• Tidak ada hasil yang ditemukan

karakteristik akseptor kontrasepsi mow di desa kti kebidanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "karakteristik akseptor kontrasepsi mow di desa kti kebidanan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di dunia Internasional menghadapi masalah penduduk pada akhir dekade

60-an, selain mempengaruhi strategi dan praktek pembangunan ekonomi kiranya ikut

mempengaruhi kebijakan terhadap masalah kependudukan. Problem pertumbuhan

penduduk telah menjadi fokus persoalan, bahkan mengurangi angka pertumbuhan

kependudukan dilihat sebagai salah satu kunci dalam menyelesaikan persoalan yang

lebih luas yaitu kemiskinan dan keterbelakangan (Juliantoro : 2000). Salah satu sebab

dari keterbelakangan ialah karena meledaknya penduduk seluruh dunia telah

bertambah lebih dua kali lipat dalam masa satu abad (Adams : 1984).

Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu isi gagasan Primary Health Care untuk mencapai Health For All The Yeart 2000. Melihat kenyataan ini sehingga

sebagai usaha dilakkukan untuk menyatukan pendapat dan menerapkan strategi

dengan tujuan utama menekan laju pertumbuhan penduduk di negara masing-masing

(Manuaba : 1999). Indonesia menghadapi masalah dengan jumlah dan kualitas

Sumber Daya Manusia (SDM) dengan kelahiran 5.000.000 per tahun.

Keluarga berencana adalah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan keluarga

dengan jalan memberikan nasihat perkawinan, pengobatan kemandulan dan

penjarangan kelahiran (Dep.Kes RI : 1991).

(2)

Peran lembaga BKKBN mampu menurunkan angka Total Fertility Rate (TFR) sehingga telah memberikan kontribusi terhadap keberhasilan program KB nasional.

Keberhasilan itu antara lain semakin menurunnya angka TFR. Keberhasilan itu antara

lain semakin menurunnya antara Total Fertility Rate (TFR) dari 5,6 tahun 1970 menjadi 2,6 tahun 2002. Dengan demikian juga laju pertambahan penduduk

turun dari 3,6 % tahun 1970 menjadi 11,49 % tahun 2000 (http://www.bkkbn.go.id :

2006).

Tujuan keluarga berencana adalah meningkatkan derajat kesehatan dan

kesejahteraan ibu dan anak serta keluarga dan bangsa pada umumnya. Selain itu

untuk meningkatkan martabat kehidupan rakyat dengan cara menurunkan angka

kelahiran sehingga pertumbuhan penduduk tidak melebihi kemampuan untuk

meningkatkan reproduksi (BKKBN : 1980).

Program KB Nasional dilakukan salah satu diantaranya yakni mengakhiri

kehamilan dengan metode yang paling efektif yaitu Medis Operatif Wanita (MOW),

khususnya untuk Pasangan Usia Subur (PUS) wanita usia minimal 35 tahun dan telah

memiliki 2 orang anak atau lebih. Oleh karena itu pengikutsertaan pasangan usia

subur wanita dalam kependudukan dan KB merupakan usaha yang sangat tepat sebab

MOW sangat efektif dan aman bagi hampir semua pasangan usia subur wanita yang

tidak ingin mempunyai anak lagi terutama bagi pasangan yang masih relatif muda

(3)

Pengembangan metode kontap MOW masih jauh tertinggal, hal ini

disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan MOW diantaranya

pendidikan, pekerjaan, ekonomi dan paritas selain karena adanya hambatan yang

ditemukan pada pemakaian alat kontrasepsi maupun pelaksanaan program di

lapangan yaitu kebutuhan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan

perkembangan pemakaian alat kontraspsi maupun hambatan medis adalah penting

untuk kelangsungan program KB selanjutnya, adanya rumor yang terjadi di lapangan,

misalnya : kekhawatiran menurunnya gairah seks (Dep.Kes RI : 1991).

Mengingat metode kontap MOW paling efektif tetapi dari data yang dira

ngkum oleh sistem pencatatan pelaporan di dalam program KB nasional ternyata

hanya 37,32% peserta KB aktif menggunakan MOW (Laporan Bulanan BKKBN

Kota Metro : 2005), pencapaian peserta KB aktif MOW di Kota Metro berjumlah

37,51% selanjutnya khusus untuk Kecamatan Metro Barat data pencapaian KB aktif

MOW berjumlah 35,81% dari 2.597 orang dari keseluruhan pasangan usia subur

untuk wilayah Kecamatan Metro Barat Tahun 2005 (Laporan Bulanan BKKBN Kota

Metro : 2005).

Tabel 1. Pencapaian Peserta KB Aktif Kota Metro bulan Agustus 2005

No Kecamatan PUS MOW Total PA (%)

1 Metro Pusat 7.720 216 5.582 38,69

2 Metro Utara 4.652 127 3.507 36,21

3 Metro Barat 3.735 93 2.597 35,81

4 Metro Timur 5.508 188 3.984 47,18

5 Metro Selatan 2.488 34 1.869 18,19

Kota Metro 24.103 658 17.539 37,15

(4)

Berdasarkan data-data di atas dapat disimpulkan bahwa pencapaian MOW

masih sangat rendah hal ini kemungkinan disebabkan faktor pendidikan, pekerjaan,

ekonomi dan paritas. Untuk itu penulis ingin karakteristik akseptor kontrasepsi MOW

di Desa Mulyojati Kecamatan Metro Barat tahun 2006.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah peneliti merumuskan

permasalahan sebagai berikut “Bagaimana karakteristik akseptor kontrasepsi MOW

di Desa Mulyojati Kecamatan Metro Barat tahun 2006?”

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Tujuan umum untuk penelitian ini mengetahui karakteristik akseptor kontap

MOW di Desa Mulyojati Kecamatan Metro Barat tahun 2006.

2. Tujuan Khusus

Dengan memperhatikan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka

tujuan khusus penelitian ini adalah :

a. Diperolehnya karakteristik akseptor kontap MOW berdasarkan tingkat

pendidikan.

b. Diperolehnya karakteristik akseptor kontap MOW berdasarkan

(5)

c. Diperolehnya karakteristik akseptor kontap MOW berdasarkan tingkat

ekonomi.

d. Diperolehnya karakteristik akseptor kontap MOW berdasarkan paritas.

D. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang Lingkup penelitian sebagai berikut :

1. Sifat penelitian : Deskriptif.

2. Subjek penelitian : Akseptor kontap MOW.

3. Objek penelitian : Karakteristik akseptor kontap MOW.

4. Lokasi pelitian : Desa Mulyojati Kecamatan Metro Barat.

5. Waktu penelitian : April – Mei 2006.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Puskesmas Mulyojati

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pemberi

pelayanan KB dalam memberikan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) guna

meningkatkan minat masyarakat dalam menggunakan metode kontap MOW dan

meningkatkan mutu pelayanan kontrasepsi.

2. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat, khususnya

memperluas pengetahuan dibidang pendidikan, KB dan kesehatan serta referensi bagi

Referensi

Dokumen terkait

PHQHQWXNDQ MXPODK NDQGXQJDQ &+ \DQJ GLKDVLONDQ GDQ NDQGXQJDQ PHWDQD GDODP ELRJDV VDQJDW EHUSHQJDUXK WHUKDGDS GD\D \DQJ GLNHOXDUNDQ EHVDU DWDX NHFLOQ\D GD\D PHQMDGL XNXUDQ

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana yang dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Penerima Bantuan Program Pendidikan

Adapun penanggulangan kelelahan kerja menurut Setyawati (1997) yaitu : 1) Lingkungan kerja bebas dari zat berbahaya, penerangan memadai sesuai dengan jenis pekerjaan yang

The act of running the Program is not restricted, and the output from the Program is covered only if its contents constitute a work based on the Program (independent of having

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti kepada 45 responden dan responden yang diperoleh peneliti dan sesuai dengan kriteria responden pada sampel dan

Guru perlu Guru perlu memberikan memberikan contoh teladan contoh teladan yang baik dalam yang baik dalam berkata, berkata, bersikap, dan bersikap, dan bertingkah laku bertingkah

Hal ini karena pada waktu interaksi yang sama jumlah partikel antara 100 ppm lebih sedikit daripada 400 ppm sehingga dengan kapasitas adsorpsi adsorben yang

• Gagal nafas adalah ketidakmampuan sistem pernafasan untuk mempertahankan oksigenasi darah normal (PaO2), eliminasi karbon dioksida (PaCO2) dan pH