• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perhitungan Pajak Dana Penelitian dan Abdimas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perhitungan Pajak Dana Penelitian dan Abdimas"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENYULUHAN

Aspek Perpajakan Dalam

Pengelolaan Dana Penelitian dan

Pengabdian Kepada Masyarakat

KPP Pratama Pondok Aren Universitas Terbuka

18 19 Pebruari 2016

mengidentifikasi

pengeluaran anggaran

sesuai dengan Kode Mata Anggaran

Belanja Kegiatan/Proyek

mengidentifikasi

pengeluaran anggaran

sesuai dengan Kode Mata Anggaran

Belanja Kegiatan/Proyek

Belanja

Jasa

Belanja

Jasa

Belanja

Gaji/Honorarium

Belanja

Gaji/Honorarium

Belanja

Barang /Modal

Belanja

Barang /Modal

(2)

Melakukan pemotongan dan pemungutan pajak atas pengeluaran yang berasal dari APBN/APBD Melakukan pemotongan dan pemungutan pajak atas pengeluaran yang berasal dari APBN/APBD

pemegang kas dan pejabat lain yang menjalankan fungsi yang sama

pemegang kas dan pejabat lain yang menjalankan fungsi yang sama

mengetahui aspek-aspek perpajakan terutama yang

berkaitan dengan kewajiban untuk melakukan Penghasilan pemotongan dan/atau pemungutan

Pajak serta Pajak Pertambahan Nilai.

mengetahui aspek-aspek perpajakan terutama yang

berkaitan dengan kewajiban untuk melakukan Penghasilan pemotongan dan/atau pemungutan

Pajak serta Pajak Pertambahan Nilai.

pemotongan dan/atau pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 21, Pajak Penghasilan Pasal 22, Pajak Penghasilan Pasal 23, PajakPenghasilan Pasal 4 ayat (2) ,

dan Pajak Pertambahan Nilai.

pemotongan dan/atau pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 21, Pajak Penghasilan Pasal 22, Pajak Penghasilan Pasal 23, PajakPenghasilan Pasal 4 ayat (2) ,

dan Pajak Pertambahan Nilai. FUNGSI dan KEWAJIBAN

Pengelola Dana PenelitianFUNGSI dan KEWAJIBAN Pengelola Dana Penelitian

This image cannot currently be display ed.

PPH PASAL 21

Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 atau PPh Pasal 21 adalah cara pelunasan pajak

dalam tahun berjalan melalui pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima atau

diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan, jasa,

dan kegiatan.

Bendahara pemerintah yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan

pembayaran lainnya sehubungan denganpekerjaan/ jasa/kegiatan wajib melakukan

pemotongan PPh Pasal 21.

Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 atau PPh Pasal 21 adalah cara pelunasan pajak

dalam tahun berjalan melalui pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima atau

diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan, jasa,

dan kegiatan.

Bendahara pemerintah yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan

pembayaran lainnya sehubungan denganpekerjaan/ jasa/kegiatan wajib melakukan

pemotongan PPh Pasal 21.

Pembayaran Penghasilan yang wajib dipotong PPh Pasal 21 olehbendahara

pemerintah antara lain adalah pembayaran atas gaji, tunjangan, honorarium, upah,

uang makan danpembayaran lainnya (tidak termasuk pembayaran biaya perjalanan

dinas), baik kepada pegawai maupun bukan pegawai.

(3)

SUMBER DANA APBN / APBD

Penghasilan tetap dan

teratursetiap bulan Penghasilan lainnya

Diterima oleh

Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI, Anggota POLRI dan Pensiunannya

Ditanggung Pemerintah,KECUALI atas PPh Pasal 21atas tambahan tarif 20%

karena belum punya

NPWP

Tidak Ditanggung Pemerintah

Tidak Bersifat Final Bersifat Final

apabila penerima penghasilan adalah selain Pejabat Negara, PNS,

Anggota TNI/POLRI dan pensiunannya, pemotongan PPh Pasal 21

mengacu pada ketentuan umum pemotongan PPh Pasal 21.

apabila penerima penghasilan adalah selain Pejabat Negara, PNS,

Anggota TNI/POLRI dan pensiunannya, pemotongan PPh Pasal 21

mengacu pada ketentuan umum pemotongan PPh Pasal 21.

Peraturan terkait pelaksanaan pemotongan PPh Pasal 21 adalah:

1. Pasal 21 Undang-undang PPh;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2010;

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.03/2008;

4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.03/2010;

5. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-31/PJ/2012 sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak NomorPER-32/PJ/2015.

6. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-14/PJ/2013

Peraturan terkait pelaksanaan pemotongan PPh Pasal 21 adalah:

1. Pasal 21 Undang-undang PPh;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2010;

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.03/2008;

4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.03/2010;

(4)

Mulai Berlaku

PMK 122/PMK.010/2015

Ketentuan Mengenai

Penyesuaian Besarnya PTKP

1 Januari 2015

Rp36.000.000,00

Untuk diri Wajib Pajak

Rp3.000.000,00

Rp3.000.000,00

Tambahan utk WP Kawin

Tambahan

untuk

setiap

anggota

keluarga sedarah semenda dalam

garis keturunan lurus serta anak

angkat

yg

menjadi

tanggungan

sepenuhnya maksimal 3 orang

penerapan PTKP ditentukan oleh keadaan pada awal

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 122/PMK.010/2015

Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak

(5)

5%

Sampai dengan Rp 50 juta

15%

Diatas Rp 50 juta s.d. Rp 250 juta

25%

Diatas Rp 250 juta s.d. Rp 500 juta

30%

Di atas Rp 500 juta

Sesuai

Pasal 17 ayat (1)

huruf a

UU PPh

9

Tarif

Upah/ Uang Saku Harian, Mingguan, Satuan, Borongan Upah/ Uang Saku Harian, Mingguan,

Satuan, Borongan Dibayarkan Bulanan Atau Jumlah Upah Kumulatif satu bulan

melebihi Rp 8.200.000 Dibayarkan Bulanan Atau Jumlah

Upah Kumulatif satu bulan melebihi Rp 8.200.000

Upah/ Uang Saku Harian Upah/ Uang Saku Harian

≤ 300.000

≤ 300.000 > 300.000> 300.000

Tidak Dipotong

Tidak Dipotong Dikurangi 300.000Dikurangi 300.000

Dipotong 5% Dipotong 5%

Upah kumulatif > Rp3,000 jt s.d. Rp8,2 jt sebulan Upah kumulatif > Rp3,000 jt s.d. Rp8,2 jt sebulan

Upah sehari dikurangi PTKP sehari Upah sehari dikurangi PTKP sehari

Tarif PPh 21 = 5% Tarif PPh 21 = 5%

Dikali 12 Dikali 12

Dikurangi PTKP Setahun Dikurangi PTKP Setahun

Penghasilan Kena Pajak Penghasilan Kena Pajak

Dikenakan Tarif Ps 17 Dikenakan Tarif Ps 17

PPh Ps 21 Setahun PPh Ps 21 Setahun

Dibagi 12 Dibagi 12

PPh Pasal 21 Sebulan PPh Pasal 21 Sebulan

PPh Pasal 21:

Pegawai tidak tetap/tenaga kerja lepas

(6)

PEGAWAI

BUKAN PEGAWAI

TI DAK BERKESI NAMBUNGAN BERKESI NAMBUNGAN PENSI UNAN

TETAP

TI DAK TETAP

11

Ph NETO - PTKP

BULANAN

HARI AN

Ph BRUTO - PTKP

(50% X Ph Bruto) Kumulatif

50 % x Ph Bruto Ph NETO - PTKP BERKALA

Ph BRUTO – 300 RI BU Ph BRUTO(> 3,000jt s.d.8,2jt)

– PTKP Harian

Ph Bruto Kumulatif BERKESI NAMBUNGAN ex Psl 13 (1)

((50% X Ph Bruto) - PTKP bulanan) Kumulatif

PESERTA KEGI ATAN

Ph BRUTO(> 8,2jt) – PTKP

KOMI SARI S, MANTAN PEGAWAI , PENARI KAN DAPEN O/ PEGAWAI

Ph Bruto

Penerima penghasilan tidak ber-NPWP

Penerima penghasilan tidak ber-NPWP

PPh Pasal 21 sebesar 120% lebih tinggi

daripada PPh Pasal 21 yang seharusnya

(20% lebih tinggi)

PPh Pasal 21 sebesar 120% lebih tinggi

daripada PPh Pasal 21 yang seharusnya

(7)

13

Contoh

Bukti Potong PPh

Pasal 21

(Formulir 1721 A2)

Contoh

Bukti Potong PPh

(8)

15

Contoh

Bukti Potong PPh

Pasal 21 Lainnya

(Final)

Outline

Ringkasan Mekanisme Pemotongan,

Penyetoran, dan Pelaporan PPh Pasal 21

Sa a t Se t or

Sa a t La por

Sa a t Tr a n sa k si

1 . Be n da h a r a

m e m bu a t bu k t i

pot on g a t a s

t r a n sa k si

pe n gh a sila n

t ida k t e r a t u r

2 . Be n da h a r a

m e m bu a t bu k t i

pot on g A2 a t a s

pe n gh a sila n

t e r a t u r / t a h u n

u t k t ia p pe ga w a i

1 . Be n da h a r a

m e n y e t or k a n

SSP

2 . SSP a t a s n a m a

Be n da h a r a

3 . Pa lin g la m ba t

dise t or t a n gga l

1 0

1 . M e n y a m pa ik a n

SPT M a sa PPh

Pa sa l 2 1

2 . Pa lin g la m ba t

(9)

PPH Pasal 22

DIPUNGUT ATAS PEMBELIAN BARANG DIPUNGUT ATAS PEMBELIAN

BARANG

TIDAK DIPUNGUT

TIDAK DIPUNGUT

komputer, meubeler, mobil dinas, ATK dan barang lainnya

komputer, meubeler, mobil dinas, ATK

dan barang lainnya a.Rp2.000.000,00 dengan tidak dipecahpecah dalampembelian barang dengan nilai maksimal pembelian

beberapa faktur;

b.pembelian bahan bakar minyak, listrik, gas, pelumas, air minum/PDAM danbenda-benda pos; dan

c.pembayaran untuk pembelian barang sehubungan dengan penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

a.pembelian barang dengan nilai maksimal pembelian Rp2.000.000,00 dengan tidak dipecahpecah dalam beberapa faktur;

b.pembelian bahan bakar minyak, listrik, gas, pelumas, air minum/PDAM danbenda-benda pos; dan

c.pembayaran untuk pembelian barang sehubungan dengan penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

kepada Wajib Pajak penyedia barang. kepada Wajib Pajak penyedia barang.

1,5% x harga beli (tidak termasuk PPN) 1,5% x harga beli (tidak termasuk PPN)

Peraturan terkait pelaksanaan pemungutan PPh Pasal 22 adalah: 1. Pasal 22 Undang-Undang PPh

2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.03/2010;

3. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-57/PJ/2010 sebagaimana telah diubah denganPeraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-15/PJ/2011.

Peraturan terkait pelaksanaan pemungutan PPh Pasal 22 adalah: 1. Pasal 22 Undang-Undang PPh

2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.03/2010;

3. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-57/PJ/2010 sebagaimana telah diubah denganPeraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-15/PJ/2011.

Ringkasan Mekanisme Penyetoran & Pelaporan

PPh Pasal 22

SPT

SSP

SSP

Pe n y e t or a n

Pe la por a n

(10)

PPH Pasal 23

pemotongan pajak atas penghasilan yang dibayarkan oleh bendahara

kepada pihak lain.

pemotongan pajak atas penghasilan yang dibayarkan oleh bendahara

kepada pihak lain.

sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, royalti,

hadiah/penghargaan.

imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen,

jasa konsultan dan jasa lain.

sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, royalti,

hadiah/penghargaan.

imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen,

jasa konsultan dan jasa lain.

Peraturan terkait pelaksanaan pemotongan PPh Pasal 23 adalah:

Pasal 23 Undang-Undang PPh

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 141/PMK.03/2015

Peraturan terkait pelaksanaan pemotongan PPh Pasal 23 adalah:

Pasal 23 Undang-Undang PPh

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 141/PMK.03/2015

1. Dividen (kecuali dividen

yg diterima orang

pribadi);

2. Bunga;

3. Royalti;

4. Hadiah, penghargaan,

bonus, dan sejenisnya

(exc. Pasal 21)

1. Dividen (kecuali dividen

yg diterima orang

pribadi);

2. Bunga;

3. Royalti;

4. Hadiah, penghargaan,

bonus, dan sejenisnya

(exc. Pasal 21)

1. Sewa dan penghasilan

lain sehubungan dengan

penggunaan harta ( exc .

sewa Pasal 4 ayat 2 )

2. Jasa teknik, jasa

manajemen, jasa

konsultan, jasa lain ( exc.

Pasal 21)

1. Sewa dan penghasilan

lain sehubungan dengan

penggunaan harta ( exc .

sewa Pasal 4 ayat 2 )

2. Jasa teknik, jasa

manajemen, jasa

konsultan, jasa lain ( exc.

Pasal 21)

15 %

15 %

2 %

2 %

Jumlah bruto tidak termasuk PPN (Dalam hal penerima penghasilan

tidak ber-NPWP, dikenakan tarif 100 (seratus persen) lebih tinggi

Jumlah bruto tidak termasuk PPN (Dalam hal penerima penghasilan

(11)

a) Jasa penilai (appraisal); b) Jasa aktuaris;

c) Jasa akuntansi, pembukuan, dan atestasi laporan keuangan; d) Jasa hukum ;

e) Jasa arsitektur;

f) Jasa perencanaan kota dan arsitektur landscape; g) Jasa perancang(design);

h) Jasa pengeboran (drilling) di bidang penambangan minyak dan gas bumi (migas), kecuali yang dilakukan oleh bentuk usaha tetap;

i) Jasa penunjang di bidang usaha panas bumi dan penambangan minyak dan gas bumi (migas); j) Jasa penambangan dan jasa penunjang selain di bidang usaha panas bumi dan penambangan

minyak dan gas bumi (migas);

k) Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara; l) Jasa penbangan hutan;

m) Jasa pengolahan limbah;

n) Jasa penyedia tenaga kerja dan/atau tenaga ahli (outsourcing) o) Jasa perantara dan/atau keagenan

p) Jasa di bidang perdagangan surat-surat berharga, kecuali yang dilakukan oleh Bursa Efek, Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) q) Jasa kustodian/penyimpanan/penitipan, kecuali yang dilakukan oleh Kustodian Sentral Efek

Indonesia (KSEI)

r) Jasa pengisian suara (dubbing) dan/atau sulih suara; s) Jasamixingfilm;

t) Jasa pembuatan sarana promosi film, iklan, poster,photo, slide, klise, banner, pamphlet, baliho dan folder;

.

21

u) Jasa sehubungan dengan software atau hardware atau sistem komputer, termasuk perawatan, pemeliharaan dan perbaikan;

v) Jasa pembuatan dan/atau pengelolaan website w) Jasa internet termasuk sambungannya;

x) Jasa penyimpanan, pengolahan, dan/atau penyaluran data, informasi, dan/atau program; y) Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC, dan/atau TV kabel, selain

yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi;

z) Jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC, TV kabel, alat transportasi/kendaraan dan/ atau bangunan, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi;

aa) Jasa perawatan kendaraan dan/atau alat transportasi darat, laut dan udara; bb) Jasa maklon;

cc) Jasa penyelidikan dan keamanan;

dd) Jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer;

ee) Jasa penyediaan tempat dan/atau waktu dalam media masa, media luar ruang atau media lain untuk penyampaian informasi, dan/atau jasa periklanan;

ff) Jasa pembasmian hama

gg) Jasa kebersihan atau cleaning service; hh) Jasa sedit septic tank;

ii) Jasa pemeliharaan kolam; jj) Jasa katering atau tata boga; kk) Jasa freight forwarding;

(12)

ll ) Jasa logistik;

mm) Jasa pengurusan dokumen;

nn) Jasa pengepakan;

oo) Jasa loading dan unloading;

pp) Jasa laboratorium dan/atau pengujian kecuali yang dilakukan oleh lembaga

atai institusi pendidikan dalam rangka penelitian akademis;

qq) Jasa pengelolaan parkir;

rr) Jasa penyondiran tanah;

ss) Jasa penyiapan dan/atau pengolahan lahan;

tt) Jasa pembibitan dan/atau penanaman bibit;

uu) Jasa pemeliharaan tanaman;

vv) Jasa pemanen

ww) Jasa pengolahan hasil pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan,

dan/atau perhutanan

23

xx) Jasa dekorasi;

yy) Jasa pencetakan/penerbitan; zz) Jasa penerjemahan;

ba) Jasa pengangkutan/ekspedisi kecuali yang telah diatur dalam pasal 15 Undang-Undang Pajak Penghasilan;

bb) Jasa pelayanan kepelabuhan; bc) Jasa pengangkutan melalui jalur pipa; bd) Jasa pengelolaan penitipan anak; be) Jasa pelatihan dan/atau kursus;

bf) Jasa pengiriman dan pengisian uang ke ATM; bg) Jasa sertifikasi;

bh) Jasa survey; bi) Jasa tester;

(13)

25

Contoh

Bukti Potong PPh

Pasal 23

Outline

Ringkasan Mekanisme Pemotongan, Penyetoran,

dan Pelaporan PPh Pasal 23

Sa a t Se t or

Sa a t La por

Sa a t Tr a n sa k si

1 . Be n da h a r a

m e m bu a t bu k t i

pot on g u n t u k

r e k a n a n

( sb g

k r e d it p a j a k b a g i r e k a n a n )

2 . Be n da h a r a

m e n ca t a t n ila i

t r a n sa k si da n

pe m ot on ga n

PPh Pa sa l 2 3

1 . Be n da h a r a

m e n j u m la h k a n

pe m ot on ga n PPh

Pa sa l 2 3

se la m a

1 bu la n

2 . M e m bu a t

SSP

a t a s

n ila i

t e r se bu t .

3 . SSP

a t a s

n a m a

Be n da h a r a

4 . Pa lin g

la m ba t

dise t or

t a n g ga l

1 0

1 . M e n y a m pa ik a n

SPT M a sa PPh

Pa sa l 2 3

2 . D ila m pir i D a f t a r

Bu k t i

Pe m ot on ga n ,

Bu k t i

Pe m ot on ga n , da n

SSP

(14)

PPH Pasal 4(2)

pemotongan atau pemungutan pajak yang bersifat final atas penghasilan tertentu

yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

pemotongan atau pemungutan pajak yang bersifat final atas penghasilan tertentu

yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

PERSEWAAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

a.Objek PPh Final adalah sewa tanah dan/atau bangunanberupa tanah, rumah, rumah susun, apartemen, kondominium, gedung perkantoran, pertokoan, gedung pertemuan termasuk bagiannya, rumah kantor, toko, Rumah toko, gudang, bangunan industri.

b.Besarnya PPh Final yang dipotong adalah10% dari jumlah bruto nilai persewaan, baik yang menyewakan Wajib PajakOrang Pribadi maupun Badan.

c. Jumlah bruto nilai persewaan adalah jumlah yang dibayarkan/terutang oleh penyewa termasuk biaya perawatan, pemeliharaan, keamanan, fasilitas lainnya, danservice charge (baik perjanjiannya dibuat secara terpisahmaupun disatukan).

PERSEWAAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

a.Objek PPh Final adalah sewa tanah dan/atau bangunanberupa tanah, rumah, rumah susun, apartemen, kondominium, gedung perkantoran, pertokoan, gedung pertemuan termasuk bagiannya, rumah kantor, toko, Rumah toko, gudang, bangunan industri.

b.Besarnya PPh Final yang dipotong adalah10% dari jumlah bruto nilai persewaan, baik yang menyewakan Wajib PajakOrang Pribadi maupun Badan.

c. Jumlah bruto nilai persewaan adalah jumlah yang dibayarkan/terutang oleh penyewa termasuk biaya perawatan, pemeliharaan, keamanan, fasilitas lainnya, danservice charge (baik perjanjiannya dibuat secara terpisahmaupun disatukan).

PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

a. Objek PPh final adalah penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan meliputi penjualan, tukarmenukar, perjanjian pemindahan hak, pelepasan hak, penyerahan hak, lelang, hibah, atau cara lain yang disepakati.

b. Besarnya PPh Final yang dipungut adalah 5% dari jumlah bruto nilai pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan.

c. Pembebasan PPh Final dapat diberikan atas pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan kepada:

1) Orang pribadi yang mempunyai penghasilan di bawah PTKP yang jumlah bruto pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunannya kurang dari Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah) dan bukan merupakan jumlah yang dipecah-pecah. Pembebasan diberikan melalui penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB) oleh Kepala KPP tempat Wajib Pajak terdaftar.

2) Pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan kepada pemerintah guna pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum yang memerlukan persyaratan khusus yaitu Pembebasan tanah oleh pemerintah untuk proyek-proyek jalan umum, saluran pembuangan air, waduk, bendungan, dan bangunan pengairan lainnya, saluran irigasi, pelabuhan laut, bandar udara, fasilitas keselamatan umum seperti tanggul penanggulangan bahaya banjir, lahar dan bencana lainnya, dan fasilitas Angkatan bersenjata Republik Indonesia.

PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

a. Objek PPh final adalah penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan meliputi penjualan, tukarmenukar, perjanjian pemindahan hak, pelepasan hak, penyerahan hak, lelang, hibah, atau cara lain yang disepakati.

b. Besarnya PPh Final yang dipungut adalah 5% dari jumlah bruto nilai pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan.

c. Pembebasan PPh Final dapat diberikan atas pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan kepada:

1) Orang pribadi yang mempunyai penghasilan di bawah PTKP yang jumlah bruto pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunannya kurang dari Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah) dan bukan merupakan jumlah yang dipecah-pecah. Pembebasan diberikan melalui penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB) oleh Kepala KPP tempat Wajib Pajak terdaftar.

(15)

pribadi atau badan yang tidak termasuk subjek pajak (seperti: pemerintah dan

perwakilan negara asing).

Pembebasan sebagaimana dimaksud dalam angka 2) dan 3) diberikan tanpa

melalui penerbitan SKB.

pribadi atau badan yang tidak termasuk subjek pajak (seperti: pemerintah dan

perwakilan negara asing).

Pembebasan sebagaimana dimaksud dalam angka 2) dan 3) diberikan tanpa

melalui penerbitan SKB.

Peraturan-peraturan perpajakan yang menjadi dasar hukum dalam pelaksanaan

pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) adalah:

1. Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang PPh;

2. PP Nomor 48 Tahun 1994 sebagaimana telah diubah terakhir dengan PP Nomor 71

Tahun 2008;

3. PP Nomor 29 Tahun 1996 sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 5 Tahun

2002;

4. PP Nomor 51 Tahun 2008 sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 40 Tahun

2009;

5. Keputusan Menteri Keuangan 635/KMK.04/1994 sebagaimana telah beberapa kali

diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 243/PMK.03/2008;

6. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 394/KMK.04/1996 sebagaimana telah

diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 120/KMK.03/2002;

7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 187/PMK.03/2008 sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 153/PMK.03/2009;

8. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-227/PJ./2002.

Peraturan-peraturan perpajakan yang menjadi dasar hukum dalam pelaksanaan

pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) adalah:

1. Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang PPh;

2. PP Nomor 48 Tahun 1994 sebagaimana telah diubah terakhir dengan PP Nomor 71

Tahun 2008;

3. PP Nomor 29 Tahun 1996 sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 5 Tahun

2002;

4. PP Nomor 51 Tahun 2008 sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 40 Tahun

2009;

5. Keputusan Menteri Keuangan 635/KMK.04/1994 sebagaimana telah beberapa kali

diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 243/PMK.03/2008;

6. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 394/KMK.04/1996 sebagaimana telah

diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 120/KMK.03/2002;

7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 187/PMK.03/2008 sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 153/PMK.03/2009;

(16)

31

Contoh

Bukti Potong PPh

Pasal 4 ayat 2

Outline

Ringkasan Mekanisme Pemotongan,

Penyetoran, dan Pelaporan PPh Pasal Final

Sa a t Se t or

Sa a t La por

Sa a t Tr a n sa k si

1 . Be n da h a r a

m e la k u k a n

pe m ot on ga n

PPh Fin a l sa a t

pe m ba y a r a n

2 . Be n da h a r a

m e m bu a t

bu k t i pot on g

u n t u k r e k a n a n

1 . Be n da h a r a

m e n y e t or k a n

SSP a t a s

t r a n sa k si PPh

Fin a l

2 . SSP At a s n a m a

Be n da h a r a

3 . Pa lin g La m ba t

t a n gga l 1 0

1 . M e n y a m pa ik a n

SPT M a sa PPh

Pa sa l 4 ( 2 )

2 . D ila m pir i D a f t a r

Bu k t i

Pe m ot on ga n ,

Bu k t i

Pe m ot on ga n , da n

SSP

(17)

PPN

Pelunasan Pajak Yang Dikenakan Atas Setiap Transaksi PEMBELIAN BARANG Atau Pelunasan Jasa Pihak ke-3

Pelunasan Pajak Yang Dikenakan Atas Setiap Transaksi PEMBELIAN BARANG Atau Pelunasan Jasa Pihak ke-3

TIDAK DIPUNGUT

TIDAK DIPUNGUT

pembelian alat tulis kantor, pembelian seragam untuk keperluan dinas, pembelian komputer, pembelian mesin absensi pegawai, perolehan jasa konstruksi, perolehan jasa pemasangan mesin absensi, perolehan jasa perawatan AC kantor, dan perolehan jasa atas tenaga keamanan.

pembelian alat tulis kantor, pembelian seragam untuk keperluan dinas, pembelian komputer, pembelian mesin absensi pegawai, perolehan jasa konstruksi, perolehan jasa pemasangan mesin absensi, perolehan jasa perawatan AC kantor, dan perolehan jasa atas tenaga keamanan.

pembayaran Rp1.000.000,00 pembayaran untuk pembebasan tanah pembayaran BKP/JKP yang PPN tidak dipungut Dan/atau dibebaskan

pembayaran BBM dan bukan BBM oleh Pertamina pembayaran rekening telepon

pembayaran jasa angkutan udara pembayaran barang yang tidak dikenakan PPN pembayaran Rp1.000.000,00

pembayaran untuk pembebasan tanah pembayaran BKP/JKP yang PPN tidak dipungut Dan/atau dibebaskan

pembayaran BBM dan bukan BBM oleh Pertamina pembayaran rekening telepon

pembayaran jasa angkutan udara pembayaran barang yang tidak dikenakan PPN

Peraturan terkait pelaksanaan pemungutan PPN adalah:

1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009;

2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 68/PMK.03/2010; 3. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 44/PJ/2010; 4. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 563/KMK.03/2003. Peraturan terkait pelaksanaan pemungutan PPN adalah:

1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009;

2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 68/PMK.03/2010; 3. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 44/PJ/2010; 4. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 563/KMK.03/2003.

Ringkasan Mekanisme Pemotongan, Penyetoran,

dan Pelaporan PPN

(18)

Batas Waktu Penyetoran dan Pelaporan

PPN NPWP NON NPWP NPWP NON NPWP NPWP NON NPWP Kecil Sedang Besar Non Klasifikasi

1. Pembelian Barang >= Rp 2 Juta 1.5% 3% 10%

2. Pembelian Barang < Rp1 Juta 3. Penyerahan Jasa Konstruksi :

a. Perencana Konstruksi 4% 4% 4% 6% 10%

b. Pelaksana Konstruksi 2% 3% 3% 4% 10%

c. Pengawas Konstruksi 4% 4% 4% 6% 10%

4. Penyerahan Jasa Selain Konstruksi 2% 4% 10%

5. Sewa Tanah&/Bangunan 10% 10%

6. Sewa Selain Tanah &/ Bangunan 2% 4% 10%

7. Pembayaran Gaji PNS DTP

8. Pembayaran Gaji Non PNS (PB-PTKP)XTarif Ps.17 Lebih Besar 20% 9 Selain Gaji Kepada PNS Gol.III 5% Final Lebih Besar 20% 10 Selain Gaji Kepada PNS Gol.IV 15% Final Lebih Besar 20%

DASAR HUKUM:

1. PPh Pasal 22 ====> UU No.36 Tahun 2008, KMK-154/2010

2. PPh Pasal 21 ====> UU No.36 Tahun 2008, PP 68/2009, PER-31/PJ/2009, PER-57/PJ./2009 (SSP an. bendaharawan) 3. PPN =====> UU No.42 Tahun 2009, KMK-563/2003

4. PPh Pasal 4 (2) (PPh Final) ====> UU No.36 Tahun 2008, PP-51 Tahun 2008, PP-80 Tahun 2010 (SSP an. bendaharawan) PPh Ps.21 PPh Ps.22 PPh Ps.23/26

(19)

Kode SSP

No Jenis Pajak MAP/Kode Kode Jenis Jenis Jenis Pajak Setoran Setoran 1 PPh Pasal 21

411121 100 Masa PPh Pasal 21 2 PPh Pasal 21 411121 402 Ph Final Pasal 21 atas honorarium

atau imbalan lain yang diterima Pejabat Negara, PNS, anggota TNI/POLRI dan para pensiunnya 3 PPh Pasal 22

411122 910 Pemungut PPh Pasal 22 4 PPh Pasal 23

411124 104 PPh Pasal 23 atas Jasa 5

PPh Final Pasal 4 ayat (2)

411128 402 PPh Final Pasal 4 ayat (2) atas Pengalihan Hak atas Tanah

dan/atau Bangunan

No Jenis Pajak MAP/Kode Kode Jenis Jenis

Jenis Pajak Setoran Setoran 6 PPh Final Pasal 4

ayat (2)

411128 403 PPh Final Pasal 4 ayat (2) atas Persewaan Tanah dan/atau

Bangunan

7 PPh Final Pasal 4 ayat (2)

411128 405 PPh Final Pasal 4 ayat (2) atas Hadiah Undian

8 PPh Final Pasal 4 ayat (2)

411128 409 PPh Final Pasal 4 ayat (2) atas Jasa Konstruksi

9 PPN

(20)

39

Hubungi kami:

KPP PRATAM A PON D OK AREN

Website: www.pajak.go.id

Referensi

Dokumen terkait

bahwa dalam rangka efektifitas pemberian hibah berupa Pembangunan Unit Gedung Baru (UGB), Rehabilitasi Gedung Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pembangunan

Usman S.,SP (PPL Desa Katumbangan) 3.. Mahmudi,SP (PPL

Sistem ini berfungsi sebagai jemuran pakaian yang bekerja secara otomatis sesuai sengan output dari sensor cahaya (LDR) dan sensor hujan dimana output dari sensor akan

Bagian tengah cabang memiliki proporsi polip karang yang berkaitan dengan lo- kasi energi untuk pertumbuhan yang lebih reproduktif (100%) dengan kandungan rataan jumlah telur yang

Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis kepatuhan pajak, pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21, dan pemilihan metode perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas pegawai

1) Pemotongan pajak penghasilan Pasal 21 terhadap gaji PNS. 2) Pemotongan pajak penghasilan Pasal 21 terhadap gaji/honor dosen. Untuk PNS, pemotongan pajak penghasilan Pasal 21

Pada umumnya konsumen menginginkan barang yang dapat sampai padanya secepat-cepatnya, dan dengan biaya serendah- rendahnya (apabila ongkos angkut menjadi tanggungan pembeli).

Hasil analisis t-test jumlah bunga yang menjadi buah pada tanaman mentimun menggunakan lebah nonsignifikan dengan buah mentimun tanpa menggunakan lebah Hal ini