Arsitektur dan Desain Riset
Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan
Kritik Perencanaan dan Arsitektur Binaan
Elektronik Jurnal Arsitektur milik Jurusan Arsitektur-Fakultas
Teknik-Universitas Udayana yang terbit dua kali dalam setahun.
www.ojs.unud.ac.id
Suarya, IM; Djaja Baruna AAG; Mudra, IK; Syamsul, AP;
Yuda Manik, IW; Swanendri, NM; Rumawan Salain, IP;
Sueca, NP; Suartika, GAM; Susanta, IN; Suryada, IGAB;
Widja, IM; Kastawan, IW; Suryada, IGAB; Karel
Muktiwibowo, A.
Vo
lum
e
(2
)N
om
or
(1
)Edi
si
Ja
nua
ri
20
14
ISSN: 9 772338 505007
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
e-Jurnal Arsitektur (JA) Universitas Udayana
e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD adalah kumpulan artikel terbitan berkala yang merupakan hasil studi
menyeluruh dan inter disiplin di bidang arsitektur, perencanaan, dan lingkungan terbangun. Tujuan JA
UNUD adalah untuk menghubungkan teori dan praktik nyata dunia kerja dalam bidang arsitektur dan
desain riset, serta perencanaan kota dan studi lingkungan binaan.
Kontributor artikel JA UNUD utamanya berasal dari para civitas akademika arsitektur, namun tetap terbuka
peluang bagi pelaku dan pemerhati bidang arsitektur, seperti: arsitek bangunan, desainer interior,
perencana kota, dan arsitek lansekap yang bekerja di institusi akademik, lembaga riset, institusi
pemerintahan, universitas, maupun praktik swasta untuk turutberkontribusi.
JA UNUD mempublikasikan studi riset, kritik dan evaluasi objek arsitektur berskala mikro maupun makro,
dll. Sub bidang yang dapat menjadi topik artikel di JA UNUD terbagi atas 3 (tiga) bagian:
1. Arsitektural dan Desain Riset:
Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: teknologi dan desain berkelanjutan, komputer
arsitektur, metoda desain dan teori, arsitektur perilaku, desain dan pemrograman arsitektur,
pedagogi arsitektur, evaluasi pasca huni, aspek budaya dan sosial dalam desain,
dll.Artikelbiasanyamerupakanhasilstudi/skripsi/tugasakhirmahasiswaarsitektur.
2. Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan:
Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: konservasi perkotaan berkelanjutan, implikasi
faktor administratif dan politik terhadap suatu komunitas dan ruang, kota dan daerah perkotaan,
perencanaan lingkungan, kebijakan dan desain perumahan, kota baru, aplikasi GIS dalam arsitektur,
dll.
3. Kritik Perencanaan Arsitektur dan Arsitektur Binaan:
Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: hasil diskusi mengenai proyek arsitektur yang
sedang direncanakan, dalam tahap konstruksi, dan setelah dihuni. Artikel biasanya merupakan hasil
pengamatan terhadap studi kasus.
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
Pengurus e-Jurnal Arsitektur (JA) Universitas Udayana
PenanggungJawab
I Made Suarya
Pengarah
A.A. Gde Djaja Bharuna
I Ketut Mudra
Ketua
Syamsul Alam Paturusi
Sekretaris
I Wayan Yuda Manik
Bendahara
Ni Made Swanendri
Penyunting dan
Reviewer
Putu Rumawan Salain
Ngakan Putu Sueca
Gusti Ayu Made Suartika
I Nyoman Susanta
I Gusti Agung Bagus Suryada
Tim Validasi
I Ketut Mudra
I Made Widja
Syamsul Alam Paturusi
I Wayan Kastawan
I Gusti Agung Bagus Suryada
Tim Penerbit
I Made Widja
Ngakan Putu Sueca
I Wayan Kastawan
I Gusti Agung Bagus Suryada
Desainer Cover
Antonius Karel Muktiwibowo
Arsitektur dan Desain Riset
Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan
Kritik Perencanaan dan Arsitektur Binaan
ejurnal nasional arsitektur milik Jurusan Arsitektur-Fakultas
Teknik-Universitas Udayana yang terbit dua kali dalamsetahun.
Volume (2) Nomor 1 Edisi Januari 2014
ISSN No. 9 772338 505007
Hak Cipta
2014 Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas
Udayana
Seluruh kontributor artikel telah mengijinkan Jurnal Arsitektur
UNUD
untuk
mereproduksi,
mendistribusikan,
dan
mempublikasikan substansi jurnal dalam format elektronik pada
website OJS Universitas Udayana
www.ojs.unud.ac.id
Pandangan, pendapat, dan hasil penelitian merupakan tanggung
jawab kontributor. Gambar dan diagram disediakan oleh
kontributor.
Penuntun Penulisan dan Pengiriman Naskah e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD
Tata tulis naskah:
1. Kategori naskah ilmiah merupakan hasil penelitian (laboratorium, lapangan, kepustakaan), ilmiah
populer (aplikasi, ulasan, opini), diskusi, skripsi, dan stugas akhir.
2. Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris (abstrak) diketik pada kertas ukuran A-4,
spasi tunggal, dengan batas atas 1,55 cm; bagian dalam 2,5 cm; bagian luar 1,5 cm; dan bawah 2,45
cm.
Font
yang digunakan adalah Arial 11pt.
3. Batas panjang naskah/artikel adalah 4 atau 6 halaman.
4. Judul harus singkat, jelas tidak lebih dari 10 kata, cetak tebal, huruf kapital, di tengah-tengah kertas.
Untuk diskusi, judul mengacu pada naskah yang dibahas (nama penulis naskah yang dibahas ditulis
sebagai referensi).
5. Nama penulis/pembahas ditulis lengkap tanpa gelar, di bawah judul, disertai institusi asal penulis dan
alamat email di bawah institusi.
6. Harus ada kata kunci (
keyword
) dari naskah yang bersangkutan minimal 2 kata kunci. Daftar kata kunci
(
keyword
) diletakkan setelah abstrak
7. Abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Inggris maksimum 200 kata, dicetak miring, font Arial 10pt,
spasi tunggal. Judul bab ditulis di tengah-tengah ketikan, cetak tebal huruf kapital
8. Gambar, grafik, tabel dan foto harus disajikan dengan jelas.
9. Definisi notasi dan satuan yang dipakai dalam rumus disatukan dalam daftar notasi. Daftar notasi
diletakkan sebelum daftar pustaka
10. Kepustakaan diketik 1 spasi. Jarak antar judul 2 spasi dan diurutkan menurut abjad. Penulisannya
harus jelas dan lengkap sesuai dengan: nama pengarang, tahun, judul, kota: penerbit. Judul dicetak
miring.
Keterangan umum:
1. Naskah yang dikirim sebanyak satu eksemplar dan menyerahkan
soft copy
dalam program pengolahan
kata MS Word atau format teks/ASCII.
2. Naskah belum pernah dipublikasikan oleh media cetak lain.
3. Redaksi berhak menolak atau mengedit naskah yang diterima. Naskah yang tidak memenuhi kriteria
yang ditetapkan akan dikembalikan. Naskah diskusi yang ditolak akan diteruskan kepada penulis
naskah untuk ditanggapi.
Editorial
Ketika Dirjen Diki melansir suratnya No. 152/E/T/2012 yang berisikan Wajib Publikasi Ilmiah Bagi S1/S2/S3,
ide dasarnya dasarnya adalah untuk mendongkrak jumlah karya ilmiah perguruan tinggi yang dipublikasikan
secara luas dianggap sangat rendah. Kebijakan ini langsung mengguncang jagad perguruan tinggi di
Indonesia. Media yang digunakan untuk mewujudkan kebijakan tersebut adalah jurnal cetak dan e-jurnal.
Sosialisasi e-jurnal di Universitas Udayana telah dilakukan, namun dalam implementasinya bukan hal yang
mudah. Untuk mewujudkannya melibatkan banyak pihak, organisasi mulai dari jurusan hingga Universitas,
menempatkan orang-orang yang berkompeten (
reviewer
dan validator) dan badan pelaksanaannya. Selain
itu, dukungan kebijakan, sumber daya dan pengalokasiannya. Belum lagi mekanisme pemantauan, evaluasi,
dan pengawasan pelaksanaannya. Ditengah kompleksitas permasalahan ini, lahirlah volume kedua dengan
segala keterbatasannya. Sisi kualitas sebagai karya ilmiah, berkejaran dengan batas waktu yang sangat
terbatas mewarnai volume kedua ini. Seluruh artikel edisi ini merupakan hasil perasan dari Tugas Akhir
mahasiswa. Ini menjadi masalah tersendiri, menransformasi Tugas Akhir arsitektur yang didominasi gambar
perancangan menjadi laporan dalam format jurnal ilmiah, bukan hal mudah. Namun ini adalah pilihan
satu-satunya dalam keadaan keterbatasan waktu.
Diharapkan pada edisi mendatang, penyumbang artikel bukan hanya dari mahasiswa yang sedang tugas
akhir, tetapi seluruh mahasiswa arsitektur tanpa memandang semester. Sehingga diharapkan diperoleh
keberagaman naskah yang masuk sekaligus terdistribusinya jumlah artikel di setiap penerbitan. Dalam
kesempatan yang baik ini, dari dapur pelaksana e-jurnal Asitektur, mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu terwujudnya volume kedua ini.
Daftar Isi
Halaman
eJurnal Arsitektur Universitas Udayana... ii
Pengurus eJurnal Arsitektur Universitas Udayana... ii
Penuntun Penulisan dan Pengiriman Naskah e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD... iii
Editorial... iii
Daftar Isi... v
1. Tempat Pendidikan Anak Usia Dini di Badung, Bali.
(I Gede Andy Kharismayadhi, I Made Sudjana, I Wayan Wiryawan) ...1-6
2. Pusat Pementasan Seni Tari dan Karawitan Tradisional di Amlampura, Bali.
(Putu Gede Arya Boga Antara, I Made Adhika, A.A. Gede Djaja Bharuna S) ...7-12
3. Industri Pengolahan Buah Kelapa di Tabanan, Bali.
(Syafmaranie Aquarysta Dachlan, I Made Sudjana, I Wayan Yuda Manik) ... 13-18
4. Balai Pelatihan Pencak Silat di Denpasar, Bali.
(Putu Jenar Mahesa, I Made Suarya, I Wayan Yuda Manik) ...19-24
5. Penataan Koridor Jalan Ahmad Yani Selatan Denpasar, Bali.
(Lita Febrian, Widiastuti, I Ketut Muliawan Salain)... 25-30
6. Villa bagi Para Pensiunan di Kabupaten Gianyar, Bali.
(Anak Agung Gede Pringga Bhaskara, Ida Bagus Sarjana, Anak Agung Gede Djaja Bharuna)... 31-36
7. CityHotel di Denpasar, Bali.
(Mahesa Kresna Praba Siwi, I Nengah Lanus) ...37-42
8. Lembaga Pemasyarakatan Narkoba di Bali.
Arik Andriansyah (0719251016)1), Ciptadi Trimarianto2), dan Ni Made Swanendri3)–Lembaga Pemasyarakatan Narkoba
43
PENDAHULUAN
Bali saat ini merupakan salah satu tujuan transit perdagangan obat- obatan terlarang dan beberapa tindak kejahatan lainnya mulai dari kriminalitas, penipuan, pembunuhan hingga perjudian yang semakin lama semakin meresahkan masyarakat bali pada umumnya. Dimana kebanyakan lembaga permasyarakatan di berbagai daerah di Indonesia sudah melebihi kapasitas, tidak terkecuali Lapas Denpasar. Dari data yang diperoleh dari pihak Lapas, Lapas Denpasar saat ini dihuni 361 tahanan (12 merupakan warga asing) dan 695 narapidana (40 merupakan warga negara asing). Dari seluruh tahanan dan napi yang ada, 9 orang merupakan tahanan dan napi anak, dan 130 orang merupakan tahanan dan napi perempuan. Jadi Total ada 1.056 tahanan dan narapidana yang menghuni Lapas Denpasar, di lapas denpasar terjadi over kapasitas sebanyak 733 orang, Data dari lapas juga menunjukkan, terdapat empat kasus besar yang menonjol di Lapas Denpasar, Kasus narkoba menempati posisi pertama dengan jumlah tahanan saat ini sebanyak 135 orang dan 362 orang narapidana. Disusul kasus pencurian dengan 90 tahanan dan 112 narapidana, kemudian kasus perjudian dengan 22 tahanan dan 30 narapidana, dan terakhir kasus pembunuhan dengan 3 orang tahanan dan 37 orang narapidana, mengingat kapasitas Lapas Denpasar hanya 323 orang.
Dengan dibuatnya pengadaan perancangan Lembaga Pemasyarakatan Narkoba di Bali ini diharapkan mampu mengembangkan beragam sarana dan prasarana pusat fasilitas yang ada menjadi lebih baik, mam-pu mewadahi kegiatan didalam satu titik wilayah tertentu dan memecahkan permasalahan yang ditimbulkan serta dapat meningkatkan identitas.
LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOBA DI BALI
Arik Andriansyah1), Ciptadi Trimarianto2), dan Ni Made Swanendri3)
1)
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
arickandriasyah@yahoo.com 2)
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana e-mail penulis kedua
3)
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana e-mail penulis ketiga
ABSTRACT
Bali today is one of the drug trafficking fransit destination and some crimes, drug case which predominate in bali today. To prevent the spread of drug trafficking in prison, for the Bali today need a drug prison-Penitentiary Inmafes drug in-tended for drug cases, the capacity Of ( Five Hundred/500 ) people. And equipped with facilities to support activities. Theme used in the design of drugs in prisons is bali tropical architecture, with the theme of tropical architecture is ex-pected to create a comfortable atmosphere in the facility that will be planned. Applied also to the concepst of of maxi-mum security and optimal aperature openings so that the in mates can feel comfortable and not feel depressed at the shelter. This is expected for the future existence of the prison drug can become a qualified coaching and trusted by the public.
Keyword : prison drug and Tropical Architecture
ABSTRAK
Bali saat ini merupakan salah satu tujuan transit perdagangan Obat- obatan terlarang dan beberapa tindak kejahatan, kasus narkoba yang mendominasi di Bali saat ini. Untuk mencegah semakin meluasnya peredaran narkoba dalam penjara, untuk itu Bali saat ini membutuhkan lapas narkoba. Lembaga Pemasyarakatan Narkoba diperuntukkan bagi na-rapidana kasus narkoba, yang kapasitasnya 500 orang. serta dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang mendukung kegiatan. Tema yang digunakan dalam perancangan Lembaga Pemasyarakatan Narkoba di Bali adalah Arsitektur Tro-pis, Dengan tema Arsitektur Tropis diharapkan mampu menciptakan suasana nyaman di dalam fasilitas yang akan di-rencanakan.Diterapkan pula konsep-konsep keamanan yang maksimal serta bukaan –bukaan yang optimal agar para narapidana bisa merasakan kenyamanan dan tidak merasa tertekan di dalam hunian. Dengan ini diharapkan untuk kedepannya keberadaan Lembaga Pemasyarakatan Narkoba mampu menjadi sebuah pembinaan yang berkualitas yang dipercaya oleh masyarakat luas.
Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, maka dapat dirumuskan beberapa pokok permasalahan yang harus dilakukan untuk menunjang Lembaga Pemasyarakatan Narkoba di Bali yaitu, faktor-faktor yang mempengaruhi penampilan bangunan didalam pengadaan, rancangan utilitas khususnya air kotor dan air buangan agar tidak mencemari lingkungan sekitar, rancangan bangunan terhadap keamanan dan kenya-manan bagi para narapidana.
Tujuan perancangan adalah untuk mendapatkan konsep perancangan yang tepat dalam merencanakan Lembaga Pemasyarakatan di Bali, sehingga mampu mengembangkan potensi dan memecahkan permasa-lahan dengan data-data yang ada. Tujuan perencanaan adalah untuk mengembangkan dan meningkatkan fasilitas lembaga pemasyarakatan, serta dapat mewadahi kegiatan umum,
Metode Pemrograman ruang yang digunakan pada perancangan Lembaga Pemasyarakatan Narkoba men-jelaskan kebutuhan-kebutuhan ruang yang akan dibutuhkan untuk menunjang kegiatan-kegiatan yang ter-dapat dalam perancangan dan menter-dapatkan luasan lahan yang diperlukan, dalam tahap perancangan men-jelaskan konsep perancangan tentang penggunaan material-material, sistem struktur konstruksi untuk mencerminkan fungsi dalam bidang kepemasyarakatan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Fungsi Utama dan Penunjang
Fungsi pengadaan Lembaga Pemasyarakatan Narkoba di Bali adalah sebagai wadah pengayoman terhadap narapidana atau pelanggar hukum untuk menghindari setiap perbuatan yang dilakukan, pengayoman yang diberikan disini berupa pembinaan, pelatihan keterampilan menjahit, menganyam, bermusik serta mem-berikan perawatan bagi setiap narapidana. Beragam fasilitas yang ada bertujuan untuk menampung dan mempermudah kegiatan narapidana. Perancangan Lembaga pemasyarakatan Narkoba di Bali menyediakan tempat – tempat hunian yang telah dikelompokkan berdasarkan Maxsimum Security, Medium Security, Min-imum Security, Hukuman Disiplin, serta Bangunan Pengelola, Lapangan Voli dan Lapangan Apel.
Informasi Lokasi Tapak
Gambar 1. Peta Lokasi Tapak
LokasiLembaga Pemasyarakatan Narkobadi Bali berada di jalan Lor Latu Abiansemal, Badung - Bali.Dalam
perencanaan Lembaga Pemasyarakatan Narkoba di Bali ini, luas kebutuhan lantai dasar bangunan adalah 4.728.08 m2. Berdasarkan RTRW Kabupaten Badung, luas lahan efektif adalah 100/30 dikalikan luas lantai dasar bangunan. Sesuai dengan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) maksimum adalah 30%, maka luas tapak yang dibutuhkan adalah
Luas Tapak = ( x Luas Lantai I )
= ( x 4.728.08 m2 )
1
00
3
01
00
Arik Andriansyah (0719251016)1), Ciptadi Trimarianto2), dan Ni Made Swanendri3)–Lembaga Pemasyarakatan Narkoba
Jadi luas Ruang dan Area Parkir yang dibutuhkan dalam perencanaan Lembaga Pemasyarakatan Narkoba di Bali adalah 15. 760.26 m2
Area pengamanan dalam Lembaga Pemasyarakatan diasumsikan 20% dari luas Lembaga
Pemasyara-katan = 20 % x 15.760.26 m2 = 3.152.52 m2
Luas total area untuk bangunan dan ruang pengamanan dalam : 18.912.30 m2
Area pengamanan diluar Lembaga Pemasyarakatan diasumsikan 20% dari luas Lembaga
Pemasyara-katan = 20 % x 18.912.30 m2 = 3.782.46 m2
Luas total area Lembaga Pemasyarakatan Narkoba di Bali : 22.695.76 m2
= 2.3 Ha.
Penggunaan Material
Penggunaan material pada perancangan ini menggunakan material-material lokal yang diperoleh dari ling-kungan sekitar agar memiliki satu kesatuan atau keserasian terhadap lingling-kungan, penggunaan baja ringan digunakan pada struktur rangka atap, tempelan dinding bangunan menggunakan batu tempel dan paras.
Perkerasan pada tapak menggunakan materialpaving blockuntuk sirkulasi parkir dan sirkulasi pejalan kaki.
Gambar 2. Penggunaan Material pada Tapak dan Bangunan
Gambar 3. Penggunaan Material pada Tapak dan Bangunan
Struktur dan Konstruksi
Perancangan Lembaga Pemasyarakatan Narkoba di Bali menggunakan upper struktur rangka atap baja,
super struktur menggunakan beton bertulang pada kolom,sub struktur menggunakan pondasi Plat sebagai
Utilitas
Perencanaan utilitas seperti air bersih, air kotor, jaringan listrik semua saluran ditanam dalam tanah agar dapat memaksimalkan system keamanan sekitar bagi para narapidana.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Lembaga Pemasyarakatan Narkoba di Bali ini lebih mengutamakan keamanan serta kenyamanan bagi para narapidana dan menggunakan material-material lingkungan di sekitar, yang diterapkan pada konsep tampilan bangunan seperti dari bentuk atap, tempelan dinding dan lain-lain.
Saran
Saran yang dapat disampaikan setelah perancangan Lembaga Pemasyarakatan Narkoba di Bali ini adalah agar melakukan pemahaman lebih lanjut untuk penyempurnaan, sehingga hasil perancangan memiliki karakteristik atau ciri khas tersendiri
KEPUSTAKAAN
Badan pusat statistik kabupaten badung : jumlah kejahatan narkoba menurut jenis kelamin. Diambil dari:
http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://velope.student.umm.ac.id/files/2010/07/dosis-NARKOBA1.png&imgrefurl. diakses pada tanggal 7 Oktober 2010.
Dipradja, Achmad S Soema R, dan Romli Atmasasmita, 1979, Sistem Pemasyarakatan di Indonesia, Ekonomi Bandung.
Ernst Neufert, Data Arsitek Edisi 33 Jilid 2 hal. 105
Hasil penelitian Pusjianbang Depkumham, posisi bulan Agustus 2010.
Keputusan Menteri Kehakiman No. M.01/PR.07.03, Tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemasyarakatan Bagian 1, Departemen Kehakiman Republik Indonesia Tahun 1990.
Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Nomor M.04.PR.07.03 Tahun 2003.
Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia, Pola Pembinaan Narapidana atau Tahanan , No M. 02-PK. 04.10 Tahun 1990 hal.10
Konsep penghawaan buatan diambil dari :
http://www.google.co.id/search?rlz=1C1_____enID427ID427&sugexp=chrome,mod=17&sourceid=chrome&i e=UTF-8&q=penghawaanbuatan diakses pada tanggal 24 april 2012.
Kusuma Alit, 2006. Kulkul Media HIV / AIDS dan Narkoba. Sihir Daun Singkong, Edisi 24 Januari 2007. Denpasar.
Majalah SADAR , Kamus Istilah Narkoba, 2009
Menteri Kehakiman No. M 03/ PR. 07. 10, Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kanwil Departemen Kehakiman,Departemen Kehakiman Republik Indonesia, Tahun 1992.
Narkotika menurut golongan atau Napza, tersedia pada http://www.jangkar.go.id diakses pada tanggal 22 Januari 2012.
Neufert, Ernst. 1992. Neufert Architect,Data, Jilid 1, Edisi 3 Erlangga, Jakarta.
Over Kapasitas Lembaga Pemasyarakatan, tersedia pada http://www.ditjenpas.go.id diakses pada tanggal 22 Januari 2012.
Peta pulau bali diambil dari : www.BALI MAP ( PETA BALI)bali-borneo.cc.cc diakses pada tanggal 25 april 2012.
R Achmad S. Soema Dipradja dan Romli Atmasasmita, System Pemasyarakatan Di Indonesia, hal. 23-24 RDTR Kabupaten Badung, Bappeda Kabupaten Badung.
RTRW Kabupaten Badung Tahun 1995,tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Badung. Situs Portal Kabupaten Badung_profil. 2010
Standartd Minimum Rules For The Treatment Of Prisoner tanggal 31 juli 1957 Topografi Kodam IX Udayana, Badung Dalam Angka, 2010
Undang Undang Republik Indonesia No. 12 Tahun 1995, Tentang Lembaga Pemasyarakatan,, Departemen Kehakiman Republik Indonesia, Tahun 1995