• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyelidikan gayaberat geomagnet daerah PB Bonjol

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penyelidikan gayaberat geomagnet daerah PB Bonjol"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENYELIDIKAN GAYABERAT DAN GEOMAGNET

DI DAERAH PANAS BUMI BONJOL, KABUPATEN PASAMAN

PROPINSI SUMATERA BARAT

Ario Mustang, Dendi S, Timoer S Kelompok Kerja Penelitian Panas Bumi

SARI

Anomali Bouguer Sisa pada bagian daerah tengah, selatan, dan timurlaut dari daerah penyelidikan dimana terdapat manifestasi panas bumi Bonjol, menunjukkan kelurusan-kelurusan berarah baratdaya-timurlaut, baratlaut-tenggara, dan hampir utara-selatan.

Berdasarkan sebararan anomali Bouguer Sisa di daerah bagian tengah daerah penyelidikan dimana terdapat manifestasi air panas S.Limau dan pada manifestasi airpanas Padang Baru yang berada di bagian selatan , diinterpretasikan struktur dengan arah baratlaut-tenggara

Struktur berarah baratlaut-tenggara dan baratdaya-timurlaut yang berkaitan dengan manifestasi panas bumi tersebut, mempunyai arah yang sama dengan hasil interpretasi geomagnet.

Manifestasi air panas Takis, S. Limau dan padang baru terletak pada daerah anomali magnet rendah, sedangkan mataair panas Kambahan berada pada daerah anomali sedang.

Bodi dengan densitas tertinggi 3.05 gram/cm3, diperkirakan merupakan batuan lava Binuang yang

masif atau merupakan batuan intrusi (?) yang muncul di bagian bawah dan samping Bukit Binuang, kemungkinan merupakan sumber panas dari manifestasi panas bumi Bonjol.

PENDAHULUAN

Daerah Bonjol, Kabupaten Pasaman, Propinsi Sumatera Barat berdasarkan hasil penyelidikan terdahulu diketahui bahwa daerah ini memiliki potensi panas bumi sumber daya spekulatif yang cukup besar yaitu sebesar 100 MWe. Disamping itu, Kabupaten Pasaman yang berpenduduk sekitar 234.921 jiwa, merupakan salah satu kabupaten termiskin di Propinsi Sumatera Barat ini memiliki kondisi kelistrikan yang kurang bagus, sehingga aliran listrik sering terganggu. Oleh karena itu diperlukan suatu penyelidikan yang diharapkan akan bermanfaat bagi pengembangan daerah ini terutama di sektor energi sehingga mempercepat peningkatan ekonomi daerah.

Penyelidikan metoda gayaberat dan geomagnet dlakukan untuk mengetahui variasi densitas dan kerentanan magnet (susseptibilitas) batuan bawah permukaan. Adapun tujuannya untuk mendeteksi kemungkinan adanya zona-zona demagnetisasi batuan akibat alterasi hidrothermal dan adanya struktur basement dan sesar yang mempunyai kaitan dengan manifestasi panas bumi di daerah penelitian.

Secara administratif daerah panas bumi Bonjol termasuk dalam wilayah Kecamatan Bonjol, Kabupaten Pasaman, Propinsi Sumatera Barat.

Daerah penyelidikan berada pada posisi geografis

antara 100o8’51,72”- 100o16’27,48” BT dan

0o3’46,08” LU - 0o3’43,2” LS.

MANIFESTASI PANAS BUMI

Kelompok sumber air panas Padang Baru terletak di Padang Baru Jorong Padang Baru Kenegarian Ganggo Hilir, berada di perkampungan. Koordinat sumber air panas tersebut adalah 100º 13’ 14.2” BT dan 00º 00’ 24.5”LS, dari Bonjol berjarak 1 km ke arah selatan. Lokasi ini terdapat pada ketinggian 190 meter di atas permukaan laut. Suhu

air panas 430 C pada kondisi temperatur udara

29,50 C, debit mata air panas 1 l/dt dan pH = 7,6.

Di sekitar sumber air panas dijumpai endapan

sinter silika seluas 1250 m2.

Kelompok sumber air panas Mudik, muncul di Mudik Takih Jorong Sungai Hitam, Kenagarian

Ganggo Mudiak. Koordinat lokasi adalah 1000 12”

02.2” BT dan 00º 00’ 18.5” LU. Lokasi mata air panas berada pada ketinggian 250 meter di atas muka laut, berjarak 4 km dari Bonjol. Suhu air

panas antara 41 – 730 C, pada kondisi suhu udara

290 C, debit mata air panas 2,5 l/dt, derajat

(2)

pemunculan sumber air panas tersebut dijumpai endapan sinter silika dan dijumpai kepulan uap air disertai desis dan tercium bau belerang yang lemah.

Kelompok sumber air panas sungai Limau muncul di hulu Sungai Limau, Nagari Ganggo Mudik.

Koordinat lokasi adalah 1000 12’ 28.6” BT dan

00º 00’ 40.8” LU. Mata air panas muncul melalui breksi vulkanik pada ketinggian 270 meter diatas

muka laut dengan suhu air panas 610 C pada

kondisi suhu udara 290 C, debit air panas 1 l/dt dan

pH = 7.

Kelompok sumber air panas Air Putih/Kambahan muncul di Jarak Kambahan Kenagarian Ganggo Mudiak. Sumber air panas muncul pada ketinggian 520 m diatas permukaan laut dengan suhu air

panas 52 oC pada suhu udara 23 oC dengan debit

0.45 l/det.

GAYABERAT

DENSITAS BATUAN

a) Hasil laboratorium

Untuk perhitungan anomali Bouguer, anomali Regional, anomali Sisa maupun untuk Model dua dimensi dilakukan pengukuran densitas batuan terhadap 6 buah sampel batuan yang representatif yang diambil pada litologi yang berbeda. Hasil pengukuran densitas batuan tersebut dilakukan di laboratorium Pusat Sumber Daya Geologi, dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 1.

Hasil yang didapat dari pengukuran tersebut terlihat bahwa densitas tertinggi terdapat pada

batuan lava Beringin, dengan nilai 2.87 gr/cm3,

sedangkan densitas terendah terdapat pada batuan andesit (telah mengalami pelapukan) dengan nilai

2.51 gr/cm3. Variasi harga densitas batuan di

daerah panas bumi Bonjol berkisar antara 2.51 –

2.87 gr/cm3. Dari sample-sampel tersebut didapat

densitas batuan rata-rata hasil dari analisis laboratorium untuk daerah panas bumi Bonjol

adalah 2.65 gram/cm3.

b) Analisis dengan metode Parasnis

Nilai estimasi densitas dengan Parasnis

memberikan nilai densitas 3.1 gram/cm3. Gambar

3.

Hasil metode Parasnis dan hasil analisa laboratorium memperlihatkan perbedaan nilai agak jauh, maka untuk nilai densitas daerah ini

memakai densitas dari laboratorium sedangkan metode Parasnis hanya sebagai pembanding. Perhitungan-perhitungan selanjutnya untuk mendapatkan anomali-anomali gaya berat yang berikut ini menggunakan koreksi densitas sebesar

2.65 gr/cm3.

SEBARAN ANOMALI BOUGUER

Nilai sebaran anomali Bouguer yang diperlihatkan berkisar antara -24 mgal sampai -58 mgal, dimana pola anomalinya memiliki suatu rentang anomali

Bouguer (densitas 2.65 gr/cm3) dan gradien

anomali yang relatief besar (Gambar 4). Pola lineasi anomali Bouguer memperlihatkan arah umum baratlaut – tenggara, serta di beberapa tempat seperti di bagian tengah, timur, barat, dan selatan terjadi pembelokan dan pengkutuban anomali rendah dan tinggi. Peta ini memperlihatkan kecenderungan pola regional berarah baratlaut - tenggara dengan nilai gayaberat yang meninggi ke arah barat, baratlaut, dan baratdaya. Arah pola regional ini sesuai dengan arah struktur geologi yang membentang dari barat laut ke tenggara. Beberapa kelurusan dengan pola yang kuat dan tegas, terutama di bagian tengah, timur, dan selatan daerah penyelidikan, mempertegas keberadaan struktur-struktur berarah baratlaut-tenggara, utara-selatan, dan baratdaya - timurlaut, yang secara geologi dapat dikenali di permukaan dan merupakan struktur-struktur tua di daerah ini. Gradien kontur anomali memberikan kontras anomali yang cukup jelas. Sebaran nilai anomali Bouguer dapat dibagi menjadi empat kelompok berikut ini.

1). Kelompok nilai –26 mgal sampai dengan -30 mgal dikelompokkan sebagai anomali tinggi dan terdapat dibagian baratlaut, baratdaya, dan tengah. Kelompok ini ditafsirkan sebagai respon batuan yang didominasi oleh batuan lava yang umumnya masih segar dan masif.

2). Kelompok nilai -32 sampai dengan -38 mgal dikelompokkan sebagai anomali sedang dan terdapat dibagian tengah, barat, baratdaya, baratlaut, utara, dan tenggara daerah penyelidikan. Kelompok ini ditafsirkan sebagai respon batuan yang didominasi oleh batuan lava yang telah mengalami pelapukan sedang.

(3)

yang telah mengalami pelapukan sedang sampai tinggi dan/atau batuan sedimen.

4) Kelompok nilai –50 mgal sampai dengan -48 mgal dikelompokkan sebagai anomali paling rendah dan terdapat dibagian selatan, dan timur daerah penyelidikan. Kelompok ini ditafsirkan sebagai respon batuan yang didominasi oleh batuan lava yang telah mengalami pelapukan tinggi dan/atau batuan sedimen dan aluvial.

SEBARAN ANOMALI BOUGUER REGIONAL

Sebaran Anomali Bouguer Regional memperlihatkan anomali permukaan polinomial (trend surface) orde-2 sebelum dilakukan pemfilteran. Untuk mendapatkan nilai anomali Regional ini banyak caranya, diantaranya yang dilakukan disini adalah dengan metode Polynomial Fitting. Gambar 5 memperlihatkan peta anomali Bouguer Regional daerah penyelidikan Bonjol-Pasaman dengan densitas

2.65 gr/cm3. Nilai anomali regional ini dibagi

menjadi empat kelompok anomali yaitu :

1) Kelompok nilai –27 mgal sampai dengan -31 mgal dikelompokkan sebagai anomali tinggi dan terdapat dibagian ujung barat sampai baratlaut. Kelompok ini ditafsirkan sebagai respon batuan yang didominasi oleh batuan lava yang umumnya masih segar dan masif.

2) Kelompok nilai -32 sampai dengan -36 mgal dikelompokkan sebagai anomali sedang dan terdapat dibagian barat menuju arah tengah sampai kebagian utara daerah penyelidikan. Kelompok ini ditafsirkan sebagai respon batuan yang didominasi oleh batuan lava yang telah mengalami pelapukan sedang.

3) Kelompok nilai -37 sampai dengan -41 mgal dikelompokkan sebagai anomali rendah dan terdapat dibagian baratdaya menuju tengah sampai kearah utara daerah penyelidikan. Kelompok ini ditafsirkan sebagai respon batuan yang didominasi oleh batuan lava yang telah mengalami pelapukan sedang sampai tinggi dan/atau batuan sedimen. 4) Kelompok nilai –42 mgal sampai dengan -46 mgal dikelompokkan sebagai anomali paling rendah dan terdapat dibagian selatan, timur sampai menuju kearah timurlaut daerah penyelidikan. Kelompok ini ditafsirkan sebagai respon batuan yang didominasi oleh batuan lava yang telah mengalami pelapukan tinggi dan/atau batuan sedimen dan aluvial.

Untuk mendapatkan informasi gaya berat yang berkaitan dengan target prospeksi panas bumi (lokal), dilakukan pemisahan anomali Bouguer dari kecenderungan regionalnya (struktur dalam/regional). Pemisahan dilakukan dengan cara mensubtraksi anomali Bouguer dengan permukaan polinom yang dianggap mewakili kecenderungan permukaan regional. Polinom orde-2 dianggap paling mewakili daerah penyelidikan mengingat tidak terlalu luasnya daerah penyelidikan dan kecenderungan pola regional yang dapat dikenali pada anomali Bouguer yang menunjukkan bidang sederhana orde-2. Dari permukaan anomali regional ini cenderung berarah baratlaut - tenggara dengan nilai rendah kearah tinggi yaitu dari tenggara ke arah baratlaut. Nilai yang meninggi ke arah baratlaut ini mungkin disebabkan oleh karena daerah di bagian timurlaut, tengah, timur, tenggara, dan sampai ke selatan daerah penyelidikan dominan diisi oleh batuan vulkanik tua, aluvial dan sedimen yang telah mengalami pelapukan dibandingkan dengan daerah barat dan baratlaut yang diisi oleh batuan lava yang densitasnya lebih tinggi. Daerah manifestasi panas bumi pada umumnya ditempati oleh anomali rendah dan anomali sedang.

Pada sebaran anomali Bouguer Regional ini memperlihatkan arah kelurusan yang pada umumnya berarah baratlaut – tenggara sesuai dengan arah struktur besar Sumatra.

SEBARAN ANOMALI BOUGUER SISA

Sebaran anomali Bouguer Sisa (Gambar 6) memperlihatkan kelurusan-kelurusan gaya berat berarah baratdaya-timurlaut, dan baratlaut - tenggara yang secara tegas terlihat di bagian barat, tengah, dan timur daerah penyelidikan sangat cocok dengan keberadaan struktur-struktur geologi yang dapat dikenali di permukaan dan dari

kelurusan kontur topografi. Kompleksitas

(4)

Bouguernya, hal ini diperkirakan karena pola anomali Bouguer di daerah penyelidikan secara dominan diakibatkan oleh struktur dalam. Anomali Sisa ini lebih mempertegas lagi keberadaan kelurusan-kelurusan yang dikenali dari anomali Bouguer. Kelurusan-kelurusan baratdaya-timurlaut, baratlaut–tenggara, secara tegas terlihat di bagian barat, tengah, dan timur daerah penyelidikan. Di bagian tengah ke arah barat, bagian timur ke arah tengah, dan bagian tengah ke arah selatan pola anomali yang komplek dan dikenali dari anomali Bouguer terlihat lebih tegas lagi. Secara umum, di bagian daerah tengah, selatan, dan timurlaut dari daerah penyelidikan dimana manifestasi panas bumi Bonjol berada didominasi oleh kelurusan-kelurusan berarah baratdaya-timurlaut, baratlaut-tenggara, dan hampir utara-selatan. Kompleksitas kelurusan di sekitar komplek manifestasi Bonjol mencerminkan kompleksitas struktur geologi di daerah tersebut. Sebaran anomali Bouguer sisa ini yang merupakan hasil ekstraksi anomali Bouguer dengan bidang polimomial orde-2, lebih mempertegas lagi keberadaan kelurusan-kelurusan dan anomali rendah tadi. Secara umum, di daerah tengah daerah penyelidikan dimana manifestasi air panas Limau berada didominasi oleh kelurusan berarah baratlaut-tenggara, begitu pula manifestasi airpanas Padang Baru yang berada di bagian selatan daerah penyelidikan mempunyai kelurusan yang sama.

Zona anomali rendah yang terletak di sebelah timur, baratlaut, dan utara semakin terisolasi, begitu pula yang berada di sebelah selatan daerah

penyelidikan. Anomali rendah ini sebagian

menunjukkan kesamaannya dengan anomali Bouguer, hal ini mengisyaratkan kondisi struktur

lokal searah dengan struktur dalamnya. Zona

anomali tinggi yang berada di sekitar manifestasi air panas Takis semakin terfokus, ini memperlihatkan bahwa anomali sisa ini kemungkinan ditimbulkan oleh struktur-struktur dalam dan sangat kompleks. Jika hal ini memang benar, maka ada hal yang menarik dari zona anomali tinggi tadi, apakah zona tinggi ini ditimbulkan oleh blok batuan dengan densitas yang relatif lebih tinggi dari pada batuan yang ada disekitarnya atau berupa batuan intrusi (?) yang berumur lebih muda dari pada batuan disekitarnya dan berperan sebagai sumber panas dari sistem panas bumi di daerah penyelidikan ini.

Sebaran anomali Bouguer Sisa ini dapat dibagi menjadi empat kelompok anomali yaitu ;

1. Kelompok nilai -14 mgal sampai dengan –20

mgal dikelompokkan sebagai anomali paling rendah. Kelompok ini ditafsirkan sebagai respon batuan yang didominasi oleh batuan yang telah mengalami pelapukan tinggi dan/atau batuan yang sedang mengalami proses hydrothermal atau batuan sedimen/alluvial.

2. Kelompok nilai –12 mgal sampai dengan –6

mgal dikelompokkan sebagai anomali rendah terletak di bagian selatan, dan timur daerah penyelidikan. Kelompok ini ditafsirkan sebagai respon batuan yang didominasi oleh batuan yang telah mengalami pelapukan sedang sampai tinggi dan/atau batuan sedimen dan alluvial.

3. Kelompok nilai –4 mgal sampai dengan 2

mgal dikelompokkan sebagai anomali sedang yang terletak dibagian selatan menyebar ke arah baratlaut, timur, dan timurlaut daerah penyelidikan. Kelompok ini ditafsirkan sebagai respon batuan yang masih didominasi oleh batuan lava yang mengalami pelapukan rendah.

4. Kelompok nilai 3 mgal sampai dengan 10

mgal dikelompokkan sebagai anomali tinggi yang terletak dibagian tengah, selatan, barat, dan baratlaut daerah penyelidikan. Kelompok ini ditafsirkan sebagai respon batuan yang didominasi oleh batuan beku (lava) yang kompak dan massif.

MODEL GAYA BERAT 2-D

a) Model Lintasan A–B

Model gaya berat 2-Dimensi dari irisan A–B pada sebaran anomali sisa dengan menggunakan densiti

rata-rata 2.65 gram/cm3 dan panjang penampang ±

9.000 meter, yang terletak di bagian tengah daerah penyelidikan mempunyai arah baratdaya – timurlaut (Gambar 7).

Model ini memperlihatkan bodi dari mulai baratdaya sampai timurlaut dengan uraian sebagai berikut.

1) Bodi yang berada paling baratdaya

mempunyai densitas 2,73 gram/cm3 dengan

kedalaman sekitar 2000 meter diperkirakan batuan lava gunung Pasaman.

2) Disampingnya terdapat bodi dengan densitas

2,53 gram/cm3 dengan kedalaman sekitar 1300

meter diperkirakan sebagai batuan sedimen.

3) Selanjutnya terdapat bodi dengan densitas

2,70 gram/cm3 dengan kedalaman sekitar 2000

meter diperkirakan merupakan batuan lava Tua.

4) Bodi berikutnya mempunyai densitas 2,59

gram/cm3 dengan kedalaman sekitar 1900 meter

(5)

pelapukan atau merupakan daerah zona alterasi/mineralisasi.

5) Bodi ini mempunyai densitas paling tinggi

diantara yang lainnya yaitu 2,75 gram/cm3 dengan

kedalaman sekitar 2000 meter diperkirakan merupakan batuan lava yang massif. Diantara bodi nomer 4) dengan bodi nomor 5) diperkirakan telah terjadi struktur sehingga muncul mata air panas Takis dipermukaan.

6) Bodi yang terletak paling ujung timurlaut

mempunyai densitas 2,55 gram/cm3 dengan

kedalaman sekitar 1900 meter diperkirakan merupakan batuan lava yang telah mengalami pelapukan. Diantara bodi nomer 5 dengan bodi 6 diperkirakan telah terjadi patahan sehingga muncul mata air panas Limau dipermukaan.

7) Bodi yang paling terbawah terletak diantara

kedalaman 2000 meter sampai 3000 meter merupakan densitas basement.

a) Model Lintasan C–D

Model gaya berat 2-D dari irisan/penampang C – D pada sebaran anomali sisa dengan menggunakan

densiti rata-rata 2,65 gram/cm3 dan panjang

penampang ± 8.750 meter, yang terletak di bagian tengah daerah penyelidikan mempunyai arah hampir utara – selatan (Gambar 8)

Model ini memperlihatkan bodi dari mulai selatan sampai utara dengan uraian sebagai berikut.

1) Bodi yang berada paling selatan mempunyai

densitas 2,56 gram/cm3 dengan kedalaman sekitar

1300 meter diperkirakan aliran piroklastik Maninjau.

2) Disampingnya terdapat bodi yang terdapat

dibagian atas dengan densitas 2,67 gram/cm3

dengan ketebalan sekitar 150 meter diperkirakan sebagai batuan lava bukit Binuang, dibagian bawahnya terdapat bodi dengan densitas 2,17

gram/cm3 dengan ketebalan sekitar 2200 meter

dan diperkirakan sebagai batuan lava bukit Binuang yang mungkin sedang dalam proses hydrothermal.

3) Selanjutnya terdapat bodi dengan densitas

2,58 gram/cm3 dengan kedalaman sekitar 350

meter diperkirakan merupakan batuan sedimen, dibagian bawahnya terdapat bodi dengan densitas

3.05 gram/cm3 dengan kedalaman sekitar 1200

meter diperkirakan merupakan batuan lava Binuang yang masih massif

4) Bodi berikutnya mempunyai densitas 2,79

gram/cm3 dengan kedalaman sekitar 1800 meter

diperkirakan batuan lava Tua.

5) Bodi selanjutnya mempunyai densitas 2,69

gram/cm3 dengan kedalaman sekitar 1800 meter

diperkirakan merupakan batuan lava Tua yang telah mengalami pelapukan. Diantara bodi nomer 4) dengan bodi nomer 5) diperkirakan telah terjadi struktur/patahan sehingga muncul mata air panas Limau dipermukaan.

6) Bodi yang terletak paling ujung utara

merupakan densitas basement yang menyebar sampai kebawah dan menerus sampai ke ujung selatan.

ANALISIS STRUKTUR GAYA BERAT

Hasil sebaran anomali Bouguer, Bouguer Regional, dan Bouguer Sisa memperlihatkan arah umum kelurusan baratlaut – tenggara. Anomali Bouguer Sisa memperlihatkan di bagian barat terdapat dua buah struktur yang diperkirakan dengan arah yang sama yaitu baratlaut – tenggara. Di bagian tengah kearah selatan terdapat tiga buah struktur yang diperkirakan yaitu baratdaya – timurlaut, dan hampir utara – selatan. Untuk daerah tengah kearah bagian timur ada tiga buah struktur yang diperkirakan yaitu berarah baratdaya – timurlaut, baratlaut – tenggara, dan hampir utara – selatan, dari ketiga buah struktur tersebut terdapat struktur yang memotong manifestasi airpanas Limau dan airpanas Padang Baru yaitu struktur yang berarah baratlaut – tenggara.

Pada model dua dimensi pada penampang A–B terdapat beberapa struktur yaitu dibagian tengah penampang dan dibagian tengah kearah timurlaut, serta merupakan struktur yang memunculkan airpanas Takis dan airpanas Limau. Selain itu terdapat bodi yang mempunyai densitas tinggi dari bodi yang ada disekitarnya,

Pada model dua dimensi pada penampang C–D terdapat sebuah struktur yang memotong manifestasi airpanas Limau, dan terdapat bodi

dengan densitas tertinggi (3.05 gram/cm3 )di

kedalaman sekitar 1200 meter. Bodi ini diperkirakan sebagai batuan lava Binuang dan masih massif, atau merupakan batuan intrusi (?) yang muncul di bagian bawah dan samping Bukit Binuang, kemungkinan merupakan sumber panas dari manifestasi panas bumi Bonjol .

KERENTANAN MAGNET BATUAN

(6)

magnetik batuan bervariasi dari 0 hingga 1.2

x10-6 cgs.

Secara garis besar nilai kerentanan magnetik ini terbagi atas 3 yaitu batuan yang memiliki nilai kerentanan yang rendah sekali (0 – 0.04) yaitu dimiliki oleh alterasi lempung, lempung kaolin dan bongkah yang telah tersilifikasi, batuan yang memiliki nilai kerentanan sedang (0.04 – 0.11) yang dimiliki oleh batuan lava andesit yang telah terubah dan aliran piroklastik serta batuan dengan nilai kerentanan magnetik yang tinggi (1.0 – 1.2) yang dimiliki oleh batuan beku yang masih segar berupa andesit piroksen.

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui adanya sesuatu yang sangat kontras dimana batuan andesit piroksen yang segar memiliki harga kerentanan magnetik yang sangat tinggi yaitu antara 1.0 – 1.2 sedangkan bagian yang telah teralterasi memiliki nilai paling tinggi adalah hanya 0.11 bahkan didaerah penyelidikan terdapat lempung kaolin dan alterasi lempung yang memiliki harga kerentanan magnetik yang mendekati 0.0.

PROFIL MAGNET TOTAL

Profil magnet total daerah panas bumi Bonjol diperlihatkan pada Gambar 9 dan dapat diuraikan sebagai berikut.

a) Lintasan A

Pada penampang anomali magnet sisa lintasan A diketahui bahwa nilai anomali magnet sisa di lintasan A berada di -1197.37 nT (A-2500) hingga 415.56 nT (A-8000)

Nilai anomali magnet di bagian barat daya jauh lebih rendah dari pada yang dibagian tengah dan timurlaut. Pola gergaji pada anomali sangat rendah merefleksikan bongkah-bongkah lava yang dibawahnya ditempati oleh batuan sedimen. Kenaikan anomali yang cukup tajam terdapat antara A1000 (0nT) - A 1500 (-1053 nT), A3000 (-1030 nT) –A3500 (-375 nT), A 6000 (-259 nT) – A6500 (-32nT) dan A7750 (11nT) – A 8000 (416 nT). Batuan lava diperkirakan antara A3000 hingga A8250. Berdasarkan data-data ini yang dikaitkan dengan morfologinya maka dapat diinterpretasikan adanya struktur /sesar di sekitar A2250, A3000 dan A7600.

b) Lintasan B

Pada penampang anomali magnet sisa lintasan B diketahui bahwa nilai anomali magnet sisa di lintasan B berada di kisaran -875.73 nT (di titik B-2500) hingga -549.98 nT (di titik B-8000).

Nilai anomali magnet dibagian baratdaya relatip juga lebih rendah dari yang dibagian tengah dan timurlaut tetapi dengan intensitas magnet yang secara umum lebih tinggi daripada anomali di lintasan A. Penurunan nilai anomali yang cukup tajam antara A2400 (-72 nT) – A2500 (876 nT) diduga akibat pengaruh batuan sedimen yang teralterasi di sekitar A 2500, sedangkan antara B8500 (550 nT) – B 8500 (0 nT) karena kerentanan magnetnya lebih rendah. Kenaikan anomali yang cukup tajam terlihat antara B2500 (– 896 nT) - B2750 (-37nT), B4500 (-25nT) – B4750 (160nT), B7500 (-12nT) – B8000 (550 nT). Batuan-batuan sedimen, lava dan piroklastik diperkirakan antara B1500-B3000, B3000-B8000 dan B8000-B8500.Struktur/sesar diinterpretasikan di sekitar B2300, B3150, B4500 dan B7600.

c) Lintasan C

Penampang anomali magnet sisa lintasan C menunjukkan bahwa nilai anomali magnet sisa di lintasan C berada di kisaran -622.84 nT (di titik C-7250) hingga 605.95 nT (di titik C-3000).

Nilai anomali magnet umumnya hampir sama dengan anomali pada lintasan B terkecuali pada ujung baratdaya dan timurlaut dimana terdapat kenaikan dan penurunan anomali yang cukup tajam. Kenaikan dan penurunan anomali yang cukup tajam terlihat antara C2250 (86 nT) – C2750 (-185nT), C2750 (185 nT) – C3000(606 nT) – C3750 (80nT), C7000 (31 nT) – C7250 (-623nT) – C7750 (66nT). Batuan sedimen dan piroklastik menempati C2000 – C 8000 dan C8000 – C8500. Struktur/sesar diinterpretasikan disekitar C2400, C3250, C4700 dan C7400.

d) Lintasan D

(7)

(D8000-D8500). Struktur/sesar diinterpretasikan disekitar D2500, D3400, D5100 dan D7300.

e) Lintasan E

Penampang anomali magnet sisa lintasan E menunjukkan bahwa nilai anomali magnet sisa di lintasan E berada di kisaran -23.7 nT (di titik E-7750) hingga 1497.73 nT (di titik E-3000).

Nilai anomali magnet secara umum mempunyai intensitas yang lebih kuat daripada anomali di lintasan D. Kenaikan dan penurunan anomali yang cukup tajam terlihat antara E2000 (0 nT) – E3000(1498 nT) – E3500 (35nT) –E4000(930nT) – E4250 (478nT) dan E4750 (432nT) – E5000(635nT) – E5250 (488nT). Batuan-batuannya diperkirakan: lava (E2000-E5100), sedimen (E5100-E6250,E7500-E7750), piroklastik (E6250-E7500) dan lava (E7750-E8000). Struktur/sesar diinterpretasikan disekitar E2550, E3600, E4850 dan E7600.

f) Lintasan F

Penampang anomali magnet sisa lintasan F memperlihatkan bahwa nilai anomali magnet sisa di lintasan F berada di kisaran -979.699 nT (di titik F-3750) hingga 720.23 nT (di titik F-2250). Nilai anomali magnet umumnya memperlihatkan intensitas yang lebih lemah jika dibandingkan lintasan E. Peningkatan dan penurunan nilai anomali yang menyolok terdapat antara F-1750 (-132nT) – F2250(720 nT) – F2750(-218nT), F3000(189nT)-F3750(-980nT) – F4750(29nT). Setelah itu anomali relatip stabil terkecuali antara F6000-F7500 dengan nilai maksimum di F6750 (218nt) Batuannya diperkirakan : piroklastik (F1500-F1750, E5250-F7750), Lava (F1750-F5250), Lava (F7750-F8250) Posisi mataair panas Padang Baru terletak dekat F5000. Struktur/sesar diperkirakan disekitar F2750, F3850, F4700 dan F7350.

g) Lintasan G

Penampang anomali magnet sisa lintasan G memperlihatkan bahwa nilai anomali magnet sisa di lintasan G berada di kisaran -269.89 (di titik G-4000) hingga -324.66 nT (di titik G-3750).

Nilai anomali magnet umumnya memiliki intensitas yang lebih lemah daripada anomali di lintasan F. Peningkatan dan penurunan anomali yang cukup tajam terlihat antara G3250 – G7000 dengan nilai-nilai maksimum di G3750 (325nT), G5000(214 nT), G6250 (186 nT) dan G7000 (237 nT). Batuan di daerah ini diperkirakan :

Piroklastik (G1000-G5250, G5750-G6000), Lava (G5250-G5750), sedimen (G6000-G7000) dan Lava (G7000-G 7250). Struktur/sesar diperkirakan disekitar G3500, G4000, G4700 dan G6900. Dengan menggabungkan data Profil Anomali Magnet Sisa dari ketujuh lintasan, maka dapat ditarik perkiraan struktur berdasarkan hasil pengukuran geomagnet . Berdasarkan gambar profil anomali magnet sisa gabungan tersebut diinterpretasikan 4 buah struktur/sesar yang memanjang dari barat laut hingga tenggara . Struktur/sesar yang paling berperan dalam memunculkan manifestasi mata air panas di daerah Takis, Sungai limau dan Padang baru adalah struktur sesar Takis yang muncul mulai dari lintasan B-4000 hingga G-4750. Struktur dibagian tengah yang berawal di B4500 dan berujung di G4700 diperkirakan berada pada zona yang sama dengan sesar Takis.

PETA ANOMALI MAGNET

Peta anomali magnet sisa menggambarkan pola dan karakteristik dari sebaran nilai pengukuran, perlapisan batuan dan struktur yang ada di lapangan (Gambar 10)

(8)

Limau dan Padang Baru termasuk dalam daerah anomali ini.

Anomali yang lebih tinggi yaitu >150nT s.d 650 nT menempati bagian utara, barat, baratdaya , lintasan E serta beberapa lokasi di lintasan C, D, F dan G. Mata air panas Kambahan berada pada daerah anomali ini.

Nilai anomali tertinggi > 650 nT s.d 1450 nT terdapat di daerah Bkt. Binuang, Bkt. Gajah, dan titik regional R1, R12-R13. merupakan daerah yang merefleksikan batuan beku yang dalam hal ini didominasi oleh batuan andesit segar.

Berdasarkan peta anomali magnet sisa, maka ditentukan perkiraan daerah prospek panasbumi Bonjol. Prospek pertama disebelah utara, yang berkaitan dengan daerah manifestasi takis dan Prospek kedua berada disekitar manifestasi Padang Baru, di tenggara

MODEL PENAMPANG MAGNET 2-D

Penampang XY dari model magnet 2D dibuat dengan arah hampir barat – timur yang memotong lintasan A, B dan C.

Pada Lintasan A, garis penampang model 2d memotong titik A-3500 , mata air panas Takis di sekitar B 5000 dan bagian timurlaut lintasan C pada titik C-7250. Pada permukaan bagian barat kearah timur ditempati oleh batuan lava, sedimen, lava andesit tua dan piroklastik.(Gambar 11). Berdasarkan Interpretasi model penampang 2D, terlihat adanya batuan dengan nilai kerentanan rendah yaitu 0.0006 di bagian atas dan nilai yang agak tinggi (0.005) di bawahnya merupakan lava yang telah mengalami demagnetisasi. Proses demagnetisasi terjadi dengan sangat kuat ketika kita baca ke kearah timur terlihat jelas adanya kontras susceptibility antara batuan diatasnya (0,0000= mendekati nol) dengan batuan dibawahnya (0.075) yang kemungkinan merupakan batuan lava segar. Terlihat juga adanya struktur yang memisahkan antara batuan dengan nilai kerentanan 0.005 dan 0.0006 dengan batuan dengan nilai kerentanan 0 dan 0.075. yang diperkirakan merupakan sesar naik

Proses demagnetisasi berkurang ke arah timur dari lintasan, hal ini dapat dibaca dari nilai kerentanan yang membesar antara 0.0012 dan 0.0425. Namun proses demagnetisasi terjadi kembali disekitar titik 5000 dari awal titik penampang yang kemungkinan diakibatkan intrusi lava pada sekitar titik 7000 yang menyebabkan

proses alterasi di kiri kanannya. Namun tubuh intrusi tidak muncul di permukaan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penyelidikan gayaberat dan geomagnet maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1) Sebaran anomali Bouguer, Bouguer Regional,

dan Bouguer Sisa memperlihatkan arah umum kelurusan baratlaut – tenggara.

2) Pada sebaran anomali Bouguer terdapat

beberapa kelurusan dengan pola yang kuat dan tegas, terutama di bagian tengah, timur, dan selatan daerah penyelidikan.

3) Anomali Bouguer Regional cenderung berarah

baratlaut - tenggara dengan nilai rendah kearah tinggi yaitu dari tenggara ke arah baratlaut.

4) Secara umum sebaran anomali Bouguer Sisa

memperlihatkan di bagian daerah tengah, selatan, dan timurlaut dari daerah penyelidikan dimana manifestasi panas bumi Bonjol berada didominasi oleh kelurusan-kelurusan berarah baratdaya-timurlaut, baratlaut-tenggara, dan hampir utara-selatan.

5) Pada sebararan anomali Bouguer Sisa di

daerah bagian tengah daerah penyelidikan dimana manifestasi air panas Limau berada dipotong oleh struktur yang diperkirakan dengan arah baratlaut-tenggara, begitu pula manifestasi airpanas Padang Baru yang berada di bagian selatan daerah penyelidikan dipotong oleh struktur yang sama.

6) Dari model 2-D pada lintasan A – B dijumpai

beberapa struktur yaitu di bagian tengah penampang dan di bagian tengah kearah timurlaut, serta merupakan struktur yang memunculkan airpanas Takis dan airpanas Limau.

7) Dari model 2-D lintasan C-D terdapat bodi

dengan densitas 3.05 gram/cm3, diperkirakan

merupakan batuan lava Binuang yang masif dan diduga merupakan sumber panas dari manifestasi panas bumi Bonjol ini.

8) Zona anomali magnet sisa yang sangat rendah (-1200 nT hingga -250 nT) merupakan daerah dengan kondisi batuan yang telah teralterasi, baik yang disebabkan oleh struktur sesar maupun disebabkan karena adanya efek intrusi dan proses mineralisasi.

(9)

Pada zona ini di jumpai mata air panas Takis, S. Limau dan Padang Baru.

10) Zona anomali magnet sisa yang sedang (>150 nT s.d 650 nT) berada sebagian besar di sebelah utara, barat, baratdaya lintasan E serta beberapa lokasi di lintasan C, D, F dan G. Mata air panas Kambahan berada pada daerah anomali ini.

11) Zona anomali magnet sisa yang tinggi (> 650 nT s.d 1450 nT ) merupakan daerah yang ditempati oleh batuan beku yang didominasi oleh batuan andesit segar.

12) Struktur sesar berarah baratlaut-tenggara dijumpai di bagian baratdaya, bagian tengah dan timur laut lintasan A sampai dengan G. Kemudian struktur berarah baratdaya-timurlaut terletak antara lintasan A dan B serta antara lintasan E dan F. Sesar yang berarah baratdaya-timur laut kemungkinan berkaitan dengan keterdapatan mataair panas Takis, Sungai Limau, Kambahan dan Padang Baru.

DAFTAR PUSTAKA

-Akbar, N., 1972. Inventarisasi dan penyelidikan pendahuluan gejala panas bumi di daerah Sumatra Barat, bagian Proyek Survei Energi Geothermal, Dinas Vulkanologi, Direktorat Geologi, Bandung.

- Bemmelen, van R.W., 1949. The Geology of Indonesia. Vol. I A. The Hague. Netherlands. - Cooper, G.R.J., 1995. Mag2dc for Windows

version 1.59.

- Distamben Kabupaten Pasaman.,2006. Potensi Energi Panas Bumi Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat.

- Dobrin , M.B., 1988. Introduction to Geophysical Prospecting. McGraw Hill, New York.

- Lawless, J., 1995. Guidebook: An Introduction to Geothermal System. Short course. Unocal Ltd. Jakarta.

- Rock, N.M.S., 1983. Peta Geologi Lembar Lubuk Sikaping, Sumatera, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.

- Telford, W.M. et al., 1982. Applied Geophysics. Cambridge University Press. Cambridge.

- Yohana, T., 2003, Gr 2003 : Program

Pengolahan Data Gayaberat

- Yohana, T., 2002, MD 2002 : Program

(10)

Tabel 1. Densitas batuan di daerah panas bumi Bonjol No Nomor Sampel Nama Batuan Densitas gr/cm3

1 BJL-7 Lava Tua 2.68

2 BJL-10 Lava Bukit Tinggi 2.52

3 BJL-29 Lava Baringin 2.87

4 BJL-47 Lava 1 Bukit Simarabun 2.69

5 BJL-48 Lava 2 Bukit Simarabun 2.51

6 BJL-58 Lava Malintang 2.63

Tabel 2. Nilai kerentanan magnetik batuan di daerah panas bumi Bonjol

No Kode X Y Batuan Susceptibility (10-6 cgs) Satuan Batuan Keterangan Lokasi

1 BJL 1 633504 611 Lava Andesit 0.02 - 0.04 LAVA TUA MAP S. Limau

2 BJL 3 634546 135 Breksi 0.01 - 0.03 SEDimen(QS) S. Limau

3 BJL 13 630377 3103 Alterasi Lempung 0.01 - 0.03 ALT LK Bt. Gajah

4 BJL 17 632437 9995090 Andesit Piroksen 0.30 - 0.48 PIROKLAS Kp. Hangus

5 BJL 34 637352 9999558 Bongkah Silisifikasi 0.00 - 0.02 PIROKLAS BT. Rimbokumajan

6 BJL 35 636823 9999238 Aliran Piroklastik 0.03 - 0.11 PIROKLAS Bonjol

7 BJL 40 638211 9997596 Lava Dasitik 0.00 - 0.02 LAVA BM Bt. Batahuruk

8 BJL 48 637583 9993336 Andesit Piroksen 1.00 - 1.20 LAVA BS Akabu

9 BJL 62 639490 9998728 Andesit Terubah 0.07 - 0.11 MINERAL EMAS Bukit Malintang

(11)

Lokasi Penyelidikann

Gambar 1 Peta indeks lokasi daerah panas bumi Bonjol

5 10 15 20 25 3

BC-Terrain (mgal)

0 -40

-20 0 20 40

g

O

b

s

-g

N

+

F

A

C

(

m

g

a

l)

Y = 3.10357 * X + -44.5111 Y

X

(12)

628000 630000 632000 634000 636000 638000 640000

BA. Musul Kasuh

A. L ubuk Bu

nda

B. Sam pas

A. Par amancgak

B T. BI NUA NG

PA DAN GB ALIND UNG BT . RIM BO KU MA JA N

B T . BA T ASM URU K

BT. PANI NJA UAN

BT. PO NJ ON G

Siku mb ang Ko tatan gah

Sug ung

Par itpad ang

Ban cabta wa s

Lub ukbe rda ngu ng

T am bak Pa dan g

Simpa ng Su nga ilima uP ulaup ating Sun gailim au ten gah

Lu bukam baca ng L ubu kt in gga yo M ed anculik Mu diktakis

Bonjol

Pad angb aha ro Pam icikan

Sian ok D ur ia nbu ngku k

Batu kangku ng

Bu kitm alincang

T an ahto ban Sun gaitimb er ak

Tinn gal Parakda la m Batassa rik

Ku bug ada ng Ka palob and ar

Koto ku nciPaga rg ada ng

Pa nda gi Kalan g

Ko mp ulan Ha taba ru

Sun gailand ai

Cu bada k M uaro

Akab u Pad ang la wa s

Pa dang kalo

PETA ANOMALI BOUGUER DAERAH PANAS BUMI BONJOL

KABUPATEN PASAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT

densiti 2,65

Sungai da n anak s ungai

Jalan pr ovins i, jalan kabupat en dan jalan lokal Kontur anomali bouguer

Titik pengukuran gaya ber at

Mata air panas

Kontur k etinggian selang 50 meter

K ETERA NGA N

Gambar 3. Peta Anomali Bouguer Daerah Panas Bumi Bonjol

628000 630000 632000 634000 636000 638000 640000 9994000

BA. Musul Kasuh

A. Lub uk Bunda

B. Sampas

A. Par amancgak

B T. BI NUA NG

PA DAN GB ALIND UNG BT. RIM BO KU MA JA N

B T. BA T ASMURU K

BT. PANI NJA UAN

BT . PO NJ ON G Siku mb ang

Ko tatan gah Sug ung

Par itpad ang

Ban cabta wa s

Lub ukbe rda ngu ng

T am bak

Pa dan g

Simpa ng Su nga ilima uP ulaup ating

Sun gailim au ten gah

Lu bukam baca ng L ubu kt in gga yo

M ed anculik Mu diktakis

Bonjol

Pad angb aha ro Pam icikan

Sian ok D ur ia nbu ngku k

Batu kangku ng

Bu kitm alincang

T an ahto ban Sun gaitimb er ak

Tinn gal

Lah armat i

S ung aila sih Ka palob and ar

Koto ku nciPaga rg ada ng

Pa nda gi Kalan g

Ko mp ulan Ha taba ru

Sun gailand ai

Cu bada k M uar o

Akab u Pad ang la wa s

Pa dang kalo

PETA ANOMALI BOUGUER REGIONAL DAERAH PANAS BUMI BONJOL

KABUPATEN PASAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT

densiti 2,65

Sungai da n anak s ungai

Jalan pr ovinsi, jalan kabupat en dan jalan lokal Kontur anomali bouguer r egional

Titik penguk uran gaya ber at

Mata air panas

Kontur k etinggian s elang 50 meter K ET ERA NGA N

(13)

628000 630000 632000 634000 636000 638000 640000 9994000

9995000 9996000 9997000 9998000 9999000 10000000 10001000 10002000 10003000 10004000 10005000 10006000

S. T alang

S. Harumuk

A. Lapo

A. Tandu

BA. Musul Kasuh

A. Lubu k Bunda

B. Sampas

A. Par amancgak

B T . BI NUA NG

B T. BA TA HUR UK BT. B ATAS SIAM PAN G

BT . K ARA NG

B T. G AJA H

BT. GAD ANG

PA DAN GB ALIND UNG BT . RIM BO KU MA JA N

B T . BA TASM URU K

BT. PANI NJA UAN

BT. PO NJ ON G Siku mb ang

Ko tatan gah Sug ung

Ban ca h kur u

Pa sar

Mu ara ton ang

Ka mpu ng panjan g

Lub uk gu dang

B. A la han panja ng

Kam pun g te bing Ilalang

Ka mba hao

Pina ng

Par itpad ang

Ban cabta wa s

Lub ukbe rda ngu ng

T am bak

Pa dan g

Simpa ng Su nga ilima u

P ulaup ating

Sun gailim au ten gah

Lu bukam baca ng L ubu kt in gga yo

Belim bing

Ka mpu ngb atu

Pand an

Ga ngg u

D ogg ok

M ed anculik Mu diktakis

Bonjol

Pad angb aha ro Pam icikan

Sian ok D uria nbu ngku k

Batu kangku ng

Bu kitm alincang

T an ahto ban Sun gaitimb erak

Tinn gal

Lah ar mat i

S ung aila sih

Lam pato Ka mpu ngibu r

Pisang

Su ngku r Du ku

H an gus Par akda la m Batassa rik

Ku bug ada ng Ka palob and ar

Koto ku nciPaga rg ada ng

Pa nda gi Kalan g

Ko mp ulan Ha taba ru

Sun gailand ai

Cu bada k M uaro

Akab u Pad ang la wa s

Pa dang kalo

PETA ANOMALI BOUGUER SISA DAERAH PANAS BUMI BONJOL

KABUPATEN PASAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT

densiti 2,65

Su ngai dan an ak sungai

Jalan pro vinsi, jalan kabupaten d an jalan lokal Kontur anomali bouguer sisa

Titik pengukuran gaya ber at

Mata air panas

Ko ntur ketingg ian selang 50 meter K ET ERA NGA N

0 m 1000 m 2000 m 3000 m 4000 m

F 5000

-20 -16 -12 -8 -4 0 4 8

St ruktur A

B

C

D

C

D

Pe nampang Model 2 D

Gambar 5. Peta anomali Bouguer sisa daerah panas bumi Bonjol

(14)

Gambar 7. Model gayaberat 2D pada lintasan C-D daerah panas bumi Bonjol

A-3500A-3750A-4000A-4250A-4500A-4750

A-5000A-5250A-5500A-5750

A-6000 A-6250

A-6500A-6750A-7000A-7250A-7500A-7750

A-7900

B-2750 B-3250 B-3750 B-4250

B-4750 B-5050

B-5250 B-5750B-6000B-6100 B-6500

B-7000 B-7500

D-5000D-5250D-5500

D-5750D-6000D-6250

Profil Anomali Magnet

Baratdaya Timurlaut

F-4950F-5000F-5050F-5250F-5500F-5750F-6000

F-6250F-6500F-6750F-7000

F-7250F-7500F-7750F-8000F-8250

(15)

PETA ANOMALI MAGNET SISA TOTAL DAERAH PANAS BUMI BONJOL

KABUPATEN PASAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT

>-250 s/d 150 nT

> 150 s/d 650 nT

> 650 s/d 1450 nT

Sungai dan anak sungai

Jalan provinsi, jalan kabupaten dan jalan lokal Kontur anomali magnet

Titik pengukuran geomagnet

Mata air panas

Kontur ketinggian interval 50 meter KETERANGAN

-1200 s/d -250 nT

A 5000

628000 630000 632000 634000 636000 638000 640000

9994000 BT. BATAS SIAMPANG

BT. KARANG

BA. Musul Kasuh

A. Lub uk Bunda

B. Sampas

A. Paramancgak

0 2000 4000 6000 8000 m

sesar diperkirakan

Gambar 9. Peta anomali magnet sisa daerah panas bumi Bonjol

Gambar

Tabel  2.   Nilai kerentanan magnetik batuan di daerah panas bumi Bonjol
Gambar 1 Peta indeks lokasi daerah panas bumi Bonjol
Gambar 3. Peta Anomali Bouguer Daerah Panas Bumi Bonjol
Gambar 5.  Peta anomali Bouguer sisa daerah panas bumi Bonjol
+3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data yang diperoleh dapat dilihat bahwa pada saat proses adsorpsi temperatur terendah metanol masuk adalah 20,5 o C, temperatur air keluar terendah adalah 22

Tujuan Penelitian ini adalah untuk membandingan antara anggaran yang diterima untuk pengadaan gedung olahraga dengan realisasi belanja aset tetap pengadaan gedung

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan pada responden, untuk mengetahui perbedaan tingkat kesiapsiagaan bencana gempa bumi dan tsunami pre-test dan post-test

Langkah-langkah penelitian ini dimulai dari (1) observasi dan wawancara pada beberapa guru dan menyusun produk awal; (2) Selanjutnya untuk di validasi dan

Penentuan waktu tanam tanaman jagung hasil analisis neraca air tanaman berdasarkan data rata-rata curah hujan 15 tahun periode I (1981-1995), waktu tanam jagung jatuh

- Kadaluarsa minimal 2 tahun setelah diproduksi (sampai dengan 2017) - Telah terdaftar/teregistrasi di Kementerian Kesehatan RI. - Setiap box kemasan diberi label tipis

Karena FDS hanya mampu mensimulasikan satu reaksi pembakaran, maka berdasarkan penjelasan sebelumnya dan tabel 1, hanya reaksi pembakaran FRP Polyester yang diikutsertakan

Karya ini membahas tentang tokoh-tokoh penyebar Islam di Indonesia, situasi pemerintahan dan masyarakat Jawa sebelum abad ke-15, pertumbuhan Islam, metode-metode yang digunakan