• Tidak ada hasil yang ditemukan

Revitalisasi Pasar Tradisional di Tengah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Revitalisasi Pasar Tradisional di Tengah"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Revitalisasi Pasar

Tradisional Di Tengah

Arus Pasar Modern

PAPER TEOR I PERUB A HAN SOSIA L

MAHFUZI IRWAN & DIDIK KURNIAWAN

PRODI PENDIDIKAN NONFORMAL – PROGRAM PASCASARJANA UNY 2016

(2)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Menjamurnya pasar modern, dari minimarket hingga supermarket mulai dari daerah

perkotaan hingga perkampungan di berbagai daerah membuat kalangan pedagang pasar

tradisional makin terjepit. Pedagang mengaku sulit bersaing karena selain barang dagangan yang

beragam, harga yang ditawarkan di pasar modern pun saat ini tergolong murah. Diduga

menurunnya daya beli masyarakat di pasar tradisional selama ini akibat konsumen lebih suka

memilih belanja di pasar modern, ketimbang di pasar tradisional. Selama ini pasar tradisional

distigmakan dengan kondisi pasar yang becek dan bau, tawar-menawar yang rumit, tidak aman,

risiko pengurangan timbangan, penuh sesak, dan sejumlah alasan lainnya.

Padahal, pasar tradisional juga masih memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki

pasar modern, di antaranya adalah masih adanya kontak sosial saat tawar-menawar antara

pedagang dan pembeli. Tidak seperti pasar modern yang memaksa konsumen untuk mematuhi

harga yang sudah dipatok. Bagaimanapun juga pasar tradisional lebih menggambarkan denyut

nadi perekonomian rakyat kebanyakan. Di tempat itu, masih banyak orang yang

menggantungkan hidupnya, mulai dari para pedagang kecil, kuli panggul, hingga pedagang

asongan. Berdasarkan permasalahan yang ada tersebut dalam paper ini ini kita akan membahas

bagaimana revitalisasi fungsi pasar dalam meningkatkan sosial perekonomian di Indonesia dan

bagaimana cara untuk lebih meningkatkan mutu dari pasar tradisional agar dapat bersaing

dengan pasar modern.

Ini merupakan fenomena perubahan sosial yang terjadi di lingkungan tempat tinggal kita,

setiap desa dan kota pasti memiliki pusat perbelanjaan baik itu pasar tradsional maupun pasar

modern yang sifatnya lebih terkesan mewah. Para pedagang yang bergantung dari pasar

tradisional mulai sesak napas melihat persaingan yang ada. Tentunya hal tersebut perlu ditangani

agar proses pembangunan lebih terasa adil. Pedagang tradisional masih memiliki

pedagang-pedagang yang setia, di satu sisi pasar modern dibutuhkan untuk kemajuan perekonomian suatu

daerah. Banyak cara yang bisa dilakukan,salah satunya dengan pendekatan pendidikan

(3)

2 BAB II

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan pasar di Indonesia terus mengalami peningkatan, khususnya pasar

modern. Jumlah pasar modern di Indonesia mencapai 23.000 unit. Jumlah tersebut mengalami

peningkatan sebesar 14 % dalam Tiga tahun terakhir (Kemendag.2014). apabila dirincikan,

jumlah pasar modern tersebut dibagi ke beberapa kategori maka pasar modern ada 23.000

dengan rincian14.000 lebih merupakan Minimarket sedangkan 9000 adalah Supermarket

(Kompas.2014). Angka yang cukup besar dalam perkembangan pasar. Sehingga tidak jarang

terlihat di hampir seluruh perkotaan, bahkan pedesaan minimarket-minimarket berjejer

disepanjang jalan. Namun berbeda halnya dengan pasar tradisional, tidak seperti pasar

modernyang mengalami peningkatan jumlahnya, pasar tradsional justru mengalami penurunan.

Berdasarkan survei AC Nielsen tahun 2013 jumlah pasar rakyat berjumlah 13.550 menurun

menjadi 13.450 di tahun 2009 dan pada tahun 2011 menurun menjadi 9.950 (Antara News

desember 2014). Data ini membuktkan bahwa ternyata semakin berkembang dan meningktanya

jumlah pasar modern semakin menurun pula jumah pasar tradisonal/pasar rakyat. Ini menjadi

ketimpangan social bagi para pedagang, khususnya pedagang pasar tradisional. Hal tersebut

diperkuat dengan angka perbandingan pertumbuhan pasar rakyat di Indonesia terus mengalami

penurunan sebesar 8,1 % sementara pasar modern tumbuh 31,4 %. Sungguh perbandingan yang

luar biasa. Hal ini tentu berdampak dengan kesejahteraan masyarakat yang bermata pencaharian

pedagang pasar tradisonal akan mengalami penyempitan lahan konsumen. Berdasarkan data

pada tahun 2011 sebanyak 12,5 % penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai pedagang

pasar rakyat atau setara 30 Juta Jiwa.

Jenis Pasar Tahun 2014 Pertumbuhan

Pasar Modern 23.000 Unit 31,4 %

Pasar

Rakyat/Tradisional

9.950 Unit - 8,1 %

(4)

3

Di Kota Yogyakarta terdapat sekitar 14 toko modern sementara jumlah pasar tradisional

sebanyak 32 buah (Tribun Jogja, 2012). Dengan munculnya berbagai macam toko modern

seperti Indomaret, Alfamart dan Circle K yang telah menjamur di seluruh wilayah Kota

Yogyakarta memberikan berbagai dampak baik positif maupun negatif bagi masyarakat.

Dampak positif yang diberikan antara lain mempermudah akses masyarakat mendapatkan barang

konsumsi yang mereka butuhkan karena minimarket memiliki kelengkapan barang-barang

kebutuhan sehari-hari. Selain itu letaknya yang berada dekat dengan pemukiman maupun akses

jalan membuat minimarket mudah dijangkau. Hal lain yang berkitan dengan dampak positif yang

diberikan minimarket adalah fasilitas yang nyaman dan bersih, harga-harga yang terjangkau dan

seringnya diskon maupun potongan-potongan harga terhadap produk-produk tertentu. Dalam hal

penciptaan lapangan pekerjaan, minimarket dapat menambah peluang kerja bagi masyarakat

yang pada akhirnya mampu meningkatkan penghasilan dan mengurangi pengangguran.Selain

dampak-dampak positif yang telah disebutkan di atas, maraknya pasar modern juga memberikan

berbagai dampak negatif bagi masyarakat.

Dampak negatif yang utama dengan munculnya ritel modern adalah mematikan pasar

dan ritel tradisional. Persaingan keberadaan pasar tradisional maupun toko kebutuhan sehari-hari

(toko kelontong) tradisional muncul karena fasilitas, kenyamanan maupun pelayanan dari

minimarket yang lebih baik sehingga membuat konsumen lebih memilih ritel modern tersebut.

Hal ini jelas dapat mematikan keberadaan pasar dan warung tradisional yang jumlahnya lebih

besar dan menyangkut hajat hidup masyarakat yang lebih luas. Penurunan omset yang didapat

penjual pasar warung tradisional akan berkurang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan

sebelum munculnya minimarket di sekitar mereka.

Persaingan antara pasar modern dengan pasar tradisional semakin tak terkendali

akhir-akhir ini di Kota Yogyakarta. Di Kota Yogyakarta terdapat sekitar 14 toko modern sementara

jumlah pasar tradisional sebanyak 32 buah (Tribun Jogja, 2012). Dengan munculnya berbagai

macam toko modern seperti Indomaret, Alfamart dan Circle K yang telah menjamur di seluruh

wilayah Kota Yogyakarta memberikan berbagai dampak baik positif maupun negatif bagi

masyarakat. Dampak positif yang diberikan antara lain mempermudah akses masyarakat

mendapatkan barang konsumsi yang mereka butuhkan karena minimarket memiliki kelengkapan

(5)

4

maupun akses jalan membuat minimarket mudah dijangkau. Hal lain yang berkitan dengan

dampak positif yang diberikan minimarket adalah fasilitas yang nyaman dan bersih, harga-harga

yang terjangkau dan seringnya diskon maupun potongan-potongan harga terhadap

produk-produk tertentu.

Dalam hal penciptaan lapangan pekerjaan, minimarket dapat menambah peluang kerja bagi

masyarakat yang pada akhirnya mampu meningkatkan penghasilan dan mengurangi

pengangguran.Selain dampak-dampak positif yang telah disebutkan di atas, maraknya pasar

modern juga memberikan berbagai dampak negatif bagi masyarakat. Dampak negatif yang

utama dengan munculnya ritel modern adalah mematikan pasar dan ritel tradisional. Persaingan

keberadaan pasar tradisional maupun toko kebutuhan sehari-hari (toko kelontong) tradisional

muncul karena fasilitas, kenyamanan maupun pelayanan dari minimarket yang lebih baik

sehingga membuat konsumen lebih memilih ritel modern tersebut. Hal ini jelas dapat

mematikan keberadaan pasar dan warung tradisional yang jumlahnya lebih besar dan

menyangkut hajat hidup masyarakat yang lebih luas. Penurunan omset yang didapat penjual

pasar warung tradisional akan berkurang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan sebelum

munculnya minimarket di sekitar mereka

B. Pengertian Pasar

Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan

infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan

imbalan uang. Barang dan jasa yang dijual menggunakan alat pembayaran yang sah seperti uang

fiat. Kegiatan ini merupakan bagian dari perekonomian. Ini adalah pengaturan yang

memungkinkan pembeli dan penjual untuk item pertukaran. Persaingan sangat penting dalam

pasar, dan memisahkan pasar dari perdagangan. Dua orang mungkin melakukan perdagangan,

tetapi dibutuhkan setidaknya tiga orang untuk memiliki pasar, sehingga ada persaingan pada

setidaknya satu dari dua belah pihak. Pasar bervariasi dalam ukuran, jangkauan, skala geografis,

lokasi jenis dan berbagai komunitas manusia, serta jenis barang dan jasa yang diperdagangkan.

Beberapa contoh termasuk pasar petani lokal yang diadakan di alun-alun kota atau tempat parkir,

pusat perbelanjaan dan pusat perbelanjaan, mata uang internasional dan pasar komoditas, hukum

menciptakan pasar seperti untuk izin polusi, dan pasar ilegal seperti pasar untuk obat-obatan

(6)

5

memungkinkan pembeli dan penjual untuk menukar jenis barang, jasa dan informasi. Pertukaran

barang atau jasa untuk uang adalah transaksi.

C. Revitalisasi Pasar

Revitalisasi adalah upaya untuk memvitalkan kembali suatu kawasan atau bagian kota

yang dulunya pernah vital hidup akan tetapi mengalami kemunduran dan degradasi. Proses

revitalisasi sebuah kawasan atau bagian kota mencakup perbaikan aspek fisik dan aspek ekonomi

dari bangunan maupun ruang kota. Revitalisasi fisik merupakan strategi jangka pendek yang

dimaksudkan untuk mendorong terjadinya peningkatan kegiatan ekonomi jangka panjang.

Revitalisasi fisik diyakini dapat meningkatkan kondisi fisik (termasuk juga ruang ruang publik)

kota, namun tidak untuk jangka panjang. Melihat fungsi dan peran pasar tradisional yang

strategis dalam peningkatan pendapatan dan penyerpan tenaga kerja, maka dalam pembangunan

sector perdagangan merupakan salah satu program prioritas yang telah dikembangkan mulai

tahun 2004-2009 merupakan Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri.

Program tersebut secara simultan dan sinergis akan terus dikembangkan untuk memperkuat pasar

dalam negeri melalui pemantapan suplai serta menjaga kelancaran dan efisiensi distribusi barang

kebutuhan masyarakat di berbagai wilayah tanah air.

Dibalik peran pasar tradisional yang strategis tersebut diperlukan upaya-upaya dalam

rangka meningkatkan daya saing pasar tradisional yang identik dengan sebuah lokasi

perdagangan yang kumuh, semrawut, kotor dan merupakan sumber kemacetan lalu lintas. Citra

Pasar Tradisional yang kurang baik tersebut sudah semestinya mendapat perhatian yang cukup

besar karena didalamnya terkait dengan hajat hidup orang banyak. Pembenahan Pasar

Tradisional menjadi tempat belanja yang bercitra positif adalah suatu tantangan yang cukup

berat dan harus diupayakan sebagai rasa tanggung jawab kepada publik. Pembenahan pasar

tradisional tentu saja bukan hanya tugas pemerintah tetapi juga masyarakat, pengelola pasar dan

para pedagang tradisional untuk bersinergi menghapus kesan negatif tersebut sehingga pasar

tradisional masih tetap eksis di tengah persaingan.

(http://pasartradisional.balidenpasartrading.com/index.php?r=statispage/view&id=2 diakses pada

01 Juni 2016).

Sebagai sebuah kegiatan yang sangat kompleks, revitalisasi terjadi melalui beberapa

(7)

6

1. Intervensi fisik

Mengingat citra kawasan sangat erat kaitannya dengan kondisi visual kawasan khususnya

dalam menarik kegiatan dan pengunjung, intervensi fisik ini perlu dilakukan. Intervensi fisik

mengawali kegiatan fisik revitalisasi dan dilakukan secara bertahap, meliputi perbaikan dan

peningkatan kualitas dan kondisi fisik bangunan, tata hijau, sistem penghubung, system memberikan nilai tambah bagi kawasan kota (P. Hall/U. Pfeiffer, 2001).

Revitalisasi yang diawali dengan proses peremajaan artefak urban harus mendukung proses

rehabilitasi kegiatan ekonomi. Dalam konteks revitalisasi perlu dikembangkan fungsi

campuran yang bisa mendorong terjadinya aktivitas ekonomi dan sosial (vitalitas baru).

3. Revitalisasi sosial/institusional

Revitalisasi sebuah kawasan akan terukur bila mampu menciptakan lingkungan yang

menarik (interesting), jadi bukan sekedar membuat beautiful place. Kegiatan tersebut harus berdampak positif serta dapat meningkatkan dinamika dan kehidupan sosial

masyarakat/warga (public realms). Kegiatan perancangan dan pembangunan kota untuk menciptakan lingkungan sosial yang berjati diri (place making) dan hal ini pun selanjutnya perlu didukung oleh suatu pengembangan institusi yang baik.

D. Pasar Tradisional merupakan sektor informal

Konsep sektor informal pertama kali muncul di dunia ketiga, yaitu ketika dilakukan

serangkaian penelitian tentang pasar tenaga kerja perkotaan di Afrika. Keith Hart dalam Damsar

(1997:158), orang yang memperkenalkan pertama kali konsep tersebut pada tahun 1971,

mengemukakan bahwa penyelidikan empirisnya tentang kewiraswastaan di Acca dan kota-kota

lain Afrika bertentangan dengan apa yang selama ini diterima dalam perbincangan tentang

(8)

7

norma formal dari transaksi ekonomi yang dibentuk oleh Negara dan dunia bisnis. Sector

informal tidak berarti illegal. Secara umum, istilah sector informal mengacu pada usaha kecil atau mikro yang dikelola secara individual atau keluarga. (O’Hara, 2001).

Adapun karakteristik sektor informal meliputi :

1. Mudah untuk dimasuki atau dilakukan

2. Bergantung pada sumberdaya asli/yang ada di sekitarnya

3. Kepemilikan usaha oleh keluarga

4. Lingkup usaha berskala kecil

5. Padat kerja dan mengadopsi tekhnologi sederhana

6. Keahlian yang dibutuhkan bukan berasal dari system sekolah formal

7. Tidak mengikuti aturan dan pasar yang kompetitif

8. Unit kerja/usaha berada di luar jangkauan admistrasi formal yang mencakup sektor formal.

9. Kebutuhan modal relatif kecil (http://blog.ui.edu/teguh1 diakses tanggal 01-06-2016).

E. Kendala Dalam Pengelolaan Revitalisasi pasar Tradisional

Adapun beberapa kendala yang dihadapi dalam pengelolaan revitalisasi pasar tradisional

ialah sebagai berikut:

1. Sumber Daya Manusia, baik para pegawai Dinlopas maupun pedagangnya. Kebanyakan

pendidikan masih belum memadai dan bekerja seperti yang dipahami saja tanpa adanya etos

kerja dan profesionalitas.

2. Fasilitas yang masih kurang seperti kamar mandi umum dan lahan parkir. Proses transaksi

tanpa memperdulikan adannya keperluan umum yang seharusnya disediakan sebagai layanan

penunjang belum disediakan.

3. Pasar tradisional merupakan pusat ekonomi rakyat yang orientasinya adalah pelayanan, bukan

(9)

8

F. Program yang dapat dilaksanakan untuk kegiatan

Untuk menjalan program yang tujuannya memperbaiki pasar tradisional apabila diilihat

dari aspek pendidikan khususunya pendidikan nonformal ada beberapa hal yang bisa untuk

dijadikan sebagai contoh, sebagai berikut:

1. Pengembangan sumber daya manusia manusia.

Pengembangan sumber daya manusia untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia,

terutama dalam merevitalisasi kesiapan pasar tradidional agar mampu bersaing secara sehat dan

mempunyai kemampuan dalam menghadapi kemajuan dan tantangan ke depan. Perlu diadakan

pelatihan dan pembinaan. Pelatihan dan pembinaan ini khusus pegawai yang berada dalam

naungan Dinas Pengelola Pasar yang nantinya akan mengelola pasar tradisional.

Adapun pembekalan dalam bentuk pelatihannya meliputi:  Rapat rutin internal setiap pagi sesudah apel.

 In-house training dalam enam bulan pertama dilaksanakan seminggu sekali setiap Selasa.

 Pelatihan yang diselenggarakan instansi terkait.  Outbond.

 Pelatihan Aplikasi SIM HO, SIUP, TDP, Izin Penelitian, IMBB bagi operator. Pelatihan Aplikasi Touch Screen bagi petugas Administrator Touch Screen.

 Pelatihan Aplikasi Antrian bagi petugas pemandu antrian.

 Pelatihan Aplikasi Pelayanan perizinan bagi petugas pendaftaran. (Dokumen Pembentukan SINTAP (UPTSA/Dinas Perizinan Kota Yogyakarta dan

Implementasinya).

 Pelatihan dan pengenalan Aplikasi Touch Screen, Aplikasi Antrian, Aplikasi Pelayanan Perizinan bagi pejabat Struktural dan petugas lapangan Dinas Perizinan.

 Pelatihan Teknisi Komputer dan Programmer Web bagi staff Bidang Sistem Informasi.

 Pelatihan Pelayanan Prima badi karyawan Dinas Perizinan bekerjasama dengan Daya

Prosuremen Mandiri dan Asia Foundation (Dokumen Pembentukan SINTAP

(10)

9

Adapun agenda yang perlu disiapkan dalam rangka membina dan pengelola pedagang pasar

tradional meliputi:

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran.

2. Program Pemeliharaan Sarana Prasarana Kebersihan, Ketertiban dan Keamanan

Pasar.

3. Program Optimalisasi Pemanfaatan Lahan dan Pengelolaan Retribusi

4. Program Pengembangan Pasar (pemberdayaan pasar dan komunitas, pengembangan dan

pembuatan media promosi pasar).

G. Teori Pembangunan Sosial

1. Teori Kevin Lynch - Image of The City

Teori ini mempelajari tentang fisik yang terlihat maupun yang memiliki makna sosial di

dalam daerah tertentu, fungsinya, sejarah, atau bahkan dari namanya. Teori ini akan mengulas

tentang persoalan bentuk yang terlihat dan diambil bahwa dalam bentuk desain yang sebenarnya

harus digunakan untuk memperkuat makna dan tidak meniadakan sesuatu makna yang sudah ada

sebelumnya. (http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2. Diakses hari rabu pukul

05.28wib)

2. Teori Modernisasi

Teori Pembangunan sosial menekankan bahwa pembangunan itu dari manusia untuk

manusia itu sendiri. Pokok pikiran dalam hal ini adalah : dalam proses pembangunan akan

menghasilkan hasil yang lebih besar apabila peran masyarakat lebih besar. Pembangunan

memerlukan 4 jenis infrastruktur, yaitu phisik, sosial, mental dan psikologis. Hal yang terpenting

dalam proses pembangunan adalah kemampuan manusia dalam berpikir. Dalam hal ini

revitalisasi pasar dimaksudkan memberikan cara pandang kontekstual, pengembangan

mental-pikiran, intervensi fisik dan revitalisasi institusional. Hal ini dilakukan dalam rangka menguatkan

sekaligus pendayagunaan agar pasar tradisional menjadi daya tarik dan saling melengkapi

(11)

10 H. Peran PLS

1. Pendampingan terhadap Program Pengembangan Pasar (pemberdayaan pasar dan

komunitas, pengembangan dan pembuatan media promosi pasar). PLS menjadi fasilitator

pelaksanakan pendampingan dan mendukung pengembangan pasar dengan konsep komunitas

berbasis masyarakat dengan pengembangan, inovasi dan pembuatan promosi pasar tradisional

agar mampu menarik animo lebih luas.

2. PLS mengembangkan SDM dengan pembelajaran hadap masalah, pendidikan orang

dewasa dan membekali pedagang dengan aktualisasi diri dan keterampilan berkomunikasi yang

baik, pola hidup sehat dan bersih serta mengembangkan SDM secara berkala dan efektif.

3. Menyelenggarakan program dalam rangka mencerdaskan konsumen untuk belanja. Bisa

(12)

11 BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan

Perkembangan pasar modern telah banyak menggusur keberadaan pasar tradisional yang

secara jelas bahwa pasar tradisional memiliki kekuatan atau ketahanan dalam menghadapi krisis

ekonomi. Adanya pasar tradisional telah banyak berperan dalam pembangunan sosial ekonomi

sehingga perlu menapatkan perhatian agar perannya tetap ada dalam dunia perekonomian. Untuk

itu perlu adanya pembatasan pada pembangunan pasar modern agar tidak mematikan pasar

tradisional. Dan yang paling penting adalah revitalisasi pasar tradisional sebagai upaya

mewujudkan pembangunan berkeadilan. Selanjutnya Pemerintah dan Pemerintah Daerah baik

secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama sesuai dengan bidang tugas masing-masing

melakukan pembinaan dan pengawasan Pasar dan Toko Modern.

b. Saran

Hal-hal yangharus dilakukan baik oleh pasar tradisional maupun pasar modern adalah :

Pasar Tradisional :

1. Mengupayakan sumber-sumber alternatif pendanaan untuk pemberdayaan;

2. Meningkatkan kompetensi pedagang dan pengelola;

3. Memprioritaskan kesempatan memperoleh tempat usaha bagi pedagang Pasar Tradisional

yang telah ada sebelum dilakukan renovasi atau relokasi;

4. Mengevaluasi pengelolaan.

Pasar Modern :

1. Memberdayakan Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern dalam membina Pasar

Tradisional;

(13)

12

Keserasian keberadaan antara pasar tradisional dan pasar modern dapat membuat

pertumbuhan ekonomi makin berkembang pesat. Dengan adanya keserasian tersebut diharapkan

tidak akan terjadi lagi perebutan pelanggan. Untuk dapat mewujudkan hal tersebut perlu

mendapatkan dukungan dan perhatian dari berbagai pihak. Mulai dari Pemerintah Daerah hingga

masyarakat itu sendiri. Apabila sudah terjalin kerjasama yang baik antara Pemerintah Daerah

dengan masyarakat maka akan dapat menciptakan kemudahan-kemudahan baik dari segi

permodalan maupun managemennya. Kestabilan pasar membuat lebih mudah memprediksi

(14)

13

DAFTAR PUSTAKA

Nawawi, Hadari dan Martini Hadari, 1995, Instrumen Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta:

Gadjah Mada University Pres

Nugroho D. Rian 2003. Kebijakan Public: Formulasi, Implementasi. dan Evaluasi, Jakarta.

PTGramedia

Rozaki, Abdur, 2012, Pasar Tradisiona: dibawah Bayang-bayang Dominasi Peran Pasar

Modern, IRE, Yogyakarta

Wahab, Solichin 1997. Analisis Kebijaksanaan : Dari Formulasi ke lmplementasi

Kebijaksanaan Negara., Jakarta . Bumi Aksara..

Wahab, Solichin, 1998. Analisis Kebijakan Publik : Teori dan Aplikasinya. Malang. Fakultas

ltmu Administrasi Universitas Brawijaya.

Winarno, Budi. 2012. Kebijakan Publik : Teori, Proses dan Studi Kasus, Yogyakarta :

PT. Buku Seru

Zuhriyati, Erni, dkk 2012, Kepemimpinan Transformatif Dalam Inovasi Pemerintah di

Pemerintahan Kota Yogyakarta di Era Herry Zudianto, Working Paper No

001/JKSG/2012, JSKG School of Governement, Universitas Muhammadiyah

Referensi

Dokumen terkait

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survei dengan melakukan pengamatan profil tanah pada setiap lapisan horizon tanah untuk membandingkan kesuburan

Untuk permukaan tanah yang relatif datar, bila dianggap pergerakan arah lateral tidak terjadi atau sangat kecil setelah gempa bumi, sehingga regangan voumetrik akan sama

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul “ Pengaruh Ekstrak

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui penelitian Peningkatan hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode kerja kelompok dan media yang tepat pada

Model HEC–HMS dapat memberikan simulasi hidrologi dari puncak aliran harian untuk perhitungan debit banjir rencana dari suatu DAS ( Daerah Aliran Sungai )..

sosiodrama dapat meningkatkan perilaku komunikasi antar pribadi siswa kelas XI TMO A SMK N 2 Salatiga, sejalan dengan hasil penelitian Pancawati, Shandra Setya

Bagi umat Islam, ayat di atas bukan saja dipandang sebagai sebuah catatan tentang waktu diturunkannya Al-Qur'an, akan tetapi juga memiliki makna lain; yakni harapan tentang

Tujuan distribusi adalah untuk memenuhi kebutuhan obat sub unit pelayanan kesehatan yang ada diwilayah kerja puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah dan tepat waktu1. Penyaluran