekanan mencapai 0,0..

- Exhaust kembali ditutup, Inlet dibuka sampai tekanan 2,8 bar - Setelah 1 menit inlet dibuka, Kondensat ditutup

- Setelah mencapai 2,8 bar, Kondensat dan Exhaust tetap tertutup dan secara auto terjadi penahanan selama 25 menit dengan tekanan tetap 2,8 bar. - Setelah penahanan, Inlet ditutup dan Kondensat dibuka

- Setelah tekanan 2,0 bar atau ± 3 menit, Exhaust dibuka hingga tekanan mencapai 0,0..

- Dibuka pintu sterilizer dan lori dikeluarkan

2.4.6 Stasiun Tipler

Stasiun tippler adalah stasiun yang berfungsi untuk membantu menuangkan buah ke bunch scrapper. Adapun tahapan – tahapannya adalah sebagai berikut :

2.4.6.1 Tipler

Tippler adalah alat untuk membantu menuangkan buah ke bunch scrapper dalam hal ini lori yang memuat TBS yang telah direbus dituang perlahan – lahan. Alat ini berkapasitas 1 lori dan waktu yang dibutuhkan untuk menuang semua buah ke bunch scrapper adalah 10 menit.Untuk membawa lori keluar dari sterilizer dengan bantuan tali capstand.Untuk menjaga keamanan, tippler dilengkapi dengan beberapa alat pengaman penuangan.

2.4.7 Stasiun Press and Thresser

2.4.7.1 Thresser

(15)

memipil buah yang dibawa dari scrapper under tipler, sedangkan thresser 3 berfungsi untuk memipil janjangan yang belum membrondol seluruhnya/ sempurna.

Sebelum masuk ke threser 3, janjangan masuk kedalam double crusher agar proses pemipilan bisa sempurna. Pada thresser terdapat lifting bar yag berfungsi untuk melempar janjangan. Janjangan berada di thresser selama ± 3 menit.Putaran dari thresher ± 23 rpm.

Putaran dari thresser bergantung pada ukuran janjangan. Janjangan yang sudah membrondol di thresher 3 masuk ke empty bunch horizontal scrapper lalu jatuh ke empty bunch inclined scrapper lalu didistribusi ke empty bunch press conveyor lalu masuk ke bunch press. Disini janjangan di press untuk diambil minyak yang terkandung di janjangan. Minyak hasil pressan dari janjangan ditampung di sludge colecting lalu dipompakan ke empty bunch tank sedangkan janjangan akan jatuh ke shredder untuk dicacah sebelum dijadikan bahan bakar boiler.

2.4.7.2 Fruit Elevator

Alat ini digunakan untuk mengangkut buah/brondolan dari fruit bottom cross conveyer ke top cross conveyer untuk kemudian dibawa ke distribusi conveyer. Alat ini terdiri dari sejumlah elevator yang diikat pada rantai yang digerakkan oleh elektromotor.

2.4.7.3 Digester

(16)

Temperatur yang digunakan pada digester adalah 90-95oC berguna untuk mempermudah melumatkan daging buah, pada suhu tersebut minyak sudah mencair dan mudah keluar agar perajangannya semakin baik sehingga memperingan kerja screw press.

Faktor yang mempengaruhi kerja digester : 1. Kondisi pisau pengaduk digester (aus) 2. Volume buah di digester

3. Temperatur

4. Kematangan buah saat direbus 5. Kondisi digester

Pembukaan pintu digester bergantung pada jumlah digester yang dipakai. Digester 1 < digester 2 < digester 3, dst. Pencacahan dilakukan selama 15 menit. Minyak yang terdapat dalam adonan dipisahkan dengan mengalirkannya karena apabila masuk ke screw press akan menurunkan kapasitas pengepressan.

2.4.7.4 Screw Press

Screw Press berfungsi untuk mengambil/mengeluarkan minyak dari daging buah. Screw press terdiri dari sepasang worm screw dan hidrolic (mendorong). Kapasitas screw press adalah 15 ton/jam, putaran screw press 12 rpm. Pada hidrolik ring ampere yang digunakan adalah 46-44 ampere dan cara kerja hidrolic adalah menarik dan mendorong, pada saat tekanan 46 akan menarik dan pada saat 44 akan mendorong. Tekanan hidroliknya 50-70 bar.

(17)

2.4.8 Stasiun pemurnian ( Clariffication Station )

Pada stasiun ini minyak kasar mendapat diproses sedemikian rupa hingga mencapai hasil yang lebih murni yang sesuai atau yang diharap kan.

Adapun perlakuan yang terdapat pada stasiun ini yaitu berupa proses pemanasan yang mana pada proses ini akan terjadi pemisahan antara sludge, minyak dan juga air dengan standart nilai yang telah ditentukan.

2.4.8.1. Sand Trap Tank

Merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan pasir dengan minyak.Sand Trap Tank ini bersifat pengendapan jadi dalam hal ini sand trap tank berfungsi untuk mengendap kan pasir yang terdapat pada minyak kasar yang merupakan hasil presan pada screw press.

Prinsip kerja Sand Trap Tank adalah tanki berbentuk silinder yang pada bagian dasarnya berbentuk kerucut .Sand Trap Tank yang telah dimodifikasi ini terdiri dari tiga ruang yaitu:

1. Ruang Pertama : Untuk penampungan minyak kasar dari oil gutter

2. Ruang kedua : Untuk ruang pemisahan. Minyak yang mempunyai berat lebih kecil dari sludge dan pasir akan berada dibagian paling atas akan dialirkan ke vibrating screen, sedangkan sludge dan pasir yang mempunyai berat jenis lebih besar dari pada minyak akan masuk keruang ketiga melalui lubang bawah pemisah.

3. Ruang ketiga : Untuk penampungan sludge sebelum dialirkan ke reclaimed tank 2 lalu dialirkan ke oil tank untuk diendapakan dan dipanaskan kembali. Sludge memiliki berat jenis lebih kecil dari pasir berada dibagian atas. Sedangkan pasir berada pada dasar tanki yang akan keluar melalui lubang kecil didasar tanki dan dialirkan ke sludge fit melalui parit.

(18)

Setelah masuk ke Sand Trap Tank maka minyak hasil presan pada sreew press masuk kedalam vibrating screen dalam hal ini fungsi dari vibrating screen adalah sebagai proses penyaringan fiber atau kotoran yang berupa serat yang terdapat pada minyak tersebut. Tujuan dari penyaringan fiber tersebut adalah agar fiber tersebut tidak menyumbat alat alat yang digunakan slanjutnya pada proses klarifikasi.

Vibrating screen terdiri dari dua buah saringan kawat dengan ukuran saringan diatas 20 mesh dan saringan bawah 40 mesh. Benda – benda padat berupa cake yang disaring pada saringan ini dikembalikan ke fruit elevator untuk diproses kembali. Sedangkan minyak dari vibrating ( Crude Oil Tank ).

2.4.8.3. Crude oil Tank ( COT )

Crude Oil Tank merupakan tangki minyak kasar yang berfungsi sebagai penampungan minyak kasar.Tanki ini dilengkapi dengan pipa pemanas, dengan adanya pipa pemanas tersebut maka pada COT pun dilakukan pemanasan dengan tujuan agar mempermudah proses pemisahan minyak pada proses selanjutnya. Suhu yang digunakan pada COT yaitu bekisar antara 80⁰C – 90OC. Jika suhu dibawah rata-rata maka butiran minyak akan susah terpisah dan jika suhu diatas rata-rata maka akan terjadi emulsi. Yang dimaksud dengan emulsi yaitu system koloid dimana fase terdisfersi berupa padatan dan fase pendisfersi berupa cairan, dan juga dapat menyebabkan air yang berada di lapisan bawah Crude Oil Tank(COT) akan menguap sehingga akan mendorong sludge keatas dan bercampur kembali dengan minyak yang telah terpisahkan dan akan menyebabkan waktu pengendapan semakin lama.Dalam tanki ini juga diberi sekat yang berfungsi untuk mengendapkan pasir yang masih terikut.

(19)

2.4.8.4. Sand Cyclone

Cara kerja send cyclone adalah menggunakan prinsip gaya sentrifugal dan tekanan rendah karena adanya perputaran untuk memisahkan materi berdasarkan perbedaan masa jenis,ukuran dan bentuk. Aliran fluida akan diinjeksikan malelui pipa input, karena bentuk kerucut cyclone akan menginduksikan aliran fluida untuk berputar mencipkan vortex. Partikel dengan ukuran dan kerapatan yang lebih besar akan didorong kearah luar vortex. Gaya gravitasi menyebabkan partikel padat jatuh kesisi kerucut menuju pengeluaran menuju sludge pit.partikel dengan ukuran atau kerapatan yang lebih kecil keluar melalui bagian atas cyclone melalui pusat yang bertekanan rendah menuju sludge distribusi.

2.4.8.5 Sludge Distribusi

Sludge Distribution dapat berfungsi untuk memberikan umpan kedekanter yang berupa sludge.

2.4.8.6. Decanter

Input dari decanter adalah minyak yang ada di Sludge distribusi. Decanter merupakan proses pemisahan 3 fase seperti 2 diantaranya cairan tidak dapat bercampur dan berbeda masa jenisnya serta fase padat 2 cairan yang tidak dapat bercampur akan dialirkan ke sludge drain tank lalu ke reclame tank 1 untuk diendapkan kembali sedangkan fase padat dipompakan ke COT untuk diolah kembali.

Decanter adalah alat untuk memisahkan antara minyak dengan slurry secara sentriusi datar. Decanter juga merupakan mesin yang berfungsi sama dengan saparator yaitu pemisahan minyak yang ada dalam sludge. Decanter bekerja berdasrkan gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh bowl yang berputar secara horizontal.

(20)

decanter terdapat air panas guna untuk mempermudah memisahkan minyak dari sludge. Banyak nya air panas yang digunakan dalam decanter bekisar antara 1-3% dari isi.

2.4.8.7 Oil Tank

Input dari pemurnian minyak ini adalah minyak yang dialirkan ke Oil Tank yang merupakan hasil pengendapan di reclaimed tank 1 dan 2. Minyak yang telah terpisah tadi tertampung dalam tangki ini untuk dipanasi lagi dan diolah lebih lanjut pada sentrifusi minyak. Didalam tanki ini terdapat steam yang berfungsi untuk memanaskan minyak dengan tujuan agar mempermudah proses pemisahan antara uap air dan kotoran. Pengurangan kadar air pada oil tank kurang lebih 0,4 – 0,5%.

Pada tanki ini proses pemisahan berdasarkan pada perbedaan berat jenis pada larutan minyak yang bersih.perbedaan berat jenis lebih cepat terjadi akibat menurunnya viscositas.

2.4.8.8 Oil Purifier (Sentrifusi Minyak)

Minyak dari oil tank yang telah dipanaskan kemudian diumpankan pada purifier tujuan nya adalah untuk mengurangi kadar kotoran dan juga kadar air yang masih terikut pada minyak. Purifier terdiri dari bowl dan disk dengan prinsip kerja sebagai berikut:

Akibat adanya gaya sentrifugal yang dtimbulkan oleh putaran tersebut maka kotoran yang mempunyai berat jenis lebih berat dari minyak akan terlempar kedinding untuk selanjutnya dapat dikeluarkan sedangkan minyak yang mempunyai berat jenis lebih ringan akan mengalir kepipa penyaluran dan menuju ke vacum dryer.

(21)

Pengeringan minyak dilakukan dengan menggunakan vacum dryer. Vacum dryer berfungsi untuk mengurangi kadar air hingga 0,1 – 0,15% dan kadar kotoran hingga 0,013 – 0,015%. Prinsip kerja vacum dryer adalah sebagai berikut.

Minyak dari purifier dipompakan kedalam tanki umpan (float tank) dalam tanki umpan ini terdapat sebuah pelampung baja berbentuk kumparan tirus (taper spindle) yang berfungsi sebagai katup/kran otomatis menjaga kestabilan hampa didalam tabung pengering secara terus menerus.

(22)

Gambar

Tabel 2.2 Kriteria Kematangan Kelapa Sawit, Berdasarkan Warna Kulit Buah dan
Gambar 2.1 Reaksi molekul pembentukan minyak adalah sebagai berikut :
Tabel 2.3 Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit dan Minyak Inti Kelapa

Referensi

Dokumen terkait

sistem dalam menjalankan wewenang dan kekuasaan untuk mengatur kehidupan sosial, ekonomi dan politik suatu negara disebut ... Tujuan pemerintah negara Indonesia

Ada perbedaan yang signifikan antara kualitas tidur anak obesitas dengan anak tidak obesitas pada anak di SD Negeri Serang Sendangsari Pengasih Kulon Progo.. Bagi

Pengelolaan jaringan lokal (LAN), pengelolaan jaringan intranet /internet dilingkungan Kantor Gubernur dilakukan oleh Dinas Kominfo-SP. Penyajian informasi dilakukan

Melalui pendekatan bermain dengan alat bantu bola plastik sebagai upaya tindakan yang diharapkan dapat meningkatkan proses pembelajaran, dan selanjutnya akan

3.4 Menggali informasi dari teks cerita petualangan tentang lingkungan dan sumber daya alam dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih

Spektra (gambar 6) memperlihatkan bahwa terjadi pergeseran batokromik pita I sebesar 65 nm pada penambahan AlCl3 yang menunjukkan adanya kompleks yang terbentuk

3.4 Menggali informasi dari teks cerita petualangan tentang lingkungan dan sumber daya alam dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih

Berdasarkan kajian yang dilakukan yaitu setelah menggunakan metode CTL kerja sama dalam kelompok pada Siklus I tiap kelompok rata-rata dari 5 siswa yang aktif hanya 3 siswa