• Tidak ada hasil yang ditemukan

Index of /ProdukHukum/kehutanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Index of /ProdukHukum/kehutanan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN

NOMOR

:

361/ Kpt s-III/ 1996

TANGGAL

:

10 Juli 1996

KETENTUAN MENGENAI PELAKSANAAN PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI

POLA TRANSMIGRASI PT. RIMBA LAZUARDI

KETENTUAN I

: TUJUAN PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI

Pengusahaan Hut an Tanaman Indust ri bert uj uan :

1.

Meningkat kan produkt if it as lahan dan kualit as lingkungan

hidup.

2.

Menunj ang pengembangan indust ri hasil hut an dalam negeri

guna meningkat kan nilai t ambah dan devisa.

3.

Memperluas lapangan kerj a dan lapangan usaha.

Unt uk mencapai t uj uan t ersebut , maka pengusahaan hut an

t anaman indust ri melaksanakan kegiat an-kegiat an yang

meliput i penanamanan, pemeliharaan, pemungut an, pengolahan

dan pemasaran hasil hut an sesuai dengan Rencana Karya

Pengusahaan hut an t anaman indust ri menurut ket ent

uan-ket ent uan yang berlaku sert a berdasarkan asas manf aat , azas

kelest arian hut an dan azas perusahaan.

KETENTUAN II

: PELAKSANAAN

PT. RIMBA LAZUARDI sebagai pemegang Hak Pengusahaan hut an

Tanaman Indust ri Pola Transmigrasi yang selanj ut nya disebut

PERUSAHAAN melaksanakan pengusahaan hut an t anaman

indust ri pada areal kerj a yang t elah dit et apkan sesuai perat uran

perundang-undangan yang berlaku sert a ket ent uan-ket ent uan

berikut :

A.

BIDANG PERENCANAAN

1.

Potret Udara/ Landsat, Invent arisasi Hutan Dan

Pengaturan Tat a Ruang HTI.

a.

Pot ret Udara atau Citra Landsat.

PERUSAHAAN diwaj ibkan menyerahkan ke

Depart emen Kehut anan selambat -lambat nya

dalam wakt u 18 (delapan belas) bulan set elah

dit erbit kan Keput usan Hak Pengusahaan Hut an

Tanaman Indust ri Pola Transmigrasi :

1)

Pot ret udara skalai 1 : 20. 000 at au Cit ra

Landsat TM Band 542 skala 1 : 50. 0000 yang

meliput u seluruh areal kerj anya.

(2)

2)

Indeks pot ret udara di at as draf t ing f ilm

skala 1 : 250. 000 at au lebih besar (apabila

t ersedia pot ret udara).

3)

Hasil pot ret udara at au cit ra landsat berupa :

a)

Buku laporan hasil penaf siran

b)

Pet a Veget asi skala 1 : 25. 000 dan pet a

veget asi kompilasi (gabungan) skala 1 :

50. 000 – 1 : 100. 000 yang diberi warna

sesuai keadaan hut annya;

c)

Pet a garis bent uk skala 1 : 25. 000 (apabila

t ersedia pot ret udara);

d)

Pet a kelas lereng skala 1 : 50. 000 – 1 :

100. 000 (apabila t ersedia pot ret udara).

b.

Inventarisasi Hut an

1)

PERUSAHAAN waj ib unt uk melaksanakan

invent arisasi hut an yang meliput i

paramet er-paramet er lingkungan di dalam

dan sekit ar wilayah kerj anya unt uk

memperoleh dat a/ inf ormasi yang akurat dan

t erbaru mengenai keadaan lahan , f lora dan

f auna, sert a sosial budaya masyarakat di

dalam dan sekit arnya.

2)

Dalam Melaksanakan invent arisasi hut an

PERUSAHAAN harus berpedoman kepada

ket ent uan perat uran perundang-undangan

yang berlaku.

2.

Rencana Karya Pengusahaan

a.

PERUSAHAAN waj ib membuat dan meyampaikan

Rencana Karya Pengusahaan yang meliput i

Rencana Karya Pengusahaan Hut an Tanaman

Indust ri (RKPHTI) dan Rencana Karya Tahunan

Hut an Tanaman Indust ri (RKTHTI) yang harus

disahkan oleh Depart emen Kehut anan.

b.

RKPHTI diserahkan kepada Depart emen

Kehut anan selambat -lambat nya 18 (delapan

belas) bulan sej ak dit erbit kannya SK HPHTI Pola

Transmigrasi.

c.

RKHTI diserahkan kepada Kant or Wilayah

Depart emen Kehut anan set empat selambat

-lambat nya bulan Nopember sebelum dimulainya

t ahun anggaran t ersebut .

(3)

3.

Penataan Hutan

PERUSAHAAN waj ib mengelola seluruh areal kerj anya

dan membent uk unit -unit kelest arian pengusahaan

hut an/ kelas perusahaan berdasarkan Rencana Karya

Pengusahaan Hut an Tanaman Indust ri.

B. BIDANG PEMBINAAN

1. Persemaian

a. PERUSAHAAN harus menyediakan benih dan bibit

melalui persemaian yang baik pada areal hut an

t anaman, dimana saat penanaman selalu t ersedia

bibit dengan j umlah cukup, t epat wakt u dan

berkualit as t inggi.

b.

PERUSAHAAN harus membuat persemaian

menet ap (permanen) pada sat u lokasi at au lebih.

Memiliki suat u organisasi yang mapan dengan

personil pelaksana t et ap dan memungkinkan

pelaksanaan pekerj aan dilakukan secara ef ekt if

dan ef isien. Persemaian dapat digunakan selama

j angka wakt u rot asi t anaman sert a dapat

mendukung produksi bibit dalam j umlah besar

unt uk pemenuhan kebut uhan penanaman dengan

skala yang luas dan berkesinambungan.

c. PERUSAHAAN dapat menyiapkan benih dan bibit

dengan cara bekerj asama dengan Pemerint ah

melalui Pusat Persemaian Permanen yang

let aknya t ersebar diseluruh Indonesia. At au

PERUSAHAAN dapat mengadakan benih unggul

dari yang berlabel dan at au benih yang berasal

dari pohon plus.

d. PERUSAHAAN dalam awal kegiat an dari

pembuat an persemaian harus mempert imbangkan

perencanaan yang mant ap, meliput i :

1). Pemilihan at au penent uan lokasi persemaian

harus mempert imbangkan : sumber air,

sumber media, kondisi t empat , sarana j alan,

luas persemaian, luas penanaman dan

lain-lainnya.

2). Penat aan ruang persemaian dalam areal

kerj a hut an t anaman harus dapat

mencipt akan kegiat an yang ef isien dan

ef ekt if sert a secara langsung akan ikut

menent ukan kualit as bibit yang dihasilkan.

(4)

2. Penanaman

a. PERUSAHAAN harus melaksanakan sist em

silvikult ur Tebang Habis Permudaan Buat an

(THPB).

b. Jat ah penanaman dit et apkan sesuai Rencana

Karya Pengusahaan Hut an Tanaman Indust ri yang

dibuat PERUSAHAAN, set elah disahkan oleh

Depart emen Kehut anan. Dikelola dengan sist em

silvikult ur THPB yang dit et apkan, dengan

mempert imbangkan kemampuan sert a realisasi

PERUSAHAAN dalam melaksanakan pembuat an

t anaman, pemungut an t ahun sebelumnya, sist em

silvikult ur THPB sesuai dengan t uj uan,

PERUSAHAAN j enis t anaman pokok, rot asi

t ebangan, pot ensi (st anding st ock) dan

pert umbuhan volumenya (riap/ growt ).

c. Pembangunan hut an t anaman didahulukan pada

areal kosong dan/ at au semak belukar.

d. PERUSAHAAN harus melaksanakan cara-cara

penanaman(pemasangan aj ir, j arak t anam,

ukuran lobang t anaman) sesuai dengan keadaan

wilayah kerj anya sert a t idak meninggalkan azas

manf aat , kelest arian dan lingkungan.

e.

Semua kegiat an izin pengusahaan hut an t anaman

indust ri dilaksanakan dengan cara yang t idak

mengakibat kan adanya pemborosan dan

kerugian-kerugian sumber daya alam.

f .

PERUSAHAAN t idak dibenarkan menebang j enis

kayu yang dilindungi t anpa izin khusus dari

Depart emen Kehut anan.

g. PERUSAHAAN t idak dibenarkan membuka lahan

(Land Clearing) melampaui j at ah penanaman,

pemugut an yang t elah dit et apkan di dalam

Rencana Karya Tahunan Hut an Tanaman Indust ri.

h. Perusahaan dilarang melaksanakan kegiat an

pengusahaan HTI dengan membuka lahan (land

clearing) diluar areal yang t elah dit et apkan

didalam Rencana Karya Tahunan Hut an Tanaman

Indust ri yang t elah disahkan.

i. PERUSAHAAN dilarang melaksanakan kegiat an

pengusahaan HTI dengan membuka lahan (land

clearing) dengan cara dibakar.

(5)

j .

PERUSAHAAN dilarang melaksanakan kegiat an

pengusahaan HTI diluar areal Hak Pengusahaan

Hut an Tanaman Indust rinya.

3. Pemeliharaan

a. PERUSAHAAN harus melaksanakan pemeliharaan

t anaman dengan cara penerapan at au t indakan

sist em silvikult ur unt uk menst imulasikan

pert umbuhan t anaman dengam menent ukan

t empat t umbuh dan ruang t umbuh yang opt imal,

mencegah serangan hama dan penyakit .

b. PERUSAHAAN

waj ib

melaksanakan

pemeliharaan

t anaman pada t ahun berj alan/ t ahun ke 1 (sat u)

dengan cara penyulaman, penyiangan,

pendangiran, pencegahan hama penyakit , t ahun

ke 2 (dua), t ahun ke 3 (t iga) dengan kegiat an

penyiangan, pendangiran, pencegahan hama

penyakit dan pemeliharaan selanj ut nya dengan

j enis kegiat an disesuaikan dengan j enis t anaman

sesuai ket ent uan yang berlaku.

C. BIDANG

PEMANFAATAN

1. Pemungut an

Hasil :

a.

Kegiat an pemungut an hasil dilaksanakan dengan

cara yang t idak mengakibat kan adanya

pemborosan dan kerugian-kerugian sumber daya

alam.

b.

PERUSAHAAN t idak dibenarkan menebang kayu

pada areal dengan t uj uan konservasi/ lindung.

c.

PERUSAHAAN t idak dibenarkan melakukan

pemungut an hasil melampaui j at ah pemungut an

yang t elah dit et apkan dalam Rencana Karya

Pengusahaan Hut an Tanaman Indust ri dan

Rencana Karya Tahunan Hut an Tanaman Indust ri.

d.

PERUSAHAAN t idak dibenarkan melaksanakan

kegiat an budidaya yang dapat mengganggu f unsi

lindung di areal kawasan lindung.

2. Pengolahan

Hasil :

PERUSAHAAN berperan sert a dalam penyediaan bahan

baku indust ri pengolahan dan menj adi Bapak angkat

bagi indust ri pendukung/ t erkait .

(6)

D.

BIDANG INVESTASI, KETENAGAKERJAAN DAN PERALATAN.

1. Investasi

a. Unt uk memenuhi Kewaj iban-kewaj iban dalam

kegiat an pengusahaan hut an t anaman indust ri,

PERUSAHAAN akan menginvest asikan dannya

sebesar ± Rp. 28. 593. 180. 000 (dua puluh delapan

milyar lima rat us sembilan puluh t iga j ut a serat us

delapan puluh ribu rupiah) dengan perhit ungan

luas areal dikalikan biaya sat uan.

b.

PERUSAHAAN waj ib melaporkan pelaksanaan

kegiat an invest asi set iap t ahun dalam bent uk

isian yang t elah dit ent ukan dan laporan keuangan

akhir t ahun yang diaudit oleh Akunt an Publik

kepada Depart emen Kehut anan sel ambat

-lambat nya pada akhir semest er pert ama t ahun

berikut nya.

2. Ket enagakerj aan

a.

PERUSAHAAN diwaj ibkan mempekerj akan t enaga

t eknis dan t enaga ahli lainnya sesuai kebut uhan.

b.

PERUSAHAAN diwaj ibkan unt uk mempekerj akan

t enaga-t enaga ahli kehut anan yang memenuhi

persyarat an di bidang Perencanaan Hut an,

Silvikult ur dan Pengelolaan sesuai Perat uran

Perundang-undangan yang berlaku.

c. PERUSAHAAN diwaj ibkan menyelenggarakan

Pendidikan dan Lat ihan Tenaga Kerj a Indonesia

sesuai kebut uhan, disamping it u PERUSAHAAN

diwaj ibkan mengikut sert akan t enaga kerj a pada

set iap Pendidikan dan Lat ihan yang dilakukan

oleh Pemerint ah sepanj ang menyangkut bidang

kegiat annya.

d. Pada set iap t erj adinya pemut usan hubungan

kerj a, karyawan harus diperlakukan sesuai

dengan perat uran perundang-undangan yang

berlaku.

(7)

3. Peralatan

a.

Dalam rangka pelaksanaan kegiat an di areal

kerj anya, PERUSAHAAN diwaj ibkan unt uk

membuat rencana pengadaan/ pemanf aat an dan

laporan realisasi t ent ang j enis, j umlah sert a

keadaan per j enis alat berat yang ada di

Lapangan kepada Depart emen Kehut anan.

b.

Set iap pemindahan peralat an yang digunakan

ket empat lain diluar areal kerj anya perlu

mendapat perset uj uan Depart emen Kehut anan.

c.

Set iap peralat an yang t idak dipergunakan lagi

dan direncanakan unt uk dihapuskan agar dibuat

Berit a Acara sebagai penghapusan peralat an.

E.

BIDANG PERLINDUNGAN HUTAN DAN PELESTARIAN ALAM

1.

Perlindungan Hutan

a.

Unt uk mencegah t erj adinya kebakaran hut an

PERUSAHAAN waj ib:

1)

Menyediakan sarana Pemant au, Pencegah dan

Pemadan Kebakaran yang memadai baik

dalam j umlah maupun kualit asnya disesuaikan

dengan luas dan kondisi areal kerj anya dalam

bent uk sekat bakar (j alur kuning, j alur hij au

at au kombinasi) menara pengawas kebakaran

dan lain-lain.

2)

Ikut akt if melaksanakan pencegahan dan

penanggulangan kebakaran di dalam dan

disekit ar areal kerj anya ant ara lain dengan

mengamankan semua kegiat an sert a

mengamankan penyimpanan bahan-bahan

yang mudah t erbakar.

3)

Segera melaporkann pada inst ansi kehut anan

set iap t erj adinya kebakaran di areal kerj anya.

b.

PERUSAHAAN waj ib mencegah dan

menghindarkan t erj adinya t indak pelanggaran

oleh karyawan at au pihak lain yang menyebabkan

kerusakan hut an at au lahan hut an dalam areal

kerj anya, ant ara perladangan berpindah,

perambahan lahan hut an dan pencegahan erosi.

c. PERUSAHAAN

waj ib

melaksanakan

t erselenggaranya f ungsi lindung dari areal

konservasi.

(8)

d.

PERUSAHAAN segera melaporkan set iap

t erj adinya gangguan keamanan hut an dan at au

kerusakan akibat bencana, hama dan at au

penyakit t erhadap t egakan di areal kerj anya.

2. Pelest arian

Alam

a. Perlindungan

Flora

PERUSAHAANt idak dibenarkan menebang

pohon-pohon dan memungut t umbuh-t umbuhan lain

yang dit et apkan sebagai j enis yang dilindungi

sesuai dengan ket ent uan-ket ent uan yang berlaku

b. Perlindungan

Sat wa.

1). PERUSAHAAN waj ib mencegah t erj adinya

perburuan t erhadap sat wa liar baik yang

dilindungi maupun sat wa liar di areal

kerj anya kecuali dengan izin.

2). PERUSAHAAN perlu menyediakan f asilit as

koridor unt uk pergerakan sat wa.

c. Perlindungan obyek-obyek bernilai ilmiah dan

budaya.

1). PERUSAHAAN harus mencegah t erj adinya

kerusakan t erhadap obyek-obyek yang

bernilai ilmiah dan at au budaya yang

t erdapat di areal kerj anya.

2). PERUSAHAAN waj ib segera melaporkan

kepada inst ansi yang t erkait apabila

menemukan obyek yang bernilai ilmiah

dan/ at au budaya.

d. Pengamanan Kawasan Lindung, Kawasan

Pelest arian Alam dan Kawasan Suaka Alam.

1).

Unt uk pengamanan obyek-obyek t ersebut

PERUSAHAAN waj ib membuat daerah

penyangga dengan lebar sekurang-kurangnya

500 (lima rat us) met er dari bat as

persekut uan/ bat as areal kerj anya.

2).

Sarana pengusahaan hut an yang

diperbolehkan diadakan pada daerah

penyangga hanyalah pembuat an j alan

angkut an set elah mendapat kan izin

Depart emen Kehut anan.

4. Lain-lain.

Tenaga dan sarana perlindungan hut an dan pelest arian

alam lain yang harus disediakan oleh PERUSAHAAN,

ant ara lain :

(9)

a.

Tenaga Sat pam dalam j umlah yang memadai.

b.

Pos j aga dan port al dij alan masuk areal kerj a.

c.

Rambu-rambu larangan dan peringat an.

F. PENELITIAN

Dalam rangka mencegah, mengurangi dampak negat if yang

mungkin t imbul , dan meningkat kan dampak posit if dari

kegiat an pengusahaan hut an t anaman indust ri,

PERUSAHAAN waj ib menyediakan pet ak permanen

(permanen plot ) unt uk pengamat an pert umbuhan t egakan

(kualit as dan kuant it as) dan erosi.

KETENTUAN III

: KEWAJIBAN-KEWAJIBAN LAIN

A.

BIDANG KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

1.

PERUSAHAAN waj ib memperhat ikan at au mengambil

langkah-langkah secara maksimal unt uk menj amin

kesehat an dan keselamat an umum karyawan dan at au

orang lain yang berada di dalam areal kerj anya.

2.

Didalam hal t erj adinya kecelakaan-kecelakaan yang

menimpa karyawan PERUSAHAAN at au orang lain yang

berada di dalam areal kerj anya, maka kepada mereka

harus diperlakukan sesuai perat uran perundangan yang

berlaku.

B.

BIDANG PEMBANGUNAN MASYARAKAT

1.

Fasilit as Pembangunan Masyarakat .

PERUSAHAAN diwaj ibkan membant u Pemerint ah dalam

melaksanakan pembangunan masyarakat di dalam dan

di sekit ar areal kerj anya yang ant ara lain meliput i :

a.

Pengadaan t empat -t empat ibadah.

b.

Pengadaan f asilit as-f asilit as pendidikan.

c.

Pengadaan f asilit as-f asilit as kesehat an.

2. Kesempat an

Kerj a

PERUSAHAAN harus memberi kesempat an kerj a dan

pelat ihan kepada masyarakat , baik di dalam maupun

di sekit ar areal kerj anya.

(10)

3. Fasilit as

Pengobat an.

a.

PERUSAHAAN harus mendirikan klinik dengan

kapasit as minimum 6 (enam) t empat t idur

lengkap dengan t enaga medis yang bekerj a penuh

unt uk PERUSAHAAN.

b.

PERUSAHAAN harus menyediakan pelayanan

pengobat an kepada seluruh karyawannya dan

ist erinya.

c.

Anggot a masyarakat set empat walaupun bukan

karyawan PERUSAHAAN dapat t urut menggunakan

f asilit as klinik t ersebut dengan biaya seringan

mungkin.

d.

PERUSAHAAN harus menyediakan pos-pos

pert olongan pert ama pada t empat -t empat yang

diperlukan.

4. PERUSAHAAN diwaj ibkan melaksanakan pembinaan

masyarakat yang ada di dalam/ sekit a areal kerj a

HPHTI-nya pada hut an t anaman sesuai ket ent uan yang

berlaku.

5. PERUSAHAAN

diwaj ibkan

membina

dan

mengembangkan Koperasi Karyawan dan at au KUD dan

at au Koperasi Primer lainnya yang ada disekit arnya

sert a waj ib memberikan kesempat an kepada Koperasi

t ersebut unt uk memiliki saham PERUSAHAAN

6.

Perusahaan diwaj ibkan menyisihkan dana maksimal 5%

(lima persen) dari keunt ungannya unt uk pembinaan

dan pengembangan golongan ekonomi lemah/ koperasi.

C. BIDANG

FASILITAS

TEMPAT TINGGAL KARYAWAN DAN

KEGIATAN PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI.

1. Base Camp

Dalam pelaksanaan pembangunan Base Camp,

PERUSAHAAN harus memenuhi ket ent uan-ket ent uan :

1)

Pembangunan rumah/ barak unt uk karyawan

harus memenuhi kelayakan ruang t empat yang

sehat .

2)

Penggunaan lahan hut an unt uk pembangunan

Base Camp harus sesuai dengan kebut uhan

3)

Pembangunan Base Camp di areal Hak

Pengusahaan Hut an Tanaman Indust ri lain harus

ada perset uj uan t ert ulis dari Pemegang Hak

Pengusahaan Hut an Tanaman Indust ri yang

bersangkut an.

(11)

2.

Tempat penimbunan Kayu/ hasil HPHTI.

Tempat penimbunan kayu/ hasil HPHTI harus t erpisah

dari t empat Base Camp.

3. Bangunan

Lainnya.

Bangunan-bangunan lain yang ada dan yang akan

didirikan di dalam areal kerj anya harus mendapat kan

izin Depart emen Kehut anan.

D.

BIDANG PERUBAHAN LUAS AREAL KERJA

Perubahan luas areal kerj a dimungkinkan dan

pelaksanaannya disesuaikan dengan ket ent uan perat uran

perndang-undangan yang berlaku.

E. BIDANG

HAK-HAK

LAIN

PERUSAHAAN t idak mempunyai hak-hak lain selain apa yang

t ercant um di dalam Keput usan Hak Pengusahaan Hut an

Tanaman Indust ri Pola Transmigrasi dan kelengkapannya.

Hak-hak lain yang dimaksud adalah meliput i hak

pengolahan at as t anah hut an, hak-hak at as mineral, minyak

bumi, gas alam, bahan-bahan kimia, bat u-bat u mulia at au

set engah mulia, dan sumber-sumber alam lainnya.

KETENTUAN IV : P E N G A W A S A N

Pemerint ah melakukan pengawasan t erhadap kegiat an

PERUSAHAAN baik mengenai pelaksanaan f isik pengusahaan

hut an t anaman indust ri maupun semua administ rasi/ pembukuan

dan surat menyurat pengelolaan PERUSAHAAN.

KETENTUAN V

: PELANGGARAN/ SANKSI

1.

PENGERTIAN PELANGGARAN

Tidak melaksanakan, t idak ment aat i dan/ at au t idak

memenuhi persyarat an/ kewaj iban sebagaimana t ercant um

dalam perat uran perundang-undangan yang berlaku

dan/ at au Keput usan Hak Pengusahaan Hut an Tanaman

Indust ri Pola Transmigrasi besert a dokumen

kelengkapannya.

2.

PENGENAAN SANKSI

Pelanggaran sepert i t ersebut ayat 1 bab ini akan dikenakan

sanksi sesuai dengan perat uran perundang-undangan yang

berlaku.

(12)

KETENTUAN

VI

:

KONSEKWENSI TERHADAP PENCABUTAN DAN/ ATAU

PENYERAHAN KEMBALI HAK PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN

INDUSTRI

A.

Kewaj iban PERUSAHAAN set elah t erj adinya Pencabut an.

Dalam hal dicabut nya Keput usan Hak Pengusahaan Hut an

Tanaman Indust ri Pola Transmigrasi, kepada PERUSAHAAN

t et ap dibebankan kewaj iban-kewaj iban yang t ercant um

dalam Pasal 17 ayat (1) dan ayat (2) Perat uran Pemerint ah

Nomor 7 Tahun 1990.

B.

Set elah habis masa berlakunya Keput usan Hak Pengusahaan

Hut an Tanaman Indust ri Pola Transmigrasi dan at au

perpanj angannya, at au penyerahan kembali sebelum

j angka wakt u, maka :

1.

PERUSAHAAN harus menyerahkan semua benda t idak

bergerak sepert i gedung, j alan, gudang, pelabuhan

udara, pelabuhan sungai dan laut , dok dan lain-lain

yang t elah dibangun oleh PERUSAHAAN kepada

Pemerint ah t anpa adanya gant i rugi dari Pemerint ah.

2.

Barang-barang persediaan yang berada di dalam

gedung dan Barang-barang bergerak yang

dipergunakan PERUSAHAAN sehubungan dengan

kegiat an pengusahaan hut an, t et ap menj adi milik

PERUSAHAAN.

3.

Jika HPHTI Pola Transmigrasi berakhir karena habis

wakt unya at au karena diserahkan kembali oleh

PERUSAHAAN at au karena dicabut oleh Ment eri

Kehut anan, maka :

a.

Segala hak yang dimiliki pemegang HPHTI Pola

Transmigrasi berakhir.

b.

Areal Hut an yang dibebani hak pengusahaan

kembali kepada negara.

c.

Pemegang HPHTI Pola Transmigrasi diwaj ibkan

menyerahkan semua klise dan bahan-bahan sert a

pet a, gambar-gambar ukuran t anah

dansebagainya yang bersangkut an dengan

pengusahaan hut an kepada Depart emen

Kehut anan dengan t idak menerima gant i Rugi.

(13)

C.

Pemegang Hak Pengusahaan Hut an Tanaman Indust ri Pola

Transmigrasi t et ap dibebani/ waj ib menyelesaikan semua

kewaj iban-kewaj iban yang t ercant um dalam Keput usan Hak

Pengusahaan Hut an Tanaman Indust ri Pola Transmigrasi

besert a lampirannya yang belum t erpenuhi.

Dalam hal PERUSAHAAN akan menyerahkan kembali Hak

Pengusahaan Hut an Tanaman Indust ri Pola Transmigrasi

sebelumnya harus sudah menyelesaikan dan memenuhi semua

kewaj iban-kewaj iban baik t eknis maupun f inansial sebagaimana

t ercant um dalam Keput usan Hak Pengusahaan Hut an Tanaman

Indust ri Pola Transmigrasi.

MENTERI KEHUTANAN,

t t d

DJAMALUDIN SURYOHADIKUSUMO

Salinan sesuai dengan aslinya

Kepala Biro Hukum dan Organisasi,

Tt d.

Referensi

Dokumen terkait

penyelenggaraan pendidikan tinggi dengan Standar Pendidikan Tinggi yang terdiri atas Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan Standar Pendidikan Tinggi yang

3 Sekolah Menengah Kesejahteraan Keluarga Negeri YOGYAKARTA Tata Busana 1979. 4 Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri (S1) YOGYAKARTA Pendidikan Kesejahteraan

8 Sejalan dengan penegasan ini, Pengadilan HAM Eropa tahun 2010 ketika seseorang dihukum karena dianggap mencemarkan nama Walikota Sens di Perancis, diputuskan oleh Pengadilan

T he SPSA 2014 was held with its aim to gather postgraduate students from Space Science Centre (ANGKASA) and other institutes/faculties to present and discuss current research

[r]

(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak mengurangi berlakunya hukum yang hidup dalam masyarakat yang menentukan bahwa seseorang patut dipidana walaupun

Bukti perolehan pekerjaan yang sejenis ( Asli dan Salinan), dapat berupa Kontrak, Surat Perintah Mulai Kerja atau Berita Acara Serah Terima Pekerjaan.. Akta Perusahaan (Asli

UNIVERSITAS ANDALAS FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI S2 KEBIDANAN.. Jl.Perintis Kemerdekaan