TUGAS BELAJAR DAN IZIN
BELAJAR BAGI PNS DI
LINGKUNGAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN
DAN KEBUDAYAAN
(
PERMENDIKNAS NOMOR 48 TAHUN
2009)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TUGAS BELAJAR:
1. PENUGASAN YG
DIBERIKAN OLEH PEJABAT YG BERWENANG
2. UNTUK MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE JENJANG YANG LEBIH TINGGI ATAU YG SETARA
3. DI DALAM MAUPUN DI LUAR NEGERI
4. BUKAN ATAS BIAYA SENDIRI
5. MENINGGALKAN TUGAS SEHARI-HARI SBG PNS TUGAS BELAJAR:
1. PENUGASAN YG
DIBERIKAN OLEH PEJABAT YG BERWENANG
2. UNTUK MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE JENJANG YANG LEBIH TINGGI ATAU YG SETARA
3. DI DALAM MAUPUN DI LUAR NEGERI
4. BUKAN ATAS BIAYA SENDIRI
5. MENINGGALKAN TUGAS SEHARI-HARI SBG PNS
Pejabat yang berwenang memberikan penugasan menetapkan penugasan tersebut dalam suatu Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Pejabat yang berwenang memberikan penugasan menetapkan penugasan tersebut dalam suatu Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Pejabat yang berwenang:
1. Sekretaris Jenderal Kemdikbud untuk gol ruang IV/e ke bawah 2. Kepala Biro Kepegawaian,
untuk gol ruang IV/a ke bawah 3. Kepala Bagian pada Ropeg
untuk gol ruang III/d ke bawah Pejabat yang berwenang:
1. Sekretaris Jenderal Kemdikbud untuk gol ruang IV/e ke bawah
2. Kepala Biro Kepegawaian, untuk gol ruang IV/a ke bawah
3. Kepala Bagian pada Ropeg untuk gol ruang III/d ke bawah
PERSYARATAN PENERBITAN SK
TUGAS BELAJAR
Menandatangani perjanjian tugas belajar
Adanya jaminan pembiayaan tugas belajar
Mendapat persetujuan Sekretariat Negara bagi
yang akan tubel di luar negeri
Mendapat rekomendasi dari atasan langsung
mengenai bidang studi yang akan ditempuh sesuai
dengan tugas pekerjaannPNS dan PNS dpk di
lingkungan Kemdikbud
Sehat jasmani dan rohani
Pestasi kerja PNS dalam 2 tahun terakhir minimal
bernilai baik
PNS YANG TIDAK MEMENUHI SYARAT UNTUK
DIBERIKAN TUBEL :
Menjalani cuti diluartanggungan negara
Melaksanakan tugas secara penuh di luar
Kemdikbud
Menjalani hukuman karena melakukan tindak
pidana kejahatan
Mengajukan banding ke BAPEK atau upaya hukum
(gugatan) ke pengadilan terkait dengan
penjatuhan hukuman disiplin
Sedang dalam proses penjatuhan hukuman disiplin
tingkat sedang atau tingkat berat
Menjalani hukuman disiplin tingkat sedang atau
tingkat berat
Dalam proses perkara pidana,
Melaksanakan kewajiban ikatan dinas setelah
selesai tubel
Melaksanakan pendidikan dan pelatihan
penjenjangan
Pernah gagal dalam tugas belajar yang disebabkan
oleh kelalaian
Pernah dibatalkan mengikuti tugas belajar karena
PROSEDUR PEMBERIAN TUGAS BELAJAR
Diusulkan oleh pimpinan unit kerja kepada Mendikbud sebelum dilakukan pelaksanaan tugas belajar.
Usul dilampiri dengan kelengkapan:
1. Surat keterangan sehat jasmani dan rohani dari dokter 2. Kartu PNS/Kartu Elektronik PNS
3. SK CPNS dan SK PNS 4. SK Pangkat Terakhir
5. SK Jabatan terakhir (bagi PNS yang menduduki jabatan) 6. DP3 dalam 2 tahun terakhir
7. KP 4
8. Akta Nikah (bagi yang telah kawin)
9. Surat rekomendasi dari atasan langsung 10. Surat perjanjian tugas belajar
11. Surat jaminan pembiayaan
13. Surat persetujuan penugasan ke luar negeri dari Setkab/Setneg (bagi yang tugas belajar di luar negeri)
Dilampiri surat peryataan:
1. tidak sedang menjalani cuti diluartanggungan
negarr
2. tidak sedang mengajukan upaya hukum
banding ke BAPEK
3. tidak sedang/dalam proses penjatuhan
hukuman disiplin sedang atau berat
4. tidak sedang menjalani hukuman disiplin
tingkat sedang atau berat
5. tidak sedang dalam proses perkara pidana
6. tidak sedang melaksanakan kewajiban ikatan
dinas
7. tidak sedang melaksanakan diklatpim
8. tidak pernah gagal dalam tugas belajar yang
disebabkan kelalaian
PERENCANAAN
GAP GAP
KOMPETENSI SDM YANG DIBUTUHKAN ORGANISASI
KOMPETENSI SDM YANG ADA
PEREN-CANAAN PENGEM
-BANGAN SDM PEREN-CANAAN PENGEM
PENUGAS AN
KEPADA PNS
Perencanaan kebutuhan PNS yang akan Tugas Belajar
Disusun dalam Renstra Uker
Dijabarkan dalam rencana program tahunan
PNS yang ditugaskan wajib :
a. Menyelesaikan studi tepat waktu
b. Mendapatkan ijazah c. Melaksanakan ikatan
dinas pada unit
kerjanya selesai tugas belajar
Keterlambatan mengakibatkan : a. Terganggunya pencapaian
renstra
b. Tertundanya kesempatan PNS lain , atau
c. Terjadinya kekosongan tenaga SDM
Kegagalan mengakibatkan : a. Tidak tercapainya sasaran
renprogbang SDM dan organisasi
PEMBATALAN TUGAS BELAJAR
1. Terdapat bukti bahwa
PNS
pelajar
tidak
memenuhi syarat diberi
tubel
2. PNS
Pelajar
dijatuhi
hukuman disiplin tingkat
sedang atau berat
3. Tidak
berangkat
ke
tempat
pelaksanaan
tugas belajar meskipun
sudah diberi peringatan
4. PNS pelajar mengajukan
permohonan
pengunduran diri
5. PNS Pelajar bekerja di
luar
kegiatan
tugas
belajarnya
1. Terdapat bukti bahwa
PNS
pelajar
tidak
memenuhi syarat diberi
tubel
2. PNS
Pelajar
dijatuhi
hukuman disiplin tingkat
sedang atau berat
3. Tidak
berangkat
ke
tempat
pelaksanaan
tugas belajar meskipun
sudah diberi peringatan
4. PNS pelajar mengajukan
permohonan
pengunduran diri
5. PNS Pelajar bekerja di
luar
kegiatan
tugas
belajarnya
DIKENAKAN
SANKSI
ADMINISTRATIF BERUPA:
WAJIB
MENGEMBALIKAN
(KONTAN) BIAYA KE KAS
NEGARA SEJUMLAH BIAYA
YANG TELAH DIKELUARKAN
SELAMA
MELAKSANAKAN
TUGAS BELAJAR DITAMBAH
100%
PENANGGUHAN
ATAS
PEMBAYARAN YANG TELAH
DITENTUKAN
DIKENAKAN
BUNGA
SEBESAR
6%
PERTAHUN
DIKENAKAN
SANKSI
ADMINISTRATIF BERUPA:
WAJIB
MENGEMBALIKAN
(KONTAN) BIAYA KE KAS
NEGARA SEJUMLAH BIAYA
YANG TELAH DIKELUARKAN
SELAMA
MELAKSANAKAN
TUGAS BELAJAR DITAMBAH
100%
6. Setelah dievaluasi tidak
mampu menyelesaikan
program
tubel
yang
diikuti
7. Tidak
dapat
melaksanakan
tugas
belajar karena hal-hal
diluar kemampuannya
8. Tidak sehat jasmani dan
rohani yang dinyatakan
oleh
Tim
penguji
kesehatan
9. Diangkat dalam jabatan
struktural
10.Adanya
Kepentingan
dinas
6. Setelah dievaluasi tidak
mampu menyelesaikan
program
tubel
yang
diikuti
7. Tidak
dapat
melaksanakan
tugas
belajar karena hal-hal
diluar kemampuannya
8. Tidak sehat jasmani dan
rohani yang dinyatakan
oleh
Tim
penguji
kesehatan
9. Diangkat dalam jabatan
struktural
PEMBATALAN TUGAS BELAJAR
DITETAPKAN OLEH PEJABAT
YANG BERWENANG DALAM
SUATU SURAT KEPUTUSAN
MENDIKBUD BERDASARKAN
USUL YANG DIAJUKAN OLEH
PIMPINAN UNIT KERJA PNS
JANGKA WAKTU TUGAS BELAJAR
1. Program Diploma I 2 semester
2. Program Diploma II 4 semester
3. Program Diploma III 6 semester
4. Program Diploma IV atau Sarjana
8 semester 5. Program magister atau setara 4 semester
6. Program Doktor 6 semester
JANGKA WAKTU TUGAS BELAJAR DAPAT DIPERPANJANG APABILA KETERLAMBATAN PENYELESAIAN STUDI BUKAN KARENA ATAS
PEMBERIAN PERPANJANG -AN JANGKA WAKTU TUGAS BELAJAR 1.Verifikasi alasan
keterlambatan
2.Klarifikasi alasan keterlambatan ke PT penyelenggara
3. Rekomendasi perpanjangan dari pimpinan uker
4. Rekomendasi
perpanjangan dari PT penyelenggara
5. Diusulkan kepada
mendik- bud 6 bulan sebelum berakhirnya masa tubel
1. Pemberian
perpanjangan tidak mutlak, krn tergantung dari kebenaran hasil verifikasi dan klarifikasi alasan keterlambatan 2. Jangka waktu
perpanjangan dapat diberikan kurang dari 1 tahun dan maksimal 1 tahun
3. PNS yang telah
diberikan perpanjangan masa tubel dan tetap tidak berhasil
menyelesaikan tubel, harus dipanggil pulang untuk proses
PEMANGGILAN KEPADA PNS PELAJAR YANG SUDAH DIBERIKAN PERPANJANGAN TUGAS BELAJAR TETAPI TETAP TIDAK MAMPU MENYELESAIKAN STUDI YANG DITUGASKAN KEPADA PNS YANG BERSANGKUTAN, DILAKUKAN SELAMBAT-LAMBATNYA 1 BULAN SETELAH BERAKHIRNYA MASA PERPANJANGAN TUGAS BELAJAR
PNS PELAJAR YANG TELAH BERAKHIR MASA STUDINYA APABILA TIDAK KEMBALI MELAPOR KEPADA PIMPINAN UNIT KERJANYA, DIKENAKAN SANKSI DISIPLIN PNS SESUAI KETENTUAN YANG BERLAKU
TERHADAP PNS PELAJAR YANG TIDAK BERHASIL MENYELESAIKAN STUDI DALAM JANGKA WAKTU YANG DITENTUKAN DILAKUKAN PEMERIKSAAN OLEH ATASAN LANGSUNGNYA UNTUK MENGETAHUI LATAR BELAKANG, MOTIF, DAN ALASAN KETIDAK BERHASILAN MENYELESAIKAN STUDI TERSEBUT.
PENGAKTIFAN KEMBALI KE DALAM TUGAS JABATAN PNS, SANGAT TERGANTUNG KEPADA HASIL PEMERIKSAAN YANG DILAKUKAN OLEH ATASAN LANGSUNG TERSEBUT
SUMBER BIAYA TUGAS BELAJAR 1. APBN 2. APBD 3. Bantuan Badan/yayasan/lembaga/ perusahaan/organisasi
swasta nasional berbadan hukum
4. Bantuan negara sahabat
5. Bantuan badan-badan internasional
6. Bantuan swasta asing 7. Sumber lain yang sah
Khusus bagi PNS yang tugas belajar di luar negeri :
1. Gaji aktif sebagai PNS dibayarkan sampai dengan tanggal keberangkatan ke tempat tugas belajar
2. Bantuan bagi keluarga yang ditinggalkan dibayarkan mulai tanggal keberangktan
3. Besarnya uang bantuan bagi keluarga yang ditinggalkan adalah :
a. 100% dari gaji bersih PNS ybs
b. 50% dari gaji bersih bagi PNS pelajar bujangan (belum menikah) atau PNS pelajar yang sudah menikah tetapi tidak menjadi pencari nafkah buat keluarganya
4. Gaji aktif sebagai PNS dibayarkan lagi setelah selesai melaksanakan tugas belajar
Bantuan negara sahabat/badan-badan
PENYELENGGARA TUGAS BELAJAR
PERGURUAN TINGGI DALAM NEGERI
PERGURUAN TINGGI DI LUAR NEGERI
1. PT yang diselenggarakan oleh pemerintah
2. PT Kedinasan
3. PT yang diselenggarakan oleh masyarakat minimal terakreditasi B (institusinya) dan program studinya minimal terakreditasi B
PT negara asing/sahabat yang : 1. diakui oleh negara dimana PT
tersebut berada, dan; 2. diakui oleh Pemerintah
Indonesia (tercatat dalam database Ditjen Dikti)
KEWAJIBAN PNS PELAJAR
Sebelum berangkat melaksanakan tugas belajar
menyerahkan tugas dan tanggung jawabnya
sehari-hari kepada atasan langsungnya
Melaporkan keberadaannya kepada Perwakilan
Republik Indonesia di negara tempat tugas belajar
bagi PNS yang melaksanakan tugas belajar di luar
negeri
Melaporkan alamat lembaga pendidikan dan alamat
tempat tinggalnya kepada pimpinan unit kerja
Melaporkan perubahan alamat tempat tinggalnya
kepada pimpinan unit kerja
Melaporkan perkembangan kemajuan studinya
setiap semester kepada pimpinan unit kerjanya.
Melaporkan perkembangan kemajuan studinya
setiap semester kepada Perwakilan Republik
Mengajukan permohonan perpanjangan tugas
belajar selambat-lambatnya 6 bulan sebelum
berakhirnya masa studi yang ditentukan kepada
pimpinan unit kerjanya, apabila terdapat alasan
yang sah untuk diajukan perpanjangan tugas
belajar.
Menaati seluruh ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku bagi PNS dan PNS Pelajar
Melaksanakan ikatan dinas di unit kerja asal
menurut lamanya waktu belajar yang digunakan
oleh PNS pelajar untuk menyelesaikan studi sesuai
ketentuan yang berlaku, yaitu:
1. Bagi PNS Pelajar yang tugas belajar di luar negeri
dilaksanakan selama 2n + 1
Membayar sejumlah ganti rugi kepada negara atas
biaya pendidikan yang telah diterima apabila PNS
Pelajar:
1. membatalkan secara sepihak tugas belajar
yang harus dilaksanakannya
2. membatalkan perjalanannya ke tempat belajar
3. tidak mendapat hasil yang sewajarnya dalam
waktu yang telah ditentukan karena kelalaiannya
4. tidak melaksanakan ikatan dinas baik untuk
seluruhnya maupun untuk sebagian masa ikatan
dinas yang telah dilaksanakan sesuai dengan
PEMBINAAN PNS PELAJAR
1 Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil
PNS Pelajar wajib mendapatkan penilaian
prestasi kerja PNS setiap akhir tahun (60% SKP
+ 40% PKP)
Penilaian dilakukan oleh atasan langsung PNS
pelajar yang bersangkutan pada unit kerjanya
Penilaian sasaran kerja pegawai (SKP) PNS
Pelajar diambil dari total nilai akademik yang
diperoleh dalam tahun yang berjalan dikalikan
dengan 60% (enampuluh persen).
PNS Pelajar wajib menyampaikan KRS dan
KHS
Transkrip nilai akademik
Penilaian Perilaku Kerja (PKP) dengan bobot nilai
sebesar 40% dilakukan oleh atasan langsung
berdasarkan laporan hasil penilaian yang
diperoleh dari:
Pimpinan perguruan tinggi penyelenggara
tugas belajar bagi PNS Pelajar yang
melaksanakan tugas belajar di dalam negeri
Perwakilan Republik Indonesia di negara
tempat tugas belajar di luar negeri
dilaksanakan bagi PNS yang melaksanakan
tugas belajar di luar negeri
2
. Penetapan Status Jabatan Selama Mengikuti Tugas
Belajar
PNS yang menduduki jabatan struktural kalau melaksanakan tugas belajar:
1. Diberhentikan dari jabatan strukturalnya terhitung
mulai tanggal pelaksanaan tugas belajar
2. Tunjangan jabatan struktural dihentikan pembayarannya mulai bulan berikutnya dari bulan diberhentikan sebagai pejabat struktural
PNS yang menduduki jabatan tugas tambahan sebagai
pemimpin PT kalau
melaksanakan tugas belajar : 1. Diberhentikan dari jabatan
tugas tambahan sebagai pemimpin PT
2. Tunjangan jabatan tugas tambahan dihentikan
pembayarannya mulai bulan berikutnya dari bulan
diberhentikan dari jabatan pemimpin PT
PNS yang menduduki jabatan fungsional tertentu :
1. Diberhentikan sementara dari tugas-tugas jabatan fungsional tertentu yang didudukinya
2. Dihentikan pembayaran tunjangan jabatan fungsional tertentu yang diterimanya terhitung mulai bulan ke-tujuh dari bulan pelaksanaan tugas belajar
Khusus bagi dosen yang melaksanakan tugas belajar:
1. Di samping penghentian pembayaran tunjangan jabatan fungsional dosen dan tunjangan tugas tambahan bagi yang menduduki jabatan pimpinan PT, juga dihentikan pembayaran tunjangan profesi dan/atau tunjangan kehormatan sebagai profesor
2. Tunjangan profesi dan/atau kehormatan dihentikan pembayarannya terhitung mulai bulan berikutnya dari bulan mulai dilaksanakannya tugas belajar.
Tunjangan jabatan fungsional :
Bagi yang menduduki jabatan fungsional tertentu, dibayarkan kembali setelah selesai melaksanakan tugas belajar berdasarkan SK Pengaktifan Kembali
Tunjangan Profesi dan/atau Kehormatan bagi Profesor:
Implikasi Pembebasan Sementara Dari Tugas-Tugas Jabatan Fungsional/Akademik
□ Status jabatan fungsional menjadi non aktif
□ Unsur-unsur kegiatan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi jabatan fungsional/akademik yang tetap dilakukan tidak dapat dihitung sebagai prestasi kerja dalam bentuk angka kredit, kecuali angka kredit untuk ijazah yang diperoleh setelah selesai tugas belajar.
□ Selama dalam melaksanakan tugas belajar tidak dapat dilakukan kenaikan jabatan ke jenjang jabatan fungsional berikutnya atau menambah angka kredit dalam jabatan yang sama untuk naik pangkat setingkat lebih tinggi, kecuali pejabat fungsional yang bersangkutan sebelum melaksanakan tugas belajar telah mengajukan usul penilaian angka kredit atas prestasi kerja yang diperoleh sebelum tugas belajar kepada pejabat yang berwenang tetapi penilaian atas usul tersebut (karena sesuatu hal) baru dapat dilakukan setelah dimulainya pelaksanaan tugas belajar.
PEMBERIAN TUNJANGAN TUGAS BELAJAR
PNS DOSEN YANG DITUGASKAN MENGIKUTI PENDIDIKAN PADA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS/INSTITUT NEGERI
YANG DITETAPKAN DENGAN KEPUTUSAN PRESIDEN , DIBERIKAN TUNJANGAN TUGAS BELAJAR
(Keppres Nomor 57 Tahun 1986)
Pemberian Tunjangan Tugas Belajar (TTB) tersebut ditetapkan dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan setelah terlebih dahulu memperoleh persetujuan dari Menpan dan Tim Teknis Kepegawaian (BKN)
Besarnya TTB yang diberikan sama dengan tunjangan jabatan dosen yang diterima sebelum melaksanakan tugas belajar
Pembayaran TTB dilakukan mulai bulan ketujuh sejak dinyatakan melaksanakan tugas belajar berdasarkan Surat Keputusan Pemberian TTB dan Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas Belajar dari Rektor Universitas/Institut Penyelenggara Tugas Belajar
Mendikbud mengajukan usul permintaan persetujuan TTB kepada
1. Jangka waktu tugas belajar telah selesai 2. Tidak lagi melaksanakan tugas belajar
3. Tidak mampu mengikuti pendidikan untuk mencapai S2/S3
4. Dikenakan pemberhentian sementara berdasarkan PP Nomor 4 Tahun 1966
5. Dijatuhi Hukuman disiplin tingkat sedang atau berat
6. Dijatuhi hukuman penjara atau kurungan berdasarkan keputusan pengadilan.
PENGHENTIAN PEMBAYARAN TUNJANGAN TUGAS BELAJAR
CATATAN :
□ TTB bukanlah tunjangan jabatan fungsional dosen walaupun nominal yang diberikan sama jumlahnya dengan tunjangan jabatan terakhir yang dimiliki dosen sebelum tugas belajar
□ Pemberian TTB tidak otomatis diberikan kepada PNS dosen yang tugas belajar tetapi harus berdasarkan Keputusan Mendikbud setelah mendapat persetujuan dari Menpan. □ Menpan berdasarkan pertimbangan teknis dari BKN dapat tidak menyetujui
pemberian TTB yang diusulkan Mendikbud. Penolakan tersebut dapat disebabkan karena PT penyelenggara tidak memenuhi syarat atau pengajuan usul tidak memenuhi ketentuan yang telah ditentukan.
3. Pemberian Kenaikan Pangkat
PNS YANG MENGIKUTI TUGAS BELAJAR MERUPAKAN TENAGA TERPILIH, OLEH SEBAB ITU SELAMA MELAKSANAKAN TUGAS BELAJAR PNS YANG BERSANGKUTAN HARUS DIBINA KENAIKAN
PANGKATNYA
( Penjelasan Pasal 6 ayat (1) huruf a, PP Nomor 12 Tahun 2002)
KENAIKAN PANGKAT REGULER
Diberikan kepada PNS yang melaksanakan tubel dan sebelumnya tidak menduduki jabatan struktural atau
jabatan fungsional tertentu ( Ps 6 ayat 1 huruf a PP 12 Thn 2002), apabila (Ps 7 PP 12 Tahun 2002):
a. > telah 4 tahun dlm pangkat terakhir, dan
b. DP3 > baik dlm 2 tahun terakhir
KENAIKAN PANGKAT PILIHAN
Diberikan kepada PNS
melaksanakan tugas belajar dan sebelumnya menduduki jabatan struktural atau fungsional tertentu (Ps 9 huruf g PP 12 Thn 2002). KP tersebut diberikan dlm batas jenjang pangkat yang ditentukan dalam jabatan struktural atau fungsional tertentu yang terakhir didudukinya (Ps 19 ayat 3 PP 99 thn 2000), apabila :
a. > 4 tahun dalam pangkat terakhir
KENAIKAN PANGKAT PILIHAN
PNS yang melaksanakan tugas belajar apabila telah lulus dan
memperoleh (Ps 20 ayat (1) PP 12 Thn 2002) :
a. s.d. huruf c;
d. Ijazah dokter, ijazah apoteker, dan ijazah magister atau ijazah lain yang setara, dan masih berpangkat Penata
Muda, golru III/a ke bawah dinaikan pangkatnya menjadi Penata Muda Tk.I, golru III/b
e. Ijazah doktor (S3) dan masih berpangkat Penata Muda Tk.I, golru III/b ke bawah, dinaikan pangkatnya menjadi Penata, golru III/c
KP tersebut diberikan apabila (Pasal 20 ayat (2)) :
f. > telah 1 tahun dlm pangkat terakhir
PENGAKTIFAN KEMBALI
Selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah
berakhirnya tugas belajar, PNS pelajar harus segera
melaporkan diri kepada pimpinan unit kerjanya
untuk diproses kembali pengaktifannya ke dalam
jabatan PNS
Pengaktifan kembali ditetapkan dengan Keputusan
Mendikbud oleh pejabat yang berwenang atas usul
pimpinan unit kerja sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan
Dengan diaktifkannya kembali ke dalam jabatan
IZIN BELAJAR:
1. IZINYG DIBERIKAN OLEH PEJABAT YG BERWENANG 2. UNTUK MELANJUTKAN
PENDIDIKAN KE JENJANG YANG LEBIH TINGGI ATAU YG SETARA
3. ATAS BIAYA SENDIRI 4. DENGAN TIDAK
MENINGGALKAN TUGAS SEHARI-HARI SBG PNS IZIN BELAJAR:
1. IZINYG DIBERIKAN OLEH PEJABAT YG BERWENANG
2. UNTUK MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE JENJANG YANG LEBIH TINGGI ATAU YG SETARA
3. ATAS BIAYA SENDIRI
4. DENGAN TIDAK
MENINGGALKAN TUGAS SEHARI-HARI SBG PNS
Pejabat yang berwenang memberikan IZIN menetapkan IZIN tersebut dalam suatu Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Pejabat yang berwenang memberikan IZIN menetapkan IZIN tersebut dalam suatu Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Pejabat yang berwenang:
1. Sekretaris Jenderal Kemdikbud untuk gol ruang IV/e ke bawah 2. Kepala Biro Umum, Sekretaris
Unit Organisasi Utama, PR/PK/PD Bidang Administrasi Umum, untuk golru IV/c kebawah
3. Direktur Poltek, Sespel Kopertis bagi PNS golru IV/b ke bawah di ling. masing-masing
Pejabat yang berwenang:
1. Sekretaris Jenderal Kemdikbud untuk gol ruang IV/e ke bawah
2. Kepala Biro Umum, Sekretaris Unit Organisasi Utama, PR/PK/PD Bidang Administrasi Umum, untuk golru IV/c kebawah
3. Direktur Poltek, Sespel Kopertis bagi PNS golru IV/b ke bawah di ling. masing-masing
PERSYARATAN PENERBITAN SK IZIN
BELAJAR
Biaya pendidikan dan fasilitas penunjang lainnya
ditanggung oleh PNS yang bersangkutan
Tidak meninggalkan tugas kedinasan dan/atau
tugas pekerjaan sehari-hari
Tidak menuntut kenaikan pangkat penyesuaian
ijazah
Penilaian prestasi kerja PNS dalam 2 tahun terakhir
sekurang-kurangnya bernilai baik
Mendapat rekomendasi dari atasan langsung
TIDAK MENINGGALKAN TUGAS
KEDINASAN DAN/ATAU
PEKERJAAN SEHARI-HARI
SEBAGAI PNS, DITENTUKAN
BERDASARKAN KEWAJIBAN PNS
UNTUK MENTAATI KETENTUAN
JAM KERJA DAN MASUK KERJA
KANTOR YAITU MINIMAL 7,5 JAM
TIDAK MENUNTUT KENAIKAN
PANGKAT PENYESUAIAN IJAZAH
ARTINYA TIDAK ADA KEWAJIBAN
UNIT KERJA ATAU KEMDIKBUD
UNTUK MENYESUAIKAN IJAZAH
(CIVIL EFFECT) YANG DIPEROLEH
IZIN UNTUK BELAJAR ATAS BIAYA
SENDIRI TIDAK DIBERIKAN
APABILA BIDANG STUDI YANG
AKAN DITEMPUH TIDAK SESUAI
DENGAN TUGAS PEKERJAAN PNS
YANG BERSANGKUTAN ATAU
PROSEDUR PENERBITAN SK IZIN BELAJAR
PNS yang bersangkutan mengajukan permohonan
untuk diizinkan belajar atas biaya sendiri kepada
pejabat yang berwenang
dalam surat permohonan antara lain
menyatakan bahwa kegiatan belajar atas biaya
sendiri tersebut tidak akan mengganggu tugas
sehari-hari sebagai PNS atau dilaksanakan di
luar jam kerja kantor.
apabila dalam pelaksanaan belajar atas
biaya sendiri tersebut ternyata dalam
pelaksanaannya menganggu tugas sehari-hari
sebagai PNS, maka izin belajar yang diberikan
akan dicabut kembali oleh pejabat yang
Surat Permohonan tersebut dilampiri:
surat keterangan jasmani dan rohani dari
dokter
SK CPNS dan PNS
SK KP Terakhir
SK Jabatan terakhir bagi yang menduduki
jabatan
Penilaian Prestasi Kerja PNS dalam 2 tahun
terakhir minimal bernilai baik
Surat Pernyataan tidak akan menuntut
kenaikan pangkat penyesuaian ijazah
Surat keterangan dari atasan langsung
PERGURUAN TINGGI TEMPAT BELAJAR
PERGURUAN TINGGI DALAM NEGERI
1. PT yang diselenggarakan oleh pemerintah
2. PT Kedinasan
3. PT yang diselenggarakan oleh masyarakat minimal terakreditasi B (institusinya) dan program studinya minimal terakreditasi B
PEMBATALAN IZIN BELAJAR
Izin Belajar yang diberikan dapat
dibatalkan oleh pejabat yang berwenang
apabila:
mengganggu pelaksanaan tugas
sehari-hari PNS
melebihi jangka waktu belajar yang
ditentukan
Sedang dalam proses penjatuhan
hukuman disiplin
Mengajukan permohonan mundur dari
PERMENDIKBUD NOMOR 49 TAHUN 2014 TANGGAL
9 JUNI 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN TINGGI
Pasal 17 ayat I1)
Beban normal mahasiswa adalah 8 (delapan) jam
perhari atau 48 (empat puluh delapan jam
perminggu setara dengan 18 (delapan belas) sks
persemester, sampai dengan 9 jam perhari atau 54
(lima puluh empat) jam perminggu setara dengan 20
(dua puluh) sks persemester
Pasal 17 ayat (2)
Untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan
program sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5,
mahasiswa wajib menempuh beban belajar paling
sedikit:
b. 72 sks untuk program diploma dua
c.
108 sks untuk program diploma tiga
d. 144 sks untuk program diploma empat atau
program sarjana
e. 36 sks untuk program profesi
f.
72 sks untuk program magister, magister
terapan, dan spesialis satu
g. 72 sks untuk program doktor, doktor terapan,
dan spesialis satu.
Pasal 17 ayat (3)
Masa studi terpakai bagi mahasiswa dengan beban
belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
sebagai berikut:
h. 1 (satu) sampai 2 (dua) tahun untuk program
diploma satu
i.
2 (dua) sampai 3 (tiga) tahun untuk program
diploma dua
d. 4 (empat) sampai 5 (lima) tahun untuk program
diploma empat dan program sarjana
e. 1,5 (satu koma lima) sampai 4 (empat) tahun
untuk program magister, magister terapan, dan
program spesialis satu setelah menyelesaikan
program sarjana atau diploma empat; dan