t
[Insert your file reference here]
PENINGKATAN NILAI MELALUI IMPLEMENTASI TEKNOLOGI SOLIDIFIKASI MATERIAL TAILING UNTUK MENDUKUNG INFRASTRUKTUR HIJAU
Yosep Purnama
Yosep.Purnama@antam
Engineering Manager Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor PT ANTAM (Persero), Tbk.
The concept of Circular Economy in itself is mind-blowing as it imitates natural cycles through feedback loops at several levels of our current
extraction, production and
consumption chains. Mind-blowing in the multidimensional benefits that could lies under, creating abundance instead of scarcity. The main objective of such a framework being the
decoupling of our resource intakes versus our needs for economic
Limbah Pertambangan: Tailing
Tailing yang dihasilkan dari kegiatan pertambangan ini dikategorikan sebagai limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) menurut PP No. 18 Tahun 1999 jo. PP No. 85 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah B3 dengan kode limbah D222.
Pada peraturan yang lebih baru, PP No. 101 Tahun 2014, tailing dimasukkan ke dalam limbah khusus, yang pemanfaatannya didorong oleh pemerintah sepanjang persyaratannya dipenuhi.
Pengelolaan Tailing
• Penempatan Tailing di Laut (Submarine Tailing Disposal)
• Penempatan Tailing di Sungai (Riverine Tailing Disposal)
• Penempatan Tailing di Darat (pengisian
lubang bekas tambang dan Tailing Dam)
Seluruh penempatan tailing tersebut memiliki dampak lingkungan (dan sosial) yang besar, sehingga perlu jenis pengelolaan tailing yang
lain: Pemanfaatan Tailing menjadi material yang
Prasyarat Pemanfaatan Tailing
Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia
No. 2 Tahun 2008, seluruh limbah yang tergolong limbah B3 dapat
dimanfaatkan, dengan syarat memenuhi 3 kriteria yaitu:
1. Ada kebutuhan pasar, artinya ada keuntungan dari segi ekonomi;
2. Produk yang dihasilkan memenuni spesifikasi standar produk yang
sudah ada; dan
Stabilisasi/Solidifikasi
Stabilisasi/solidifikasi (s/s) adalah teknik yang menggunakan sifat kimia dan
fisik semen sebagai pengikat (binder) untuk mengintegrasikan berbagai
elemen selama reaksi hidrasi.
Solidifikasi terjadi ketika padatan tailing dicampur dengan pengikat yang
mempunyai sifat pozzolan. Campuran yang dihasilkan terikat dengan matriks geopolimer yang membentuk padatan keras dan monolitik.
Hasil Studi di UPBE Pongkor
• Kandungan oksida dari limbah tailing khusunya untuk kandungan SiO2 +
Al2O3 + Fe2O3 > 80 %, di atas persentase yang disyaratkan untuk bahan pencampur beton, yaitu minimum 50% (ASTM C-618). Artinya, limbah tailing yang dihasilkan mempunyai sifat pozzolanic dan dapat digunakan sebagai bahan pencampur beton atau perkerasan lainnya menggunakan semen.
• Setelah 28 hari didapat bahwa untuk tailing yang disolidifikasi dengan 60%
semen mempunyai kuat tekan sebesar 35 MPa dan untuk tailing yang disolidifikasi dengan 50% semen mempunyai kuat tekan sebesar 40 Mpa, yang artinya sesuai dengan kebutuhan konstruksi pada umumnya.
• Hasil uji pelindian dengan metode TCLP, pelindian progresif, dan pelindian
dinamis dengan lisimeter memperlihatkan bahwa metode s/s tailing
dengan semen dapat mengikat logam berat dan sianida yang terdapat di dalam tailing, sehingga pemanfaatannya untuk konstruksi aman bagi
Keunggulan Semen Geopolimer
• Bahan dasarnya banyak yang merupakan limbah hasil produksi
• Prosesnya menggunakan suhu rendah, hemat
energi
• Pengurangan emisi karbondioksida hingga 90%
• Proses pembuatan yang sederhana, dapat mengikutsertakan masyarakat
• Tahan hingga 10 x lipat usia semen Portland,
• Seluruh sifat bisa dimodifikasi sesuai kebutuhan dengan mudah
• Biaya pembuatan lebih hemat
• Waktu pembuatan yang jauh lebih singkat
Di berbagai negara, semen
geopolimer telah dijual secara
komersial, dan sangat berhasil
menggusur pasar semen Portland,
terutama di pasar-pasar yang telah
mensyaratkan
sustainable
construction
, termasuk
green
building
.
Hasil Pemanfaatan Tailing
1. Perwujudan zero waste operation 2. Pengurangan risiko lingkungan 3. Peningkatan Kinerja Lingkungan
4. Pemanfaatan untuk pengembangan masyarakat
5. Penghindaran ghost town
6. Dukungan bagi program pengembangan infrastruktur hijau pemerintah
7. Perpanjangan umur TSF
8. Perwujudan engineering value yang benilai
ekonomis tinggi
Aplikasi Teknologi untuk Limbah Lain
• Limbah PLTU (fly ash, bottom ash)
• Limbah industri kelapa sawit
• Limbah industri kertas
• Limbah industri sponge
• Limbah industri stone crusher
• Limbah industri semen
• Limbah industri baja
• Limbah industri tekstil
• Limbah Industri Pupuk
• Limbah Industri Blast Furnice Slag Nikel
Peresmian Pabrik GFA di UBPE Pongkor
WILAYAH OPERASI
Potensi Limbah Tonnes/Tahun
Tambang Batubara Sarolangun
Pabrik Chemical Grade Alumina Tayan Tambang Bauksit Tayan
Unit Eksplorasi Geomin Tambang Emas
Gosowong1)
Tambang Emas Cibaliung Pengolahan dan Tambang Nikel Pomalaa Pemurnian Logam Mulia
Tambang Emas Pongkor Pabrik Feronikel Pomalaa Tambang Nikel Pulau Pakal
Note: (1) Tambang Emas Gosowong dimiliki oleh PT Nusa Halmahera Minerals dimana ANTAM memiliki 25% saham Tailing 1.4 juta tonnes
ROOF TILE CONCRETE
Kuat Tekan
Mpa Kelas /Mutu Standard Dimensi (cm)
42.5 A SNI 0096-2007 39 x 33 x 1.5 43 X 33 x 2
SNI - ISO ; 9001: 2015
CLC
(Circular Light Concrete)
Ukuran : 60 x 20 x 7.5 cM
: 60 x 20 x 10 cM
SNI - ISO ; 9001: 2015
Beban Tekan
Mpa Kelas /Mutu Standard Dimensi (cm)
10-15 I SNI 03-0349-1989 60 X 20 X 10/7.5
Lantai Beton & Ornamen Dinding
Stock Juli 2016: 2,227 Pcs
Ukuran : 30 x 30 x 2.5 cM
SNI - ISO ; 9001: 2015
Kuat Patah Mpa Kelas /Mutu Standard Dimensi (cm)
1679.25 I SNI 10545-4:2010 30 X 30 X 2.5
Bata Berlobang/Batako Press
Stock Juli 2016: 6,304 Pcs
Ukuran : 36 x 18 x 7.5 cM
Kuat Tekan
Mpa Kelas /Mutu Standard Dimensi (cm)
95.77 I SNI 03-0349-1996 36 x 18 x 7.5
ISO SNI 9001: 2015
Page 38
Terima Kasih
Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor PT ANTAM (Persero) Tbk