• Tidak ada hasil yang ditemukan

DTSD Keterampilan PDE Kepabeanan Dan Cuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DTSD Keterampilan PDE Kepabeanan Dan Cuk"

Copied!
219
0
0

Teks penuh

(1)

DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF DASAR

KEPABEANAN DAN CUKAI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

PUSDIKLAT BEA DAN CUKAI

2011

(2)

DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF DASAR

KEPABEANAN DAN CUKAI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

PUSDIKLAT BEA DAN CUKAI

2011

(3)

DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF DASAR

KEPABEANAN DAN CUKAI

KETERAMPILAN PDE

MODUL I

KETERAMPILAN

PERTUKARAN DATA ELEKTRONIK

OLEH :

TIM PENYUSUN MODUL PUSDIKLAT BEA DAN CUKAI

PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN BEA DAN CUKAI

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

(4)
(5)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar Kepala Pusdiklat Bea dan Cukai ……… i

Daftar Isi ……… ii

PENGANTAR APLIKASI DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 1. Pendahuluan ………... 1

1.1 Latar Belakang ....………... 1

1.2 Deskripsi Singkat ... 1

1.3 Tujuan Pembelajaran Umum ……… 1

1.4 Tujuan Pembelajaran Khusus ……… 1

2. Kegiatan Belajar (KB) 1 HARDWARE, SOFTWARE, JARINGAN DAN DATABASE 2.1 Uraian, Contoh dan Non Contoh ………... 2

2.1.1. Hardware ………..……….. 2

2.1.2. Software ... 4

2.1.3. Jaringan Komputer ... 6

2.1.4. Database ... 9

2.2 Latihan 1 ... 10

2.3 Rangkuman ... 11

3. Kegiatan Belajar (KB) 2 JENIS-JENIS APLIKASI KOMPUTER DI DJBC 3.1 Uraian, Contoh dan Non Contoh ………... 12

3.1.1. Program Aplikasi Pelayanan ..………... 12

3.1.2. Modul Perusahaan ….………. 14

3.1.3. Program Aplikasi Internal Direktorat .……… 16

3.2 Latihan 2……… 17

3.3 Rangkuman ……… 17

4. Kegiatan Belajar (KB) 3 SISTEM MANUAL, DISKET, PDE DAN NSW 4.1 Uraian, Contoh dan Non Contoh ………. 19

(6)

iii

4.1.3. Sistem PDE ... 21

4.1.4. National Single Window (NSW) ... 24

4.1.5. Operator Konsul ... 27

4.2 Latihan 3 ……… 29

4.3 Rangkuman ……… 30

5. Kegiatan Belajar (KB) 4 APLIKASI REGISTRASI 5.1 Uraian, Contoh dan Non Contoh ……… 31

5.1.1. Registrasi Importir ……….. 31

a. Dasar Hukum Registrasi Impotir ………...…………... 32

b. Tujuan Pengembangan Aplikasi ……..………. 32

c. Alur Proses Registrasi Importir ... 35

5.1.2. Registrasi PPJK ……….. 38

a. Pendahuluan ………..……… 38

b. Dasar Hukum Registrasi PPJK ... 38

c. Alur Proses Registrasi PPJK ... 39

d. Aplikasi Registrasi PPJK Online ...………... 41

e. Pelayanan Registrasi PPJK Di Bea dan Cukai ..……… 41

5.2 Latihan 4 ……… 43

5.3 Rangkuman ……… 43

6. Test Formatif ……….. 44

7. Kunci Jawaban Test Formatif ……… 46

(7)

MODUL I

PENGANTAR APLIKASI DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

1. Pendahuluan

1.1. Deskripsi Singkat

Modul ini diharapkan dapat membantu siswa memahami dan mengetahui apakah Sistem Informasi, dan bagaimana penerapannya di instansi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Lebih detil lagi mengenai hardware, software, database dan jaringan. Modul I ini juga membahas tentang jenis-jenis aplikasi yang ada di DJBC, serta pelayanan manual, disket dan PDE. Untuk lebih memahami tentang tugas yang berhubungan dengan aplikasi tersebut, dibahas pula tentang Operator Konsole dan tugas-tugasnya. Pada bagian akhir dibahas contoh aplikasi kepabeanan berupa registrasi importir dan registrasi PPJK.

1.2. Tujuan Instruksional Umum

Setelah mengikuti mata pelajaran ini peserta diharapkan mampu untuk menjelaskan tentang dasar-dasar sistem komputer, jenis-jenis aplikasi dan penerapannya di lingkungan instansi DJBC

1.3. Tujuan Instruksional Khusus

Pada akhir mata pelajaran para peserta dapat memahami:

- Software, hardware, jaringan, dan database

- Jenis-jenis aplikasi komputer yang dimiliki oleh DJBC

- Sistem pelayanan manual, disket, PDE, dan NSW

(8)

2. Kegiatan Belajar (KB) 1

Hardware, Software, Jaringan dan Database

2.1.Uraian, Contoh dan Non Contoh

Pada bagian ini kita akan mengenal unsur-unsur penyusun sistem komputer, yaitu hardware, software, jaringan dan database.

2.1.1. Hardware

Hardware (perangkat keras) komputer adalah salah satu bagian dari sistem komputer yang ada. Sesuai namanya, hardware secara fisik terlihat. Jenis-jenis hardware berdasarkan fungsinya terdiri dari: input hardware, processing hardware, storage hardware, dan output hardware.

Input Hardware

Input hardware digunakan untuk mentransmisikan data ke processing dan storage hardware. Peralatan yang paling populer untuk memasukkan data yaitu kombinasi antara keyboard dan layar monitor. Layar monitor dianggap sebagai bagian dari input hardware karena digunakan untuk memeriksa apakah data yang akan dimasukkan telah diketik.

Processing Hardware

(9)

peralatan tambahan seperti floppy disks, plotters, printers, mouse, modem, multimedia, dll.

Kapasitas komputer dapat diukur dari kecepatan pemrosesan dan kemampuan ALU untuk memanipulasi data dalam 1 cycle. Kecepatan pemrosesan dapat dinyatakan dalam cycle per second (biasanya dalam satuan MHz) atau dalam instruksi per second, biasanya dalam satuan millions of instructions per second (MIPS). Jumlah data yang dapat dimanipilasi oleh ALU dalam 1 cycle diukur dalam satuan bits (binary digits) dan biasa dipakai sebagai ukuran microprocessor.

Ada dua jenis dasar processor memory, yaitu ROM (read only memory) yang bersifat non-volatile dan RAM (random access memory) yang bersifat volatile (isi RAM akan hilang jika power off).

Storage Hardware

Jika RAM dipakai untuk menyimpan data atau program yang sedang diproses, dan tidak dapat dipakai digunakan sebagai storage karena kapasitasnya terbatas dan bersifat volatile (data akan hilang jika sistem shut down), maka sebagai gantinya dipakai external magnetic media untuk menyimpan data dan program yang sedang tidak aktif diproses. Ada dua jenis magnetic storage hardware yaitu disk dan tape. Saat ini ada external storage baru, yaitu digital storage, misalnya USB flashdisk.

Disk storage banyak digunakan sebagai medium storage dalam industri sistem informasi. Disk storage terdiri atas tracks dan sectors yang merupakan tempat menyimpan data secara magnetik. Data dibaca dan direkam dengan menggunakan read/write heads.

(10)

Jenis storage hardware lainnya adalah optical storage hardware. Keuntungan optical disk ialah mempunyai kapasitas yang tinggi, compact, dan durable storage. Sedangkan kerugiannya : sulit untuk merubah data.

Ada tiga macam optical storage hardware, yaitu :

¾ CD-ROM (compact disk - read only memory), populer digunakan pada multimedia. Optical storage data direkam dengan menggunakan laser untuk membakar lekukan kecil pada permukaan metal master disk. Selanjutnya seperti audio CD, hanya dapat dibaca dan tidak dapat dipakai untuk merekam lagi.

¾ WORM (write-once/read-many) optical disk, merupakan disk yang hanya dapat ditulisi sekali kemudian hanya dapat dibaca dan tidak dapat dipakai untuk merekam lagi. WORM device dipakai untuk memelihara satu record permanen yang penting dari seluruh data. Misalnya proses transaksi pada jaringan keuangan.

¾ Erasable optical disks, dapat dibaca dan ditulisi.

Output Hardware

Output hardware digunakan untuk mengeluarkan data hasil proses komputer. Contoh output hardware adalah printer, plotter, dan monitor. Storage device juga dapat digolongkan sebagai output device, karena hasil proses komputer dapat disimpan ke dalamnya. Untuk komputer multimedia, speaker juga dapat digolongkan dalam jenis perangkat ini. Dalam perkembangannya, dapat ditambahkan pula LCD projector sebagai output device.

2.1.2. Software

Software (Perangkat lunak, piranti lunak) adalah program komputer yang berfungsi sebagai sarana interaksi antara pengguna dan perangkat keras. Perangkat lunak dapat juga dikatakan sebagai 'penterjemah' perintah-perintah yang dijalankan pengguna komputer untuk diteruskan ke atau diproses oleh perangkat keras.

(11)

- Program aplikasi, adalah suatu perangkat lunak komputer yang memanfaatkan kemampuan komputer langsung untuk melakukan suatu tugas yang diinginkan pengguna. Contoh utama perangkat lunak aplikasi adalah pengolah kata, lembar kerja (spreadsheet), dan pemutar media. Beberapa aplikasi yang digabung bersama menjadi suatu paket kadang disebut sebagai suatu paket atau suite aplikasi (application suite). Contohnya adalah Microsoft Office dan OpenOffice.org, yang menggabungkan suatu aplikasi pengolah kata, lembar kerja, serta beberapa aplikasi lainnya. Aplikasi-aplikasi dalam suatu paket biasanya memiliki antarmuka pengguna yang memiliki kesamaan sehingga memudahkan pengguna untuk mempelajari dan menggunakan tiap aplikasi. Sering kali, mereka memiliki kemampuan untuk saling berinteraksi satu sama lain sehingga menguntungkan pengguna. Contohnya, suatu lembar kerja dapat dibenamkan dalam suatu dokumen pengolah kata walaupun dibuat pada aplikasi lembar kerja yang terpisah.

- Sistem operasi (OS, Operating System), adalah perangkat lunak yang bertugas untuk melakukan kontrol dan manajemen perangkat keras serta operasi-operasi dasar sistem, termasuk menjalankan program aplikasi. Secara umum, Sistem Operasi adalah software pada lapisan pertama yang diletakkan pada memori komputer pada saat komputer dinyalakan. Sedangkan software-software lainnya dijalankan setelah Sistem Operasi berjalan. Contoh Sistem Operasi misalnya UNIX/Linux, Windows, Mac OS.

- Bahasa pemrograman, adalah software untuk membuat sofware yang lain. Dibagi lagi atas bahasa pemrograman tingkat tinggi seperti Pascal, Basic dan bahasa pemrograman tingkat rendah yaitu bahasa rakitan.

Menurut jenisnya, perangkat lunak juga dapat dibedakan menjadi prangkat lunak umum dan perangkat lunak khusus.

(12)

dibuat hanya untuk pengguna tertentu berdasarkan pesanan, dan tidak digunakan untuk keperluan secara luas. Biasanya dibuat untuk suatu perusahaan atau instansi tertentu yang terkait dengan pekerjaan khusus.

2.1.3. Jaringan Komputer

Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer dan perangkat jaringan lainnya yang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan yang sama. Tujuan dari jaringan komputer adalah:

• Membagi sumber daya: contohnya berbagi pemakaian printer, CPU, memori, harddisk

• Komunikasi: contohnya surat elektronik, instant messaging, chatting

• Akses informasi: contohnya web browsing

Agar dapat mencapai tujuan yang sama, setiap bagian dari jaringan komputer meminta dan memberikan layanan (service). Pihak yang meminta layanan disebut klien (client) dan yang memberikan layanan disebut pelayan (server). Arsitektur ini disebut dengan sistem client-server, dan digunakan pada hampir seluruh aplikasi jaringan komputer.

Klasifikasi Berdasarkan skala

• Local Area Network (LAN)

• Metropolitant Area Network (MAN)

• Wide Area Network (WAN)

Berdasarkan fungsi

(13)

Client-server

Yaitu jaringan komputer dengan komputer yang didedikasikan khusus sebagai server. Sebuah service/layanan bisa diberikan oleh sebuah komputer atau lebih. Contohnya adalah sebuah domain seperti www.detik.com yang dilayani oleh banyak komputer web server. Atau bisa juga banyak service/layanan yang diberikan oleh satu komputer. Contohnya adalah server jtk.polban.ac.id yang merupakan satu komputer dengan multi service yaitu mail server, web server, file server, database server dan lainnya.

Peer-to-peer

Yaitu jaringan komputer dimana setiap host dapat menjadi server dan juga menjadi client secara bersamaan. Contohnya dalam file sharing antar komputer di Jaringan Windows Network Neighbourhood ada 5 komputer (kita beri nama A,B,C,D dan E) yang memberi hak akses terhadap file yang dimilikinya. Pada satu saat A mengakses file share dari B bernama data_nilai.xls dan juga memberi akses file soal_uas.doc kepada C. Saat A mengakses file dari B maka A berfungsi sebagai client dan saat A memberi akses file kepada C maka A berfungsi sebagai server. Kedua fungsi itu dilakukan oleh A secara bersamaan maka jaringan seperti ini dinamakan peer to peer.

a. Berdasarkan topologi jaringan

Berdasarkan [topologi jaringan], jaringan komputer dapat dibedakan atas:

• Topologi bus

• Topologi bintang

• Topologi cincin

• Topologi Mesh (Acak)

• Topologi Pohon (Hirarkis)

(14)

Jamrud Berlian IJCS ICT

Lami Citra

Gt.InOut

Gresik

KONEKSI NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL BEA dan CUKAI

Remote Access

(15)

2.1.4. Database

Database (basis data), adalah kumpulan data yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut. Perangkat lunak yang digunakan untuk mengelola dan memanggil kueri (query) basis data disebut sistem manajemen basis data (database management system, DBMS).

Catatan yang mirip dengan basis data sebenarnya sudah ada sebelum adanya komputer, yaitu dalam bentuk buku besar, kwitansi dan kumpulan data yang berhubungan dengan bisnis.

Konsep dasar dari basis data adalah kumpulan dari catatan-catatan, atau potongan dari pengetahuan. Sebuah basis data memiliki penjelasan terstruktur dari jenis fakta yang tersimpan di dalamnya: penjelasan ini disebut skema. Skema menggambarkan obyek yang diwakili suatu basis data, dan hubungan di antara obyek tersebut. Ada banyak cara untuk mengorganisasi skema, atau memodelkan struktur basis data, yang dikenal sebagai model basis data atau model data. Model yang umum digunakan sekarang adalah model relasional, yang mewakili semua informasi dalam bentuk tabel-tabel yang saling berhubungan dimana setiap tabel terdiri dari baris dan kolom. Dalam model ini, hubungan antar tabel diwakili dengan menggunakan nilai yang sama antar tabel.

Unsur Penyusun database mulai dari yang terkecil:

• Bit, bagian terkecil dari data, terdiri dari simbol ”0” dan ”1” yang menyusun sebuah character

• Byte, dalam sebuah data melambangkan satu character, misalnya ”A”, ”a”, “9”, “$”, “+” dan sebagainya

• Field/column, kumpulan beberapa character yang mengandung kesatuan arti. Misalnya ”Sigit Santosa”, ”Jl. Antara Raya 65 Bekasi”, 1500000

(16)

• Record/row, Kumpulan beberapa field/column. Misalnya

”Sigit Santosa”, ”Jl. Antara Raya 65 Bekasi”, 1500000

Data di atas adalah satu row/field

• Table, Kumpulan beberapa Record/row

• Database Kumpulan beberapa table yang ber-relasi/berhubungan, yaitu dengan adanya primary key.

2.2.Latihan 1

Mouse, digunakan sebagai interface titik dan click. Pergerakan mouse menghasilkan suatu gerakan yang berhubungan dengan pointer pada layar monitor. Pada umumnya mouse digunakan dalam aplikasi yang berorientasi grafis. Alat yang mirip perangkat ini adalah trackball dan joystick. Image Scanner, digunakan untuk mentransformasikan image grafis atau text ke dalam data computer. Transformasi text dapat menghemat dari pekerjaan retyping sedangkan transformasi image grafis dipakai untuk membaca logo atau simbol grafis untuk aplikasi desktop publishing. Sound recorder device, perupa perangkat untuk merekam suara menjadi data digital. Handwriting recognition device, digunakan untuk memasukkan data dengan cara menulis pada pad elektronis yang sensitif. Karakter-karakter tersebut dikenali dan dimasukkan ke dalam sistem komputer, biasanya suatu sistem PC (personal computer) dan PDA (Personal Device Assistance).

Machine data input (mis : modem), merupakan salah satu jenis alat input data untuk menghubungkan komputer dengan komputer lain melalui jaringan telepon. Light pen, yang digunakan untuk menunjuk item-item pada layar monitor. Bar code reader, digunakan untuk mengidentifikasi suatu jenis barang (biasanya di supermarket), dari image/citra berupa garis-garis yang mempunyai arti.

Processing hardware dapat dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu mainframe computer, minicomputer, dan microcomputer. Tetapi sekarang pengelompokan ini sudah agak kabur karena sering terjadi overlap di antara pengelompokan tersebut.

(17)

2.3.Rangkuman

(18)

3. Kegiatan Belajar (KB) 2

Jenis-Jenis Aplikasi Komputer di DJBC

3.1. Uraian, Contoh dan Non Contoh

Secara garis besar, program aplikasi komputer yang dimiliki oleh DJBC adalah sebagai berikut:

1. Program aplikasi Pelayanan

a.Aplikasi Inhouse

i. Berbasis server

ii. Berbasis PC

b. Modul perusahaan

2. Program aplikasi Internal Direktorat

Program aplikasi di atas dapat diperinci sebagai berikut:

3.1.1. Program Aplikasi pelayanan

Program aplikasi pelayanan adalah program aplikasi yang secara khusus dibuat oleh Bea dan Cukai, digunakan untuk melayani masyarakat usaha. Dari sisi pengguna, aplikasi ini dibagi menjadi:

a. Aplikasi Inhouse, adalah program aplikasi yang dijalankan oleh pihak Bea dan Cukai.

a.1. Aplikasi Inhouse berbasis server.

Program aplikasi berbasis server digunakan di kantor Bea dan Cukai yang transaksi datanya besar, dan dapat dijalankan secara multi-user. Aplikasi ini dibuat dengan menggunakan Oracle Developer Patch 6i, dengan database Oracle 9i. Komputer server menggunakan O/S (Operating System) AIX. Aplikasi diletakkan di IAS (Internet Aplication Server) berbasis web client.

(19)

Adalah program komputer untuk melayani pelaporan rencana kedatangan sarana pengangkut (RKSP) dan pelaporan barang-barang yang diangkutnya (manifest).

2. Inhouse Impor

Program komputer untuk melayani Pemberitahuan Impor Barang (PIB)

3. Inhouse Ekspor

Program komputer untuk melayani Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB)

4. Inhouse TPB

Program komputer untuk melayani Pemberitahuan Impor Barang ke Kawasan Berikat dan Pengeluaran Barang dari KB

5. Inhouse TPB BBK

Program komputer untuk melayani Pemberitahuan Impor Barang ke Kawasan Berikat dan Pengeluaran Barang dari KB khusus kawasan Batam, Bintan dan Karimun.

6. Inhouse Inhouse Cukai: Cukai HT, Cukai EA/MMEA dan Inhouse Gudang Pita Cukai

Program komputer untuk melayani Permintaan Pita Cukai

7. Inhouse KITE

Program komputer untuk melayani fasilitas KITE, yaitu fasilitas pembebasan atau pengembalian BM/Cukai terhadap impor bahan baku yang akan diekspor setelah diolah. Aplikasi ini terdapat di Kantor Wilayah.

8. Inhouse BC 2.4

(20)

9. Inhouse PPKP.

Program komputer untuk melayani impor barang melalui paket Pos.

a.2. Aplikasi Inhouse berbasis PC (Personal Computer).

Selain aplikasi berbasis server, untuk beberapa kantor lain yang relatif lebih sedikit transaksi datanya, Bea dan Cukai juga mengembangkan aplikasi berbasis PC. Aplikasi ini dijalankan pada PC dengan O/S Windows, dibuat menggunakan program berbahasa VB (Visual Basic) dan data base MS Access. Aplikasi ini diantaranya adalah:

1. Inhouse Impor

2. Inhouse Ekspor

3. Inhouse TPB

4. Inhouse Cukai

5. Inhouse STTJ

6. Inhouse BC24

7. Inhouse AIDA

Program AIDA adalah program aplikasi yang digunakan oleh perwakilan DJBC di Australia yang bertujuan untuk menerbitkan Surat Keterangan Pabean perwakilan DJBC di Australia.

3.1.2. Modul Perusahaan

Modul perusahaan adalah program aplikasi komputer yang berada di sisi perusahaan sebagai perangkat untuk membuat dan mengajukan dokumen pabean. Modul perusahaan dibuat dengan program berbahasa VB dan data base MS Access. Aplikasi ini di antaranya adalah:

(21)

Adalah program komputer yang berfungsi untuk membuat dokumen RKSP dan inward/outward manifest, pemecahan/penggabungan pos dan penggabungan data dari modul pengangkut lain. Media pengajuan data: EDI dan Disket

2. Modul PIB

Adalah program komputer yang berfungsi untuk membuat dokumen PIB. Dengan modul ini importir dapat membuat PIB dengan mudah dan cepat karena dilengkapi dengan fasilitas validasi data, perhitungan dan ulility tertentu. Media pengajuan data: EDI dan Disket

3. Modul PEB

Adalah program komputer yang berfungsi untuk membuat dokumen PEB. Dengan modul ini importir dapat membuat PEB dengan mudah dan cepat karena dilengkapi dengan fasilitas validasi data, perhitungan dan ulility tertentu. Media pengajuan data: EDI dan Disket

4. Modul TPB

Adalah program komputer yang berfungsi untuk membuat dokumen BC2.3, BC 2.5 dan BC 4.0. Saat ini BC2.5 dan BC 4.0 masih dalam tahap pengembangan dan uji coba. Media pengajuan data: EDI dan Disket

5. Modul KITE

Adalah program komputer yang berfungsi untuk membuat Pengajuan Fasilitas KITE, Laporan Ekspor dan BC 2.4. Media pengajuan data: Disket

6. Modul AIDA

(22)

7. Modul Bank

Adalah program komputer yang digunakan oleh bank untuk mengirim dokumen bukti pembayaran (SSPCP = Credit Advice) ke Bea dan Cukai. Media pengajuan data: EDI dan Disket

3.1.3. Program Aplikasi Internal Direktorat

Yang dimaksud dengan aplikasi internal direktorat adalah program aplikasi komputer yang berada di tingkat direktorat dalam lingkungan DJBC, untuk membantu pelaksanaan tugas dalam lingkup kerjanya. Aplikasi ini tidak langsung berhubungan dengan pelayanan kepada masyarakat umum. Aplikasi tersebut adalah:

No. Nama Aplikasi Direktorat Terkait

1. Audit Direktorat Verifikasi dan Audit

2. Profil Pusat (Tarif/Harga/Lain) Direktorat Teknis Kepabeanan

3. Keberatan-Banding Direktorat Teknis Kepabeanan

4. Impor Kendaraan Bermotor Direktorat Teknis Kepabeanan

5. Impor Sementara Direktorat Teknis Kepabeanan

6. PKSI (Penetapan Klasifikasi Sblm Impor) Direktorat Teknis Kepabeanan

7. Vooruitslag Direktorat Teksnis Kepabeanan

8. Pengawasan Direktorat P2

9. Profiling Direktorat P2

10.Blokir/unBlokir Direktorat Teksnis Kepabeanan

11.NHI Direktorat P2

12.Gaji/TKPKN Sekretariat

13.Kepegawaian Sekretariat

(23)

15.Data WareHouse Direktorat IKC

16.Portal Direktorat IKC

17.SKDT Direktorat IKC

18.EIS Direktorat IKC

3.2. Latihan 2

Coba jelaskan secara tertulis berdasarkan bagan diatas tentang perbandingan

waktu proses dokumen manual dan PDE!

3.3. Rangkuman

Importir dalam melakukan pembuatan dan pengajuan dokumen Pemberitahuan Pabean ke Bea dan Cukai memerlukan perangkat yang mendukung. Demikian pula Bea dan Cukai untuk melayani importir dengan mudah, memerlukan perangkat yang bersesuaian. Untuk itu telah dibangun suatu sistem aplikasi komputer yang dapat memudahkan semua pihak untuk melakukan kegiatannya dengan mudah.

Reduksi Waktu Proses

Perbandingan Waktu Proses Dokumen Manual dan PDE

WAKTU

Manual

Setelah Otomasi

PENYIAPAN DOKUMEN

PELAYANAN MULAI

PELAYANAN MULAI

PENYIAPAN DOKUMEN PENCETAKAN

PENGIRIMAN

PENGIRIMAN

DOKUMEN DITERIMA RE-ENTRY DATA

DOKUMEN DITERIMA

PELAYANAN SELESAI

(24)

Untuk importir, dibuat modul importir yang dapat digunakan untuk membuat data PIB, mencetak, mengirimkan data melalui media disket atau elektronik, serta menerima respon dari Bea dan Cukai. Di sisi kepabeanan, dibuat sistem aplikasi pelayanan impor, atau biasa disebut inhouse impor untuk menerima data PIB dari media disket atau elektronik, memproses, dan memberikan respon hasil pemeriksaan dokumen PIB kepada importir.

(25)

4. Kegiatan Belajar (KB) 3

Sistem Manual, Disket, PDE Dan NSW

4.1. Uraian, Contoh dan Non Contoh

Dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat usaha, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai telah menggunakan teknologi yang memungkinkan agar mutu pelayanan terjamin. Tergantung kondisi dan kebutuhan, pelayanan kepada masyarakat dibagi menjadi beberapa jenis:

1. Manual 2. Sistem Disket

3. Sistem PDE (Pertukaran Data Elektronik)

Khusus untuk pelayanan perizinan, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai juga telah merintis sistem NSW (National Single Window) agar masyarakat usaha lebih mudah dalam pengurusan perizinan impor.

Pada bab ini kita akan membahas sistem-sistem tersebut.

4.1.1. Sistem Manual

Pada sistem ini, proses pelayanan kepada perusahaan dilakukan secara manual, tanpa menggunakan perangkat komputer.

Pengusaha membuat dokumen Pemberitahuan Pabean (walaupun mungkin menggunakan komputer), mencetak, dan membawa ke kantor Pelayanan Bea dan Cukai. Petugas Bea dan Cukai menerima dokumen, melakukan pemeriksaan, dan memberikan nomor (dari buku bambu) secara langsung. Data tidak disimpan ke dalam komputer Bea dan Cukai.

4.1.2. Sistem Disket

(26)

Jadi, tetap saja importir membuat datanya di perusahaannya, dokumen diserahkan berupa kertas, dan data direkam oleh petugas.

Pada tahun 1995, aplikasi CFRS disempurnakan dengan membuat modul importir, yaitu program aplikasi komputer yang digunakan oleh importir untuk membuat dokumen PIB, mencetak dan memindahkan datanya ke disket untuk dibawa ke Kantor Pelayanan Bea dan Cukai. Jadi selain hasil cetak dokumen, importir juga harus membawa disket yang berisi data PIB ini.

Di Kantor Pelayanan, petugas Bea dan Cukai menerima hasil cetak dokumen dan disket hasil transfer dari importir. Setelah meneliti kelengkapan dokumen, data dalam disket di-load ke dalam komputer di Bea dan Cukai.

Dengan sistem ini, keuntungan yang didapatkan antara lain:

- Kecepatan penyiapan dokumen, di mana pembuatan dokumen dengan komputer akan lebih cepat dibanding secara manual, terutama dalam konversi harga, perhitungan pungutan dan inpu data berupa kode-kode.

- Efisiensi sumber daya (tidak terjadi double entry). Sekali importir memasukkan data, data ini yang akan masuk ke komputer Bea dan Cukai, tidak perlu dilakukan hal yang sama oleh petugas di kantor Bea dan Cukai.

- Data yang diinput oleh importir dipastikan sama dengan data yang masuk ke komputer Bea dan Cukai. Jika dilakukan input data ulang oleh petugas pendok, ada kemungkinan salah input.

Penggunaan disket sebagai media transfer ini, di Kantor Pelayanan Bea dan Cukai ada 2 kemungkinan penggunaan/cara pelayanan:

1. Data akan digunakan untuk pelayanan penuh.

2. Data diambil hanya sebagai data statistik (pelayanan tetap manual).

(27)

point 2, setelah selesai pelayanan secara manual, maka disket akan diambil datanya agar terkumpul untuk tujuan pelaporan.

4.1.3. Sistem PDE

Dengan berkembangnya teknologi, pelayanan kepada masyarakat usaha pun perlu disesuaikan. Setelah menggunakan disket, pada tahun 1996 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai melangkah dengan menerapkan pelayanan kepada masyarakat usaha menggunakan sistem PDE (Pertukaran Data Elektronik). Sistem ini menggantikan atau melengkapi sistem disket di beberapa Kantor Pelayanan yang sebelumnya telah digunakan.

Sampai saat ini, pelayanan kepabeanan yang telah menggunakan sistem PDE antara lain:

- Impor (PIB), 1996.

- Ekspor (PEB), 2004.

- Impor ke TPB (BC 2.3), sebagian, 2005.

- Manifest, 2007.

Adapun kantor-kantor yang telah menerapkan sistem ini antara lain:

- KPU Tanjung Priok

- KPPBC Sukarno Hatta

- KPPBC Tanjung Emas

- KPPBC Tanjung Perak

- KPPBC Juanda

- KPPBC Belawan

- KPPBC Polonia.

Untuk menjalankan sistem ini, perusahaan harus menyediakan:

1. Modul Perusahaan, disediakan oleh Bea dan Cukai.

2. Software Enabler, disediakan vendor.

3. Modem

(28)

Modul perusahaan yang digunakan adalah sama dengan modul perusahaan pada sistem disket. Untuk pengiriman dengan sistem PDE, diperlukan software tambahan berupa enabler, yang berfungsi untuk melakukan perubahan data dalam format Edifact dan dikomunikasikan menggunakan media komunikasi (modem).

Secara garis besar, pengiriman data menggunakan media PDE, misalnya dalam proses impor, dapat digambarkan sebagai berikut::

1. Importir membuat data PIB, bentuk Edifact, kemudian mengirim data dengan melakukan komunikasi ke Bea dan Cukai, dan meletakkan datanya di mail box.

2. Bea dan Cukai mengambil data PIB dari mail box, mem-validasi data dan memprosesnya. Respon dikirim berdasarkan proses terhadap data tersebut.

3. Importir melakukan komunikasi untuk mengambil respon. Respon dari Bea dan Cukai ini langsung tampil di komputer importir dan dapat dicetak serta digunakan untuk proses.

Jaringan EDI

`

PC Importir/PPJK Server KPBC

Kirim

PENGIRIMAN DATA PIB dan RESPON

(29)

Proses pembuatan dokumen, pengiriman, proses di Bea dan Cukai sampai dengan mendapatkan respon, selalu tercatat sebagai status di modul PIB. Berikut ini jenis-jenis status yang dapat diktahui:

1. EDIT Perekaman PIB belum selesai.

2. READY Perekaman sudah dianggap selesai.

3. QUEUED Dokumen sudah dalam format EDIFACT dan siap untuk dikomunikasikan.

4. DELIVERED Dokumen sudah berada pada mail box EDI.

5. COMPLETED Dokumen sudah diambil oleh trading partner (Bea dan Cukai).

6. ERRORS Komunikasi gagal

Status-status di atas merupakan status yang berhubungan dengan pengiriman dokumen dalam sistem EDI. Status berikutnya adalah juga merupakan jenis respon dari Bea dan Cukai:

7. REJECT Respon dari BC yang menyatakan bahwa terdapat kekurangan pengisian data. Atau importir masih mempunyai kewajiban yang belum dipenuhi sehingga pengajuan dokumen tidak dapat dilayani.

8. SSPCP Respon permintaan dokumen pembayaran.

9. INP/DNP Respon Permintaan Informasi Nilai Pabean.

10.SPPB Respon Pemberitahuan bahwa barang sudah dapat dikeluarkan dari daerah pabean.

11.SPJM Respon Pemberitahuan bahwa barang terkena jalur merah dan harus diperiksa fisik.

12.SPKPBM Respon Pemberitahuan Kekurangan Pembayaran Bea Masuk, Cukai, denda administrasi dan pajak dalam rangka impor.

13.Respon PIB secara umum (General Respon). Merupakan informasi umum yang dikirimkan dari Kantor Pelayanan Bea dan Cukai (Tidak mengubah status).

(30)

1. Reject

2. Penerimaan Data PIB

3. Permintaan Bukti Penerimaan Jaminan

4. Konfirmasi Pembayaran/SSPCP

5. Permintaan INP

6. Konfirmasi Skep Brg Larangan/Pembatasan

7. SPPB

8. SPJM

9. SPKPBM

10.Respon Umum

4.1.4. National Single Window (NSW)

INSW merupakan suatu sistem layanan publik yang terintegrasi, yang menyediakan fasilitas pengajuan, pertukaran dan pemrosesan informasi standar secara elektronik, guna menyelesaikan semua proses kegiatan dalam penanganan lalulintas barang ekspor dan impor, untuk meningkatkan daya saing perekonomian nasional

INSW memadukan alur proses bisnis antara sistem kepabeanan, perijinan ekspor-impor, kepelabuhanan/ kebandarudaraan, pembayaran, pengangkutan barang dan logistik, serta sistem lain yang terkait dengan penanganan lalulintas barang ekspor-impor.

Penerapan Sistem NSW, melalui penyediaan Portal INSW, akan membawa Indonesia menuju otomasi sistem pelayanan publik yang terintegrasi, guna mewujudkan “Reformasi Layanan Publik di Bidang Ekspor-Impor”.

(31)

a. Pengertian Dan Tujuan Umum

National Single Window (NSW) adalah sistem yang memungkinkan dilakukannya:

- Single Submission of data and information;

- Single and Synchronous processing of data and information;

- Single Decision-making for customs release and clearance of cargoes.

Tujuan Umum Penerapan Sistem NSW

- Meningkatkan kecepatan penyelesaian proses ekspor-impor melalui peningkatan efektifitas dan kinerja sistem layanan yang terintegrasi antar seluruh entitas yang terkait.

- Meminimalisasi waktu dan biaya yang diperlukan dalam penanganan lalulintas barang ekspor-impor, terutama terkait dengan proses customs release and clearance of cargoes.

- Meningkatkan validitas dan akurasi data dan informasi yang terkait dengan kegiatan ekspor dan impor.

- Meningkatkan daya saing perekonomian nasional dan mendorong masuknya investasi.

b. Jadwal Penerapan Sistem Nsw

Jadwal Penerapan Sistem NSW di Indonesia, secara umum mendasarkan pada strategi pentahapan yang dapat digambarkan dan dijelaskan dalam ilustrasi berikut :

ƒ Akhir Tahun 2007, Langkah Awal Penerapan Sistem NSW di Indonesia

(32)

dapat dikatakan bahwa pemberlakuan sistem NSW pada akhir tahun 2007 tersebut hanya merupakan langkah awal dari keseluruhan langkah yang panjang dalam penerapan Sistem NSW di Indonesia

ƒ Akhir Tahun 2008, Sistem NSW Diterapkan secara Penuh dan Dipersiapkan untuk Joint to ASW

Setelah melewati berbagai tahapan implementasi sebagaimana ilustrasi tersebut, diharapkan pada akhir tahun 2008 dapat dilakukan penerapan secara penuh di tingkat nasional dan sudah dilakukan tahap-tahap persiapan untuk bergabung dengan sistem NSW negara-negara anggota lainnya melalui Sistem ASW

ƒ Mulai Awal Tahun 2009, persiapan Joint to ASW dgn ujicoba Pertukaran Data CoO/SKA

Pada awal tahun 2009, dimulai tahap persiapan untuk Joint to ASW dengan beberapa langkah :

o Persiapan teknis Sistem NSW untuk Joint to ASW

o Ujicoba pertukaran data CoO/SKA dgn beberapa negara ASEAN

o Pembangunan (technical-development) Portal ASW

c. Key Factors For Success

Ada beberapa faktor kunci (key-factors) yang secara dominan mempengaruhi penerapan Sistem NSW di Indonesia, agar penerapan tersebut sesuai dengan kondisi ideal yang diharapkan dan sejalan dengan visi, misi, strategi, tujuan dan manfaat dari penerapan Sistem NSW di Indonesia.

1. Komitmen Nasional

2. Strong Lead Agency

(33)

4. Kesiapan Instansi Pemerintah

5. Intensitas Sosialisasi

6. Penetapan Pengelola Portal NSW

7. Aspek Legal yang Dibutuhkan

8. Model Pembiayaan

9. Dukungan Stakeholders

4.1.5. Operator Konsul

Dengan semakin pentingnya penggunaan komputer di perkantoran, maka semakin dibutuhkan tenaga yang mampu menangani dan merawat perangkat tersebut. Demikian pula di instansi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang sudah menerapkan komputerisasi dalam pelayanan kepada masyarakat usaha, diperlukan tenaga profesional yang mampu menangani sistem ini, yang dikenal sebagai Operator Konsul.

Mampu di sini buka berarti yang bersangkutan harus dapat menangani segala macam permasalahan yang timbul berhubungan dengan komputer, namun paling tidak ia harus dapat mengidentifikasi dan menginventarisir permasalahan berdasarkan sumbernya. Permasalahan dapat terjadi pada perangkat program aplikasi, jaringan, ataupun hardware. Penanganan terhadap perangkat tersebut tentunya berbeda-beda, Jika mampu, operator konsul akan menanganinya, namun jika hal itu di luar kemampuannya, maka ia harus bisa menentukan siapa yang harus dihubungi dan kredibel menangani masalah tersebut.

Tugas Operator Konsul

Tugas Operator Konsul berkaitan dengan software aplikasi:

(34)

2. Melakukan perekaman kurs mingguan.

3. Melakukan perekaman pegawai/user baru dan set kewenangannya.

4. Melakukan setting tertentu terhadap aplikasi: set nomor, set hari libur, set parameter, dan lain-lain, sesuai kebutuhan.

5. Menerima komplain/masukan dari unit lain yang berhubungan dengan aplikasi

6. Mencari pemecahan tarhadap komplain tersebut, jika tidak dapat, meminta bantuan kepada pihak yang terkait.

7. Melakukan maintenance terhadap data referensi aplikasi jika diperlukan, misalnya jika ada kode-kode baru, dsb.

Tugas Operator Konsul berkaitan dengan Hardware:

1. Menjaga keamanan dan kenyamanan ruang server (termasuk kebersihan).

2. Menghidupkan dan mematikan server melalui menu operator.

3. Memonitor arus dan tegangan listrik PLN dan UPS sebagai supplay utama server.

4. Memonitor suhu ruang server agar tidak terjadi panas yang berlebih pada ruangan/server.

5. Mengontrol setiap saat indikator LED/Sound yang muncul pada perangkat computer yang ada (Server, Network, Power supplay dan lain-lain).

6. Memonitor penggunaan file system (List Filesystems) pada menu operator.

7. Melakukan backup Harian pada kantor yang tidak terhubung dengan Kantor Pusat (offline) dan diwajibkan melakukan pengiriman hasil backup Harian.

(35)

Contoh

Khusus untuk pelayanan perizinan, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai juga telah merintis sistem NSW (National Single Window) agar masyarakat usaha lebih mudah dalam pengurusan perizinan impor. Sistem ini nantinya akan menggantikan modul Analizing Point dalam sistem aplikasi Kepabeanan.

4.2.Latihan

1. Sebutkan jenis-jenis hardware dan fungsinya

2. Sebutkan contoh software dan fungsinya

3. Sebutkan jaringan komputer berdasarkan skalanya.

4. Sebutkan jenis-jenis aplikasi modul perasahaan

5. Sebutkan jenis-jenis aplikasi inhouse Bea dan Cukai

6. Sebutkan perangkat apa saja yang diperlukan untuk pengiriman dokumen secara PDE.

Reduksi Waktu Proses

Perbandingan Waktu Proses Dokumen Manual dan PDE

WAKTU

Manual

Setelah Otomasi

PENYIAPAN DOKUMEN

PELAYANAN MULAI

PELAYANAN MULAI

PENYIAPAN DOKUMEN PENCETAKAN

PENGIRIMAN

PENGIRIMAN

DOKUMEN DITERIMA RE-ENTRY DATA

DOKUMEN DITERIMA

PELAYANAN SELESAI

(36)

7. Sebutkan KPPBC yang telah menerapkan pertukaran data secara elektronik untuk

penyampaian dokumen pemberitahuan pabean.

8. Sebutkan jenis-jenis respon yang dikirimkan secara elektronik pada pelayanan impor.

9. Sebutkan faktor kunci keberhasilan sistem NSW.

10.Sebutkan tugas operator konsole berkaitan dengan hardware dan software komputer di KPPBC.

4.3.Rangkuman

Dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat usaha, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai telah menggunakan teknologi yang memungkinkan agar mutu pelayanan terjamin. Tergantung kondisi dan kebutuhan, pelayanan kepada masyarakat dibagi menjadi beberapa jenis:

1. Manual, yaitu penyampaian dokumen hanya berupa formulir Pemberitahuan Pabean.

2. Sistem Disket, yaitu selain formulir Pemberitahuan Pabean, disertai dengan disket atau media penyimpan data lainnya yang berisi data Pemberitahuan Pabean.

(37)

5. Kegiatan Belajar (KB) 4

APLIKASI REGISTRASI

5.1. Uraian

5.1.1. Registrasi Importir

Registrasi importir bertujuan untuk memperjelas status importir sehingga Direktorat Jenderal Bea dan Cukai tidak mengalami kesulitan dalam menagih kekurangan pembayaran bea masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI), melakukan audit atau keperluan lainnya. Dengan adanya registrasi importir Direktorat Jenderal Bea dan Cukai juga dapat melakukan penilaian terhadap importir sehingga dapat menentukan klasifikasi importir dalam rangka penerapan manajemen resiko.

Setelah disahkannya Undang-Undang Nomor 17 tahun 2006 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan dan dalam rangka melaksanakan ketentuan pasal 6A Undang-Undang ini maka diterbitkanlah Peraturan Menteri Keuangan Nomor 124/PMK.04/2007 tanggal 5 Oktober 2007 tentang Registrasi Importir. Dalam Peraturan Menteri Keuangan ini, registrasi importir jelas diatur secara khusus. Pada pasal 2 ayat 2 disebutkan sebagai berikut :

“Registrasi importir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh importir dengan mengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal melalui media elektronik.”

(38)

a. Dasar Hukum Registrasi Importir

Registrasi importir mengacu kepada peraturan-peraturan sebagai berikut :

ƒ Undang Undang Kepabeanan nomor 10 tahun 1995 yang diubah dengan Undang-Undang Kepabeanan nomor 17 tahun 2006.

ƒ Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor KEP-07/BC/2003 tanggal 31 Januari 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor, diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal nomor P-19/BC/2005 tentang Perubahan Ketiga Atas Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor KEP-07/BC/2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor, diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal P-06/BC/2007 tentang Perubahan Keempat AtasKeputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor KEP-07/BC/2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor.

ƒ Peraturan Menteri Keuangan Nomor 124/PMK.04/2007 tanggal 5 Oktober 2007 tentang Registrasi Importir.

b. Tujuan Pengembangan Aplikasi

Aplikasi Registrasi Importir dikembangkan dengan tujuan :

1. Mempermudah Importir Untuk Melakukan Registrasi

Dengan dikembangkannya Aplikasi Registrasi Importir diharapkan dapat mempermudah proses registrasi mulai dari pengisian dan pengajuan formulir registrasi oleh importir. Pengajuan formulir registrasi dapat dilakukan dari kantor importir sendiri karena pengisian formulirnya melalui jaringan internet dengan mengakses menu registrasi importir di situs www.beacukai.go.id. Selain itu importir juga dapat memantau perkembangan hasil registrasinya melalui website tersebut sampai diterbitkannya Nomor Induk Kepabenana (NIK).

(39)

Dengan registrasi secara elektronik maka data awal dari importir yang melakukan registrasi sudah tersedia, sehingga data dapat segera dibaca dan diteliti. Dengan demikian akan memudahkan bagi analis untuk menganalisa data registrasi sehingga dapat dengan cepat dan akurat memutuskan apakah NIK untuk perusahaan yang melakukan registrasi tersebut dapat diterbitkan atau tidak. Karena semua parameter penilaian sudah dimasukkan dalam sistem.

3. Mengurangi Subyektifitas Penilaian Terhadap Importir

Analis atau supervisor yang menganalisa data dan memutuskan apakah NIK dapat diterbitkan, tidak dapat mengubah data. Parameter penilaian sudah dimasukkan ke dalam sistem dan tidak memungkinkan bagi petugas analis untuk mengubah nilai pada data registrasi. Kecuali data pembanding yang merupakan data hasil pemeriksaan lapangan. Data ini dientry langsung oleh petugas yang melakukan pemeriksaan lapangan. Dari data pembanding ini pun penilaian dilakukan otomatis oleh sistem.

Alur Proses registrasi Importir dapat digambarkan sebagai berikut:

Dari gambar di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

Sistem Registrasi

beacukai.go.id

Direktorat P2

Report pemlap

Data importir

Data Registrasi

Report NIK Data Importir NIK

Kanwil

Importir

(40)

• Importir mengisi formulir registrasi melalui menu registrasi importir di website

www.beacukai.go.id

• Data registrasi dari server internet secara periodik didownload ke server in-house aplikasi registrasi importir.

• Data importir dikirim ke Kantor Wilayah di mana alamat importir berada untuk dilakukan pemeriksaan lapangan (pemlap).

• Hasil pemeriksaan lapangan (pemlap) berupa soft copy dikirim kembali ke Kantor Pusat untuk diupload di in-house aplikasi registrasi importir.

• Setelah memenuhi syarat untuk mendapatkan NIK data awal dikirim dulu ke Direktorat P2 untuk dilakukan penilaian sebagai dasar pengklasifikasian importir berdasarkan resikonya.

• Setelah P2 memberi penilaian data dan menetapkan kategori importir,

dikembalikan ke sistem registrasi. NIK bersifat rahasia dan dikirimkan kepada importir.

(41)

c. Alur Proses Registrasi Importir

i. Download / Upload Data Registrasi

o Setelah importir mengisikan data registrasi melalui menu registrasi importir di

website, secara periodik data tersebut akan didownload ke PC perantara dan diupload ke aplikasi registrasi importir.

ii. Pemeriksaan Lapangan

Pemeriksaan lapangan dilakukan oleh auditor Kantor Wilayah Bea dan Cukai di mana alamat importir berada.

(42)

iii. Penelitian Administrasi oleh Analis

Penelitian adminstrasi oleh analis dilakukan terhadap data registrasi importir yang sudah selesai pemeriksaan lapangan. Yang dilakukan oleh analis dalam penelitian administrasi adalah sebagai berikut :

• Analis membandingkan data awal registrasi dengan data hasil pemeriksaan lapangan.

• Data yang diteliti dan dibandingkan dengan hasil pemeriksaan lapangan adalah mengenai kebenaran tentang :

- Eksistensi;

- Identitas pengurus dan penanggung jawab

- Jenis usaha; dan

- Kepastian penyelenggaraan pembukuan.

• Analis memberikan rekomendasi apakah data registrasi importir dapat diterima atau ditolak.

• Dalam hal diterima, maka selanjutnya proses diteruskan ke supervisor.

iv. Penelitian Administrasi oleh Supervisor

Yang masuk ke supervisor hanya data yang diputuskan diterima oleh analis. Supervisor kembali meneliti keputusan yang dibuat oleh analis.

v. Penolakan Registrasi Importir

Penolakan yang dilakukan oleh sistem setelah proses penelitian adminstrasi oleh analis harus dibuatkan agenda penolakan. Agenda penolakan dibuat oleh operator aplikasi registrasi importir. Surat penolakan dikirim melalui email ke alamat importir yang ditolak.

vi. Agenda Nomor Induk Kepabeanan (NIK)

(43)

vii.Pengiriman Nomor Induk Kepabeanan (NIK) Sementara via Email

Data registrasi yang sudah mendapat NIK harus diproses lagi untuk menentukan tanggal penerbitan NIK nya dan barulah surat pemberitahuan NIK sementara dapat dikirimkan ke importir.

viii. Pengiriman Data Registrasi ke Direktorat Penyidikan dan Pencegahan (P2)

Data registrasi yang sudah mendapat nomor agenda atau NIK dikirim ke Direktorat P2 untuk penentuan kategori importirnya. Data tersebut akan dianalisa lagi dan dibandingkan dengan data yang dimiliki oleh P2.

ix. Update Data Registrasi

(44)

5.1.2. Registrasi PPJK

a. Pendahuluan

Pengurusan Pemberitahuan Pabean atas barang impor atau ekspor dilakukan oleh pengangkut, importir, atau eksportir. Namum dalam hal tidak dilakukan sendiri, importir, atau eksportir dapat memberikan kuasanya kepada PPJK. Untuk dapat melakukan pengurusan jasa kepabeanan, PPJK wajib memiliki nomor identitas berupa Nomor Pokok Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (NPPPJK) dalam rangka akses kepabeanan.

Untuk mendapatkan NPPPJK, PPJK wajib melakukan registrasi melalui media elektronik. NPPPJK dikeluarkan oleh oleh Direktur Teknis Kepabeanan atas nama Direktur Jenderal.

Sejak akhir tahun 2007, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai menyelenggarakan registrasi Perusahaan Pengurusan Jasa Kepabeanan dan Cukai ( PPJK ) secara online dalam rangka membuat sistem registrasi yang terpusat. Tujuannya agar mudah diaplikasikan khususnya oleh PPJK dan kemudahan bagi Bea dan Cukai untuk mendata secara nasional dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa.

Melalui sarana ini PPJK dapat melakukan registrasi dari kantor masing-masing dengan terhubung ke website Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yaitu di http://www.regPPJK.beacukai.go.id. PPJK mengikuti dan menunggu hasil dari proses registrasi yang diajukan. Bila dalam proses registrasi terdapat kendala ataupun masalah melalui alamat yang sama dapat mengirimkan pertanyaan atau saran dan mendapatkan reply juga secara online.

b. Dasar Hukum Registrasi PPJK

(45)

ii. Peraturan Jenderal Bea dan Cukai Nomor : P-22/BC/2007 tanggal 04 Juli 2007 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Nomor Pokok dan Pengawasan Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan

c. Alur Proses Registrasi PPJK

(46)
(47)

d. Aplikasi Registrasi PPJK Online

Aplikasi PPJK Online adalah sarana bagi PPJK untuk dapat melakukan registrasi tanpa harus langsung datang ke Kantor Bea dan Cukai. Untuk dapat mengakses registrasi PPJK secara elektronik, maka PPJK yang bersangkutan harus dapat mengakses internet. Jika di kantor PPJK tidak tersedia sarana internet, maka mereka dapat menggunakan jasa Warnet (Warung internet).

Alamat yang harus dikunjungi adalah:

http://www.regPPJK.beacukai.go.id.

Langkah Registrasi PPJK

Dalam situs registrasi PPJK online, dijelaskan langkah melakukan registrasi sebagai berikut:

1. PPJK melakukan pendaftaran user registrasi, dengan klik pada menu Pendaftaran User Registrasi PPJK.

2. PPJK menerima email berisi email dan password

3. Login aplikasi registrasi

4. Melakukan pengisian formulir

5. Pengiriman data ke tim registrasi

e. Pelayanan Registrasi PPJK Di Bea Dan Cukai

Untuk dapat mengoperasikan aplikasi Registrasi PPJK di sisi Bea dan Cukai, pegawai harus memiliki user ID dan password sesuai dengan kewenangannya.

Struktur Menu

(48)

i. Administrator

Menu utama yang aktif pada user administrator adalah File dan Administrator. Menu Administrator terdiri dari menu Browse User.

ii. Sekretariat

Menu utama yang aktif pada user administrator adalah File dan Sekretariat. Fungsi Utama dari menu Sekretariat adalah untuk mendistribusikan data registrasi yang sudah diisi oleh PPJK kepada Kantor Wilayah atau KPU yang membawahinya, sesuai domisili PPJK.

iii. Koordinator Penelitian Lapangan (Penlap)

Menu utama yang aktif pada user administrator adalah File dan Koordinator Penlap. Fungsi Utama dari menu Koordinator Penlap adalah untuk merekam data petugas Penlap, dan merekam hasil penelitian lapangannya.

Setelah menyelesaikan perekaman hasil Penlap, maka data tersebut akan muncul pada menu Analis.

iv. Analis

Menu utama yang aktif pada user administrator adalah File dan Analis. Fungsi Utama dari menu Analis adalah menganalisa data registrasi PPJK, kemudian memberikan rekomendasi terhadapnya, apakah akan diterima atau tidak, misalnya dalam hal Sertifikat Ahli Kepabeanan. dibandingkan dengan database Sertifikat yang ada dalam aplikasi PPJK yang ada di Bea dan Cukai.

v. Supervisor

Menu utama yang aktif pada user administrator adalah File dan Supervisor. Fungsi Utama dari menu Supervisor adalah memberikan keputusan apakah terhadap data registrasi PPJK diterima atau tidak.

(49)

1. Setuju/ Penerimaan Registrasi PPJK

2. Tidak Setuju / Penolakan Registrasi PPJK

vi. P2

Menu utama yang aktif pada user administrator adalah File dan Supervisor. Fungsi Utama dari menu P2 adalah memberikan nilai/skor tambahan terhadap PPJK yang sudah diterima registrasinya.

5.2. Rangkuman

Registrasi importir dan PPJK bertujuan untuk memperjelas status importir dan PPJK, sehingga Direktorat Jenderal Bea dan Cukai tidak mengalami kesulitan dalam menagih kekurangan pembayaran bea masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI), melakukan audit atau keperluan lainnya. Dengan adanya registrasi importir dan PPJK, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai juga dapat melakukan penilaian terhadap perusahaan sehingga dapat menentukan klasifikasinya dalam rangka penerapan manajemen resiko.

5.3. Latihan

1. Sebutkan tujuan dikembangkannya Aplikasi Registrasi Importir.

2. Sebutkan langkah-langkah importir melakukan registrasi.

(50)

6. Test Formatif

Silanglah B jika pernyataan benar dan S jika pernyataan salah!

1. B - S Hardware (perangkat keras) komputer adalah salah satu bagian dari sistem komputer yang ada.

2. B - S Dalam CPU (Central Processing Unit) terdapat control unit, ALU (Arithmetic Logic Unit), dan system memory yang kadang-kadang disebut main engineering.

3. B - S WORM (write-once/read-many) optical disk, merupakan disk yang dapat ditulisi berulangkali kemudian hanya dapat dibaca dan tidak dapat dipakai untuk merekam lagi.

4. B - S Program aplikasi, adalah suatu perangkat lunak komputer yang memanfaatkan kemampuan komputer langsung untuk melakukan suatu tugas yang diinginkan pengguna.

5. B - S Client-server yaitu jaringan komputer dengan komputer yang didedikasikan khusus untuk client.

6. B - S Database (basis data), adalah kumpulan data yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut.

7. B - S Image Scanner, digunakan untuk mentransformasikan image grafis atau text ke dalam data computer.

8. B - S Program aplikasi pelayanan adalah program aplikasi yang secara khusus dibuat oleh Bea dan Cukai, digunakan untuk melayani masyarakat usaha dari luar negeri.

(51)

10.B - S Aplikasi internal direktorat adalah program aplikasi komputer yang berada di tingkat direktorat dalam lingkungan DJBC, untuk membantu pelaksanaan impor dan ekspor.

11.B - S INSW merupakan suatu sistem layanan publik yang terintegrasi, yang menyediakan fasilitas pengajuan, pertukaran dan pemrosesan informasi standar secara elektronik, guna menyelesaikan semua proses kegiatan dalam penanganan lalulintas barang ekspor dan impor, untuk meningkatkan daya saing perekonomian nasional

12.B - S Registrasi importir bertujuan untuk memperjelas status importir sehingga Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lebih mengenal profil importir untuk pemberian ijin-ijin.

13.B - S Pengurusan Pemberitahuan Pabean atas barang impor atau ekspor dilakukan oleh pengangkut, importir, atau eksportir.

14.B - S Aplikasi PPJK Online adalah sarana bagi PPJK untuk dapat melakukan registrasi tanpa harus langsung datang ke Kantor Bea dan Cukai.

(52)

7. Kunci Jawaban Test Formatif

1. B 2. S 3. S 4. B 5. S 6. B 7. B 8. S 9. B 10. S 11. B 12. S 13. B 14. B 15. B

6. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat pada bagian akhir modul ini, dan hitungllah jawaban Anda untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda.

Rumus :

Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban yang benar X 100 %

20

(53)

DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF DASAR

KEPABEANAN DAN CUKAI

KETERAMPILAN PDE

MODUL II

SISTEM APLIKASI PELAYANAN MANIFES

DAN

SISTEM APLIKASI PELAYANAN EKSPOR

OLEH :

TIM PENYUSUN MODUL PUSDIKLAT BEA DAN CUKAI

PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN BEA DAN CUKAI

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

(54)

i DAFTAR ISI

Daftar Isi ... i

SISTEM APLIKASI PELAYANAN MANIFES DAN SISTEM

APLIKASI PELAYANAN EKSPOR

1. Pendahuluan ... 1

1.1. Deskripsi Singkat ... 1

1.2 Tujuan Instruksional Umum ... 1

1.3 Tujuan Instruksional Khusus ... 1

2. Kegiatan Belajar 1:

APLIKASI PELAYANAN MANIFES

2.1. Uraian dan Contoh ... 2

1. Inward Manifes ... 3

2. Outward Manifes ... 10

2.2. Latihan 1 ... 13

2.3. Rangkuman ... 13

3. Kegiatan Belajar 2:

APLIKASI PELAYANAN EKSPOR

3.1. Uraian dan Contoh ... 14

Sejarah Singkat Aplikasi Pelayanan Ekspor ... 14

Sistem Aplikasi Pelayanan Ekspor ... 15

1. Tujuan Pengembangan ... 15

2. Alur Pelayanan Ekspor ... 16

3.2. Latihan 2 ... 23

3.3. Rangkuman ... 23

4. Test Formatif ... 24

5. Kunci Jawaban Test Formatif ... 28

6. Umpan Balik dan Tindak Lanjut 28

(55)

MODUL 1

SISTEM APLIKASI PELAYANAN MANIFES DAN SISTEM APLIKASI

PELAYANAN EKSPOR

1. Pendahuluan

1.1. Deskripsi Singkat

Modul Belajar ini berisi 2 kegiatan belajar, yaitu tentang Aplikasi Pelayanan

Manifest Aplikasi Pelayanan Ekspor.

Kegiatan Belajar tentang Aplikasi Pelayanan Manifes berisi tentang uraian dan

contoh tentang Siatem Aplikasi Pelayanan (SAP) Manifes yang pada saat ini telah

dipakai di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai, baik Inward

Manifes maupun Outward Manifes.

1.2. Tujuan Instruksional Umum

Setelah mengikuti mata pelajaran ini peserta diharapkan mampu untuk

menjelaskan sistem pemberitahuan pabean dalam bentuk disket dan secara

Electronic Data Interchange (EDI) serta memahami implementasinya.

1.3. Tujuan Instruksional Khusus

Pada akhir mata pelajaran para peserta dapat memahami:

- Penggunaan Sistem Aplikasi Inward Manifes

- Penggunaan Sistem Aplikasi Outward Manifes

(56)

2 2. Kegiatan Belajar (KB) 1

APLIKASI PELAYANAN MANIFES

2.1. Uraian dan Contoh

Sistem Aplikasi Pelayanan Manifes di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebenar

sudah mulai dikembangkan sejak tahun 2001. Akan tetapi disebabkan karena peraturan

pelaksanaan yang belum ada maka pelaksanaan dan implemantasinya baru terlaksana

pada tahun 2006 yaitu dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor

PMK-39/PMK.04/2006 tanggal 19 Mei 2006 tentang Tatalaksana Pemberitahuan Kedatangan

Sarana Pengangkut, Manifes Kedatangnan Sarana Pengangkut dan Keberangkatan Sarana

Pengangkut.

Sistem aplikasi manifes dibagi menjadi dua yaitu untuk manifes kedatangan

sarana pengangkut (inward manifes) dan manifes keberangkatan sarana pengangkut

(outward manifes)

Uji coba implementasi sistem aplikasi inward manifes dilakukan di KPBC

Tanjung Priok I, II dan III pada bulan Juli 2006 dan dimandatorykan ke seluruh Kantor

Pelayanan pada tanggal 1 September 2006. Sedangkan untuk inward manifes baru

(57)

1. Inward Manifes

a. Alur Dokumen Inward Manifes

Alur dokumen dalam proses global inward manifes dapat digambarkan sebagai berikut :

Dari diagram di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

• Pengangkut yang sarana pengangkutnya datang dari luar daerah pabean atau dari dalam daerah pabean yang mengangkut barang impor, barang ekspor dan/atau barang

asal Daerah Pabean yang diangkut melalui luar daerah pabean wajib menyerahkan

Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut (RKSP) atau Jadwal Kedatangan Sarana

Pengangkut (JKSP) paling lambat sebelum kedatangan sarana pengangkut.

• RKSP atau JKSP diserahkan ke Kantor Pelayanan Bea dan Cukai melalui Pertukaran Data Elektronik (PDE) untuk KPBC yang sudah PDE, dengan disket untuk KPBC

yang mempunyai server tetapi belum PDE atau secara manual untuk KPBC yang

tidak mempunyai server.

• KPBC memberikan respon penomoran BC 1.0 atas RKSP/JKSP yang diserahkan. • Ketika sarana pengangkut datang, pengangkut meyerahkan inward manifes ke Kantor

Pelayanan Bea dan Cukai melalui Pertukaran Data Elektronik (PDE) untuk KPBC

yang sudah PDE, dengan disket untuk KPBC yang mempunyai server tetapi belum

PDE atau secara manual untuk KPBC yang tidak mempunyai server dengan merujuk

pada nomor BC 1.0 nya. Jadi sebelum inward manifes diserahkan data RKSP harus

sudah ada di KPBC terlebih dahulu.

• KPBC memberikan respon penomoran BC 1.1 atas Manifes yang diserahkan.

RKSP

BC 1.0

MANI FES

BC 1.1 PEN GAN GKUT

Shipping Lines Air Lines

(58)

4 b. Konsep Pertukaran Data RKSP dan Manifes

Konsep pertukaran data RKSP dan Manifes dapat digambarkan seperti berikut.

Dari gambar di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

• Data RKSP/JKSP dan manifes setelah dikirim oleh pengangkut ke KPBC melalui jaringan EDI akan mendapat respon BC 1.0 dan BC 1.1 dari KPBC.

• Data RKSP dan Manifes dan responnya (status) dipublish di website (internet).

• Instansi-instansi selain Bea dan Cukai juga dapat melihat informasi data manifes sesuai dengan wewenangnya, antara lain :

o PELINDO dapat melihat informasi tentang keadatangan kapal dan bongkar

barang

o Karantina dapat mengakses data barang yang ada di manifes yang

kemungkinan harus mendapat ijin dari karantina.

o Importir terkait dengan pembuatan data PIBnya dapat melihat nomor BC

(59)

c. Sistem PDE Manifes

Sistem PDE manifesdapat digambarkan seperti berikut

¾ Dari modul pengangkut dengan menggunakan EDI enabler data dikirim ke sistem

inhouse manifes.

¾ Untuk bisa tersanbung dengan EDI network dapat menggunakan modem dengan

mendial nomor telepon yang sudah ditentukan untuk mengirim data ke EDI network

atau dengan menggunakan jaringan internet.

d. Pengumpulan Data Manifes

Data manifes tidak hanya dari pemilik sarana pengangkut saja tetapi berasal dari

(60)

6 Dari gambar di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

• Kalau pengangkut hanya mengangkut barang miliknya saja (tidak ada barang titipan dari slot charter atau yang lainnya), maka data manifes dapat langsung

dikirim ke KPBC baik memalui jaringan EDI atau menggunakan disket.

• Kalau dalam satu manifes pos-posnya juga berasal dari slot charter, join charter , forwarder dan/atau partner lain, maka data manifes dikumpulkan dulu di modul

pengangkut milik perusahaan pengangkut yang bertindak sebagai vessel

operator/main carrier.

• Kalau para partner sudah mempunyai aplikasi sendiri yang formatnya berbeda maka data tersebut harus diseragamkan dengan menggunakan data converter agar

bisa digabung di modul pengangkut.

• Khusus forwarder dimungkinkan hanya menyertakan satu pos yang sebenarnya terdiri dari lebih dari satu pos. B/L atau AWB nya adalah Master B/L atau AWB.

Ketika di pelabuhan bongkar, pos tersebut dapat dipecah (redress) menjadi

beberapa pos sesuai dengan jumlah Host B/L nya. Pemecahan pos dapat diajukan

dengan menggunakan Modul Entry manifes atau langsung mengajukan ke Kantor

Pelayanan untuk dilakukan entry pecah pos oleh petugas.

e. Data Inward Manifes

Data manifes selain memuat tentang informasi sarana pengangkut seperti pada

RKSP, juga berisi pos-pos barang yang diangkut. Satu pos dalam manifes mewakili satu

(61)

1. Kelompok barang impor yang diselesaikan di Kantor Pelayanan tempat

pemberitahuan manifes

2. Kelompok barang impor yang diangkut lanjut

3. Kelompok barang impor yang diangkut terus

4. Kelompok barang ekspor yang diangkut lanjut

5. Kelompok barang ekspor yang diangkut terus

6. Kelompok barang asal dalam daerah pabean tujuan dalam daerah pabean yang

melewati luar daerah pabean (BC 1.3)

7. Empty Container (kontainer kosong dari luar daerah pabean)

f. Proses Pelayanan Inward Manifes

Pelayanan inward manifes adalah sebagai berikut :

¾ Terima data RKSP (EDI atau load data)

¾ Validasi data RKSP

¾ Respon nomor BC 1.0

¾ Terima Data Manifest (EDI atau load data) dengan merujuk ke nomor BC 1.0

¾ Validasi data Manifest

¾ Respon nomor BC 1.1

¾ Redress/Perbaikan Data Manifest (Kalau Ada)

¾ Penutupan Pos BC 1.1

g. Redress Data Manifes

Data manifes dapat diubah diperbaiki sesuai kebutuhan asalkan memenuhi

ketentuan yang berlaku. Perubahan data manifes dikenal dengan istilah redress. Untuk

redress data manifes harus mendapat izin dari kepala kantor. Oelh karena itu pengangkut

atau agennya harus mengajukan izin terlebih dahulu ke kepala kantor dengan

melampirkan dokumen pendukungnya. Redress data manifes yang bisa dilakukan adalah

sebagai berikut :

1. Penambahan pos BC 1.1

Dalam hal jumlah pos yang diberitahukan pertama kali di manifes kurang dari

jumlah yang sebenarnya, pengangkut atau agennya dapat mengajukan penambahan

pos manifes. Penambahan pos BC 1.1 bisa dilakukan kalau ada izin dari Kepala

KPBC. Penambahan pos dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :

ƒ Menyerahkan data pendukung penambahan pos berupa dokumen pendukung dan

(62)

8

ƒ Hanya menyerahkan data pendukung penambahan pos berupa dokumen

pendukung, untuk direkam datanya oleh petugas di KPBC.

2. Penggabungan pos BC 1.1

Penggabungan pos manifes (BC 1.1) ada dua kemungkinan, yaitu

penggabungan pos di aplikasi milik pengangkut dan penggabungan di in house

manifes KPBC. Penggabungan pos yang dilakukan di aplikasi manifes milik

pengangkut tidak/belum berpengaruh di data manifes KPBC, karena data belum

diterima. Sedangkan penggabungan pos di aplikasi in house manifes dilakukan dalam

hal manifes sudah diberitahukan di KPBC dan sudah mendapat nomor BC 1.1. Syarat

penggabungan pos BC 1.1. adalah sebagai berikut :

• Pos yang digabung berasal dari satu manifes (BC 1.1.)

• Nama dan alamat shipper/supplier, consignee dan notify party dan pelabuhan muat harus sama untuk masing-masing pos yang akan digabung.

• Sudah diterbitkan Bill of Lading (B/L) 3. Pemecahan pos BC 1.1

Pemecahan pos biasanya dilakukan oleh forwarder karena ia hanya

menyertakan master B/L atau master AWB saja kepada pengangkut. Padahal

sebenarnya dari satu master B/L atau master AWB tersebut barangnya dimiliki oleh

banyak orang/perusahaan. Untuk kasus ini biasanya status pos adalah pos konsolidasi.

Kalau status posnya konsolidasi, maka pos tersebut harus dipecah. Kalau tidak

dipecah pos tersebut tidak akan bisa ditutup. Pemecahan pos dapat dilakukan dengan

dua cara, yaitu :

ƒ Menyerahkan data pendukung pemecahan pos berupa dokumen pendukung dan

media penyimpan data seperti disket, flash disk dan sebagainya untuk diload di in

house aplikasi manifes

ƒ Hanya menyerahkan data pendukung pemecahan pos berupa dokumen

pendukung, untuk direkam datanya oleh petugas di KPBC.

Pos yang sudah dipecah statusnya tidak dapat ditutup, tetapi yang akan ditutup

adalah sub pos hasil pecahannya

4. Pembatalan Pemecahan pos BC 1.1

(63)

dilakukan oleh petugas BC dengan terlebih dahulu merekam surat izin dari kepala

kantor.

5. Pemindahan kelompok pos BC 1.1

• Dalam ada kesalahan pengelompokan pos yang diberitahukan, pos yang salah pengelompokannya dapat dipindahkan ke kelompok pos yang benar. Pemindahan

BC 1.1 dilakukan oleh petugas BC dengan terlebih dahulu merekam surat izin dari

kepala kantor.

6. Pembatalan pos BC 1.1

Dalam hal ada kesalahan kelebihan jumlah pos yang diberitahukan, maka

kelebihan pos BC 1.1 tersebut dapat dibatalkan. Pembatalan pos BC 1.1 bisa

dilakukan oleh petugas BC dengan terlebih dahulu merekam surat izin dari kepala

kantor.

7. Perubahan Data Manifes Lainnya

• Data manifes yang diajukan oleh pengangkut atau agen kadang terjadi kesalahan pada isi data. Misalnya karena kesalahan nama consignee, nama shipper, jumlah

container, berat brutto dan lain-lain. Perubahan data BC 1.1 dilakukan oleh

petugas BC dengan terlebih dahulu merekam surat izin dari kepala kantor.

h. Penutupan Pos BC 1.1

Semua pos BC 1.1 yang diberitahukan dalam manifes harus ditutup. Pos BC

1.1 ditutup dengan dokumen pabean sesuai dengan tujuannya. Dokumen yang dapat

digunakan untuk menutup pos BC 1.1 (inward) adalah sebagai berikut : • Dokumen Impor (PIB / BC 2.0)

• Dokumen Angkut Terus / Angkut Lanjut (BC 1.2)

• Dokumen Pengangkutan/pengeluaran tujuan Kawasan Berikat (BC 2.3) • Dokumen Reekspor (PEB / BC 3.0)

• Dokumen untuk perpindahan antar Tempat Penimbunan Sementara (TPS) • Dokumen untuk Barang Tidak Dikuasai (BCF 1.5)

Pada umumnya satu pos BC 1.1 ditutup dengan satu dokumen. Namun khusus

untuk penutupan dengan dokumen perpindahan antar TPS dan penutupan dengan BCF

Gambar

Gambar 1.  Alur Proses Pelayanan Data BC 2.3
Gambar 2 :  Layar Perekaman Data Header Dokumen BC 2.3 dengan
Gambar Layar Perekaman Data Detail Barang Dokumen BC 2.3
Gambar Layar Menu SAP BC 2.3 pada KPPBC Pengawas
+2

Referensi

Dokumen terkait

Project yang dibuat ini memanfaatkan fungsi dari paralel port dengan membuat program aplikasi komputer beserta peralatan yang nantinya dapat digunakan dalam hal pengendalian

Tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk membuat sebuah program aplikasi berbasis komputer yang digunakan untuk melakukan koreksi kesalahan penggunaan EyD

Sedangkan pada komputer (host), program aplikasi pengontrolan modul USB-2REL dibuat menggunakan kompiler dan IDE C (freeware) yakni Pelles C. Untuk berkomunikasi dengan

Microsoft Word merupakan program aplikasi pengolah kata (word processor) yang yang biasa digunakan untuk membuat laporan, membuat dokumen berbentuk surat kabar, membuat

Bahasa pemrograman adalah suatu software bahasa komputer yang digunakan untuk merancang dan membuat program aplikasi sesuai dengan struktur dan metode yang

Microsoft Access adalah suatu program aplikasi basis data komputer relasional yang digunakan untuk merancang, membuat dan mengolah berbagai jenis data dengan kapasitas

Microsoft Access 2007 yang untuk selanjutnya disingkat Access 2007adalah suatu program aplikasi basis data komputer relasional yang digunakan untuk merancang, membuat dan

Proses instalasi aplikasi yang sering digunakan pada setiap komputer dapat diatasi dengan membuat aplikasi start menu live usb, khususnya untuk program yang bersifat portable,