• Tidak ada hasil yang ditemukan

PSIKOLOGI sejarah singkat PERKEMBANGAN MANUSIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PSIKOLOGI sejarah singkat PERKEMBANGAN MANUSIA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas Makalah

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN MANUSIA

Oleh

Nama

: Doni Abadi Nababan

Mata Kuliah

: Psikologi Perkembangan

Prodi

: Pendidikan Agama Kristen

(2)

SEKOLAH TINGGI TEOLOGIA ARASTAMAR

RIAU

(STT STAR)

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Studi tentang perkembangan dan pertumbuhan manusia merupakan usaha yang terus berlangsung dan berkembang. Seiring dengan perkembangannya, studi tentang perkembangan manusia telah menjadi sebuah disiplin ilmu dengan tujuan untuk memahami lebih dalam tentang apa dan bagaimana proses perkembangan manusia baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Perintis awal studi ilmiah perkembangan manusia adalah

babybiographies, sebuah jurnal yang mencatat perkembangan awal anak. Kemudian berkembang dengan munculnya teori evolusi Charles Darwin yang pertama kali melihat perilaku bayi adalah sebuah proses perkembangan. Pada tahun 1877 Darwin mempublikasikan catatannya tentang perkembangan sensori, kognitif, dan emosi anaknya di dua belas pertama kehidupannya.

Sampai dengan saat ini kajian mengenai perkembangan manusia telah banyak menunjukkan manfaat yang signifikan. Dan salah satu manfaat dari berkembangnya disiplin ilmu tentang perkembangan manusia ini adalah pendidikan. Dan jika kita berbicara pendidikan tentunya unsur yang mutlak ada ialah manusia itu sendiri. Dalam hal ini kajian ataupun teori-teori mengenai perkembangan manusia sangat dibutuhkan oleh dunia pendidikan. Memahami proses perkembangan manusia baik itu secara fisik maupun psikologis sanat berguna bagi para pendidik. Dengan begitu akan menjadi petimbangan bagi pendidik dalam memilih dan memberikan materi pendidikan dan pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak didik pada tiap tingkat perkembangan tertentu.

(3)

A. PENGERTIAN PERKEMBANGAN MANUSIA.

Secara umum, perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali (Werner, 1969). Beberapa psikolog membedakan arti kata ‘pertumbuhan’ dengan ‘perkembangan’, namun beberapa tidak. Pertumbuhan bisa diartikan sebagai bertambah besarnya ukuran badan dan fungsi fisik yang murni, sedangkan perkembangan lebih dapat mencerminkan sifat yang khas mengenai gejala psikologis yang muncul (Monks, Knoers, Haditono, 1982).

Perkembangan merujuk pada pola kelanjutan dan perubahan yang mungkin terjadi pada seseorang manusia selama perjalanan hidupnya. Sebagian besar perkembangan meliputi perubahan, sekali pun kemunduran menjadi bagian di dalamnya (misalnya, kemampuan mengolah informasi menjadi lebih lambat pada orang dewasa yang lebih tua). Para peneliti yang mempelajari perkembangan merasa tergugah keingintahuannya pada sifat perkembagan yang universal dan variasi yang terjadi pada tiap-tiap individu. Pola dari perkembangan menjadi kompleks karena merupakan hasil dari beberapa proses:

a) Proses Fisik (physical process) meliputi perubahan yang bersifat biologis individu. Gen yang diwariskan pada orangtua, perubahan hormone selama masa pubertas dan menopause, serta perubahan yang terjadi sepanjang hayat pada otak, tinggi badan dan berat badan, dan kemampuan motorik, semua mencerminkan peran perkembangan dari proses biologis.

b) Proses Kognitif (cognitive process) meliputi perubahan yang terjadi dalam pikiran, kecerdasan dan bahasa individu. Mengamati benda-benda berwarna-warni yang terayun di atas ranjang bayi, menyusun kalimat tentang masa depan, membayangkan diri sendiri sebagai seorang bintang film, serta mengingat nomor telepon baru, semua itu menunjukkan perana proses kognitif dalam perkembangan.

(4)

B. TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN MANUSIA

Bagaimana anak-anak berkembang memiliki arti penting khusus. Hal ini dikarenakan anak-anak adalah masa depan bagi masyarakat manapun. Perjalanan kita melalui masa kanak-kanak dimulai dari konsepsi dan berlanjut hingga masa sekolah dasar. Kita akan mengenali pentingnya mengambil pandangan positif atas masa kanak-kanak.

1. Perkembangan Prenatal

Jalur perkembangan prenatal konsepsi (conception) terjadi ketika satu sel sperma memasuki ovum (sel telur). Proses ini disebut pembuahan (fertilization). Zigot (zygote) adalah sel telur yang telah dibuahi. Perkembangan prenatal terbagi menjadi tiga masa:

Masa germinal-minggu ke 1 hingga ke 2: Masa germinal ini dimulai dari konsepsi. Sel telur yang telah dibuahi atau zigot adalah sel tunggal dengan 23 kromosom dari ibu dan 23 kromosom dari ayah. Setelah 1 minggu dan banyak pembelahan sel, zigot akan terdiri atas 100 hingga 150 sel. Pada akhir minggu kedua, kumpulan sel-sel tersebut telah menempel pada dinding Rahim.

Masa embrionik-minggu ke 3 hingga ke 8: Sebelum kebanyakan wanita menyadari bahwa dirinya hamil, tingkat pembelahan sel meningkat secara tajam. Pada minggu ketiga, saluran saraf yang nantinya akan menjadi saraf tulang belakang mulai terbentuk. Pada sekitar hari ke-21, mata mulai muncul dan pada hari ke-24 sel-sel yang akan membentuk jantung mulai membedakan diri. Selama minggu ke-4, bonggol tunas yang akan membentuk lengan dan kaki akan muncul. Pada minggu ke-5 hingga ke-8, jantung mulai berdetak dan tangan serta kaki mulai dapat dibedakan, wajah mulai terbentuk, dan saluran pencernaan mulai muncul.

Masa fetal-bulan 2 hingga 9: Organ-organ mulai matang hingga tahapan dimana janin dapat bertahan hidup di luar rahim. Pada bulan ke-6, mata dan kelopak mata telah terbentuk sempurna, rambut-rambut tipis mulai tumbuh pada janin, refleks untuk menggenggam juga muncul serta pernapasan walaupun tidak teratur sudah dimulai. Pada usia 7 hingga 9 bulan dalam kandungan, janin lebih panjang dan lebih berat, serta beberapa organ yang mulai berfungsi.

2. Perkembangan Fisik pada Masa Kanak-Kanak

(5)

setelah kelahiran) merupakan masa yang paling kaya akan perbahan, kedua setelah masa prenatal. Semasa bayi anak-anak mengalami perubahan dari makhluk yang nyaris tidak dapat bergerak sendiri menjadi makhluk yang bergerak secepat kaki mereka dapat melangkah

Refleks. Bayi yang baru dilahirkan bukan berarti tidak dapat melakukan apa-apa. Mereka lahir ke diperlengkapi dengan sejumlah refleks yang aktif secara genetika untuk menjamin kelangsungan hidup mereka. Beberapa refleks tetap ada sepanjang hidup, misalnya batuk, mengedip dan menguap. Sementara beberapa refleks lainnya seperti menggenggam apapun yang menyentuh ujung jari atau mengisap apapun yang berada di dekat mulut mereka, akan menghilang beberapa bulan setelah kelahiran. Hal itu bersamaan dengan semakin matangnya fungsi otak mereka, dan bagaimana bayi secara sadar mampu mengatur perilaku mereka sendiri.

Keterampilan Motorik dan Persepsi. Secara sejarah, peneliti seperti Arnold Gesell (1934) beranggapan bahwa pencapaian-pencapaian motorik terkua sebagai bagian dari rancangan genetika. Akan tetapi, para psikolog kini mengakui bahwa perkembangan motorik bukan hanya dikarenakan akibat bawaan atau lingkungan semata. Ketika bayi termotivasi melakukan sesuatu, mereka mungkin menciptakan perilaku motorik yang baru. Perilaku baru tersebut merupakan hasil dari pertemuan beragam faktor: perkembangan system saraf, kemampuan tubuh, kemungkinanuntuk melaakukan gerak, tujuan yang ingin dicapai oleh bayi dan dukungan dari lingkungannya untuk mencapai kemampuan tersebut. Para psikolog juga meyakini bahwa kemampuan motoric dan persepsi saling berpasangan. Bayi secara terus-menerus mengoordinasikan gerakan mereka dengan informasi yang mereka rasakan melaluui indra mereka. Memperhatikan orang lain juga merupakan cara bayi untuk memperoleh pengetahuan mengenai dunia ini. Para psikolog yang mempelajari bayi telah mempelajari bahwa persepsi bayi adalah dengan meneliti secara sistematis apa yang dilihat oleh bayi. Cara lain untuk mempelajari persepsi bayi adalah dengan membiasakan bayi pada rangsangan tertentu.

(6)

gunakan. Jika dendrit dan sinaps tidak mendapat rangsangan dari pengalaman yang kaya, maka otak anak-anak akan sulit tumbuh secara normal.

3. Perkembangan Kognitif Pada Masa Kanak-Kanak

Perkembangan kognitif merujuk pada bagaimana pikiran, kecerdasan dan proses bahasa mengalami perubahan seiring kematangan seseorang. Saat itu para psikolog Amerika tidak memiliki teori manapun yang dapat menjelaskan bagaimana pikiran seorang anak berubah seiring dengan dewasanya orang-orang. Lalu, Jean Piaget, seorang pakar psikologi perkembangan terkenal dari Swiss mengubah cara pemikiran yang ada mengenai pikiran seorang anak. Ketika gagasan Piaget diperkenalkan di Amerika, para psikolog Amerika mengambil pandangannya bahwa anak-anak secara aktif membangun dunia kognitif mereka melalui beberapa tahapan. Tiap-tiap tahapan berkaitan dengan usia dan terdiri atas cara-cara berpikir yang berbeda-beda.

4. Perkembangan Sosial-Emosiaonal Pada Masa Kanak-Kanak

Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan seorang anak, mereka bersosialisasi dengan orang lain seperti, orang tua, saudara, teman sebaya dan guru. Dunia mereka yang kecil kemudian semakin luas ketika mereka bertambah usia. Berikut adalah teori perkembangan sosial-emosional erikson:

a) Trust versus mistrust. Tahap ini terjadi pada bayi yaitu sejak kelahiran hingga usia 1,5 tahun. Karakteristik dari tahap ini adalah rasa percaya membutuhkan kenyamanan fisik dan sedikit mungkin rasa takut mengenai masa depan. Trust terbangun ketika kebutuhan dasar bayi seperti kenyamanan, makanan dan kehangatan terpenuhi. Bila kebutuhan bayi tidak cepat ditangani oleh pengasuh yang tanggap dan peka, maka hasilnya adalah tercipta mistrust.

b) Autonomy versus shame and doubt. Tahap ini muncul pada balita usia 1,5 tahun hingga 3 tahun. Karakteristik dari tahap ini adalah Setelah mempercayai pengasuh mereka, bayi mulai menemukan keinginan mereka sendiri. Mereka menyatakan rasa otonomi atau kemandirian mereka. Mereka menyadari keinginan mereka sendiri. Bila anak dibatasi berlebihana atau dihukum terlalu keras, mereka akan cenderung membangun rasa malu atau ragu.

(7)

tantangan tersebut. Anak-anak kini diminta untuk bertanggung jawab. Perasaan bersalah yang tidak nyaman mungkin muncul, bila anak-anak tidak bertnggung jawab atau dibuat terlalu cemas.

d) Industry versus Inferiority. Tahap ini merupakan masa pertengahan dan akhir masa kanak-kanak yaitu usia sekolah dasar, 6 tahun hingga masa puber. Karakteristik dari tahap ini tidak seperti waktu lainnya, anak-anak menjadi lebih antusias dibandingkan masa kanak-kanak awal yang dipenuhi imajinasi. Seiring dengan masuknya anak-anak ke usia sekolah dasar, mereka mengarahkan energy mereka untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan intelektual. Bahaya yang dihadapi pada tahap ini melibatkan perasaan tidak mampu dan tidak produktif.

e) Identitiy versus identitiy confusion. Tahap ini merupakan masa remaja berusia 10 tahun hingga 20 tahun. Karakteristik dari tahap ini yaitu individu dihadapkan dalam pencarian siapa diri mereka, apa yang mereka miliki dan kemana mereka mau pergi dalam hidup ini. Salah satu dimensi yang penting adalah pencarian atas alternatif peran. Pencarian karir juga penting.

f) Intimacy versus isolation. Tahap ini sudah masuk masa dewasa muda usia 20 tahun-an dtahun-an 30 tahun-tahun-an. Karakteristik dari tahap ini yaitu individu dihadapktahun-an pada tugas perkembangan untuk membangun hubungan intim dengan orang lain.

g) Generativity versus stagnation. Tahap ini masuk pada masa dewasa tengah usia 40 tahun-an dan 50 tahun-an. Karakteristik dari tahap ini adalah adanya masalah utama pada tahap ini yaitu bagaimana membantu generasi yang lebih muda berkembang dan menjalani hidup yang bermakna.

h) Integrity versus despair. Tahap ini masuk pada masa dewasa akhir usia 60 tahun-an ke atas. Karakteristik dari tahap ini adalah ketika individu melihat kembali dan mengevaluasi ulang apa yang telah mereka jalani dalam hidup. Pandangan ke belakang ini bisa menjadi positif (integritas) atau negatif (putus asa).

C. MASA REMAJA

Masa remaja (adolescence) adalah masa perkembangan yang merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Masa ini dimulai sekitar pada usia 10 tahun hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 21 tahun.

(8)

Perubahan pubertas. Penanda perubahan fisik pada remaja adalah pubertas (puberty), yaitu masa saat tulang-tulang tumbuh pesat dan kematangan seksual terjadi, biasanya pada awal masa remaja. Bagi anak laki-laki kumis pertama atau mimpi basah untuk pertama kali mungkin dapat menjadi penanda dimulainya pubertas, sedangkan bagi perempuan pada

menarche (siklus menstruasi pertama wanita). Perubahan hormonal menjadi pusat dari perkembangan pubertas. Konsentrasi dari sejumlah hormon meningkat selama masa puber. Testosteron (testosterone), satu jenis androgen, diasosiasikan pada anak laki-laki dengan perkembangan alat kelamin, peningkatan tinggi badan dan perubahan suara. Estradiol (estradiol), satu jenis estrogen, diasosiasikan dengan perkembangan buah dada, rahim dan tulang pada anak perempuan. Para psikolog perkembangan meyakini bahwa perubahan hormonal bertanggungjawab atas setidaknya pada sebagian naik turunnya emosi remaja.

Otak. Para peneliti menemukan beberapa perubahan pada otak selama masa remaja. Perubahan ini berfokus pada awal perkembangan di Amigdala, yang melibatkan emosi dan perkembangan selanjutnya pada korteks prefrontal, bagian tertinggi otak yang melibatkan penalaran dan pengambilan keputusan. Perubahan-perubahan pada otak mungkin dapat menjelaskan mengapa remaja sering menunjukkan emosi yang sangat kuat, namun belum dapat mengontrolnya. Seakan menunjukkan ota mereka belum memiliki rem untuk memperlambat emosi mereka.

1. Perkembangan Kognitif pada Masa Remaja

Teori Formal Operasional Piaget. Piaget mengatakan bahwa remaja memasuki tahapan keempat dan paling terdepan dari perkembangan kognitif yang Piaget sebut sebagai tahap formal operasional, pada usia 11 hingga 15 tahun. Hal ini ditandai dengan pemikiran yang abstrak, idealis, dan logis. Kualitas abstrak dari pemikiran di tingkat formal operasional menjadi nyata pada kemampuan pemecahan masalah verbal baru dari remaja. Indikasi lain dari kualitas abstrak pada pemikiran remaja adalah peningkatan kecendrungan untuk memikirkan mengenai pemikiran itu sendiri. Pemikiran formal operasional juga dipenuhi idealism dan kemungkinan-kemungkinan. Remaja mulai terlibat dalam spekulasi yang lebih jauh tentang kualitas dari apa yang mereka dan orang lain inginkan. Pada saat yang sama dengan ketika remaja mulai berpikir lebih abstrak dan idealis, mereka juga mulai berpikir lebih loggis tentang masalah dan pemecahannya yang memungkinkan.

(9)

dari egosentrisme remaja yang dapat menimbulkan kerusakan paling besar adalah rasa kekebalan. Keyakinan ini akan mendorong perilaku seperti kebut-kebutan, penggunaan obat terlarang, percobaan bunuh diri, dan perilaku seks atau kehamilan remaja.

2. Perkembangan Sosial-Emosional pada Masa Remaja

Peningkatan pemikiran abstrak dan idealos pada masa remaja menjadi dasar untuk mencari indentitas diri. Banyak aspek dari perkambangan sosial-emosional seperti hubungan dengan orang tua, interaksi dengan teman sebaya dan persahabatan, serta nilai-nilai budaya dan eknis yang berkontribusi terhadap perkembangan identitas remaja.

Teori Erikson dan Perkembangan Identitas. Teori Erikson ditandai dengan perhatian utamanya pada tahap ke lima dari perkembangan sosial-emosional, yaitu identity versus identity confusion. Dalam mencari identitas, remaja menghadapi tantangan untuk menemukan siapa mereka, apa peran mereka dan kemana merekaakan pergi di dunia ini. Remaja dihadapkan dengan banyak peranan baru dan status dewasa baik dari segi pekerjaan maupun percintaan. Bila mereka tidak mencari identitas mereka dengan cukup pada tahap ini, maka mereka akan mengalami kebingungan mengenai siapa mereka. Erikson menjelaskan masa remaja sebagai masa penangguhan.masa penangguhan adalah celah pada waktu dan pada perkembangan pikiran antara keamanan pada masa kanak-kanak dengan kemandirian pada masa dewasa.

Status Identitas. James Marcia mengajukan konsep status identitas untuk menjelaskan posisi seseorang dalam perkembangan sebuah identitas. Dalam pandangannya, terdapat, dua dimensi identitas yang penting. Eksplorasi merujuk pada pencarian berbagai pilihan karier dan nilai personal seseorang. Komitmen melibatkan pengambilan keputusan tentang jalur identitas mana yang akan iya ikuti dan melakukan investasi pribadi untuk mencapai identitas tersebut. Beragam kombinasi atas penjelajahan dan komitmen memunculkan satu dari empat status identitas:

a) Identity diffusion: seseorang belum mencari alternatif yang berarti dan belum membuat komitmen. Banyak remaja muda yang meiliki status identitas difusi (tidak jelas). Mereka belum memulai untuk mencari pilihan karier yang berbeda- berbeda dan nilai personal.

(10)

dokter karena hal itulah yang diingkan kedua orang tuanya dan memutuskan bahwa dirinya ingin menjadi dokter.

c) Identity moratorium: seseorang mencari jalur alternative, tetapi belum membuat komitmen. Banyak mahasiswa perguruan tinggi yang berada dalam status moratorium mengenai bidang kejuruan atau karier yang mereka inginkan.

d) Identity achievement: seseorang telah mencari jalur-jalur alternative dan membuat komitmen. Misalnya, seorang individu mungkin akan mempertimbangkan beberapa karier selama beberapa waktu dan akhirnya memutuskan untuk mengejar satu karier sepenuh hati.

Orangtua dan Teman Sebaya. Orangtua dan teman sebaya merupakan pengaruh terbesar pada perkembangan remaja. Untuk membantu remaja mencapai potensi penuh mereka, peranan orang tua yang paling penting adalah dengan mennjadi manajer yang efektif. Aspek penting peran manajer yang dijalankan orangtua adalah pengawasan efektif terhadap remaja. Pengawasan meliputi mengawasi pilihan remaja dalam lingkungan sosial, aktivitas dan persahabatan serta nilai-nilai akademiknya. Selama masa remaja, individu menghabiskan lebih banyak waktu bersama teman sebayanya dibandingkan dengan ketika mereka masih anak-anak. Pengaruh dari teman sebaya ini dapat berupa hal positif maupun negatif. Remaja dapat menjalin persahabatan yang karib bersama beberapa orang sahabat tertentu. Tentunya, beberapa teman sebaya dan sahabat dapat memberikan pengaruh negatif kepada perkembangan remaja.

D. PERKEMBANGAN DEWASA DAN PENUAAN

Perkembangan berlanjut hingga kira-kira 60 tahun sampai pada masa dewasa. Para psikolog perkembangan mengidentifikasikan perkiraan adanya tiga masa dalam perkembangan dewasa: dewasa muda (20-an dan 30-an), dewasa tengah (40-an dan 50-an), dan dewasa akhir (60-an hingga meninggal). Setiap fase menampilkan perubahan fisik, kognitif, dan sosial-emosional.

Tumbuh Dewasa

(11)

Pencarian identitas, terutama dalam asmara dan pekerjaan. Tumbuh dewasa adalah waktu kunci perubahan indentitas terjadi bagi kebanyakan individu.

Ketidakstabilan. Masa dewasa awal merupakan puncak masa seseorang berpindah tempat tinggal, suatu masa di mana masa itu juga terdapat ketidakstabilan dalam asmara, pekerjaan dan pendidikan.

Fokus diri. Menurut Arnett, seseorang yang berada dalam masa tumbuh dewasa “fokus pada diri mereka sendiri sehingga hanya sedikit mempertimbangkan kewajiban sosial dan sedikit mempertimbangkan tugas dan komitmen kepada orang lain, sehingga mereka akan memiliki lebih banyak kemandirian dalam menjalankan hidup mereka”.

Merasa berada “di tengah-tengahj”. Mereka yang berada dalam masa tumbuh dewasamerasa diri mereka sudah bukan remaja lagi, namun belum menjadi orang dewasa sepenuhnya.

Usia dengan segala kemungkinan, masa di mana individu memiliki kesempatan untuk mengubah hidup mereka. Arnett menguraikan dua jalur yang menyebabkan tumbuh dewasadisebut sebagai usia dengan segala kemungkinan: (1) Banyak orang yang berada dalam masa tumbuh dewasa optimis dengan masa depan mereka, dan (2) bagi mereka yang selama ini tumbuh dengan menghadapi kesulitan-kesulitan hidup, masa tumbuh dewasa memberikan kesempatan untuk mengarahkan hidup mereka kea rah yang lebih positif.

Perkembangan Fisik pada Masa Dewasa

a) Perubahan Fisik pada Masa Dewasa Awal. Sebagian besar orang dewasa mencapai puncak perkembangan fisik mereka pada usia 20-an dan usia tersebut merupakan masa seseorang berada di puncak kesehatannya. Sayangnya dewasa muda juga merupakan masa di mana kemampuan fisik mulai mengalami penurunan. Mungkin karena kemantapan kemampuan fisik mereka serta kesehatan secara keseluruhan, dewasa muda jarang menyadari kebiasaan makan yang buruk, terlalu banyak minum minuman keras, dan merokok yang dapat merusak kesehatan mereka seiring dengan bertambahnya usia. Hal yang menjadi perhatian khusus adalah terlalu banyak minum minuman keras pada mahasiswa. Untungnya pada waktu individu mencapai pertengahan usia 20-an, kebanyakan dari mereka mulai mengurangi konsumsi alcohol dan penggunaan obat-obatan terlarang.

(12)

mengalami keriput dan kendur karena hilangnya sejumlah lemk dan kalogen di bawah jaringan kulit. Pigmentasi di lokasi tertentu pada kulit akan menghasilkan noda penuaan, terutama pada wilayah yang sering terkena sinar matahari. Bagi wanita, memasuki usia paruh baya berarti menopause akan segera terjadi. Biasanya pada akhir usia 40-an atau awal 50-an, siklus menstruasi wanita akan berhenti.

c) Perubahan Fisik pada Dewasa Akhir. Para ahli perkembanganmembedakan antara rentang hisup dan harapan hidup. Istilah rentang hidup digunakan untuk menjelaskan batas atas kehidupan suatu spesies, atau lama tahun maksimum seorang individu dapat hidup. Istilah harapan hidup menjelaskan jumlah tahun perkiraan hidup seseorang yang lahir pada tahun tertentu. Perbaikan dalam obat-obatan, gizi, olahraga dan gaya hidup meningkatkan rata-rata harapan hidup sebanyak 31 tahun.

Perkembangan Kognitif pada Masa Dewasa

a) Kognisi pada Dewasa Awal. Piaget berteori bahwa pemikiran formal operasional merupakan tingkat tertinggi dri kemampuan berpikir. Piaget berpendapatbahwa tidak ada perubahan kualitatif baru dalam kognisi yang terjadi pada masa dewasa. Namun, beberapa ahli dalam perkembangan kognitif berpendapat bahwa idealism dalam tahap formal operasional yang dikemukakan Piaget, digantikan pada masa dewasa awal dengan pemikiran yang lebih realistis dan pragmatis. Kesimpulannya untuk sebagian besar orang, kemampuan intelektual sangat kuat pada masa dewasa awal.

b) Kognisi pada Dewasa Tengah. Menurut pandangan John Horn, beberapa kemampuan intelektual mulai mengalami kemunduran pada usia paruh baya, sementara beberapa lainnya meningkat. John Horn percaya bahwa kecerdasan Kristal, adalah kumpulan informasi dan juga kemampuan verbal seseorang meningkat pada masa dewasa tengah. Sebaliknya, kecerdasan cair yaitu kemampuan seseorang untuk bernalar secara abstrak, mulai mengalami penurunan di masa dewasa tengah.

(13)

Perkembangan Sosial-Emosional pada Masa Dewasa

Tahap Dewasa oleh Erikson. Erikson mengatakan bahwa individu memasuki tahap keenam yaitu intimacy versus isolation pada masa awal. Pada saat ini, orang-orang akan menghadapi tugas perkembangan antara menjalin hubungan yang intim dengan orang lain atau terisolasi secara sosial. Lalu Generativity versus stagnation merupakan tahap pada masa dewasa tengah. Perhatian utamanya adalah membantu generasi yang lebih muda untuk mengembangkan kehidupan yang bermakna. Lalu yang terakhir integrity versus despair yang bila mereka telah menjalani tahap sebelumnya dengan negatif maka melihat kebelakang akan menimbulkan keraguan, itulah yang disebut despair. Namun, bila mereka berhasil melewati sebagian besar tahap perkembangan dengan baik maka dengan melihat kebelakang mereka akan merasakan kepuasan.

Krisis Paruh Baya. Istilah yang lebih tepat untuk “krisis paruh baya” mungkin adalah “kesadaran paruh baya”. Maksudnya adalah pada usia paruh baya, orang cenderung menyadari jarak antara menjadi lebih muda dan tua, serta waktu mereka yang tidak lama lagi. Mereka berpikir tentang peran mereka untuk berkontribusi pada generasi selanjutnya. Mereka menimbang-nimbang kembali makna hidup. Bagi kebanyakan orang, kesadaran paruh baya bukannlah sesuatu yang menggemparkan dan menghadapinya sesuai proporsi.

Aliran dalam Perkembangan Manusia

Dalam perkembangan manusia terdapat 3 aliran , yaitu :

1. Aliran Nativisme.

Nativisme adalah suatu aliran yang secara ekstrim menyatakan bahwa perkembangan manusia itu sepenuhnya ditentukan oleh faktor pembawaan atau faktor-faktor yang dibawa sejak lahir.Para ahli yang berpendirian Nativis biasanya mempertahankan kebenaran konsep ini dengan menunjukkan berbagai kesamaan atau kemiripan antara orang tua dengan anak-anaknya.

(14)

Diantara ahli yang dipandang sebagai nativis ialah Noam A. Chomsky kelahiran 1928, seorang ahli linguistic yang sangat terkenal hingga saat ini. Chomsky menganggap bahwa perkembangan penguasaan bahasa pada manusia tidak dapat dijelaskan semata-mata oleh proses belajar, tetapi juga (yang lebih penting) oleh adanya “biological predisposition” (kecenderungan biologis) yang dibawa sejak lahir.

Namun demikian, Chomsky tidak menafikan sama sekali peranan belajar dan pengalaman berbahasa, juga lingkungan. Baginya, semua ini ada pengaruhnya, tetapi pengaruh pembawaan bertata bahasa jauh lebih besar lagi bagi perkembangan bahasa manusia (Bruno, 1987).

Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan manusia ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir itulah yang menentukan perkembangannya dalam kehidupan.Nativisme berkeyakinan bahwa pendidikan tidak dapat mengubah sifat-sifat pembawaaan.Dengan demikian menurut mereka pendidikan tidak membawa manfaat bagi manusia.Karena keyakinannya yang demikian itulah maka mereka di dalam ilmu pendidikan disebut juga aliran Pesimisme Paedagogis.Tokoh aliran ini adalah Schopenhaeur seorang filosof bangsa jerman.

Nativisme berasal dari kata dasar natus = lahir, nativius = kelahiran, pembawaaan. Kalau dipandang dari segi ilmu pendidikan tidak dapat dibenarkan: sebab jika benar segala sesuatu itu tergantung pada dasar, jadi pengaruh lingkungan dan pendidikan dianggap tidak ada, maka konsekuensinya harus harus kita tutup saja semua sekolah, sebab sekolah tidak mampu mengubah anak yang membutuhkan pertolongan. Tidak perlu para ibu, guru, orang tua mendidik anak-anak karena hal itu tidak aka nada gunanya, tak dapat memperbaiki keadaan yang sudah tersedia (ada) menurut dasar.Akan tetapi hal yang demikian itu justru bertentangan dengan kenyataan yang kita hadapi, karena sudah ternyata sejak zaman dahulu hingga sekarang orang berusaha mendidik generasi muda, karena pendidikan itu adalah hal yang dapat, perlu, bahkan harus dilakukan.Jadi konsepsi nativisme itu tidak dapat dipertahankan dan tidak di pertanggung jawabkan.

Dengan demikian,faktor lingkungan atau pendidikan menurut aliran ini dikembangkan seseorang. Dalam ilmu pendidikan ini dikenal sebagai ilmu pedagogik pesimisme, yaitu pendidikan tidak dapat mempengaruhi perkembangan anak kearah kedewasaan yang dikehendaki oleh pendidikan.

2. Aliran Empirisme.

(15)

lingkungan atau pendidikan. Jadi,teori ini menganggap bahwa faktor pembawaan tidak berperan sama sekali dalam proses perkembangan manusia.

bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan stimulasi eksternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan.

Pengalaman yang diperoleh anak dalam kehidupan sehari-hari di dapat dari dunia sekitarnya yang berupa pengetahuan.Pengetahuan ini berasal dari alam bebas ataupun diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk program pendidikan.

Tokoh perintis pandangan ini adalah seorang filsuf Inggris bernama John Locke (1704-1932) yang mengembangkan teori “Tabula Rasa”, yakni anak lahir di dunia bagaikan kertas putih yang bersih. Pengalaman yang diperoleh dari lingkungan akan berpengaruh besar dalam menentukan perkembangan anak.

Aliran empirisme dipandang berat sebelah, sebab hanya mementingkan peranan pengalaman yang diperoleh dari lingkungan. Sedangkan kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir dianggap tidak menentukan, menurut kenyataan dalam kehidupan sehari-hari terdapat anak yang berhasil karena berbakat, meskipun lingkungan sekitarnya tidak mendukung.[

Kebalikan dari aliran nativisme adalah aliran empirisme (empiricisim) dengan tokoh utama John Locke (1632-1704).Nama asli aliran ini adalah “The School of British Empircism” (aliran empirisme inggris). Namun, aliran lebih berpengaruh terhadap para pemikir Amerika Serikat, sehingga melahirkan sebuah aliran filsafat bernama “environmentalisme” (aliran lingkungan) dan psikologi bernama “environmental psychology” (psikologi lingkungan) yang relatif masih baru (Rober, 1988).

(16)

Jika seorang siswa memperoleh kesempatan yang memadai untuk mempelajari ilmu politik, tentu kelak ia akan menjadi seorang polisi. Karena ia memiliki pengalaman belajar di bidang politik, ia tak akan pernah menjadi pemusik, walaupun orang tuanya pemusik sejati.

Kelemahan aliran ini adalah hanya mementingkan pengalaman, sedangkan kemampuan dasar yang di bawa anak sejak lahir, di kesampingkan. Padahal ada anak yang berbakat dan berhasil meskipun lungkungan tidak terlalu mendukung.

Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan manusia itu ditentukan oleh faktor lingkungan atau pendidikan dan pengalaman yang diterimanya sejak kecil.

Manusia dapat dididik menjadi apa saja (kearah yang baik atau kearah yang buruk) menurut kehendak lingkungan atau pendidik-pendidiknya. Dengan demikian pendidikan diyakini sebagai sebagai maha kuasa bagi pembentukan anak didik.Karena pendapatnya yang demikian, maka dalam ilmu pendidikan disebut juga Aliran Optimisme Paedagogis.Tokoh aliran ini yaitu John Locke.

3. Aliran Konvergensi.

Sesuai dengan namanya,Konvergensi yaitu teori yang menjembatani atau menengahi kedua teori atau paham sebelumnya yang bersifat ekstrim yaitu teori nativisme dan empirisme. Sesuai dengan namanya konvergensi yang artinya perpaduan,maka berarti teori ini tidak memihak bahkan memadukan pengaruh kedua unsur pembawaan maupun unsur lingkungan,kedua-duanya sama-sama merupakan faktor yang dominan pengaruhnya bagi perkembangan. Menurut teori ini baik unsur pembawaan maupun unsur lingkungan kedua-duanya sama-sama merupakan faktor yang dominan pengaruhnya bagi perkembangan seseorang.

Aliran konvergensi (convergence) merupakan gabungan antara aliran empirisisme dengan aliran nativisme.Aliran ini menggabungkan arti penting hereditas (pembawaan) dengan lingkungan sebagai factor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia.Tokoh utama konvergensi bernama Louis William Stren (1871-1938), seorang filosof dan psikolog Jerman.

(17)

Berdasarkan uraian mengenai aliran-aliran doktrin filosofis yang berhubungan dengan proses perkembangan diatas, penyusun pandangan bahwa factor yang memengaruhi tinggi rendahnya mutu hasil perkembangan siswa pada dasarnya terdiri atas dua macam:

a. Faktor Intern yaitu factor yang ada dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi pembawaan dan potensi psikologis tertentu yang turut mengembangkan dirinya sendiri.

b. Faktor Eksternal yaitu hal-hal yang datang atau ada diluar diri siswa yang meliputi lingkungan (khususnya pendidikan) dan pengalaman berinteraksi sisw a tersebut dengan lingkungannya.

Perintis aliran ini adalah William Stern (1871-1939), seorang ahli pndidikan bangsa jerman yang berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan di dunia sudah disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk. Penganut aliran ini berpendapat bahwa dalam proses perkembangan anak, baik factor pembawaan maupun factor lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang sangat penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai untuk perkembangan bakat itu. Sebaliknya, lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan perkembangan anak yang optimal kalau memang pada diri anak tidak terdapat bakat yang diperlukan untuk mengembangkan itu.Sebagai contoh, hakikat kemampuan anak manusia berbahasa dengan kata-kata, adalah juga hasil konvergensi.

Teori W. Stern disebut teori konvergensi (konvergen artinya memusat kesatu titik). Jadi menurut teori konvergensi:

1) Pendidikan mungkin untuk dilaksanakan.

2) Pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan lingkungan kepada anak didik untuk mengembangkan potensi yang baik dan mencegah berkembangnya potensi yang kurang baik.

3) Yang membatasi hasil pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan.

(18)

BAB III PENUTUP

Perkembangan dan pertumbuhan manusia adalah Perkembangan dapat diartikan sebagai “perubahan yang progresif dan kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati. Pengertian lain dari perkembangan adalah “perubahan-perubahan yang alami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya yang berlangsung secara sistematis, progresif dan berkesinambungan baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis dan memiliki tugas serta tahapan-tahapan perkembangan dan pertumbuhan manusia dari awal kehidupannya hingga akhir kehidupan.

DAFTAR PUSTAKA

Desmita. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006. Rochmah, Elfi Yuliani. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Teras, 2005.

Purwakania,Aliyah B. Psikologi Perkembangan Islami. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006.

Yusuf L.N, Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008.

Hidayati, Wiji dkk. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Teras, 2008. Rumini, Sri dkk. Psikologi Umum. Yogyakarta: FIK IKIP, 1998.

Suadirman, Siti Partini. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2006.

Hurlock Elizabeth B. 1980 Psikologi Perkembangan Jakarta: Erlangga

King Laura A. 2010 Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiatif Jakarta: Salemba Humanika

Lahey Benjamin B. 2005 Psychology An Introduction 9th edition New York: McGraw-Hill

Book Company

Atkinson, Rita L. Atkinson, Richard C. Smith, Edward E. Bem, Daryl J. Pengantar Psikologi Jilid Satu. Interaksara: 2010

Ahmad Abu. 2009 Psikologi Umum Jakarta: Rineka Cipta Blog Alia Fauziah

(19)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Kemerdekaan Indonesia membawa masyarakat mengenal dunia lebih jauh lagi. Mereka kini sudah lebih mengenal teknologi dan ilmu pengetahuan yang jauh lebih

Kepada UNNES supaya terus menjalin kerjasama yang baik dengan semua instansi yang terkait dengan kegiatan PPL, khususnya dalam hal ini dengan SMA Negeri 5 Semarang. Mahasiswa

Sistem informasi pengendalian persediaan ini bertujuan membantu menghitung jumlah barang yang akan disediakan pada periode mendatang, menentukan waktu pemesanan kembali

dengan jumlah sampel sebanyak 25 sampel yang diambil dari pedagang makanan jajanan saus cabai yang terdapat di.. SD Negeri pada kecamatan Padang

Nugget it ik air (wat erf owls) yang dit ambahkan t epung sagu mempunyai penerimaan rasa yang paling baik dibandingkan dengan penambahan t epung lainnya, yait u j agung, beras,

11. Hak beribadat menurut agama dan kepercayaan. Setiap pasien berhak untuk beribadat sejauh hal itu memungkinkan menurut keadaan penyakitnya dan tidak mengganggu pasien

Dimensi mempunyai dua kegunaan, yaitu untuk menentukan satuan dari suatu besaran turunan dengan cara analisis dimensional dan menunjukkan kesetaraan beberapa besaran