• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKANAN PADA ERUPSI GUNUNG BERAPI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TEKANAN PADA ERUPSI GUNUNG BERAPI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

TEKANAN PADA ERUPSI GUNUNG BERAPI

ARINI ROSA SINENSIS

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) NURUL HUDA

(2)

BAB 1

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Indonesia dikenal dengan negara yang memiliki jumlah gunung berapi aktif

yang sangat banyak berjajar mulai dari Sumatra hingga Papua yaitu lebih dari

30% dari gunung aktif dunia ada di Indonesia. Pada kawasan di gunung api

memiliki kawasan pertanian yang subur, berpenduduk padat dan memiliki

panaroma keindahan, karena memiliki gunung berapi yang sangat banyak maka

bencana akibat letusan gunung berapi adalah salah satu bencana yang tidak jarang

melanda wilayah-wilayah di indonesia. Ini tentunya menjadi ancaman tersendiri

yang patut diwaspadai karena gunung-gunung ini bisa kapan saja bergejolak dan

mengeluarkan material panasnya.

Berdasarkan catatan pusat vulkanologi dan mitigasi bencana geologi,

gunung api aktif di Indonesia terbagi dalam tiga kelompok berdasarkan sejarah

letusannya, yaitu tipe A (79 buah), adalah gunung api yang pernah meletus sejak

tahun 1600, tipe B (29 buah) adalah yang diketahui pernah meletus sebelum tahun

1600 dan tipe C (21 buah) adalah lapangan solfatara dan fumarola (Bemmelen,

1949; van Padang, 1951; Kusumadinata 1979). Klasifikasi gunung api ini

diharapkan akan dapat lebih memperjelas perbedaan karakteristik gunungapi aktif

di Indonesia sehingga dapat dipergunakan untuk mendukung mitigasi ancaman

bencanagunung api, penelitian, dan pengembangan ilmu kegunungapian dan juga

meningkatkan pemahamanmasyarakat terhadap gunung api aktif di Indonesia.

Pada beberapa waktu yang lalu meletusnya gunung api seperti Gunung

Merapi di Yogyakarta, Gunung Sinabung di Sumatera Utara dan Gunung Kelud di

Jawa Timur sebelum meletus, aktivitas dari gunung ini mengeluarkan material

berupa abu vulkanik dan juga disertai dengan gempa di daerah sekitar gunung

(3)

warga harus mengungsi di tempat yang aman. Tak sedikit pula dari warga

tersebut yang harus meninggalkan dan merelakan harta benda mereka. Untuk itu

pada makalah ini akan dibahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan proses

terjadinya erupsi gunung api dan pengaruh tekanan pada erupsi gunung api

sehingga dengan mengetahui bebeberapa penjelasan tersebut, masyarakat dapat

waspada akan terjadinya erupsi gunung api.

2. RUMUSAN MASALAH

Dari uraian latar belakang di atas, dalam makalah ini akan dibahas beberapa

hal yang berkaitan dengan gunung berapi

1. Penjelasan gunung api?

2. Bagaimana proses erupsi gunung api?

(4)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penjelasan Gunung Api

Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat

didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair

atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan

bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material

yang dikeluarkan pada saat meletus.

Gunung api aktif mempunyai kenampakan geologis berupa kawah gunung

api yang pada saat terjadi erupsi menjadi tempat keluarnya cairan dan gas fluida

magma. Fluida magma berfasa ganda yang bersuhu sekitar 10000C ini bervariasi

kekentalan atau viskositasnya ada yang encer dan ada yang kental, serta bervariasi

kandungan gasnya ada yang rendah ada yang tinggi. Kawah gunung api

dihubungkan oleh pipa magma dengan kantong magma. Brotopuspito (2012: 7)

Apabila gunung berapi meletus, magma yang terdapat di bawah gunung

berapi akan keluar sebagai lahar atau lava. Lava ini sangat panas dan berbahaya

bagi makhluk hidup. Selain lava material lain yang berbahaya dari gunung yang

sedang meletus adalah aliran lumpur, abu, dan gas beracun. Selain itu meletusnya

gunung berapi juga akan mengakibatkan kebakaran hutan, gempa bumi dan

bahkan gelombang tsunami.

2.2 Proses Terjadinya Erupsi Gunung Berapi

Gunung api meletus karena magma yang berada di dalam perut bumi

memiliki tekanan yang tinggi. Ini terjadi karena gerakan antar lempeng bumi,

gesekan yang terjadi antara lempeng menyebabkan kenaikan suhu yang tinggi

pada daerah perbatasan lempeng sehingga mampu melelehkan batuan di

sekitarnya. Lelehan ini bercampur dengan gas karena merupakan hasil reaksi.

(5)

kimia tersebut tidak berdiri sendiri-sendiri melainkan berupa oksida yaitu SiO2,

TiO2, Al2O3, FeO, MgO, CaO, Na2O, K2O dan H2O.

Karena magma bercampur gas ini memiliki tekanan yang tinggi dan rapat

massanya lebih kecil dari bebatuan di sekitarnya, maka magma ini berusaha naik

ke permukaan mencari jalan keluar melalui rekahan-rekahan bebatuan. Selama

magma berada di dalam dapur magma hingga berusaha naik ke permukaan terjadi

proses diferensiasi magma. Diferensiasi magma adalah suatu tahapan pemisahan

atau pengelompokan magma dimana material-material yang memiliki kesamaan

sifat fisika maupun kimia akan mengelompok dan membentuk suatu kumpulan

mineral tersendiri yang nantinya akan mengubah komposisi magma sesuai

penggolongannya berdasarkan kandungan magma.Letusan gunung berapi

membawa abu dan batu yang menyembur dengan keras sedangkan lavanya dapat

membanjiri daerah sekitarnya. Gunung api bisa menimbulkan korban jiwa dan

harta benda pada wilayah radius ribuan kilometer.

2.2.1 Ciri-Ciri Gunung Api Akan Meletus

Saat gunung api akan meletus, terdapat beberapa tanda alamiah

diantaranya:

a. Suhu di sekitar gunung naik

b. Mata air menjadi kering

c. Sering mengeluarkan suara gemuruh, terkadang disertai getaran (gempa)

d. Tumbuhan di sekitar gunung layu

e. Binatang di sekitar gunung bermigrasi

Tanda-tanda ini menandakan intrusi magma yang terus mendesak ke

permukaan. Apabila desakan ini cukup kuat yang terjadi adalah letusan gunung

berapi. Setelah terjadi letusan, gunung tersebut akan mengalami istirahat, tetapi

aktivitas gunung masih berlangsung, sehingga suatu saat dapat mengeluarkan

(6)

Gambar. 1 Awan panas letusan gunung berapi Gambar. 2 Awan panas letusan gunung berapi Letusan gunung berapi yang kuat akan menghancurkan bagian atas

kepundan (puncak) gunung. Puncak gunung yang kedap air ini juga dapat

membentuk sebuah danau vulkanik yang dapat menampung air. Contoh danau

vulkanik antara lain danau di puncak Gunung Lokon di Sulawesi Utara, dan

Danau Kalimutu di Flores.

Gambar 3. Danau di puncak Gunung Gambar 4. Danau Kalimutu

2.3 Tekanan Pada Erupsi Gunung Berapi

Letusan gunung api merupakan bagian aktivitas vulkanik yang dikenal

dengan istilah “erupsi”. Erupsi vulkanik mencakup proses yang terjadi dalam kantong magma dan proses aliran magma ke permukaan bumi. Proses yang tidak

dapat diamati secara visual ini dapat dijelaskan dengan pendekatan atau model

fisika, antara lain pendekatan kesetimbangan energi dalam kantong magma dan

model aliran fluida kental melalui pipa bundar. Menurut pandangan fisika proses

erupsi vulkanik merupakan proses aliran fluida kental dari kantong magma ke

permukaan bumi. Aliran ini terjadi karena tekanan kantong magma menjadi lebih

besar dari batuan sekitarnya sebagai akibat tertutupnya saluran magma dan

(7)

Hampir semua kegiatan gunung api berkaitan dengan zona kegempaan

aktif sebab berhubungan dengan batas lempeng. Pada batas lempeng terjadi

perubahan tekanan dan suhu yang sangat tinggi sekitar 1000°C sehingga mampu

melelehkan material disekitarnya membentuk cairan pijar (magma). Cairan

magma yang keluar dari permukaan bumi disebut lava. Suhu lava yang

dikeluarkan dapat mencapai 700-1200°C. Letusan gunung api yang membawa

batu dan abu dapat menyembur sampai radius 18 km atau lebih, sedangkan

lavanya dapat membanjiri sampai radius 90 km.

Gunung berapi terbentuk dari magma, yaitu batuan cair yang terdalam di

dalam bumi. Magma terbentuk akibat panasnya suhu di dalam interior bumi. Pada

kedalaman tertentu, suhu panas ini sangat tinggi sehingga mampu melelehkan

batu-batuan di dalam bumi. Saat batuan ini meleleh, dihasilkanlah gas yang

kemudian bercampur dengan magma. Sebagian besar magma terbentuk pada

kedalaman 60 hingga 160 km di bawah permukaan bumi. Sebagian lainnya

terbentuk pada kedalaman 24 hingga 48 km. Magma yang mengandung gas,

sedikit demi sedikit naik ke permukaan karena massanya yang lebih ringan

dibanding batu-batuan padat di sekelilingnya. Saat magma naik, magma tersebut

melelehkan batu-batuan di dekatnya sehingga terbentuklah kabin yang besar pada

kedalaman sekitar 3 km dari permukaan. Kabin magma (magma chamber) inilah

yang merupakan gudang (reservoir) darimana letusan material-material vulkanik

berasal. Sukmana (2011: 5).

Magma yang mengandung gas dalam kabin magma berada dalam kondisi

di bawah tekanan batu-batuan berat yang mengelilinginya. Tekanan ini

menyebabkan magma meletus atau melelehkan conduit (saluran) pada bagian

batuan yang rapuh atau retak. Magma bergerak keluar melalui saluran ini menuju

ke permukaan. Saat magma mendekati permukaan, kandungan gas di dalamnya

terlepas. Gas dan magma ini bersama-sama meledak dan membentuk lubang yang

disebut lubang utama (central vent). Sebagian besar magma dan material vulkanik

lainnya kemudian menyembur keluar melalui lubang ini. Setelah semburan

(8)

bagian puncak gunung berapi. Sementara lubang utama terdapat di dasar kawah

tersebut. Setelah gunung berapi terbentuk, tidak semua magma yang muncul pada

letusan berikutnya naik sampai ke permukaan melalui lubang utama. Saat magma

naik, sebagian mungkin terpecah melalui retakan dinding atau bercabang melalui

saluran yang lebih kecil. Magma yang melalui saluran ini mungkin akan keluar

melalui lubang lain yang terbentuk pada sisi gunung, atau mungkin juga tetap

berada di bawah permukaan. Supkmana (2011: 7)

Erupsi gunung api melepaskan gas dan melemparkan benda padat lainnya

ke atmosfer dalam bentuk pecahan–pecahan batuan berupa blok, bom, dan lapili.

Secara garis besar, ada dua tipe erupsi gunung api, yaitu erupsi efusif dan

eksplosif. Erupsi efusif terjadi apabila tekanan pada kantong magma hanya sedikit

lebih besar dari tekanan litostatis batuan diatasnya, fluida magma akan bergerak

ke atas dan membentuk kubah lava dan lelehan lava cair. Sementara erupsi

eksplosif terjadi apabila tekanan kantong magma jauh lebih besar dari tekanan

litostatis batuan di atasnya. Brotopuspito (2012: 8)

Mengetahui sifat erupsi dari gunung berapi yang berdasarkan pada tekanan

aliran magma yang naik ke permukaan merupakan salah satu cara untuk

menentukan sifat erupsi gunung berapi. Aliran tekanan pada magma yang muncul

ke permukaan berpengaruh karena sifat densitas magma. Kenaikan magma ke

permukaan dapat memberikan perubahan sifat fisika. Evolusi tekanan aliran di

dalam konduit dicirikan oleh tiga area yang berbeda yaitu dari dasar konduit

sampai tekanan jenuh, level antara pelepasan dan fragmentasi,yang

mengimplikasikan suatu penurunan gesekan dinding. Level pertama terjadi pada

saat pelepasan dimulai, tekanan aliran turun secara linier karena berat magma atau

tegangan viskositas (viscosity shear). Pada level kedua, yaitu level antara

pelepasan dan fragmentasi, tekanan turun dengan cepat, karena kenaikan dari

(9)

BAB III

PENUTUP

3.1KESIMPULAN

Kegiatan gunung api berkaitan dengan zona kegempaan aktif sebab

berhubungan dengan batas lempeng. Pada batas lempeng inilah terjadi perubahan

tekanan dan suhu yang sangat tinggi sehingga mampu melelehkan material

sekitarnya yang merupakan cairan pijar (magma). Karena magma bercampur gas

ini memiliki tekanan yang tinggi dan rapat massanya lebih kecil dari bebatuan di

sekitarnya, maka magma ini berusaha naik ke permukaan mencari jalan keluar

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Brotopuspito Sri K. 2012.Fisika Gunung Api. Universitas Gajah Mada:

Yogyakarta . Di akses pada tanggal 20 juni

http://lib.ugm.ac.id/digitasi/upload/2901_pp120400001.pdf

Nandi. 2006. Vulkanisme. Universitas Pendidikan indonesia. Bandung

Di akses pada tanggal 20 juni

http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/1979010120050 11NANDI/geologi%20lingkungan/VULKANISME.pdf__suplemen_Geologi_L ingkungan.pdf

Sukmana Andri. Indentifikasi perubahan tekanan aliran magma berdasarkan densitas magma Pada erupsi gunung kelud . Jurnal Geologi Indonesia,Vol. 6 No. 4 Desember 2011. Di Akses melalui

http://andrisukmana57-fisikaupi.blogspot.com/

Humaida, Brotopuspito dkk. 2011. Pemodelan Perubahan Densitas dan Viskositas Magma serta Pengaruhnya terhadap Sifat Erupsi Gunung Kelud. Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 6 No. 4 Desember 2011: 227-237 di akses melalui

www.bgl.esdm.go.id/publication/index.php/dir/article.../318

Gambar

Gambar. 1 Awan panas letusan gunung berapi   Gambar. 2 Awan panas letusan gunung berapi

Referensi

Dokumen terkait

Sulandari (2004) melaporkan bahwa dari pengamatan lapangan di daerah Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Barat tanaman cabai yang terinfeksi virus gemini memiliki variasi

Pemberi Fidusia tidak berhak untuk rnelakukan Fidusia ulang atas --- Obyek Jaminan Fidusia. Pemberi Fidusia juga tidak diperkenankan --- untuk membebankan dengan cara

 Masa remaja adalah suatu periode dari pubertas menjadi masa dewasa awal, merupakan tahap perkembangan yang paling penting, krn diakhir tahap ini, seseorang

Sebelum pelaksanaan praktik mengajar di kelas harus membuat scenario atau langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan di kelas yang meliputi materi yang akan disampaiakan,

Keadaan ekonomi terdiri dari penghasilan yang dapat dibelanjakan (tingkat, kestabilan, pola, waktu) tabungan dan aktiva (presentase yang lancar atau likuid), hutang,

26:70 Tetapi ia menyangkalnya di depan semua orang, katanya: "Aku tidak tahu, apa yang engkau maksud." 26:71 Ketika ia pergi ke pintu gerbang, seorang hamba lain melihat

Tujuan dari penelitian adalah mengetahui jarak tanam yang tepat untuk pertumbuhan tanaman bawang merah dan pengaruh pemberian pupuk silika dalam produksi umbi mini

Pada percobaan pertama menunjukkan bahwa eksplan daun pada media Pmod memberikan pengaruh nyata dengan menghasilkan persentase pembentukan kalus yang paling tinggi.. Media