MODAL SOSIAL DAN KETAHANAN EKONOMI
OJEK PANGKALAN
(Studi Kasus: Ojek Pangkalan Salemba di Salemba Raya
Jakarta Pusat)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
RUSYDAN FATHY
NIM: 1112111000001
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
i
MODAL SOSIAL DAN KETAHANAN EKONOMI
OJEK PANGKALAN
(Studi Kasus: Ojek Pangkalan Salemba di Salemba Raya
Jakarta Pusat)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
RUSYDAN FATHY
NIM: 1112111000001
Di bawah bimbingan:
RR. SATITI SHAKUNTALA, M.SI
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Skripsi yang berjudul :
MODAL SOSIAL DAN KETAHANAN EKONOMI OJEK PANGKALAN
(STUDI KASUS: OJEK PANGKALAN SALEMBA DI SALEMBA RAYA
JAKARTA PUSAT)
1.
Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3.
Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 22 Februari 2017
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI
Dengan ini, Pembimbing Skripsi menyatakan bahwa mahasiswa:
Nama
: Rusydan Fathy
NIM
: 1112111000001
Program Studi
: Sosiologi
Telah menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul:
MODAL SOSIAL DAN KETAHANAN EKONOMI OJEK PANGKALAN
(STUDI KASUS: OJEK PANGKALAN SALEMBA DI SALEMBA RAYA
JAKARTA PUSAT)
dan telah memenuhi persyaratan untuk diuji.
Jakarta, 22 Februari 2017
Mengetahui,
Menyetujui,
Ketua Program Studi
Pembimbing
iv
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI
SKRIPSI
MODAL SOSIAL DAN KETAHANAN EKONOMI OJEK PANGKALAN
(STUDI KASUS: OJEK PANGKALAN SALEMBA DI SALEMBA RAYA
JAKARTA PUSAT)
oleh
Rusydan Fathy
1112111000001
telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 7 Maret 2017. Skripsi
ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada
Program Studi Sosiologi.
Ketua Sidang
Dr. Joharotul Jamilah, M.Si
NIP: 196808161997032002
Penguji I
Penguji II
Saifudin Asrori, M.Si
M. Hasan Ansori, Ph.D
NIP: 197719012009121001
Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada tanggal 7 Maret 2017.
Ketua Program Studi Sosiologi,
FISIP UIN Jakarta
v
ABSTRAK
Skripsi ini menganalisa modal sosial dan ketahanan ekonomi Ojek Pangkalan
Salemba (OPS). Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan latar belakang
terbentuknya modal sosial OPS serta mendeskripsikan peran modal sosial dalam
menciptakan ketahanan ekonomi yang baik bagi OPS. Pengumpulan data dilakukan
melalui teknik dokumen, observasi dan wawancara. Data diolah dan dianalisa
melalui teknik tiga tahap penyandian data: penyandian terbuka, penyandian aksial
dan penyandian selektif. Argumen dirumuskan melalui analisa dengan
menggunakan teori modal sosial sebagai kerangka berpikir utama.
Dari hasil analisa peneliti menemukan bahwa norma dalam OPS (sistem
antrian, penumpang milik bersama, tawar-menawar, musyawarah, keselamatan dan
kenyamanan penumpang dan ojek online boleh
nongkrong
tapi jangan
ngambil
penumpang sembarangan) terbentuk karena adanya nilai-nilai (kekeluargaan,
persaudaraan, kejujuran, kesabaran, rasa syukur dan toleransi) yang dipegang teguh
bersama. Jaringan (
bonding social capital:
kesamaan suku, tempat tinggal dan
nasib;
bridging social capital:
terhadap kepolisian setempat, ojek online, organisasi
sosial keagamaan dan penumpang) OPS terbentuk karena terdapat titik temu
nilai-norma bersama serta adanya kerjasama. Kerja sama tersebut dapat diciptakan
dengan adanya identitas bersama serta norma timbal balik. Kepercayaan dalam OPS
terebentuk secara otomatis beriringan dengan pembentukan norma dan jaringan.
Selanjutnya, norma OPS berperan dalam menumbuhkan kebajikan-kebajikan
sosial (loyalitas, kerukunan, keakraban dan keterbukaan).
Bonding social capital
OPS berperan dalam mempererat kerja sama antar anggota.
Bridging social capital
berperan dalam memperluas kerja sama antara OPS dengan orang lain di luar
komunitas mereka. Kepercayaan berperan sebagai pelumas yang memuluskan
hubungan dan aktifitas yang dilakukan OPS. Akhirnya peneliti menyimpulkan
bahwa OPS sebagai komunitas ojek pangkalan memiliki ketahanan ekonomi yang
baik di tengah perubahan, persaingan dan keterbatasan. Modal sosial OPS
–
norma,
jaringan dan kepercayaan
–
melalui tahapan atau proses pembentukan yang
berlangsung terus-menerus, memiliki manfaat dalam menciptakan ketahanan
ekonomi yang baik bagi mereka.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahirabbil’alamin
. Segala puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya.
Berkat keridhoan-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul: MODAL SOSIAL DAN KETAHANAN EKONOMI OJEK
PANGKALAN (STUDI KASUS: OJEK PANGKALAN SALEMBA DI
SALEMBA RAYA JAKARTA PUSAT). Shalawat serta salam penulis curahkan
kepada junjungan kita, Baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para
sahabatnya. Semoga para ummatnya mampu menyambut tongkat estafet
perjuangan yang beliau sampaikan melalui agama Islam.
Untuk yang teristimewa, Abi dan Umi, Ubaydillah Maimun, S.E. dan Siti
Rohimah. Terima kasih telah memberikan segala bentuk dukungan bagi penulis.
Semoga Abi dan Umi senantiasa dimurahkan rezeki dan dilimpahkan nikmat sehat
wal’afiat, amin. Untuk adik
-adik tersayang, Syarifah Muthmainnah dan Tafrijiyyah
Hasanah. Terima kasih atas segala dukungannya selama ini. Semoga kalian mampu
melebihi pencapaian penulis, amin.
Skripsi ini dapat diselesaikan oleh penulis juga berkat bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak. Untuk itulah dengan segenap kerendahan dan ketulusan hati,
izinkan penulis menyampaikan untaian-untaian terima kasih sebagai bentuk
vii
1.
Bapak Prof. Dr. Zulkifli, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik (FISIP), UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Ibu Dr. Cucu Nurhayati, M.Si., selaku Ketua Program Studi Sosiologi FISIP
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Bapak Husnul Khitam, M.Si., selaku Sekretaris Program Studi Sosiologi FISIP
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.
Ibu Rr. Satiti Shakuntala, M.Si., selaku dosen pembimbing penulisan skripsi
ini, berkat ketelitian, kesabaran dan keikhlasannya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas waktu, tenaga dan pikiran yang
telah beliau berikan.
5.
Seluruh Jajaran Dosen Program Studi Sosiologi FISIP UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Terima kasih atas pengetahuan yang telah ditransmisikan, baik secara
teori dan metodologi maupun secara motivasi dan inspirasi.
6.
Para staff pengurus Bidang Akademik dan Bidang Administrasi FISIP UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih karena telah mempermudah penulis
dalam kepengurusan administrasi.
7.
Pimpinan dan Staff Perpustakaan Utama dan Perpustakaan FISIP UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Terimakasih telah menyediakan beragam rujukan yang
bermanfaat.
8.
Segenap anggota komunitas Ojek Pangkalan Salemba (OPS). Terima kasih atas
sambutan hangat dan kesediaannya berbagi apa yang dibutuhkan penulis dalam
viii
9.
Kawan-Kawan FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, para senior maupun
junior yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu-persatu. Tanpa
mengurangi rasa bangga penulis mengucapkan terima kasih atas identitas
pertemanan yang kita ciptakan.
10.
Kawan-Kawan Sosiologi FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan
2012, Galih, Alby, Ojay, Doyok, Reja, Suki, Lukman, Tegar, Faizal, Arip,
Raka, Runi, Rahmi, Ara, Aul, Ayu Ros, Ayu Fitri, Ella, Yuni, Elita, Divya,
Mega, Neneng, Anisya Bela, Ismi, Irma, Ina, Kiki, Gopay, Reja, Cuplik,
Ichsan, Hanip, Hartadi, Dwi, Fajrul, Embe, Ucok, Roby, Rifki, Fathur, Abun,
Yossy, Dayu, Fala, Anis, Mita, Ratu, dan lain-lain. Terima kasih karena telah
menjadi tandem berjuang yang akan selalu penulis kenang.
11.
Kawan-Kawan KKN LENTERA 2015, Dwi, Isti, Eryan, Rahma, Zainal, Jufri,
Qoleb, Lilis, Ziah, Nanda, dan Tia. Sukses terus untuk kalian.
12.
Kawan-Kawan Kajian Sosiologi (KASOGI) mulai dari para
founding father
sampai angkatan kontemporer yang tidak dapat penulis sebutkan namanya
satu-persatu. Tanpa mengurangi rasa bangga penulis mengucapkan terima
kasih telah menjadi wadah kedua pentransmisian nilai akademis bagi penulis.
13.
Kanda-Yunda HMI KOMFISIP Cabang Ciputat yang tidak dapat penulis
sebutkan namanya satu-persatu. Tanpa mengurangi rasa bangga penulis
mengucapkan terima kasih. Semoga kita berjaya, amin.
14.
Tanpa maksud membeda-bedakan, untuk para manusia yang bernama Gopay,
Wota, Faisal Asadi
,
Hanip,
Rafly, Aldo, Imam, Hasan, Doddy, Oka
dan
ix
15.
Tanpa maksud membeda-bedakan, untuk Abangda Ikhsan Fajri, Abangda
Wirawan Muhammad, Abangda Sulaiman, Abangda Ulumudin, Abangda
Egits, Abangda Ali Imron, Abangda Haiqal, Abangda Yusup Aminudin,
Abangda Ali Wafa serta Abangda-Abangda yang lain. Terima kasih arahannya
senior, kalian luar biasa.
16.
Tanpa maksud membeda-bedakan, untuk sahabat setia, Muhammad Keissar,
Septian Saputra dan Januar Hasdi. Terima kasih atas loyalitasnya. Semoga
persahabatan kita kekal abadi, amin.
Demikian untaian-untaian terima kasih penulis sampaikan, semoga segala
bentuk perbuatan yang mencerminkan nilai kebaikan dan kebenaran akan
mendapatkan balasan. Akhirnya, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi masyarakat pada umumnya dan keluarga besar civitas akademika
sosiologi pada khususnya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Jakarta, 22 Februari 2017
x
DAFTAR ISI
ABSTRAK... v
KATA PENGANTAR... vi
DAFTAR ISI... x
DAFTAR TABEL... xii
DAFTAR GAMBAR... xiii
DAFTAR LAMPIRAN... xiv
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Pernyataan Masalah... 1
B. Pertanyaan Penelitian... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 7
D. Tinjauan Pustaka... 9
E. Kerangka Teoritis... 13
F. Metodologi Penelitian... 21
G. Sistematika Penulisan... 27
BAB II OJEK PANGKALAN SALEMBA... 28
A. Letak Geografis Ojek Pangkalan Salemba... 28
B. Sejarah Berdirinya Ojek Pangkalan Salemba... 34
C. Operasional Ojek Pangkalan Salemba... 43
BAB III MODAL SOSIAL DAN KETAHANAN EKONOMI
OJEK PANGKALAN SALEMBA (OPS)... 47
A. Latar Belakang Terbentuknya Modal Sosial OPS... 47
1. Nilai dan Norma... 47
xi
b. Norma sebagai Pra Kondisi Kepercayaan... 53
2. Jaringan... 56
a. Pada Mulanya Menciptakan Identitas Bersama... 57
b. Norma Timbal Balik... 60
3. Kepercayaan... 65
a. Kepercayaan Diciptakan oleh Norma Bersama... 66
b. Kepercayaan Menciptakan Norma Bersama... 69
B. Peran Modal Sosial bagi Ketahanan Ekonomi OPS... 72
1. Nilai dan Norma... 73
a. Beberapa Bentuk Norma Informal OPS... 73
b. Norma Informal Melahirkan Kebajikan Sosial... 84
2. Jaringan... 88
a. Mempererat Kerja Sama... 89
b. Memperluas Kerja Sama... 92
3. Kepercayaan... 96
a. Kepercayaan Tinggi antar Anggota... 97
b. Kepercayaan Tinggi terhadap Orang Lain... 98
c. Kepercayaan Tinggi dan Implikasinya bagi
Ketahanan Ekonomi OPS... 103
BAB IV PENUTUP... 107
A. Kesimpulan... 107
B. Saran-Saran... 109
xii
DAFTAR TABEL
Tabel I.A1 Bentuk Penolakan Ojek Pangkalan terhadap
Ojek Online... 3
Tabel I.D.1 Tinjauan Pustaka... 12
Tabel I.G.2.1 Profil Informan... 23
Tabel II.B.1 Profil Anggota OPS... 39
Tabel III.A.1.a Terbentuknya Norma OPS... 53
Tabel III.A.2.b Terbentuknya Jaringan dan Kerja Sama OPS... 65
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar I.D.1 Pemetaan Penelitian Terdahulu... 11
Gambar I.E1.1 Level Modal Sosial Coleman dan Putnam... 15
Gambar I.E.2.1 Jagat Norma... 16
Gambar I.E2.2 Unsur Modal Sosial... 20
Gambar II.A.1 Jalan Salemba Raya... 29
Gambar II.A.2 Sekretariat GMKI... 30
Gambar II.A.3 Pangkalan OPS... 30
Gambar II.A.4 Jalan Salemba Bluntas... 33
Gambar II.B.1 Informan S... 34
Gambar III.B.1.a.1 Coretan Absen dalam Sistem Antrian... 76
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Pernyataan Masalah
Skripsi ini secara umum membahas peran modal sosial dengan
mengambil studi pada Ojek Pangkalan Salemba (OPS) di Salemba Raya,
Jakarta Pusat. Secara khusus, skripsi ini mendeskripsikan latar belakang
terbentuknya modal sosial OPS dan perannya bagi ketahanan ekonomi OPS
di Salemba Raya, Jakarta Pusat di tengah-tengah maraknya ojek berbasis
aplikasi
–
online.
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi tidak dapat dielakkan
oleh masyarakat. Masyarakat harus menyesuaikan diri
–
beradaptasi dengan
kemajuan teknologi. Sementara itu di Indonesia, pemanfaatan teknologi telah
memberikan manfaat pada sektor jasa transportasi. Hal itu kini berimplikasi
pada sektor jasa transportasi ojek di Indonesia. Moda transportasi ojek
berbasis aplikasi (ojek online) telah menggeser moda transportasi ojek
konvensional (ojek pangkalan) dalam hal mendapatkan penumpang.
Jasa transportasi ojek online saat ini lebih diminati ketimbang ojek
pangkalan. Seperti yang diutarakan oleh Direktur Jendral Perhubungan Darat,
Djoko Sasono bahwa ojek online digemari masyarakat karena memenuhi dua
prinsip: biaya murah dan kepastian (Aditiasari,
Kemenhub: Masyarakat
Senang Pakai Ojek Digital Meski Rawan Kecelakaan
, diakses dari
http://www.detik.com/finance/berita-ekonomi-bisnis/d-3053278/kemenhub-2
masyarakat-senang-pakai-ojek-digital-meski-rawan-kecelakaan).
Pada
dasarnya, ada tiga pilar utama yang membuat ojek online menggeser
keberadaan ojek pangkalan: keamanan, kepastian dan kecepatan (
3
Kekurangan dan 4 Kelebihan Dari Jasa Ojek Online
, diakses dari
http://www.ojekindonesia.net/2016/10/kekurangan-dan-kelebihan-dari-jasa-ojek.html?=1).
Di sisi lain, banyak ojek pangkalan yang membubarkan dirinya karena
tidak mampu bersaing dengan ojek online. Selain itu, beberapa ojek
pangkalan yang masih bertahan justru tidak menunjukkan hal-hal positif.
Pemberitaan diwarnai dengan perilaku kejahatan berujung kekerasan oleh
tukang ojek pangkalan terhadap pengemudi ojek online (Antara,
Lagi
Pengemudi
Go-Jek
Diamuk
Tukang
Ojek
,
diakses
dari
http://wartakota.tribunnews.com/2015/10/31/lagi-pengemudi-go-jek-diamuk-tukang-ojek).
3
Tabel I.A.1. Bentuk Penolakan Ojek Pangkalan terhadap Ojek Online
No
Lokasi
Kasus
Tahun
Sumber
2015
Larasati,
Rawan Dijalan, Driver Ojek OnlineGunakan Siasat Ini,
diakses
dari
Gojek Ditolak, Pengemudi Grab Bike Ini Aman-AmanSaja,
diakses
dari
http://tempo.co/read/news/2
2016
Fauzy,
Kronologi Bentrok Grab Bike dengan OjekPangkalan di Tebet,
diakses
dari
Penumpang, Driver OjekOnline Dipukul Ojek
Pangkalan,
diakses dari
http://merdeka.com/tag/p/m
5.
Palembang
Pengeroyokan
terhadap ojek
online
2017
Haryanto,
TarikPenumpang, Pengemudi
Ojek Online Opang,
diakses
4
Citra ojek pangkalan semakin buruk ditambah dengan permasalahan
sistem pengelolaan mereka, misalnya penetapan tarif. Terdapat perbedaan
tarif yang signifikan antara ojek pangkalan dengan ojek online. Feby seorang
pengguna jasa ojek online mengatakan, “Dari
Senayan hingga Jalan Abdul
Muis, Saya bisa cuma bayar 28 ribu, kalau ojek pangkalan pasti nembak
(harga) minimal 40 ribu”. (Yudhistira,
Go-Jek: Antara Pangkalan dan Waktu
Luang,
diakses dari
http://katadata.co.id/telaah/2015/07/28/go-jek-antara-pangkalan-dan-waktu-luang).
Bertolak belakang dengan hal itu, ternyata masih ada komunitas ojek
pangkalan yang mampu bertahan tanpa harus melakukan
perbuatan-perbuatan seperti dijelaskan di atas. Ojek Pangkalan Salemba (OPS) di
Salemba Raya, Jakarta Pusat, merupakan salah satu ojek pangkalan yang
bertahan di tengah-tengah keberadaan ojek online. Mereka memiliki
penumpang yang tetap percaya menggunakan jasa mereka. Bagaimana
kepercayaan itu tetap ada tidak terlepas dari bagaimana jaringan atau
hubungan dibangun di atas komitmen terhadap norma-norma yang dipegang
teguh bersama. Hal ini menunjukkan bahwa memang diperlukan modal dalam
bentuk lain yang berguna untuk menciptakan ketahanan ekonomi yang baik
bagi ojek pangkalan.
Beberapa pemberitaan menjadi bukti dan mendukung asumsi peneliti
–
bahwa modal sosial berperan bagi ketahanan ekonomi ojek pangkalan.
5
kepada pelanggan”. (Sari,
Ini Pesan Tukang Ojek Pangkalan ke Gojek Saat
Ambil Penumpang,
diakses dari
http://www.merdeka.com/peristiwa/ini-pesan-tukang-ojek-pangkalan-ke-gojek-saat-ambil-penumpang.html).
Selanjutnya, ojek pangkalan di Kiaracondong, Bandung, memiliki spanduk
yang bertuliskan, “Pangkalan Ojek Zamov, Jalur Bebas, Semua Jenis Ojek
Silahkan Masuk, Rejeki Sudah Ada Yang Ngatur”. (Wahidi,
Pangkalan Ojek
Zamov:
Rejeki
Sudah
Ada
yang
Ngatur
,
diakses
dari
http://www.radarempoa.com/2015/09/pangkalan-ojek-zamov-rejeki-sudah-ada-yang-ngatur.html). Ojek pangkalan sejatinya memiliki keunggulan
tersendiri dibandingkan dengan ojek online. Misalnya sebagaimana
dituturkan oleh pengguna jasa ojek pangkalan, Dwi Ayu, “Enakan naik abang
ojek (pangkalan), enak diajak ngobrol dan tahu jalan, kalau Grab Bike,
patokan jalannya suka salah padahal sudah diberitahu arahny
a”.
(Sari,
Celah
Ojek Pangkalan Ungguli Layanan Go-Jek dan Grab Bike,
diakses dari
http://www.merdeka.com/jakarta/celah-ojek-pangkalan-ungguli-layanan-go-jek-dan-grabbike.html).
Berangkat dari realitas tersebut, maka peneliti tertarik untuk
mendeskripsikan lebih dalam peran modal sosial OPS di Salemba Raya,
Jakarta Pusat bagi ketahanan ekonomi mereka. Sebagaimana telah dijelaskan,
banyaknya ojek pangkalan yang membubarkan diri juga disebabkan oleh
faktor internal
–
buruknya sistem pengelolaan mereka. OPS diduga peneliti
6
ketahanan ekonomi mereka. Terlepas dari penurunan jumlah penumpang,
tetapi OPS tetap masih ada sampai saat ini.
Sementara itu, beberapa ojek pangkalan yang dulunya berada di sekitar
kawasan ini tidak memiliki sistem pengelolaan yang baik
–
dibuktikan dengan
ketidakmampuan mereka untuk bertahan. Terkait hal ini J menceritakan,
“Rebut
-rebutan penumpang kaya di opang laen yang pade bubar tuh... Dulu
tuh di Carolus ojeknye berebutan tunjuk-
tunjuk.” (Wawancara dengan J,
Jakarta 4 Januari 2017). Beberapa ojek pangkalan memilih membubarkan
diri. Beberapa tukang ojek pangkalan akhirnya bekerja seacara individual
tanpa tergabung dengan komunitas ojek pangkalan. S mengungkapkan,
“Banyak juga... tapi yang bertahan kita doang satu. Sampe Opang Salemba
terdaftar jadi paguyuban nih.” (Wawancara dengan Informan S, Jakarta, 3
Oktober 2016).
Perbedaan karakter antara OPS dengan ojek pangkalan lain (yang telah
membubarkan diri) di Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, menjadi alasan
khusus dilakukannya penelitian ini. Lebih jauh, langkanya studi-studi
sosiologi yang menjelaskan ketahanan ekonomi ojek pangkalan tentu sangat
disayangkan, mengingat transformasi jasa transportasi ojek di Indonesia
merupakan hal baru. Selain itu, transportasi memiliki dimensi sosial yang
penting untuk dikaji (Usman, 2015). “Faktanya masih sedikit sekali studi
7
Dari latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan, maka
penelitian mengenai peran modal sosial bagi ketahanan ekonomi ojek
pangkalan merupakan hal yang menarik dan penting untuk dilakukan. Untuk
itulah skripsi ini berjudul
“Modal Sosial dan Ketahanan Ekonomi Ojek
Pangkalan (Studi Kasus: Ojek Pangkalan Salemba di Salemba Raya,
Jakarta Pusat)”.
B.
Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan pernyataan masalah, pertanyaan penelitian yang
dirumuskan:
1.
Bagaimana latar belakang terbentuknya modal sosial Ojek Pangkalan
Salemba di Salemba Raya, Jakarta Pusat?
2.
Bagaimana peran modal sosial bagi ketahanan ekonomi Ojek Pangkalan
Salemba di Salemba Raya, Jakarta Pusat?
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pertanyaan penelitiannya, maka tujuan penelitian
ini:
a.
Untuk mendeskripsikan latar belakang terbentuknya modal sosial
8
b.
Untuk mendeskripsikan peran modal sosial bagi ketahanan ekonomi
Ojek Pangkalan Salemba di Salemba Raya, Jakarta Pusat.
2.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki nilai guna, baik secara teoritis
maupun praktis.
a.
Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya literatur kajian
sosiologi terutama mengenai proses pembentukan dan peran modal
sosial bagi ketahanan ekonomi pelaku ekonomi informal, khususnya
pada sektor jasa transportasi ojek pangkalan.
b.
Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan menjadi informasi bagi perkembangan
permasalahan sosial serupa di waktu mendatang. Serta menjadi evaluasi
bagi pelaku ekonomi informal umumnya dan ojek pangkalan khususnya
dalam mengatasi permasalahan terkait membentuk dan memanfaatkan
modal sosial kelompok. Selain itu, informasi ini diharapkan menjadi
9
D.
Tinjauan Pustaka
Telah banyak penelitian menggunakan modal sosial sebagai kerangka
berpikir utama. Baik menggunakan metode kualitatif (Sila, 2010; Puspitasari,
2012; Asrori, 2014; Utomo, 2015), metode kuantitatif (Thobias, Tungka dan
Rogahang, 2013) maupun metode campuran (Kamarani, 2012).
Penelitian-penelitian di atas menyimpulkan bahwa modal sosial dapat
memberikan manfaat bila digunakan. Modal sosial di antaranya mampu
mengembangkan ekonomi Lembaga Keuangan Mikro (LKM), (Sila, 2010)
dan Pedagang Kaki Lima (PKL) (Utomo, 2015). Modal sosial juga hadir
sebagai solusi pengentasan kemiskinan Rumah Tangga Miskin (RTM)
(Kamarani, 2012). Lebih dari itu, modal sosial juga berguna bagi
pemberdayaan ekonomi perempuan (Puspitasari, 2012) dan pemberdayaan
komunitas perempuan majelis taklim (Asrori, 2014). Terakhir, penelitian
modal sosial yang peneliti temui di atas berpengaruh bagi perilaku pelaku
Usaha Mikro Kecil Menegah (UMKM) (Thobias et al, 2013).
Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian di atas. Perbedaan
tersebut dapat dilihat dari subjek penelitiannya. Subjek penelitian ini adalah
ojek pangkalan, sementara penelitian-penelitian di atas tidak ada yang
menjadikan ojek pangkalan sebagai subjek penelitiannya.
Di sisi lain, selain memetakan tinjauan pustaka dari sisi teori (modal
sosial), tinjauan pustaka juga dilakukan dengan memetakan kasus atau subjek
10
peneliti temui yaitu penelitian yang dilakukan oleh Bahar dan Tamin (2010)
dengan judul “Hubungan Kualitas Pelayanan, Kepuasan dan Loyalitas
Pengguna Ojek Sepeda Motor”. Namun, penelitian tersebut berbeda de
ngan
penelitian ini
–
dilihat dari teori, fokus dan metode penelitian yang digunakan.
Selanjutnya, satu penelitian yang paling relevan berhasil peneliti temui.
Penelitian tersebut dilakukan oleh Antonius Tarigan (2003) dengan judul
“Sektor Informal: Parasitkah Mereka atau A Necessary Evil?” (Studi
Etnografi Tukang Ojek, Kelurahan Cibubur, Jakarta Timur). Penelitian
tersebut menyimpulkan bahwa efektifitas hukum publik dalam mengatur
kehidupan bersama ditentukan oleh kualitas modal sosial seperti kesepakatan,
ikatan emosional dan kekerabatan, solidaritas, intensitas interaksi yang tinggi
serta saling percaya. Oleh karena itu, Tarigan (2003) berargumen bahwa
pemerintah harus percaya adanya aturan-aturan berbasis lokal yang tidak
dapat diintervensi dan alangkah bijak ketika ia dipercayakan dan dikelola
sepenuhnya oleh kelompok masyarakat terkait.
Penelitian dari Tarigan (2003) mungkin memiliki relevansi yang besar
terhadap penelitian ini. Namun, meskipun menggunakan teori modal sosial,
penelitian Tarigan fokus kepada studi etnografi yang mencoba
membandingkan dua ojek pangkalan dengan menjelaskan persepsi dan
perilakunya, ditambah penelitian tersebut dilakukan dalam konteks sosial
yang berbeda (sebelum berkembangnya ojek online di Indonesia). Lagipula,
hasil penelitiannya dikaitkan dengan peran pemerintah. Dengan kata lain,
11
Dapat disimpulkan dari pemetaan yang telah dilakukan, baik secara
teori maupun kasus, penelitian ini berbeda dan memiliki keunikannya sendiri
dengan penelitian-penelitian terdahulu. Perhatikan bagan berikut:
Gambar I.D.1. Pemetaan Penelitian Terdahulu
OJEK SEPEDA MOTOR:
1. Hubungan Kualitas Pelayanan,
Kepuasan dan Loyalitas Pengguna
Ojek Sepeda Motor, (Bahar dan
Tamin, 2010)
MODAL SOSIAL:
1.
LKM
dan
Pengentasan
Kemiskinan (Sila, 2010)
2. Perempuan dan Penguatan
Ekonomi Keluarga (Puspitasari,
2012)
3.
RTM
dan
Pengentasan
Kemiskinan
Kemiskinan
(Kamarani, 2012)
4. Pelaku UMKM (Thobias et al,
2013)
5. Perempuan Majelis Taklim,
(Asrori, 2014)
MODAL
SOSIAL
OJEK
PANGKALAN:
1. Studi Etnografi Ojek Pangkalan
Kel. Cibubur (Tarigan, 2003)
MODAL
SOSIAL
DAN
KETAHANAN
EKONOMI
OJEK PANGKALAN:
12
Sementara itu, tinjauan pustaka yang telah dilakukan dapat dilihat
dengan jelas seperti di bawah ini:
Tabel I.D.1.Tinjauan Pustaka
•Tarigan: "Sektor Informal: Parasitkah Mereka atau A Necessary Evil? (Studi Etnografi Tukang Ojek, Kelurahan Cibubur, JakartaTimur)”
•Sila: “Lembaga Keuangan Mikro dan Pengentasan Kemiskinan: Kasus Lumbung Pitih Nagari diPadang”
•Asrori: “Pemberdayaan Perempuan Majlis Taklim Daarunnisa: Analisis Kapital Sosial”
•Utomo: "Peran Modal Sosial Terhadap Perkembangan Pedagang Kaki Lima Asal Daerah Padang di Sandratex Rempoa Ciputat"
•Kamarani: “Analisis Modal Sosial Sebagai Salah Satu Upaya dalam Pengentasan Kemiskinan: Studi Kasus: Rumah Tangga Miskin di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang”
•Thobias, Tungka dan Rogahang: “Pengaruh Modal Sosial Terhadap Perilaku Kewirausahawan: Studi Pada Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah di Kecamatan Kabaruan Kabupaten Kepulauan Talaud”Bahar, Taslim dan Tamin: “Hubungan Kualitas pelayanan, Kepuasan dan Loyalitas Pengguna Ojek SepedaMotor”
•Bahar dan Tamim: "Hubungan Kualitas Pelayanan, Kepuasan dan Loyalitas Pengguna Ojek Sepeda Motor"
•Puspitasari: "Modal Sosial Perempuan dalam Penguatan Ekonomi Rumah Tangga"
Judul
•Tarigan : Modal Sosial (Ojek Pangkalan)
•Sila : Modal Sosial (Lembaga Kredit Mikro)
•Asrori : Modal Sosial (Majelis Taklim)
•Utomo : Modal Sosial (PKL)
•Kamarani : Modal Sosial (Rumah Tangga Miskin)
•Thobias, Tungka dan Rogahang : Modal Sosial (UMKM)
•Bahar dan Tamin : Kualitas Pelayanan, Kepuasan dan Loyalitas (Ojek Sepeda Motor)
•Puspitasari : Modal Sosial (Perempuan dalam Keluarga)
Teori
(Subjek)
•Tarigan : Etnografi dan Efektifitas Hukum Publik
•Sila : Pengentasan Kemiskinan
•Asrori : Pemberdayaan Perempuan
•Utomo : Pengembangan Ekonomi
•Kamarani : Pengentasan Kemiskinan
•Thobias, Tungka dan Rogahang : Perngembangan Ekonomi
•Bahar dan Tamin : Hubungan Kualitas Pelayanan dengan Kepuasan dan Loyalitas
•Puspitasari : Pemberdayaan Perempuan dan Pengembangan
Ekonomi
13
Dari tinjauan pustaka yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa
kesimpulan. Meskipun penelitian ini dengan penelitian Tarigan memiliki
kesamaan dari sisi teori dan subjek penelitiannya, akan tetapi berbeda dari sisi
fokus penelitiannya. Dengan demikian, penelitian ini memiliki keunikannya
sendiri dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya.
E.
Kerangka Teoritis
1.
Modal Sosial (
social capital
)
Coleman (1989) melihat modal sosial sebagai keseluruhan sesuatu
yang diarahkan atau diciptakan untuk memudahkan tindakan individu dalam
struktur sosialnya. Sementara itu Putnam mengatakan,
“
Sedangkan modal
fisik mengacu kepada objek-objek fisik dan modal manusia mengacu
kepada properti individu, modal sosial merujuk kepada hubungan antara
individu, jaringan sosial dan norma-norma timbal balik serta kepercayaan
yang timbul dari mereka” (2000:
19).
Analisa Coleman (1989) terhadap modal sosial memasukkan unsur
hubungan horisontal dan vertikal
–
dapat dilihat dari keterkaitan antara
ketimpangan sosial dengan prestasi akademik di sekolah. Sementara
gagasan modal sosial dari Putnam (2000) fokus pada hubungan horisontal
yang bersifat resiprokal antara berbagai elemen masyarakat sipil. Putnam
pada gilirannya
–
berdasarkan definisi modal sosialnya
–
lebih menitik
14
(2000), ada dua bentuk modal sosial:
bonding social capital
(modal sosial
mengikat) dan
bridging social capital
(modal sosial menjembatani).
Merujuk pada Sila (2010), penjelasan konsep modal sosial Putnam
memang lebih sempit dibandingkan dengan Coleman yang memasukkan
hubungan-hubungan horisontal dan vertikal sekaligus, serta juga perilaku di
dalam dan antara seluruh pihak dalam masyarakat. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa modal sosial Coleman dan Putnam berada pada level yang
berbeda. Modal sosial Coleman diidentifikasi berada pada analisa level
meso. Gagasan Putnam tentang modal sosial berada pada analisa level
mikro. Hal ini dikarenakan penjelasan Putnam tidak melibatkan unsur
hubungan vertikal di dalamnya.
Modal sosial Putnam menunjukkan relevansinya dengan penelitian ini
karena penelitian ini berada pada tingkat level mikro. Penelitian ini ingin
melihat hubungan horisontal antar sesama anggota OPS, antara anggota
OPS dengan pengemudi ojek online dan penumpang. Penelitian ini
dikatakan bersifat mikro karena tidak memasukkan unsur hubungan
vertikal. Dengan kata lain, peneliti tidak melihat hubungan OPS dengan
15
Gambar I.E.1.1 Level Modal Sosial Coleman dan Putnam
Terakhir yang juga penting untuk diingat, baik Coleman dan Putnam
sama-sama mengakui bahwa modal sosial dapat bertambah maupun
berkurang dari waktu ke waktu (Field, 2010). Sama halnya Coleman dan
Putnam, Fukuyama (2002) menjelaskan bahwa setiap kelompok memiliki
potensi modal sosial
–
sejauh mana ia dimanfaatkan berkenaan dengan
radius kepercayaan. Penelitian ini diarahkan kepada deskripsi tentang
bagaimana
Ojek
Pangkalan
Salemba
(OPS)
menciptakan
dan
memanfaatkan modal sosialnya sehingga memiliki ketahanan ekonomi yang
baik.
2.
Unsur-Unsur Modal Sosial (Norma, Jaringan dan Kepercayaan)
Unsur yang pertama yaitu norma-norma sosial (
social norms
). Secara
umum norma merupakan nilai yang bersifat kongkret. Diciptakan untuk
Meso: Hubungan Horisontal
dan Vertikal
•
Coleman
Mikro: Hubungan
Horisontal
•
Putnam
16
menjadi panduan bagi setiap individu untuk berperilaku sesuai dengan
aturan yang berlaku di masyarakat. Terkait hal ini, Putnam (2000)
menjelaskan bahwa nilai-nilai terkandung di dalam suatu jaringan sosial.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa posisi nilai-nilai menjadi penting
sebagai pengikat atau perekat
–
kohesifitas
–
mempersatukan dalam
menjalin hubungan.
Sementara itu menurut Fukuyama:
Pada umumnya norma yang terbentuk secara spontan cenderung bersifat
informal, dalam arti tidak dituliskan dan diumumkan. Selain merentangkan
norma-norma sosial, mulai dari norma sosial hierarkis hingga norma
spontan, kita juga dapat merentangkan norma lainnya hasil pilihan rasional,
serta norma turun menurun dan arasional. (2005: 179).
Gambar I.E.2.1. Jagat Norma
Rasional
Arasional
(Sumber: Fukuyama, 2005: 180)
Fukuyama (2005) menjelaskan lebih lanjut, bahwa akan terbentuk 4
macam norma dengan 4 sifat yang berbeda: spontan-arasional (alami teratur
sendiri), spontan rasional (tertata sukarela), hierarkis-arasional (keagamaan)
dan hierarkis-rasional (politis). Kemudian, Putnam (2000) menjelaskan
Terbentuk Secara Hierarkis
17
bahwa nilai dan norma yang terkandung dalam jaringan sosial akan
memunculkan kepercayaan. Sama halnya Putnam, bagi Fukuyama (2002)
nilai dan norma merupakan pra kondisi
–
pondasi yang melandasi timbulnya
kepercayaan.
Fukuya
ma (2005) meyakini bahwa “norma
-norma informal tidak akan
hilang dari kehidupan masyarakat modern dan sepertinya akan tetap
demikian di kemudian hari” (h. 230).
Lebih penting lagi, norma-norma ini
menciptakan
–
meminjam istilah Fukuyama (2002)
–
kebajikan sosial
(
social virtues
). Kebajikan-kebajikan sosial:
Beberapa rangkaian kebajikan individu yang bersifat sosial di antaranya
adalah kejujuran, keterandalan, kesediaan untuk bekerja sama dengan orang
lain, kekompakkan dan
sense of dutyterhadap orang lain... Modal sosial
memerlukan pembiasaan terhadap norma-norma yang berlaku, dan dalam
konteksnya termanifestasikan dalam kebajikan-kebajikan sosial umum
–
kesetiaan, kejujuran, kekompakkan dan
dependability. (Fukuyama, 2002:
65).
Unsur modal sosial selanjutnya adalah jaringan sosial (
social
networking
). Definisi jaringan sebagai unsur modal sosial adalah
“Sekelompok orang yang memiliki norma
-norma atau nilai-nilai informal
di samping norma-norma atau nilai-nilai yang diperlukan untuk transaksi
biasa di pasar” (Fukuyama, 2005: 245). Pertukaran informasi yang diwadahi
oleh jaringan untuk berinteraksi akhirnya berkontribusi memunculkan
kepercayaan di antara mereka (Fukuyama, 2002).
Putnam membagi dua jenis modal sosial dilihat dari sisi jaringan.
Menurut Putnam (2000) ada dua jenis modal sosial yang didasarkan pada
18
bonding social capital
(modal sosial mengikat) dan
bridging social capital
(modal sosial menjembatani)
.
Sila menjelaskan terkait hal ini:
Yang pertama mengacu pada modal sosial yang berasal dari
identitas-identitas bersifat eksklusif seperti persekutuan yang berbasis suku atau
agama. Yang kedua bersifat inklusif karena mengacu pada jaringan
persekutuan yang lebih luas melewati basis kesukuan atau keagamaan yang
cenderung homogen. (Sila, 2010: 6).
Modal sosial mengikat cenderung mendorong identitas eksklusif dan
mempertahankan homogenitas sedangkan modal sosial menjembatani
cenderung menyatukan dari beragam ranah sosial (Putnam, 2000).
Masing-masing bentuk tersebut mampu menyatukan kebutuhan yang berbeda.
Modal sosial yang mengikat adalah sesuatu yang jadi perekat dan
memperkuat identitas spesifik (Putnam, 2000). Modal sosial yang
menjembatani merupakan hubungan-hubungan yang menjembatani lebih
baik dalam menghubungkan aset eksternal dan bagi persebaran informasi
dan dapat membangun identitas dan timbal balik yang lebih luas (Putnam,
2000).
Putnam (2000) dalam Asrori (2014) dijelaskan:
Bridging
ditandai oleh hubungan sosial yang bersifat terbuka (inklusif), para
anggotanya mempunyai latar belakang yang heterogen. Orientasi kelompok
ini lebih ditekankan upaya-upaya bersama dalam mencari jawaban atas
permasalahan bersama, serta mempunyai cara pandangan keluar
outwardlooking