• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA GLO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA GLO"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN DI

INDONESIA, GLOBALISASI DAN EKONOMI

KREATIF

Faktor Penyebab Keberagaman Budaya di Indonesia

Keberagaman budaya terbentuk bukan dengan sendirinya. Faktor utama pembentuk keberagaman adalah manusia yang memiliki kebudayaan tersebut. Selain itu masih ada faktor lain. Berikut ini Faktor Penyebab Keberagaman Budaya di Indonesia yaitu sebagai berikut.

1. Faktor Historis atau Sejarah

Dalam pelajaran sejarah, kita telah mengetahui bahwa nenek moyang bangsa Indonesia sekarang ini berasal dari Yunan, yaitu suatu wilayah di Cina bagian selatan yang pindah ke pulau-pulau di Nusantara. Perpindahan ini terjadi secara bertahap dalam waktu dan jalur yang berbeda. Ada kelompok mengambil jalur barat melalui selat Malaka menuju pulau Sumatra dan Jawa. Adapun kelompok lainnya mengambil jalan ke arah timur, yaitu melalui kepulauan Formosa atau Taiwan, di sebelah selatan Jepang, menuju Filipina dan kemudian meneruskan perjalanan ke Kalimantan. Dari Kalmantan ada yang pindah ke Jawa dan sebagian lagi ke pulau Sulawesi.

Selain itu Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah terutama dalam hal rempah-rempah sehingga banya negara-negara asing ingin menjajah, seperti Portugis, Belanda, Inggris, dan Jepang. Perbedaan jalur perjalanan, proses adaptasi di beberapa tempat persinggahan yang berbeda, serta perbedaan pengalaman dan pengetahuan itulah yang menyebabkan timbulnya pperbedaan suku bangsa dengan budaya yang beranekaragam di Indonesia.

(2)

Globalisasi merupakan proses penting dalam penyebaran budaya dalam masyarakat dunia terutama Indonesia dengan sistem demokrasinya menjadikan negara ini merupakan negara yang terbuka. Dengan keterbukaan tersebut, masyarakat mudah menerima budaya yang datang dari luar meski sering terjadi benturan budaya asing dengan budaya lokal. Masuknya budaya asing inilah salah satu faktor memperkaya budaya dan membuat masyarakat menjadi masyarakat multikultural. Bangsa Indonesia adalah contoh bangsa yang terbuka. Hal ini dapat dilihat dari besarnya pengaruh asing dalam membentuk keanekaragaman masyarakat di seluruh wilayah Indonesia.

Pengaruh asing pertama yang mewarnai sejarah kebudayaan Indonesia adalah ketika orang-orang India, Cina, dan Arab mendatangi wilayah Indonesia, disusul oleh kedatangan bangsa Eropa. Bangsa-bangsa tersebut datang membawa kebudayaan yang beragam. Daerah-daerah yang relatif terbuka, khususnya daerah pesisir, paling cepat mengalami perubahan. Dengan semakin baiknya sarana dan prasarana transportasi, hubungan antarkelompok masyarakat semakin intensif dan semakin sering pula mereka melakukan pembaruan. Adapun daerah yang terletak jauh dari pantai umumnya hanya terpengaruh sedikit sehingga berkembang corak budaya yang khas pula.

3. Faktor Geografis

(3)

Perbedaan-perbedaan kondisi geografis ini telah melahirkan berbagai suku bangsa, terutama yang berkaitan dengan pola kegiatan ekonomi mereka dan perwujudan kebudayaan yang dihasilkan untuk mendukung kegiatan ekonomi tersebut, misalnya nelayan, pertanian, kehutanan, perdagangan, dan lain-lain.

4. Faktor Fisik dan Geologis

Kalau dilihat dari struktur geologis, Indonesia terletak di antara tiga lempeng yang berbeda yaitu Asia, Australia, dan Pasifik. Kondisi ini menjadikan Indonesia menjadi negara berpulau-pulau dan memiliki beberapa tipe geologi, seperti tipe Asiatis, tipe peralihan, dan tipe Australis. Dengan berpulau-pulau, kehidupan masyarakat setiap pulau berbeda-beda sesuai dengan kondisi pulaunya. Masyarakat yang berada di pulau kecil akan mengalami kesulitan sumber daya alam dan pulau besar memiliki sumber daya alam yang banyak. Hal ini membuat budaya setiap pulau berbeda pula.

5. Faktor Iklim yang Berbeda

Selain memiliki berbagai pulau di Indonesia yang memengaruhi kebudayaan masyarakat, iklim juga sangat memengaruhi kebudayaan di Indonesia. Orang yang berada di daerah pegunungan dengan iklim sejuk membentuk kebudayaan msayarakat yang ramah. Adapun orang yang berada di tepi pantai yang memiliki iklim panas membentuk kontrol emosi seseorang lebih cepat marah.

Dampak Keragaman Budaya di Indonesia

Keragaman budaya dalam ilmu Antropologi dinamakan sebagai diversitas. Negara dengan keanekaragaman budaya seperti Indonesia jika ditanggapi dengan sikap memandang perbedaan, dapat menimbulkan dampak negatif. Sebaliknya, bila keanekaragaman tersebut dikelola dengan semestinya, akan menjadi kekuatan tersendiri.

(4)

multietnik dan struktur masyarakat Indonesia yang majemuk dan plural. Menurut David Lockwood konsensus dan konflik merupakan dua sisi mata uang karena konsensus dan konflik adalah dua gejala yang melekat secara bersama-sama di dalam masyarakat. Menurut Samuel Huntington, Indonesia adalah negara yang mempunyai potensi disintegrasi paling besar setelah Yugoslavia dan Uni Soviet pada akhir abad ke-20.

Menurut Clifford Geertz apabila bangsa Indonesia tidak mampu mengelola keanekaragaman etnik, budaya, dan solidaritas etniknya maka Indonesia akan berpotensi pecah menjadi negara-negara kecil. Misalnya, potensi disintegrasi akibat gerakan Organisasi Papua Merdeka yang menginginkan kemerdekaan Provinsi Papua dari Indonesia.

Pola kemajemukan masyarakat Indonesia dapat dibedakan menjadi dua. Pertama, diferensiasi yang disebabkan oleh perbedaan adat istiadat (custom differentiation) karena adanya perbedaan etnik, budaya, agama, dan bahasa. Kedua, diferensiasi yang disebabkan oleh perbedaan struktural (structural differentiation) yang disebabkan oleh adanya perbedaan kemampuan untuk mengakses potensi ekonomi dan politik antar etnik yang menyebabkan kesenjangan sosial antar etnik.

Namun, kemajemukan masyarakat tidak selalu menunjukkan sisi negatif saja. Pada satu sisi kemajemukan budaya masyarakat menyimpan kekayaaan budaya dan khazanah tentang kehidupan bersama yang harmonis apabila integrasi masyarakat berjalan dengan baik. Selain itu, keberagaman budaya juga bisa menarik banyak turis ke Indonesia sehingga devisa negara bertambah.

(5)

Pada sisi lain, kemajemukan selalu menyimpan dan menyebabkan terjadinya potensi konflik antaretnik yang bersifat laten (tidak disadari) maupun manifes (nyata) yang disebabkan oleh adanya sikap etnosentrisme, primordialisme, dan kesenjangan sosial.

Pola etnopolitic conflict dapat terjadi dalam dua dimensi, yaitu pertama, konflik di dalam tingkatan ideologi. Konflik ini terwujud dalam bentuk konflik antara sistem nilai yang dianut oleh pendukung suatu etnik serta menjadi ideologi dari kesatuan sosial. Kedua, konflik yang terjadi dalam tingkatan politik. Konflik ini terjadi dalam bentuk pertentangan dalam pembagian akses politik dan ekonomi yang terbatas dalam masyarakat.

Perbedaan kesejarahan, geografis, pengetahuan, ekonomi, peranan politik, dan kemampuan untuk mengembangkan potensi kebudayaannya sesuai dengan kaidah yang dimiliki secara optimal sering menimbulkan dominasi etnik dalam struktur sosial maupun struktur politik, baik dalam tingkat lokal maupun nasional. Dominasi etnik tersebut pada akhirnya melahirkan kebudayaan dominan (dominant culture) dan kebudayaan tidak dominan (inferior culture) yang akan melahirkan konflik antaretnik yang berkepanjangan.

Dominasi etnik dan kebudayaan dalam suatu masyarakat apabila dimanfaatkan untuk kepentingan golongan selalu melahirkan konflik yang bersifat horizontal dan vertikal. Ciri khas masyarakat majemuk seperti keanekaragaman suku bangsa telah menghasilkan adanya potensi konflik antarsuku bangsa dan antara pemerintah dengan suatu masyarakat suku bangsa. Potensi-potensi konflik tersebut merupakan permasalahan yang ada seiring dengan sifat suku bangsa yang majemuk. Selain itu, pembangunan yang berjalan selama ini menimbulkan dampak berupa terjadinya ketimpangan regional (antara Pulau Jawa dengan luar Jawa), sektoral (antara sektor industri dengan sektor pertanian), antar ras (antara pribumi dan nonpribumi), dan antarlapisan (antara golongan kaya dengan golongan miskin).

(6)

1) Kenekaragaman kebudayaan sangat menarik dan dapat dijadikan sebagai objek pariwisata.

2) Keanekaragaman budaya daerah dapat membantu meningkatkan pengembangan budaya yang ada pada tingkat nasional.

3) Meningkatnya ilmu etnografi secara signifikan di Indonesia.

4) Tertanamnya sikap ntuk saling menghormati dan menghargai antar suku yang berbeda.

5) Munculnya kesadaran untuk melakukan kerjasama antar daerah dan antar budaya yang menumbuhkan kesadaran nasional.

Pengaruh Negatif Keragaman Budaya di Indonesia

1) Adanya pandangan stereotif atau gambaran subjektif terhadap ciri-ciri suku bangsa lain.

2) Timbul kecurigaan antar suku bangsa.

3) Adanya potensi konflik antarsuku dan hambatan pergaulan antarsuku karena perbedaan SARA, bahasa dan juga kebudayaan.

4) Banyaknya suku bangsa yang ingin menerapkan hukum adatnya.

Manfaat Keragaman Budaya

Budaya Indonesia, negara di Asia Tenggara yang disebut negara kepulauan paling besar didunia. Masyarakat Indonesia termasuk juga berbentuk heterogen serta mempunyai budaya yang beragam macam. Keberagaman budaya di Indonesia juga di pengaruhi oleh keadaan geografis yang ada. Dengan jumlah masyarakat yang menjangkau sekitaran 200 juta orang lebih, masyarakat Indonesia menyebar di semasing pulau serta memiliki keunikan budayanya sendiri. Warisan budaya yang berkembang di Indonesia, datang dari beragam jenis etnis, suku, serta bhs di beberapa daerah yang menebar di tanah nusantara.

(7)

dalam satu negara yang terbagi dalam beragam budaya. Banyak faedah yang didapat dari sini, salah satunya :

1. Menumbuhkan sikap nasionalisme

Ketidaksamaan budaya yang ada juga akan membuat rasa cinta tanah air, karna keanekaragam budaya yaitu satu kekayaan yang dipunyai satu bangsa. Bukan sekedar hasil tambang, komoditi export yang memengaruhi pendapatan negara. Aspek budaya juga jadi daya tarik serta kekayaan yang dapat dipunyai satu bangsa. Budaya mengajarkan kita juga akan nilai-nilai leluhur yang mempunyai kekhasan serta manfaatnya semasing.

Saat kita melihat kalau keanekaragaman budaya yaitu satu kekayaan, jadi dengan sendirinya kita juga akan berupaya melindungi kekayaan kita itu. Hingga rasa nasionalisme, sikap mempunyai serta menghormati kekayaan bangsa juga akan muncul didalam diri.

2. Jati diri bangsa di mata internasional

Dengan kemajemukan budaya yang ada dapat jadi jati diri diri satu bangsa. Kita ketahui kalau bangsa australia yaitu bangsa aborogin, hal tersebut yaitu satu diantara jati diri negara australian di mata dunia. Kita ketahui kalau alat musik gitar akustik yaitu ciri musik latin dari Amerika selatan. Itu juga dapat jadi keunikan satu bangsa.

Oleh karenanya, faedah keberagaman budaya Indonesia ini membuat indonesia mempunyai banyak artefak budaya yang dapat memperkenalkan negara kita pada dunia internasional. Dengan keanekaragam budaya juga pastinya melahirkan beragam jenis inspirasi yang bermanfaat untuk pembangunan bangsa serta negara.

3. Alat pemersatu bangsa

(8)

kekhasan ini yaitu kekayaan yang mana tak ada negara beda yang mempunyai keanekaragaman budaya seperti Indonesia. Bhineka Tunggal Ika yaitu lambang kerukunan yang berada di Indonesia serta begitu menarik di mata dunia.

4. Jadi ikon pariwisata

Dengan melestarikan keberagaman budaya yang ada, bisa jadi magnet dalam bagian pariwisata. Peninggalan waktu dulu mual dari bangunan, tarian, bhs, serta artefak budaya yang lain dapat di sulap jadi object wisata yang dapat menghadirkan wisatawan yang bukan sekedar domestik tetapi juga wisatawan asing. Pemakaian di bagian pariwisata ini otomatis bisa tingkatkan devisa negara.

5. Menaikkan Pendapatan Nasional

Hal semacam ini yaitu dampak dari faedah keberagaman budaya dalam bagian pariwasata bisa menghadirkan wisatawan asing serta domestik. Bila dikelola oleh negara, jadi object pariwisata itu keuntungannya juga akan masuk ke kas negara. Oleh karenanya pendapatan kita didalam APBN juga akan jadi bertambah serta dapat dipakai untuk pembangunan bangsa.

6. Memupuk sikap toleransi

Banyak sekali lagi faedah yang bisa kita rasakan dari keberagaman budaya di Indonesia. Dengan terdapatnya multikulturalisme (macam budaya), diinginkan mempertebal sikap toleransi serta rasa tolong membantu dan nasionalisme kita.

7. Sumber pengetahuan untuk dunia

(9)

perlu serta mesti dilestarikan. Karna satu artefak budaya dari waktu dulu dapat jadi sumber info bernilai.

Sejarah Asal Mula Keragaman Budaya di Indonesia

Asal-muasal bangsa Indonesia bermula pada saat periode zaman es akhir (20.000 – 14.000 tahun yang lalu), ketika pada jaman es, samudera di sekitar kutub membeku, sehingga mengakibatkan volume air di wilayah khatulistiwa berkurang. Akibatnya, laut wilayah Indonesia jatuh hingga 135 meter dengan laju penurunan 7-9 mm per tahun. Sumatera, Jawa, dan Kalimantan menyatu menjadi satu daratan yang terhubung langsung dengan benua Asia. Daratan ini disebut sebagai Dangkalan/Paparan Sunda. Hal yang sama terjadi di wilayah timur tepatnya di Nusa Tenggara. Laut di wilayah mereka jatuh dan membuat wilayah ini menyatu dengan Australia membentuk apa yang disebut sebagai Paparan Sahul.

Di sebelah barat dan selatan paparan Sunda dibatasi oleh rangkaian pegunungan berapi yang membentang dari Sumatera hingga Jawa. Laut Jawa dan Selat Karimata yang mengering berubah menjadi padang rumput terbuka, dataran banjir, dan rawa-rawa. Hutan yang ada tidak terlalu lebat karena iklim cenderung kering akibat penumpukan es yang besar di belahan utara dan selatan Bumi.

Papapan Sunda adalah sebuah daratan yang luas. Sungai-sungai begitu panjang. Sungai Kapuas dan sungai Musi misalnya, bermuara di Laut China Selatan, jauh di utara dekat Vietnam sana. Sementara itu, sungai-sungai dari Jawa dan Kalimantan Tengah dan Selatan bermuara di Laut Flores. Di bagian muara ke Laut Flores, sungai muncul berliku-liku karena platform yang penuh rawa. Wilayah ini penuh dengan reptil seperti ular dan buaya sehingga kemungkinan besar tidak dihuni manusia.

(10)

kayu atau batu yang tidak terlalu keras. Hal ini disebabkan sumber utama batu yang umumdigunakan dalam peradaban zaman batu seperti batu untuk bahan dasar kapak, parang, dan mata panah terdapat hanya di satu titik yaitu di daerah Bangka Belitung.

Masyarakat ini disebut masyarakat Austro-Melanesia dan telah hidup di wilayah ini bahkan sebelum zaman es terjadi. Masyarakat Austro-Melanesia ini telah tinggal setidaknya sejak 35 ribu tahun lalu. Jadi leluhur orang Indonesia yang pertama dapat dipandang berasal dari masyarakat Austro-Melanesia ini. Karena udara yang kering dan banyaknya padang rumput, kebakaran hutan kerap terjadi. Wilayah Kalimantan merupakan wilayah yang paling sering mendapat kebakaran hutan dan Masyarakat Austro-Melanesia yang tinggal di Kalimantan Timur terdorong untuk mengungsi menyeberang ke Sulawesi, tepatnya di Tonasa dan Kapposang.

Ketika zaman es berakhir (14.000-6.000 tahun yang lalu), kutub kembali mencair dan air kembali memenuhi lautan yang kering. Air laut memasuki Paparan Sunda dan memisahkan Kalimantan dengan Sumatera dan Jawa yang masih menyatu dan akhirnya terpisah oleh Selat Sunda. Masyarakat Austro-Melanesia yang tinggal di paparan terpaksa menyebar ke dalam tiga arah. Ke Sumatera di barat mereka menjadi leluhur Batak dan Minang. Ke Jawa di selatan mereka menjadi leluhur orang Sunda dan Jawa. Ke Kalimantan di timur, mereka menjadi leluhur orang Dayak. Mereka masuk ke pulau-pulau baru ini lewat sungai-sungai besar. Mereka pada umumnya tinggal di gua-gua besar di pegunungan seperti di wilayah Bandung, Yogyakarta, dan Kalimantan Timur. Ketika jumlah populasi telah besar, gua tidak cukup menampung, dan mereka menyebar ke sekeliling. Indonesia dipenuhi hutan lebat karena masuknya nutrisi dari kutub dan berubahnya iklim menjadi lebih hangat.

Pada saat zaman es berakhir, sekelompok masyarakat pelaut dari Yunan, Cina Selatan datang ke Indonesia. Dikatakan masyarakat pelaut karena mereka datang dengan melindasi perairan selat antara Yunan, Cina Selatan (Taiwan), kepulauan Philipina, dan Laut Sulawesi. Mereka datang ke Indonesia dalam tiga aliran.

(11)

sebagai campuran antara Austro-Melanesia dan orang pelaut ini. Gelombang kedua berpisah dengan aliran ketiga di wilayah Sangir Talaud. Dari Mindanau mereka menyeberang ke Sangir Talaud lalu mengambil dua arah. Arah pertama menuju ke Sulawesi Utara terus ke selatan memenuhi seluruh Sulawesi seperti Buton dan Bugis. Masyarakat pelaut yang mencapai wilayah Sulawesi Selatan berasimilasi dengan penduduk Austro-Melanesia yang telah lebih dahulu hadir dari Kalimantan. Mereka dapat dipandang sebagai leluhur Bugis. Karena konflik, kompetisi, atau letusan gunung, mereka meneruskan perjalanan dari Sulawesi menuju Takabonerate, menyeberangi Laut Flores, dan tiba di Nusa Tenggara, tepatnya di Flores. Flores merupakan wilayah yang sering diterjang tsunami dan kemungkinan ini pula yang mendorong mereka untuk menyeberang lebih jauh ke selatan yaitu ke Pulau Sumba dan ke Timor.

Arah kedua menyeberang ke Halmahera menuju ke Papua. Mereka pertama mendarat di wilayah Papua Utara. Papua Utara dan Selatan dihalangi oleh Pegunungan Jayawijaya yang tinggi dan tertutup salju. Seiring semakin menghangatnya iklim, salju tertarik menuju puncak dan jalan lembah menuju ke selatan terbuka. Mereka sebagian menyeberang ke selatan dan memenuhi Papua Selatan. Menariknya catatan prasejarah mengenai penemuan cara membuat api ditemukan di Danau Hogayaku, Papua dan berasal dari 14 ribu tahun yang lalu.

(12)

Masyarakat Dayak yang tinggal di pesisir Kalimantan (barat dan utara) pada masa 1500 tahun lalu menjadi leluhur orang Melayu di Sumatera dan Semenanjung Malaya. Mereka menyeberang karena didorong oleh perdagangan dan teknologi pelayaran yang cukup maju.

Perkembangan Keragaman Budaya di Indonesia Menurut Unsur

Kebudayaan

1. Keberagaman Bahasa

Indonesia termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia (Australia-Asia).

Gorys Keraf membagi rumpun bahasa ini ke dalam sub – rumpun :

Bahasa – bahasa Austronesia Barat atau Bahasa – Bahasa Indonesia/Melayu yang meliputi :

a. Bahasa – bahasa Hesperonesia (Indonesia barat) meliputi: bahasa Minahasa, Aceh, gayo, Batak, Minangkabau, Melayu, Melayu Tengah, Lampung, Nias, Mentawai, Jawa, Sunda, Madura, Dayak, Bali Sasak, Gorontalo, Toraja, Bugis-Makasar, Bima, Manggarai, Sumba, Sabu.

b. Bahasa – bahasa Indonesia Timur yang meliputi : bahasa Timor-Ambon, Sula Bacan, Halmahera Selatan-Irian Barat.

Bahasa – bahasa Austronesia Timur atau Polinesia yang meliputi :

a. Bahasa – bahasa Melanesia (Melanesia dan Pantai Timur Irian).

Melanesia (dari bahasa Yunani “pulau hitam”) adalah sebuah wilayah yang memanjang dari Pasifik barat sampai ke Laut Arafura, utara dan timur laut Australia.

b. Bahasa – bahasa Heonesia (Bahasa Polinesia dan Mokronesia).

(13)

Pada masa prasejarah yang berlangsung selama beberapa juta tahun yang lalu merupakan masa yang terpanjang yang dilalui manusia dalam sejarah kehidupannya. Keadaan alam yang tidak stabil serta silih berganti dalam bentuk fisik, iklim dan sebaginya telah dihadapi oleh manusia yang terus mengalami perkembangan akal budinya.

Tingkat penghidupan yang mula-mula bersifat sangat sederhana itu berangsur-angsur mengalami kemajuan sesuai dengan pengalaman yang diperoleh manusia dari masa ke masa, dapat dilihat dari kemajuan cara mereka membuat alat. Kemajuan dalam masa kehiduapan manusia yang panjang itu sangat lambat dan memperlihatkan juga ketergantungan kepada alam lingkungannya. Berikut ini merupakan masa-masa yang terjadi pada masa prasejarah :

o Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana

Corak kehidupan Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana (plestosen) tidak dapat diikuti kembali seluruhnya diberbagai tempat, kecuali beberapa aspek saja. Terutama segi teknologis masa-masa hidup berburu tingkat sederhana ini dapat dijangka kembali hasil karya manusia yang tersisa. Khususnya benda-benda peninggalan yang dibuat dengan batu dalam berbagai bentuk. Teknologi manusia yang pada tingkat permulaan mengutamakan segi praktis, sesuai dengan pengguanaan saja. Pada tingkat ini di Indonesia hanya dikenal dua macam bentuk pokok , yaitu teknik perkakas batu yang disebut tradisi kapak perimbas, alat serpih dan alat tulang.

Kapak perimbas

Tradisi kapak perimbas di Indonesia ternyata mempunyai persebaran yang luas dan khusus berkembang ditempat yang banyak mengandung bahan batuan yang sesuai untuk pembuatannya.

(14)

massif dan kasar buatanya dengan menggunakan teknik pembenturan, kulit batunya masih melekat pada permukaan khususnya pada bagian untuk berpegang dan tajaman yang berliku atau bergerigi. Tradisi kapak perimbas yang ditemukan di punung ini kemudian dipandang sebagai tingkat perkembangan budaya batu yang terawal di Indonesia.

Alat serpih

Di dalam konteks perkembangan alat-lat batu tingkat plastosen di Indonesia sering kali alat serpih ditemukan bersama-sama dengan kapak perimbas. Tradisi alat serpih menghasilkan perkakas yang berbentuk sederhana dengan memperlihatkan kerucut pukul yang jelas. Bahan batuan yang umum digunakan adalah beberapa jenis batuan tufa dan gamping kersikan serta batuan endap. Alat tersebut digunakan sebagai penggaruk atau serut penusuk dan pisau

Alat tulang

Pembuatan alat tulang pada tingkat plestosen sementara ini hanya diketahui di ngandong, alat-alat berupa sudip dan mata tombak yang bergerigi pada kedua belah sisinya. Lat-alat dari tanduk menjangan memperlihatkan bagian yang diruncingkan. Duri ikan pari di temukan pula dan benda ini mungkin diguanakan sebagai tombak.

o Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut

Pada Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut (pasca plestosen) berkembang tiga tradisi pokok pembuatan alat di Indonesia, yaitu tradisi serpih bilah, tradisi alat tulangdan tradisi kapak genggam Sumatra.

Serpih bilah

(15)

pengerjaan serpih setelah dilepaskan dari batu intinya, seringkali diutamakan menuju ke bentuk alat-alat yang diperlukan. Bahan batu yang dipakai untuk membuat diantaranya ialah kalsedon, batu andesit, gamping dan sebagainya.

Kapak genggam Sumatra

Di Indonesia kapak genggam sumatera ditemukan tersebar dipantai timur Sumatera Utara, beberapa buah kapak genggam Sumatera berbentuk lonjong yang dikerjakan hanya pada satu sisi beserta kapak pendek.

o Masa bercocok tanam

Masa bercocok tanam amat penting dalam sejarah perkembangan masyakat dan peradaban di Indonesia, karena pada masa ini beberapa penemuan baru berupa penguasaan sumber-sumber alam bertambah cepat. Berbagai macam tumbuhan dan hewan mulai dipelihara. Cara untuk memanfaatkan hutan belukar denagn menebang dan embakar pohon-pohon dan belukar mulai diekmbangkan sehinggah karenanya terciptalah lading-ladangyang meberikan hasil pertanian, meskipun sifatnya masih sederhana, untuk memenuhi kebutuahn hewani kegiatan berburu dan menagkap ikan terus dilakukan disamping mata pencahriaan bercocok tanam.

Beliung persegi

Diantara alat-alat batu yang paling menonjol dari masa bercocok tanam di Indonesia ialah beliung persegi. Pada umumnya beliung ini berbentuk memanjang dengan penampang lintang persegi, seluruh bagiannya diupam halus-halus, kecuali pada bagian pangkalnya sebagai tempat ikatan tangkai dan biasanya digunakan untuk pengerjaan kayu.

(16)

Kapak ini bentuk umumnya lonjong dan dengan pangkal agak runcing dan melebar pada bagian tajaman. Bagian diasah dari dua arah dan menghasilkan bentuk tajaman yang simetris. Disinalh bedanya dengan beliung persegi yang tidak memiliko tajaman simetris. Teknik pembuatanya melalui penyerpihan segumpal batuatau langsung dari kerakal yang sudah sesuai bentuk,diupam halus setelah permukaan batu diratakan dengan teknik pemukulan beruntun.

Mata panah

Bentuk mata panah pada umumnya segitiga dengan bagian basis bersayap dan cekung. Ada pula yang cembung atau kadang-kadang rat tak bersayap. Ukuran panjang antara 3-6 cm, lebar basis 2-3 cm, dengan ketebalan rata-rata 1 cm. bahanya dari batu gmaping, seluruh permukaannya dikerjakan dengan amat teliti. Dibagian ujung dan tajamannya ditatah dari dua arah sehinggah menghasilkan tajaman yang bergerigi atau berlku dan tajam.

Gerabah

Teknik pembuatan gerabah padamasa ini masih sangat sederhana, segala sesuatu nya dikerjkan dengan tangan dan teknik tatp batu.

o Masa perundagian

(17)

Benda-benda perunggu

Jenis benda perunggu yang dikenal di Indonesia ialah nekara, berbagai jens kapak, bejana, boneka, perhiasan dan senjata.Teknik pembuatan benda perunggu ada 2 macam yakni teknik setungkup dan cetakan lilin.

Teknik cetakan setungkup menggunakn dua cetakan yang dapat ditangkupkan, cetakan diberi lubang pada bagian atas dan dari lubang ini dituangkan logam yang sudah mencair kedalam cetakan. bial perunggu sudah dingin cetakan dibuka dan selesailah pengerjaannya.

Teknik cetakan lilin memperguanakan bentuk bendanya yang terlebih dahulu dibuat dari lilin yang berisi tanah liat sebagai intinya, berbentuk lilin dihias menurut keprluan, pola hiasnya dicapkan pada permukaan lilin dengan cetakan. Bentuk lilin ini lau dibungkus dengan tanah liat lunak, pada bagian atas dan bawah diberi lubang. Dari lubang atas dituangkan perunggu cair dan dari lubang bawah mengalirlah lilin yang meleleh. Bial perunggu sudah dingin, cetakan dipecah Untuk mengambil bendanya yang sudah jadi. Cetakan seperti ini hanya bisa dipakai sekali saja.

Benda-benda besi

Berbeda dengan benda perunggu, penemuan benda besi terbatas jumlahnya, seringkali bendabesi ditemukan sebgai bekal kubur. Jenis benda besi bisa digolongkan sebagai keperluan shari-hari dan senjata.

Gerabah

Dalam masa perundagian, pembuatan gerabah telah mencapai tingkat yang lebih maju dari pada masa sebelumnya.

o Teknologi pada Masa Purba

(18)

abad ke-15. pengaruh kebudayaan tersebut sangat terasa di daerah Jawa, Sumatra, Bali, bahkan sampai sebagian Kalimantan. Setelah agama Islam masuk sejak abad ke-13, hanya bali yang sampai saat ini masih kental mengembangkan seni dan kebudayaan India. Wilayah lain yang masih terlihat budaya hindunya adalah jawa, terutama Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Di daerah-daerah tersebut tersebar peninggalan-peninggalan sejarah dari masa pengaruh Hindu-Buddha yang bisa kita jadikan petunjuk dalam mempelajari perkembangan iptek pada masa itu. Berikut ini merupakan perkembangan iptek pada masa purba yang terjadi di Indonesia :

Arsitektur

Dalam perkembangan arsitektur di Indonesia banyak ditemukan candi-candi sebagai bangunan keagamaan.Pada umumnya candi terdiri atas tiga bagian, yaitu kaki candi, tubuh candi, dan atap candi. Candi melambangkan macrocosmos atau alam semesta yang terbagi menjadi alam bawah sadar (bhurloka, kamadatu) tempat manusia masih dipengaruhi nafsu, alam antara (bhuwarloka, rupadatu) tempat manusia telah meninggalkan keduniawian, dan alam atas (swarloka, arupadatu) tempat dewa-dewa.

Peletakan candi bibagi menjadi beberapa tipe, diantara lain tunggal, berkelompok, berkelompok memusat, dan berjenjang ke belakang dalam kelompok besar maupun kecil. Peletakan pengelompokan candi diduga terkait dengan keadaan sosial politik masyarakat pada zaman itu. Misalnya gugusan candi Prambanan terdiri atas candi induk di pusat yang dikelilingi oleh candi perwara yang teratur. Yang menunjukan adanya sistem pemerintahan yang memusat. Sementara candi-candi tua di Dieng dam Gedong Songo mempunyai pola bebas yang menggambarkan pola pemerintahan yang federal.

(19)

persegi panjang, memiliki jendela dan berlantai dua. Sebagai bangunan sakral maka fungsinya adalah sebagai hunian untuk fungsi sakral misalnya tempat meditasi.

Teknologi Astronomi

Selain menunjukan kemampuan rancangan bangunan nenek moyang indonesia yang mengagumkan, penepatan stupa terawang dan relif candi Borobudur juga menunjukan renguasaan terhadap ilmu perbintangan atau astronomi. Hasil penelitian tim arkeoastronomi dari ITB terhadap Candi Borobudur menunjukan bahwa stupa utama Candi Borobudur berfungsi sebagai alat penanda waktu yang memanfaatkan matahari.. stupa utama yang merupakan stupa terbesar terletak di pusat candi di tanggat ke-10 atau tingkat tertinggi.

Stupa utama dikelilingi 72 stupa terawang yang membentung lintasan lingkaran di tingkat 7, 8, dan 9. Bentuk dasar ketiga tingkat itu ditambah tingkat 10 adalah lingkaran, bukan persegi empat sama sisi seperti bentuk dasar pada tingkat 1 hingga tingkat 6. Jumlah stupa terawang pada tigkat 7, 8, dan 9 secara berurutan adalah 32 stupa, 24 stupa, dan 16 stupa. Jatuhnya bayangan stupa utama pada pucuk stupa terawang tertentu pada tingkatan tertentu menunjukan awal musim atau mangsa tertentu sesuai pranatamangsa (sistem peritungan musim jawa).

Sejumlah relif di Candi Borobudur menunjukan kemampuan nenek moyang bangsa Indonesia dalam penguasaan ilmu perbintangan. Salah satunya ditunjukan dengan gambar perahu pelaut dalam berbagai ukuran di dinding candi. Gambar perahu menunjukan mereka sebagai pelaut. Untuk mampu mengarungi lautan dibutuhkan kemampuan navigasi (menentukan arah) yang panduan utamanya bintang-bintang di langit. Salah satu bintang yang menjadi penunjuk arah adalah bintang Polaris, yaitu bintang yang terletak tepat di atas kutub utara bumi sehingga disebut bintang utara. Polaris menjadi acuan bangsa-bangsa di belahan bumi utara. Nama bintang ini banyak disebut dalam manuskip umat Buddha.

(20)

horizon akibat gerak presesi atau gerak bumi pada sumbunya sambil beredar mengelilingi matahari, sehingga bintang utara tidak mungkin lagi di lihat di Nusantara. Akibatnya para pelaut mebcari bintang penanda utara lain, yaitu rasi ursa mayor (beruang besar). Apabila dua bintang paling terang dalam rasi ini yaitu dubhe dan merak ditarik garis lurus akan mengarah ke polaris. Ursa mayor adalah penanda arah utara selain polaris.

Pentingnya rasi ursa mayor ini ditunjukan oleh relif bulat-bulat kecil pada tingkat ke-4 candi Borobudur di sisi utara dan mrnghadap ke utara. Tujuh bulatan kecil itu diapit oleh lingkaran besar yang diduga sebagai matahari dan bulan sabit yang dipastikan merupakan symbol bulan. Dari bumi, ursa mayor terlihat sebagai tujuh bintang terang.

Pengetahuan mengenai perbintangan pada zaman Hindu-Buddha diterapkan pula dalam sistem pertanggalan. Pada prasasti-prasasti dari masa jawa kuno telah disebutkan adanya nama-nama bintang dan gugusan bintang-bintang atau rasi (zodiak). Nama gugusan bintang atau rasi ini juga diuraikan dalam kitab sastra jawa kuno. Kedua belas rasi tersebut adalah :mina, mesa, wrsabha, mithuna, karka, simha, kanya, tula, wrscika, dganu, makara, dan kumbha. Lambing-lambang zodiak di atas dapat di temukan padabenda-benda perunggu yang berasal dari zaman Majapahit, seperti yang ditemukan di beberapa tempat di Jawa Timur. Kebanyakan dari mangkuk petunggu tersebut berangka tahun antara 1321-1430.

Penampakan bintang-bintang di langit dalam pengetahuan perbintangan tradisional selain dimanfaatkan sebagai pedoman penentu arah kususnya dalam pelayaran, juga digunakan sebagai pedoman untuk mengetahui berbagai gejala alam seperti cuaca, datangnya pergantian musim kemarau dan musim hujan. Pranatamangsa atau sistem perhitungan musim jawa dijadikan sebagai acuan bercocok tanam.

Sistem Pertanggalan Tradisional

(21)

prasati tugu yang dikeluarkan oleh raja Purnawarna. Dalam prasasti tersebut telah menyebutkan unsure-unsur pertanggalan, yaitu tanggal 8 paruh gelap, bulan Phalguna dan tanggal 13 paruh-terang bulan caitra. Namun angka tahunnya tidak disebutkan. Dalam prasasti Canggal yang dikeluarkan raja Sanjaya tertulis unsur pertanggalan

“13 paro-terang bulan kartika tahun saka 645”.

Unsur-unsur pertanggalan pada masa Hindu-Buddha mengalami perkembangan dari masa ke masa. Menurut Carparis semakin muda masanya,unsure-unsur itu semakin berkembang dan semakin kompleks sehingga dapat dibagi menjadi 4 fase perkembangan. Fase I (sebelum 900 S) memiliki 5 unsur pertanggalan. Fase II (900-1000 S) memiliki 10 unsur pertanggalan, fase III (1000-1250 S) memiliki 14 unsur pertanggalan, fase IV (sesudah 125 S) memiliki 15 unsur pertanggalan.

Unsur-unsur terpenting dalam sistem pertanggalan masa Hindu-Buddha selain angka tahun saka adalah sebagai berikut :

Hari (wara) terdiri dari sistem atau siklus hari dalam satu minggu, meliputi :  Pancawara : pahing, pon, wagai, kalowon umanis

 Sadwara : tunglai (daun, tumbuhan), haryang (manusia mati), kurukung (binatang mati), paniruan (ikan mati), was (burung), dan mawulu (biji-bijian).  Saptawara : aditya (mimggu), soma (senin), anggara (selasa), Buddha (rabu),

wrhaspari (kamis), suirka (jumat), sanaiscara (sabtu).

Tanggal (titi)

Dalam sistem pertanggalan Hindu-Buddha hanya dikenal tanggal 1-15 dalam setiap bulan. Dalam satu bulan ada dua bagian atau paro pertanggalan yaitu 1-15 suklapaksa (paruh terang) yaitu ketika bulan terang terang sejak bulan berbentuk sabit awal hingga bulan purnama dan tanggal 1-15 krsnapaksa yaitu ketika bulan memudar sejak setelah bulan purnama sampai kembali ke bulan sabit hingga menghilang.

Bulan (masa)

(22)

Wuku

Ada 30 wuku dalam satu tahun, yaitu sinta, landep, wukir, kurantil, tolu, gumbreg, wariga, warigadyan, julungwangi, sungsang, dungulan (galungan), kuningan, langkir, mandasiya, pujut, Pahang, kuruwelut, marakeh, tembir, madangkungan, matal, puye, manahil, prng-bakat, bala, hungu, wayang, kawula, dukut, watugunung,

Sebagai pengaruh Hindu dan perkembangannya budayanya hingga kini masih dapat ditemui sistem petungan empat-lima dalam masyarakat jawa dalam menentukan bibit, bobot, bebet yaitu tiap hari pasaran memiliki nilai baik (neptu) dan sifat yang menyertainya. Petungan pasaran (angka hari pasaran atau neptu) bagi sebagian masyarakat jawa digunakan dalam perwayangan. Contoh: legi (putihan, neptu 5) diasosiasikan putih atau baik tokoh gunawan wibisono, pahing (arbitan, neptu 9) bermakna marah, tokoh dasamuka, pon (kuningan, neptu 7) bermakna nafsu birahi, tokoh sarpokenoko, wage (cemengan, neptu 4), siasosiasikan hitam, marah, alumah, tokoh kumbokarno, dan kliwon (mancawarna, neptu 8) merupakan campuran dari empat warna atau sifat sebagai ego keseluruhan sifat manusia yang ada dalam badan wadag. Perhitungan tersebut menunjukan keuntungan dan kerugian bila seseorang melaksanakan sesuatu yang bernilai ghaib, misalnya pernikahan, mendirikan rumah, atau berdagang.

o Teknologi pada Masa Madya

(23)

dari zaman pra-sejarah hingga sampai sekarang ini.Zaman madya adalah tahapan perkembangan manusia pada masa pra sejarah antara zaman batu tua dengan zaman batu muda. Kehidupan manusia purba pada masa ini tidak begitu berbeda dengan masa-masa sebelumnya berburu atau mengumpulkan makanan merupakan cirinya. Tetapi manusia pada masa ini sudah mulai memiliki tempat tinggal semi tetap serta sudah melakukan bercocok tanam tetapi masih sederhana. Tempat tinggal manusia pada masa ini kebanyakan mempunyai lokasi di tepi pantai dan di goa-goa, karena banyak ditemukannya bekas-bekas kebudayaan zaman ini di lokasi-lokasi tersebut. Pada jaman Madya.

Kebudayaan Indonesia tidak hanya dipengaruhi oleh agama Islam melainkan juga agama Kristen (Katolik dan Protestan), lain hanya di Bali yang memang bertahan dengan agama yang lama. Namun pada kenyataannya, yang memberi corak khusus dan perkembangannya mengubah Kebudayaan Indonesia hanyalah pengaruh-pengaruh dari agama Islam. Agama Kristen pengaruh-pengaruhnya hanya lapangan agama dan hidup keagamaan dan tidak menghasilkan ciptaan-ciptaan yang memberi ciri tertentu kepada Kebudayaan Indonesia jaman Madya. Lain juga dengan agama Hindu/Budha pada jaman Purba menentukan corak dan sifat kebudayaan Indonesia dan berlangsung di Bali menghadapi desakan agama Islam, dalam jaman madya perannya yaitu pembentukan kebudayaan baru yang tumbuh dan berkembang karena pengaruh Islam. Berbeda dari agama Kristen dan agama lama di Bali, Islam lebih besar dan meluas pengaruhnya atas hidup dan alam pikiran bangsa Indonesia seumumnya.

(24)

1478 mengalami keruntuhan. Banyak daerah yang berusaha melepaskan diri dari kerajaan Majapahit. Pada tahun 1500, Demak berdiri sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa. Berkembangnya kerajaan Demak sebagai kerajaan Islam ini kemudian disusul berdirinya Kesultanan Banten dan Kesultanan Cirebon. Di luar Jawa juga banyak berkembang kerajaan yang bercorak Islam seperti Kesultanan Ternate, Kesultanan Gowa, dan kesultanan Banjar. Melalui kerajaan-kerajaan bercorak Islam itulah, agama Islam makin berkembang pesat dan tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Agama Islam tidak hanya dianut oleh penduduk di daerah pantai saja, tetapi sudah menyebar ke daerah-daerah pedalaman.

(25)

Masjid

Arti kata sebenarnya dari masjid adalah tempat sujud, yaitu tempat orang bersembahyang menurut hukum Islam. Dari masjid-masjid di Indonesia (zaman madya) ada berbagai hal yang menarik perhatian dan corak khusus :

Pertama adalah atapnya yaitu atap yang melingkupi ruang bujur sangkar. Kubah atau atap masjid, yang boleh dikata menjadi ciri dari seni bangunan Islam tidak terdapat disini. Adapun atapnya itu berupa atap tumpeng, yaitu atap yang bersusun, semakin ke atas semakin kecil sedangkan tingkatan yang paling atas berbentuk limas. Jumlah tumpeng itu selalu ganjil, biasanya 3 dan ada kalanya juga sampai 5 seperti pada masjid Banten. Ada pula yang tumpangnya 2, tapi yang demikian itu dinamakan tumpeng satu, jadi angka gasal pula. Atap tumpeng sampai kini masih lazim didapatkan di Bali.

Hal kedua yang menarik perhatian dari masjid Indonesia adalah (pada mulanya) tidak adanya Menara, tempat muadzin menyerukan adzannya pada tiap kali menyeru waktu sholat. Di Indonesia pemberitahuan waktu sholat disamping seruan adzan juga dengan pemukulan bedug atau tabuh. Meskipun menara itu bukan bagian yang harus ada, namun dalam seni bangunan Islam selalu merupakan tambahan yang memberi keindahan.

Hal yang ketiga yang menarik perhatian adalah mengenai letaknya dari masjid-masjid itu. Di ibukota kerajaan atau tempat kedudukan seorang adipati masjid itu biasa didirikan sedekat mungkin dengan istana. Selain di dekat istana letak masjid biasanya ditentukan oleh sesuatu tempat yang keramat yaitu di tempat seorang raja atau wali dimakamkan. Sayang bahwa masjid makam itu umumnya sudah berkali-kali mengalami perubahan, baik karena tambahan bangunan atau perbaikan. Disamping unsur jaman purba yang dilanjutkan, banyak pula unsur daerah yang ikut serta memberi bentuknya kepada masjid.

Makam

(26)

yang tidak dijahit. Di dalam kubur mayat itu diletakkan membujur Utara-Selatan dan miring ke kanan, agar mukanya menghadap ke Barat (kiblat). Pada hari-hari 3 ke-7 ke-40 ke-100 dan ke-1000 sesudah meninggalnya seseorang diadakan selamatan dimaksudnya sebagai pengantar rokhnya ke hadirat Ilahi. Selamatan-selamatan seperti ini unsur dari jaman purba yang hidup terus sesuai dengan Craddha sampai hari ke-1000 adalah upacara terakhir. Pada umumnya pemakaman letaknya di atas lereng sebuah bukit, tetapi banyak pula yang di tanah di datar saja. Contoh makam yang tertua berasal dari jaman Majapahit (Troloyo, Pase dan Makam Maulana Malik Ibrahim) tidak menunjukan cara pembagian halaman dan juga tidak diberi cungkub. Mungkin unsur jaman purba itu hanya hidup berkenaan dengan candi sedangkan dalam jaman madya makam itu menggantikan kedudukan candi. Mengenai makam-makam tua yang semuanya berasal dari jaman purba. Makam jaman purba yang diberi cungkub ialah makam Fatimah binti Maimun di Leran (tahun 1082) sebagai makam putri suwari atau Puteri Cempa. Cungkup-cungkup dalam jaman madya ada yang runcing dan ada pula yang memakai bubungan, yang beratap runcing itu dianggap paling tinggi atau suci, sedangkan yang memakai bubungan biasanya mengatapi sebuah bangsal yang terdapat banyak makam-makam berderet. Kunjungan ke makam itu dikenal dalam agama Islam sebagai “Ziarah” di Indonesia ziarah artinya kunjungan sesuatu makam atau sudah ada yang sejalan terlebih dulu dengan kebiasaan mengunjungi candi atau tempat suci dengan maksud melakukan pemujaan roh atau nenek moyang.

Seni Ukir

(27)

menjadi hasil kesenian tersendiri karena bentuknua maupun karena ukirannya. Corak dan pola-pola hiasan pada gapura Sendangduwur memiliki banyak persamaanya dengan gapura-gapura di ujung Selatan pulau Bali yaitu pada pura Ulu Watu dan Pura Sakena (di pulau Serangan) yang berasal dari jaman madya. mun, seni pahat atau seni ukir terus berkembang dalam bentuk seni hias dan seni ukir dengan motif daun-daunan dan bunga-bungaan seperti yang telah dikembangkan sebelumnya. Kemudian juga ditambah seni hias dengan huruf Arab (kaligrafi). Bahkan muncul kreasi baru, yaitu kalau terpaksa ingin melukiskan makluk hidup, akan disamar dengan berbagai hiasan, sehingga tidak lagi jelas-jelas berwujud binatang atau manusia. Banyak sekali bangunan-bangunan Islam yang dihiasi dengan berbagai motif ukir-ukiran. Misalnya, ukir-ukiran pada pintu atau tiang pada bangunan keraton ataupun masjid, pada gapura atau pintu gerbang. Dikembangkan juga seni hias atau seni ukir dengan bentuk tulisan Arab yang dicampur dengan ragam hias yang lain. Bahkan ada seni kaligrafi yang membentuk orang, binatang, atau wayang.

Kesusastraan

(28)

Sasrabahu, dsb. Satu sumber jaman purba lagi cerita “Panji” yang berasal dari Jawa dan tersebar ke seluruh Asia Tenggara. Dalam kesusasteraan jaman madya di daerah Melayu, dikenal: Sya’ir Ken Tambuhan, Lelakon Mesa Kumetir, Sya’ir Panji, Hikayat, Carita Wayang Kinudang, Hikayat Panji Kuda Semirang, Hikayat Cekel Waneng Pati, Hikayat Wila Kusuma dan Banyak lagi lainnya. Hikayat-hikayat semuanya tertulis dalam bentuk gancaran sedangkan dari hikayat yang sama tapi diubah dalam bentuk tembang tidak dinamakan “hikayat” melainkan “syair.

o Teknologi pada Masa Baru (Modern)

Pada abad ke-20, perkembangan iptek semakin menakjubkan. Dari zaman atom dan nuklir, berkembang pula teknologi informasi, komunikasi, telekomunikasi, dan kini kita kenal zaman komputer dan internet.

Kita mengetahui di beberapa daerah baru pada pada penghabisan abad ke-19 pada permulaan abad ke-20, senjata si penjajah dapat menaklukan perlawanan kita. PKI telah dihancurkan setelah pemberontakan bersenjata yang berlangsung dengan buruk pada 1926 dan 1927, para pemimpinnya meninggalkan negeri. Kelompok seperti Sarekat Islam mulai menghilang dari panggung politik dan pimpinan seperti Soekarno dan Hatta menghabiskan banyak di era 1930-an. Sementara beberapa orang Indonesia telah mencapai posisi yang menonjol sebagai pegawai sipil kolonial atau militer telah berhasil mendapatkan pendidikan modern, orang kebanyakan tetap terjebak dalam kemiskinan yang menjadi lebih buruk karena Depresi Ekonomi dan krisis di Eropa. Situasi ini berubah dengan drastis pada 7 Desember 1941.

(29)

Perkembangan IPTEK di Indonesia

Perkembangan IPTEK di Indonesia sudah menjadi bagian di dalam kehidupan manusia pada zaman sekarang. Dengan ada nya IPTEK manusia bisa menciptkan hal-hal baru dan menciptakan berbagai karya yang bisa di gunakan, seperti contohnya adalah Handphone.

Perkembangan IPTEK di Indonesia masih tertinggal sangat jauh dengan negara-negara di Eropa dan Amerika Serikat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang menghambat perkembangan IPTEK di Indonesia masih tertinggal sangat jauh dengan negara-negara di Eropa dan Amerika Serikat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang menghambat perkembangan IPTEK di Indonesia. Diantara faktor itu adalah :

1) Keterbatasan orang Indonesia mendapatkan pendidikan tinggi.

2) Kurangnya keinginan pemerintah maupun perusahaan swasta yang ada di Indonesia untuk melakukan ahli teknologi.

3) Tidak adanya minat orang Indonesia untuk mencoba hal baru.

4) Tidak ditemukan sebuah inovasi berarti di bidang teknologi di dalam masyarakat Indonesia.

Peran IPTEK dalam Budaya

Memasuki era globalisasi, tekonologi bukanlah hal yang tabu untuk di bicarakan, bahkan teknologi pun sudah seperti kebutuhan hidup untuk manusia pada zaman ini. Dengan ada nya tekonologi, aktifitas manusia menjadi serba mudah untuk di kerjakan. Dalam perkembangan IPTEK tersebut, terkadang budaya asli kita yang bersifat gotong royong seolah tertinggal karna berkembangnya tekonologi. Semua kegiatan yang bisa di kerjakan secara gotong royong bisa dikerjakan sendiri karna mudahnya aktifitas itu sendiri karna adanya teknologi yang makin maju.

(30)

relatif menetap dan dapat dilihat dari warga budaya itu untuk menentukan sikapnya terhadap berbagai gejala dan peristiwa kehidupan.

Jadi, bagaimana IPTEK mempengaruhi masyarakat dalam kebudayaan, itu semua tergantung pada diri masyarakatnya sendiri. Masyarakat harus selektif dan dapat bersifat kritis terhadap perkembangan IPTEK yang semakin pesat. Hendaknya kita menggunakan teknologi tersebut seperlu dan sepentingnya kita saja, jangan karena teknologi, semua menjadi terlupakan, baik itu waktu, kewajiban beribadah, sosialisasi di masyarakat sekitar.

Teknologi merupakan salah satu unsur kebudayaan yang sangat peka mengalami perubahan. Peralatan dan teknologi lama yang kurang efisien di kembangkan menjadi peralatan dan teknologi canggih yanh lebih praktis. Perkembangan IPTEK di bidang informasi dapat di rasakan. Dunia ini terasa sempit dan kecil sehingga dapat dirasakan di semua negara seolah tidak ada batas, baik secara geografis maupun secara administrasi.

Budaya Indonesia adalah kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal asing yang ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka. Kebudayaan berdasarkan pancasila adalah hasil cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya masyarakat Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa.

Isi utama kebudayaan merupakan wujud abstrak dari segala macam ide dan gagasan manusia yang bermunculan didalam masyarakat yang memberi jiwa kepada masyarakat itu sendiri, baik dalam bentuk maupun berupa sistem pengetahuan, nilai, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi dan etos kebudayaan.

(31)

pergaulan dan yang lainnya. Kebiasaan mengalah, menghargai jasa orang lain, menghormati hak milik orang merupakan gambaran betapa orang Indonesia merupakan bangsa yang sangat menjunjung tinggi budayanya. Pada prinsipnya setiap perkembangan dan kemajuan dalam segi apapun baik adanya, setiap manusia menginginkan perubahan pun dalam konteks kehidupan bermasyarakat. Dari sekian banyak bidang ada dan berpacu untuk kemajuan salah satunya adalah bidang teknologi, yang menghadirkan perubahan dan kemajuan untuk selanjutnya digunakan oleh manusia. Beragam teknologi yang diciptakan memungkinkan manusia untuk bebas memilih apa yang diinginkan.

Kebudayaan mempunyai fungsi yang besar bagi manusia dan masyarakat, berbagai macam kekuatan harus dihadapi manusia dan masyarakat seperti kekuatan alam dan kekuatan lain. Selain itu, manusia dan masyarakat memerlukan kepuasan baik secara spiritual maupun materiel. Kebudayaan masyarakat tersebut sebagian besar dipenuhi ole kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri. Hasil karya masyarakat melahirkan teknologi atau kebudayaan kebendaan yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi masyarakat terhadap lingkungan didalamnya.

Pada zaman sekarang ini terutama memasuli abad ke 21 perkembangan teknologi terasa luar biasa terutama yang berhubungan dengan telekomunikasi dan informasi. Walaupun tujuan utama iptek adalah perubahan kehidupan masa depan manusia yang lebih baik, mudah, murah, cepat dan aman. Perkembangan iptek terutama teknologi informasi seperti internet sangat menunjang setiap orang mencapai tujuan hidupnya pada waktu singkat. Pengembangan iptek dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sementara orang bahkan memuja iptek sebagai liberator yang akan membebaskan mereka dari kefanaan dunia.

(32)

lebih suka terhadap budaya asing ketimbangkebudayaan Indonesia sendiri. Hal ini menuntut kita untuk lebih waspada dalam menerima budaya luar atau asing.

Perkembangan teknologi tentu membawa perubahan yang begitu baik dan pesat dalam kehidupan manusia. Perkembangan itu baik adanya jika sesuai dengan apa yang diharapkan. Ilmu pengetahuan dan teknologi sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan berbudaya. Teknologi sendiri dapat muncul dari ilmu pengetahuan yang selalu berkembang dari zaman ke zaman. Namun, pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pembentukan budaya mempunyai dampak positif maupun negatif.

Perkembangan Astronomi di Indonesia

Tanggal 7 Juni 1928 – tujuh puluh delapan tahun lalu terjadi peristiwa penting dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan alam di Indonesia. Peristiwa di Lembang itu, sebuah desa di pegunungan sebelah utara Bandung, adalah tempat peresmian pemakaian teropong bintang besar, refraktor ganda Zeiss yang berdiameter 60 cm, di Observatorium Bosscha..

Kegiatan di Observatorium Bosscha telah banyak dimulai bahkan sebelum teropong besar Zeiss berfungsi tahun 1928, berupa program pengamatan dengan teropong lebih kecil yang sudah berjalan aktif. Program utama yang dijalankan adalah pengamatan sejumlah besar bintang ganda, survey bintang dalam Galaksi Bima Sakti di langit selatan, pengamatan bintang variable, dan kerja sama dengan Dinas Topografi dalam studi geografi. Menjelang tahun 1950, di bawah koordinasi Dr GB van Albada, berbagai aktifitas kembali berlangsung di Observatorium Bosscha termasuk keikutsertaannya dalam pendidikan ilmu pengetahuan alam di ITB (dulu FIPIA-UI). Program utama masih tetap studi bintang ganda. Perhatian dari para astronom internasioanal pun berdatangan (termasuk dari Hertzprug dan Russel, dua nama besar dalam astrofisika), dan hal ini sangat membantu perkembangan dunia astronomi di Indonesia selanjutnya.

(33)

Observatorium Bosscha, yang sejak tahun 1951 bersama-sama Departemen Astronomi berada di bawah naungan ITB. Topik penelitian berkembang dari Astrofisika Bintang, Studi Galaksi Bima Sakti, Studi Tata Surya, sampai Kosmologi.

Observatorium Bosscha memang memilki sejarah dan peran unik. Sebagai satu-satunya observatorium besar di Indonesia, dan bahkan untuk beberapa lama di Asia Tenggara, membuat observatorium ini menjadi salah satu penegak ilmu astronomi di Indonesia. Di dalam perkembangan selanjutnya, dengan meluasnya kegiatan astronomi di Indonesia, Observatorium Bosscha diupayakan tetap menjadi pusat astronomi, sebagai situs ilmiah yang keutuhan dan nilainya selalu terlindungi, serta merupakan sumber informasi astronomi bagi masyarakat.

Ketakjuban manusia akan keindahan langit dan kerendahan hati untuk selalu bertanya akan tempatnya di semesta yang maha luas, membuat kehadiran astronomi diperlukan. Karenanya selalu besar harapan akan berlanjutnya dukungan terhadap kehadiran observatorium ini untuk kemajuan astronomi di Tanah Air.

Perkembangan Sistem Informasi dan Komunikasi serta Perhubungan

1. Perkembangan Informasi dan Komunikasi

Sesuai dengan perkembangan teknologi , maka sistem informasi dan komunikasi di Indonesia mengalami perkembangan pesat, apalagi yang menyangkut komunikasi massa. Buku, surat kabar, majalah, siaran radio, dan televisi merupakan media massa yang sangat populer. Sekalipun demikian, alat tradisional berupa kentongan, kadang-kadang masih digunakan.

Beberapa sarana informasi dan komunikasi modern di Indonesia dapat diterangkan sebagai berikut :

A. Radio

(34)

Belanda dan Kerajaan Belanda merasakan perlunya ada hubungan yang cepat antara kedua wilayah itu (Indonesia dan negeri Belanda). Hal ini terutama untuk menyampaikan peratuaran pemerintah dan berita, baik yang bersifat biasa maupun yang rahasia. Untuk sangat diperlukan adanya radio. Sejak itulah timbul semangat keradioan di kalangan orang-orang Belanda di negeri jajahan. Dengan bantuan Jawatan pos, telepon dan telegraf, Belanda mendirikan pemancar-pemancar, misalnya di Bandung.

B. Televisi

Di Indonesia, televisi merupakan alat komunikasi yang sangat efektif.

TVRI

Indonesia tidak ingin ketinggalan dalam bidang informasi dan komunisi dengan media televisi. Mulailah dirintis penyiaran melalui televisi, yang kemudian disebut dengan TVRI (Televisi Republik Indonesia). Munculnya siaran televisi di Indonesia, mula pertama didorong oleh keinginan pemerintah untuk meliput acara Asian Games IV di Jakarta pada tahun 1961. Didorong oleh keinginan itu, maka pemerintah membentuk Panitia Persiapan Televisi yang dipimpin oleh R.M. Sunaryo (Direktur Urusan Teknik Jawatan radio) sebagai wakil.

Di bawah naungan Panitia Pelaksana Asian Games IV, TVRI pada tanggal 17 Agustus 1962, melakukan siaran perdananya. Waktu itu TVRI meliput upacara peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI.

Televisi Swasta

(35)

Pada tanggal 24 Agustus 1989, Presiden Soeharto meresmikan TV swasta pertama, yang dikelola oleh PT RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia) di Jakarta. Kemudian, tanggal 24 Agustus 1990 mengudara pula televisi swasta yang kedua yang diselenggarakan oleh PT Surabaya Citra Televisi yang kemudian berubah nama SCTV (Surya Citra Televisi) di Surabaya.

Pada tahun 1990, pemerintah mengeluarkan kebijaksanaan baru di bidang penyiaran televisi. Perusahaan swasta PT CTPI (Cipta Televisi Pendidikan Indonesia) diberi izin untuk menyiarkan mata acara khusus pendidikan dengan nama TPI (Televisi Pendidikan Indonesia). Siaran pendidikan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 23 Januari 1991. Siarannya dilangsungkan pada pagi hari. Juga diizinkan melakukan siaran iklan selama tidak bertentangan dengan tujuan pendidikan.

Peralatan mula-mula menggunakan perlengkapan milik TVRI, sebelum menyelesaikan pembangunan gedung studio dan pemancarnya sendiri. Kemudian muncul pula televisi swasta Indosiar, Lativi, Trans TV, Trans 7, Global TV, dan TV swasta lainnya. Dengan perkembangan televisi baik pemerintah (TVRI) maupun televisi swasta telah semakin memasyarakatkan media televisi. Bahkan siaran-siarannya semakin menarik masyarakat. Televisi telah tampil sebagai sarana informasi dan komunikasi yang sangat efektif.

(36)

C. Sistem Transportasi dan Sarana Perhubungan

Sesuai dengan keadaan Negara Indonesia, terdiri dari banyak pulau, maka dikembangkan sistem transportasi, baik darat, udara, maupun laut. Di samping kelengkapan sarana prasarananya, juga dituntut sistem transportasi yang nyaman, cepat, dan aman. Oleh karena itu dari Pelita ke Pelita sarana dan prasarana perhubungan terus diusahakan untuk ditingkatkan baik kuantitas maupun kualitasnya.

a) Perhubungan Darat (1) Angkutan Jalan Raya

Perhubungan dan angkutan darat merupakan sektor yang sangat dominan bagi masyarakat umum. Sebab angkutan darat relatif lebih murah. Untuk itu upaya peningkatan sarana dan prasarana terus dilakukan. Untuk prasarana jalan, sasaran utama kebijaksanaan pembangunan adalah peningkatan kemampuan struktur serta kapasitas jalan secara bertahap dan menyebar yang disesuaikan dengan pertumbuhan lalu lintas yang ada di masing-masing daerah.

Pembangunan ini juga disesuaikan dengan kemampuan dana dan daya yang tersedia. Untuk mendukung kebijaksanaan tersebut dilaksanakanlah program-progam rehabilitasi dan pemeliharaan jalan, peningkatan jalan dan jembatan serta pembangunan jalan dan jembatan baru.

Sarana angkutan semakin meningkat jumlahnya. Jadi, dengan adanya jalan-jalan yang baik telah mendorong perusahaan angkutan untuk meningkatkan sarana angkutan. Sebagai contoh peningkatan kendaraan bus DAMRI. Armada bus DAMRI sudah berhasil diremajakan tahap demi tahap guna melayani angkutan sampai daerah terpencil.

(2) Angkutan Kereta Api

(37)

efektif. Juga memperbaiki, meremajakan dan menambah jumlah gerbong serta meningkatkan mutu peralatan.

Perbaikan dan peningkatan mutu peralatan kereta api ternyata memberikan hasil yang cukup menggembirakan. Pelayanan angkutan kereta api dapat diperluas dan mutunya dapat ditingkatkan. Khusus yang menyangkut transportasi manusia telah diselenggarakan perjalanan kereta api baru di seluruh Indonesia. Misalnya ada kereta Bima I dan Bima II, Mutiara Utara, Mutiara Selatan, dan Senja Utama. Kemudian juga telah diresmikan kereta api Parahiyangan untuk jurusan Jakarta-Bandung. Kemudian, ada kereta api listrik Jabotabek, Patas, Sriwijaya untuk Tanjungkarang-Kertapati, Lancang Kuning untuk Tanjung Balai-Medan, dan lain-lain.

Di samping itu juga dioperasikan berbagai macam kereta ekonomi, dan dalam perkembangan sekarang telah dioperasikan kereta api eksklusif. Dalam perkembangan terakhir ini, telah dioperasikan kereta api cepat, Jakarta-Surabaya yang hanya ditempuh sekitar 9 jam.

Kereta api juga dikembangkan sebagai alat angkut barang hasil produksi pertanian, perkebunan, industri, dan pertambangan. Seiring dengan meningkatnya hasil-hasil pembangunan, maka kereta api barang juga terus ditingkatkan kualitas maupun kuantitasnya.

b) Penyeberangan dan Transportasi Laut

(38)

penambahan sarana prasarana seperti armada pelayaran, fasilitas pelabuhan, pengerukan alur pelayaran dan penyeberangan, keselamatan pelayaran, kesyahbandaran, telekomunikasi, navigasi, serta fasilitas pengamanan laut dan pantai.

c) Transportasi Udara

Seiring dengan kemajuan zaman, transportasi udara ternyata semakin berkembang. Sampai tahun keempat Repelita IV, usaha untuk melakukan rehabilitasi dan peningkatan sarana prasarana perhubungan udara, terus dilakukan. Beberapa usaha peningkatan itu, misalnya peningkatan kemampuan landasan udara, peningkatan peralatan keselamatan penerbangan dan penambahan sarana angkutan.

Dengan upaya rehabilitasi dan peningkatan tersebut akan meningkatkan frekuensi penerbangan. Perkembangan jasa angkutan udara dalam negeri dapat dilihat antara lain dari peningkatan baik jumlah penumpang maupun barang. Jumlah penumpang yang diangkut cenderung meningkat.

Untuk meningkatkan hubungan udara dengan daerah-daerah terpencil, dikembangkan pelayanan angkutan udara perintis. Angkutan udara perintis telah menggunakan pesawat DHC-6/Twin Otter dan pesawat C-212/Cassa. Angkutan untuk perintis cenderung meningkat.

Dengan adanya kemajuan dalam bidang transportasi ini, jelas membawa kelancaran dalam perekonomian masyarakat. Kemajuan dalam bidang ekonomi merupakan perubahan dalam bidang sosial dan kebudayaan.

3. Sistem Religi

Kebudayaan India terutama masuk dari penyebaran agama Hindu dan Budha di negara Indonesia jauh sebelum Indonesia terbentuk. Kerajaan-kerajaan yang bernafaskan agama Hindu dan Budha sempat mendominasi Nusantara pada abad ke-5 Masehi ditandai dengan berdirinya kerajaan tertua di Nusantara, Kutai, sampai pada penghujung abad ke-15 Masehi.

(39)

Nusantara( Sriwijaya) . Selain itu, banyak pula yang masuk bersama perantau-perantau Tionghoa yang datang dari daerah selatan Tiongkok dan menetap di Nusantara. Mereka menetap dan menikahi penduduk lokal menghasilkan perpaduan kebudayaan Tionghoa dan lokal yang unik. Kebudayaan seperti inilah yang kemudian menjadi salah satu akar daripada kebudayaan lokal modern di Indonesia semisal kebudayaan Jawa dan Betawi.

Kebudayaan Arab masuk bersama dengan penyebaran agama Islam oleh pedagang-pedagang Arab yang singgah di Nusantara dalam perjalanan mereka menuju Tiongkok. Kedatangan penjelajah dari Eropa sejak abad ke-16 ke Nusantara, dan penjajahan yang berlangsung selanjutnya, membawa berbagai bentuk Kebudayaan Barat dan membentuk kebudayaan Indonesia modern sebagaimana yang dapat dijumpai sekarang. Teknologi, sistem organisasi dan politik, sistem sosial, berbagai elemen budaya seperti perekonomian, dan sebagainya, banyak mengadopsi kebudayaan Barat yang lambat-laun terintegrasi dalam masyarakat.

4. Sistem Ekonomi atau Mata Pencaharian Hidup

Mata pencaharian atau aktivitas ekonomi suatu masyarakat menjadi fokus kajian penting etnografi. Penelitian etnografi mengenai sistem mata pencaharian mengkaji bagaimana cara mata pencaharian suatu kelompok masyarakat atau sistem perekonomian mereka untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Sistem ekonomi pada masyarakat tradisional, antara lain :

 berburu dan meramu;

 beternak;

 bercocok tanam di ladang;

 menangkap ikan;

 bercocok tanam menetap dengan sistem irigasi.

(40)

pertanian hanya bisa ditemukan di daerah pedesaan yang relatif belum terpengaruh oleh arus modernisasi.

Pada saat ini pekerjaan sebagai karyawan kantor menjadi sumber penghasilan utama dalam mencari nafkah. Setelah berkembangnya sistem industri mengubah pola hidup manusia untuk tidak mengandalkan mata pencaharian hidupnya dari subsistensi hasil produksi pertaniannya. Di dalam masyarakat industri, seseorang mengandalkan pendidikan dan keterampilannya dalam mencari pekerjaan.

5. Kesenian

Perhatian ahli antropologi mengenai seni bermula dari penelitian etnografi mengenai aktivitas kesenian suatu masyarakat tradisional. Deskripsi yang dikumpulkan dalam penelitian tersebut berisi mengenai benda-benda atau artefak yang memuat unsur seni, seperti patung, ukiran, dan hiasan. Penulisan etnografi awal tentang unsur seni pada kebudayaan manusia lebih mengarah pada teknikteknik dan proses pembuatan benda seni tersebut. Selain itu, deskripsi etnografi awal tersebut juga meneliti perkembangan seni musik, seni tari, dan seni drama dalam suatu masyarakat.

Berdasarkan jenisnya, seni rupa terdiri atas seni patung, seni relief, seni ukir, seni lukis, dan seni rias. Seni musik terdiri atas seni vokal dan instrumental, sedangkan seni sastra terdiri atas prosa dan puisi. Selain itu, terdapat seni gerak dan seni tari, yakni seni yang dapat ditangkap melalui indera pendengaran maupun penglihatan. Jenis seni tradisional adalah wayang, ketoprak, tari, ludruk, dan lenong. Sedangkan seni modern adalah film, lagu, dan koreografi.

6. Sistem Kemasyarakatan atau Organisasi Sosial

Dalam struktur masyarakat adat kita menganut adanya tiga (3) macam sistem kekerabatan, yaitu :

(41)

Anak menghubungkan diri dengan kedua orang tuanya. Anak juga menghubungkan diri dengan kerabat ayah-ibunya secara bilateral. Dalam sistem kekerabatan parental kedua orang tua mau pun kerabat dari ayah-ibu itu berlaku peraturan-peraturan yang sama baik tentang perkawinan, kewajiban memberi nafkah, penghormatan, pewarisan. Dalam susunan parental ini seorang anak hanya memperoleh semenda dengan jalan perkawinan, maupun langsung oleh perkawinannya sendiri, maupun secara tak langsung oleh perkawinan sanak kandungnya, memang kecuali perkawinan antara ibu dan ayahnya sendiri. Susunan sistem kekerabatan parental berlaku padamasyarakat Jawa, Madura, Kalimantan dan Sulawesi.

2) Sistem kekerabatan patrilineal

Anak menghubungkan diri dengan ayahnya (berdasarkan garis keturunan laki-laki). Sistem kekerabatan ini anak juga menghubungkan diri dengan kerabat ayah berdasarkan garis keturunan laki-laki secara unilateral. Didalam susunan masyarakat Patrilineal yang berdasarkan garis keturunan bapak (laki-laki), keturunan dari pihak bapak (laki-laki) dinilai mempunyai kedudukan lebih tinggi serta hak-haknya juga akan mendapatkan lebih banyak. Susunan sistem kekerabatan Patrilineal berlaku pada masyarakat Batak dan Bali.

3) Sistem kekerabatan matrilineal

(42)

Kebudayaan Nasional dalam Konteks Globalisasi

Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan.

Globalisasi sendiri merupakan sebuah istilah yang muncul sekitar dua puluh tahun yang lalu, dan mulai begitu populer sebagai ideologi baru sekitar lima atau sepuluh tahun terakhir. Sebagai istilah, globalisasi begitu mudah diterima atau dikenal masyarakat seluruh dunia. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar.

Globalisasi sering diperbincangkan oleh banyak orang, mulai dari para pakar ekonomi, sampai penjual iklan. Dalam kata globalisasi tersebut mengandung suatu pengetian akan hilangnya satu situasi dimana berbagai pergerakan barang dan jasa antar negara diseluruh dunia dapat bergerak bebas dan terbuka dalam perdagangan. Dan dengan terbukanya satu negara terhadap negara lain, yang masuk bukan hanya barang dan jasa, tetapi juga teknologi, pola konsumsi, pendidikan, nilai budaya dan lain-lain.

Konsep akan globalisasi menurut Robertson (1992), mengacu pada penyempitan dunia secara insentif dan peningkatan kesadaran kita akan dunia, yaitu semakin meningkatnya koneksi global dan pemahaman kita akan koneksi tersebut. Di sini penyempitan dunia dapat dipahami dalam konteks institusi modernitas dan intensifikasi kesadaran dunia dapat dipersepsikan refleksif dengan lebih baik secara budaya.

(43)

menjadikan dunia sebagaimana layaknya sebuah perkampungan kecil. Sebagian lainnya menyebutkan bahwa globalisasi adalah upaya penyatuan masyarakat dunia dari sisi gaya hidup, orientasi, dan budaya.

Pengertian lain dari globalisasi seperti yang dikatakan oleh Barker (2004) adalah bahwa globalisasi merupakan koneksi global ekonomi, sosial, budaya dan politik yang semakin mengarah ke berbagai arah di seluruh penjuru dunia dan merasuk ke dalam kesadaran kita. Produksi global atas produk lokal dan lokalisasi produk global.

Globalisasi dan Budaya

Gaung globalisasi, yang sudah mulai terasa sejak akhir abad ke-20, telah membuat masyarakat dunia, termasuk bangsa Indonesia harus bersiap-siap menerima kenyataan masuknya pengaruh luar terhadap seluruh aspek kehidupan bangsa. Salah satu aspek yang terpengaruh adalah kebudayaan. Bagi bangsa Indonesia aspek kebudayaan merupakan salah satu kekuatan bangsa yang memiliki kekayaan nilai yang beragam, termasuk keseniannya. Kesenian rakyat, salah satu bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia tidak luput dari pengaruh globalisasi.

Globalisasi dalam kebudayaan dapat berkembang dengan cepat, hal ini tentunya dipengaruhi oleh adanya kecepatan dan kemudahan dalam memperoleh akses komunikasi dan berita namun hal ini justru menjadi bumerang tersendiri dan menjadi suatu masalah yang paling krusial atau penting dalam globalisasi, yaitu kenyataan bahwa perkembangan ilmu pengertahuan dikuasai oleh negara-negara maju, bukan negara-negara berkembang seperti Indonesia. Mereka yang memiliki dan mampu menggerakkan komunikasi internasional justru negara-negara maju. Akibatnya, negara-negara berkembang, seperti Indonesia selalu khawatir akan tertinggal dalam arus globalisai dalam berbagai bidang seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, termasuk kesenian kita.

(44)

mendasar. Komunikasi dan transportasi internasional telah menghilangkan batas-batas budaya setiap bangsa.

Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan menjadi peradaban dunia sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh. Simon Kemoni, sosiolog asal Kenya mengatakan bahwa globalisasi dalam bentuk yang alami akan meninggikan berbagai budaya dan nilai-nilai budaya. Dalam proses alami ini, setiap bangsa akan berusaha menyesuaikan budaya mereka dengan perkembangan baru sehingga mereka dapat melanjutkan kehidupan dan menghindari kehancuran. Tetapi, menurut Simon Kimoni, dalam proses ini, negara-negara Dunia Ketiga harus memperkokoh dimensi budaya mereka dan memelihara struktur nilai-nilainya agar tidak dieliminasi oleh budaya asing. Dalam rangka ini, berbagai bangsa Dunia Ketiga haruslah mendapatkan informasi ilmiah yang bermanfaat dan menambah pengalaman mereka.

Terkait dengan seni dan budaya, Seorang penulis asal Kenya bernama Ngugi Wa Thiong’o menyebutkan bahwa “... perilaku dunia Barat, khususnya Amerika seolah-olah sedang melemparkan bom budaya terhadap rakyat dunia. Mereka berusaha untuk menghancurkan tradisi dan bahasa pribumi sehingga bangsa-bangsa tersebut kebingungan dalam upaya mencari indentitas budaya nasionalnya”. Penulis Kenya ini meyakini bahwa budaya asing yang berkuasa di berbagai bangsa, yang dahulu dipaksakan lewat imperialisme, kini dilakukan dalam bentuk yang lebih luas dengan nama globalisasi.

Globalisasi dalam Kebudayaan Tradisional di Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Orang Pribadi untuk tahun pajak 2006 dan / atau Tahun-Tahun Pajak sebelumnya dalam kurun waktu mulai tanggal 1 Juli 2008 sampai dengan 31 Desember 2008

seluruh unsur organisasi di lingkungan UPT BPOM yang dibentuk berdasarkan Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 12 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Dalam rangka menjamin pasien memperoleh pelayanan asuhan keperawatan berkualitas, maka perawat sebagai pemberi pelayanan harus bermutu, kompeten, etis

Rempah atau Spices adalah tanaman atau bagian dari tanaman yang ditambahkan pada makanan untuk menambah atau membangkitkan selera makan.Spices sebagian besar tumbuh di daerah

Analysis of data used qualitative analysis techniques of Miles and Huberman models.The results of the study revealed that the evaluation of component context of schools

Sedangkan untuk data seismometer (LHZ), data diturunkan terhadap waktu terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk menyamakan unit satuan ke dalam satuan percepatan,

Nilai sumberdaya hutan sendiri bersumber dari berbagai manfaat yang diperoleh masyarakat.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa buah-buahan adalah merupakan sumber

Ker ana hidup t idak ber j alan mundur dan t idak pula ber ada di masa lalu Engkau adalah busur -busur t empat anakmu menj adi anak-anak panah yang hidup diluncur kan..