• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Lokasi, Harga dan Fasilitas Terhadap Loyalitas Konsumen Doorsmeer Perdana Exspress Service Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Lokasi, Harga dan Fasilitas Terhadap Loyalitas Konsumen Doorsmeer Perdana Exspress Service Medan"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Pemasaran Jasa

Menurut Kotler dalam Fajar (2008:4) manajemen pemasaran adalah proses

perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran

gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi

sasaran-sasaran individu dan organisasi.

Menurut Lovelock (2012:15) “Jasa adalah suatu bentuk sewa menyewa yang

dapat memberikan suatu manfaat bagi konsumen”. Kata sewa digunakan sebagai

istilah umum untuk menunjukkan suatu pembayaran yang dilakukan untuk

menggunakan atau mengakses sesuatu biasanya untuk jangka waktu tertentu dan

bukan dilakukan untuk membeli hal tersebut.

Secara garis besar karakteristik jasa terdiri atas (Tjiptono 2005:18) :

1. Intangibility (tidak berwujud)

Jasa berbeda dengan barang, karena barang merupakan suatu objek, alat

atau benda, maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan, pengalaman,

proses, kinerja atau usaha.

2. Inseparability (tidak terpisahkan)

Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual lalu dikonsumsi, sedangkan

jasa umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan

dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama.

3. Variability/Heterogenety (keanekaragaman)

Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non standarddized

(2)

4. Perishability (tidak tahan lama)

Maksud dari pernyataan ini adalah jasa tidak dapat disimpan dan

dimasukkan ke dalam gudang atau dijadikan persediaan. Contohnya :

makanan yang telah dimasak pada restoran.

5. Lack Of Ownership

Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang.

Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan

dan manfaat produk yang dibelinya.

2.1.2 Bauran Pemasaran

Menurut Kotler dan Armstrong (2001:98) mengatakan, Marketing Mix adalah

campuran dari variabel pemasaran yang dapat dikendalikan (controllable variabels)

yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk mengejar tingkat penjualan yang

diinginkan dalam pasar sasaran. Marketing Mix terdiri dari 4 (empat) unsur, yaitu:

1. Product (Produk)

2. Price (Harga)

3. Place (Tempat)

4. Promotion (Promosi)

Bauran pemasaran adalah seperangkat alat yang dapat digunakan pemasar

untuk membentuk karakteristik jasa yang ditawarkan kepada pelanggan (Tjiptono

2005:30). Selain unsur 4P, Tjiptono menambahkan : people, physical evidence,

process, dan customer service:

1. People

People berarti orang yang melayani ataupun merencanakan pelayanan

terhadap para konsumen. Karena sebagian besar jasa dilayani oleh orang,

(3)

memberikan kepuasan terhadap pelanggan. Setiap karyawan harus

berlomba-lomba berbuat kebaikan terhadap konsumen dengan sikap

perhatian, responsif, inisiatif, kreatif, pandai memecahkan masalah, sabar

dan ikhlas (Tjiptono 2005:31)

2. Physical Evidence

Physical Evidence berupa bukti fisik berarti konsumen akan melihat

keadaan nyata yang menghasilkan jasa tersebut. Misalnya orang yang

berkunjung ke bank akan memperhatikan bangunan, interior, peralatan,

perabot, bahkan sampai ke pakaian seragam karyawan. Lebih rinci,

beberapa contoh bukti fisik ialah untuk fasilitas eksternal misalnya,

konsumen akan memperhatikan desain eksterior, tempat parkir,

taman-taman, suasana lingkungan dan sebagainya. Untuk fasilitas interior

konsumen akan memperhatikan perlengkapan, gambar-gambar, penataan

ruang, kesegaran udara, dan temperatur suhu ruangan (Tjiptono

2005:31).

3. Process

Proses ini terjadi di luar pandangan konsumen. Konsumen tidak tahu

bagaimana proses terjadi, yang penting jasa yang ia terima harus

memuaskan. Yang penting semua proses operasional, apalagi yang

berhubungn dengan konsumen harus betul-betul memuaskan. Semua

rantai nilai yang ikut dalam proses tersebut harus bekerjasama dengan

penampilan yang prima (Tjiptono 2005:32).

4. Customer Service

Customer service (layanan pelanggan) memiliki perbedaan makna pada

(4)

diartikan sebagai kualitas total jasa yang dipersepsikan oleh pelanggan.

Oleh sebab itu, tanggung jawab bauran pemasaran ini tidak hanya bisa

diserahkan pada departemen layanan pelanggan saja. Semua personil

harus memiliki perhatian dan tanggung jawab terhadap masalah layanan

pelanggan ini. Manajemen kualitas jasa layanan pelanggan yang

ditawarkan berkaitan erat dengan kebijakan desain produk dan personalia

(Tjiptono 2005:32).

2.2 Lokasi Usaha

2.2.1 Pengertian Lokasi Usaha

Menurut Lupiyoadi (2001:80) lokasi yaitu keputusan yang dibuat

perusahaan berkaitan dengan di mana operasi dan stafnya akan ditempatkan.

Pentingnya lokasi bagi perusahaan jasa tergantung dari tipe dan derajat interaksi

yang terlibat. Untuk penentuan lokasi ini, perusahaan perlu melihat tipe interaksi

konsumen dan jasa yang disediakan. Terdapat tiga jenis interaksi yang

mempengaruhi lokasi, yaitu :

1. Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan) : apabila

keadaannya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting.

Perusahaan sebaiknya memilih tempat dekat dengan konsumen

sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain harus strategis.

2. Pemberi jasa mendatangi konsumen : dalam hal ini lokasi tidak terlalu

penting, tetapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa harus

tetap berkualitas

3. Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung : berarti

(5)

sangat tidak penting selama komunikasi antara kedua belah pihak

dapat terlaksana.

2.2.2 Pemilihan Lokasi Usaha

Pemilihan lokasi merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap

kesuksesan suatu usaha, karena pemilihan lokasi juga berhububungan dengan

keputusan pembelian konsumen. Lokasi yang paling ideal bagi perusahaan

adalah lokasi dimana biaya operasinya paling rendah/serendah mungkin. Lokasi

yang salah, akan menyebabkan biaya operasi perusahaan tinggi. Sebagai

akibatnya, tidak akan mampu bersaing, yang sudah barang tentu menyebabkan

kerugian. Oleh karena itu lokasi tempat usaha yang tepat merupakan tuntutan

yang mutlak harus dipenuhi oleh setiap perusahaan.

Menurut Alma (2003:105) untuk menentukan lokasi yang strategis perlu

dipertimbangkan hal-hal berikut:

1. Karakteristik demografi konsumen

2. Kondisi ekonomi setempat

3. Keadaan penduduk setempat

4. Persaingan

5. Iklim sosial dan perdagangan

2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lokasi Usaha

Menurut Tjiptono (2002:92) pemilihan tempat/lokasi fisik memerlukan

pertimbangan cermat terhadap faktor-faktor berikut:

1. Akses, misalnya lokasi yang dilalui atau mudah di jangkau sarana

(6)

2. Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas

dari jarak pandang normal.

3. Lalu lintas (traffic), menyangkut dua pertimbangan utama:

a. Banyaknya orang yang lalu-lalang bisa memberikan peluang besar

terhadap terjadinya buying, yaitu keputusan pembelian yang

sering terjadi spontan, tanpa perencanaan, dan atau tanpa melalui

usaha-usaha khusus.

b. Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa juga jadi hambatan.

4. Tempat parkir yang luas, nyaman, dan aman, baik untuk kendaraan

roda dua maupun roda empat.

5. Ekspansi, yaitu tersedianya tempat yang cukup luas apabila ada

perluasan di kemudian hari.

6. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung produk yang

ditawarkan. Sebagai contoh, restoran/rumah makan berdekatan

dengan daerah pondokan, asrama, mahasiswa kampus, sekolah,

perkantoran, dan sebagainya.

7. Persaingan, yaitu lokasi pesaing. Sebagai contoh, dalam menentukan

lokasi restoran, perlu dipertimbangkan apakah dijalan/daerah yang

sama terdapat restoran lainnnya.

8. Peraturan pemerintah, misalnya ketentuan yang melarang pabrik

berlokasi terlalu berdekatan dengan pemukiman penduduk/tempat

(7)

2.3 Harga

2.3.1 Pengertian Harga

Menurut Laksana (2008:105) harga adalah jumlah uang (kemungkinan

ditambah beberapa barang) yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa

kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya. Berdasarkan

definisi tersebut maka harga merupakan jumlah uang yang diperlukan sebagai

penukar berbagai kombinasi produk dan jasa, dengan demikian maka suatu

harga haruslah dihubungkan dengan bermacam-macam barang atau pelayanan,

yang akhirnya akan sama dengan sesuatu yaitu produk dan jasa.

Menurut Kotler dan Amstrong (2001:439) harga adalah sejumlah nilai

yang dibebankan atas suatu produk atau jumlah dari nilai yang ditukar

konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk

tersebut.

Jadi kesimpulan untuk harga adalah sejumlah uang yang ditagih atas

suatu barang atau jasa dan merupakan kombinasi yang tepat antara kualitas dan

pelayanan lain yang diberikan pihak produsen kepada konsumen produk

tersebut. Sehingga harga menjadi variabel yang sangat penting dalam pemasaran

yang mempengaruhi keputusan pembelian seorang konsumen.

Tjiptono (2006:152) mengatakan bahwa, harga memiliki dua peranan

utama dalam mempengaruhi minat beli, yaitu:

1. Peranan alokasi dari harga

Fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara

memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan

(8)

membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan

daya belinya pada berbagai jenis barang dan jasa. Pembeli

membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia,

kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.

2. Peranan informasi dari harga

Fungsi harga dalam mendidik konsumen mengenai faktor-faktor

produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi

dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk

atau manfaatnya secara obyektif. Persepsi yang sering berlaku adalah

bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi.

2.3.2 Strategi Penetapan Harga Produk Baru dan Harga Bauran Produk

Harga yang ditetapkan atas suatu produk baru harus dapat memberikan

pengaruh yang baik bagi pertumbuhan pasar. Selain itu untuk mencegah

timbulnya persaingan yang sengit. Menurut Tjiptono (2006:172), ada dua hal

yang perlu diperhatikan dalam penetapan harga produk baru dan harga bauran

produk yaitu:

1. Skimming Pricing

Merupakan strategi yang menetapkan harga tinggi pada suatu produk

baru, dengan dilengkapi aktifitas promosi yang gencar, tujuannya

adalah :

a. Melayani pelangggan yang tidak terlalu sensitive terhadap harga,

selagi persaingannya belum ada.

b. Untuk menutupi biaya-biaya promosi dan riset melalui margin

(9)

c. Untuk berjaga-jaga terjadinya kekeliruan dalam penetapan harga,

karena akan lebih mudah menurunkan harga dari pada menaikan

harga awal.

2. Penetration Pricing

Merupakan strategi dengan menetapkan harga rendah pada awal

produksi, dengan tujuan dapat meraih pangsa pasar yang besar dan

sekaligus menghalangi masuknya para pesaing. Dengan harga rendah

perusahaan dapat pula mengupayakan tercapainya skala ekonomi dan

menurunnya biaya per-unit. Strategi ini mempunyai perspektif jangka

panjang, dimana laba jangka pendek dikorbankan demi tercapainya

keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Ada empat bentuk harga

yang menggunakan strategi ”Penetration Pricing”, antara lain;

a. Harga yang dikendalikan (restrained price), yaitu harga yang

ditetapkan dengan tujuan mempertahankan tingkat harga tertentu

selama periode inflasi.

b. Elimination price, yaitu merupakan penetapan harga pada tingkat

tertentu yang dapat menyebabkan pesaing-pesaing tertentu

(terutama yang kecil) keluar dari persaingan.

c. Promotion price adalah harga yang ditetapkan rendah dengan

kualitas sama, dengan tujuan untuk mempromosikan produk

tertentu.

d. Keep-out price, merupakan penetapan harga tertentu sehingga

(10)

2.3.3 Strategi Penyesuaian Harga

Perusahaan biasanya menyesuaikan harga dasar mereka untuk

memperhitungkan perbedaan pelanggan dan perubahan situasi. Menurut Kotler

& Amstrong, (2001:485), terdapat beberapa strategi penyesuaian harga

diantaranya:

1. Penetapan harga diskon dan pengurangan harga

Mengurangi harga untuk memberikan penghargaan kepada pelanggan

yang memberikan tanggapan seperti membayar lebih awal atau

mempromosikan produk. Macam-macam diskon yang ditawarkan

perusahaan:

a. Diskon kas adalah pengurangan harga pada pembeli yang

membayar tagihan mereka tepat waktu.

b. Diskon kuantitas adalah pengurangan harga bagi pembeli yang

membeli dalam volume besar.

c. Diskon fungsional adalah pengurangan harga yang ditawarkan

penjual bagi anggota jalur distribusi yang melakukan

fungsi-fungsi tertentu.

d. Diskon musiman adalah pengurangan harga bagi pembeli yang

membeli barang atau jasa diluar musim.

2. Potongan harga (allowance) adalah jenis lain pengurangan dari daftar

harga. Potongan harga terbagi menjadi dua yaitu :

a. Potongan harga tukar tambah, adalah pengurangan harga yang

diberikan karena menukarkan barang lama ketika membeli barang

(11)

b. Potongan harga promosi adalah pembayaran atau pengurangan

harga sebagai imbalan bagi para dealer karena berpartisipasi

dalam program pemasangan iklan dan dukungan penjualan.

3. Penetapan Harga Tersegmentasi

Perusahaan sering menyesuaikan harga dasar mereka untuk

memperhitungkan adanya perbedaan-perbedaan jenis pelanggan,

produk, dan lokasi. Dalam penetapan harga tersegmentasi, perusahaan

menjual barang atau jasa pada dua atau lebih harga, walaupun

perbedaan harga tersebut tidak didasarkan pada perbedaan biaya.

4. Penetapan Harga Psikologis

Sebuah pendekatan penetapan harga yang mempertimbangkan

psikologi harga dan tidak semata-mata harga ekonomi. Aspek lain

dari penetapan harga psikologi adalah harga acuan. Harga acuan

adalah harga-harga yang lekat dibenak pembeli dan mereka gunakan

sebagai acuan ketika melihat produk tertentu. Harga acuan bisa

dibentuk dengan mencatat harga-harga sekarang, dengan mengingat

harga-harga masa lalu, atau mengkaji situasi pembelian.

5. Penetapan Harga Promosi

Menetapkan harga produk secara temporer di bawah daftar harga dan

kadang-kadang bahkan di bawah biaya, untuk meningkatkan

(12)

6. Penetapan Harga secara geografis

Perusahaan harus memutuskan cara menetapkan harga bagi para

pelanggan yang berlokasi di bagian negara atau bagian dunia yang

berbeda.

7. Penetapan Harga Internasional

Harga harus ditetapkan oleh perusahaan di negara tertentu tergantung

dari banyak faktor, yang meliputi kondisi perekonomian, situasi

persaingan, hukum dan peraturan, dan kemajuan sistem perdagangan

besar dan eceran.

2.4 Fasilitas

2.4.1 Pengertian Fasilitas

Menurut Tjiptono (2006:184) fasilitas adalah sumber daya fisik yang

harus ada sebelum suatu jasa dapat ditawarkan kepada konsumen. Fasilitas dapat

pula berupa segala sesuatu yang memudahkan konsumen dalam memperoleh

kepuasan. Karena suatu bentuk jasa tidak bisa dilihat, tidak bisa dicium dan

tidak bisa diraba maka aspek wujud fisik menjadi penting sebagai ukuran dari

pelayanan.

Sebenarnya kegiatan penjualan tidak berakhir pada saat pesanan dari

pembeli telah dipenuhi, tetapi juga dengan memberikan fasilitas kepada mereka.

Kotler (2007:44) mengartikan fasilitas sebagai segala sesuatu yang telah

disediakan oleh perusahaan untuk konsumen yang dapat memberikan

kenyamanan, keamanan, kemudahan, dan kepuasan. Pemberian fasilitas

(13)

dimasa-masa yang akan datang. Karenanya perusahaan jasa perlu memberikan fasilitas

yang sebaik-baiknya kepada konsumennya.

Tujuan dari fasilitas adalah untuk mencapai tingkat kepuasan konsumen

dan diharapkan konsumen akan mau untuk mengulangi lagi membeli jasa yang

disediakan oleh perusahaan. Dengan begitu perusahaan telah membentuk suatu

kesan yang baik terhadap konsumen sehingga mendorong mereka agar mau

berhubungan dengan perusahaan setiap kali mereka membutuhkan jasa yang ada

pada perusahaan.

2.4.2 Unsur-Unsur Penyediaan Fasilitas Dalam Usaha Jasa

Konsumen memang harus dipuaskan, sebab kalau tidak akan

meninggalkan perusahaan dan menjadi konsumen dari pesaing. Hal ini akan

menyebabkan penurunan pendapatan dan pada gilirannya akan menurunkan laba

dan bahkan dapat menyebabkan kerugian pada perusahaan. Konsumen yang

ingin mencari kenyamanan selama proses menunggu pelaksanaan layanan jasa

akan lebih merasa nyaman bila fasilitas yang digunakan oleh pelanggan dibuat

nyaman dan menarik. Menurut Tjiptono (2006:46-48), Unsur–unsur yang perlu

dipertimbangkan dalam penyediaan fasilitas dalam usaha jasa yaitu :

1. Pertimbangan/perencanaan spasial

Aspek-aspek seperti proporsi, tekstur, warna dan lain-lain

dipertimbangkan, dikombinasikan dan dikembangkan untuk

memancing respon intelektual maupun emosional dari pemakai atau

orang yang melihatnya.

(14)

2. Perencanaan ruang

Unsur ini mencakup perencanaan interior dan arsitektur, seperti

penempatan perabotan dan perlengkapannya dalam ruangan, desain

aliran sirkulasi, dan lain-lain. Seperti penempatan ruang tunggu perlu

diperhatikan selain daya tampungnya, juga perlu diperhatikan

penempatan perabotan atau perlengkapan tambahannya.

3. Perlengkapan/perabotan

Perlengkapan/perabotan berfungsi sebagai sarana yang memberikan

kenyamanan, sebagai pajangan atau sebagai infrastruktur pendukung

bagi penggunaan barang para pelanggan. Yang dimaksud dengan

perlengkapan dalam penelitian ini seperti: ketersediaan listrik, meja

atau kursi, internet hot spot area,lukisan atau bacaan, peralatan tulis

dan lain-lain.

4. Tata cahaya dan warna

Tata cahaya yang dimaksud adalah adalah warna jenis pewarnaan

ruangan dan pengaturan pencahayaan sesuai sifat aktivitas yang

dilakukan dalam ruangan serta suasana yang diinginkan. Warna dapat

dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi, menimbulkan kesan

rileks, serta mengurangi tingkat kecelakaan. Warna yang

dipergunakan untuk interior fasilitas jasa perlu dikaitkan dengan efek

emosional dari warna yang dipilih.

5. Pesan-pesan yang disampaikan secara grafis

Aspek penting dan saling terkait dalam unsur ini adalah penampilan

(15)

pencahayaan, dan pemilihan bentuk perwajahan lambang atau tanda

yang dipergunakan untuk maksud tertentu. Seperti foto, gambar

berwarna, poster, petunjuk peringatan atau papan informasi (yang

ditempatkan pada lokasi/tempat untuk konsumen).

6. Unsur pendukung

Keberadaan fasilitas utama tidak akan lengkap tanpa adanya fasilitas

pendukung lainnya, seperti: tempat ibadah, toilet, tempat parkir,

tempat lokasi makan dan minum, mendengarkan musik atau

menonton televisi, internet area yang luas yang selalu diperhatikan

tingkat keamanannya.

2.5 Loyalitas Konsumen

2.5.1 Pengertian Loyalitas Konsumen

Menurut Kartajaya dan Bayu (2014:42) loyalitas konsumen adalah

mereka yang sangat puas dengan produk dan pelayanan tertentu,konsumen

tersebut melakukan pembelian ulang,konsumen puas mau memberikan

rekomendasi baik secara aktif ataupun pasif, dan pelanggan yang loyal tersebut

akan memperluas “kesetiaan” mereka pada produk-produk lain buatan produsen

yang sama dan pada akhirnya mereka adalah konsumen yang setia pada

produsen atau perusahaan tertentu untuk selamanya.

2.5.2 Tahap Pertumbuhan Loyalitas Konsumen

Secara sederhana sebelum membeli suatu barang atau jasa,

konsumenmembentuk suatu keyakinan dalam dirinya tentang produk tersebut,

kemudian memiliki perasaan suka atau tidak suka dan pada akhirnya akan

(16)

menjadi loyal kepada perusahaan dan produk atau jasa yang ditawarkan

sangatlah penting oleh karena itu ada beberapa tahapan untuk menjadikan calon

pembeli menjadi pelanggan yang loyal, menurut Griffin (2005:35) adalah:

1. Suspects

Meliputi semua orang yang akan membeli barang perusahaan. Kita

menyebutnya suspect karena yakin bahwa mereka akan berbuat tetapi

belum tau apapun mengenai perusahaan, barang dan jasa yang

ditawarkan.

2. Prospects

orang-orang yang memiliki produk dan jasa tertentu dan mempunyai

kemampuan untuk membelinya, para prospect ini meskipun mereka

belum melakukan pembelian, mereka telah mengetahui keberadaan

perusahaan, barang dan jasa yang ditawarkannya.

3. Disqualified prospect

prospect yang mengetahui keberadaan barang dan jasa tetapi tidak

mempunyai kebutuhan dan kemampuan untuk membeli, disini

konsumen sudah mengetahui harga atau tarif dari barang dan jasa

yang ditawarkan.

4. First time customer (pelanggan pemula)

Konsumen yang membeli pertama kali, mereka masih menjadi

(17)

5. Repeat customer (pelanggan berulang)

Konsumen yang telah melakukan pembelian berulang suatu produk

sebanyak dua kali atau lebih, biasa produk yang sama atau produk

yang berada dalam dua kesempatan yang berbeda pula.

6. Client (pelanggan tetap)

Konsumen yang membeli semua produk yang ditawarkan dan

berlangsung lama, yang membuat mereka tidak terpengaruh oleh

tarikan pesaing lain.

7. Advocates (penganjur)

Seperti halnya clients, advocates membeli barang dan jasa yang

ditawarkan dan yang mereka butuhkan, serta merupakan pembelian

secara teratur, selain itu mereka mendorong teman-temannya agar

membeli barang dan jasa perusahaan tersebut pada orang lain, dengan

begitu dengan tidak secara langsung mereka telah melakukan

pemasaran untuk perusahaan dan membawa konsumen untuk

perusahaan.

Beberapa tahapan untuk menjadikan calon pembeli menjadi pelanggan

yang loyal di atas seperti Suspects, Prospects, Disqualified prospect, First time

customer (pelanggan pemula), Repeat customer (pelanggan berulang), Client

(pelanggan tetap), Advocates (penganjur) diungkapkan oleh Griffin dengan

(18)

2.5.3 Indikator Loyalitas Konsumen

Menurut Griffin (2005: 31), indikator Loyalitas adalah sebagai berikut:

1. Melakukan pembelian secara berulang dan menunjukkan kekebalan

terhadap tarikan dari pesaing.

2. Mereferensikan kepada orang lain.

3. Membicarakan hal-hal yang positif kepada orang lain.

4. Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing.

2.6 Penelitian Terdahulu

Hasil penelitan hipotesis pertama menunjukan lokasi, produk, dan pelayanan pada pelangan secara serempak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen pada percetakan CV. Waty Grafika Medan. Secara parsial variabel lokasi tidak berpengaruh signifikan

terhadap kepuasan konsumen,

namun variabel produk dan

pelayanan pelangan berpengaruh

signifikan terhadap kepuasan

konsumen. Pada nilai Uji-t

Analisis jalur Jenis penelitian yang dipakai adalah

penelitian kuantitatif, pengambilan

sampel menggunakan purposive

sampling dan menggunakan metode path analisis. Hasil penelitian ini

menunjukkan kualitas pelayanan,

lokasi dan harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan bengkel Metamora Jaya

(19)

pengaruh yang paling dominan terhadap kepuasan pelanggan dengan nilai uji-t signifikan 0,007<0,05 dan nilai ttabel 1,983 dimana nilai thitung (3,686> ttabel1,983 sehingga hipotesis diterima

Analisis jalur Jenis penelitian yang dipakai adalah

penelitian kuantitatif, pengambilan sampel menggunakan purposive

sampling, dan menggunakan

metode path analisis. Hasil

penelitian ini menunjukkan

pengaruh positif pada fasilitas, kualitas pelayanan dan kepuasan

pelanggan terhadap minat

mereferensikan kepada calon-calon pelanggan yang lain. Fasilitas, kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan berpengaruh positif dan signifikan untuk mereferensikan.

2.7 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek

penelitian ditujukan, dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antar variabel

yang secara logis diterangkan dan dikembangkan dari perumusan masalah yang telah

diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi, dan survey literature (Kuncoro

2003:44). Pada penelitian ini dapat dijelaskan variabel harga berpengaruh terhadap

loyalitas, hal ini sesuai dengan teori yang mendukung harga berpengaruh terhadap

loyalitas. Penentuan harga dipengaruhi pemberi jasa memberikan jaminan akan

produknya namun dengan harga relatif lebih mahal, sesuai dengan tempat penelitian

(20)

Salah satu faktor yang menentukan loyalitas konsumen adalah lokasi usaha.

Agar usaha yang dijalankan dapat bersaing secara efektif, lokasi usaha haruslah

strategis dan mudah untuk dijangkau. Apabila lokasi yang didirikan untuk usaha

tidak strategis dan tidak nyaman maka yang akan terjadi adalah pelanggan tidak akan

datang dan para pelanggan akan mencari doorsmeer yang memiliki lokasi lebih

strategis sehingga mudah untuk dijangkau.

Faktor pendorong loyalitas konsumen lainnya adalah dengan adanya faktor

rencana pemasaran. Para pengusaha perlu memperhatikan faktor pemasaran, salah

satu dari faktor pemasaran adalah harga yang kompetitif. Fasilitas juga turut berperan

dalam menjaring konsumen untuk menciptakan loyalitas konsumen. Untuk

menumbuhkan loyalitas penyedia jasa harus terlebih dahulu memberikan kepuasan

kepada pelanggannya. Kepuasan tersebut dapat dicapai dengan memberikan fasilitas

yang baik juga memadahi dan kualitas pelayanan yang optimal.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa lokasi, harga dan

fasilitas mempengaruhi terhadap loyalitas konsumen yang digambarkan pada suatu

kerangka konseptual sebagai berikut :

Sumber: Kotler & Amstroong (2001), Lupiyoadi (2001), Sumarwan (2002) dan Griffin (2003)

Gambar 2.1: Kerangka Konseptual

Lokasi Usaha (X1)

Harga (X2)

Fasilitas (X3)

(21)

2.8 Hipotesis

Hipotesis menurut Sugiyono (2006 : 70) adalah “jawaban sementara terhadap

rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan

dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Berdasarkan perumusan masalah sebelumnya,

maka hipotesis dari penelitian ini adalah: “Lokasi, Harga dan Fasilitas berpengaruh

signifikan terhadap Loyalitas Konsumen doorsmeer Perdana Ekspress Service

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1: Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

[r]

 KONTRIBUSI INDOCEMENT DALAM PROGRAM INI, YANG JUGA SESUAI DENGAN SALAH SATU SDGs, ADALAH MENGEDUKASI MASYARAKAT SEKITAR KOMPLEKS PABRIK AGAR TERLIBAT AKTIF DALAM MITIGASI

Permasalahan yang akan muncul dalam penelitian ini adalah perbedaan hasil interpretasi survey PTS injection dan flowing dalam menentukan letak feedzone, yang tidak sesuai

• Over supply of about 36.9 mio tons in 2016 and up to 39.7 mio tons in 2017 will change the cement market outlook and we expect the continuing tight. competition among 19 brands

Strong concrete and bulk cement demand anticipated in Sumatera, Greater Jakarta, Central, and East Java in 2018 due to Government’s infrastructure projects and the multiplier

Dari hasil Methylene Blue Test dapat diketahui jenis mineral yang berada pada Formasi Gumai Shale adalah mineral clay illite, yaitu salah satu mineral yang reaktif terhadap air,

Pergeseran makna di atas, mendorong adanya perkembangan, perubahan sarana maupun prosesi dalam pelaksanaanya. Salah satu contoh dalam hal sarana penunjang yang

Berdasarkan Penetapan Hasil Kualifikasi Nomor : 01.11/PPBJ/Dishubkominfo/2013 tanggal 20 Februari 2013 atas Pengadaan Konsultan Perencanaan Pembangunan Dermaga Pelabuhan