• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis wadi’ah mudarabah terhadap bonus haji gratis pada PT. Anugerah Nur Nabawi Jombang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis wadi’ah mudarabah terhadap bonus haji gratis pada PT. Anugerah Nur Nabawi Jombang."

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Skripsi ini merupakan hasil penelitian lapangan (field research) dengan judul “Analisis Wadi>‘ah Mud{a>rabah Terhadap Bonus Haji Gratis pada PT. Anugerah Nur Nabawi Jombang”. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan “bagaimana aplikasi bonus haji gratis pada PT. Anugerah Nur Nabawi Jombang, dan bagaimana analisis Wadi>‘ah Mud{a>rabah terhadap bonus haji gratis pada Anugerah Nur Nabawi Jombang.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan selama proses penelitian ini adalah dengan teknik kajian pustaka dan dokumentasi. Setelah data terkumpul data diolah dan dianalisis dengan metode deskriptif analisis dengan pola pikir induktif yang berarti pola pikir yang bermula dengan fakta bonus haji gratis, kemudian mendeskripsikan dan menganalisis dengan menguraikan prinsip umum wadi>‘ah mud{a>rabah kemudian digunakan untuk menganalisa bonus haji gratis yang terjadi di lapangan sehingga ditemukan suatu pengetahuan yang secara umum diakui kebenarannya.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa aplikasi bonus haji gratis yang ada pada PT. Anugerah Nur Nabawi Jombang telah sesuai dengan prinsip syariah atau diperbolehkan, karena bonus haji gratis didapatkan dari hasil tabungan atau angsuran setiap bulannya selama sepuluh tahun oleh calon jamaah haji yang kemudian dikelola oleh pihak asuransi syariah yaitu Allianz untuk diinvestasikan. Analisis

wadi>’ah mud{a>rabah yang terdapat dalam bonus haji gratis juga telah sesuai dengan

prinsip syariah karena bonus yang diberikan kepada calon jamaah haji adalah hasil dari tabungan yang investasikan sebagai investasi haji selama sepuluh tahun, itulah yang disebut bonus haji gratis. Selain itu, uang tabungan atau angsuran dikembalikan penuh sebelum pemberangkatan ibadah haji.

(7)

xii

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ... x

DAFTAR ISI ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Dan Batasan Masalah ... 8

C. Rumusan Masalah ... 9

D. Kajian Pustaka ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 11

F. Kegunaan Penelitian ... 11

G. Definisi Operasional ... 12

H. Metode Penelitian ... 13

I. Sistematika Pembahasan ... 17

(8)

xiii

MUD{A<RABAH ... ………19

A. Wadi>’ah ... .19

B. Mud{a>rabah ... ………24

BAB III BONUS HAJI GRATIS PADA PT. ANUGERAH NUR NABAWI JOMBANG ... …………..39

A. Sejarah PT. Anugerah Nur Nabawi ... 39

B. Visi dan misi PT. Anugerah Nur Nabawi ... 40

C. Struktur organisasi dan legalitas PT. Anugerah Nur Nabawi ... 42

D. Produk-produk PT. Anugerah Nur Nabawi ... 44

E. Aplikasi Bonus Haji Gratis pada PT. Anugerah Nur Nabawi ... 44

BAB IV ANALISIS WADI<’AH, MUD{A<RABAH TERHADAP BONUS HAJI GRATIS PADA PT. ANUGERAH NUR NABAWI JOMBANG ... ………….52

A. Analisis akad dan aplikasi bonus haji gratis pada PT. Anugerah Nur Nabawi Jombang ... 52

B. Analisis Bonus Haji Gratis Pada PT. Anugerah Nur Nabawi Jombang menurut Hukum Islam Wadi>‘ah Mud{a>rabah ... 57

BAB V PENUTUP ... 60

A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Haji merupakan salah satu rukun Islam, yaitu rukun Islam kelima setelah keempat rukun Islam yang lain yakni syahadat, sholat, zakat, dan puasa. Ibadah

haji juga merupakan bagian dari syari’at bagi umat-umat dahulu, sebelum Islam;

bahkan dapat kita katakan, seumur dengan umat manusia, sebagaimana yang dinukilkan oleh Al Khatib Al Syarbini, dalam al-mughni> al-muhta>j, bahwasanya orang yang pertama kali melaksanakan ibadah haji ialah, Nabi Adam as, dan ia melaksanakan haji selama empat puluh tahun dengan berjalan kaki dari India.1

Haji tidak hanya sekedar berkunjung ke tempat suci Mekkah melainkan mengingatkan manusia pada bangunan ka’bah sebagai wujud kebesaran Allah SWT, yang dapat dilihat manusia dan sekaligus berorientasi pada perubahan dalam arti keyakinan pada diri seseorang, baik memandang dirinya maupun mempertebal keimanan pada-Nya. Bahkan ibadah haji merupakan suatu pengalaman rohani manusia yang sangat besar, dahsyat dan suatu perjalanan rohani yang akan membatasi dirinya antara masa lalu, kini dan akan datang.2

Menurut Wahbah Zuhaili dalam kitabnya al-fiqh wa adillatuhu:

1 Muhammad Ja’far. Tuntunan Ibadat Zakat, Puasa & Haji, (Jakarta Pusat: Penerbit Kalam Mulia,

1997), 161.

(10)

2

َ جحْلا

َ

ًَةَغل

َ:

َ ْ قْلا

َ

اًقلْطم

َ.

اًع ْرش

َ:

َ ْ ق

َ

َ ة ْعكْلا

َ

َ ءا أ

َ

َ اعْف ا

َ

، ةص ْو ْ م

َ

َْ أ

َ

َوه

َ

َ اي

َ

َ ناكم

َ

َ ْو ْ م

َ

ي ف

َ

َ نم

َ

َ ْو ْ م

َ

َ لْع ف ب

َ

َ ْو ْ م

.

َ اي لا

:

َي ه

َ

َ اهَذلا

َ.

َناك ْلا

َ

َ ْلا

َ ْو ْ

َ:

َة ْعكْلا

َ

َةفرع

َ.

َنم َ لا

َ

َ ْو ْ ْلا

َ:

َوه

َ

َ جحْلار ْشأ

:

َي ه

َ

َ ا َوش

َ

ََْ

َ ْعقْلا

َ

، ةَجحْلا ْ

َ

َرْشعْلا

َ

َ ءا ْأا

َ

،هْن م

َ

َ لك ل

َ

َ لْع ف

َ

َ نم

َ

، اخ

َ

َفاوَطلاف

َ

ًَل م

َ

َْن ع

َ

َ ْو ْ جْلا

َ:

َْن م

َ

َ رْجف

َا

َ رْحَنل

َ

ىل إ

َ

َ ر خا

َ

، رْ عْلا

َ

َ ف ْوقوْلا

َ

َةفرع ب

َ:

َْن م

َ

َ ا

َ

َ سْ َشلا

َ

َ ْوي

َ

َةفرع

َ

َ ع ْولط ل

َ

َ رْجف

َ

َ ْوي

َ

َ رْحَنلا

َ.

َ لْع فْلا

َ

َ ْو ْ ْلا

َ:

َْنا

َ

َي تْأي

َ

اًم رْحم

َ

3

.َ ةن يعمََ ناكمَىل إََ جحْلا

Kata haji menurut bahasa adalah mempunyai tujuan secara mutlak/ bertujuan. Sedangkan secara istilah adalah pergi ke ka’bah untuk melaksanakan

suatu pekerjaan yang ditentukan, atau berkunjung ke suatu tempat pada waktu yang ditentukan dengan pekerjaan yang ditentukan juga. Dalam hal ini berkunjung adalah pergi ke suatu tempat yakni Ka’bah dan Arafah pada bulan haji (shawwa>l, dhulqo’dah, dhulhijjah) dengan melakukan ihram yang disertai

dengan niat.

Haji secara lug{hawi (bahasa) adalah berziarah, berkunjung, atau berwisata

suci.4 Secara syar’i haji adalah mengunjungi Ka’bah di Makkah pada waktu

tertentu untuk mengerjakan amalan-amalan ibadah tertentu.5 Pada hakikatnya

haji adalah gambaran dua pemandangan, dan didalam setiap amalan ibadah haji tersirat dua hakikat. Pertama, haji adalah gambaran pemandangan kematian dan keadaan setelah mati. Kedua, gambaran yang menunjukkan perasaan cinta dan rindu, dan gambaran mewarnainya ruh dengan kerinduan yang hakiki dan kecintaan yang hakiki.6

3Wahbah Az-Zuhaili, al-Fiqh Islam Wa Adillatuhu, (Damaskus: Darur Fikr, 2008), 79.

4 Muhammad Sholikhin, Keajaiban Haji dan Umrah, ( Jakarta: Penerbit Erlangga, 2013), 2. 5 Imam Jazuli, Buku Pintar Haji & Umrah, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), 53.

6Syaikh Muhammad Zakariyya Rah.A, Hajinya Para Kekasih Allah, (Yogyakarta: Citra Media,

(11)

3

Haji juga mengajarkan persatuan, keuniversalan dan makna keagamaan yang lebih mendalam. Haji merupakan ibadah yang mengedepankan kebersamaan kepada umat Islam. Dengan ibadah haji mereka dapat bertemu dan bersatu pada tujuan beribadah kepada Allah SWT. Mereka pergi berbondong-bondong menuju makkah al mukarramah.

Akan tetapi, Allah Yang Maha Bijak tidak mewajibkan haji dan umrah itu kepada setiap muslim secara keseluruhan. Ada beberapa kriteria bagi orang yang sudah terbebani untuk menjalankan perintah tersebut. Diantara kriterianya adalah orang yang memiliki kemampuan, baik seacara finansial maupun stamina tubuh yang kuat. Hal itu dijelaskan dalam firman Allah SWT:

َْن ا

َ

ى ف

َ

َ اَنلا

َ

َ جحْلا ب

َ

َْأي

َ

َ ْوت

َ

ًَااج

َ

ىلع

َ

َ لك

َ

َ ر ماض

َ

َْأي

َ

َنْي ت

َ

َْن م

َ

َ لك

َ

َ جف

ََ

َ قْي ع

artinya: “dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka

akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, atau mengendarai unta

yang kurus, mereka datang dari segala penjuru yang jauh”. (QS.

al-Hajj: 27)

Kewajiban haji bagi setiap kaum muslim terdapat dalam al-Qur’an Surat A<li Imra>n : 97

َ هي ف

َ

َ ايآ

َ

َ ان يب

َ

َاقم

َ

َمي هارْب إ

َ

َْنم

َ

َهلخ

َ

َناك

َ

اًن مآ

َ

َ َ ل

َ

ىلع

َ

َ اَنلا

َ

َ ج ح

َ

َ تْي ْلا

َ

َ نم

َ

َعاطتْسا

َ

َ هْيل إ

َ

لي س

َ

َْنم

َ

َرفك

َ

ََن إف

َ

ََّ

َ

َ ي نغ

َ

َ نع

َ

َني لاعْلا

َ

artinya: “Melaksanakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah yaitu bagi yang sanggup mengadakan perjalanan ke Bait Allah (di Mekah). Barangsiapa yang mengingkari (kewajiban haji) maka sesungguhnya

Allah Maha kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam”. (QS.

(12)

4

Ibadah haji membutuhkan persiapan yang matang serta kemampuan untuk melaksanakannya. Selain persiapan niat yang benar-benar ingin beribadah, niat ikhlas harus ada dalam diri manusia yang akan melaksanakan ibadah haji. Niat ikhlas yaitu menyucikan niat untuk melakukan ibadah haji dan umrah hanya karena mengharap ridha Allah SWT semata. Ikhlas ini sekaligus membersihkan jiwa kita dari perasaan ingin pamer atau ingin melebihi orang lain atau untuk kepentingan prestiqe (harga diri).7

Ibadah haji juga membutuhkan persiapan fisik yang matang untuk melaksanakan rukun dan syarat ibadah haji seperti thawaf, sa’i, wukuf di Arafah, jamarat, dan lain-lain. Agar kita dapat melaksanakan sesuai dengan syarat dan

rukun yang ada. Jika melaksanakan semua dengan keadaan kurang sehat tentunya akan mengganggu kelancaran ibadah haji. Selain itu, syarat haji adalah hal yang perlu dipenuhi sebelum mengerjakan ibadah haji. Apabila syarat tersebut belum terpenuhi, ibadah haji tidak wajib dikerjakan. Sebaliknya, apabila syarat tersebut sudah lengkap dan terpenuhi, seseorang sudah diwajibkan menunaikan ibadah haji dan umrah.

Syarat wajib haji juga terdapat dalam kitab fath{ul qari<b yaitu:

َ

َش

َر

َ ءا

ََ

َ

َج

َْو

َ َ

َْلا

َح

َ جَ

َس

ََْع

َةَ

َا

َْش

َي

َءا

َ:

َ ا

َْا

َلس

ََ

ََْلا

ََل

َْو

ََ

ََْلا

َعَْق

َل

َ

ََْلا

َح

َ رََي

َةَ

َي

َ ج

َب

ََْلا

َح

َ ج

َ

َع

َل

ي

ََْلا

َََت

َ

َف

ََ ب

َض

َ َ

ََ ل

َك

َ

َ

َ

َج

ََ

ََ لا

َا

َ

ََا

َْ

َ ع

ََيَت

َهَ

َ ا

َ ن

َ

َْحا

َت

َ ا

ََ اَل

َْيَ

اَ

ََْق

َ ت

َ

َا

َيَت

َ ا

ََ اَل

َْيَ

اَ

َك

َش

َْ

َ ص

َ

َق

َ رَْي

َ ب

ََ م

َْن

ََم

ََك

َةَ

ََي

َْش

َت

َر

ََ

اًضْيا

َ

َ ْوج

َ

ي فا لا

َ

ع ضاو ْلا

َ

ل ح اتع لا

َ

ءملا

ََ م

َْنَ

اَ

َ بَ

َ

َ ن

ََْلا

َ َْ

َ ل

َ

ََ

َج

َْو

َ َ

ََرلا

َ حا

َلَ ة

َ

ََت

ََْ ل

ََيَ ة

َ

ََطلا

َ رَْي

َ ق

َ

ََْلا

َ

َر

َا

ََ ب

ََتلا

ََْ ل

ََيَ ة

َ

َه

نا

ََا

َْم

َن

َ

ََطلا

َ رَْي

َ ق

َ

ََ ن

اَ

َ ب

َح

َس

َ ب

ََم

اَ

َيَ ل

َْي

َق

َ

َ بَك

َ ل

ََم

َك

َ نا

ََف

َل

َْوَل

َْمَ

َيَْا

َ م

َ ن

َ

ََشلا

َْ

َص

َ

َع

َل

ي

َن

َْف

َ س

َ هَ

َا

ََْ

َم

َ لا

َ هَ

َا

ََْ

َبَْع

َ ض

َ هَ

َلَْم

ََي

َ ج

َْب

َ

َع

َلَْي

َ هَ

َْلا

َح

َ ج

َ

ََ

َق

َْوَل

َهَ

8.

َ تَ باَثََ رَْيَ سََْلاََناَكَْماَ

7 Luth Thohir, Syariat Islam Tentang Haji Dan Umrah, cet pertama (Jakarta: PT Asdi Mahasatya,

2004), 1.

8 Syeikh Ibrohim Baijuri, Syarah Fathul Qorib, (Mesir: Mustofa Albabil Halabi Bi Misri, 1343H),

(13)

5

Prosesi haji tidak dapat dipahami dengan hanya melihat aspek lahiriyah maupun efek positif dari interaksi sosial yang diperoleh melalui ibadah ini. Lebih dari itu, haji harus dipahami secara utuh dan benar. Ibadah haji dikerjakan untuk mensyukuri nikmat badaniah dan nikmat harta, berbeda dengan puasa dan shalat yang dikerjakan untuk mensyukuri nikmat badaniah dan zakat untuk mensyukuri nikmat harta. Karena selain melibatkan fisik, haji juga tidak dapat dipisahkan dari biaya yang relatif tinggi.

Selain tempatnya yang jauh dari negara Indonesia, waktu sudah ditetapkan, biayanya juga tidak sedikit untuk pergi beribadah haji. Butuh waktu yang cukup lama dalam menabung untuk mencukupi biaya berangkat haji sesuai yang ditentukan. Alasan inilah yang sering muncul di kalangan masyarakat menunda ibadah haji karena ketidakmampuan biaya. Apalagi di kalangan masyarakat yang terbilang sederhana butuh waktu yang lama untuk menabung sesuai dengan kebutuhan ibadah haji. untuk mendapatkan porsi haji dari Kementrian Agama

kurang lebihnya harus mempunyai uang sebesar dua puluh lima juta rupiah. Sifat menyegerakan haji bagi mereka yang mampu adalah dalam rangka berhati-hati (al-ih{tiya>t{) terhadap usia, barangkali ditengah penundaan niatnya

(14)

6

perhajian di Indonesia dewasa ini ketika seorang mendaftarkan diri berhaji, orang tersebut tidak bisa langsung berangkat pada tahun pendaftaran karena keterbatasan kuota. Sehingga lebih baik sesegera mungkin mendaftarkan diri walaupun mungkin secara finansial masih sedikit kurang. Sambil menanti mendapat nomor porsi (tahun) keberangkatan, sebaiknya terus terus berusaha untuk mengupayakan tambahan dana dari kekurangannya.9

Adanya teknologi modern maka ekonomipun berkembang menjadi modern juga. Tidak ada alasan lagi bahwa dana menjadikan kendala untuk berangkat ibadah haji. Hal ini dapat diwujudkan dengan salah satu program PT. Anugerah Nur Nabawi Jombang. Dimana programnya adalah Haji plus yang akhirnya mendapatkan bonus haji gratis. Program ini dapat digunakan sebagai solusi untuk dapat melaksanakan ibadah haji dengan cara yang cukup mudah. Melalui program ini seseorang mendapatkan kesempatan untuk berhaji secara gratis dengan cara mendaftar dan mengikuti ketentuan yang telah ada pada PT. Anugerah Nur Nabawi Jombang.

Bonus haji gratis diberikan kepada nasabah karena telah melakukan

kerjasama yang telah ditentukan oleh PT. Anugerah Nur Nabawi Jombang dengan tujuan untuk membantu dan meringankan orang-orang yang ingin

menunaikan ibadah haji tetapi terkendala oleh biaya. Bonus haji gratis disediakan bagi calon jamaah haji sehingga dapat memudahkan biaya haji dengan mengutamakan unsur atta>’wun, yakni tolong-menolong dengan menggunakan akad tabungan.

9 Muhammad Sholikhin, Keajaiban Haji dan Umrah Mengungkap Kedahsyatan Pesona Ka’bah

(15)

7

Untuk memberikan bonus PT. Anugerah Nur Nabawi bekerja sama dengan salah satu perusahaan asuransi, yang nantinya calon jamaah haji plus menyerahkan angsuran biaya lalu dikelola oleh asuransi yang berupa investasi. Uang yang digunakan untuk memberangkatkan dihasilkan dari keuntungan asuransi selama 10 tahun angsuran. Hal ini berbeda dengan program Kemeterian Agama yang hanya menunggu 5-7 tahun kemudian mendapatkan porsi dan bisa berangkat haji. Sedangkan dalam PT. Anugerah Nur Nabawi, calon jamaah haji akan mendapat visa muassasah sehingga penentuannya sesuai dengan pihak PT/

travel dan pada PT. Anugerah Nur Nabawi ditentukan dengan sepuluh tahun mengangsur.

Program yang terdapat dalam PT. Anugerah Nur Nabawi yaitu dengan menggunakan sistem angsuran setiap bulannya. Nasabah menabung Rp. 1.000.000,- setiap bulannya selama 10 tahun, dengan total akhir mencapai Rp. 120.000.000,-. Dengan menabung biaya tersebut selama 10 tahun, maka sebelum keberangkatan haji seluruh uang dengan total Rp. 120.000.000 dikembalikan kepada nasabah dan nasabah akan berangkat haji di tahun ke-11 dengan gratis.10

Melalui program inilah seseorang dapat berangkat haji tanpa membayar, Meskipun awalnya kita harus mengangsur atau lebih tepatnya menabung.

Namun, tidak dipungkiri jika program ini menimbulkan pertanyaan dari beberapa masyarakat bagaimana bisa berangkat haji secara gratis dan juga melibatkan bank konvensional untuk menerima angsuran biaya haji tersebut. Mereka akan

(16)

8

beranggapan bahwa uang yang digunakan untuk keberangkatan haji plus tersebut uang hasil dari bunga bank selama kita menabung.

Dari sinilah penulis tertarik untuk meneliti dan membahasnya dalam

sebuah karya ilmiah berupa skripsi dengan judul “Analisis Wadi>‘ah mud{ara>bah

Terhadap Bonus Haji Gratis Pada PT. Anugerah Nur Nabawi Jombang”.

B. Identifikasi dan Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengidentifikasi dan memberi batasan masalah sebagai berikut:

1. Apa itu bonus haji gratis.

2. Bagaimana mekanisme bonus haji gratis pada PT>. Anugerah Nur Nabawi Jombang.

3. Sumber biaya bonus haji gratis pada PT>. Anugerah Nur Nabawi Jombang. 4. Kepastian bonus haji gratis dan pemberangkatan jamaah haji pada PT>.

Anugerah Nur Nabawi Jombang.

5. Program bonus haji gratis pada PT>. Anugerah Nur Nabawi Jombang yang

terbilang masih baru.

6. Macam-macam produk pembiayaan haji PT>. Anugerah Nur Nabawi

Jombang.

7. Produk pembiayaan haji plus PT>. Anugerah Nur Nabawi Jombang yang berujung bonus haji gratis.

(17)

9

1. Aplikasi bonus haji gratis pada PT>. Anugerah Nur Nabawi Jombang.

2. Analisis Hukum Islam terhadap bonus haji gratis yang dilakukan PT>. Anugerah Nur Nabawi Jombang dengan menggunakan teori Wadi>’ah Mud{ha>rabah.

C. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah tersebut maka masalah yang akan peneliti bahas dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana aplikasi bonus haji gratis pada PT. Anugerah Nur Nabawi Jombang?

2. Bagaimana analisis wadi>’ah mud{a>rabah terhadap bonus haji gratis pada PT. Anugerah Nur Nabawi Jombang?

D. Kajian Pustaka

Kajian pustaka adalah deskripsi ringkas tentang kajian atau penelitian yang sudah pernah dilakukan di seputar masalah yang diteliti sehingga terlihat jelas

bahwa kajian yang akan dilakukan ini tidak merupakan pengulangan atau duplikasi dari kajian atau penelitian yang sudah ada11. Berawal dari kajian yang

ditulis oleh Siti Maftuchah (skripsi 2009) dengan judul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pemberian Hadiah (Bonus) Dalam Simpanan Wadi>‘ah Di BMT Bina Insan Mulia (BIMA) Muntilan Kabupaten Magelang.” Menjelaskan tentang konsep pemberian hadiah (bonus) dalam simpanan wadi>‘ah dengan

11 Tim Penyusun Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya, Petunjuk Teknis

(18)

10

menggunakan metode Gebyar Promo BMT BIMA dimana anggota akan mendapatkan hadiah (bonus) sebagai suatu insentif untuk menarik dana dari masyarakat yang diasumsikan mempunyai kejanggalan dalam pemberian hadiah (bonus) yang tidak semua anggota mendapatkannya. 12

Kedua, Siti Afidah (skripsi 2014) dengan judul “Analisis Hukum Islam terhadap Praktek Pemberian Bonus pada Produk Simpanan Berkah Plus (Deposito Mud{a>rabah) di BMT “Taruna Sejahtera” Jatisari, Mijen, Kota Semarang). Menjelaskan Tentang pemberian bonus kepada nasabah dalam bentuk barang yakni (sepeda motor atau mobil) di dalam akad deposito mud{a>rabah. Jenis bonus yang diberikan telah ditentukan dan teknis

penyerahannya dapat diberikan di awal, di tengah ataupun di akhir jatuh tempo

deposito sesuai dengan permintaan nasabah. Bonus yang diberikan BMT “Taruna

Sejahtera” kepada deposan tersebut merupakan bagi hasil. 13

Berdasarkan penelitian-penelitian di atas, penelitian ini mempunyai karakter

dan permasalahan yang berbeda dengan penelitian sebelumnya. Penelitian-penelitian

sebelumnya mengkaji tentang pemberian bonus yang didasarkan pada wadi>‘ah,

mud{a>rabah dan kesepakatan guna meningkatkan kinerja. Sedangkan dalam penelitian skripsi kali ini peneliti akan fokus pada aplikasi bonus haji gratis yang ada pada PT. Anugerah Nur Nabawi Jombang menurut Hukum Islam yaitu wadi>‘ah mud{ara>bah.

12Siti Maftuchah, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pemberian Hadiah (Bonus) Dalam Simpanan

Wadi>‘ah Di BMT Bina Insan Mulia (BIMA) Muntilan Kabupaten Magelang”., 2009.

13 Siti Afidah, “Analisis Hukum Islam terhadap Praktek Pemberian Bonus pada Produk

(19)

11

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui aplikasi bonus haji gratis pada PT. Anugerah Nur Nabawi Jombang.

2. Untuk mengetahui analisi wadi>‘ah mud{ara>bah terhadap bonus haji gratis pada PT. Anugerah Nur Nabawi Jombang.

F. Kegunaan Hasil Penelitian

Berdasarkan Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian di atas, maka diharapkan dengan adanya penelitian ini mampu memberikan manfaat bagi pembaca maupun penulis sendiri, baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara umum, kegunaan penelitian yang dilakukan ini dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu:

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan atau menambah pengetahuan dalam pengembangan hukum Islam, khususnya dalam bidang muamalah yang berkaitan dengan kegiatan bisnis berhubungan

dengan suatu bonus. Bahwa bonus haji gratis boleh dilakukan selama memenuhi ketentuan Islam.

(20)

12

G. Definisi Operasional

Untuk menghindari munculnya salah pengertian terhadap judul penelitian skripsi ini, yaitu “Analisis Wadi>‘ah mud{ara>bah Terhadap Bonus Haji gratis Pada PT. Anugerah Nur Nabawi Diwek jombang”. Maka perlu dijelaskan beberapa

istilah yang berkenaan denan judul di atas.

Wadi>‘ah : Wadi>‘ah adalah akad atau kontrak antara dua

pihak yaitu antara pemilik barang dan kustodian dari barang tersebut. Barang tersebut bisa saja berharga atau memiliki nilai.14

Mud{ha>rabah : Mud{a>rabah adalah suatu produk finansial

syariah yang berbasis kemitraan (partnership). Dalam akad Mud{a>rabah terdapat dua pihak yang berjanji melakukan kerja sama dalam suatu ikatan kemitraan yaitu s{a>hib al-ma>l dan mud{arib.15

Bonus haji gratis : hadiah yang diberikan kepada nasabah calon

jamaah haji plus PT. Anugerah Nur Nabawi jombang karena telah mengikuti program haji plus sesuai dengan ketentuan yang telah

14Prof. Dr. Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Syariah Produk-Produk dan Aspek-Aspek

Hukumnya, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2014), 351.

(21)

13

ditentukan.

H. Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini peneliti menggunakan beberapa metode sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian\

Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) bersifat defkriptif analitik, yaitu memaparkan data-data yang ditemukan di lapangan dan menganalisnya untuk mendapatkan kesimpulan yang benar dan akurat. Dengan mengadakan suatu survei, kemudian penulis menggali teori-teori yang telah berkembang dalam bidang ilmu yang berkepentingan dan mencari metode-metode serta teknik penelitian16. Data yang diperlukan sudah tertulis

atau diolah oleh orang lain atau suatu lembaga. 2. Data yang dikumpulkan

Berdasarkan rumusan seperti yang telah dikemukakan di atas, maka data yang akan dikumpulkan sebagai berikut:

a. Data tentang produk bonus haji gratis pada PT. Anugerah Nur Nabawi Jombang.

b. Data tentang aplikasi bonus haji gratis pada PT. Anugerah Nur Nabawi Jombang.

c. Data tentang jumlah nasabah yang mengikuti program bonus haji gratis PT. Anugerah Nur Nabawi Jombang.

(22)

14

d. Data tentang kepastian bonus haji gratis pada PT. Anugerah Nur Nabawi Jombang.

3. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam pengambilan data penelitian ini sebagai berikut:

a. Sumber Primer, data yang diperoleh langsung dari lapangan termasuk laboratorium,17 yaitu sumber data yang pengambilannya diperoleh dari

hasil narasumber meliputi: (1) Data yang didapatkan peneliti dari hasil wawancara dengan owner PT. Anugerah Nur Nabawi Jombang, (2) Data

yang didapatkan peneliti dari hasil wawancara dengan tiga calon jamaah haji plus PT. Anugerah Nur Nabawi Jombang.

b. Sumber Sekunder, hasil pengumpulan oleh orang lain dengan maksud tersendiri dan mempunyai kategorisasi atau klasifikasi menurut keperluan mereka. Sumber-sumer sekunder meliputi majalah, publikasi dari berbagai organisasi, lampiran-lampiran dari badan-badan resmi

seperti kementrian-kementrian, hasil-hasil studi, tesis, hasil survei18

serta dokumen tentang apa saja yang berhubungan dengan suatu bonus

haji gratis berdasarkan hukum Islam.

4. Teknik Pengumpulan Data

(23)

15

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1) Wawancara (interview)

Wawancara dalam suatu penelitian yang bertujuan mengumpulkan dan mendapatkan keterangan tentang produk bonus haji gratis dimana wawancara dilakukan dengan empat orang yakni salah seorang dari owner PT>. Anugerah Nur Nabawi Jombang dan dari tiga orang calon

jamaah haji plus PT>. Anugerah Nur Nabawi Jombang. 2) Dokumentasi

Dokumen-dokumen yang dibutuhkan dari PT>. Anugerah Nur Nabawi Jombang untuk memperoleh data penelitian yang berupa brosur, kalender, fomulir pendaftaran, data nasabah, berkas tentang PT>. Anugerah Nur Nabawi Diwek jombang.

5. Teknik Pengolahan Data

Data-data yang diperoleh dari hasil penggalian terhadap sumber-sumber

data akan diolah melalui tahapan-tahapan berikut:

a. Editing, yaitu memeriksa kembali lengkap atau tidaknya data-data yang

diperoleh dan memperbaiki bila terdapat data yang kurang jelas atau meragukan.19 Teknik ini betul-betul menuntut kejujuran intelektual

(intelectual honestly) dari penulis agar nantinya hasil data konsisten

dengan rencana penelitian.

(24)

16

b. Organizing, yaitu mengatur dan menyusun data sumber dokumentasi sedemikian rupa sehingga dapat memperoleh gambaran yang sesuai dengan rumusan masalah, serta mengelompokkan data yang diperoleh.20

Dengan teknik ini diharapkan penulis dapat memperoleh gambaran tentang produk bonus haji gratis yang dilakukan oleh PT>. Anugerah Nur Nabawi Jombang.

c. Analyzing, yaitu upaya mencari dan menyusun secara sistemasis hasil wawancara juga dokumentasi yang disusun secara sistematis dan dianalisis secara kualitatif untuk memberikan kejelasan pada masalah yang dibahas dalam skripsi ini.21

6. Teknik Analisis Data

a. Deskriptif, yaitu mengurai dan mengolah data mentah menjadi data yang dapat ditafsirkan dan dipahami secara lebih spesifik, metode ini digunakan untuk mengetahui gambaran produk tabungan haji plus yang berujung haji gratis pada PT. Anugerah Nur Nabawi. Hasil analisis tersebut masih berupa kategori-kategori konseptual. Peneliti

menggunakan taksonomi dimana fokus penelitian tersebut pada domain tertentu yang sangat berguna dalam upaya mendiskripsikan atau

menjelaskan fenomena atau fokus yang menjadi sasaran penelitian.22

20 Chalid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), 153. 21Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif Telaah Positivistik, Rasionalisti,

Plenomenologik, dan Realisme Metaphisik, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1991), 183.

22 Sanapiah Faisal, Penelitian Kualitatif: Dasar-dasardanAplikasi, (Malang: 1990, IKIP Malang,

(25)

17

b. Pola pikir induktif, dalam penelitian ini penulis menggunakan pola pikir induktif yang berarti pola pikir yang bermula dengan fakta; bonus haji gratis, kemudian mendeskripsikan dan menganalisis dengan menggunakan data empiris aplikasi bonus haji gratis pada PT. Anugerah Nur Nabawi Jombang, sehingga ditemukan suatu pengetahuan yang secara umum diakui kebenarannya.

I. Sistematika Pembahasan

Agar dalam penyusunan skripsi dapat terarah dan sesuai dengan apa yang direncanakan atau diharapkan oleh penulis, maka disusunlah sistematika pembahasan sebagai berikut:

Bab pertama Merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, identifikasi dan batasan masalah, kajian pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab kedua kajian umum tentang wadi>‘ah, mud{ar>abah, yang meliputi

pengertian, dasar hukum, syarat dan rukun, jenis-jenis, proses aplikasi. Bab ketiga merupakan kajian bonus haji gratis pada PT. Anugerah Nur

(26)

18

Bab keempat merupakan analisis akad dan aplikasi terhadap bonus haji gratis pada PT. Anugerah Nur Nabawi ditinjau dari hukum islam wadi>‘ah mud{a>rabah.

(27)

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG WADI<‘AH DAN MUD{A>RABAH

A. WADI<‘AH

1. PENGERTIAN WADI<‘AH

Dalam bahasa Indonesia wadi>‘ah berarti titipan. Kata wadi>‘ah berasal dari wadda’al shay-a yaitu meninggalkan sesuatu. Meninggalkan sesuatu kepada orang lain untuk dijaga disebut wadi>‘ah. Wadi>‘ah merupakan titipan murni dari satu pihak ke pihak lain baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja sipenyimpan menghendakinya.1

Menurut mazhab hanafi, wadi>‘ah yaitu mengikutsertakan orang lain dalam memelihara harta, baik dengan ungkapan yang jelas, melalui tindakan maupun melalui isyarat. Sedangkan menurut mazhab Maliki, mazhab Syafi’i, dan mazhab hanbali mendefinisikan wadi>‘ah dengan “mewakilkan orang lain untuk memelihara harta tertentu dengan cara tertentu.

Wadi>‘ah adalah akad atau kontrak antara dua pihak yaitu antara pemilik

barang dan kustodian dari barang tersebut. Barang tersebut bisa saja berharga

atau memiliki nilai.2

1Ahmad Ifham Sholihin, Buku Pintar Ekonomi Syariah, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

2010)., 883.

2Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Syariah Produk-Produk dan Aspek-Aspek Hukumnya, (Jakarta:

(28)

20

2. DASAR HUKUM WADI<‘AH

Asal dari Al-wadi>‘ah itu adalah boleh, bagi manusia yang dibebankan dalam memelihara milik orang lain harus bisa menjamin dalam menjaganya. Ulama fikih sependapat, bahwa wadi>‘ah adalah sebagai salah satu akad dalam rangka tolong menolong antara sesama manusia. Sebagai landasannya firman Allah SWT

QS. Al-Baqarah ayat 283:

َْن إف

َ

َن مأ

َ

َْمكضْعب

َ

اًضْعب

َ

َ يْلف

َ

ذَلا

َ

َن ت ْ ا

َ

،هتنامأ

َ

َ قَتيْل

َ

َل

َ

َهَب

“Maka, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertakwa kepada

Allah Tuhannya”3

QS. An-Nisa>’ ayat 58:

ََن إ

َ

َل

َ

َْمكرمْأي

َ

َْنأ

َ

ا ت

َ

َ انامأْا

َ ا

َ ٰ

َ

ا لْهأ

َ

“Sungguh Allah SWT memerintahkanmu untuk menyampaikan amanat

kepada orang yang berhak menerimanya”4

Para fukaha sepakat bahwa wadi>‘ah itu merupakan akad amanah. Status wadi>’ adalah yad al-amanah. Karena itu, jika harta wadi>‘ah itu hilang, rusak

atau lainnya, wadi’ tidak bertanggung jawab dan tidak menanggungnya kecuali jika itu karena kesengajaannya atau ia lalai menjaganya. Jadi status wadi’ itu bukanlah yad d{amanah. Ini merupakan ketentuan mendasar wadi>‘ah.

3Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Dan Terjemahan, (Jakarta: Penerbit Sahifa,

2014)., 49.

(29)

21

َ اَ

َ

َْأا

َم

نا

َةَ

َ اَل

ى

ََم

َْن

ََ ا

َْئَت

َََن

َك

َ

َ

َا

ََت

َ

َ ن

ََم

َْن

َ

َخ

ََن

َك

َ(

ا

َ

وبأ

َ

ا

َ

رتلا

َ

ذيم

َ

مكاحلا

)

“Hendaklah amanat orang yang mempercayai anda dan janganlah anda menghianati orang yang menghianati anda.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Hakim).

H{adith di atas menjelaskan bahwa orang yang diberi amanah harus bisa menjaga amanah tersebut dengan baik dan jangan sampai menghianati orang yang telah memberikan amanah.

Dari ayat-ayat dan h{adith di atas, para ulama sepakat mengatakan, akad

wadi>‘ah (titipan) hukumnya mandu>b (disunatkan), dalam hal

tolong-menolong sesama manusia. Oleh sebab itu Ibnu Qudamah (ahli fiqh mazhab Hanafi) menyatakan bahwa sejak zaman Rasulullah sampai generasi ke gerasi

berikutnya, wadi>‘ah telah menjadi ijma>’ ‘amali (

ىل علا

َ

عا ج

ا

), yaitu telah

menjadi ke perilaku kebiasaan dengan menitipkan barang kepada orang lain.5

3. SYARAT DAN RUKUN WADI<‘AH6

Rukun dan syarat wadi>‘ah adalah:

a. Muwaddi’/ penitip (memiliki kecakapan hukum)

b. mustawdi’/ penerima titipan (memiliki kecakapan hukum)

c. wadi>‘ah bih / harta titipan (harus dapat dikuasai dan diserahterimakan)

d. akad (akad dapat dinyatakan dengan lisan, tulisan, atau isyarat)

5Ibnu Hajar Al Asqalani, Bulughul Maram, (Jeddah)., 182.

(30)

22

e. muwaddi’ dan mustawdi’ dapat membatalkan akad wadi>‘ah sesuai

kesepakatan.

4. JENIS-JENIS WADI<‘AH7

a. Wadi>‘ah yad ama>nah (trustee safe custody)

Bank bertindak sebagai trustee dan menjaga barang tersebut. Bank tidak

menjamin pengembalian barang tersebut dalam hal barang tersebut hilang atau rusak karena pencurian, kebakaran, kebanjiran atau musibah alam lainnya asalkan bank telah melakukan semua tindakan yang diperlukan untuk mengamankan barang tersebut.

b. Wadi>‘ah yad d{amanah (guarantee safe custody)

Bank sebagai kustodian menjamin bahwa barang yang dititipkan itu tetap berada didalam penyimpanan kustodian. Dalam hal ini, bank sebagai kustodian mengganti barang yang dititipkan itu kepada pemiliknya itu apabila barang tersebut hilang atau rusak. Berdasarkan perjanjian antara bank dan nasabah, nasabah memperkenankan bank untuk menggunakan barang

tersebut asalakan penggunaannya harus sesuai dengan prinsip syariah.

Bank dapat memberikan insentif kepada nasabah dalam bentuk bonus

asalkan jumlahnya tidak disetujui sebelumnya dan harus diberikan bank kenapada nasabah secara sukarela. Dalam pemberian jasa bank syariah,

(31)

23

Wadi>‘ah yad d{amanah digunakan oleh bank syariah untuk menghimpun atau

memobilisasi dana simpanan nasabah dalam bentuk rekening giro, rekening tabungan, dan rekening deposito.

5. APLIKASI WADI<’AH8

Wadi>‘ah dipraktikkan di bank-bank yang menggunakan sistem syariah

dengan menggunakan konsep wadi>‘ah yad d{amanah, yaitu titipan dengan risiko ganti rugi. Dengan konsep tetrsebut, bank syariah menerima titipan dana dari nasabah dan nasabah mengizinkan nasabah menggunakan dana tersebut untuk diinvestasikan dengan syuarat bila terjadi risiko maka bank memberikan ganti rugi. Konsekuensi dari wadi>‘ah yad d{amanah adalah jika uang itu dikelola pihak bank syariah dan mendapat keuntungan, maka seluruh keuntungan menjadi milik bank.

6. BONUS WADI<’AH9

Atas kehendak bank syariah sendiri, tanpa ada persetujuan sebelumnya

dengan pemilik uang, bank dapat memberikan semacam bonus kepada para nasabah wadi<’ah. Bonus tersebut disebut pula dengan istilah ‘at{a>ya, hibah

atau premium. Dalam hal ini, praktik wadi<’ah di bank syariah sejalan dengan pendapat ulama mazhab Hanafi dan mazhab Maliki.

(32)

24

B. MUD{A>RABAH

1. PENGERTIAN MUD{A>RABAH

Mud{a>rabah adalah akad yang telah dikenal oleh umat muslim sejak zaman

nabi, bahkan dipraktikkan oleh bangsa arab sebelum turunnya Islam.10 Menurut

bahasa, kata mud{a>rabah berasal dari ad-d{arbu fil ard{i, yaitu melakukan perjalanan untuk berniaga. Secara terminologi mud{a>rabah adalah kontrak (perjanjian) antara pemilik modal (rab al-ma>l) dan pengguna dana (mud{arib)

untuk digunakan sebagai aktivitas yang produktif dimana keuntungan dibagi dua antara pemodal dan pengelola modal.

Mud{a>rabah disebut juga qirad{, berasal dari kata qard{ yang berarti qat{’

(sepotong), karena pemilik modal mengambil sebagian dari hartanya untuk diperdagangkan dan ia berhak mendapat sebagian dari keuntungan.11 Mud{a>rabah

atau qirad{ termasuk salah satu bentuk akad shirkah (perkongsian).12

menurut Abdur Rahman L. Doi, mud{a>rabah dalam terminology hukum adalah suatu kontrak dimana suatu kekayaan (property) atau persediaan (stock)

tertentu (ra’s al-ma>l) ditawarkan oleh pemiliknya atau pengurusnya (rabb al-ma>l) kepada pihak lain untuk membentuk suatu kemitraan (joint partnership)

yang diantara kedua belah pihak dalam kemitraan itu akan berbagi keuntungan.

10Adiwarman A Karim, Bank Islam Analisis Fiqih Dan Keuangan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2013)., 204.

11Ibid., 519.

(33)

25

Pihak yang lain berhak untuk memperoleh keuntungan karena kerjanya mengelola kekayaan itu. Orang ini disebut mud{a>rib.

Menurut Kazarian, mud{a>rabah didefinisikan sebagai suatu perjanjian antara

sekurang-kurangnya dua pihak dimana satu pihak, yaitu pihak yang menyediakan pembiayaan (financier atau s{a>hib al-ma>l), mempercayakan dana kepada pihak lainnya, yaitu pengusaha (mud{ha>rib), untuk melaksanakan suatu

kegiatan. Mud{a>rib mengembalikan pokok dari dana yang diterimanya kepada s{a>hib al-ma>l ditambah suatu bagian dari keuntungan yang telah ditentukan

sebelumnya.

Menurut Nabil A. saleh, mud{a>rabah a contract between at least two parties whereby one party, called the investor (rabb al-ma>l) entrusts money to the other party called the agent-manager (mud{arib) who is to trade with it in an agreed

manner and the return to the investor the principal and a pre-agree share of the profit and keep for himself what remainsof such profits.13

Menurut pasal 20 ayat (4) Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, mud{a>rabah adalah kerja sama antara pemilik dana dengan pengelola untuk melakukan usaha

tertentu dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah.14

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Mud{a>rabah adalah suatu produk finansial syariah yang berbasis kemitraan (partnership). Dalam akad Mud{a>rabah terdapat dua pihak yang berjanji melakukan kerja sama dalam suatu

13 Ibid., Sutan Remy, 291.

(34)

26

ikatan kemitraan. Pihak yang satu merupakan pihak yang menyediakan dana untuk diinvestasikan kedalam kerja sama kemitraan tersebut, yang disebut s{a>hib al-ma>l atau rabb al-ma>l, sedangkan pihak yang lain menyediakan pikiran,

tenaga, dan waktunya untuk mengelola usaha kerjasama tersebut, yang disebut mud{arib.15

Sedangkan menurut Fatwa MUI mud{a>rabah adalah kerjasama dalam suatu usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (ma>lik, s{a>hib al-ma>l, LKS)

menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak kedua (‘a>mil, mud{a>rib, nasabah) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan usaha dibagi diantara mereka sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. Selain itu mud{a>rabah adalah suatu transaksi pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, yang dilakukan oleh para pihak berdasarkan kepercayaan.

Kepercayaan merupakan unsur terpenting dalam transaksi pembiayaan mud{a>rabah, yaitu kepercayaan s{a>hib al-ma>l kepada mud{a>rib. Selain itu dalam

transaksi mud{a>rabah, s{a>hib al-ma>l tidak boleh meminta jaminan atau agunan dari mud{a>rib dan tidak boleh ikut campur dalam pengelolaan proyek atau usaha

yang notabene dibiayai dengan dana s{a>hib al-ma>l tersebut. Dari keterangan tersebut dapatlah dimengerti bahwa tanpa adanya unsur kepecayaan dari s{a>hib

(35)

27

al-ma>l kepada mud{a>rib, maka perjanjian transaksi mud{a>rabah tidak akan

terjadi.16

Mud{a>rabah umumnya digunakan sebagai pendukung dalam memperluas

jaringan perdagangan, karena dengan dengan menerangkan prinsip mud{a>rabah, dapat dilakukan transaksi jual beli dalam ruang lingkup yang luas (perdagangan antar daerah) maupun atara pedagang di daerah tersebut. 17

2. DASAR HUKUM

Al-Qur’an tidak secara langsung menunjuk istilah mud{a>rabah, melainkan

melalui akar kata d{arb yang diungkapkan sebanyak lima puluh delapan kali. Dari beberapa kata inilah yang kemudian mengilhami konsep mud{a>rabah, meskipun tidak dapat disangkal bahwa mud{a>rabah merupakan perjalanan jauh yang bertujuan bisnis. Mud{a>rabah tidak merujuk langsung pada al-Qur’an dan sunnah, tapi berdasarkan kebiasaan (tradisi) yang dipraktikkan oleh kaum muslimin, dan bentuk kerjasama perdangangan tampak langsung terus disepanjang awal Islam sebagai instrument utama yang mendukung para kafilah

untuk mengembangkan jaringan perdagangan secara luas.18 Dalam al-Qur’an

dijelaskan:

QS. an-Nisa>' ayat 29:

16Ibid., Sutan Remy, 294

17 Abdullah Saeed, Bank Islam Dan Bunga, (Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2003)., 92.

(36)

28

ي

َ

ا يأ

َ

َنْي ذَلا

َ

ا ْونمآ

َ

ا ْولكْأتا

َ

َْمكلاوْمأ

َ

َْمكنْيب

َ

َ ل ا ْلا ب

َ

ََا إ

َ

َْنأ

َ

َن ْوكت

َ

ًَ اج ت

َ

َْنع

َ

َ ارت

َ

َْمكْن م

َ

"Hai orang yang beriman! Janganlah kalian saling memakan (mengambil) harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan sukarela di antaramu"19

QS. al-Ma>'idah ayat 1:

ا يأاي

َ

َنْي ذَلا

َ

ا ْونمآ

َ

ا ْوف ْ أ

َ

َ ْوقعْلا ب

َ

"Hai orang yang beriman Penuhilah akad-akad itu"20

QS. al-Baqarah ayat 283:

َْن إف

َ

َن مأ

َ

َْمكضْعب

َ

اًضْعب

َ

َ يْلف

َ

ذَلا

َ

َن ت ْ ا

َ

،هتنامأ

َ

َ قَتيْل

َ

َل

َ

َهَب

"Maka, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya”.21

Kaidah fiqh:

َا

َْأ

َْص

َل

ََ ف

ي

ََْلا

ََع

َما

َل

َ َ

َا

َ ْل

َب

َحا

َةَ

َ إ

َا

َأ

َْن

ََي

َ

َََ

ََ ل

َْي

َ ل

َ

َع

َل

ى

ََت

َْح

َ رَْي

َ َ

ا

“pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil

yang mengharamkannya”.

َناك

َ

ان يس

َ

َ اَ عْلا

َ

َنْب

َ

َ ْ ع

َ

َ ب لط ْلا

َ

ا إ

َ

َعف

َ

َ ا ْلا

َ

ًَةب اضم

َ

َ رتْش ا

َ

ىلع

َ

َ ه حاص

َ

َْنأ

َ

َا

َ

َكلْسي

َ

َ ه ب

َ

،ا ًرْحب

َ

َا

َ

َ ْني

َ

َ ه ب

َ

،اًي ا

َ

َا

َ

َ رتْشي

َ

َ ه ب

َ

ًَةَبا

ََ

َ ا

َ

َ ك

َ

، ة ْ

َ

َْن إف

َ

َلعف

َ

َك ل

َ

،ن ض

َ

َغل ف

َ

َه ْرش

َ

َ ْوس

َ

َ ل

َ

ىَلص

َ

َل

َ

َ هْيلع

َ

َ ه لآ

َ

َمَلس

َ

َ اجأف

َ(

ا

َ

ينار طلا

َ

ىف

َ

طس أا

َ

نع

َ

نبا

َ

ا ع

)

(37)

29

"Abbas bin Abdul Muthallib jika menyerahkan harta sebagai mud{a>rabah, ia mensyaratkan kepada mud{arib-nya agar tidak mengarungi lautan dan tidak menuruni lembah, serta tidak membeli hewan ternak. Jika persyaratan itu dilanggar, ia (mud{arib) harus menanggung resikonya. Ketika persyaratan yang ditetapkan Abbas itu didengar Rasulullah, beliau membenarkannya." (HR. Thabrani dari Ibnu Abbas)

ََنأ

َ

ََي َنلا

َ

ىَلص

َ

َل

َ

َ هْيلع

َ

َ ه لآ

َ

َمَلس

َ

َ اق

َ:

َ لث

َ

ََن ْي ف

َ

َةكر ْلا

َ:

َْلا

َعْي

َ

ىل إ

َ

، لجأ

َ

،ةض اق ْلا

َ

َطْلخ

َ

َ ر ْلا

َ

َ رْي عَشلا ب

َ

َ تْي ْل ل

َ

َا

َ

َ عْي ْل ل

َ(

ا

َ

نبا

َ

هجام

َ

نع

َ

بي ص

)

"Nabi bersabda, 'Ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli tidak secara tunai, muqarad{ah (mud{a>rabah), dan mencampur gandum dengan jewawut untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk dijual." (HR. Ibnu Majah dari Shuhaib).22

Kebolehan mud{a>rabah juga dapat di-qiyas-kan dengan kebolehan praktik musaqah (bagi hasil dalam bidang perkebunan). Selain itu praktik mud{a>rabah juga merupakan ijma>’ ulama.23 Selain itu aturan mud{a>rabah juga terdapat dalam

fatwa DSN MUI nomor: 07/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan mud{a>rabah.

3. SYARAT-SYARAT MUD{A>RABAH24

a. Syarat Para Pihak

Syarat pihak yang melakukan transaksi mudarabah haruslah orang-orang yang memenuhi klasifikasi untuk dapat membuat suatu perjanjian.

22 Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 07/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Mud{a>rabah. 23 Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah Fiqh Muamalah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013),

196.

(38)

30

b. Akad Mud{a>rabah

1) Tidak boleh mengandung syarat-syaratdan ketentuan-ketentuan yang berisi kewajibanmelakukan hal-hal yang dilarang oleh syariat atau larangan yang harus dilakukan oleh syariah.

2) Perjanjian mud{a>rabah dapat dibuat baik secara formal maupun informal, baik secara tertulis maupun lisan.

c. Jumlah Para Pihak Dalam Akad Mud{a>rabah

1) Sekurang-kurangnya dua pihak yaitu s{a>hib al-ma>l dan mud{a>rib 2) Dapat dilakukan antara beberapa s{a>hib al-ma>l dan mud{a>rib d. Modal Mud{a>rabah

1) Berbentuk uang 2) Jelas jumlahnya 3) Tunai

e. Kewajiban S{a>hib al-Ma>l

1) Menyerahkan modal mud{a>rabah kepada mud{a>rib

2) Menyediakan dana yang dipercayakan kepada mud{a>rib untuk tujuan

membiayai suatu proyek atau suatu kegiatan usaha. f. Hak S{a>hib al-Ma>l

1) Memberikan saran-saran tertentu kepada mud{a>rib dalam menjalankan usaha

(39)

31

3) Memperoleh kembali investasidari hasil likuidasi usaha mud{a>rabah tersebut apabila usaha mud{a>rabah itu telah selesai

g. Batas Tanggungjawab S{a>hib al-Ma>l

1) Jumlah modal yang telah ditanamkannya 2) Modal yang disediakan

h. Kewajiban Mud{a>rib

1) Menyediakan keahlian, waktu, pikiran, dan upaya untuk mengelola proyek atau usaha tersebut sehingga memperoleh keuntungan seoptimal mungkin

2) Menjalankan usaha tanpa ada campur tangan dari s{a>hi>b al-ma>l

3) Mengembalikan pokok dari dana investasi kepada s{a>hi>b al-ma>l ditambah keuntungan dari usaha yang sebelumnya telah ditentukan 4) Mematuhi syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan perjanjian

mud{a>rabah

5) Bertindak dengan hati-hati atau bijaksana dan tanggung jawab kerugian karena kelalaian

i. Wewenang Mud{a>rib

Memiliki kekuasaan untuk dapat leluasa bertindak, namun hal

(40)

32

1) Mud{a>rib hanya bertanggung jawab memberikan jerih payah, pikiran, dan waktunya untuk mengurus usaha

2) Antara mud{a>rib dan s{a>hib al-ma>l dapat diperjanjikan bahwa hubungan perjanjian tersebut adalah mud{a>rabah mut{laqah atau mud{a>rabah muqayyadah

3) Dalam mud{a>rabah mut{laqah, mud{ha>rib bebas mengelola modal dan tidak ditentukan usaha harus dijalankan dimana

4) Dalam mud{a>rabah mut{laqah, mud{ha>rib memiliki mandate yang terbuka (open mandate)

5) Modal tidak boleh digunakan untuk proyek atau investyasi yang dilarang oleh syariah seperti membiayai perdagangan minuman keras, peternakan babi dan lain-lain

k. Tidak diperkenankan meminta jaminan apapun kepada mud{a>rib l. Keuntungan dan Kerugian

1) Sampai investasi itu menghasilkan keuntungan, bank boleh membayar gaji kepada nasabah bersangkutan

2) Mud{a>rib berhak untuk memperoleh pembagian keuntungan yang besarnya telah ditentukan sebelumnya

3) Pembagian hasil mud{a>rabah dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu pembagian laba dan pembagian pendapatan

(41)

33

5) Keuntungan dihitung dan ditetapkan dalam bentuk prosentase

6) Diperkenankan pula untuk menentukan proporsi yang berbeda untuk keadaan yang berbeda

7) Mud{a>rib tidak dapat menuntut gaji

8) Jika mud{a>rabah diperjanjikan batas waktunya, maka tidak dibenarkam untuk membagi keuntungan sebelum dapat ditentukan dan dihapus pembukuannya.

9) Mud{a>rib tidak diperkenankan untuk membuat komitmen dengan pihak ketiga melebihi jumlah modal yang telah diinvestasikan oleh s{a>hib al-ma>l.

m. Berakhirnya Mud{a>rabah

1) Telah tercapai tujuan dari perjanjian mud{a>rabah 2) Berakhirnya jangka waktu byang diperjanjikan

3) Salah satu pihak memberitahukan untuk mengakhiri perjanjian mud{a>rabah

n. Pembagian Aset Setelah Berakhirnya Mud{a>rabah

Ketika kerjasama mud{a>rabah berakhir dan asset nberbentuk uang tunai dan yterdapat keuntungan dari kerjasama tersebut, maka asset

dibagikan kepada masing-masing pihaksesuai dengan kesepakatan. Jika apabikla asset tidak berbentuk tunaui, mud{ha>rib harus diberi kesempatan

(42)

34

Menurut pasal 231 Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, syarat mud{a>rabah, yaitu sebagai berikut:

a) Pemilik modal wajib menyerahkan dana dan, atau barang yang berharga kepada pihak lain untuk melakukan kerja sama dalam usaha.

b) Penerima modal menjalankan usaha dalam bidang yang disepati. c) Kesepakan bidang usaha yang akan dilakukan ditetapkan dalam

akad.25

4. RUKUN MUD{A>RABAH

a. Pelaku (pemilik modal ataup pelaksana usaha) b. Objek mud{a>rabah (modal dan kerja)

c. Persetujuan kedua belah pihak (ijab qabul)

d. Nisbah keuntungan (imbalan yang berhak diterima oleh kedua belah pihak). Nisbah keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk prosentase antara kedua belah pihak.26

Menurut pasal 232 Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, rukun mud{a>rabah ada tiga, yaitu sebagai berikut:

a) S{a>hib al-ma>l / pemilik modal b) Mud{a>rib / pelaku usaha

25 Ibid., Mardani, 198.

(43)

35

c) Akad

5. JENIS-JENIS MUD{A>RABAH a. Mud{a>rabah mut{laqah

Pada prinsipnya mud{a>rabah mut{laqah sifatnya mutlak dimana s{a>hib al-ma>l tidak menetapkan retriksi atau syarat-syarat tertentu kepada si mud{a>rib.

Namun demikian apabila dipandang perlu, shahib al-mal boleh menetapkan batasan-batasan atau syarat-syarat guna menyelamatkan modalnya dari resiko kerugian. 27

b. Mud{a>rabah muqayyadah

Terdapat dua jenis mud{a>rabah muqayyadah yakni mud{a>rabah muqayyadah on balance-sheet dan mud{a>rabah muqayyadah off balance-sheet.

Dalam muqayyadah on balance-sheet, aliran dana terjadi dari satu nasabah investor ke sekelompok pelaksana usaha dalam beberapa sector terbatas, misalnya pertanian, manufaktur, dan jasa.

Dalam mud{a>rabah muqayyadah off balance-sheet aliran dana berasal dari

satu nasabah investor kepada satu nasabah pembiayaan. Disini bank syariah hanya bertindak sebagai arranger saja. Pencatatan transaksinya di bank

syariah dilakukan secara off balance-sheet, sedangklan bagi hasil tergantung kepada kesepakatran kedua belah pihak. Bank hanya memperoleh arranger

(44)

36

fee. Skema ini disebut off balance-sheet karena trasaksi tidak dicatat dalam

neraca bank tetapi hanya dicatat dalam rekening administrasi.28

6. APLIKASI MUD{A>RABAH

Dalam perbankan syariah, perjanjian mud{a>rabah diperluas meliputi tiga pihak:

a) Para nasabah penyimpan dana (depositor) sebagai s{a>hib al-ma>l b) Bank sebagai intermediary

c) Pengusaha bertindak sebagai mud{a>rib yang membutuhkan dana

Dalam aplikasi perbankan syariah, mud{a>rabah merupakan wahana utama

bagi lembaga keuangan syariah untuk memobilisasi dana masyarakat dan untuk menyediakan berbagai fasilitas, antara lainfasilitas pembiayaan, bagi para pengusaha. Bank dalam kedudukan sebagai mudharib menerima dana dari masyarakat atas dasar mud{a>rabah. Tidak dipersyaratkan adanya pembatasan-pembatasan bagi bank dalam menggunakan dana nasabah dengan

kata lain, bentuk mud{a>rabah antara nasabah penyimpanan dana dan bank adalah bentuk mud{a>rabah yang tidak terbatas (mud{a>rabah mut{laqah).

Bank berhak untuk menanamkan dana yang disimpan oleh nasabah langsung dalam bentuk investasi dan untuk keperluan overhead cost dari bank itu sendiri, dan/ atau menawarkan dana itu kepada para pengusaha

(45)

37

nasabah bank. Bank boleh menggabungkan keuntungan (dana kerugian) dari investasi-investasi lain (semua investasi atau proyek yang dibiayai bank) dan berbagi keuntungan bersih (setelah dikurangi biaya administrasi, penyusutan atas modal dan zakat) dengan para penyimpan dana berdasarkan perbandingan (nisbah) yang sudah ditentukan sebelumnya.29

7. TABUNGAN MUD{A>RABAH30

Tabungan mud{a>rabah merupakan produk penghimpunan dana oleh bank syariah yang menggunakan akad mud{a>rabah mut{laqah. Bank syariah bertindak sebagai mud{ha>rib dan nasabah sebagai s{a>hibul ma>l. Nasabah menyerahkan pengelolaan dana tabungan mud{a>rabah secara mutlak kepada mud{a>rib (bank syariah), tidak ada batasan baik dilihat dari jenis investasi,

jangka waktu, maupun sektor usaha, dan tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariah islam. Bank syariah akan membayar bagi hasil kepada nasabah setiap akhir bulan, sebesar sesuai dengan nisbah yang telah diperjanjikan pada saat pembukaan rekening tabungan mud{a>rabah.

29 Ibid., Sutan Remy Sjahdeini, 323-325.

(46)

BAB III

BONUS HAJI GRATIS PADA PT. ANUGERAH NUR NABAWI

A. SEJARAH PT. ANUGERAH NUR NABAWI1

PT. Anugerah Nur Nabawi (Annabawi Tour & Travel) didirikan oleh HM. Ikhsan Effensi yang bertindak untuk dan atas nama konsorium PT. Kalam Imran Farok dan dicatatkan pada hari rabu tanggal saru bulan juli dua ribu lima belas (01-07-2015) dihadapan Hj. Emy Zuhra, SH, sebagai notaris. Selain itu PT. Anugerah Nur Nabawi (Annabawi Tour & Travel) didirikan untuk jasa pelayanan ibadah yang sebelumnya dalam kurun waktu 4 tahun telah berinteraksi dengan usaha pelayanan umroh.

Annabawi Tour & Travel adalah perusahaan kecil menengah yang bergerak pada bidang jasa, biro perjalanan wisata dan umroh. Berdirinya Annabawi Tour & Travel juga dikarenakan adanya “peluang”, peluangnya adalah bahwasanya untuk pemberangkatan ibadah haji saat ini membutuhkan waktu yang cukup lama, dari sinilah awal mula didirikannya Annabawi Tour

& Travel.

Annabawi Tour & Travel memprioritaskan pada bimbingan ibadah

umrah karena umroh menjadi trend di Indonesia dan dunia. Jamaah yang berangkat ke Mekkah dan Madinah tidaklah hanya berkepentingan khusus pelaksanaan ritual saja, tapi lebih dari umroh adalah bagian ari terpenuhi wisata spiritual, wisara religi yang berimplikasi kepuasan batiniah setiap

(47)

40

insan. Panjangnya waitinglist haji juga menjadi alasan utama untuk memilih

umrah sebagai jalan alternative bisa mengobati kerinduan bersimpuh di Baitullah dan ziarah Rosulullah s.a.w.

Agar perjalanan perjalanan umroh bisa optimal maka Annabawi Tour & Travel menjalin kerjasama dengan perusahaan penyelenggara umroh yang telah berpengalaman, bersertifikat dan sudah menjadi provider ijin D/416.th 2007. Selain itu Annabawi Tour & Travel juga memiliki Surar Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Menengah nomor: 517/2620/415.21/2015 dengan barang/ jasa dagangan utama yaitu berupa perdagangan tiket.

Selain menjalin kerjasama dengan perusahaan penyelenggara umroh yang berpengalaman, Annabawi Tour & Travel juga bekerja sama dengan salah satu perusahaan asuransi syariah yaitu Allianz.

B. VISI DAN MISI PT. ANUGERAH NUR NABAWI2

Annabawi Tour & Travel memiliki visi dan misi sebagai pelayan tamu Allah SWT dan Rosulullah s.a.w yaitu:

Visi:

1. Memberikan perjalanan yang terbaik kepada jamaah umroh.

2. Memberikan fasilitas yang terbaik kepada jamaah umroh. 3. Memaksimalkan kegiatan jamaah umroh.

(48)

41

Misi:

1. Mendampingi dan mengatur jamaah umroh dengan bimbingan aqi>dah

ahlusunnah wal jama>’ah.

2. Menjadi mitra pemerintah untuk mewujudkan UU No. 13 Tahun 2008.

3. Memberikan pelayanan prima sampai pada aspek kesehatan dan keselamatan jamaah.

Annabawi Tour & Travel bekerja diawali dengan bersosialisasi, penyuluhan calon jamaah, rekrutmen calon jamaah, pendaftaran jamaah, pengurusan data-data jamaah sampai pada manifestasinya akan dilakukan dengan sabar, telaten dan cermat. Selanjutnya sampai stamp visa kedutaan dilakukan bersama dengan konsorium perusahaan sehingga persiapan pemberangkatan akan menjadi valid dilaksanakan.

Annabawi Tour & Travel juga sudah merinci biaya yang bisa terjangkau

dengan pelayanan prima akan menjadi pertimbangan jamaah umroh, karena Annabawi Tour & Travel memiliki moto penjualan yaitu:

1. Harga relatif terjangkau

2. Paket perjalanan umroh bisa diatur

3. Memberikan pengetahuan dan bimbingan manasik 4. Mendampingi jamaah selama perjalanan

(49)

42

7. Menyambung tali s{ilaturrahmi pasca pelaksanaan umroh.

C. STUKTUR ORGANISASI DAN LEGALITAS PT. ANUGERAH NUR NABAWI3

Struktur organisasi yang ada pada Annabawi Tour & Travel yaitu:

Comisinoer : Ir. Maemul Huda

Presiden Director : HM. Ikhsan Effendi SE. Msi

Managing Director : Hj. Titik Ulfiah Msi

Finance Director : Ulfi Hamdanah

Operasional Director : H. Abd Latief

Marketing Director : Devi Kurnia Illahi

Technical Director : Suhartono SH

Finance : Dedi Hariyanto

Adsministrasi : Ali Imron

Costumer Servis : Ibn Amirudin

Logistic : Luluk Umiati

Equipement : Pamardi Santoso

(50)

43

Selain itu Annabawi Tour & Travel juga mempunyai data perusahaan yang akan penulis ungkapkan dalam penelitian skripsi ini yaitu sebagai beeikut:

Nama Perusahaan : PT. ANUGERAH NUR NABAWI

Akte Notaris : Hj. Emy Zuhrah SpN

Ijin Menkumham : AHU-2449234.AH.01.01.Tahun

2015

Bidang Usaha : Jasa Perjalanan Wisata & Umroh Jenis Produk/ Jasa : Program Perjalanan Wisata &

Umroh

Ijin Kemenag D/416 Th 2007 (Konsorium)

Target Visa 1.250. Visa/ Tahun

Alamat Perusahaan : Jl. Hasyim Asy’ari Desa Ceweng No. 5 Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang.

Nomor Telepon : (0321) 8490543

Alamat Email : annabawisata@yahoo.com

Bank Perusahaan : BRI (Bank Rakyat Indonesia), BCA Bentuk Badan Hukum : Perseroan Terbatas

Pemilik Usaha : H. M. Ikhsan Effendi SE, Msi

Jabatan : Direktur Utama

(51)

44

D. PRODUK-PRODUK PT. ANUGERAH NUR NABAWI 1. Talangan umroh.

2. Arisan umroh Rp. 400.000,- x 60. 3. Haji plus hanya 37 juta.

4. Haji Reguler Rp. 2,5 juta (Porsi Haji Kemenag). 5. Pinjaman biaya umroh dan haji.

6. Angsuran haji plus 600.000x60 bulan.

7. Angsuran haji plus cash back 120.000.000 (bonus haji gratis).

E. APLIKASI BONUS HAJI GRATIS PADA PT. ANUGERAH NUR NABAWI

1. Prosedur Pendaftaran

Bonus haji gratis sebenarnya adalah sistem yang dimiliki oleh Annabawi Tour & Travel dimana peserta atau calon jamaah haji akan mendapatkan bonus haji gratis jika mengikuti program “angsuran haji

plus cash back 120.000.000 (bonus haji gratis)” sesuai dengan ketentuan Annabawi Tour & Travel yaitu dengan mendaftarkan diri sebagai calon

(52)

45

Cara pendaftarannya terbilang cukup mudah yaitu dengan datang ke kantor Annabawi Tour & Travel untuk mendaftarkan diri sebagai calon jamaah haji dengan membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK) dan mengisi formulir yang telah disediakan, kemudian calon jamaah haji membayar uang administrasi sebesar Rp. 4000.000,- guna untuk pengurusan visa, paspor, manasik haji, dan pendaftaran di asuransi Allianz. Setelah itu calon jamaah haji akan menerima bukti pembayaran administrasi dan fotocopy buku polis dari Allianz.

Selanjutnya calon jamaah haji wajib untuk melakukan angsuran atau menabung sebesar Rp. 1.000.000,- selama sepuluh tahun. Pembayaran angsuran atau tabungan dilakukan melalui Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Central Asia (BCA) dan Bank Mandiri. Pembayaran angsuran atau tabungan dilakukan dengan sistem autodebet yaitu langsung dimbilkan dari rekening nasabah dan langsung masuk pada perusahanan asuransi syariah yang bekerjasama dengan Annabawi Tour & Travel yaitu allianz.4

2. Akad

Bonus haji gratis pada Annabawi Tour & Travel menggunakan akad

tabungan. Tabungan yang telah disimpan dalam buku rekening akan diambil oleh pihak Allianz dengan sistem autodebet yang selanjutnya dikelola dan akan diinvestasikan. Setelah kurun waktu yang ditentukan yaitu sepuluh tahun maka modal awal yang sejumlah seratus duapuluh

(53)

46

juta rupiah akan dikembalikan kepada nasabah atau calon jamaah haji dan mendapatkan bonus haji gratis ditahun kesebelas.5

3. Aplikasi

Dana yang telah masuk pada Allianz akan dikelola dalam bentuk investasi haji. pengelolaan dana tersebut akan dikelola selama sepuluh tahun sesuai dengan ketentuan program “angsuran haji plus cash back 120.000.000 (bonus haji gratis)” dimana setelah sepuluh tahun akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp.122. 000.000,- ditambah modal yang terkumpul Rp. 120.000.000 menjadi Rp. 242.000.000,-. Dimana ketentuan awal akan dikembalikan sebesar Rp. 120.000.000,- kepada calon jamaah haji dan sisanya sebesar Rp. 122.000.000 untuk pembiayaan haji plus.

Annabawi Tour & Travel juga memberikan toleransi kepada nasabah atau calon jamaah haji yang tidak dapat menabung atau mengangsur dengan alasan yang dapat dibenarkan. Toleransi itu diberikan selama tiga bulan lamanya. Jika dalam batas waktu toleransi belum juga dapat membayarkan angsuran maka pihak Annabawi

Referensi

Dokumen terkait

Pontianak Tahun Ajaran 2014/2015……… Hasil Keseluruhan Analisis Butir Soal Try Out Ujian Nasional Biologi di Sekolah Menengah Atas Negeri 7 Pontianak Tahun Ajaran

Sintasan larva kerang mutiara pada fase Umbo-veliger (planktonik) yang dipeli- hara dalam bak yang diberi perlakuan pola gerakan pasut adalah memberi pengaruh

1. Prosedur yang dilakukan Polwan dalam penyidikan tindak pidana kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di UPPA Polrestabes Bandung dimulai dengan konseling,

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa minat dan motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa pada matakuliah IPA 2 di prodi PGMI Universitas

Pemberian variasi tepung tempe dan tepung kedelai pada usar, menunjukkan nilai biomassa 14,5 gram dan nilai kadar air 65,25 gram, serta kenampakan tempe yang sama,

Dalam hal ini, terdapat 8 (delapan) keterampilan yang dapat digunakan guru selama proses belajar-mengajar yaitu; keterampilan bertanya, keterampilan memberikan penguatan,

Tema yang digunakan dalam perancangan Lembaga Pemasyarakatan Narkoba di Bali adalah Arsitektur Tro- pis, Dengan tema Arsitektur Tropis diharapkan mampu menciptakan suasana nyaman

Write a short paragraph of not less than 5 sentences with the help of a picture, graphic organizer and guide words about Kuwait National Museum:.. (Kuwait National Museum – family