• Tidak ada hasil yang ditemukan

Good Mining Practice dan Karakteristik p

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Good Mining Practice dan Karakteristik p"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

A. GOOD MINING PRACTICE

Tata Cara Penambangan Yang Baik - Good Mining Practice (GMP) memang menjadi satu hal yang banyak diterapkan di dunia pertambangan, teknik pertambangan yang baik (GMP) memberikan banyak manfaat bagi keberlangsungan industri pertambangan. Dengan menerapkan Good Mining Practice, maka perusahaan pertambangan akan fokus pada 5 aspek yang ada dalam GMP ini.

Sesuai dengan UU No 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, ada 5 aspek yang perlu dilaksanakan dalam Good mining Practice (GMP) yaitu:

1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan (K3 Pertambangan) 2. Keselamatan Operasi Pertambangan (KO Pertambangan)

3. Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Pertambangan, Termasuk Reklamasi dan Pasca Tambang

4. Upaya Konservasi Sumberdaya Mineral dan Batubara

5. Pengelolaan sisa tambang dari suatu kegiatan usaha pertambangan bai cair, padat, gas sampai memenuhi baku mutu lingkungan.

Jika melihat aspek yang tercantum dalam UU No 4 Tahun 2009, maka teknik pertambangan yang baik (GMP) bukan hanya semata menata tambang menjadi rapi, namun juga sangat memperhatikan aspek K3, KO dan Lingkungan, serta Sustainable Mining dengan melakukan konservasi terhadap sumberdaya yang ditambang.

(2)

Teknik pertambangan yang baik (Good Mining Practice) dituntut untuk dapat menjalankan kaidah keselamatan dan kesehatan kerja dengan memperhatikan regulasi-regulasi yang ada untuk menjamin keselamatan pekerja. Perusahaan diminta untuk melakukan pengelolaan terhadap operasional dengan cara:

1. Melakukan Identifikasi bahaya pada semua aktifitas yang akan dikerja untuk dapat melakukan pengendalian yang tepat sehingga tidak mengakibatkan kecelakaan.

2. Membuat prosedur operasi atau prosedur kerja yang mengatur tentang tata cara kerja dengan memperhatikan aspek keselamatan kerja dan regulasi yang berlaku.

3. Mengatur tentang tata cara kerja khusus seperti bekerja di ketinggian, bekerja dalam ruang terbatas (confined space), bekerja di dekar air, dan lain sebagainya.

4. Menetapkan dan memberikan Alat pelindung diri dan alat keselamatan kepada pekerja

5. Melakukan pengelolaan terhadap lingkungan kerja 6. Melakukan Pengelolaan terhadap Kesehatan Kerja

Memastikan kompetensi pekerja untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu melalui pendidikan dan pelatihan serta memasang tanda-tanda/rambu terkait keselamatan dan kesehatan kerja.

(3)

Selain K3 Pertambangan, Aspek yang perlu diperhatikan dalam menerapkan Teknik Pertambangan Yang Baik (Good Mining Practice) adalah Keselamatan Operasi Pertambangan (KO Pertambangan).

Keselamatan Operasi Pertambangan bertujuan untuk menjamin dan melindungi operasional tambang yang aman, efisien, dan produktif. Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu dilakukan beberapa upaya berikut:

1. Pengelolaan sistem dan pelaksanaan pemeliharaan/perawatan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan

2. Melakukan Pengamanan Instalasi (Kelistrikan, Hydraulic, Pneumatic, dan lain-lain)

3. Menjamin Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalasi, dan Peralatan Pertambangan

4. Memenuhi Kompetensi Teknik pekerja untuk dapat melakukan pekerjaan dengan baik dan aman

5. Melakukan Evaluasi terhadap kajian teknis pertambangan

(4)

Suatu industri pertambangan yang telah melaksanakan kaidah penambangan yang baik (Good Mining Practice) harus senantiasa memperhatikan keberlangsungan lingkungan hidup dengan tetap berwawasan lingkungan. Segala mecam bentuk perijinan terkait lingkungan harus dipenuhi termasuk di dalamnya adalah AMDAL atau UKL/UPL.

Aspek dampak pada setiap kegiatan harus dilakukan identifikasi serta perlu dilakukan pengelolaan dan pemantauan dengan tujuan untuk memperkecil dampak negatif yang dapat ditimbulkan. Pengelolaan dan pemantauan yang dilakukan dapat berupa:

1. Kualitas Air Sungai 2. Kualitas Udara 3. Emisi

(5)

7. Kualitas Tanah 8. dan lain-lain

Selain itu, pengelolaan lahan bekas tambang juga perlu untuk dilakukan termasuk didalamnya kegiatan reklamasi dan pasca tambang..

4. Konservasi Sumberdaya Mineral dan Batubara

Suatu perusahaan yang menerapkan Good Mining Practice juga perlu memperhatikan ketersediaan sumberdaya yang ada, jika melihat sifat dasar mineral dan batu bara yang merupakan sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui (non-renewable), maka perlu dilakukan konservasi agar industri pertambangan tetap sustainable.

Sesuai dengan PP 55 Tahun 2010 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara pasal 25, bahwa pengawasan Konservasi sumberdaya Mineral dan Batubara paling sedikit harus mencakup:

(6)

2. Pengelolaan dan/atau pemanfaatan cadangan marginal

3. Pengelolaan dan/atau pemanfaatan batubara kualitas rendah dan mineral kadar rendah

4. Pengelolaan dan/atau pemanfaatan mineral ikutan

5. Pendataan sumberdaya serta cadangan mineral dan batubara yang tidak tertambang

6. Pendataan dan pengelolaan sisa hasil pengolahan dan pemurnian

4. Pengelolaan Sisa Tambang (Padat, Cair, Gas) agar Sesuai Baku Mutu Lingkungan

Untuk menjamin tidak terjadi penurunan kualitas lingkungan, maka semua sisa kegiatan usaha pertambangan harus dilakukan pengelolaan sebelum dilepas ke lingkungan. Pengelolaan dilakukan pada sisa tambang baik yang berupa padat, cair, maupun gas.

Beberapa contoh pengelolaan sisa kegiatan usaha pertambangan adalah:

1. Pengelolaan Air sisa pekerjaan dan Air Asam Tambang 2. Pengelolaan PAF dan NAF

3. Pengelolaan Limbah B3 4. Pemantauan Emisi Gas Buang 5. dan lain-lain

(7)

Aspek-aspek Good Mining Practice

1. Perizinan dan Aspek Legalitas Pertambangan yang baik adalah kegiatan pertambangan yang mematuhi ketentuan hukum dan perundang-undangan yang berlaku di daerah atau negara tempat aktivitas pertambangan tersebut dilaksanakan. Dalam praktik pertambangan yang baik harus sinkron antara kepentingan pembuat regulasi dan kepentingan pemegang izin usaha pertambangan (IUP). Pemerintah harus mampu memberikan kepastian dan kejelasan mengenai peraturan dan kebijakan pertambangan pada satu sisi,sementara pemegang izin usaha pertambangan (IUP) harus mentaati peraturan dan kebijakan yang berlaku di tempat tersebut pada sisi yang lain.

2. Teknik Penambangan pada prinsipnya, teknik pertambangan yang baik dapat dilakukan apabila didalam aktifitas pertambangan tersebut dilakukan hal-hal sebagai berikut :

 Eksplorasi harus dilaksanakan secara baik, benar dan memadai.

 Perhitungan cadangan layak tambang harus ditetapkan dengan baik

(tingkatakurasi tinggi).

 Studi geohidrologi, geoteknik dan metalurgi harus dilakukan secara baik dan benar.

 Studi kelayakan (feasibility study ) yang komprehensif dengan

didukung datayang cukup, perlu disusun dengan baik, termasuk studi lingkungannya (AMDALatau UKL/UPL).

 Teknik dan sistem tambang serta proses pengolahan/pemurnian harusdirencanakan dan dilaksanakan secara baik (sistem tambang pada material lepasdan padu sangat berbeda, demikian pula proses pengolahannya)

 Teknik konstruksi dan pemilihan peralatan harus tepat guna.

(8)

 Produksi hendaknya disesuaikan dengan jumlah ketersediaan

cadangan dan spesifikasi.

 Program pasca tambang harus terencana dengan baik sebelum seluruh aktifitas dihentikan. Pada pasca tambang harus segera dilakukan kegiatan penataan dan reklamasi padalahan bekas tambang yang disesuaikan dengan perencanaannya. Pelaksanaanpenataan dan reklamasi sebaiknya mengacu pada rencana tata ruang daerah yang bersangkutan dan disesuaikan dengan kondisi lahan.

3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Praktik pertambangan yang baik sangat memperhatikan keselamatan dan kesehatan pekerjanya. Dalam hal ini, perusahaan berkewajiban meliputi pembinaan, pelatihan atau pendidikan dan melakukan kontrol terhadap pelaksanaan yang berkaitan dengan upaya meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja. Hal yang dilakukan adalah dengan membuat regulasi dan penggunaan alat-alat perlindungan diri (APD), agar terhindar dari kecelakaan yang sering terjadi pada saat kerja.

4. Lingkungan Aktivitas pertambangan yang selalu menunjukkan kepedulian terhadap dampak lingkungan. Tidak bisa seratus persen dihindari, tetapi manfaatnya dimaksimalkan dan mudaratnya diminimalisir. Dalam eksplorasi, perencanaan dan design produksi, pemilihan metode dan teknologi, penempatan-penempatan bangunan pendukung,pengelolaan tailing, reklamasi dan pasca eksploitasi hendaknya benar-benarmemperhatikan aspek lingkungan.

(9)

seluruhkegiatan usaha pertambangan untuk memulihkan fungsi lingkungan alam dan fungsisosial menurut kondisi lokal di seluruh wilayah penambangan. Kegiatanpertambangan bersifat proyek, jadi ada jangka waktu perhitungan yang jelas, makapasca tambang diharapkan mampu memberikan manfaat berkelanjutan bagi social dan lingkungan sekitar tambang.

Manfaat Penerapan Good Mining Praktice

Penerapan good mining practice akan memberikan manfaat sebesar-besarnya bagimasyarakat, perusahaan, pemerintah, dan lingkungan. Perusahaan mendapatkan keuntungan yang maksimal secara aman, masyarakat merasakan peningkatan kesejateraannya, pemerintah tidak kesulitan dalam pengawasan dan penerapan peraturan,dan lingkungan masih produktif.Sebaliknya jika pertambangan tidak dilakukan dengan baik dan benar, maka akan berakibat pada :

 Kesulitan dalam pelaksanaan kegiatan.

 Hasil tambang tidak akan efisien dan ekonomis

 Produksi akan tersendat / tidak lancar.

 Kemungkinan terjadinya kecelakaan tambang akan tinggi.

 Pengrusakan dan gangguan terhadap lingkungan akan timbul.

 Terjadinya “pemborosan” bahan galian.

 Pasca tambang akan mengalami kesulitan dan sulit penanganannya.

 Semua pihak akan mendapat rugi (pemerintah, perusahaan dan masyarakat).

 Kegiatan pertambangan akan “dituding” sebagai suatu kegiatan yang

merusak Lingkungan

(10)

 Aktifitas pertambangan tidak akan dinyatakan sebagai suatu kegiatan

“merusak lingkungan ”jika Praktek Pertambangan Yang Baik dan Benar (Good Mining Practice) dapat diimplementasikan dengan penuh kesadaran, terutama dari pelaku kegiatan /pelaku bisnis.

 Dalam Implementasi Praktek Pertambangan Yang Baik dan Benar ini, semua pihak(Pemerintah, Pelaku Bisnis dan Masyarakat) harus berperan aktif dan salingmelakukan kontrol.

 Bimbingan dan Pengawasan terutama dari unsur Birokrat, harus sudah

mulaidilaksanakan sejak pada tahap perencanaan sampai dengan tahap pasca tambang.Sedangkan masyarakat dapat turut membantu melakukan pengawasan pada tahapkegiatan dilaksanakan sampai dengan tahap pasca tambang.

B. KARAKTERISTIK INDUSTRI PERTAMBANGAN

Pada hakekatnya industri pertambangan mempunyai karakteristik khusus di banding dengan Industri umum lainnya, diantaranya:

1. Remote Location ( Jauh dari kota )

2. Cadangan tidak dapat ditentukan

3. Kadarnya sangat kecil

4. Cendrung merusak lingkungan

5. modal besar dengan pengembalian modal memakan waktu lama ( Padat modal )

(11)

 Remote Location/Jauh dari kota merupakan gambaran bahwa industri

pertambangan memilki akses yang cukup jauh dari kota.

 Cadangan tidak dapat ditentukan maksud dari hal ini disadari bahwa kepastian tentang cadangan yang dapat ditambang, baik dari segi jumlah maupun kualitasnya, merupakan salah satu kunci utama bagi usaha pertambangan. Mengingat sifat dari sumberdaya mineral yang tersebar tidak merata baik secara kuantitatif maupun kualitatif, maka sistem pengkavlingan tidak dapat dilakukan sebagaimana pada kawasan industri.

 Kadarnya sangat kecil yaitu dalam hal pertambangan jarang ditemukan

bahan galian bersifat native elemet tetapi bahan galian bersatu atau tergabung dengan unsur – unsur yang lain. Sebagai contoh emas dalam 1 ton batuan terdapat 5 gr emas.

 Cenderung merusak lingkungan bukan berarti merusak lingkungan tetapi

berpotensi merusak lingkungan karena pada dasarnya lingkungan bekas tambang tidak bisa dikembalikan sepeti 100 % lingkungan awal sebelum kegiatan pertambangan.

 Modal besar ( padat modal ) yaitu dalam dunia pertambangan pastinya memerlukan dana atau modal yang besar dalam memulai usaha dalam dunia pertambangan.

 Resiko Banyak dan besar ( padat resiko ) yaitu dalam dunia pertambangan

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Implementasi PERMA No.1 tahun 2008 khususnya dalam perkara perceraian di Pengadilan Agama Kota Semarang dapat dikatakan belum efektif sebagaimana perkara-perkara lain yang

Aspek Baik Sekali (4) Baik (3) Cukup (2) Perlu Bimbingan (1) Membuat bagan atau diagran alur untuk menjelaskan berbagai macam gangguan organ peredaran darah manusia

Dalam beberapa epik Yunani kuno, Poseidon digambarkan sebagai sosok dewa yang tempramental, sehingga membuat sifat dari lautan juga menjadi tempramental.. Poseidon menikahi

Penelitian ini bertujuan; 1) Untuk mendeskripsikan unsur-unsur apa yang menjadi fokus supervisi akademik oleh Kepala SMP Negeri 35 Makassar, 2) Mendeskripsikan apa

Satuan Kerja Kesdam V/Brawijaya akan mengadakan Lelang umum dan Lelang Sederhana secara Pascakualifikasi sebagai berikut :.. Adieb lndradjaja,

Studi yang dilakukan oleh Syafarudi & Hertati (2020) menunjukkan bahwa manajemen perubahan mempunyai pengaruh dalam menghadapi strategi organisasi guna mencapai perubahan

Kerentanan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kerentanan terhadap cekaman air, dapat ditafsirkan kekurangan (defisit) maupun kelebihan (surplus) air tanah pada sawah tadah

Lapangan sepak bola yang rata dan tidak menggenang juga ditentukan oleh adanya media tanam yang benar, media tanam yang benar adalah dengan menggunakan pasir khusus,