• Tidak ada hasil yang ditemukan

Index of /ProdukHukum/kehutanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Index of /ProdukHukum/kehutanan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN NOMOR : 244/ KPTS- II/ 2000

TANGGAL : 22 Agust us 2000

KETENTUAN MENGENAI PELAKSANAAN PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN PT. SATRIA PERKASA AGUNG

KETENTUAN I : TUJUAN PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI Pengusahaan Hut an Tanaman Indust ri bert uj uan unt uk:

1. Meningkat kan produkt if it as lahan dan kualit as lingkungan hidup;

2. Menunj ang pengembangan indust ri hasil hut an dalam negeri guna meningkat kan nilai t ambah dan devisa.

3. Memperluas lapangan kerj a dan lapangan usaha.

Unt uk mencapai t uj uan t ersebut , maka pengusahaan hut an t anaman indust ri dengan Sist em Tebang Pilih Dan Tanam Jalur dengan kegiat an-kegiat an yang meliput i penanamanan, pemeliharaan, pemungut an, pengolahan dan pemasaran hasil hut an sesuai dengan Rencana Karya Pengusahaan hut an t anaman indust ri menurut ket ent uan-ket ent uan yang berlaku sert a berdasarkan asas manf aat , azas kelest arian hut an dan azas perusahaan.

KETENTUAN II : PELAKSANAAN

PT. SATRIA PERKASA AGUNG sebagai pemegang HPH Tanaman dengan yang unt uk selanj ut nya disebut “ PERUSAHAAN” melaksanakan pengusahaan hut an t anaman indust ri dengan Sist em Tebang Pilih dan Tanam Jalur pada areal kerj a yang t elah dit et apkan sesuai perat uran perundang-undangan yang berlaku sert a ket ent uan-ket ent uan berikut :

A. BIDANG PERENCANAAN

1. Potret Udara/ Landsat, Invent arisasi Hut an Dan Pengaturan Tat a Ruang HTI.

a. Pot ret Udara atau Citra Landsat.

PERUSAHAAN diwaj ibkan menyerahkan ke Depart emen Kehut anan dan Perkebunan selambat -l ambat nya dalam wakt u 18 (delapan belas) bulan set elah dit erbit kan Keput usan HPH Tanaman:

1) Pot ret udara skala 1 : 20. 000 at au Cit ra Spot skala 1 : 50. 000/ Cit ra Landsat 1: 100. 000 yang meliput i seluruh areal kerj anya.

(2)

2) Indeks pot ret udara di at as draf t ing f il m skala 1 : 250. 000 at au lebih besar (apabila t ersedia pot ret udara).

3) Hasil penaf siran pot ret udara at au cit ra landsat berupa :

a) Buku laporan hasil penaf siran

b) Pet a Veget asi skala 1 : 25. 000 dan pet a veget asi kompilasi (gabungan) skala 1 : 50. 000 – 1 : 100. 000 yang diberi warna sesuai keadaan hut annya;

c) Pet a garis bent uk skala 1 : 25. 000 (apabila t ersedia pot ret udara);

d) Pet a kelas lereng skala 1 : 50. 000 – 1 : 100. 000 (apabila t ersedia pot ret udara). b. Inventarisasi Hut an

1) PERUSAHAAN waj ib unt uk melaksanakan invent arisasi hut an yang meliput i paramet er-paramet er lingkungan di dalam dan sekit ar wilayah kerj anya unt uk memperoleh dat a/ inf ormasi yang akurat dan t erbaru mengenai keadaan lahan , f lora dan f auna, sert a sosial budaya masyarakat di dalam dan sekit arnya. 2) Dalam Melaksanakan invent arisasi hut an

PERUSAHAAN harus berpedoman kepada ket ent uan yang berlaku.

2. Rencana Karya Pengusahaan

a. PERUSAHAAN waj ib membuat dan meyampaikan Rencana Karya Pengusahaan yang meliput i Rencana Karya Pengusahaan Hut an Tanaman Indust ri (RKP-HTI) dan Rencana Karya Tahunan Hut an Tanaman Indust ri (RKT-HTI) yang harus disahkan oleh Depart emen Kehut anan.

b. RKPHT diserahkan kepada Depart emen Kehut anan selambat -lambat nya 18 (delapan belas) bulan sej ak dit erbit kannya Surat Keput usan ini.

c. RKTHT diserahkan kepada Kant or Wilayah Depart emen Kehut anan set empat selambat -lambat nya bulan Nopember sebelum dimulainya t ahun anggaran t ersebut .

(3)

3. Penataan Hutan

PERUSAHAAN waj ib mengelola seluruh areal kerj anya dan membent uk unit -unit kelest arian pengusahaan hut an/ kelas perusahaan berdasarkan RKPHT.

B. BIDANG PEMBINAAN 1. Persemaian

a. PERUSAHAAN harus menyediakan benih dan bibit melalui persemaian yang baik pada areal hut an t anaman indust ri, dimana saat penanaman selalu t ersedia bibit dengan j umlah cukup, t epat wakt u dan berkualit as t inggi.

b. PERUSAHAAN harus membuat persemaian menet ap (permanen) pada sat u l okasi at au lebih. Memiliki suat u organisasi yang mapan dengan personil pelaksana t et ap dan memungkinkan pelaksanaan pekerj aan dilakukan secara ef ekt if dan ef isien. Persemaian dapat digunakan selama j angka wakt u rot asi t anaman sert a dapat mendukung produksi bibit dalam j umlah besar unt uk pemenuhan kebut uhan penanaman dengan skala yang luas dan berkesinambungan.

c. PERUSAHAAN dapat menyiapkan benih dan bibit dengan cara bekerj asama dengan Pemerint ah melalui Pusat Persemaian Permanen yang let aknya t ersebar diseluruh Indonesia. At au PERUSAHAAN dapat mengadakan benih unggul dari yang berlabel dan at au benih yang berasal dari pohon plus. d. PERUSAHAAN dalam awal kegiat an dari

pembuat an persemaian harus mempert imbangkan perencanaan yang mant ap, meliput i :

1). Pemilihan at au penent uan lokasi persemaian harus mempert imbangkan : sumber air, sumber media, kondisi t empat , sarana j alan, luas persemaian, luas penanaman dan lain-lainnya.

2). Penat aan ruang persemaian dalam areal kerj a hut an t anaman harus dapat mencipt akan kegiat an yang ef isien dan ef ekt if sert a secara langsung akan ikut menent ukan kualit as bibit yang dihasilkan.

(4)

2. Penanaman

a. PERUSAHAAN harus melaksanakan sist em Tebang Habis dengan Permudaan Buat an (THPB).

b. Jat ah penanaman dit et apkan sesuai Rencana Karya Pengusahaan Hut an Tanaman Indust ri yang dibuat PERUSAHAAN, set elah disahkan oleh Depart emen Kehut anan. Dikelola dengan sist em Silvikult ur Tebang Habis Permudaan Buat an (THPB) yang dit et apkan, dengan mempert imbangkan sist em silvikult ur yang dit et apkan, kemampuan sert a realisasi PERUSAHAAN dalam melaksanakan pembuat an t anaman, pemungut an t ahun sebelumnya, j enis t anaman pokok, rot asi t ebangan, pot ensi (st anding st ock) dan pert umbuhan volumenya (riap/ growt ).

c. Pembangunan hut an t anaman indust ri didahulukan pada areal kosong dan/ at au semak belukar.

d. PERUSAHAAN harus melaksanakan kegiat an pengusahaan hut an t anaman indust ri dengan mempergunakan cara-cara penanaman (pemasangan aj ir, j arak t anam, ukuran lobang t anaman) sesuai dengan keadaan wilayah kerj anya sert a t idak meninggalkan azas manf aat , kelest arian dan lingkungan.

e. Semua kegiat an pengusahaan hut an t anaman indust ri dilaksanakan dengan cara yang t idak mengakibat kan adanya pemborosan dan kerugian-kerugian sumber daya alam.

f . PERUSAHAAN t idak dibenarkan menebang j enis kayu yang dilindungi t anpa izin khusus dari Depart emen Kehut anan.

g. PERUSAHAAN t idak dibenarkan membuka lahan (Land Clearing) melampaui j at ah penanaman, pemugut an yang t elah dit et apkan di dalam Rencana Karya Tahunan Hut an Tanaman Indust ri.

h. Perusahaan dilarang melaksanakan kegiat an pengusahaan HTI dengan membuka lahan (land clearing) diluar areal yang t elah dit et apkan didalam Rencana Karya Tahunan Hut an Tanaman Indust ri yang t elah disahkan.

i. PERUSAHAAN dilarang melaksanakan kegiat an pengusahaan HTI dengan membuka lahan (land clearing) dengan cara dibakar.

(5)

j . PERUSAHAAN dilarang melaksanakan kegiat an pengusahaan HTI diluar areal Hak Pengusahaan Hut an Tanaman Indust ri (HPHTI).

k. PERUSAHAAN t idak diperkenankan unt uk menanam/ menggant i j enis t anaman yang t elah dit et apkan dalam st udi kelayakan dan at au Rencanan Karya Tahunan Pengusahaan Hut an Tanaman Indust ri (RKT-HTI) t anpa seij in Ment eri Kehut anan.

l. Kegiat an t umpang sari harus menyesuaikan dengan kemaj uan kegiat an pembangunan t anaman pokok hut an t anaman indust ri yang t ercant um dalam Rencana Karya Tahunan (RKT)

3. Pemeliharaan

a. PERUSAHAAN harus melaksanakan pemeliharaan t anaman dengan cara penerapan

at au t indakan sist em silvikult ur unt uk menst imulasikan pert umbuhan t anaman dengam menent ukan t empat t umbuh dan ruang t umbuh yang opt imal, mencegah serangan hama dan penyakit .

b. PERUSAHAAN waj ib melaksanakan pemeliharaan t anaman pada t ahun berj alan/ t ahun ke 1 (sat u) dengan cara penyulaman, penyiangan, pendangiran, pencegahan hama penyakit , t ahun ke 2 (dua), t ahun ke 3 (t iga) dengan kegiat an penyiangan, pendangiran, pencegahan hama penyakit dan pemeliharaan selanj ut nya dengan j enis kegiat an disesuaikan dengan j enis t anaman sesuai ket ent uan yang berlaku.

C. BIDANG PEMANFAATAN 1. Pemungutan Hasil :

a. Kegiat an pemungut an hasil dilaksanakan dengan cara yang t idak mengakibat kan adanya pemborosan dan kerugian-kerugian sumber daya alam.

b. PERUSAHAAN t idak dibenarkan menebang kayu pada areal dengan t uj uan konservasi/ lindung. c. PERUSAHAAN t idak dibenarkan melakukan

pemungut an hasil melampaui j at ah pemungut an yang t elah dit et apkan dalam Rencana Karya Pengusahaan Hut an Tanaman Indust ri dan Rencana Karya Tahunan Hut an Tanaman Indust ri.

(6)

d. PERUSAHAAN t idak dibenarkan melaksanakan kegiat an budidaya yang dapat mengganggu f ungsi lindung di areal kawasan lindung.

2. Pengolahan Hasil :

PERUSAHAAN waj ib berperan sert a dalam penyediaan bahan baku bagi indust ri pengolahan dan menj adi Bapak angkat bagi indust ri pendukung/ t erkait .

D. BIDANG INVESTASI, KETENAGAKERJAAN DAN PERALATAN.

1. Investasi

a. Unt uk memenuhi Kewaj iban-kewaj iban dalam kegiat an pengusahaan hut an t anaman indust ri, PERUSAHAAN akan menginvest asikan dananya sebesar Rp. 142. 032. 750. 000 (serat us empat puluh dua milyar t iga puluh dua j ut a t uj uh rat us lima puluh ribu) rupiah, dengan perhit ungan luas areal dikalikan biaya sat uan. b. PERUSAHAAN waj ib melaporkan pelaksanaan

kegiat an invest asi set iap t ahun dalam bent uk isian yang t elah dit ent ukan dan laporan keuangan akhir t ahun yang diaudit oleh Akunt an Publik dengan berpedoman kepada Pedoman St andar Akut ansi Keuangan (PSAK) No. 32 sesuai Keput usan Ment eri Kehut anan No. 581/ Kpt s-II/ 1994 t anggal 16 Desember 1994 Kepada Depart emen Kehut anan selambat -lambat nya pada akhir semest er pert ama t ahun berikut nya.

2. Ket enagakerj aan

a. PERUSAHAAN diwaj ibkan mempekerj akan t enaga t eknis dan t enaga ahli lainnya sesuai kebut uhan.

b. PERUSAHAAN diwaj ibkan unt uk

mempekerj akan t enaga-t enaga ahli kehut anan yang memenuhi persyarat an di bidang Perencanaan Hut an, Silvikult ur dan Pengel olaan Hut an sesuai Perat uran Perundang-undangan yang berlaku.

c. PERUSAHAAN diwaj ibkan menyelenggarakan Pendidikan dan Lat ihan Tenaga Kerj a Indonesia sesuai kebut uhan, disamping it u PERUSAHAAN diwaj ibkan mengikut sert akan t enaga kerj a pada set iap Pendidikan dan Lat ihan yang dilakukan oleh Pemerint ah sepanj ang menyangkut bidang kegiat annya.

(7)

d. Pada set iap t erj adinya pemut usan hubungan kerj a, karyawan harus diperlakukan sesuai dengan perat uran perundang-undangan yang berlaku.

3. Peralatan

a. Dalam rangka pelaksanaan kegiat an di areal kerj anya, PERUSAHAAN diwaj ibkan unt uk membuat rencana pengadaan/ pemanf aat an dan laporan realisasi t ent ang j enis, j umlah sert a keadaan per j enis alat berat yang ada di Lapangan kepada Depart emen Kehut anan. b. Set iap pemindahan peralat an yang digunakan

ket empat lain dil uar areal kerj anya perlu mendapat perset uj uan dari Depart emen Kehut anan.

c. Set iap peralat an yang t idak dipergunakan lagi dan direncanakan unt uk dihapuskan agar dibuat Berit a Acara sebagai penghapusan peralat an.

E. BIDANG PERLINDUNGAN HUTAN DAN PELESTARIAN ALAM

1. Perlindungan Hutan

a. PERUSAHAAN bert anggung j awab penuh at as t erj adinya kebakaran hut an di areal Hak Pengusahaan Hut an Tanamannya;

b. Unt uk mencegah t erj adinya kebakaran hut an PERUSAHAAN waj ib:

1) Menyediakan sarana Pemant au, Pencegah dan Pemadan Kebakaran yang memadai baik dalam j umlah maupun kualit asnya disesuaikan dengan luas dan kondisi areal kerj anya dalam bent uk sekat bakar (j alur kuning, j al ur hij au at au kombinasi) menara pengawas kebakaran dan lain-lain.

2) Ikut akt if melaksanakan pencegahan dan penanggulangan kebakaran di dalam dan disekit ar areal kerj anya ant ara lain dengan mengamankan semua kegiat an sert a mengamankan penyimpanan bahan-bahan yang mudah t erbakar.

3) Segera melaporkan pada inst ansi kehut anan dan perkebunan set iap t erj adinya kebakaran di areal kerj anya.

(8)

c. PERUSAHAAN harus menghindarkan t erj adinya t indak pelanggaran oleh karyawan at au pihak lain yang menyebabkan kerusakan hut an at au lahan hut an dalam areal kerj anya, ant ara lain perladangan berpindah, perambahan lahan hut an dan pencegahan erosi.

d. Apabila t erj adi perambahan hut an dan at au t ebangan liar ol eh pihak ket iga at au pihak lain yang menyebabkan kerusakan hut an at au lahan hut an dalam areal kerj anya, ant ara lain perladangan berpindah, perambahan lahan hut an dan pecegahan erosi.

e. Unt uk melaksanakan perlindungan hut an PERUSAHAAN diwaj ibkan membent uk sat uan pengamanan (SATPAM) dengan kualif ikasi t erdidik dan dalam j umlah yang memadai.

f . PERUSAHAAN waj ib melaksanakan t erselenggaranya f ungsi lindung dari Kawasan Lindung Gambut .

g. PERUSAHAAN segera melaporkan set iap t erj adinya gangguan dan at au kerusakan akibat bencana, hama dan at au penyakit t erhadap t egakan di areal kerj anya.

2. Pelest arian Alam

a. Perlindungan Flora

PERUSAHAAN t idak dibenarkan menebang pohon-pohon dan memungut t umbuh-t umbuhan lain yang diumbuh-t eumbuh-t apkan sebagai j enis yang dilindungi sesuai dengan ket ent uan-ket ent uan yang berlaku.

b. Perlindungan Sat wa.

1). PERUSAHAAN waj ib mencegah terj adinya perburuan t erhadap sat wa liar baik yang dilindungi maupun sat wa liar di areal kerj anya kecuali dengan izin.

2). PERUSAHAAN perlu menyediakan f asilit as koridor unt uk pergerakan sat wa.

c. Perlindungan Obyek-obyek Bernilai Ilmiah dan Budaya.

1). PERUSAHAAN harus mencegah t erj adinya kerusakan t erhadap obyek-obyek yang bernilai ilmiah dan at au budaya yang t erdapat di areal kerj anya.

(9)

2). PERUSAHAAN waj ib segera melaporkan kepada inst ansi yang t erkait apabila menemukan obyek yang bernilai ilmiah dan/ at au budaya.

d. Pengamanan Kawasan Lindung, Kawasan Pelest arian Alam dan Kawasan Suaka Alam. 1). Unt uk pengamanan obyek-obyek t ersebut

PERUSAHAAN waj ib membuat daerah penyangga dengan lebar sekurang-kurangnya 500 (lima rat us) met er dari bat as persekut uan/ bat as areal kerj anya. 2). Sarana pengusahaan hut an yang

diperbolehkan diadakan pada daerah penyangga hanyalah pembuat an j alan angkut an set elah mendapat kan izin Depart emen Kehut anan.

3. Upaya-upaya penanggulangan dampak lingkungan harus dilaksanakan sesuai hasil AMDAL yang t elah disetuj ui.

4. Lain-lain.

Tenaga dan sarana perlindungan hut an dan pelest arian alam lain yang harus disediakan oleh PERUSAHAAN, ant ara lain :

a. Tenaga Sat pam dalam j umlah yang memadai. b. Pos j aga dan port al dij alan masuk areal kerj a. c. Rambu-rambu larangan dan peringat an. F. BIDANG PENELITIAN

Dalam rangka mencegah, mengurangi dampak negat if yang mungkin t imbul , dan meningkat kan dampak posit if dari kegiat an pengusahaan hut an t anaman indust ri, PERUSAHAAN waj ib menyediakan pet ak permanen (permanen plot ) unt uk pengamat an pert umbuhan t egakan (kualit as dan kuant it as) dan erosi.

KETENTUAN III : KEWAJIBAN-KEWAJIBAN LAIN

A. BIDANG KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

1. PERUSAHAAN waj ib memperhat ikan at au mengambil langkah-langkah secara maksimal unt uk menj amin kesehat an dan keselamat an umum karyawan dan at au orang lain yang berada di dalam areal kerj anya.

2. Di dalam hal t erj adinya kecelakaan-kecelakaan yang menimpa karyawan PERUSAHAAN at au orang lain yang berada di dalam areal kerj anya, maka kepada mereka harus diperlakukan sesuai perat uran perundangan yang berlaku.

(10)

B. BIDANG PEMBANGUNAN MASYARAKAT 1. Fasilitas Pembangunan Masyarakat

PERUSAHAAN diwaj ibkan membant u Pemerint ah dalam melaksanakan pembangunan masyarakat di dalam dan di sekit ar areal kerj anya yang ant ara lain meliput i :

a. Pengadaan t empat -t empat ibadah. b. Pengadaan f asilit as-f asilit as pendidikan. c. Pengadaan f asilit as-f asilit as kesehat an. 2. Kesempatan Kerj a

PERUSAHAAN harus memberi kesempat an kerj a dan pelat ihan kepada masyarakat , baik di dalam maupun di sekit ar areal kerj anya.

3. Fasilitas Pengobatan

a. PERUSAHAAN harus mendirikan klinik dengan kapasit as minimum 6 (enam) t empat t idur lengkap dengan t enaga medis yang bekerj a penuh unt uk PERUSAHAAN.

b. PERUSAHAAN harus menyediakan pelayanan pengobat an kepada seluruh karyawannya dan ist erinya.

c. Anggot a masyarakat set empat walaupun bukan karyawan PERUSAHAAN dapat t urut menggunakan f asilit as klinik t ersebut dengan biaya seringan mungkin.

d. PERUSAHAAN harus menyediakan pos-pos pert olongan pert ama pada t empat -t empat yang diperlukan.

4. PERUSAHAAN diwaj ibkan melaksanakan pembinaan masyarakat yang ada di dalam/ sekit a areal kerj a HPH Tanaman-nya sesuai ket ent uan yang berlaku. 5. PERUSAHAAN diwaj ibkan memberikan izin kepada

masyarakat hukum adat / masyarakat t radisional dan anggot a-anggot anya unt uk berada di dalam areal kerj anya unt uk memungut , mengambil, mengumpulkan, dan mengangukut hasil hut an ikut an sepert i rot an, madu, sagu, damar, buah-buahan, rumput -rumput an, get ah-get ahan, bambu, kulit , kayu, dan lain sebagainya unt uk memenuhi at au menunj ang kehidupan sehari-hari.

6. PERUSAHAAN diwaj ibkan membina dan mengembangkan Koperasi Karyawan dan at au KUD dan at au Koperasi Primer lainnya yang ada disekit arnya sert a waj ib memberikan kesempat an kepada Koperasi t ersebut unt uk memiliki saham PERUSAHAAN.

(11)

7. PERUSAHAAN diwaj ibkan menyisihkan dana maksimal 5 % (lima persen) dari keunt ungannya unt uk pembinaan dan pengembangan golongan ekonomi lemah/ koperasi.

C. BIDANG FASILITAS TEMPAT TINGGAL KARYAWAN DAN KEGIATAN PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI. 1. Base Camp

Dalam pelaksanaan pembangunan Base Camp, PERUSAHAAN harus memenuhi ket ent uan-ket ent uan:

1) Pembangunan rumah/ barak unt uk karyawan harus memenuhi kelayakan ruang t empat yang sehat .

2) Penggunaan lahan hut an unt uk pembangunan Base Camp harus sesuai dengan kebut uhan 3) Pembangunan Base Camp di areal HPH

Tanaman lain harus ada perset uj uan t ert ulis dari Pemegang HPH Tanaman yang bersangkut an.

2. Tempat penimbunan Kayu/ hasil HPHTI.

Tempat penimbunan kayu/ hasil HPH Tanaman harus t erpisah dari t empat Base Camp.

3. Bangunan lainnya

Bangunan-bangunan lain yang ada dan yang akan didirikan di dalam areal kerj anya harus mendapat kan izin Depart emen Kehut anan.

D. BIDANG PERUBAHAN LUAS AREAL KERJA

Perubahan luas areal kerj a dimungkinkan dan pelaksanaannya disesuaikan dengan ket ent uan perat uran perndang-undangan yang berlaku.

E. BIDANG HAK-HAK LAIN

PERUSAHAAN t idak mempunyai hak-hak lain selain apa yang t ercant um di dalam Keput usan Hak Pengusahaan Hut an Tanaman Indust ri dan kelengkapannya. Hak-hak lain yang dimaksud adalah meliput i hak – hak at as t anah hasil hut an non kayu, hak-hak at as mineral, minyak bumi, gas alam, bahan-bahan kimia, bat u-bat u mulia at au set engah mulia, dan sumber-sumber alam lainnya. KETENTUAN IV : P E N G A W A S A N

Pemerint ah melakukan pengawasan t erhadap kegiat an PERUSAHAAN baik mengenai pelaksanaan f isik pengusahaan Hut an Tanaman maupun semua administ rasi/ pembukuan dan surat menyurat pengelolaan PERUSAHAAN.

(12)

KETENTUAN V : PELANGGARAN/ SANKSI

1. Pengertian Pelanggaran :

Tidak melaksanakan, t idak ment aat i dan/ at au t idak memenuhi persyarat an/ kewaj iban sebagaimana t ercant um dalam perat uran perundang-undangan yang berlaku dan/ at au Keput usan Hak Pengusahaan Hut an Tanaman Indust ri Pola Transmigrasi besert a dokumen kelengkapannya.

2. Pengenaan Sanksi :

Pelanggaran sepert i t ersebut ayat 1 Bab ini akan dikenakan sanksi sesuai dengan perat uran perundang-undangan yang berlaku.

KETENTUAN VI : KONSEKWENSI TERHADAP HASPUSNYA HAK PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI

A. Kewaj iban PERUSAHAAN set elah hapusnya HPH Tanaman. Dalam hal hapusnya Keput usan ini, kepada PERUSAHAAN t et ap dibebankan kewaj iban-kewaj iban :

1. Melunasi Iuran Hasil Hut an (IHH).

2. Melaksanakan semua ket ent uan yang dit et apkan oleh Ment eri Kehut anan dalam rangka hapusnya HPH Tanaman, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) Perat uran Pemerint ah No. 6 Tahun 1999. B. Pada saat hapusnya HPH Tanaman karena habis masa

berlakunya dan at au perpanj angannya at au penyerahan kembali sebelum j angka wakt u yang diberikan berakhir, at au karena dicabut oleh Ment eri Kehut anan dan Perkebunan, maka :

1. Segala prasarana dan sarana t idak bergerak yang t elah dibangun PERUSAHAAN didalam areal kerj anya, sepert i j alan angkut an, j embat an, bendungan air, dermaga, base camp, gudang, perkant oran, rumah kaca dan sebagainya pada saat hapusnya HPH Tanaman menj adi milik negara t anpa adanya gant i rugi.

2. Tanaman yang ada menj adi milik Negara t anpa adanya gant i rugi.

3. Barang-barang persediaan yang berada di dalam gedung dan Barang-barang bergerak yang dipergunakan PERUSAHAAN sehubungan dengan kegiat an pengusahaan hut an, t et ap menj adi milik PERUSAHAAN.

C. Jika HPH Tanaman berakhir karena habis masa berlakunya at au karena diserahkan kembali oleh PERUSAHAAN at au karena dicabut oleh Ment eri Kehut anan dan Perkebunan, maka :

(13)

1. Segala hak yang dimiliki pemegang HPH Tanaman berakhir.

2. Areal Hut an yang dibebani hak pengusahaan hut an kembali kepada negara.

3. Pemegang HPH Tanaman diwaj ibkan menyerahkan semua klise dan bahan-bahan sert a pet a, gambar-gambar ukuran t anah dan sebagainya yang bersangkut an dengan pengusahaan hut an kepada Depart emen Kehut anan dan Perkebunan dengan t idak menerima gant i rugi.

4. Dalam hal PERUSAHAAN akan menyerahkan kembali HPH Tanaman sebelum hasbis masa berlakunya, maka PERUSAHAAN sebelumnya harus susah menyelesaikan dan memenuhi semua kewaj iban-kewaj iban baik t eknis maupun f inansial sebagaimana t ercant um dalam Keput usan ini.

Salinan Sesuai Aslinya MENTERI KEHUTANAN, Kepala Biro Hukum dan Organisasi,

t t d. tt d.

Referensi

Dokumen terkait

02.A4.2/SRT/PL/PEDU-PDT/VII/2012 tanggal 10 Juli 2012, Panitia Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Satuan Kerja Pembinaan Ekonomi dan Dunia Usaha di Lingkungan

penyelenggaraan pendidikan tinggi dengan Standar Pendidikan Tinggi yang terdiri atas Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan Standar Pendidikan Tinggi yang

8 Sejalan dengan penegasan ini, Pengadilan HAM Eropa tahun 2010 ketika seseorang dihukum karena dianggap mencemarkan nama Walikota Sens di Perancis, diputuskan oleh Pengadilan

[r]

04.1/SRT/PL/PEDU- PDT/VIII/2012 tanggal 2 Agustus 2012, Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah pada Satuan Kerja Pembinaan Ekonomi dan Dunia Usaha di Lingkungan Kementerian

T he SPSA 2014 was held with its aim to gather postgraduate students from Space Science Centre (ANGKASA) and other institutes/faculties to present and discuss current research

[r]

Pokja Pengadaan Jasa Konsultan 2 Unit Layanan Pengadaan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan